''Akhh.... sial banget sih, pake acara mogok segala sih ini mobilnya. ''
ucap kesal Ranti saat mobilnya tiba tiba mati.
Ranti langsung menghubungi supir keluarga nya dan langsung meninggalkan mobil setelah memberikan alamat dimana mobilnya mogok, Ranti langsung membawa tas dan semua perlengkapan lainnya karena hari ini dia akan bertemu dengan dosen pembimbingnya untuk memberikan skripsi akhirnya.
Yaa.... dia seorang gadis cantik bernama Ranti Clarissa atau biasa di sapa Ranti, seorang gadis berusia 20 tahun yang sedang berjuang dengan skripsi akhir nya di jurusan Fashion Desain di sebuah Universitas ternama di kota nya.
Ranti berlari ke sebuah halte bus dan sialnya saat sampai di halte, bus nya malah akan pergi dan membuat Ranti langsung menggedor pintu bus, akhirnya sang sopir membuka pintu bus lalu Ranti langsung masuk.
''Silahkan tempelkan kartunya nona untuk membayar tagihannya, agar bus nya segera berangkat. ''
ucap kondektur kepada Ranti dan seketika membuat Ranti terdiam.
''Kartu apa yah?? saya gak mengerti pak. ''
jawab Ranti karena memang dia tidak faham.
Dari sudut bus seorang pemuda tersenyum menatap keheranan Ranti dan langsung berjalan lalu membantu Ranti untuk membayar bus nya.
''Jadi nona tidak memiliki kartu untuk menjadikan alat transaksi pembayarannya?? ''
ucap kondektur dan Ranti terus terdiam.
''Maksuknya kartu ini?? ''
ucap Ranti dengan polosnya mengeluarkan black card dari dompetnya dan seketika membuat kondektur menepuk jidatnya karena ulah Ranti.
Tiba tiba mesin kartu nya menyala dan bus pun berangkat, ''Sudah saya wakilkan untuk pembayarannya pak kondektur dan bus kan sudah berjalan juga. '' Ucap seorang pria dan membuat Ranti terdiam.
''Nona makanya kalau gak ada kartu untuk membayar jangan naik angkutan bus umum, pakai mobil mewah anda sajah. ''
ucap kondektur mengejek sambil berlalu kedalam area dalam bus dan membuat Ranti memanyunkan bibirnya karena kesal.
''Ayo masuk jangan di depan pintu bus, nanti kalau supir mengerem dadakan, kamu akan terjatuh. ''
ucap si pria yang menolong Ranti dan namun naas saat Ranti akan menjawab tiba tiba bus mengerem lalu membuat ranti dan pria itu terjatuh karena Ranti reflek menarik ujung pakaian si pria.
''Hadeuh..... si nona cantik ini gak ngerti naik bus. ''
ucap sang kondektur sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah wanita di hadapannya.
''Waduuuh.... maafkan saya mas, saya gak sengaja menarik ujung pakaiannya. ''
ucap ranti sambil memunguti satu persatu barangnya yang berceceran.
''Gak masalah dan lain kali hati hati yah. ''
Ucap si pria sambil membantu memunguti barang milik Ranti.
Ranti langsung berpegangan pada si pria yang menolongnya dan ikut masuk kedalam bus untuk duduk agar tidak terjatuh lagi.
''Ayo kamu duduk yah jangan berdiri nantinya bisa terjatuh lagi loh. ''
ucap si pria yang menolong dan membuat Ranti mengangguk lalu duduk.
Si pria yang menolongnya tersenyum saat Ranti mengucapkan terimakasih dan terus memandang wajah cantik Ranti.
''Cantiknya..... ''
satu kata lolos dari bibir si pria yang menolong Ranti.
''Kalau saya mau mendapatkan kartu itu dimana yah mas?? ''
ucap Ranti dan membuat pria itu tersenyum.
''Tadi kamu di halte gak melihat ada sebuah ruangan dan ada penjaganya?? ''
jawab si pria dan Ranti menggelengkan kepalanya.
Pria itu langsung tertawa seketika dengan kepolosan Ranti, cantik tapi gaptek adalah ungkapan hatinya melihat tingkah Ranti.
''Mas ini aneh terus ajah tertawa, saya memang gak ngerti loh. ''
''Maaf maaf, gini yah caranya yang pertama kamu lakukan saat mau menaiki bus, usahakan miliki kartu dan kalau gak memilikinya, kamu bisa masuk ke ruangan di halte untuk membelinya dan gak mahal kok. ''
''Ohh... oke deh nanti aku akan membelinya saat naik bus lagi. ''
''Saat turun sajah kan berhenti di halte juga. ''
''Tunggu sebentar, jadi bus ini akan berhenti di halte dan gak akan berhenti kalau gak di halte?? ''
ucap Ranti dengan raut wajah paniknya dan pria itu menganggukan kepalanya.
''Oh astaga..... di depan kampus gak ada halte dan akan berhenti setelah kampus dong. ''
ucap Ranti panik dan langsung mengeluarkan handphone nya untuk menghubungi temannya di kampus.
Ranti sibuk berkirim pesan dengan temannya sedangkan si pria sibuk mengamati wajah kepanikan ranti di hadapannya,
Yaa.... dia adalah seorang pria berwajah tampan bernama Bima Nugraha dan biasa di panggil Bima, seorang pemuda berusia 25 tahun yang sedang mengejar ujian jaksanya di sebuah universitas.
''Kamu ini polos sekali juga cantik nona dan membuat aku gak bisa berpaling sedetik pun dari kamu. ''
gumam Bima dalam hatinya sambil menatap Ranti yang sibuk dengan handphone nya.
Seketika Bima mengerutkan keningnya saat Ranti berdiri dan meminta stop tapi bus gak akan berhenti dan berhenti di halte yang lewat dari kampusnya.
''Hey nona cantik, kamu ini gak tau aturan naik dan turun bus umum...?? ''
ucap kondektur menggelengkan kepalanya yang melihat Ranti terburu buru turun dari bus.
Ranti lupa entah dia polos, dia melupakan laki laki yang menolongnya barusan.
''Si mas nya kenal dengan nona polos barusan?? ''
ucap kondektur kepada Bima dan Bima menggelengkan kepalanya.
''Saya gak kenal pak dan saya hanya membantu karena melihat raut wajah panik juga bingungnya. ''
jawab Bima dan kondektur mengacungkan jempolnya kepada Bima.
Bima duduk di kursi yang tadi di duduki Ranti, fikirannya terus melayang membayangkan wajah polos, panik dan bingung Ranti.
''Siapa dia dan aku yakin kalau kami berjodoh pasti akan di pertemukan kembali nantinya. ''
gumam Bima dalam hatinya sambil menatap jalanan di kaca bus yang menampilkan kepadatan jalanan ibu kota.
Bima langsung bersiap di pemberhentian halte selanjutnya karena kampus nya tidak jauh dari halte bus, Bima pun terbiasa menggunakan angkutan umum karena bagi Bima, jauh lebih menyenangkan dari pada mengendarai kendaraannya.
Bima saat ini sedang menempuh pendidikan akhirnya dan Bima pun calon jaksa penuntut umum yang akan siap tahun ini sebagai jaksa di sebuah pengadilan negri di kotanya.
Otak cerdas dan sangat muda untuk ukuran jaksa pada umumnya, namun Bima tetap kuat tekadnya untuk menjadi jaksa penuntut umum karena itu adalah cita cita masa kecilnya.
Di Halte saat ini....
Ranti terus menggerutu kesal karena temannya belum juga menjemput, sedangkan kalau jalan kaki akan sangat membuat kaki Ranti sakit karena jaraknya lumayan jauh.
''Ya ampuun kesialanku belum tuntas sekarang, awas ajah kamu Ayya karena mengabaikan telphone ku sekarang. ''
gerutu kesal Ranti sambil berjalan cepat menuju kampusnya karena dosen nya takut sudah sampai di tempat pertemuannya.
Ranti sedikit berlari menuju kampusnya hingga sebuah telphone menghentikan nya dan Ranti tersentak saat melihat nama si pemanggil di layar handphone nya.
Dalam panggilan....
''Ranti....kamu mau mempermainkan saya yah, kamu tau bukan kamu sajah yang saya bimbing skripsi. ''
''Maaf pak tadi ada insiden sedikit, tapi saya sudah di area kampus kok pak. ''
''Pertemuan hari ini batal, lusa saya tunggu kamu di ruangan saya dan jangan protes. ''
Panggilan berakhir.....
''Akhhhh.... kesaaaal..... kesaaaallll..... ''
teriak Ranti seketika setelah dosennya menutup panggilannya tanpa menunggu pembelaan dari Ranti.
Tbc.......
Saat ini Ranti sedang cemberut sambil memalingkan wajahnya saat sahabatnya Ayya sedang menjelaskan perihal keterlambatannya.
''Pliis Raan... Aku beneran lagi ada kelas tadi, kamu enak karena loncat kelas jadi skripsi nya maju, laah aku harus nunggu satu tahun buat skripsi. ''
ucap Ayya sambi terus menatap pandangan Ranti yang sengaja di alihkan.
''Stop Ayya.... aku kesal sama kamu, jangan ngajakin aku bicara dulu, kamu tau hari ini aku sial luar biasa sekali, dari mobil mogok, naik bus tanpa kartu dan di marahin dosen pembimbing terus lusa baru dapat jadwal lagi tau, kesaaaaalllll..... ''
ucap Ranti dengan di tambah tambahkan derama dan membuat Ayya melongo.
''Stop Ranti, kamu gak malu apa itu ucapan kaya bocah, noh lihat semua memandang kita. ''
ucap Ayya dan Ranti hanya mendelik sebal.
''Bodo amat Ayya.... bayar tagihan kantinnya dan aku mau pulang ajah, baay.... ''
ucap kesal Ranti sambil berjalan meninggalkan Ayya yang melongo dengan sikap sahabat ajaib di hadapannya.
''Anak itu, udah sembarangan, nuduh orang dan sangat pemaksa. ''
gumam Ayya sambil tersenyum dan menuju kasir untuk membayar tagihan makanannya.
Ranti saat ini sedang menunggu di depan gerbang kampusnya, menunggu adiknya menjemput karena mobil Ranti sedang di bengkel.
Hanya menunggu lima menit adiknya Ranti datang dan membuat Ranti mendelik sebal.
''Udah aku jemput masih ajah cemberut, bikin sebal tau kak. ''
ucap sang adik saat melihat raut wajah masam pada Ranti.
''Kamu ini aneh Rasya, masa kakak harus naik motor kamu itu, mending naik bus ajah. ''
ucap Ranti dan membuat adiknya melongo.
''Kakak ini kampungan sekali, banyak wanita yang mau di bonceng dan kakak malah nolak, ayo naik sebelum aku lapor ibu. ''
ancam Rasya dan membuat Ranti memanyunkan bibirnya.
''Ishh... kamu ini menyebalkan, kakak gak bisa naik motornya gimana coba?? tinggi banget jok nya. ''
ucap jujur ranti dan seketika tawa Rasya langsung terdengar keras.
Rasya menuruni motor, memasangkan helm di kepala kakak nya dan menggendong kakaknya untuk duduk di atas jok motornya, Ranti hanya diam dan mengikuti semua yang Rasya lakukan.
Saat kesadarannya pulih Ranti langsung berteriak karena Rasya mengemudikan motornya kencang.
''Rasya berhenti gak, nyawa kakak hanya satu dan kakak gak mau mati sia sia tau. ''
ucap Ranti dan Rasya menulikan pendengarannya.
Hanya butuh sepuluh menit Rasya sampai di rumah, Ranti langsung melompat turun dan memuntahkan isi perutnya yang bergejolak hebat.
''Hadeuhh... kampungan sekali kakak ku ini, masa naik motor sampe mabuk kan aneh. ''
ucap Rasya mengejek kakak nya dan tetap membantu memijat tengkuk kakaknya.
''Kamu menyebalkan Rasya..... ''
ucap kesal Ranti sambil berjalan masuk kedalam rumah dan langsung menuju kamarnya.
Satu hari kemudian.....
Hari ini Ranti bersiap pagi sekali agar lebih cepat sampai di kampusnya untuk menemui dosen pembimbingnya dan mobil Ranti pun sudah selesai di perbaiki.
''Sayang.... kamu masih belum selesai skripsinya?? ''
ucap Ibu Amara dan Ranti menggelengkan kepalanya.
''Semua karena mobil Ranti mogok kemarin, dosen nya murka dan Ranti di marahin ibu, sekarang Ranti mau ketemu dosen nya untuk pengecekan akhir sebelum sidang. ''
jawab ranti dan ibunya mengangguk.
''Ingat kerjakan skripsinya dengan benar terus sidangnya harus lulus juga biar bisa langsung wisuda, ibu sudah siapkan satu butik untuk kamu. ''
''Baik Bu... dan Ranti juga kan udah gak sabar pengen membuat sebuah karya indah di dunia fashion. ''
''Kamu memang anak Ibu yang luar biasa. ''
''Udah ahh Ranti mau berangkat dulu yah, takut keburu telat dan nanti dosennya malah marah lagi. ''
ucap Ranti yang langsung pamit dan segera menuju mobilnya.
Ranti mengemudikan mobilnya menuju kampusnya dan sekarang tidak ada derama mogok dan sampai di kampus lebih awal untuk menuju ruang dosen.
''Giliran aku pagi datang, dosennya malah belum datang lagi. ''
gumam Ranti dalam hatinya sambil duduk dan menyiapkan berkas terakhirnya.
Menunggu dua puluh menit akhirnya dosen datang dan Ranti langsung di minta masuk kedalam ruangannya.
''Pak perihal kemarin lusa saya minta maaf banget. ''
ucap Ranti dan dosennya mengangguk.
''Coba saya lihat hasil skripsi akhirnya. ''
ucap dosen dan Ranti langsung memberikan berkasnya skripsinya.
Ranti terus menatap dosen pembimbingnya yang begitu teliti memeriksa skripsinya, hingga Ranti tersentak saat dosennya mencoret dua kali berkasnya.
''Yaaah.... di coret deh. ''
gumam Ranti yang terlihat sedih dan dosennya tersenyum karena mendengar gumaman Ranti.
''Saya menolaknya dan kamu buat ulang lagi yah Ranti, saya kasih waktu satu minggu, tinggal salin ajah karena saya sudah menggantinya dengan kata kata baru. ''
ucap dosen pembimbing dan Ranti terdiam.
Ranti keluar dari ruangan dosennya dengan langkah gontai dan meneteskan air matanya karena sedih, skripsinya di dapat penolakan sepihak dari dosennya.
''Kamu kenapa lagi Ranti.... ?? ''
ucap Ayya saat Ranti terduduk di kursi kantin.
''Sedih ajah, skripsi akhir aku di tolak dan harus di ketik ulang deh, penolakan sepihak ini namanya Ayya dan menurutku hasilnya udah pas. ''
keluh Ranti dan membuat Ayya tersenyum.
''Kamu aneh, Dosen pembimbing itu maha benar dan kerjaan kamu yang salah, terima ajah. ''
''Susah kalau bicara sama murid kesayangan. ''
''Hadeuh... Ranti kamu membual yah. ''
Jauh dari kampus Ranti saat ini....
Bima baru sajah menyelesaikan semua tugas akhirnya dan tinggal menunggu wisuda, satu hal yang mengganjal di hatinya Bima saat ini adalah, wanita yang tempo hari di tolongnya membuat sedikit cubitan di hatinya.
''Rindu..... ''
satu kata yang keluar dari mulut Bima saat ini.
''Oh iya.... aku tinggal ke halte ajah yang kemarin dia berhenti, pasti tempat kuliahnya di area halte itu. ''
ucap Bima yang langsung berlari menuju keluar untuk segera ke halte.
Hanya menunggu lima menit, bus pun datang dan Bima langsung masuk kedalam bus hingga perjalanan dua puluh menit bus sampe di halte terakhir Ranti turun.
Bima menyusuri jalan dan tersenyum saat melihat sebuah universitas negeri, satu pandangan Bima saat ini adalah seperti melihat Ranti di dalam mobil, namun naas hanya selewat dan Bima sedikit ragu kalau itu wanita itu atau bukan.
''Apa yang barusan di mobil itu wanita yang kemarin lusa atau bukan yah?? ''
gumam Bima sambil menghembuskan nafasnya dan berbalik menuju halte untuk menuju pulang.
''Sepertinya besok harus pakai mobil ajah atau motor deh untuk mencari wanita itu, tapi bagaimana yah apa aku harus memasrahkannya pada takdir dan jodoh, kalau kita di takdirkan berjodoh oleh takdir, pasti kita akan di pertemukan di waktu yang tepat. ''
ucap Bima dengan nada sendu nya dan langsung masuk kedalam bus karena pas dengan kedatangan bus saat Bima sampai di halte.
Terkadang takdir itu tidak bisa di kendalikan oleh siapapun termasuk manusia, karena tuhan lah yang menghendaki sedangkan kita sebagai manusia hanya bisa merencanakannya.
TBC......
🌺🌺Yuk tinggalkan jejaknya, like, komentar, voute dan hadiahnya jika berkenan. 🌺🌺
Terimakasih......
Setelah dari kampusnya Ranti langsung memilih untuk kembali pulang dan menyusun skripsi akhirnya sesuai permintaan dosen pembimbingnya.
''Kok aku jadi pengen keliling naik bus yah, oke besok kita rencanakan untuk jalan jalan..... ''
ucap Ranti saat melihat bus di perempatan lampu merah.
Hanya dua puluh menit Ranti sampai di rumahnya dan langsung menuju kamarnya untuk kembali mengerjakan skripsinya.
Sedang asik dengan kerjaannya, adiknya Rasya sang adik tersayang tiba tiba masuk kedalam kamar Ranti dan seperti biasa merengek meminta antar kepada kakaknya.
''Kakak tau ada niat terselubung dari kamu. ''
ucap Ranti dan Rasya hanya tersenyum.
''Ayolah kak ikut aku yah malam ini ke acara, aku malu jalan sendirian gak ada yang nemenin. ''
rayu Rasya seperti biasa sambil duduk di lantai dan tangannya memainkan baju Ranti.
''Kamu udah gede Syaa... masih ajah merengek seperti anak kecil. ''
''Ayolah.....ayolah kak, gini deh aku akan kabulkan apapun yang kakak minta tapi hanya satu permintaan. ''
''Cukup menarik, oke lah kakak nurutin apapun maunya kamu. ''
''Yasudah siap siap nanti malam kita berangkat dan jangan pakai gaun yang terbuka. ''
''Oke.....siap. ''
Rasya langsung kembali merebahkan tubuhnya di ranjang milik Ranti dan Ranti hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.
Sedari kecil Rasya memang di rawat oleh Ranti karena sang ibu sibuk dengan karir dan perusahaannya, Ranti tetap bahagia dengan semua kehidupannya saat ini karena ada Rasya yang selalu menjadi penyemangatnya.
Malam hari tiba.....
''Kakak..... kenapa lama sih siap siapnya, aku udah selesai loh siap siapnya. ''
teriak Rasya sambil menggedor pintu kamar kakaknya.
''Kamu ini kaya bocah minta jajan, menyebalkan. ''
jawab ranti sambil membuka pintu kamarnya dan Rasya terpaku melihat kakaknya saat ini.
''Kenapa kakakku cantik sekali, ayo kita berangkat sebelum kemalaman kakak. ''
ucap Rasya sambil menarik lengan Ranti dan berjalan beriringan menuju mobil.
''Loh... kalian mau kemana?? ''
ucap ibu Amara saat melihat kedua anaknya berpakaian rapih.
''Aku mau antar Rasya buu, ke pesta temannya. ''
jawab Ranti dan ibu Amara mengangguk.
Rasya juga Ranti pamitan pada ibunya dan langsung menuju mobil dengan Rasya yang mengendalikan kemudi mobilnya.
Sepanjang perjalanan Ranti sibuk dengan handphone nya dan membuat Rasya tersenyum kecut.
''Kakak nanti ikut masuk kedalam acara yah, jangan nunggu di luar. ''
ucap Rasya dan Ranti mengangguk.
''Kakak aneh dengan kampus kamu itu, tiap bulan pasti ada ajah itu pesta. ''
protes Ranti dan Rasya hanya mengangkat bahunya tanda tidak mau berkomentar.
Dua puluh menit kemudian mobil sampai di area parkir kampusnya Rasya, Ranti langsung turun dari mobil dan menggandeng lengan Rasya untuk ikut masuk kedalam area acaranya.
''Hadeuuh.... bocil bocil ternyata yang ada di pesta ini, kakak mau nyari makanan dan kamu gabung sana sama teman yang lainnya. ''
ucap Ranti beralasan dan Rasya mengijinkannya.
Di area parkir saat ini, seorang kakak sedang berdebat dengan adiknya yang memakai gaun terlalu minim, namun sang adik tetap ngotot dan mengancam balik kakaknya.
''Pokonya kakak jangan masuk kedalam pesta yah, awas ajah kalau masuk nanti Alea akan mogok makan dan nanti Kak Bima yang jadi tersangkanya. ''
ancam Alea pada kakak yang posesif dan Bima pun pasrah.
''Ingat deek, jangan macam macam dan jangan meminum minuman sembarangan, kakak nunggu di area taman sampai kamu selesai dengan acaranya. ''
ucap Bima dan Alea mengiyakannya.
Yaa... dia adalah Bima dan Alea, Alea adalah teman satu kampus Rasya dan ternyata satu kampus juga dengan Bima, Bima yang posesif terhadap adiknya begitu menjaga Alea dan selalu membatasi ruang gerak Alea.
Bima berjalan ke area taman dan mengerutkan keningnya saat melihat punggung wanita yang sedang duduk dan ada cahaya dari hadapannya yaitu handphone si wanita.
''Kenapa ada wanita yang duduk di taman ini yah, apa dia kabur dari acara pestanya. ''
gumam bima sambil berjalan mendekat ke arah wanita yang membelakanginya.
Bima tersenyum saat tau siapa wanita di hadapannya saat ini, wanita yang di carinya dan wanita itu adalah wanita yang tempo hari di bantunya di dalam bus.
''Bertemu seperti terencana ini namanya.... ''
ucap sumringah Bima dan Ranti langsung mengangkat wajahnya lalu menatap bima yang sedang tersenyum kepadanya.
''Hadeuuh..... ini orang bocil ketuaan atau emang bocil yah. ''
gumam Ranti dalam hatinya sambil menatap Bima yang sedang tersenyum kepadanya.
''Hai.... kamu masih ingat gak ke saya?? ''
ucap Bima dan membuat Ranti mengerutkan keningnya.
''Maaf yah saya gak kenal kamu dan jangan ganggu konsentrasi saya. ''
ucap ketus Ranti dan membuat Bima langsung tersenyum.
''Kamu beneran gak ingat siapa saya?? padahal saya mencari kamu loh setelah insiden di bus tempo hari itu, gimana ingat gak?? ''
ucap Bima kembali meyakinkan Ranti dan berhasil karena saat ini Ranti sedang terlihat berfikir.
''Tunggu sebentar, oh....kamu yang bayarin aku pake kartu bus nya kan?? aku sampe lupa saat itu saking buru buru dan semua sia sia. ''
ucap Ranti sambil menunduk sedih dan membuat Bima reflek duduk di samping Ranti.
''Emangnya sia sia kenapa gitu?? ''
ucap Bima yang penasaran karena raut wajah Ranti berubah sendu.
''Itu hari paling sial bagi saya, bangun kesiangan, tengah jalan mobil mogok, naik bus gak punya kartu dan terlambat ke kampus terus di tolak skripsi akhirnya, semua benar benar membuat saya kesal. ''
ucap Ranti dengan raut wajah kesal dan terlihat menggemaskan bagi Bima.
''Kenapa kamu malah ketawa, itu hari sial dan membuat mood aku berantakan. ''
ucap Ranti karena Bima malah terlihat menertawainya.
''Gak apa apa hanya sajah kamu lucu dan menggemaskan kalau sedang kesal dan marah seperti barusan, jangan pernah menampakan raut wajah seperti barusan kepada laki laki lain yah. ''
ucap Bima dan berhasil membuat Ranti mengerutkan keningnya.
''Kamu ini aneh, maksudnya apa coba bicara seperti itu ke saya, siapa kamu coba?? ''
ucap Ranti menggelengkan kepalanya dengan sikap Bima yang aneh.
''karena kamu calon pendamping hidupku. ''
ucap Bima dan membuat Ranti seketika melototkan matanya.
''Kamu lagi kesambet setan taman ini atau kamu sedang bergurau, heloooo... kamu memang siapa sampai bilang pendamping hidup segala?? ''
ucap Ranti yang semakin aneh dengan sikap laki laki di hadapannya.
''Ya aku yakin ajah kalau kita berjodoh loh, mau bukti memangnya kamu?? ''
ucap Bima dengan penuh percaya diri dan membuat Ranti menepuk jidatnya karena kesal.
''Hadeuuuh.....ini cowok kepentok pohon toge kali yaah, bicaranya ngawur sekali. ''
gerutu Ranti dan membuat Bima tergelak karena mendengar dengan jelas apa yang di bicarakan oleh Ranti.
Malam itu Bima melupakan adik kesayangannya yang sedang ikut berbaur dengan teman yang lainnya.
Rasya yang menaruh hati pada Alea langsung memberanikan diri mengajak Alea berbicara, namun sayangnya Alea seperti terpaksa ikut dengan Rasya untuk mengobrol.
TBC......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!