Dunia yang hampa.
Dunia yang kosong.
Dunia yang gelap.
Dunia tanpa ada kehidupan.
Itulah kata-kata yang cocok digunakan untuk menggambarkan bagaimana keadaan dunia sebelum illia atau sang pencipta menciptakan isi dari dunia.
Illia adalah awal mula terbentuknya dunia ini tercipta. Dia menciptakan dunia dengan 4 makhluk dengan 4 tempat yang berbeda sebagai penghuni dunia.
Pertama adalah para dewa yang tinggal dilangit, mereka dianugerahi dengan kekuatan sihir yang kuat.
kedua adalah manusia yang tinggal di bumi yang diberkahi kecerdasan akal yang luarbiasa.
Ketiga adalah iblis, mereka tinggal di bumi bagian selatan dekat tembok es besar bernama Antartika dan mereka diberkahi kekuatan fisik yang kuat.
Dan yang terakhir adalah 7 malaikat tertinggi yang berada di surga (tempat tinggal illia berada) mereka memiliki semua keberkahan yang ada di dunia ini.
Namun apakah mereka hanya menjadi objek di dunia ini?
Tentu saja tidak.
Illia memberikan mereka akal, hawa, nafsu dan perasaan.
Dengan adanya akal maka mereka melakukan apapun yang menurut akal mereka benar.
Mereka ditempatkan didunia tanpa diberitahu bahwa mereka tidak sendiri (4 makhluk yang diciptakan illia).
akhirnya Lama kelamaan mereka menyadari bahwa mereka tidak hidup sendiri.
Lalu apa yang mereka lakukan?
Tentu saja mereka bersaing, Tapi tidak dengan para malaikat karena mereka hampir mencapai kesempurnaan di surga.
Para dewa setiap hari mereka melatih kemampuan sihirnya karena rasa ketakutan akan makhluk yang ada di bawah(bumi).
Para manusia dan iblis tidak jauh berbeda, manusia selalu mengasah akalnya untuk bisa menciptakan sihir dan iblis selalu mencari cara agar sihir tidak mempengaruhi mereka tentu saja mereka melakukan itu semua karena mengetahui ada kehidupan lain di atas sana (langit).
Puluhan ribu tahun berlalu. Sampailah mereka pada puncak persaingannya.
Bumi dijadikan medan tempur oleh ketiga makhluk tersebut. Tentu saja mereka bertiga saling mengalami kerugian.
Perang ini berlangsung selama kurang lebih 100 tahun dimana populasi ketiga makhluk tersebut menurun hingga 75%.
Merasakan kerugian yang terus menerus akhirnya mereka sepakat untuk mengadakan sebuah perjanjian di Olympus (salah satu kerajaan dari kalangan Dewa). Sebuah perjanjian yang mengikat disepakat. Dicapailah sebuah perjanjian bernama pentatoukh.
Dimana ada lima perjanjian tertulis:
Dilarang menyerang.
Dilarang ikut campur urusan bangsa.
Dilarang spionase.
Dilarang membuat koloni di wilayah makhluk lain.
Dilarang menghasut.
Terciptalah kedamaian sementara dari pentatoukh untuk beberapa waktu kedepan.
"Peraturan dibuat untuk dilanggar."
Mungkin seperti itulah yang ada dibenak ketiga makhluk.
Meskipun telah tercipta perjanjian namun mereka selalu melanggar perjanjian terutama perjanjian nomor tiga yaitu melakukan spionase.
Inilah yang membuat persaingan terus berjalan meskipun sudah tidak ada lagi kontak perang.
Menurut ramalan di kalangan umat manusia peristiwa tersebut akan terulang kembali dan dimulai oleh kalangan dewa.
Benarkah ramalan umat manusia tersebut?
Bisakah perjanjian itu berlaku seterusnya?
.
.
.
.
.
Bersambung
sedikit penjelasan lebih tentang pembagian wilayah dalam dunia manusia.
jadi bumi mulai dari bagian Utara hingga bumi bagian tengah tepatnya katulistiwa diisi oleh Manusia dan garis lurus berwarna merah adalah batas dunia manusia dan Iblis.
Daftar Kerajaan-kerajaan manusia.
wilayah berwarna merah: Kerajaan Romawi Barat yang dipimpin Julius Caesar dengan kota Roma sebagai ibukotanya.
wilayah berwarna ungu : kerajaan Romawi Timur yang dipimpin Oktavianus dengan kota Konstantinopel sebagai ibukotanya.
Wilayah berwarna Kuning tua : Kerajaan Persia yang dipimpin oleh Darius dengan kota Persepolis sebagai ibukotanya.
wilayah berwarna abu-abu: Kerajaan Makedonia yang dipimpin Alexander dengan kota Babilon sebagai Ibukotanya.
wilayah berwarna Hijau adalah kerajaan Viking yang dipimpin oleh Harald dengan kota Stavanger sebagai ibukotanya.
wilayah berwarna Coklat(wilayah kecil di bagian barat dari Romawi barat) adalah Kerajaan Kastilia yang dipimpin Isabel dengan Madrid sebagai ibukotanya.
wilayah berwarna oranye(jauh di bagian timur)
adalah kerajaan Mongol yang dipimpin Genghis Khan dengan Karakorum sebagai ibukotanya.
sedangkan untuk wilayah berwarna putih berarti belum diketahui atau tak berpenghuni.
sebenernya kerajaan nya itu banyak cuman yang betul-betul berpengaruh itu cuma ada segitu di peta jadi kerajaan kerajaan yang kecil atau kurang berpengaruh ikut dibawah kekuasaan kerajaan yang ada di peta.
nah untuk wilayah iblis nanti diberitahu karena cerita awal akan berfokus pada dunia manusia dimana main character sendiri berada di daerah Romawi barat.
sekian, mohon maaf apabila kata-katanya masih kaku dan kurang menarik karena ini pertama kalinya saya membuat novel.
Pada suatu hari yang cerah tepatnya di pinggir sungai yang di berada di tengah hutan terdapat seorang pria paruh baya yang sedang memancing ikan.
pria tersebut hanya duduk sambil terus memperhatikan kailnya sambil berharap semoga hari ini kaleng yang berada disisinya dapat penuh terisi dengan ikan.
"Huh, semoga saja hari ini aku dapat tangkapan yang banyak, jika tidak aku tak tahu apa yang akan ia lakukan padaku." ujar pria tersebut.
Hari mulai gelap.
Pria itu benar benar kecewa melihat langit yang begitu cepat redup seakan tak ingin bekerja sama dengannya.
Mau tak mau ia pun tetap membereskan peralatan nya untuk segera pulang meskipun belum mendapatkan satupun tangkapan.
Sungai di tengah hutan belantara yang jauh dari pemukiman bukanlah tempat yang aman saat malam hari pikirnya.
Setelah selesai membereskan peralatannya ia pun segera pulang menuju rumah sambil berjalan menyusuri tepi sungai.
Wushhh
Saat ia sedang berjalan di pinggir sungai tiba-tiba muncul sebuah titik cahaya turun dari langit yang gelap.
"Cahaya Apa itu? Bintang jatuh?" gumam pria itu sambil menyipitkan matanya.
Pria itu pun akhirnya mencoba mengikuti cahaya tersebut karena rasa penasaran yang amat besar.
Rasa penasaran itu benar benar membuatnya lupa jika ia berada di tengah hutan di malam hari.
Ia terus mengikuti cahaya tersebut.
Hingga akhirnya cahaya itu berhenti di sebuah tanah lapang yang sedikit luas.
"Ya Tuhan......Ini benar-benar bukan bintang jatuh."
Pria itu mengintip dari balik pepohonan
Seketika cahaya itu pun meredup.
Pria itu pun terperanjat kaget melihatnya karena dari cahaya tersebut muncul seorang perempuan cantik dengan rambut putih tengah menggendong seorang bayi.
"Siapa wanita itu?apakah dia seorang Wizard?"
Perempuan itu pun kemudian meletakan bayi tersebut di atas tanah. Dan tak lama perempuan tersebut menghilang seperti asap yang tertiup angin.
Kini muncul perdebatan dalam pikiran pria itu. Jiwa kemanusiaan nya benar benar sedang diuji. Haruskah ia membawa bayi itu atau meninggalkannya dan kembali pulang. Jika ia meninggalkannya maka bayi itu tak akan bisa bertahan. Namun jika ia membawanya pulang apa yang harus ia katakan terhadap istrinya terlebih lagi istrinya tersebut baru saja melahirkan seorang bayi juga.
"Cih sialan, apa yang harus kulakukan." Ucap pria itu. Melihat wajah bayi itu di kejauhan membuatnya teringat kepada putrinya yang baru saja lahir.
Akhirnya ia pun mendekati bayi tersebut dan meraih badannya.
Bayi itu memiliki rambut hitam yang halus dan wajah yang sangat imut.
Karena tak tega untuk meninggalkannya, pria itu pun membawa bayi tersebut pulang bersamanya.
Sesampainya di depan rumah, pria itu kebingungan bagaimana cara menjelaskan bayi yang ia bawa dan juga semua peristiwa yang baru saja ia lalui terlebih lagi 2 bulan yang lalu baru saja istrinya melahirkan seorang anak perempuan.
Pria itu pun membuka pintunya dan masuk kedalam rumah.
kriiit
Pria itu mendapati istrinya sedang tertidur di atas sofa sambil memeluk anaknya. Ia pun berjalan dengan pelan supaya tidak membangunkan istrinya dan dapat menghabiskan malam ini untuk memutar otaknya mencari alasan mengapa ia bisa membawa pulang bayi namun naas ternyata istrinya mengetahui kedatangan pria itu.
"Darimana saja kamu jonathan?" Ucap seorang wanita yang sedang berbaring di atas sofa
"Maafkan aku nora hari ini-"
Belum sempat Jonathan menyelesaikan ucapannya, nora langsung memotong.
"Ba-bayi siapa yang kamu bawa?" kata nora dengan raut wajah yang sedikit panik sambil menunjuk bayi yang sedang Jonathan gendong.
"Ah, anu ini....."
Akhirnya Jonathan pun menjelaskan semua peristiwa yang baru saja ia alami kepada Nora.
"Apa kamu sudah gila?! Mengapa kamu memungutnya?! Berasal dari langit katamu?? Bagaimana jika dia bukan manusia?!" ucap nora dengan nada sedikit tinggi.
"Aku tahu yang aku lakukan ini benar-benar ceroboh, tapi aku benar-benar tidak tega untuk meninggalkannya sendirian, memangnya apa yang bisa dilakukan anak yang belum bisa berjalan untuk dapat bertahan hidup di tengah hutan?" Jelas Jonathan.
Nora pun termenung sejenak setelah mendengarkan penjelasan dari jonathan. ia berpikir bahwa betapa kejam kata-kata yang baru saja ia keluarkan.
"Anak ini tidak ada bedanya dengan anak kita bukan? dia juga memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan manusia." Lanjut Jonathan.
"maafkan aku jonathan, ya apa yang kamu katakan itu benar, seandainya aku berada diposisi yang sama aku pasti juga akan melakukan seperti yang kamu lakukan. Jadi apakah kita akan mengadopsinya?" Tanya Nora.
"Aku pikir tidak ada salahnya jika kita mengadopsi anak ini."Tegas Jonathan
"Baiklah" ucap nora sambil mengelus kening anaknya.
Nora pun menggenggam tangan kanan jonathan dan menariknya ke dalam kamar tidur
"Hari ini kamu benar-benar melakukan hal yang sangat hebat layaknya seperti pahlawan, bagaimana jika malam ini aku menghiburmu." Ucap nora dengan senyum nakal.
"hahahaha, sejak kapan kamu berinisiatif untuk melakukan itu." Balas Jonathan sambil merangkul pinggul istrinya.
Mereka pun pergi masuk ke dalam kamar kemudian meletakan bayi itu bersama dengan anaknya. Nora pun segera naik ke atas kasur dan dengan cepat jonathan menyusul melompat ke atas kasur untuk segera mengeksekusinya.
.
.
.
.
.
2 jam kemudian setelah mereka melakukan olahraga malam, jonathan mencubit pipi nora untuk memastikan apakah nora sudah terlelap atau belum.
"aww, apa yang kamu lakukan?" Ucap Nora.
"ada yang ingin kutanyakan nora, bayi itu emm maksudku anak baru kita mau diberi nama apa?"
"jangan tanya sekarang, aku tidak punya tenaga untuk berpikir." ucap nora sambil memalingkan wajahnya.
"Ayolah aku sangat ingin memberi namanya sekarang." Bujuk Jonathan.
"Apa nama yang bagus untuknya?" Tanya nora sambil masih membelakangi Jonathan.
"Hmmm, bagaimana jika Arthur."
"Arthur?"
"Sayang, apakah kamu masih ingat raja Arthur dari daratan Britania yang kini telah menjadi bagian dari Romawi barat? Aku rasa nama itu pas mengingat perjuangan terakhir raja Arthur melawan Julius yang sangat hebat, Aku ingin kelak anak ini bisa seperti itu" Jelas Jonathan
"Baiklah, mulai sekarang nama anak ini adalah Arthur"
.
.
.
.
.
15 tahun kemudian
Arthur dan Elina pun tumbuh besar bersama di desa pinggiran dekat kota Verona Kekaisaran Romawi barat.
Arthur tumbuh menjadi anak tampan yang memiliki sifat pantang menyerah dan juga cerdas. Selain itu ia juga mewarasi sifat ayahnya Jonathan yaitu sedikit mesum yang membuat kakaknya sendiri elina sering menjadi korban cuci mata olehnya. Meskipun memiliki sifat yang kurang baik, Arthur sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan baik sesama manusia dan juga terhadap wanita.
Tak berbeda dengan Arthur, Elina pun tumbuh menjadi anak yang cerdas dan memiliki rambut panjang hitam indah serta paras yang cantik. Selain itu Elina juga mahir menggunakan sihir yang dimana arthur sendiri belum bisa menggunakannya.
Bertahun-tahun Arthur mempelajari ilmu sihir namun semua yang ia lakukan tak kunjung membuahkan hasil bahkan ia pun hanya memiliki Mana yang sangat sedikit tidak seperti orang pada umumnya.
Tentu saja hal ini sangat membuat Jonathan dan nora khawatir dengan kondisi arthur.
Banyak cara telah mereka coba untuk menolong Arthur mulai dari terapi tradisional hingga pengobatan ke dokter ternama di kota Milan namun tetap saja tak membuahkan hasil.
Mereka khawatir dengan masa depan Arthur karena menurut mereka hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Semenjak manusia mencapai puncak kejayaannya mereka berhasil membuat sihir sama seperti yang dibuat oleh para dewa.
Mulai dari saat itu juga setiap keturunan manusia yang baru lahir selalu memiliki mana untuk dapat menggunakan sihir
Meskipun ditemukan dengan cara yang aneh, Jonathan dan nora percaya bahwa Arthur adalah seorang manusia sehingga kelak ia akan bisa menggunakan sihir seperti elina.
.
.
.
.
Jangan lupa untuk like ya temen-temen karena like itu gratisss dan jangan lupa juga buat komen.
terima kasih.
Pada pagi hari yang sunyi di sebuah rumah yang terbuat dari kayu akasia terdengar sebuah suara gemericik air.
Byurrrr byurrr
Didalam kesunyian tersebut ternyata terdapat seorang pria yang tengah melakukan rutinitas sehari-harinya. Pria itu bernama Arthur.
"Woww!!! Ini benar-benar gila! Semakin hari tubuhnya semakin indah." gumamnya dalam hati. Ia sedang mengintip seorang gadis yang sedang mandi melalui celah lubang yang ia buat.
Tiba-tiba terbesit dalam benaknya apakah yang ia lakukan itu merupakan hal wajar sebagai pria yang sedang dalam masa pubertas atau hal yang aneh mengingat seorang gadis yang ia intip merupakan kakaknya sendiri.
"apakah yang aku lakukan ini normal ? sementara dia sendiri adalah kakakku."
Karena merasa hal yang ia lakukan adalah hal yang tidak wajar, Ia pun segera memalingkan wajahnya dan jatuh menyender tepat di samping pintu kamar mandi. Namun di satu sisi hasratnya terus membujuk dirinya untuk tetap melakukan hal senonoh tersebut.
"Sial!!! Bodoh, apa yang kulakukan? Mengapa aku berhenti mengintipnya? ini adalah waktu yang tepat untuk mengamati perkembangan tubuh elina, tapi......" ucapnya dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
Karena terus sibuk berdebat dengan hasratnya Arthur tidak menyadari suatu hal penting yang ia dapatkan melalui risetnya bertahun-tahun bahwa Elina tidak pernah mandi lebih dari 10 menit.
"Arthur? Apa yang sedang kamu lakukan disitu?" tiba tiba suara seseorang datang memecah kesunyian.
Melihat seorang gadis yang tiba tiba berdiri di sampingnya, Sontak ia pun berteriak dan terjungkal ke belakang.
"Aaaaaaa." Arthur terjungkal sambil memegang dadanya. Rasanya jantungnya seperti ingin copot.
Gadis itu hanya mengenakan sebuah handuk. Ia menatap wajar Arthur dengan sangat curiga. Nama gadis tersebut adalah Elina.
Lantas Arthur pun langsung sesegera mungkin memutar otaknya untuk mencari sebuah alasan.
"A-anu, Tadi ayah menyuruhku untuk memperbaiki gagang pintu kamar mandi." ucap Arthur dengan terbata bata.
"Hmm, memperbaiki gagang pintu? Aku rasa tidak ada masalah dengan gagang pintu, terlebih lagi mengapa kau duduk disitu?" tanya Elina.
"A-aku duduk disini karena menunggumu selesai menggunakan kamar mandi." jawab Arthur sambil memalingkan wajahnya. Ia berusaha menghindari tatapan yang penuh kecurigaan dari kakaknya itu.
"Benarkah???" tanya Elina sambil mengangkat sebelah alisnya.
"I-iya" jawab arthur dengan gugup.
"Baiklah kalau begitu, Cepat selesaikan pekerjaanmu setelah itu pergi ke ruang makan, ada yang ingin ayah bicarakan dengan kita."
"Apa yang ingin dibicarakan oleh ayah?"
"Entahlah, tapi sepertinya itu mengenai sekolah lanjut kita." jelas Elina sembari pergi menuju kamarnya.
"Baiklah, setelah menyelesaikan tugas ini aku akan segera pergi ke ruang makan."
Elina kemudian berjalan menuju kamarnya meninggalkan Arthur seorang diri. Ia melirik kebelakang memastikan bahwa Elina telah masuk kedalam kamarnya. Setelah Elina masuk kedalam kamarnya, Arthur langsung memegang dadanya dan bernafas lega karena hampir ketahuan.
"Ya ampun, hampir saja aku dibunuh olehnya." Ucap Arthur sambil memegang dadanya.
.
.
.
.
.
Arthur dan Elina sendiri merupakan kakak beradik yang hanya terpaut umur beberapa bulan saja. Mereka berdua kini telah menginjak usia delapan belas tahun.
Mereka tak pernah akrab sedikitpun, seringkali mereka bertengkar hanya karena masalah kecil. Sifat keduanya pun juga sangat berbeda. Meskipun sering bertengkar, mereka berdua tetap saling peduli satu sama lain karena telah bersama sejak kecil.
Elina adalah perempuan yang selalu melihat orang lain lebih rendah darinya dengan kata lain ia selalu ingin dihormati sedangkan Arthur adalah seorang pria yang baik namun sedikit mesum.
Alasan mengapa elina bersifat demikian adalah karena kecantikan sang ibu yang menurun kepadanya sehingga ia sadar akan kelebihanya. Elina memiliki rambut hitam panjang yang indah serta mata yang berwarna merah seperti permata Ruby(merah delima) dan bentuk tubuh yang ideal.
Sedangkan mengapa arthur sedikit mesum? lantaran ia tak pernah bisa melihat atau menganggap Elina sebagai kakaknya. Meski telah berusaha keras namun otaknya terus menolak. Naluri seorang laki-laki tak pernah bohong. karena memang kenyataannya mereka bukan saudara kandung. Arthur tidak memiliki visual seindah Elina. Meskipun terkadang mesum, arthur adalah seorang yang baik hati dan sangat peduli terhadap orang lain.
.
.
.
.
.
Setelah dirasa cukup berpura-pura memperbaiki gagang pintu, Arthur kemudian pergi ke ruang makan. Ia melihat Jonathan, Nora, dan Elina tengah duduk disana. Mereka semua terlihat sedang mencicipi hidangan makanan buatan Nora.
Ia pun berjalan menghampiri mereka.
Jonathan menyadari kedatangan putranya. Ia menoleh ke kanan sembari memberikan senyuman hangat dan menarik kursi untuknya.
"Arthur, kemarilah ada yang ingin kami bicarakan dengan mu dan elina." Ucap jonathan.
Ia pun kemudian duduk tepat berhadapan dengan elina. Ia melihat elina sedikit memalingkan wajahnya. Arthur berpikir mungkin ia kesal dan masih mencurigai dirinya telah melakukan hal aneh barusan.
.
.
.
.
.
.
Setelah selesai mencicipi hidangan istri tercinta, Jonathan kemudian mengetuk meja untuk meminta perhatian. Ketiganya pun langsung berhenti makan dan melihatnya.
"Selamat anak anak, kalian telah berhasil menyelesaikan pendidikan umum. Ayah benar benar bangga pada kalian berdua." ucap Jonathan sambil memberi tepuk tangan yang kemudian diikuti oleh Istrinya.
"Yeeaaaay" Sahut Nora sambil bertepuk tangan.
"Baiklah anak-anak, ayah langsung akan ke intinya saja, kalian berdua telah menyelesaikan pendidikan umum selama 12 tahun di desa ini. Itu berarti sudah waktunya untuk kalian melanjutkan pendidikan lanjut demi menentukan masa depan kalian berdua kelak."
Mendengar penjelasan dari sang ayah mereka hanya diam karena merasa berat harus meninggalkan sesuatu yang sudah sangat berharga bagi mereka. Karena Pendidikan lanjut berbeda dengan pendidikan umum yang dimana mereka bersekolah seperti biasa dari pagi hingga sore dan pulang ke rumah. Sedangkan mereka yang meneruskan pendidikan lanjut tidak akan pulang ke rumah hingga mereka lulus atau dikeluarkan dengan tidak hormat.
.
.
.
.
.
"Iya jonathan benar, kalian tidak perlu khawatir dan takut, lagipula bukankah sejak dulu kalian berdua sangat ingin menjadi Seorang Wizard(ksatria sihir kerajaan) bukan? Oleh karena itu jangan buang-buang kesempatan kalian anak anak. inilah waktunya kalian menunjukan kapasitas kalian berdua." Sambung Nora.
"Ayah, kira kira berapa lama kami harus meninggalkan rumah?" Tanya Elina dengan wajah yang terlihat sedih.
"Biasanya pendidikan lanjut itu memakan waktu kurang lebih tiga tahun waktu studi paling cepat dan enam tahun waktu studi paling lambat. Jangan khawatir, aku percaya kalian bisa menyelesaikannya lebih cepat karena kalian adalah anak anak yang hebat." Jelas Jonathan sambil memegang segelas air.
"Emm, ngomong-ngomong kalian mau masuk ke sekolah apa?" tanya Jonathan untuk memastikan.
"Sekolah Sihir!!!!" ucap Arthur dan Elina serentak.
Mereka berdua sedari dulu memang telah bercita-cita menjadi seorang Wizard. Itu semua tak lain karena sosok sang ayah sendiri yang merupakan seorang mantan wakil kapten di kekaisaran. Selain itu juga Begitu banyak terdapat atribut baik pedang, zirah maupun perlengkapan sihir lainnya di rumah mereka yang juga menjadi sebagai salah satu pemicu munculnya cita-cita tersebut.
.
.
.
.
.
Mendengar Arthur yang begitu semangat mengatakan kalau ia juga ingin masuk ke sekolah sihir tentu saja membuat Elina benar-benar ingin tertawa karena ia tahu hingga kini Arthur belum bisa menggunakan sihir.
"Pfffttt." Elina menutup mulutnya dengan tangan kanannya untuk menahan tawa.
Menyadari kalau dirinya sedang ditertawakan oleh kakaknya, Arthur pun menatap kakaknya dengan wajah kesal dan berkata dalam hatinya "lihat saja wanita j*lang, suatu saat nanti aku pasti akan melampauimu."
"Hebat!! aku percaya kedua anak anak ku ini nantinya bisa menjadi seorang Wizard yang hebat dan jauh melampaui diriku." ucap Jonathan mencoba menenangkan suasana.
"Baiklah kalau begitu, 2 hari lagi pendaftaran sekolah sihir di pusat kota(Verona) akan segera dibuka, aku harap kalian bisa mempersiapkan diri sematang mungkin." Lanjut Jonathan.
Dua hari bukanlah waktu yang banyak bagi Arthur untuk mempersiapkan dirinya terlebih hingga kini ia masih belum bisa sedikitpun menggunakan sihir.
Sebuah tembok besar berdiri menghalangi jalannya untuk meraih impian yang sudah ia dambakan sejak kecil. Namun, semua itu tak mematahkan semangat nya. Ia akan tetap maju.
Meskipun ia tak bisa menggunakan sihir, Arthur termasuk hebat dalam seni bela diri Pedang walaupun kemampuan pedangnya masih jauh dibawah Elina dan tidak sempurna dalam menggunakan teknik pedangnya. Beladiri tersebut akan sempurna jika dapat digunakan dengan Mana. Seni bela diri tersebut diturunkan tentu oleh leluhur keluarga mereka. Bela diri ini bernama teknik pedang Nemea.
Mana sendiri adalah sebuah energi untuk menciptakan sihir. Menurut asalnya Mana terbagi menjadi dua. Mana yang berasal dari Alam dan Mana yang berasal dari tubuh.
.
.
.
.
.
Selama dua hari ini Arthur teris melatih fisiknya dan merapalkan mantra berharap agar dapat segera menggunakan sihir. Namun sayang Mana miliknya tak kunjung mengeluarkan sihir.
Ia berlatih di hutan dekat rumahnya. Disana ia juga menyempurnakan teknik pedang Nemea. Satu persatu pohon di hutan ia tumbangkan hanya dengan sekali tebas oleh pedang yang diberikan ayahnya.
Ia berfikir jika kelak ia tidak bisa menggunakan sihir maka jalan satu-satunya adalah dengan menggunakan bela diri pedang ini dan membuat fisiknya sekuat mungkin. Arthur sendiri tidak menyadari bahwa kekuatan fisiknya sudah diluar nalar bagi manusia. Namun, ia tetap merasa bahwa itu semua belum cukup.
Disisi lain Elina hanya sibuk membaca buku yang berisi tentang kisah-kisah romantis. Ia tak peduli dengan tesnya.
Menurutnya, kemampuan yang ia miliki sudah cukup untuk bisa masuk ke pendidikan lanjut khususnya sekolah sihir. Bagaimana tidak? Elina adalah seorang jenius dalam seni bela diri pedang Nemea dan hampir menyempurnakan teknik itu.
Ia mahir menggunakan pedang sejak berusia 5 tahun dimana saat itu Arthur sendiri masih sibuk bermain dengan tanah. Selain menguasai teknik berpedang, Elina juga dapat menggunakan sihir dengan hebat dan skala yang cukup besar. Oleh karena itu ia benar-benar tak sedikitpun memikirkan ataupun khawatir dengan tes untuk masuk sekolah sihir.
.
.
.
.
.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba.
Bersambung.
jangan lupa likenya biar authornya semangat nulisnya.
terima kasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!