NovelToon NovelToon

Cinta Yang Tertukar

cinta yang tertukar

Part 1

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah

Di SMA Negeri.1. Yang ter favorit di daerahku. Hari ini Abang ku yang diidolakan temanku, di SMP ku lalu yang mengantarku ke sekolah.

Abang ku SDH di bangku kuliah semester dua jurusan manajemen. Ayahku menyuruhnya kuliah disana untuk melanjutkan bisnis kuliner Ayah yg banyak cabangnya di kotaku.

Abangku berpostur tinggi, putih, hidung mancung, berpenampilan rapi dan style, wangi lagi. memiliki Alis tebal dan mata yg sangat teduh yang membuat jantung setiap lawan jenisnya terpesona, tapi sayang ,abangku pecinta wanita cantik, entah siapa nanti yang bisa membuatnya setia. Alasannya sih, daripada mubaksir.Basi......"

"Ayu....!!!" Suara Abangku,

Menyentak kan lamunanku, suara Abangku membuyarkan lamunanku. Aku pun Buru buru turun dari motornya, melepaskan pelukanku yang melingkar di perut Abang semata wayang ku.

Kami hanya dua bersaudara, aku pun buru buru membuka tali helm ku, seperti biasa Abangku menarik kepalaku, membantu melepaskan tali helm ku melepasnya serta menarik wajahku, dan mencium pipiku dengan gemas.

"cup cup... !!"

menempelkan bibirnya di pipiku dalam dalam.,

"ingat yah pulang sekolah jangan keluyuran, karna abang jemput lagi...,ingat jangan pacaran dulu". dengan mata yang melebar dengan nada mengancam.

"Abang..... Ayu Khan sudah gede" sungut ku kesal.

"ini anak dibilangin ngotot lagi," mendelik matanya yg teduh, jadi membesar. Bodoh amat pikirku, berlalu meninggalkannya.

Abangku memang protektif sekali denganku, Karna dia mungkin takut saya dipermainkan cowok, dipikirnya cowok seperti dia semua.

Bahkan teman teman sekampusnya pun, banyak yang tergila gila denganku.

Abangku menangkisnya dengan kata - kata adikku masih kecil, belum bisa pacaran. Memang sih, segi umur saya masih SGT muda tapi postur tubuhku yg tinggi semampai, berkulit putih, hidung mancung.berwajah manis seperti ibuku. Wajarlah kelihatan saya dewasa ,waktu orientasi siswa siswi baru minggu lalu, banyak sekali panitia orientasi yakni kakak kelasku sendiri, memberikan perhatian lebih untukku.

Mereka selalu memuji kecantikan ku ,mungkin turunan dari ibuku, Karna kami begitu mirip. kata Ayahku. Dulu ibuku adalah gadis tercantik di kampus nya dulu, ayah sangat berjuang dapatkan ibu, karna ayahku, juga dulu pecinta wanita cantik, jadi ibuku kurang percaya padanya Sama tuh abangku.

Pikiranku melanglang buana, sambil tidak terasa kakiku berayun kanan dan kiri dan sampailah didepan kelasku yang asri, banyak tanaman bunga, menghias dihalaman kecilnya.

Didepan kelasku ter pagar rapi, warna cet yang warna warni bersilang dari pagar yang satu ke pagar satu lainnya.

"Ayu.....!!"

Menyentak kan lamunanku.

"Dea.....!!" pekik ku tidak mau kalah, dan loncat loncatan bersama, tanganku dan tangannya saling menggenggam, saling loncat loncatan ditempat masing masing.

Maklum anak Baru tamat SMP Agak narsis dan lebay.....

Dea adalah sahabatku, dia tidak kalah cantik nya denganku, pertama kami bertemu di bangku SMP.

Awalnya kami saling mengagumi, Akhirnya menjadi sahabat.

Ayu".., kita sebangku yah."

mohon nya memelas dengan mata yang merajuk.

"Dea, la iyalah kamu Khan sahabatku juga!!!"

"Makasih sayang".

Ujarnya, memelukku erat. Kamipun

beriringan masuk kedalam kelas, bergandengan tangan. Sekilas kulihat teman lelakiku didalam kelas, memandang kami dengan kagum dan terpesona, sudah biasa didalam kehidupan kami, jika berjalan bersama.

Bukannya maksud menyombong diri , ini bagian hari - hari kami jika bersama, yang sudah biasa ku lalui. Memiliki wajah cantik itu adalah anugerah dari yang Maha Pencipta. Tapi terkadang aku pun risih juga, Dea selalu ku Mak comblang kan dengan Abangku, tapi Abangku TDK mau, padahal Dea sangat menyukainya, dan cantik.

Kamipun akhirnya duduk di bangku yang sama, melewati jam pelajaran yang silih berganti. Akhirnya waktunya pulang, seperti biasanya, abangku yang ganteng, sudah ada didepan sekolah ku.dan akupun berpisah dengan Dea.

Abangku tersenyum ramah yang tentunya wajah gantengnya jadi santapan lajang lajang ABG disekolah baruku, sambil lirik lirik dan tertawa cekikikan, tidak jelas, yang akhirnya terhenti dan berganti dengan tatapan iri dan tak rela.

Maklum anak ABG sekarang, agak narsis, dan kepedean. Setelah melihatku begitu mesra dengan Abangku.

Memang sih kelihatan romantis, Abangku merapikan rambutku, menyeka wajahku yang agak berkeringat dengan kedua jarinya yang ditempelkan di wajahku, dan memasangkan helm ku, mencubit pipiku dengan gemas.

Begitulah Abang ku dia sangat menyayangiku, bahkan melebihi pacar pacarnya. Jika ada perintah ku, cepat dia laksanakan. Selalu setia mengantarku kemana saja, dia tidak membiarkan lawan sejenis ku menganggu ku,

makax selalu mesra jika berjalan denganku. Merangkul ku, dengan mesra. nonton bareng, belanja bareng. Bahkan terkadang bertengkar dengan pacar pacarnya, gara gara aku.

"Kamu pacaran aja dengan adikmu, tidak usah denganku" .

Jawab pacarnya ketus, eeh bukannya di tenangkan malah ditantang.

"oke...!

"kita putus!."

Dengan entengnya Abangku memutuskan pacarnya, pacarnya hanya melongo, dengan air mata, tidak rela diputuskan.

Abangku enteng sekali memutuskan pacarnya. Apa tidak takut nanti saya yang kena karmanya? Itulah mungkin dia melarang ku berpacaran .

Abangku tidak mau aku disakiti, dasar egois. Terkadang ku bertanya?.

"Abang apa belum ada gadis yang membuat abang jatuh cinta".

Abangku cuma tertawa dan mengedipkan matanya menggodaku.

"Ada,"

Aku pun dengan polos dan oon nya bertanya serius dengan muka yang sangat penasaran, ingin melihat orangnya yang bisa melunakkan play boy ini.

"Siapa,abang?, rumahnya dimana, bawa dong abang saya ketemu dia?".

ujar ku sangat antusias. Dengan raut mukaku yang manja serta mataku berbinar bahagia.

terlontar lah kata Abang ku spontan, yang membuatku kesal, dengan jawabannya.

"Kamu,"

dengan kedipan mata nya dengan manja.

"Abang.....!!"

Pekik ku kesal dengan candanya yang tidak bermutu. Badannya pun jadi sasaran empuk tanganku memukulinya .

Seperti biasanya, diapun membalasnya, dengan membawa kepala ku, dibawah ketiaknya dan menjepit ku disana, dan menangkap kedua tanganku.

Dan tertawa dan seperti biasanya akupun memanggil papa, yang selalu membela ku.

"papa.........,!! Pekik ku.

"Mas Andre jahaaaat....!!"

terdengarlah suara pembelaan ayahku, yang masih sangat tampan.

"Andre.....!!!! Jangan ganggu adikmu" terdengar lantang dan keras.

Akhirnya Abang Andre pun melepaskan kepalaku yang dia jepit dibawah ketiaknya, mencubit kedua pipiku dengan gemesnya.

"Makanya, jangan kepo."

sambil tertawa puas mengerjai ku. Akupun hanya meringis kesakitan memegang pipiku dan menjulurkan lidahku dan berlari keluar, kamarnya.

Mendatangi ayahku dan memeluknya manja, dan mengadu kan perbuatan abangku. Ayahku dengan sayang memelukku, serta tertawa lucu mendengar ceritaku, dengan raut wajah gemesnya dan sesekali mencium pipiku.

Aku sangat beruntung sangat disayangi oleh kedua pria tampan ini, bahkan ibuku pun sangat menyayangiku, mereka mendidik kami dengan kasih sayang dan selalu menganggap kami anak kecil BALITA mereka, padahal aku sudah mulai beranjak dewasa, dengan Abang ku.

bersambung

cinta yang tertukar

Part 2

Keesokan harinya, aktivitas ku berjalan normal seperti biasanya. Dan abangku Andre tetap setia mengantarku.

Didalam kelas saya dan Dea sedang berbincang.

"Ayu, nanti malam nonton bioskop yuk...?" rayunya dengan mata indahnya, kerjab manja penuh pengharapan. Saya tahu modus supaya abangku ikut.

Tapi sayang abangku menganggapnya anak kecil.. .."he he.. tawaku tidak sengaja membuat Dea jadi kesal.

Kayak tahu saja isi hatiku, Dea pun berkata dengan nada ketus.

"Ayo, berpikir mengejek Khan".

Mencubit ku gemes. Tentunya aku teriak lah.

"Waduuuuuh..... Sakiiiiiit, tau!!!"

Pekik ku kesal, meremas lenganku, yang dicubitnya.

"Makanya, jangan diketawain...!"

kata Dea dengan muka masam. Tapi tidak mengurangi kecantikannya.

Heran abangku, makhluk secantik Dea di sia -siakan. Selain cantik, dia juga anak orang kaya di daerahku. Ayahnya adalah CEO pemilik perusahaan yang banyak cabangnya.

Dea anak semata wayang, jadi terkesan manja. Dea Blasteran Arab, dan berkulit putih bersih, berpostur tinggi. seperti aku, langsing dan Dea bermata bulat yang indah.

Pertama kami ketemu pas masuk SMP. Awalnya aku kagum dengan kecantikan dia, ternyata pertama melihatku, diapun mengagumi ku. Katanya aku sangat cantik dan manis.

Andai dia cowok, dia kejar aku, dijadikan pacarnya. Ada-ada saja Dea, dia tipe periang dan tidak bisa simpan rahasia. Dasar Dea, kami juga punya sahabat tidak kalah cantiknya blasteran Cina, tapi dia keluar negeri sekolah.

akhirnya kami terpisah. Ooh iya, sedikit perkenalan denganku. Kata Ayahku, kalau kakek ku orang Korea.

Ayahku memiliki wajah Korea, tampan, berhidung mancung, berkulit putih, dan berpostur tinggi. Sama tuh abangku. Apalagi sekarang jamannya Drakor Korea, laris tuh, Abangku.

Makanya Dea sangat ngefans, sama abangku. Saingan tuh, dengan Mila, sahabat ku yang peranakan Cina itu. Saya pusing dibuatnya, ada-ada saja modus mereka.

Tiba - tiba lamunanku buyar.

"Ayu, nanti malam Khan, malam minggu, yuuuuuk....ini Khan kota Bandung, pasti ramai lah".

'iyaa, nanti tanya abangku." Kata ku menyerah.

"Horeeeeee!!!". Pekiknya kegirangan.

"Gitu dong baru sahabatku."

Dea senang, karna abangku pasti ikut, walau ngedate dengan pacarnya.

Abang Andre pasti mengutamakan ku. Heran juga, begitu sayangnya abangku denganku, apalagi kalau saya sudah akting pura - pura, menangis kencang, merengek. Menyerah tampa perlawanan tuh abangku.

Abang Andre pasti memeluk ku, penuh sayang.

"Sudah, nangisnya, nanti Abang antar, tapi sebentar saja yah."

Akupun, mengangguk riang.

"iyaa", Abang Andre sangat ganteng,jawabku manja, mencium pipinya dan membalas pelukannya dengan erat.

Sekali lagi, buyar lamunanku.

"Ayu, jgn lupa bawa abang mu?"

Khan modus, pikirku dalam hati, Sudah tahu trik Dea.

Apalagi, kalau tidak modus dekati abangku.

"iyaa ..!!. Jawabku ketus.

"Ayu , kapan yah, abang kamu, bisa balas cintaku".

Seperti biasanya, aku menyemangati nya.

"Jangan menyerah , dong. Semangat saya juga tetap kok, rekomendasikan kamu, abangku saja yang tolol, makhluk secantik dan seseksi kamu, di sia - siakan.

Coba aku terlahir sebagai seorang cowok, dan Abang Andre jadi aku saja pasti sudah ku pacari kamu Dea."

Dea pun tertawa, seperti biasanya

dengan alasanku, yang sama setiap kalinya dia frustasi, mengejar cinta Abangku." Yang sedingin es, cuek seperti batu, tidak goyang dan luluh hatinya dengan kecantikan Dea.

Iya sih, Pacar abangku, cantik semua. Inikan kota Bandung, banyak gadis cantiknya. Tapi Dea, tidak kalah cantik tuh, apalagi cara berpakaiannya sangat modis, ibunya banyak butik di kota Bandung ini.

Jadi wajarlah Dea berpakaian modis, bahkan pakaianku, semua rekomendasi dari Dea, yang sangat memperhatikan penampilan.

Tapi Abangku, kayaknya tidak doyan anak yang masih duduk di bangku sekolah. Apalagi baru tamat SMP, mungkin itu, alasan abangku belum menuruti ku.

Setiap ku rekomendasikan Dea, Abangku bilang, Anak kecil belum boleh pacaran. Lamunanku buyar lagi. Tersentak mendengar tawa Dea merasa lucu dengan ucapan ku.

"Ha..ha...ha...., iya juga sih Ayu, andai kamu yang jadi Abang Andre, sudah lama kita berpacaran.

Tawa Dea, yang membuat mata teman dikelas memperhatikan kami, menatap kami kepo. Tiba-tiba, Roy dan Dedy berbaur, menghampiri kami,. mereka teman sekelas kami, dan lumayan tampan tapi mereka play boy sekolah juga.

"Wah .....wah..., bidadari cantik ini, lagi cerita apa.

Ikutan yuk, siapa tahu kita bisa merasakan kebahagiaan kalian. Apalagi jika cinta kami diterima, pasti kami akan terima, dengan sangat senang sekali."

Kata Roy, kepedean, disambut Dedy dengan kedua jempolnya, dengan semangat.

"Iya nih, nanti malam sy jemput yah, Ayu sayangku".

Kata Dedy, dengan rayuan buayanya. dibalas antusias sama Roy.

" Iya nih, saya jemput kamu yah Dea sayang."

Dea pun Sewot membuyarkan khayalan indah mereka, untuk kesekian kalinya.

"waduh....!!!!! Jangan mimpi kalian, pede amat sih, jadi cowok. Saya itu, pacarnya abangnya Ayu, dan akan jadi istrinya dan punya banyak anak, kalau perlu selusin anakku nanti, biar suamiku tidak selingkuh."

Akupun menggaruk kepalaku, yang tidak gatal, mendengar kata - kata Dea. Aduh Dea, yang menghayal siapa sih, sebenarnya. Dea pede banget, diterima saja belum tuh sama abangku.

Akupun segera, membuyarkan lamunan Dea, yang melantur tidak tentu arah, menariknya keluar kelas.

Menghindari Roy dan Dedy, yang sudah siap dengan balasan yang tidak berujung.

"Dea......!! Ayuk. ke kantin Lapar."

Menariknya, berlalu menghindari Roy dan Dedy. merekapun kami tinggalkan dengan wajah yang tidak puas, untuk kesekian kalinya, mendapat penolakan Dea.

Waktu pun bergulir, tidak terasa habis makan, di kantin dan masuk kelas kembali, melanjutkan jam pelajaran sekolah, sampai bel berbunyi pertanda pulang.

Dengan rapi kamipun berbaris keluar, meninggalkan kelas kami, menuju keluar gerbang sekolah.

Tidak berselang lama, wajah ganteng abangku, sudah ada duduk diatas motor sport hitamnya. dengan baju kemeja biru tua, jeans biru, sepatu sport, serta kacamata hitamnya, dan ranselnya disimpan didepan dadanya, apa yang dipakainya begitu serasi dengan wajah gantengnya yang putih serta hidungnya yang mancung.

Abangku yang ganteng.sudah nongol didepan gerbang sekolahku. Tentunya jadi santapan, mata lajang ABG Di sekolahku.

Seperti biasanya, Abangku pun Tersenyum manis kepadaku. Akupun menghampirinya, dengan Dea sahabatku, yang sangat mengidolakannya.

Bersambung

cinta yang tertukar

Part 3

Akupun menghampiri, abangku dengan Dea di sebelahku dengan semangat mengikuti langkahku. "Hai.....!! Bocah..., bocah abang, bagaimana kabar hari ini, apa tidak ada masalah?." Menatap penuh selidik.

Akupun berbicara dengan Dea.

"Dea, itu sudah ada mobil jemputan mu." Tanganku menunjuk kearah mobil Fortuner hitam yang terparkir di depan kami.

Dea pun menoleh malas, yah wajarlah kalau ada abangku, walau hujan badai apapun, mana Dea peduli.

Dea pun menyahut juga, "ooh iyaa.., Pamit dulu yaah... Ayu" memelukku mesra dan berbisik pelan di dekat telingaku.

"Ayu, ingat nanti malam. nonton, dengan abang mu."

dengan suara yang sangat pelan, menatap abangku dengan manja. "Abang Andre, Dea pamit dulu, tersenyum manis dan melambaikan tangannya."

Abang Andre membalasnya dengan senyuman pula yang tak kalah manisnya dengan Dea, melambaikan tangannya juga, begitu juga denganku.

Dea pun berlalu menuju mobilnya, membuka pintu mobilnya,masuk dan berlalu.

Abangku menarik lenganku, mendekatkan badanku, dan memasang helm di kepalaku. Akupun naik motor abangku, dan memeluknya erat. Aroma parfum khasnya, sudah jadi candu untukku, karna akulah yang selalu memilihkan jenis parfum yang baunya sesuai seleraku.

Terkadang aku sangat kesal dia sangat hobi membawaku belanja perlengkapannya, bahkan pakaian dalamnya juga, sampai di pamerkan didepan wajahku, terkadang aku malu dilihat orang, tapi Abangku tidak peka tetap minta pendapatku, rasanya mau meninju mukanya sampai berdarah, buat malu saja.

Kadang aku suruh dia membalikkan badannya ke belakang, dan kusuruh membungkukkan badannya yang tinggi, baru aku lingkarkan lenganku dilehernya dan mencekiknya dengan lenganku, dan berbisik.

"Abang......, berhenti sodorkan ****** ***** kamu Abang!! dasar tidak tahu malu."

Abang Andre pun tertawa dan mengangkat ku ke atas punggungnya, membawaku berkeliling. Diatas punggungnya, tentu saja menjadi pusat perhatian tapi karna sifat manjaku, aku terkadang cuek dan sangat suka melihat orang salah faham terasa sangat menyenangkan dalam hatiku.

Motor Abang pun melaju membelah jalan, melaju menyusuri kota menuju rumah kami. Dikawasan Elit, Kota Bandung.

Jika kami berpapasan dengan lampu merah, seolah semua mata memperhatikan kami, dengan tatapan kagum dan iri. melihat aku yang tak melepaskan pelukan di abangku, menyandarkan wajahku di punggungnya.

Apalagi abangku, sekali kali mengelus tanganku, yang melingkar di bagian perutnya. Akupun senyum senyum sendiri, membuat orang salah faham, sangat menyenangkan.

Jika kami tidak bersaudara kami memang mungkin pasangan yang sangat serasi, tidak terasa sampailah kami di rumah, mulai memasuki pagar tinggi rumah kami.

abangku pun memarkir motor sport besarnya yang berwarna hitam di garasi.

Kami punya 3 mobil pribadi di garasi besar disamping rumah, tapi nanti jika diperlukan baru dipakai, Abangku lebih senang memakai motor untuk menghindari macet.

Abangku, menarik lenganku dan membantuku melepas helm ku. Dia sangat memanjakan ku, semoga pacarku kelak. seromantis abangku padaku.

Akupun tersenyum sendiri, tentunya abangku kepo, dan jiwa detektifnya kambuh.

Dia pun menjepit kedua pipiku, dengan kedua jarinya, dan memajukan wajahku dengan bibirku yang lagi monyong kedepan, mendekatkan wajah abangku, menyentuh hidungnya, sedikit bersentuhan langsung dengan bibirnya.

"Tunggu...!! kayak ada yang mencurigakan, yang disembunyikan di kepalamu ini, jangan - jangan !! masalah cowok yah !!!."

Membelalakkan mata, akupun mencoba melepaskan tangannya, dan menggeleng. "Ah....ah..., sakit Abang..., tidak kok...." dengan mata sendu, dan memohon.

Abangku pun melepasnya, segera turun dari motornya dan memasang standar kaki motornya, merangkul ku kembali dengan lengannya dan membawaku masuk kedalam rumah.

Tampak Mamaku yang masih sangat cantik, menyambut kami dengan pelukannya. kamipun seperti biasa. mencium kedua pipi Mama, secara bersamaan.

Kebiasaan Mama, memukul kedua pantat kami. "Ayo!! makan!!" menyuruh kami makan.

Mama secara langsung, dengan bibi memasakkan kami. Mama adalah sosok ibu rumah tangga yang sejati.

Tidak berselang lama, suami kesayangannya pun, datang. Papa pun langsung memeluk ibu, mencium kedua pipinya mesra, bahkan bibirnya.

Akupun bergidik ngeri, seperti biasa Abangku tersenyum melihatku, jika papa sudah melihatku, pipiku pun diserangnya habis habisan, seperti anak bayi.

"cup..cup...!!!! mencium ku gemes dan memutarkan bibirnya di pipiku dan menahan kepalaku dengan telapak tangannya, agar pasrah diciumi.

Sama Abang jika datang gilanya, jika dia jadian lagi sama cewek yang ditaksirnya, atau ada yang membuatnya senang, akupun habis dipeluk dan diciumi kayak ayah mencium ku saat ini.

Aduh...., !!! Tuhanku ... !!. Kapan mereka menganggap ku wanita dewasa, aku bukan anak BALITA lagi, pekik ku dalam hati.

"Wah!! enak sekali masakannya"

Begitulah Papa selalu memuji, apapun yang Mama buat.

kedua orang yang kucintai itupun, bergabung makan dengan kami, sesibuk apapun Papa, Beliau tetap pulang kerumah. Menikmati makan bersama dengan keluarga tercintanya.

Sesekali, kami pun tertawa bersama. Papa suka bergurau, ada ada saja candanya, yang membuat kami tertawa.

Akupun mengambil kesempatan, agar abangku mengantarku nanti malam dengan Dea nonton bioskop.

"Papa sayang..." Panggilku manja. Abang ku pun langsung menoleh, dengan tatapan penuh kecurigaan, seolah sudah paham maksudku. Papa pun, menatapku mesra.

"Ada apa sayangku?" dengan lemah lembut, aku pun mulai melancarkan aksiku yang pastinya abangku, tidak bisa nolak.

"Papa, nanti malam, ada film tuh, Ade suka. Sudah lama tuh Ade tungguin, suruh Abang dong Papa antar. Tapi saya mau nonton dengan Dea juga Karna SDH lama tuh kami tungguin."

Papa seperti biasa, mengangguk - angguk setuju, melirik di abangku, yang sudah meremas kasar mukanya, menggaruk kepalanya yang tidak gatal, serta tersenyum dipaksakan sesekali, mendelik mata tajam ke arahku.

Aku tahu, jika sebut Dea, abangku malas sekali, karna dia tahu kalau aku sangat gigih , menjadi Mama Comblang Dea dengan dia.

Papa pun buka suara. "Andre, dengar adikmu!, nanti malam antar dia..!" dengan suara tegas.

Mama hanya bisa tersenyum lucu, karna dia tahu kalau aku selalu, tidak pantang menyerah jodohkan Dea dengan Abangku. Dan abangku pun untuk kesekian kalinya, mengusap kasar mukanya yang ganteng itu, matanya mendelik tajam kepadaku.

Bodoh amat pikirku tersenyum sangat manis padanya, akupun tersenyum puas dengan kemenangan yang mutlak, sesekali, menjulurkan lidahku ke abangku, yang sudah tahu jika Ayuni Wardana sudah ada keinginan dia tidak bisa menolak.

Akupun tersenyum manis, menyelesaikan makananku secepat mungkin, di seberang sana sudah ada mata frustasi yang melihatku dengan sangat menderita.

Ini Khan malam Minggu, kayaknya ada lagi wanita yang jadi korban playboy nya, emang gue pikirin, senyumku pun selalu menghiasi bibirku sampai selesai makan, senyum kemenangan.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!