Di salah satu kamar sebuah hotel mewah, terlihat seorang wanita dengan sebuah luka di wajahnya, meringkuk di salah satu ujung ruangan.
Dia memiliki tampilan putus asa dan frustasi diwajahnya, saat dia melihat ponsel miliknya.
Disana, berisi sosial media miliknya, beberapa komentar dalam foto miliknya dan pesan-pesan yang dikirimkan pada sosial media miliknya, membuat wanita itu merasa sangat sakit hati.
Beberapa pesan terlihat seperti,
'Pembohong! Dasar Wanita Murahan!'
'Penipu! Kembalikan uang-uang kami!'
'Dasar, Pel*cur Sialan!'
'Bi*tch!'
' Dasar Penipu!'
'Berani sekali kamu masih menunjukkan wajahmu, kelakuan jahatmu pada saudara mu sekarang terkena karmanya!'
'Hah? Selama ini kamu menipu dan menyembunyikan kalau kamu sudah punya anak, apakah ini anak Haram dari Hubungan gelap? Dasar Bi*tch!'
'Emelin Brengs*k Sialan!'
'Lihat sekarang wajahmu yang sudah jelek itu, itu karma untuk mu!'
'Hahahaha Hey Wanita Murahan, lihat kamu sudah terkena karma oleh perbuatanmu!'
'Wajah yang menjijikkan,'
Dan banyak lagi caci maki yang ada disana.
Melihat komentar-komentar dan pesan-pesan ini benar-benar membuat wanita itu menangis.
Dia perlahan memegang wajahnya, lalu mengabil sebuah kaca dari tas miliknya.
Di wajah itu, bisa dilihat sebuah luka bakar dan lepuh, kulit memerah dan sedikit mengelupas.
Wajahnya sekarang terlihat hancur seperti ini....
Wajah cantik yang dulunya dipuja-puja semua orang.....
Apa yang telah kulakukan?
Disini, Emelin kembali menangis.
Menangis dalam kehampaan, sendirian diruangan itu.
Dia memikirkan, apa yang terjadi....
Apa yang salah.....
Apa benar...
Ini sebuah karma karena dirinya menjadi Ibu yang jahat?
Dirinya memang sempat menyembunyikan fakta kalau dirinya sudah menikah dan memiliki seorang anak.
Namun hanya itu....
Tidak kurang dan tidak lebih...
Dirinya hanya ingin meraih impiannya untuk menjadi Artis Populer di Dunia Hiburan.
Emelin memikirkan hal-hal yang terjadi belakangan.
Ini dimulai dari adiknya Claudia menyiramkan air panas pada wajahnya.
Semua hal berjalan dengan cepat ketika dirinya akhirnya berada dipuncak karirnya, namun....
Hanya dalam satu malam, seolah semua itu hancur berkeping-keping.
Perjuangannya selama bertahun-tahun....
Emelin hanya bisa menangis....
Hari ini, ketika dirinya pulang dari Rumah Sakit, kembali ke Rumah Ayahnya, dia di Usir oleh Ayahnya.
Emelin masih ingat kata-kata dingin Ayahnya hari ini, seolah kenangan pagi ini kembali terngiang di benak Emelin.
"Kamu!! Putri tidak tahu diri! Kamu berani mencoba menyakiti saudaramu sendiri?"
Sebuah tamparan mendarat pada salah satu pipi Emelin yang masih terluka hari itu.
Rasanya sakit.....
Sangat sakit....
Rasa tamparan yang keras bersama wajahnya yang masih panas dan perih itu.
Juga rasa sakit dihatinya, melihat orang yang disayanginya tidak percaya padanya.
Dirinya tidak bisa membela diri,
"Ayah.... Aku... Aku tidak melakukannya pada, Claudia... Dia... Dia yang melakukan ini padaku..."
Suara pembelaan yang tidak sampai pada hati Sang Ayah.
"Kak Emelin.... Aku... Aku hanya membela diri.... Kakak yang mencoba untuk.... Apa.... Apa yang aku lakukan.... Ayah.... Jangan marah pada Kak Emelin, dia mungkin hanya sedikit kesal dengan kejadian yang menimpanya," kata Claudia sambil sedikit menagis dan mencoba menenangkan Ayah mereka yang marah itu.
"Emelin! Aku tidak mengira kamu tega melakukan itu pada saudara mu sendiri!! Bahkan walaupun dia bukan saudara kandung mu.... Dia masih, saudara mu!" kata seorang wanita yang berdiri disamping Ayah Emelin, dia adalah Ibu Tiri Emelin.
"A... Aku tidak...." Guma Emelin sambil mencoba membela dirinya.
"Kamu harus meminta maaf pada Saudara mu!!" Kata Ayah Emelin dengan nada marah.
"Ayah... Aku tidak melakukan apapun pada, Claudia!! Dia yang menyiramkan air panas padaku!"
"Kakak... Aku... Aku...." Guma Claudia terlihat sangat menyediakan seperti seseorang yang terlihat bersalah dan mulai meneteskan air matanya.
"Claudia, Putriku jangan menagis, aku tahu kamu tidak sengaja, ini ulah Emelin duluan yang ingin melukaimu. Dia bahkan pernah mencoba mendorongmu dari tangga saat kalian Chasting Film, hanya karena Emelin ingin mendapatkan peran itu bukan?"
"Itu.... Itu salahku karena ingin mendapatkan peran yang Kak Emelin inginkan.... Aku tidak tahu kalau Kak Emelin sangat menginginkan Peran itu, bahkan walaupun Kak Emelin mendapatkan peran itu pada akhirnya... Aku..."
"Claudia!! Aku tidak pernah mencoba mendorongmu dari tangga! Kamu yang tiba-tiba terjatuh sendiri!" Teriak Emelin dengan marah.
Disini, Claudia, meneteskan air matanya, terlihat sedih dan merasa dianiaya.
"Hiksss.... Kak Emelin... Aku tidak bermaksud seperti itu, Kak...."
"Emelin! Jaga bicaramu!! Kamu berani bicara kasar pada saudara mu, Hah!! Kamu bahkan membuat dia ingat hal-hal buruk!"
"Ayah!! Aku tidak pernah melakukan apapun pada Claudia! Percayalah padaku!"
"Diam kamu Emelin! Kamu hanya bisa membuat nama malu Keluarga! Lihat sekarang di semua berita!! Ada Namamu dimana-mana! Kamu memalukan!!"
Emelin terdiam mendengar perkataan keras Ayahnya.
Dari Emelin kecil, Ayahnya memang selalu bersikap dingin padanya. Emelin tidak pernah mengerti sebabnya. Namun dirinya selalu mencoba mendapatkan cinta dan perhatian Ayahnya, namun hasilnya.....
Dan bahkan, hari ini, Ayah yang dirinya hormati ini tidak sedikitpun percaya padanya.
"Kamu, Jangan Pernah kembali lagi ke Rumah ini!"
Itu adalah perkataan Ayah Emelin saat mengusir dirinya dari rumah.
"Ayah, jangan usir Kak Emelin...." Kata Claudia yang terlihat syok dan sedih itu.
Hanya Emelin yang tahu, kalau itu semua hanya sandiwara Claudia.
"Ayah.... Ini semua perbuatan Claudia!"
"Emelin!! Kamu berani!! Penjaga Keamanan!! Seret orang ini keluar!?"
Dari sana, beberapa penjaga Keamanan Rumah, mencoba menyeret Emelin keluar dari Rumah Mewah itu.
Emelin awalnya menolak, namun dia hanyalah seorang wanita, jadi tidak berdaya melawan penjaga keamanan, dia diusir dan dilempar keluar gerbang.
Dari sana, Emelin menangis dan duduk disamping gerbang, berharap Ayahnya memiliki belas kasihan padanya dan mengijinkannya masuk.
Emelin menunggu...
Menunggu...
Dan menunggu....
Hingga perlahan-lahan, rintik-rintik air turun dari langit, bersama dengan hati Emelin yang begitu sedih.
Hujan turun, namun tidak ada tanda dari orang yang dinantikannya untuk keluar.
Ini adalah sebuah rumah tempat dirinya dibesarkan.
Sebuah rumah penuh dengan kenangan masa kecil Keluarga ini.
Sejak Kakeknya meninggal dan menyusul Ibunya semuanya jadi.....
Seolah semua kenangan lama berputar dalam diri Emelin saat dia menatap kearah Rumah Mewah itu.
Ketika Emelin putus asa ditengah hujan, pintu gerbang terbuka.
Melihat itu, Emelin merasa cukup lega, Ayah nya pasti keluar untuknya.
Sedikit harapan muncul diwajah pucat Emelin yang merintih menahan dingin itu.
Namun sayangnya, harapan hanyalah sebuah harapan.
Dua orang wanita dengan sebuah payung keluar, mereka membawa sebuah koper kecil.
"Heh? Masih disini rupanya? Apakah kamu bodoh, Emelin?" Kata Claudia dengan penampilan aslinya yang penuh dengki.
"Claudia kamu!!!"
"Ah... Kakakku tersayang, ini adalah bayaran dari mengambil semua hal yang aku inginkan, Ah~ Aku benar-benar cukup terharu melihat kebodohanmu selama ini," kata Claudia sambil tertawa penuh kemenangan.
Disana, ditengah hujan, Emelin didorong oleh Claudia hingga dia jatuh ke kubangan air disana, membuat dirinya basah kuyup dan kotor.
"Lihat, penampil ini, wajah jelek dan baju kotor, benar-benar terlihat seperti gelandang, Ah~"
Dua orang wanita itu lalu tertawa senang, kemudian melemparkan sebuah koper kecil pada Emelin.
"Bahkan barang-barang mewah tidak cocok lagi untuk kamu pakai! Ini barang-barang lusuh yang pantas untukmu!!"
####
Kembali kemasa sekarang, Emelin kembali tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara sebuah telepon.
Ini adalah dari Manajernya.
Emelin, lalu mengangkat telepon itu.
"Hallo? Ada apa?"
"Hari ini, Agensi X membatalkan Kontrak dengan kita,"
"A... Apa? Apa yang terjadi? Kenapa banyak yang membatalkan Kontrak?"
"Emelin? Tidakkah kamu sadar dengan semua skandal yang kamu buat? Juga dengan wajahmu yang sekarang...."
"Tapi...."
"Dari beberapa Perusahaan sebelumnya juga meminta uang ganti rugi untuk skandal yang kamu buat, dan masih banyak lagi Perusahaan yang menuntut kita,"
"Be... Berikan saja semua uangnya..."
"Ya, dari hasil kontrak-kontrak kita sebelumnya, semuanya sudah untuk ganti rugi ini dan itu,"
"Bagaimana ini.... Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Kontrak untuk Drama Kampus itu juga dibatalkan. Kamu sekarang diam saja, jangan melakukan apapun."
"Tapi...."
Mendengar penjelasan dari Managernya, Emelin semakin putus asa.
Semua agensi Ikan yang bekerja sama dengannya, memutuskan kontrak, belum lagi agensi Ikan yang sebelumnya meminta ganti rugi karena kerugian akibat Skandal yang Emelin buat.
Sebuah Movie dari sutradara terkenal yang sangat ingin Emelin binatangi, membatalkan Peran untuknya.
Bahkan, sebuah Drama yang rencananya akan dirinya bintangi beberapa minggu lagi.
Seolah-olah semua mimpinya hancur dalam semalam....
Dan juga, teman-temannya di Dunia Hiburan, yang dia mintai Bantuan, tidak ada yang mengangkat Teleponnya, Uangnya sudah terkuras untuk menutup semua Kerugian Kontrak, Harta Warisan dari Kakeknya di ambil oleh Keluarganya.
Sekali lagi, Emelin hanya bisa menagis disana.
Memikirkan dari mana semua ini dimulai..
####
Bersambung
Sore itu, Emelin kembali memikirkan bagaimana semua hal ini bisa menimpanya.
Berpikir, bagaimana Claudia dan Ibu Tirinya, Cornelia bisa begitu jahat padanya.
Padahal, Emelin selalu menyayangi mereka berdua...
Sejak kapan ini dimulai?
Emelin rasanya masih ingat saat pertama kalinya bertemu dengan mereka berdua, apakah itu sekitar ketika dirinya berumur, 15 tahun?
Saat itu, dirinya hanyalah seorang gadis muda, yang sudah ditinggal Ibunya, beberapa tahun yang lalu.
Melihat Ayahnya, memperkenalkan Kekasihnya, yang akan menjadi seorang Ibu baru untuknya, Emelin sangat bersemangat, dia bahkan begitu senang ketika akan memiliki seorang Kakak.
Hari pertama mereka bertemu, Emelin membelikan mereka berdua hadiah yang dirinya pilih dengan hati-hati.
"I.. Ini untuk Tante Cornelia dan Claudia,"
"Emelin, kamu sungguh anak yang baik," pujian kecil dari Mama barunya hari itu, seolah masih membekas di hati Emelin.
Dia lalu menjadi lebih dekat dengan mereka berdua.
Semua hal dalam hidup Emelin dia mulai bercerita pada mereka berdua, dirinya juga selalu membelikan banyak hadiah untuk mereka.
Hari-hari indah sebagai Keluarga yang bahagia.
Bahkan ketika dirinya akan dijodohkan oleh Kakeknya, dirinya mematuhi perintah 'Mamanya' itu untuk dengan patuh mematuhi Kakeknya walaupun itu semua palsu, ide Pernikahan Kontrak ini berasal dari Mamanya.
Hari ketika dirinya memasuki Dunia Hiburan, Claudia juga mulai tertarik untuk mencoba kesana.
"Claudia tenang saja, aku akan membantu Kakak untuk menjadi seorang Artis Populer, mari aku akan memperkenalkan, Kakak pada salah satu Produsen yang aku kenal,"
"Terimakasih, Emelin. Kamu sangat baik hati,"
"Ya, karena Emelin sangat menyayangi Claudia,"
Seperti seorang gadis kecil penurut, Emelin selalu mematuhi perintah dari Ibu Tiri dan Saudaranya ini, dan melakukan banyak hal untuk mereka berdua.
Emelin selalu cukup puas ketika melihat mereka berdua tersenyum senang, untuk Emelin, mereka adalah Orang-orang yang sangat dirinya sayangi.
Orang-orang paling berharga dalam hidupnya.
Namun sepertinya semua tidak berjalan dengan baik untuk Claudia yang memasuki Dunia Hiburan, Emelin tetap mendukung dan memberikan sponsor untuk Claudia, selalu disisinya dan menyemangatinya.
"*Claudia pasti, bisa. Aku yakin Ka*mu bisa,"
"Terimakasih, Emelin."
Suatu hari, Kakek Emelin yang juga sangat Emelin sayangi meninggal. Emelin diberikan cukup banyak Warisan lebih dari yang Emelin kira, termasuk Perusahaan Smith.
Tentu saja, Emelin tidak bisa apa-apa soal mengendalikan Perusahaan dan hal-hal seperti itu, walaupun dalam surat wasiat, disana ditulis agar Emelin di bantu oleh Suaminya untuk mengurus itu, namun, berkat perkataan Ibu Tirinya, Emelin pada akhirnya menyerahkan kendali Perusahaan pada Ayahnya.
Ya, agar dia menjadi lebih dekat dengan Ayahnya saat itu, dan benar saja, sejak Ayahnya menduduki posisi itu, Emelin sesekali akan mendapatkan perhatian darinya.
Itu adalah puncak kebahagiaan Emelin.
Apalagi, saat itu Emelin berhasil mencapai mimpinya, memasuki Dunia Hiburan, menjadi Artis Populer Papan Atas.
Namun, hari-hari baik sangat cepat berlalu.
Emelin, saat itu cukup kesepian karena Kakeknya meninggal, apalagi Claudia sibuk dengan memasuki Dunia Hiburan, dan lagi Ibunya bersama Ayah nya sibuk mengurusi Perusahaan.
Emelin yang kesepian itu, bertemu dengan salah satu Aktor yang cukup tampan, dia begitu perhatian pada Emelin. Lagipula saat itu, hubungan Emelin dan Suaminya cukup dingin dan mereka hanya menikah dalam kontrak.
Jadi, dengan semua perhatian Daniel, tidak lama sampai Emelin jatuh cinta padanya.
Emelin tidak pernah mengira kalau ini adalah awal dari sebuah Tragedi.
Setelah mendukung Daniel menjadi salah satu Aktor Populer, Emelin memergoki kalau Daniel ternyata berselingkuh dengan Claudia.
Namun itu sudah terlambat, karena Emelin sudah kehilangan segalanya.
Sebelum itu, Claudia dan Ibunya sudah membujuk Emelin untuk tanda tanga surat penyerahan Perusahaan, dan lagi, Daniel sudah mengabil begitu banyak Uang Emelin, dengan kedok Investasi Bodong.
Dan, kemudian malah Claudia menjebak Emelin sampai namanya hancur di Dunia Hiburan, bahkan membuat Ayahnya benci padanya.
Dan yang paling parah, Claudia tega menyiram wajah Emelin dengan air Panas, yang membuat wajah Emelin cukup rusak parah dan menjadi tidak enak dipandang seperti sekarang.
Di khianati oleh orang-orang yang paling Emelin kasihi, membuat Emelin benar-benar hancur.
Dirinya tidak mengira, orang-orang yang selalu dirinya sayangi, dan dirinya anggap Keluarga akan memperlakukannya dan menipunya seperti ini.
Jika hidupnya selama ini hanyalah sebuah sandiwara demi Uang miliknya.
Bahkan laki-laki yang awalnya Emelin cintai, hanya mengincar uang miliknya.
Benar, kata Kakeknya, kalau dirinya masih terlalu naif, dan tidak mengerti soal dunia.
Memikirkannya membuat Emelin semakin sedih, karena Kakeknya yang satu-satunya tulus padanya sudah lama meninggal.
Seolah-olah, Emelin tidak punya lagi tempat untuk kembali.
Disini, tiba-tiba Emelin teringat dengan Suami Kontraknya dan Putranya.
Apakah mereka masih mau menerimanya?
Emelin tidak berani memilikirkannya.
####
Hari-hari sekali lagi berlalu, ketika Emelin masih tinggal di Hotel dengan perasaan gelisah.
Namun memikirkan ini, Emelin masih belum tahu mau kemana, jadi dia masih ingin terus di hotel.
Siapa yang tahu, kalau pagi ini Emelin dipanggil oleh petugas hotel.
"Apa yang terjadi?"
Tanya Emelin binggung sambil menutupi wajahnya dengan masker.
"Anda sudah tinggal disini, cukup lama namun belum membayar biaya sewanya,"
"Bukankah aku sudah membayarnya?" Kata Emelin dengan binggung.
Melihat wanita yang mencurigakan didepannya ini, dengan penampilan yang berantakan, Petugas Hotel itu tentu saja jadi berprasangka buruk.
"Itu sudah habis untuk beberapa hari lalu, dan anda belum membayar lagi untuk beberapa hari ini,"
Emelin dengan cemas, lalu mengeluarkan Kartu Kredit miliknya pada Petugas Hotel di Resepsionis itu.
"Ini... Aku akan memperpanjang untuk tinggal disini,"
Lalu kemudian, petugas hotel itu, mengambil Kartu yang Emelin berikan, namun dia langsung mengembalikannya.
"Kartu ini tidak bisa digunakan,"
Dari sini, Emelin mulai mencoba semua Kertu miliknya, namun tidak satupun yang bisa digunakan, membuat Petugas ini menjadi jengkel.
"Jadi apakah kamu tidak bisa membayarnya? Untuk apa tinggal di hotel ini?"
"A... Aku bisa... Tunggu dulu..."
Disana, Emelin yang cemas memeriksa Tasnya, dan malah Tasnya jatuh, saat mengambil Tas itu, Masker Emelin malah terlepas, disana wajah Emelin yang rusak mulai terlihat, dan membuat Petugas Hotel itu merasa jijik.
"Kamu... Wajah menjijikan seperti ini... Kamu pasti penipu yang hanya ingin tinggal di hotel, dan sok berlagak Kaya, aku tahu. Hey Petugas Keamanan, cepat ambil barang-barang wanita ini di Kamar 305."
"Jangan usir aku,"
Emelin memohon pada Petugas Hotel itu, namun malah dia ditangkap oleh penjaga keamanan.
Melihat wajah wanita yang dipegangnya itu, membuat Petugas Keamanan merasa jijik.
"Maaf, kamu seharusnya sadar diri, lihat wajahmu yang seperti itu!!"
Disana, keributan yang Emelin buat menarik perhatian pengunjung lainnya.
Saat itu masih cukup pagi, namun masih banyak tamu yang lewat disana setelah sarapan atau mau sarapan.
Beberapa mulai menatap Emelin dengan tampang merendahkan, sambil berguma,
"Lihat, tidakkan wajah Wanita itu terlihat mengerikan?"
"Kamu benar, lihat wajahnya benar-benar rusak, apalagi dia sepertinya bermasalah dengan petugas hotel,"
Kata beberapa tamu lewat, dan Emelin mendengar hal itu.
Ada lagi pengunjung yang lain,
"Hey, sepertinya wanita jelek ini Emelin yang itu bukan? Ya ampun, wajahnya sekarang begitu jelek, membuatku tidak memiliki selera makan lagi,"
Laki-laki disamping pengunjung itupun mulai menambahkan komentar,
"Petugas, sebaiknya segera bawa wanita jelek ini keluar, bukankan ini merusak pemandangan?"
Beberapa tamu lain yang melihat Emelin ditanah juga mulai ikut berkomentar,
"Itu, benar, kenapa pagi-pagi sudah ada sesuatu menjijikan yang merusak selera makanku? Apakah sekarang hotel bintang lima ini menurunkan standarnya?"
Petugas yang bertugas menjadi begitu geram.
"Maafkan kami, Tuan dan Nona pengunjung, ini adalah kesalahan kami. Kami akan segera mengusir wanita ini," tahap Petugas itu dengan tampang kesal.
Disini, melihat perlakuan semua orang padanya, membuat hati Emelin sakit.
Semua orang memperlakukan nya dengan buruk karena wajahnya seperti ini.
Tatapan penuh jijik yang semua orang berikan padanya, seolah-olah menjatuhkan harga diri Emelin.
Sejak dirinya kecil, Emelin selalu bangga dengan penampilannya.
Semua orang, selalu memujinya betapa dirinya cantik, sejak masih kecil.
Emelin sudah terlalu terbiasa dengan pujian itu, selalu membuat orang yang melihatnya merasa kagum dengan kecantikan.
Wajah cantik dan lembut, miliknya yang selalu jadi kebanggaannya.
Bahkan dengan wajah cantiknya itu, yang membuat dirinya bisa memasuki Dunia Hiburan dengan cukup lancar.
Namun hari ini, ketika wajahnya rusak, dan dirinya sudah tidak cantik lagi, semua orang mulai menghinanya.
Wajah cantik kebanggaannya telah hilang digantikan wajah yang rusak.
Tatapan memuji semua orang berubah menjadi tatapan penuh rasa jijik dan keengganan.
Memikirkan itu membuat, Emelin semakin hancur.
Dia dilempar oleh Petugas keamanan, beserta koper miliknya di luar gerbang Hotel, membuat Emelin terjatuh di tanah yang becek.
Emelin menjadi linglung, dan mencoba bangun, mencari taksi.
Namun dijalanan, dia selalu ditatap oleh semua orang.
Tatapan penuh rasa enggan, atau menusuk, melihat seorang wanita yang begitu jelek.
Putus asa, itulah yang Emelin rasakan.
Memikirkan ini, Emelin sendiri tidak tahu harus kemana....
Hanya satu tempat yang menjadi tujuannya....
Itu adalah Rumah Suami Kontraknya, Suami yang hanya di atas kertas.
Perasaan Emelin, rumit, namun dirinya tidak memiliki pilihan lain.
Jadi, dengan uang tersisa, dia naik taksi menuju Alamat Rumah Suaminya.
####
Taksi itu berhenti di kompleks perumahan yang sederhana.
Dibandingkan dengan Rumah Ayahnya yang berada di Perumahan Elite, yang juga begitu mewah dan besar, ukuran rumah ini tidak terlalu besar, namun tidak bisa terbilang kecil.
Sekilas terlihat seperti sebuah rumah sederhana namun terlihat nyaman.
Sebenarnya Emelin merasa tidak suka untuk tinggal disini, lagipula Emelin jarang pulang jadi dia tidak lagi terlalu mempermasalahkannya.
Akhirnya, Emelin memutuskan untuk mengambil kunci dari Tasnya.
Kapan terakhir kali dirinya ke Rumah ini?
Apakah ini Bulan lalu?
Sejak Kakeknya meninggal, dirinya sudah pindah ke Rumah Ayahnya, dan ketempat ini jauh lebih jarang.
Namun dari pada tidak sama sekali?
Ketika memasuki rumah itu, ada perasaan yang cukup familiar namun juga terkesan tidak familiar, itu mungkin karena Emelin jarang ketempat ini.
Memasuki rumah, itu terlihat sepi, apakah tidak ada orang disini?
Namun ketika dirinya masuk lebih dalam, dari arah tangga, terlihat seorang anak kecil menuju kearah bawah.
Melihat siluet yang familiar dari Emelin, anak itu segera meninggalkan Pengasuhnya, kemudian berlari begitu semangat untuk turun kebawah.
Anak itu terlihat tergesa-gesa, seolah sedang mengejar sesuatu, seolah takut, kalau dirinya telat 1 detik saja, dia tidak akan bisa bertemu dengan Emelin.
"Mama...." Kata anak itu dengan ceria.
Terlihat sebuah senyuman muncul diwajah kecil itu, menunjukan kilat kebahagiaan karena akhirnya dia bertemu dengan Mamanya yang begitu dirinya rindukan.
Disini, Emelin yang melihat betapa bersemangatnya anak itu, tidak tahu harus berbuat apa.
Anak kecil itu, langsung mencoba memeluk Emelin, dan karena tidak memiliki pilihan, Emelin langsung memeluk anak itu.
"Alexander, kamu baik-baik saja?"
"Hmm, Alex baik-baik saja. Alex sangat merindukan, Mama..."
Anak itu memeluk Emelin begitu erat, pelukan yang hangat yang sudah lama tidak Emelin rasakan.
Disini, Emelin tiba-tiba air mata Emelin muncul.
Merasakan Mamanya menangis, anak itu melepaskan pelukannya, lalu melihat kearah Mamanya.
Dia melihat penampilan Mamanya yang berantakan, dan melihat bekas luka besar di wajah dan lehernya.
Disini, muncul rasa khawatir dan panik dari Alex, yang bahkan melihat Mamanya mulai menagis.
"Mama? Mama kenapa? Kenapa dengan wajah Mama? Apakah ini sakit? Ah, Mama terlihat basah, apakah Mama dingin? Ah... Kita harus memanggil dokter, ini pasti sakit," Kata anak itu.
"Kamu tidak merasa jijik dengan wajah Mama sekarang, Alex?"
"Kenapa harus? Ini hanya beberapa luka, tapi yang pasti ini sangat menyakitikan bukan? Dan kenapa Mama menangis? Siapa yang melakukan ini semua pada Mama? Mama? Mama baik-baik saja?"
Anak itu benar-benar terlihat cemas setelah melihat Mamanya.
"Mama dingin? Kita harus segera Menganti Baju Mama, Alex takut Mama sakit,"
Melihat Putranya yang tidak pernah dirinya perhatikan itu ternyata sangat khawatir padanya, membuat Emelin merasa terharu.
"Alex...."
"Iya, Mama."
"Apakah kamu akan selalu disamping Mama?"
"Ya, apapun yang terjadi, Alex akan selalu disini bersama Mama, karena Alex sangat menyayangi, Mama," kata anak itu dengan tegas.
Sekali lagi, Emelin memeluk anak ini.
Ketika semua orang meninggalkan, semua orang yang dia kasihi, aja orang yang dirinya habiskan waktu dan tenaganya demi membuat mereka bahagia, malah mengkhianatinya dengan kejam, namun anak ini yang jarang dirinya perhatian malah begitu menyayanginya, memikirkan ini Emelin merasa lebih bersalah, dan Air mata tidak bisa berhenti keluar.
####
Bersambung
Hari itu masih pagi, disini Emelin masih memeluk Putra kecilnya Alexander Smith dengan erat.
Dirinya mulai memikirkan semua tindakannya selama ini, dari awal sampai akhir.
Dulu, tujuh tahun yang lalu, saat dirinya masih muda sekitar baru lulus Sekolah Menengahnya, Kakeknya tiba-tiba ingin menjodohkan dirinya dengan seseoran pilihannya.
Tentu saja, saat itu Emelin tidak setuju dengan Perjodohan ini, dirinya ingin hidup bebas, dan memasuki Dunia Hiburan kemudian menjadi seorang artis populer, itu adalah mimpinya sejak kecil.
Namun, Kakeknya melarang Emelin untuk memasuki Dunia Hiburan, kecuali Emelin mau menikah.
Memikirkan itu, Emelin mulai binggung, lalu Ibu Tirinya mulai membujuk Emelin agar dia menuruti permintaan Kakeknya.
Dan pada akhirnya, Emelin bertemu dengan calon Suaminya itu.
Saat itu setelah menyelidiki pasangan yang di Jodohkan dengannya entah bagaimana dari Keluarga yang biasa-biasa saja dan cukup miskin, Emelin menawarkan begitu banyak uang pada Antony Callisto untuk menikah dengan namun hanya dalam Kontrak saja, hanya dalam kertas.
"Aku sejujurnya tidak ingin menikah, dan karena ini Keinginan Kakek, aku tidak memiliki pilihan jadi mari kita segera menikah, namun aku memiliki beberapa persyaratan,"
Saat itu, Emelin mulai mengelus sebuah cek berisi nominal Uang yang cukup banyak.
"Aku tahu, Kakekmu butuh banyak biaya untuk Operasi, Bagaimana jika kamu menikah denganku, namun hanya sebuah Pernikahan Kontrak?"
Saat Emelin bertanya, Pria bernama Antony hanya terdiam, masih sambil berpikir.
"Ayolah? Tawaranku tidak buruk oke? Ini tidak akan merepotkanmu,"
"Sejujurnya aku juga tidak ingin terlalu cepat menikah," jawab Antony dengan nada yang cukup tenang.
"Maka ini menguntungkan untuk kita bukan? Ini Win Win, kita hanya akan menikah dalam nama, dan baik aku atau kamu, tidak akan terlalu mencampuri urusan masing-masing, kita sama-sama bisa hidup bebas, dan aku akan memberi banyak uang, namun aku memiliki syarat khusus,"
"Apa itu?"
"Pernikahan ini tidak boleh diketahui oleh Publik, hanya Keluarga dekat kita saja yang boleh tahu,"
"Itu masuk akal, aku cukup setuju,"
"Dan masih ada syarat lainnya,"
"Ya?"
Emelin memiliki wajah yang memerah dan cukup malu untuk mengatakan syarat kedua ini, namun syarat kedua ini dibutuhkan untuk membuat Pernikahan mereka terlihat nyata didepan Kakeknya.
"Aku ingin kamu memberiku seorang anak,"
Antony yang duduk didepannya menatap dengan kaget perkataan Emelin, lalu dengan heran bertanya,
"Anak? Bukankah ini hanya pernikahan kontrak?"
"Kakekku tidak bodoh, jika kita kita memiliki satu, dia pasti akan selalu berisik dan menutut agar kita segera memilikinya. Aku ingin bisa hidup bebas dan mengejar mimpiku di Dunia Hiburan dengan tenang."
"Seorang anak? Ini terlihat seperti masalah serius kamu tahu? Kamu tidak bisa bermain-main dengan ini."
"Kamu tidak usah khawatir, dimasa depan anak ini akan mewarisi cukup kekayaan milikku, dan dia akan hidup dengan baik,"
"Bukan itu,"
"Pokoknya, kamu hanya harus memberikanku seorang anak mengerti? Lagipula ini bukan hal yang sulit untukmu, kamu hanya harus memberikan sedikit benih mu padaku, dan ini tidak akan mempengaruhi mu pula," Kata Emelin tanpa tahu malu.
Melihat penampilan polos gadis didepannya, namun perkataan yang terlihat sedikit fulegar itu membuat Antony menunjukan senyum samar. Dirinya rasa ini juga bukan ide terlalu buruk, Kakeknya pasti juga nanti akan tenang dan merasa senang jika dirinya segera memiliki anak, dan tidak akan banyak mengeluh lagi soal menikahkan dirinya lagi, Kakeknya juga yang mengatur Perjodohan ini dengan Kakek Emelin, mereka sahabat dekat di masalau atau sesuatu.
"Baik aku akan setuju dengan syarat ini,"
Lalu sekali lagi Emelin mengatakan sesuatu yang membuat Antony terkejut.
"Tapi kamu yang harus merawat anak ini, mungkin aku akan cukup sibuk."
"Aku mengerti."
Dan begitulah dalam sekejap mata tujuh tahun sudah hampir berlalu antara pernikahannya dengan Antony.
Setelah melahirkan seorang putra, Emelin lalu pergi ke Luar Negeri untuk pemilihan, dan memasuki sekolah akting disana, dia mulai mengejar mimpinya.
Dia hanya akan sesekali pulang dan melihat anak itu, dan memberikan banyak hadiah padanya.
Anak yang tidak pernah benar-benar serius Emelin perhatikan ini sekarang sudah sebesar ini.
Emelin berpikir kalau Antony pasti sudah merawat anak ini dengan baik.
Alexander adalah anak yang baik, dirinya tidak pernah dekat dengan anak ini bahkan cenderung mengabaikannya, namun lihatlah, anak inilah sekarang yang malah memperhatikannya dan terlihat sangat mengkhawatirkan dirinya, seorang anak yang bergitu menyayangi Ibunya dengan tulus, tanpa kepalsuan, memikirkan ini membuat Emelin merasa bersalah dengan perlakuannya selama ini.
"Mama tidak apa-apa?"
Emelin mulai menghapus air matanya.
"Mama tidak apa-apa. Mama ingin meminta maaf padamu,"
"Untuk apa, Ma?"
"Karena Mama tidak pernah memperhatikanmu,"
"Alex tahu kalau Mama sibuk itu yang Papa sering katakan pada Alex. Itu tidak masalah sama sekali Alex mengerti, Papa juga sering berkata jika Mama memang menyayagi Alex hanya saja Mama memiliki waktu yang sulit, terutama dulu saat Alex berada diperut Mama, selama sembilan bulan, Mama selalu membawa Alex kemana-mana, itu pasti sangat sulit dan menyakitkan terutama saat melahirkan Alex, itu yang Papa bilang, jadi Alex harus memaklumi kesibukan Mama sekarang. Alex sungguh berterimakasih pada Mama karena telah mau melahirkan Alex, itu cukup untuk Alex menyayagi Mama," kata anak itu dengan cukup panjang, sambil tersenyum.
Anak ini.....
Emelin tidak mengira kalau Putranya ini begitu pintar dan masuk akal.
Kalau dipikir-pikir lagi, sejak Alex lebih kecil dia memang tidak pernah terlalu rewel dan meminta banyak hal padanya, dia selalu menjadi anak yang patuh dan jarang menagis, juga selalu mendengarkan perkataannya dengan baik.
Ketika dirinya bersama Alex, Alex juga tidak pernah merepotkannya selama ini, dia hanya sesekali minta dipeluk dan di gendong, dan anak ini selalu tersenyum, terlihat lebih dewasa dari usia aslinya.
Antony mengatakan hal-hal seperti itu padanya, pasti agar Alex tetap merasa mendapatkan cinta dari Mamanya, padahal dirinya tidak terlalu memikirkan anak ini.
Rasa bersalah tiba-tiba muncul.
Emelin mulai berpikir, apakah hal-hal yang di alaminya merupakan sebuah Karma karena menjadi Ibu yang jahat?
Tidak.... Ini mungkin tidak ada hubungannya, itu pada Dasarnya Claudia dan Ibu Tirinya yang jahat.
Melihat Putranya yang masih sangat menyayanginya ini, membuat hati Emelin luluh, dirinya mulai bertekat untuk menyayagi anak ini, lebih memanjakannya dan lebih dekat dengannya.
"Mama juga sangat menyayangi, Alex. Terimakasih untuk terus berada disamping, Mama."
"Ya, Alex sangat menyayangi, Mama! Alex akan selalu berada disisi Mama apapun yang terjadi, jadi siapa yang berbuat jahat pada Mama? Alex akan membalaskan itu untuk Mama! Mereka begitu jahat pada, Mama, lihat apa yang terjadi dengan wajah Mama..."
"Ya mereka orang-orang jahat. Kamu masih kecil tidak perlu terlalu memikirkannya. Ini masih pagi, apakah kamu sudah sarapan?"
"Belum,"
"Baik, biarkan Mama berganti baju sebentar, lalu menemani Alex sarapan?"
Terlihat sebuah senyuman kegembiraan pada anak itu, yang terlihat sangat jelas diwajah kecilnya.
Melihat anak ini begitu patuh dan lucu membuat Emelin merasa senang, ya dirinya benar-benar akan menyayangi anak ini dengan sepenuh hatinya mulai sekarang.
####
Pagi itu merupakan pagi yang sangat membahagiakan untuk Alex, dia menunggu Mamanya di meja makan dengan patuh. Lalu begitu Mamanya datang, Alex yang memang berusia hampir enam tahun ini, mau bersikap begitu manja karena Mamanya mengijinkannya.
"Baik, Mama akan menyuapimu bagaimana?"
Dan begitulah, Emelin menyuapi Alex untuk Sarapan semangkuk bubur, Alex sebenarnya sudah bisa makan sendiri, namun karena mendapatkan tawaran dari Mamanya yang jarang ditemuinya ini, Alex yang biasanya mandiri ini menjadi begitu manja.
Ketika menyuapi anak ini, ini mengigatkannya pada Suaminya, Antony, dia dari tadi tidak melihat orang itu, dan hanya pembantu dan pengasuh di rumah.
"Papamu... Aku belum melihat dia?"
"Ah? Papa? Papa bilang dia ada urusan pekerjaan di Luar Kota, dia belum pulang satu bulan ini,"
Ini....
Mendengar ini membuat Emelin cukup terkejut, tentu bukankan harusnya Antony merawat dan menjaga Alex? Kenapa dia pergi begitu lama dan tidak pulang?
Ah, tapi dirinya tidak pada tempatnya dimana dirinya bisa komplain, karena dirinya juga sudah lebih dari satu bulan tidak pulang kerumahnya.
"Apakah Papamu juga cukup sibuk selama ini?"
"Kadang-kadang, namun Papa masih sering di Rumah, tidak sesibuk Mama. Alex mengerti kalau Papa dan Mama cukup sibuk, demi Alex juga,"
Sekarang Emelin sedikit mengerti, dari mana sikap anak ini terlihat begitu dewasa padahal dia baru berusia enam tahun.
Dia pasti kesepian karena orang tuanya begitu sibuk.
Ketika sarapan itu sudah selesai, Pengasuh Alex mengatakan sesuatu pada Emelin.
"Nyoya, sebentar lagi Tuan Muda Alex harus pergi kesekolah, jadi dia harus segera berangkat,"
"Ah? Dia sudah bersekolah?"
Alex yang mendengar itu terlihat bersemangat lalu menjawab,
"Tentu saja! Sekarang Alex sudah memasuki Sekolah Dasar! Tidakkah Alex hebat, Mama?"
Tentu saja mendengar itu membuat Emelin terkejut, tunggu berapa umur Alex? Bukankah ini seharusnya belum genap enam tahun?
Melihat tatapan penuh tanya dari Emelin, sang pengasuh menjawab,
"Tuan Muda memang sedikit lebih cerdas dari kebanyakan anak diusianya, jadi dia memulai sekolah lebih awal,"
"Begitu kah? Alex memang begitu pintar," kata Emelin sambil membelai kepala Alex, terlihat Alex begitu senang. Wajahnya mulai memerah karena malu mendengar pujian Mamanya itu.
Ini benar-benar kesalahannya, untuk tidak memperhatikan Alex dan tidak tahu banyak hal soal anak ini.
Mulai sekarang dirinya harus lebih mengenal dan mengerti soal Putranya agar bisa lebih dekat dengannya.
"Alex mau Mama antar ke Sekolah?"
Kali ini mendengar Mamanya mau mengantarkannya ke Sekolah, membuat Alex lebih bersemangat.
"Tentu saja, Alex mau!"
Alex sebenarnya sedikit iri pada teman-temannya yang selalu ke Sekolah diantarkan oleh Mama mereka, jadi sekarang mendapat tawaran seperti ini membuat Alex begitu senang.
Dan begitulah, setelah Emelin bersiap-siap dia langsung naik ke mobil bersama Alex, dan menuju ke Sekolah Alex.
Selama perjalanan ini, Emelin mulai banyak bertanya soal keseharian Alex, dan Alex terlihat sangat senang ketika mengatakannya.
Tidak lama hanya sekitar 20 menit sampai mereka tiba di Sekolah Alexander.
Disana, Emelin ikut turun dengan Alex, mengantarkan Alex ke gerbang.
Disana, terlihat begitu ramai, sepertinya banyak anak lainnya yang juga diantarkan oleh Mama mereka.
Namun disini, orang-orang ini cukup familiar dengan wajah Alexander, karena ini anak yang begitu pintar dan paling muda, mau tidak mau, Ibu-ibu muda ini sedikit Iri pada Alexander, itu terlihat seperti lebih masuk akal dan pintar dari pada anak-anak mereka.
Namun mereka semua tahu, kalau Alex ini, biasanya hanya diantar jemput dengan supir, sesekali Ayahnya akan mengantarkannya, namun tidak sekalipun mereka melihat Ibu dari anak itu.
Mereka berpikir kalau anak itu sudah tidak memiliki Ibu atau Ayahnya sudah bercerai dengan Ibunya atau apapun, jadi melihat seseorang yang turun dari Mobil adalah seorang wanita, dan Alex memanggilnya Mama, mereka akhirnya tahu kalau itu Mama Alexander.
Namun.....
Melihat wajah wanita itu yang terlihat ditutup dengan perban, tiba-tiba orang-orang ini memiliki pandangan baru.
Ah.....
"Apakah itu, Ibu Alex? Jadi dia tidak pernah mengatakan Alex ke Sekolah karena dia memiliki wajah yang buruk?" Kata seorang Ibu-ibu mulai bergosip.
"Iya, lihat wajahnya itu, dia berusaha untuk menutupinya, seberapa mengerikannya wajahnya itu sampai dia tidak pernah menunjukkan wajahnya selama ini?" Kata seorang Ibu muda yang juga berkerumun disana.
"Ah... Padahal Alexander adalah anak yang sangat tampan, aku tidak mengira dia akan memiliki Ibu seperti itu,"
"Itu benar, aku kira orang tua Alexander akan sebaik dia, apakah Ayah Alexander terlihat cukup tampan, namun.... Ibunya...."
"Ya, pasti mereka sudah berpisah, lihat wajah itu, astaga....."
Beberapa tatapan jijik dan penuh hinaan ketika Alex dan Emelin melewati rombongan itu.
Percakapan mereka terlalu keras hingga sampai ke telgia Emelin dan Alexander.
Emelin tentu saja merasa sangat malu....
Kejadian seperti ini terjadi lagi......
Dengan wajahnya yang seperti sekarang sangat memalukan, bahkan sekarang membuat malu Putranya sendiri, seharusnya dirinya tidak perlu mengantarkan Alex ke sekolah, dirinya hanya membuat malu Putranya.
Emelin juga mulai bertanya-tanya, apakah Putranya juga akan sangat malu akan kedatangannya ini?
Namun ternyata, Alex menunjukan respon yang tidak pernah Emelin duga, dia mendekati rombongan Ibu-ibu itu.
"Siapa kalian bermain menghina Mama Alex?? Tidakkah kalian melihat penampilan kalian sendiri? Beraninya kalian menghina Mama Alex!!" Kata anak itu dengan begitu marah.
"Kamu... Kamu anak kecil tidak tahu apa-apa," kata salah satu Ibu-ibu disana.
"Kalian yang tidak mengerti apa-apa!! Kalian hanya suka bergosip dan membicarakan kejelekan orang! Orang-orang dewasa menyebalkan!!"
"Hey, Nak, kami hanya membicarakan fakta, lihat wajah Ibumu...."
"Diam!!!"
Terlihat salah satu Putra dari rombongan Ibu-ibu ini muncul, dia adalah teman sekelas Alex, kebetulan dia sangat membenci Alex karena selalu dibandingkan dengannya, jadi melihat ada kesempatan untuk menghina anak itu, dia tidak melewatkan kesempatan.
"Alex, tapi Mamaku hanya mengatakan kenyataan, tidakkah kamu lihat? Wajah Mamamu begitu mengerikan, lihat itu...."
"Tidak!! Mamaku tidak seperti itu!"
"Awalnya aku kira kamu tidak punya Mama, namun ternyata itu karena Mamamu begitu jelek, jadi kamu sangat Malu, bukan Alex?" Kata anak itu dengan arogannya.
"Mamaku adalah yang paling cantik! Kalian semua tidak mengerti!!" Kata Alex dengan marah.
"Jangan bicara omong kosong! Mama mu terlihat sangat jelek, tidakkan kamu malu akan keberadaan Mamamu makanya kamu tidak pernah menunjukkannya pada kami?"
"Aku tidak pernah malu dengan Mama, Mamaku adalah yang terbaik!!" Alex yang kesal itu lalu mendorong anak didepannya itu, dan itu membuat anak itu jatuh dan menagis, membuat Ibu anak itu jengkel.
"Aku kira kamu anak yang masuk akal, namun kamu begitu buta pada, Mamamu? Jadi apakah ini yang diajarkan Mamamu yang jelek itu? Teryata kamu anak yang kurang ajar, sangat pantas kamu memiliki Mama yang begitu jelek seperti itu,"
Emelin yang tidak tahan itu, lalu masuk dalam percekcokan itu.
"Kalian! Kalian orang dewasa namun berani berkata kasar didepan anak-anak? Jangan berani kalian menghina Putraku!" Kata Emelin penuh emosi, lalu memeluk Alex.
"Itu Putramu yang membuat masalah duluan!"
"Kalian yang orang dewasa namun tidak masuk akal!" Kata Emelin lagi.
"Ternyata selain memiliki wajah yang jelek kamu juga berlagak syok bukan? Tidakkah kamu harus berkaca diri? Lihat wajahmu itu! Kamu benar-benar hanya membuat malu, Putramu!"
Deg
Kata-kata itu benar-benar membuat luka di hati Emelin semakin perih.
Sejak dirinya masuk Rumah Sakit, Sampai bahkan di usir oleh Ayahnya, bahkan di hina-hina didepan seluruh pengunjung Hotel, tidak ada yang lebih menyakitkan dari ini.
Yah, wajahnya memang sudah begitu buruk hingga membuat Putranya malu.
Emelin, seolah ingin menagis memikirkan ini.
"Mama, Mama jangan sedih! Mari kita pulang saja! Alex juga tidak mau bersama dengan orang-orang seperti mereka!!" Alex lalu mengajak Mamanya kembali masuk ke mobil.
Emelin masih diam saja.
"Mama? Apa Mama marah pada Alex?"
Emelin yang mendengar suara putranya itu lalu tersadar dari lamunannya.
"Tidak. Mama tentu saja tidak marah ada Alex, Alex adalah anak paling baik untuk Mama. Tapi Mama hanya membuat Alex malu dengan wajah, Mama...."
Emelin mulai menagis, dirinya merasa begitu cegeng hingga menangis didepan anak kecil.
Alex menatap Mamanya yang duduk disampingnya, mencoba menghilangkan air mata Mamanya dengan saputangannya.
"Mama jangan menagis! Alex tidak akan malu dengan Mama, seperti apapun, Mama. Untuk Alex, Mama adalah yang paling cantik sedunia, bahkan sekarang Mama masih cantik dimata Alex!"
Mendengar pujian yang begitu tulus itu, membuat hati Emelin luluh, lalu sekali lagi, dia memeluk Alex dengan hangat.
Ya, ini semua karena orang-orang itu!!
Mereka merebut segalanya miliknya dan bahkan membuat hancur wajahnya seperti ini, hingga sekarang penampilannya membuat Putranya ini ikut di hina!
Orang-orang itu yang selalu Emelin percayai dan sayangi!!
Emelin tidak akan pernah memaafkannya!!
Dirinya akan kembali merebut semua yang diambil darinya!!
Kembali ke Dunia Hiburan, hingga dirinya bisa menjadi kebanggaan Putranya ini, agar tidak ada lagi orang-orang yang berani merendahkan dirinya dan Putranya ini.
Lihat saja nanti, orang-orang yang menghina dan menghianatinya akan membayar semua ini!
Dirinya akan berubah, dan dirinya pasti akan membalas semua ini.
Dirinya bertekat untuk berubah, menunjukan pada semua orang kalau dirinya bukan Ibu yang jahat, jika dirinya bisa kembali lagi memasuki panggung Dunia Hiburan....
Namun masih ada masalah, yaitu wajahnya...
Setidaknya butuh biaya yang cukup besar untuk Operasi Plastik....
Saat ini dirinya belum memiliki cukup uang....
Bagaimana ini?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!