NovelToon NovelToon

Ketulusan Dan Kesucian Aisyah.

Lamaran dan Akad nikah

POV Aisyah.

namaku Aisyah aku dibesarkan di sebuah panti asuhan Mutiara Bunda

ayah dan ibuku meninggal saat kecelakaan bersamaku dan aku ditemukan tersangkut di sebuah pohon di tepi jurang.dan oleh warga aku diserahkan di panti asuhan Mutiara Bunda

Aku hidup dan besar bersama ibu panti dan saudara saudaraku yang senasib denganku, tapi biar pun begitu kami tidak merasa kekurangan kasih sayang karena ibu panti sangat menyayangi kami.

aku saat ini baru saja lulus SMA dan kini aku ikut membantu ibu panti mengurus adik adik. dan beberapa bulan ini panti mengalami kekurangan dana karena saat krisis seperti ini banyak para donatur yang menghentikan sumbangannya. dan aku yang memiliki sedikit keterampilan menjahit berusaha mengambil jahitan sekedar menambal pakaian yang robek karena untuk membuat sebuah baju atau gaun aku belum pede.

setiap hari aku keliling sekitar kampung untuk menjajakan jasaku.dan Alhamdulillah banyak yang tertarik dengan jasa yang aku tawarkan walau hasilnya tak seberapa tapi lumayan lah untuk meringankan beban ibu panti.

dan beberapa minggu ini datang seorang pengusaha namanya Wisman ia berusia 26 tahun dia yang selalu rutin memberikan sumbangan ke anak anak panti bahkan tak jarang ia juga ikut membantu menyiapkan makanan untuk anak-anak panti.

" aisyah tolong kamu bagikan mainan ini ke anak anak kebetulan tuan Wisman membawakan mereka mainan " perintah ibu panti

" baik bu " balas ku kemudian aku membagikan mainan kepada anak anak panti dan mereka sangat antusias menerimanya. diam diam aku memperhatikan mas wisman dia laki laki cukup tampan aku kagum padanya apalagi dia memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi.sesekali kami saling adu pandang namun dengan cepat aku mengalihkan pandangan ku.

" aisyah anak yang itu belum kebagian" ucap mas Wisman

" ah iya sebentar mas " ucap ku sedikit gugup lalu aku memilihkan mainan yang cocok untuk rena yang usianya baru menginjak 2 tahun.

" ah akhirnya selesai juga kita duduk di sana Aisyah " ajak mas wisman

" iya mas ".dan kami pun duduk di sebuah bangku panjang masih di ruangan itu.

" aku salut sama kamu, kamu masih muda dan kamu sangat telaten membantu mengasuh anak anak panti ini" ucap mas wisman padaku

" ya mas aku kasian sama ibu panti harus mengurus seorang diri " jawab ku

" kak Aisyah adek fikri pipis " teriak salah satu anak panti

" ya sebentar..! kak maaf aku harus nyeboki fikri dulu "

" ya silahkan.. " balas mas wisman dan aku Langsung membawa fikri yang masih berusia satu tahun untuk mengganti popoknya. dan tampak mas Wisman terus memperhatikan aku, membuat aku sedikit canggung. dan saat aku memakaikan popok untuk fikri tiba tiba ponselnya berdering dan kulihat dia sedikit menjauh ntah apa yang di bicarakan karena setelah itu ia pun undur diri.

dua minggu kemudian mas Wisman kembali datang ke panti namun kali ini ia menyampaikan niatnya untuk melamarku kepada ibu panti tentu saja aku sedikit kegat

" gimana Aisyah apa kamu mau menerima lamaran mas Wisman? " tanya bu Fatimah selaku ibu panti, sambil menggenggam tanganku

" tapi bu aku masih ingin kuliah aku belum mau menikah " ucap ku sesaat setelah mas Wisman meninggalkan panti.

" nak tapi kamu kan tau biaya kuliah itu mahal ibu nggak bisa membiayai mu "

" ya aku tau tapi aku akan mencari biaya sendiri bu " jawabku lagi

" Aisyah mas Wisman itu orang kaya dan juga baik jadi ini saatnya kamu merubah nasibmu klo suami mu kaya nanti kamu kan bisa minta di kuliahin sama dia " kata mbok marni wanita yang ikut membantu ibu panti dalam mengurus dapur.

" iya ndok apa yang di katakan mbo Marni itu benar nanti biar ibu yang bicara pada mas Wisman agar nanti dia mau mengijinkan mu kuliah "

" iya udah klo itu maunya ibu "

" eh ini bukan maunya ibu tapi ini untuk kebaikan mu ndok " ucap ibu panti lagi sembari membelai kepala ku.lalu aku berhambur memeluk ibu panti yang sudah seperti ibu kandungku sendiri.

" ya udah nanti ibu telpon mas Wisman ibu akan bicarakan hal ini padanya ya..? " dan aku pun hanya mengangguk.

dua hari kemudian mas Wisman datang ke panti ia banyak membawa bingkisan untuk ku sebagai tanda ia melamar ku dan ia juga setuju akan menguliahkan ku setelah kami menikah nanti yang penting kata mas Wisman aku bisa mengatur antara kewajiban ku sebagai istrinya.

dan satu minggu kemudian kami menikah secara agama kata mas wisman nanti setelah di kota barulah kita akan menikah secara sah begitu mas Wisman beralasan. dan ia pun tidak membawa banyak keluarganya karena menurutnya ia tidak memiliki saudara ibunya saat ini sedang sakit ia hanya membawa satu orang laki laki yang ia kenalkan sebagai saudara sepupunya.

akad nikah berjalan lancar dan khidmat mas wisman memakaikan cincin ke jari manis ku begitupula aku kemudian ia mencium keningku, aku sedikit bergetar karena ini pertama kalinya aku di sentuh laki laki. setelah acara akad nikah aku langsung di boyong mas Wisman ke tempat tinggalnya di kota.

dengan berurai air mata kau melepas pelukan ibu panti. anak anak panti tampak begitu sedih ketika aku harus pergi meninggalkan mereka

" kak Aisyah nanti sering sering main ke panti ya.. "

" ya sayang Insya Allah kakak akan sering datang ke sini " ucap ku

" Mas Wisman nanti antar kak Aisyah main ke sini ya " pintanya pada mas Wisman

" ya.. mas janji akan sering ngajak kak Aisyah main ke sini "

" ya sudah biarkan kak Aisyah pergi nanti takut kemalaman sampai di rumahnya " ucap Ibu panti dan satu persatu anak anak panti melepas pelukan nya. dan aku pun di bimbing mas Wisman masuk ke dalam mobil nya. dan kami pun perlahan bergerak meninggalkan panti.

di dalam mobil kita saling diam karena lama menangis hingga aku ketiduran di dalam mobil.

" salman kita berhenti di restoran sebentar aku belum makan dari tadi. aku tidak selera makan di panti tadi " ucap mas Wisman, setelah kita menempuh dua jam perjalanan.

" baik bos " jawab sepupunya namun terasa aneh ketika dia sepupunya memanggil bos pada mas Wisman namun aku tak begitu menghiraukannya.

" kita turun sebentar makan dulu " ucap Mas Wisman pada ku dan aku hanya menganggukkan kepalaku. dan kita pun masuk ke dalam restoran.

selesai makan kita melanjutkan perjalanan hingga jam lima sore kita tiba di kediaman mas Wisman.

tampak bangunan cukup mewah berlantai 2 di hadapanku. seorang satpam datang membukakan pintu pagar untuk kami dan langsung membukakan pintu mobil untuk mas Wisman dan aku.

" pardi tolong turunkan koper dari bagasi mobil dan bawa ke dalam "

" baik bos " jawab satpam tersebut yang bernama Pardi. dan kami pun segera masuk ke dalam rumah.

Pernikahan macam apa ini?

sampai di rumah milik Wisman mereka di sambut seorang wanita muda yang nampak seumuran dengan Wisman dengan pakaian seksinya ia membukakan pintu untuk kami

" wah kalian sudah datang.. jadi ini orangnya? " tanya pada Wisman

" ya? " jawab Wisman sambil melangkah masuk dan duduk di sofa ruang tamu

POV Aisyah

aku sedikit menundukkan memberi hormat pada wanita didepan ku

" hay siapa namamu? "

" saya Aisyah mba " jawab ku sambil mengulurkan tangannya

" oke aku iren " ucapnya sambil menyambut uluran tanganku

" ya udah aku kemar dulu aku capek " ucap mas Wisman dan aku pun mengekor di belakangnya

" hey mau kemana kamu? " tanya mba iren padaku

" ya mau ke atas mba "

" hey kamar mu bukan di sana tapi di situ " menunjuk kamar sebelah kamar mas Wisman

" tapi mba.. "

" udah nggak usah bantah..! " ucapnya dengan suara keras

" istri boongan juga " ucapnya pelan tapi masih terdengar oleh ku namun aku berusaha tidak ambil pusing dengan kalimatnya terakhir

" ya udah mba saya ke kamar dulu mau istirahat "

" ya tapi abis itu kamu siapkan makan malam untuk kita karena di sini tidak ada pembantu " ucap iren lagi sedang mas Wisman sudah masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan perdebatan ku dengan mba Iren.

sampai di kamar aku menata pakaianku. kamar ini cukup luar dan tertata rapi di sini juga terdapat AC ini jauh lebih bagus dari kamarku di panti. aku segera membersihkan tubuhku di kamar mandi setelah itu merebahkan tubuhku di atas kasur yang empuk dan benar saja aku langsung terlelap. ntah berapa lama aku tertidur yang jelas aku di bangunkan oleh suara ketukan pintu

" Aisyah bangun..! tok.. tok..! " suara mba Iren dari balik pintu

" iya mba " jawabku lalu membuka pintu kamar ku

" kamu segera turun buatkan kita makan malam aku lapar bangat " ucap mba Iren

" iya mba sebentar aku cuci muka dulu " lalu aku masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahku kemudian aku turun ke bawah untuk memasak makan malam.

aku buka kulkas ternyata banyak bahan makanan di sana yang bisa aku olah dan pilihanku jatuh pada ayam potong rencananya aku akan masak ayam kecap dan juga oseng sayur dan tempe goreng setelah tiga puluh menit lebih masakan ku sudah matang dan tertata di atas meja. aku naik ke lantai atas memanggil mba Iren dan mas Wisman saat aku hendak masuk ke kamar mas Wisman ku dengan suara orang mengobrol sambil tertawa seperti suara mba Iren. aku mengetok pintu kamar dan tak berapa lama benar saja mba Iren keluar dari kamar mas Wisman dengan rambut sedikit acak acakan aku langsung berfikiran negatif.

" ada apa..! hey ditanya kok malah bengong ada apa? " tanya

" mba Iren kenapa berada di kamar mas Wisman? " tanyaku

" kenapa? masalah buat kamu? udah nggak usah urus urusan orang kamu mau apa ngetok pintu ? "

" tapi mba nggak pantas mba berada di kamar suami orang.. " ucap ku

" aduhh udah deh lagian aku sama mas Wisman nggak ngapa ngapain juga..! kamu mau apa? apa makan malamnya sudah siap? " ucapnya mengalihkan pembicaraan

" iya mba makan malamnya sudah siap " ucapku

" ya udah kamu turun duluan aku nanti nyusul ke bawah sama mas Wisman. dan aku pun memilih turun ke bawah dan tak berapa lama mas Wisman turun bersama mas Wisman. melihat kedekatan mereka aku merasa risih mereka bukan seperti seorang saudara tapi lebih pada sepasang kekasih dan aku harus menanyakan ini pada mas Wisman setelah ini karena biar bagaimana pun juga aku ini kan istrinya.

kini kami makan bertiga dalam suasana diam sesekali aku melirik mas Wisman tapi dia sedikitpun tidak melihat ke arahku dia hanya sibuk dengan makanannya walau sesekali ku lihat mba Iren menambahkan lauk ke piring mas Wisman. melihat keakraban mereka aku semakin penasaran sebetulnya seperti apa hubungan mereka.

" Aisyah setelah makan tolong kamu siapkan satu piring nasi dan lauknya lalu kamu bawa ke kamar sebelah mu" ucap mas Wisman

" untuk siapa mas? " tanya ku

" untuk mamaku? "

" apa jadi di sini ada mama kamu mas? kenapa nggak bilang kan aku bisa salim dulu tadi waktu baru datang " ucapku menyesal

" udah nggak papa sekarang kamu bawa sekalian aku mau kenalkan kamu sama mama " ucapnya dan aku segera mengambil nasi beserta lauk nya serta air putih dan ku letakkan di atas nampan.

aku naik ke lantai atas mas Wisman membukakan pintu kamar untuk ku aku melangkah masuk ke dalam kamar sampai di kamar aku menciun aroma pesing seperti nya mamanya mas Wisman pipis di pempesnya

aku segera duduk di tepi ranjang tampak mama mas Wisman membuka matanya ia menatapku aku tersenyum sambil mencium tangannya

" ma aku Aisyah " ucapku

" ma ini Aisyah istri aku kami baru menikah tadi pagi di kediaman Aisyah seperti yang aku bilang kemaren " tutur mas Wisman sambil merangkul pinggang ku. dan tampak mama mas Wisman tersenyum namun tidak bisa mengeluarkan kalimatnya.

" sekarang Aisyah yang akan mengurus mama, mama makan ya " ucapku dan aku mulai menyuapi mama dengan telaten hingga makanan itu tandas.

" selesai menyuapi mas Wisman memberikan obat yang harus di minum setelah itu ia keluar dari kamar mungkin ia tidak tahan dengan bau pesing dari pipis mama nya.

aku segera mengganti popok mama mertuaku tersebut. kemudian membaguskan selimutnya lalu keluar dari kamar mama mertuaku niatnya aku ingin menanyakan masalah Mba Iren pada mas Wisman.

aku keluar dari kamar mama mertuaku lalu melangkah menuju kamar mas Wisman saat melintasi ruang keluarga ku lihat mba Iren sedang Menonton acara TV.

" mba liat mas Wisman? " tanya ku

" kenapa? tu dia lagi di ruang kerjanya tapi kamu nggak usah ganggu dia dia lagi sibuk " ucap mba Iren dengan nada ketus. namun rasa penasaranku memaksaku untuk bertanya langsung pada mas Wisman.

" tok.. tok.. "

" masuk " kudengar suara mas Wisman dari balik pintu. kau melangkah pelan masuk ke dalam

" ada apa? " tanyanya aku berdiri di depan meja kerjanya. lidahku tiba tiba terasa kelu

" kalau tidak ada yang penting sebaiknya kamu keluar aku banyak kerjaan " ucapnya

" itu mas masalah mas Iren, .. " Ucapmu tampak mas Wisman mengerutkan alisnya

" ada apa dengan Iren? " tanya nya lagi

" sebenarnya ada hubungan apa kamu sama mas Iren kenapa ia bisa berada di kamar mu dan trus kenapa kita kamarnya terpisah? " tanya ku. mas Wisman menarik nafasnya dalam dalam lalu berdiri mendekati ku

" kenapa apa kau ingin tidur dengan ku apa kau ingin aku menyentuh mu? jangan mimpi kamu..! sudah sekarang kamu keluar. .! ada hubungan apa aku dengan Iren itu bukan urusanmu "

" tapi mas aku ini istri kamu? "

" sudah cukup aku nggak mau berdebat sekarang kamu keluar...! " bentaknya dan aku pun mundur keluar dari kamar mas Wisman sambil menahan sesak di dada ku.

aku hapus air mataku sambil melewati mba Iren yang menatap ku senyum mengejeknya. aku langsung masuk ke dalam kamar.

" ya Tuhan kenapa seperti ini pernikahan macam apa ini " isak ku

" ibu aku kangen " tiba tiba bayangan ibu panti terbayang di pelupuk mataku semakin tangisku tak bisa ku bendung hingga aku tertidur.

aku terbangun jam 3 malam karena kebiasaan ku untuk tahajud aku bangun menuju kamar mandi untuk berwudu saat ini satu satunya tempat ku menyandarkan nasib ku hanya kepada sang Khalik.

aku tumpahkan segala kegelisahan di dadaku dan ku lantunkan doa doa ku ku langitkan semua doa dan harapanku berharap rumah tanggaku akan baik baik saja berharap keselamatan dan kebahagiaanku. di sini aku merasa seperti abu abu ntah lah aku hanya minta kemudahan dan juga petunjuk atas setiap langkahku.

selesai sholat aku merasa haus karena terakhir minum saat aku makan malam.

aku turun ke dapur dan tak lupa aku membawa satu gelas untuk persiapan ku ketika bangun hendak sholat subuh nanti.

saat aku melewati kamar mas Wisman tanpa sengaja Aku mendengar suara aneh dari kamarnya

seperti suara orang mendesah kesakitan ah ntah lah aku sendiri tidak tau. ada rasa penasaran ingin melihat ke dalam tapi aku tidak memiliki keberanian untuk itu akhirnya aku urungkan niatku untuk masuk ke dalam. dan aku kembali melangkah masuk ke dalam kamarku.

Awal penderitaan

pagi pagi sekali Aisyah sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. setelah selesai ia segera pergi ke kamar mertuanya untuk segera membersihkan popok dan juga sedikit menseko tubuh ibu mertuanya yang mengalami struk.

setelah selesai ia kembali ke dapur namun belum di lihat nya suami dan juga Iren di sana, kemudian ia menyiapkan sarapan untuk ibu mertuanya

" bu kita sarapan dulu ya abis itu minum obat agar ibu cepat sembuh " kata Aisyah sambil menyodorkan sendok ke mulut ibu mertuanya. setelah selesai ia segera meminumkan obat.

" nanti setelah ini ibu aku pijit ya biar Tubuhnya nggak kaku dan peredaran darah ibu lancar " kata Aisyah lagi dan tampak ibu mertuanya mengangguk.

Aisyah membawa nampan sisa sarapan ibu mertuanya ke dapur dan kini tampak Wisman dan Iren sudah duduk di meja makan.

" ibu sudah sarapan? " tanya mas Wisman yang melihatku membawa nampan berisi piring yang sudah kosong.

" sudah mas" jawabku

" aku akan ke kantor bersama Iren tolong kamu jagain mama nanti juga akan ada terapis yang akan menerapi mama kamu temani dia "

" baik mas " jawab Aisyah lagi dan selanjutnya kami pun makan dalam diam.

POV Aisyah

aku memperhatikan wajah mas Wisman seperti orang kurang tidur begitu pula mba Iren dan tanpa sengaja aku melihat tanda merah di leher mas Wisman dan juga Iren aku pernah lihat tanda seperti itu juga di leher temanku waktu SMA dulu dan katanya itu karena ulah pacarnya

aku yang sama sekali tidak faham dengan urusan seperti itu terus bertanya

" hah kenapa pacarmu kasar seperti kalo dia jahat sama kamu sebaiknya kamu lapor polisi aja itu kan sudah ada bekas kekerasan nya " ucapku semangat.

" ya ampun Aisyah kamu kok oon banget sih itu aku abis " lalu temanku membisikkan ke telinga ku dan sontak aku kaget sampai menutupi mulutku.

" astaghfirullahalazim kamu kok sampe kayak gitu itu dosa lho " ucap ku

" alah kamu nggak asyik dikit dikit dosa, kita kan cuman ciuman aja kok.. udah ah aku mau ke kantin dulu, eh tapi ingat jangan bilang sama orang orang yang aku cerita tadi "

" iya aku nggak akan cerita " kataku kemudian kami pun berpisah di Koridor sekolah.

ya aku ingat akan cerita itu apa jangan jangan.. ah aku tidak mau berfikir terlalu jauh.

selesai sarapan mas Wisman pamit hendak berangkat ke kantor

" aku dan Iren berangkat ke kantor kamu jaga ibu Baik baik " ucapnya kembali mengingatkan

" ya mas " jawabku dan mereka berdua melangkah menuju mobil aku hanya mengantarkan sambil di depan pintu lalu kembali masuk ke dalam setelah mobil mereka keluar dari gerbang.

aku segera kembali ke dapur membersihkan sisa sarapan tadi kemudian melangkah lanjut mengepel lantai.tak berapa lama orang terapis datang untuk melakukan terapi pada ibu mertuaku. aku memperhatikan caranya memijat pusat pusat syaraf ibu mertua ku dan sesekali aku bertanya tentang pusat syaraf yang harus di pijat. setelah hampir satu jam terapis itu pun undur diri.

setelah mengantarnya sampai ke pintu aku meneruskan kerjaan ku di dapur.siang hari aku segera menyuapi ibu mertuaku untuk makan siang

" ibu harus makan yang banyak agar cepat sembuh ya..! " ucapku sambil meyuapinya dan ia mengangguk kecil.

saat aku selesai menyuapi nya dan hendak pergi membawa piring kotor ibu menahan tanganku " makasih " ucapnya walau kalimatnya yang tidak begitu jelas. aku tersenyum

" iya sama sama ini sudah jadi kewajiban aku karena aku sekarang jadi menantu ibu " ucapku sambil membelai punggung tangannya dan ia kembali mengangguk.

" aku ke dapur dulu mau bawa ini " ucapku sambil mengangkat piring kotor dan ia pun mengangguk kembali.

menjelang malam Mas Wisman tiba di rumah bersama Iren. mereka tampak tertawa lepas

" mas kamu sudah pulang? " sapa ku

" hem " jawabnya singkat

" kamu mau makan sekarang? atau mau mandi dulu? " tanya ku

" aku mau mandi dulu " jawabnya seadanya lalu naik ke lantai atas dan aku mengekor di belakangnya ketika hendak ikut masuk ke dalam kamarnya

" mau apa kamu? " tanya mas Wisman

" ya aku mau menyiapkan air dan juga pakaian ganti kamu "

" nggak usah dan ingat kamu nggak boleh masuk ke kamar aku " ucap mas Wisman

" tapi kenapa aku kan istri kamu sedang mba Iren dia bebas keluar masuk kamar mu " protes ku

" ya kamu dan dia beda. udah nggak usah banyak nanya nggak usah protes pokoknya kamu aku larang masuk ke kamarku tanpa seijinku, ingat itu " ucapnya lagi lalu menutup pintu kamarnya dengan keras. kembali aku harus menahan sabar dan aku pun memilih kembali turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam.

tiga puluh menit kemudian Mas Wisman dan mba Iren berjalan menuruni tangga aku segera mengisi gelas mereka dengan air putih.

selesai makan malam tidak ada perbincangan diantara kami mba Iren memilih masuk ke kamarnya begitu pula mas Wisman sedang aku masih masih membersihkan piring bekas makan kita tadi.

begitulah kegiatan ku setiap harinya aku tidak di perbolehkan keluar rumah kecuali untuk belanja kebutuhan rumah itupun diantar satpam.

hari ini sudah satu minggu aku tinggal di kediaman mas Wisman dan masih seperti hari hari sebelumnya Mas Wisman tetap bersikap dingin padaku dia hanya bicara seperlunya dan selebihnya menganggap diriku tak ada.

POV author

malam itu Aisyah bangun jam 3 malam seperti hari hari biasa dia bangun hendak melaksanakan sholat tahajud sebelum masuk ke kamar mandi ia raih gelas di atas nakas namun kosong jadi terpaksa ia turun ke dapur untuk mengambil air putih setelah meminum segelas air ia kembali menuangkannya ke dalam gelas untuk persediaan nya besok.

Aisyah kembali naik ke lantai atas namun saat melewati kamar suaminya ia melihat pintu kamarnya tidak tertutup rapat dan kembali ia mendengar suara ******* bersautan itu antara laki laki dan perempuan.

perasaan Aisyah semakin tidak enak

ia memberanikan diri untuk mengintip di dalamnya namun tak terlihat apa apa namun suara suara aneh itu semakin jelas terdengar

" ah Wisman..ah sayang... " racau suara perempuan yang mirip suara Iren. Aisyah semakin masuk melangkah ke dalam kamarnya dadanya semakin bergemuruh dan baru beberapa langkah ia tercengang ia metutup mulutnya menahan keterkejutan nya hingga gelas berisi air yang ia pegang jatuh ke lantai. sontak dua manusia yang sedang memadu kasih menghentikan aktifitas mereka dan langsung menoleh ke sumber suara

" Aisyah.. " ucap mereka bersamaan dan dengan cepat Wisman menutup tubuhnya dan tubuh Iren dengan selimut

" ada apa kamu masuk ke kamar ku lancang kamu..! " bentak Wisman

" tega kamu mas.. kenapa kamu lakukan itu sama aku..! " pekik Aisyah dengan air mata yang mulai jatuh dari kelopak matanya

" aku ini istri kamu tapi kenapa kamu malah tidur dengan mba Iren " ucap Aisyah lagi dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Wisman diam sejenak sedang Iren memilih memakai pakaiannya dan Wisman segera memakai celana pendeknya lalu melangkah mendekati Aisyah dan menariknya keluar dari kamarnya

" sini kamu asal kamu tau aku dan Iren kita adalah sepasang kekasih dan sebentar lagi kita akan menikah"

" kalau kamu mau menikah sama mba Iren kenapa kamu menikahi ku " tanya Aisyah dengan nada tinggi ntah dari mana keberanian itu muncul

" aku menikahi mu bukan karena cinta tapi itu semua keinginan ibu angkatku yang tidak mau memberikan hartanya jika aku menikahi Iren yang menurutnya bukan wanita baik baik dan ia ingin aku menikahi wanita seperti mu naif dan polos " tutur Wisman

" tega kamu...klo begitu sekarang juga ceraikan aku, aku ngga mau menjalani pernikahan seperti ini "

" cih jangan mimpi kamu aku nggak akan menceraikan mu sebelum warisan ibu aku jatuh ke padaku " kata Wisman

" tega kamu menjadikan aku sebagai alat untuk memenuhi ambisi mu, apa salah aku mas.. " Aisyah terisak

" salah kamu adalah kenapa kamu jadi wanita polos yang mudah di bodohi, sudah aku nggak mau berdebat aku lelah sekarang kembali ke kamarmu " ucap Wisman sambil berlalu dan kembali masuk ke kamar nya dan menguncinya dari dalam.

Aisyah melangkah masuk ke kamarnya dengan langkah gontai ia telungkupkan wajahnya di atas bantal sambil menangis meratapi nasibnya.

" ibu aku kangen... " isaknya

" Tuhan apa salah dan dosa aku kenapa kau tidak pernah biarkan kebahagiaan menghampiri ku apa aku memang tadak berhak bagia.." gumamnya.kemudian ia bangun dari tidur mengambil kopernya dan memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper ia ingin segera pergi dari rumah ini dan kembali ke pantai ia tatap jam dinding di kamarnya ternyata masih jam setengah empat nggak mungkin ia pergi sekarang dan ia juga tidak tau jalan arah pulang. maka ia urungkan niatnya untuk pergi dari kediaman Wisman dan menunggu sampai esok hari.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!