Kanaya adalah wanita mandiri yang berpenampilan berbeda dengan teman- temannya, dan kini sudah tiba saatnya dimana dirinya harus menjalani magang di sebuah perusahaan, rasa gugup dan juga takut pasti ada namun ini juga demi nilai terbaik.
"Nay ... kamu sudah siap kan ... sebentar lagi aku juga berangkat"ucap wanita di balik ponsel.
"Iya aku sudah siap kok, Saf ... gak usah jemput aku akan naik angkot saja, lagian arahnya kan beda dari rumahmu"ucap Kanaya pada sahabat nya.
"Tidak apa-apa aku jemput saja, toh .. aku takut kalau jalan sendiri"ucap Safira dengan tawa kekehnya.
"Ah baiklah ... kalau begitu aku tunggu kamu ya"ucap Kanaya.
Panggilan itupun terputus.
Safira adalah sahabat yang baik untuk Kanaya, meski terkadang Safira selalu menjahili Kanaya tentang kaca mata lebar nya, Namun ... Safira selalu ada saat kanaya dalam kesulitan.
Tidak butuh waktu yang lama, suara sepeda motor Safira sudah terdengar dari dalam rumah sederhana Kanaya, Kanaya keluar dengan membawa helm yang biasa ia pakai saat nebeng pada sahabat nya itu.
"Udah siap?"tanya Safira.
"Sudah"ucap Kanaya seraya naik keatas boncengan sepeda motor Safira.
"Nay ... apakah kau tahu ... gosip nya Direktur utama kita tuh masih muda loh ... belum berkepala 3, dan juga sangat tampan"ucap Safira dengan riang.
"Lalu ...?"tanya Kanaya dengan bodohnya.
"Ya ... siapa tahu dia tergoda dengan kita, dan bisa menjadikan kita ratunya ia gak ..."celoteh Safira dengan tawanya.
Namun ... lagi dan lagi Kanaya hanya menanggapi dengan membalas tawaan Safira, mustahil baginya meluluhkan seorang bos besar dengan penampilan nya. .
Ada beberapa anak magang dari kampus tempat Kanaya kuliah, namun dengan tempat yang berbeda-beda, termasuk tempat Safira dan Kanaya berbeda.
Membuat kedua nya harus menguatkan.
"Kanaya ya ... "ucap salah seorang dari ruangan itu.
"Iya Bu ..."jawab Kanaya sopan.
"Ini tolong fotocopy kan ya ... lalu antarkan keruangan saya",ucap wanita itu dengan ramah.
"Baik bu "ucap kanaya sambil mengambil beberapa map yang harus ia fotocopy.
Kanaya mengetahui nama wanita itu adalah bu Lastri ketua dalam divinisi nya.
Dengan cepat Kanaya melakukan perintah nya,
Sesuai perintah bu Lastri, Kanaya menyerah kan semua berkas yang sudah di fotocopy keruangan nya.
"Terima kasih Nay, kau boleh kembali ketempat mu"ucap bu Lastri lagi lagi dengan senyum ramahnya.
Kanaya pun kembali ketempat nya, dan melanjutkan tugasnya, Namun ... beberapa saat kemudian teman-teman divisi nya menyuruhnya untuk membuat kan mereka kopi.
"Eh Gendut ... buatkan kami kopi dong ... mata kami ngantuk nih"seru salah seorang karyawan lelaki.
"Benar, kami ngantuk ... buatkan kami kopi ya, dut ..."ucap karyawan lainnya.
"Baiklah kakak"ucap Kanaya seraya berdiri dari duduknya lalu membuatkan mereka kopi tanpa. mengeluh ini dan itu.
Namun saat ia keluar dari ruangannya, empat pasang mata tidak sengaja menangkap langkah Kanaya.
"Dari tadi kuperhatikan dia selalu mondar-mandir, sesibuk itukah divinisi itu sekarang ..?"tanya seseorang itu pada Asisten nya sekaligus kaki tangannya.
"Dia anak magang Tuan, jelas karyawan diruangan nya membuatnya kerepotan di hari pertama mereka masuk, tapi yang aku tahu ... gadis kecil itu cerdas, cepat sekali menangkap pelajaran yang kita berikan, kemampuannya sangat bisa kita andalkan Tuan, hanya saja dalam segi penampilan dia kurang menarik"ucap Asisten nya.
"Kita lihat seminggu pekerjaan nya, jika yang kau katakan benar, kau bisa meletakkan dia di bagian Sekertaris, masalah penampilan ... itu jauh lebih bagus, aku kurang suka dengan penampilan para pekerja di sini, isss ... semuanya serba kekurangan kain" ucap Direktur utama itu dengan rasa kesal.
Sesaat mereka melihat lagi sosok wanita yang mereka perhatikan telah kembali dengan nampan di tangan nya. lalu masuk lagi kedalam ruangan nya.
Kanaya memberikan kopi pada kakak seniornya.
"Wah Kanaya ... terimakasih ya ... padahal aku gak minta di buatin loh"ucap karyawan yang tidak menyulitkan Kanaya.
"Tidak apa-apa kak" ucap Kanaya seraya membetulkan kaca matanya dan senyumnya.
"Ternyata kopi buatan mu enak Loh Nay, setiap hari ya buatin kami kopi"ucap karyawan yang tadi.
"Baik kak"hanya itu yang keluar dari mulut Kanaya.
Kini sudah waktunya makan siang, semua karyawan sudah menuju ke kantin Kantor itu, sedangkan Kanaya merasa kelelahan sangat kelelahan, mungkin karena baru pertama kalinya.
Saat Kanaya meletakkan kepalanya di atas meja kerjanya, suara Safira sudah mengagetkan nya.
"Nay ... ayo ke kantin, aku lapar nih ... merkea jahat tau gak, mentang-mentang aku anak magang, seenak nya saja mereka ngerjain aku"celoteh Safira.
"Bukan kamu saja Saf ... tapi aku juga, rasanya sangat lelah hari ini"ucap Kanaya seraya mengangkat kepalanya menatap wajah sahabatnya.
"Aku bawa makan siangku hari ini, kau tahu sendiri kan ... aku haru hemat sekarang, mengingat uang kontrakan yang kini naik"ucap Kanaya.
"Iya juga, kalau begitu kau bawa makan siangmu ke kantin, kita makan bersama disana ya"ucap Safira.
"Baiklah ayo"ucap Kanaya
Sebenarnya Kanaya sangat lelah untuk melangkah kan kakinya, Namun ... kasihan sahabatnya yang tidak ada temannya.
Mereka pun memilih tempat yang begitu jauh dari teman-teman nya, sedangkan Safira memesan makan siangnya dan kembali ke mejanya saat sudah memegang nampan di tangannya.
Safira dan Kanaya kini menikmati makan siang mereka yang berbeda.
Kanaya dengan bekal nya yang ia masak sendiri.
Kaca mata yang selalu bertender di mata nya menambah nilai plus bagi keculunan Kanaya,
Badan gemuk dan wajah yang kusam, yang menjadikan dia sempurna dalam kata jelek.
"Nay ... kamu bawa bekal?"tanya karyawan yang kebetulan satu divinisi degan Kanaya.
"I ... iya kak"jawab Kanaya.
"Wah ... enak dong ... "timpal karyawan lain.
"Pasti yang mau beli gak ada uang ya Nay"ucap karyawan perempuan yang duduk di sebelah karyawan lelaki itu.
"I ... iya kak, harus banyak hemat"ucap Kanaya dengan nyengir kudanya.
Waktu makan siang pun telah berlalu, Kanaya dan Safira kini berpisah arah, namun ... siapa sangka ia tidak sengaja menabrak sosok yang mungil dan cantik, sehingga wanita itu terjatuh.
Dengan bodohnya Kanaya memilin ujung bajunya karena takut.
"Maafkan saya kak ... saya tidak sengaja" ucap Kanaya saat melihat raut wajah wanita itu.
Wanita itu mendekati Kanaya lalu menamparnya, sehingga banyak karyawan yang kini fokus kearah Kanaya dan wanita itu.
"Apa kau tidak punya mata ... ! kau tau ... tubuh gendut mu ini bisa meremukkan tubuhku, apa selain berkaca mata matamu masih belum bisa lihat ... hah!!!"
Kenapa wanita jelek seperti mu bisa masuk kedalam perusahaan ini ... apa kota ini sudah kekurangan orang, sehingga wanita gendut,berkaca mata , jerawatan, jelek bisa di rekrut " bentak wanita itu.
"Minta maaf secara benar padaku, duduk dan memohon lah, kalau tidak ... wajah jelek mu ini akan aku buat makin hancur"
Air mata Kanaya sudah tidak bisa lagi di tahan saat Wanita itu menarik nya dan membawanya ke tengah kantor.
"Hai, kalian semua dengarkan aku ... kalian bebas melakukan apapun pada Gendut ini, buatlah dia betah di sini, beri dia pekerjaan yang banyak sehingga ia hengkang dari kantor ini, agar tidak bisa mengotori perusahaan tunangan ku terlalu lama" ucap wanita seraya menatap benci pada Kanaya.
Semua mata menatap Kanaya dengan jijik, mengapa ada manusia semacam Kanaya ... ? jelek dan tidak enak di pandang
Wanita yang mengaku tunangan atasan nya itu kini mendorong tubuh gendut Kanaya dan mengambil ember yang berisi air pembersih lantai yang sidah kotor.
Dengan tak punya hati ... wanita itu menyiram tubuh Kanaya, banyak karyawan yang menertawakan nya.
Ya ... siapa yang tidak tahu akan wanita itu, wanita sombong dengan segala kejelekan hatinya.
*****
Gendut ... kamu salin ini ya ... aku buru-buru soal nya ada acara dirumah"ucap karyawan perempuan saat sudah tiba waktunya pulang namun pekerjaan nya belum selesai.
"Eh iya ni lagi Ndut ... aku ada janji sama pacarku untuk dinner malam ini, kau salin juga laporan ku ya" ucap karyawan lain, tanpa menunggu jawaban Kanaya merkea main meletakkan semua pekerjaan mereka di meja Kanaya.
Membuat Kanaya mau tidak mau harus melakukan tugas tambahan itu.
Tepat jam 7 malam Kanaya sudah menyelesaikan tugasnya, rasa lelahnya sungguh sangat terasa, seharusnya Kanaya malam ini bekerja di sebuah Cafe, tapi malam ini ia izin untuk tidak masuk, beruntungnya pemilik Cafe sangat lah baik, dan dia mengerti kalau sekarang Kanaya sedang magang di sebuah perusahaan.
Saat Kanaya keluar dari perusahaan itu, hari sudah gelap, dan itu berhasil membuat seseorang yang ingin masuk kedalam mobilnya mengurungkan niatnya.
Seolah mengerti keheranan Tuannya, Asisten nya berkata.
"Dia lembur tuan"
"Apa sesibuk itu ... saya ingat devinisi itu tidak mengalami masalah, apa yang di lemburkan?",
Terlihat Kanaya yang celingak-celinguk, namun langkah kakinya terus mengukur jalan.
"Dia anak magang, tentu ini ulah karyawan senior tuan"Ucap Asisten itu.
"Dan juga tadi siang, Nona Alina datang lalu mempermalukan dia do hadapan publik, saya bisa lihat sendiri rasa sakit hatinya wanita itu Tuan" ucap Asisten nya.
Atasannya itu melihat kearah Asisten nya, seolah ia bertanya bagaimana tanggapan wanita itu.
"Saya mendengar sekilas, saat ia berjalan melewati saya, dia akan berusaha mengubah dirinya, dan akan membuat Alina jatuh karena kecantikan nya" ucap Asisten itu dnegan menahan tawanya.
Tapi tidak dengan atasan itu, ia merasa itu akan menjadi kejadian yang langka jika ada wanita buruk rupa bosa menjadi primadona.
"aku menunggu hari itu, dimana Alina akan sadar akan setiap kesalahan nya" ucap atasan itu yang membuat Asisten nya terdiam.
Direktur utama itu terdiam sejenak lalu tatapan nya tertuju pada
gadis yang sudah mulai jauh melangkah kan kakinya.
Tidak bisa berbuat apa, akhirnya Direktur itu masuk kedalam mobilnya, seperti ada pikiran yang mengganjal, Direktur itu terlihat diam dan melamun, pandangan nya kosong.
Sedangkan Kanaya sudah mulai jauh menapaki jalan, namun ia tidak melihat taksi ataupun ojek yang melintas.
Lama Kanaya berdiri di pinggir jalan, tiba-tiba ada suara yang sangat ia kenali sedang memanggilnya.
"Nay ... Kanaya kan ... ?"sapa orang itu dari arah belakang kanaya.
"Eh kak senior ... ia kak"jawab gugup Kanaya.
"Loh jam segini kok masih ada di luar?"tanya senior Kanaya saat di kampus.
"Naya ... baru pulang dari kantor tempat Naya magang kak"ucap Kanaya.
"Tapi sepertinya tidak akan ada ojek yang lewat"ucap Naya seraya tersenyum menghilangkan rasa canggung dan gugupnya.
"Kalau begitu kakak antar ya ..., sudah malam tidak baik anak gadis berkeliaran di jam segini"ucap kakak senior itu dengan terkekeh.
"Tidak usah kak, Kanaya jalan kaki saja sambil menunggu ojek "tolak Kanaya.
Bukan kenapa Kanaya menolak bantuan kakak seniornya, karena ia faham betul tatapan wanita yang ada di dalam mobil kakak seniornya.
"Jangan begitu ... pokoknya kakak antar ya"ucap Kaka senior Kanaya seraya menarik tangan kanaya masuk kedalam mobilnya.
Mau tidak mau kanaya masuk kedalam mobil nya dan duduk di kursi belakang.
"Kak ... Kanaya kan sudah nolak, kenapa di paksa begitu"ucap wanita yang duduk di samping kakak senior kanaya.
"Tidak apa-apa, lagian arah kita sama, kasihan juga kanaya harus lama menunggu ojek datang"ucap kakak senior Kanaya.
Ya lelaki itu selalu bersikap ramah pada siapapun saat masih berada di kampus, tidak terkecuali pada kanaya juga.
Itu membuat Kanaya sempat berfikir kalau Senior nya ini memiliki perasaan terhadap nya, Namun ... pemandangan ini meyakinkan dirinya bahwa tidak ada rasa itu dalam hati senior nya.
Beberapa menit terlewati dengan kecanggungan, kanaya merasa tidak enak hati pada gadis di samping seniornya.
"Kak ... terimakasih karena sudah mengantar Nay pulang",ucap kanaya saat sudah keluar dari mobil kakak seniornya.
"Sama-sama, lain kali jika butuh bantuan hubungi kakak ya ... "ucap seniornya dari dalam mobilnya.
Kanaya tersenyum mendengar penuturan itu.
"Baiklah ... kakak pulang juga ya ... sampai jumpa Nay"ucap kakak senior nya seraya melambaikan tangannya,
Kanaya membalas lambaian tangannya seraya tersenyum manis, senyum yang telah membuat senior nya tersenyum juga.
"Kakak membawaku keluar hanya untuk ini ... kenapa tidak jujur kalau menyukai nya, malah main drama kebetulan lewat, cih ... gak gentle banget"celoteh gadis di samping seniornya kanaya.
"Dia masih kuliah, biar dia fokus dulu"ucap senior itu yang bernama Ridwan.
"Entar di ambil orang nyesel loh"ucap lagi gadis itu yang mana itu adalah adiknya Ridwan, tepat nya adik sepupunya.
"Tapi ... kakak yakin mencintai nya, secara fisik dia ... gendut, jelek ... dan ... ah gak banget deh, jauh beda lah sama kakak" ucap wanita itu.
"Aku sempat berfikir seperti itu ... hanya saja cantik rupa bisa kita poles, tubuh bisa kita ubah begitu juga penampilan. Tapi hati ... tidak bisa"
*****
"Akhirnya bisa rebahan juga, ah lelah sekali"ucap Kanaya seraya merebahkan tubuh nya.
Rasa lelah dan kantuk sangat di rasa, namun perut kosong nya membuatnya ia bangkit lalu merebus mie instan untuk mengganjal rasa laparnya.
"Oh tuhan ... semoga uang ku bisa sampai akhir bulan, hiks ... hiks ... "ucap Kanaya seraya memandang mie instan yang sudah mendidih di atas kompor nya.
Tanpa membersihkan tubuhnya Kanaya langsung menyantap mie instan itu dengan lahap, di campur nasi biar terasa kenyang.
Setelah itu, Kanaya kembali ke kamarnya lalu membersihkan tubuhnya dan langsung istirahat.
Ia masih ingat dengan penghinaan di kantor nya, ia menatap dirinya di cermin kamarnya.
Air mata terjatuh tanpa ia sadari.
*****
"Cukup ma ... Ilyas tidak ingin mama semakin mengatur Ilyas dalam hubungan pribadi Ilyas, Mama ingin Ilyas bertunangan dengan Alina ... Ilyas sudah melakukan itu, tapi ... untuk pernikahan jangan paksa Ilyas ma .."ucap Ilyas kesal pada Mama nya.
"Apa kurangnya Alina ... sehingga kau sulit sekali membuka hatimu untuknya"ucap Mamanya Ilyas.
"Kurangnya ada di hatinya ma ..., hati Ilyas masih belum bisa Ilyas berikan pada Alina, mengerti lah Ma ... hubungan tanpa ada cinta akan berakhir tidak baik"ucap Ilyas lalu pergi meninggalkan Mamanya yang masih menahan amarah.
Sedangkan papa Ilyas, entah pergi kemana sudah dua hari tidak pulang kerumahnya, dengan alasan ada pekerjaan.
Semalaman Kanaya tidak bisa memejamkan matanya, ia mengambil benda pipih yang layarnya sudah retak, ia membuka Google, mencari tahu cara diet tanpa meminum obat mahal.
Untuk pertama ia ingin menurunkan berat badannya terlebih dahulu.
Kini Kanaya bertekad,akan merawat dirinya setelah selama ini ia abai.
Pagi telah menyapa, Ia bersemangat pagi ini tidak akan anik ojek atau angkot, ia akan memulai hari ini perjuangan nya.
"Iya Fir ... "tanya Kanaya
"Tidak usah, aku ... aku sudah pesan ojek, kau jalan lah dulu" ucap Kanaya yang sudah ada di tengah jalan dengan berlari sebagai kendaraan pagi ini.
Nafas nya terdengar memburu.
"Kau kenapa Nay, kenapa kau seperti
ngos-ngosan ... ?" tanya Safira
"Eh ... nggak kok, ya sudah ya Fir ... aku matikan dulu, bay ... selamat berjumpa di kantor" ucap Kanaya seraya mematikan ponsel nya.
Ia tidak ingin sahabatnya tahu akan apa yang sudah ia lakukan.
Kanaya kini mulai berlari lagi menyusuri jalan yang sudah mulai ramai, keringat sudah bercucuran di seluruh tubuh, untung ia membawa baju ganti.
Di saat Kanaya berlari di pinggir jalan, dua sosok memerhatikan Kanaya, mereka sama-sama terkejut saat melihat perjuangan Kanaya.
"Panggil dia keruangan ku nanti" ucap orang itu yang pandangan nya terus tertuju pada Kanaya.
Jam 7 kurang 15 menit Kanaya sudah sampai di gerbang perusahaan, ia berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya.
Di saat Kanaya masih ngos-ngosan dengan nafasnya di pintu gerbang, satu mobil yang menjadi perhatian nya membuat Kanaya menelan ludahnya.
"Kanaya datanglah keruangan Presdir setelah ini ... " ucap orang yang kini sedang mengendalikan mobil.
Ya dia adalah Asisten Jav, orang yang selalu tampil di depan dari pada Presdir nya.
"Baik Tuan " ucap Kanaya seraya membungkukkan tubuhnya.
Mobil itupun berlalu dari hadapan Kanaya, dengan segera Kanaya juga masuk dan menuju ke toilet, mengganti bajunya yang sudah basah dengan keringat, menyemprotkan sedikit parfum, dan merapikan rambutnya.
Meski ia tahu Presdir nya tidak akan sudi melirik nya, setidaknya ia tampil rapi.
"Nay, kau mau kemana ... ?" tanya Safira saat melihat Kanaya hendak menuju keruang Presdir nya.
"Tuan Jav memanggilku tadi" ucap Kanaya dengan wajah bodoh nya.
"Kenapa ... ? apakah kau membuat kesalahan, atau jangan-jangan ... karena kejadian kemaren ... ? ah tidak Nay ... tamatlah kau ..., mau tahu ... dia katanya tunangan Presdir" ucap Safira yang takut duluan.
"Jangan nakut-nakutin aku dong, tapi, bukan aku kan yang salah ... aku juga sudah minta maaf, ah sudahlah, aku keruang Presdir dulu" ucap Kanaya yang langsung membalikkan tubuhnya.
Dengan tangan bergetar, Kanaya mengetuk pintu Presdir itu, benar saja, Asisten Jav membukakan pintu untuk Kanaya, Asisten Jav tersenyum saat melihat Kanaya yang sudah berganti baju dan rambut nya sudah rapi.
"Masuklah Nona" ucap Asisten Jav saat Kanaya masih berdiri mematung.
Kanaya pun mengikuti langkah Asisten Jav sehingga Kanaya kini bisa melihat wajah Presdir nya dari jarak dekat.
Kanaya kembali menunduk kan kepala nya.
"Keluarlah Jav ... kau sudah membuat nya takut" ucap Presdir itu.
Tanpa berkata Jav pun keluar dari ruangan Presdir nya dan berdiri tepat di depan pintu.
Presdir itu melihat kanaya dari ujung rambut hingga ke bawah.
Sungguh sangat tidak nyaman di lihat, namun ada rasa berbeda saat melihat Kanaya menundukkan kepalanya.
"Kau ingin melawan Alina ...?" tanya Presdir itu pada Kanaya.
Deg ...
Deg ...
Deg ...
"Jangan takut, aku tidak akan ikut campur akan hal itu, malah aku bangga dengan mu jika kau memiliki keberanian itu" ucap sang Presdir.
"Aku tidak memiliki keberanian itu Tuan, hanya saja ... aku ingin memperjuangkan hak tubuh saya agar tidak selalu di hina, saya yang salah ... karena sudah tidak merawat tubuh saya, sehingga orang-orang mudah untuk menghina" ucap Kanaya yang membuat Presdir itu kagum.
"Ilyas ... kau pasti sudah tahu nama ku kan, sebagai hadiah dariku ... datanglah ke apartemen ku, tepat nya apartemen yang sudah lama tidak aku tempati, di sana terdapat peralatan olahraga yang lengkap, kau bisa menggunakan itu, dan sekalian kau rawat apartemen ku" ucap Ilyas.
Kanaya terkejut, Tentu ... ! siapa yang tidak terkejut dengan penuturan itu.
"Ini kunci apartemen ku, selamat berjuang Kanaya ... buatlah Alina malu dengan penghinaan itu" ucap Ilyas.
Kanaya masih belum bergeming, ia tidak tahu ... apakah ini nyata atau tambahan dari hinaan tunangan nya kemaren.
"Aku tidak mendukung apa yang Alina lakukan, jadi kau jangan takut, ini hanya rahasia kita berdua, buktikan ... kalau kau bisa ... " ucap Ilyas seraya menatap Kanaya.
"Ambillah ... ini tidak gratis ... aku pasti minta imbalan darimu nantinya kalau kau sudah sukses dengan perjuangan mu" ucap Ilyas yang mana Kanaya langsung mengangkat kepalanya.
"Tapi, saya tidak punya apa-apa sebagai imbalan untuk anda Tuan" ucap Kanaya.
"Itu kalau kau sukses, maka ambillah dan segeralah kembali bekerja" ucap Ilyas.
Kanaya pun mengambil dengan ragu kunci apartemen itu, sebelum Kanaya benar-benar keluar Ilyas berkata.
"Apartemen ku tidak jauh dari perusahaan itu akan memudahkan mu untuk berangkat dengan lari pagi" ucap Ilyas yang membuat Kanaya berhenti sejenak, lalu menunduk kan kepalanya dan segera berlalu.
Ia menatap kunci yang ia genggam saat ini, ada rasa penasaran dan rasa bahagia nyang datang secara bersamaan, heran dan tak percaya juga bergabung.
Mana ada tunangan ingin tunangan yang lain kalah dalam pertarungannya.
Apakah ada masalah dalam hubungan mereka.
Jam berlalu dengan begitu cepat, seperti biasa hinaan adalah makanan ringan bagi Kanaya, Gendut dan Culun adalah julukan baru baginya.
tepat jam 8 malam, Kanaya tiba di apartemen yang sudah Ilyas katakan.
Ia masuk ... betapa kagumnya Kanaya melihat suasana ruangan itu,
"Apanya yang harus di rawat, ini sudah bersih pakai banget lagi" decak kagum Kanaya.
Ia segera melihat-lihat semua ruangan benar saja ada ruangan khusus untuk olahraga.
*****
"Hidupku dan hidupnya sangat jauh berbeda, dia dengan segala kekurangan materi dan fisiknya, aku ... aku sempurna dalam segala hal, tapi aku bisa melihat ... kepuasan dalam hidupnya, semangat dalam memperjuangkan harga dirinya, aku juga berharap bisa berjuang untuk mendapatkan kebebasan dari hubungan ku dengan Alina" gumam Ilyas pada dirinya sendiri.
Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya, ia mulai mengingat bajwa malam ini ... wanita itu sudah ada di apartemen nya.
Lalu Ilyas menelfon ke nomor telfon apartemen nya.
1kali tidak ada jawaban, ke 2 kali juga tidak ada jawaban ke 3 kali barulah ada suara.
"Ha ... hallo ... " ucap gugup Kanaya
"Kenapa lama sekali mengangkat nya ... ?"geram Ilyas
"Maaf, Tuan ... "
"jika kau lapar tengah malam, tahan jangan nyemil ... ingat kau sekarang lagi berperang, kalau kau nyemil pada malam hari ... percuma saja olahraga mu" ucap Ilyas
"Eh ... begitu ... baiklah Tuan" ucap Kanaya yang langsung membuang makan ringan yang ada di tangannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!