"Saya terima nikah dan kawin nya Amalia binti Aziz dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai"... Sah… sah"
" Suara itu terdengar jelas, membuat luka dalam hati ini semakin tersayat perih…. Ya itu adalah suara seseorang yang begitu berarti dalam hidup ku, suara seorang imam dalam hatiku, yang telah membersamai dalam suka duka hidupku 5 tahun terakhir.
Tapi sekarang suara ini juga yang telah memporak-porandakan hatiku… meluluh lantakkan pertahanan yang mati matian ku bina, agar air mata ini tak sedikit pun menetes.
"Hari ini tepat 5 tahun usia pernikahan kami, dia dengan jelas mengatakan akan menikah lagi dengan wanita yang belum lama di kenalnya, dia bilang dia jatuh cinta, hancur hati ini saat dia, lelaki yang menjadi satu-satunya memilih untuk menikah lagi.
Air mata tak sanggup lagi ku bendung dengan isak lirih ku bertanya ?" Sejak kapan rasa itu ada mas?
"Entah semua berjalan begitu saja tanpa aku sadari, karena sering nya kita bertemu rasa itu perlahan hadir dalam hatiku.
Apakah kamu sudah tidak mencintaiku lagi mas?
Bukan sayang, aku masih mencintaimu tapi rasa ini juga tak dapat ku hindari, semakin ku coba menjauh semakin sakit rasanya!
"Aku tergugu, menangis dalam kesakitan ku, kenapa mas? Apa kurangku! kenapa kau tega apa karena sampai saat ini aku blm bisa memberikan keturunan sehingga kau berpaling?
" Maafkan aku… tapi ku harap kau mengerti & mau menerima semua ini, aku janji akan jadi suami yang adil untuk kalian nanti.Aku mohon tolong kau pahami.
Lalu dia pergi meninggalkan diriku dengan luka yang dia tinggalkan, luka yang entah berapa lama akan sembuh dan memudar, sampai hilang tak tersisa.
"Hari ini tepat nya seminggu setelah pengakuan nya yang mencintai wanita lain, dia melangsungkan pernikahan dan disinilah aku menyaksikan suamiku mengucapkan ikrar suci pernikahan dengan wanita lain. air mata ini mengalir saat ucapan "Sah" itu terdengar, pedih hati tak sanggup lagi ku Terima tanpa terasa kaki ini melangkah menjauh… menjauh dari wajah bahagia seorang lelaki yang masih bergelar suami.
"Dengan langkah tergesa aku pergi meninggalkan acara pernikahan suamiku dan.
" Braakkk"
"Tanpa kusadari aku menabrak seorang laki-laki yang tengah menggendong anak kecil! "
"Maaf mas saya tidak sengaja"
"Gimana sih mbak, hati hati dong klo jalan, saya lagi gendong anak kecil nih klo sampe jatuh gimana"?
" Saya benar-benar minta maaf mas, saya tidak sengaja" Dengan masih berurai air mata diriku mengatakan maaf."
"Hhhh, ya sudah lain kali hati hati ya!" Lalu dia pergi meninggalkan Hanum yang masih menangis!"
Dengan langkah gontai Hanum kembali kerumah mereka, rumah yang menjadi saksi cinta mereka, rumah yang menjadi saksi suka duka seorang " Hanum" seorang istri yang menemani perjuangan suami dari nol, kilas balik kenangannya bersama sang suami kembali menari di pelupuk mata. "Ya Allah seberat ini kah cobaan-Mu," apa aku sanggup Ya Allah.
Dengan berurai air mata, Hanum melangkah ke kamar mereka, kamar yang menjadi saksi saat lelah & penat melebur jadi satu dalam desah nafas yang memburu, sesakit ini kah menjadi seorang istri yang cinta suami nya mulai terbagi, dengan wanita lain yang baru hadir di tengah kehampaan menunggu rezki yang tak kunjung hadir dalam bentuk janin.
Hanum terlahir dari keluarga yang sederhana, ayah nya sudah meninggal karena kecelakaan saat ibu nya melahirkan ardi, Hanum tumbuh menjadi gadis yang kuat, baik dan cantik.
Hanum yang hanya lulusan SMA memilih untuk langsung bekerja, ia bekerja di sebuah toko baju yang lumayan ramai di kota nya. Hanum memilih menjadi tulang punggung keluarga mengingat masih ada adik yang masih sekolah.
Ibu nya bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga kaya yang ada di desa nya. Pagi ini Bu Surti yang sudah terbiasa bangun pagi untuk memulai hari menyiapkan kebutuhan keluarga, tiba-tiba mendadak sakit, badan nya panas menggigil kedinginan.
Hanum yang sudah bersiap untuk berangkat bekerja terpaksa harus ijin untuk menggantikan ibu nya bekerja, karena kondisi ibu nya yang tidak memungkinkan untuk bekerja.
"Num, kamu tidak kerja Nduk?" tanya ibu.
"Ndak bu, kalau Hanum kerja ibu sama siapa, Ardi kan sekolah?" jawab Hanum.
"Oh … Num ibu boleh minta tolong Nak?
"Minta tolong apa bu? kalau Hanum bisa pasti Hanum lakukan."
Hari ini bu Suryo kedatangan tamu, ibu tidak bisa berangkat, tolong kamu gantikan pekerjaan ibu ya Nak. Nanti kalau ibu sudah baikan ibu akan berangkat lagi.
Oh, iya bu kalau begitu Hanum berangkat dulu ya bu. Hanum pamit bu, ucap Hanum pergi setelah mencium tangan ibunya.
Hanum pergi menggantikan ibu nya bekerja selain bersih-bersih rumah, ibu nya juga jadi juru masak di keluarga pak Suryo, masakan ibu Hanum sudah menjadi candu untuk keluarga pak Suryo.
"Lho Hanum kok kamu kesini ada apa?" tanya bu Suryo
"Maaf Bu, ibu saya lagi sakit jadi hari ini tidak bisa datang, jadi saya yang datang untuk menggantikan ibu," jawab Hanum.
Oh begitu ya sudah kalau begitu yang rajin ya Num, tapi kamu bisa masak nggak Num? tanya bu Suryo
"Alhamdulillah bisa bu," Jawab Hanum.
Soalnya hari ini anak saya si ilham mau datang jadi kamu siapkan makanan yang enak ya Num, kata bu Suryo.
"Baik, bu" jawab Hanum.
Hari sudah menjelang siang saat bunyi suara sepatu yang beradu dengan lantai keramik itu terdengar mendekat, dan seseorang datang menyapa. Bik masak apa? tanya Ilham tapi di saat bersamaan bu Suryo menjawab, itu bukan Bik surti Ilham tapi dia Hanum anaknya bik Surti.
Dengan ber-oh-ria Ilham menjawab aku pikir bik Surti ma, soalnya bau masakan nya sama. Sama-sama bikin lapar, senyum Ilham.
Ah, kamu bisa aja Ham tapi semoga enak ya Num, masakan kamu … kata bu Suryo
"InsyaAllah, bu" jawab Hanum.
Semua makanan yang telah di masak Hanum, sudah siap terhidang di atas meja makan keluarga. Pak Suryo dan semua keluarga nya menikmati makanan yang Hanum masak.
"Hanum … num," panggil Pak Suryo. Dengan tergesa-gesa Hanum datang, iya Pak ada apa? tanya Hanum.
Kamu ternyata pandai masak juga ya, semua masakan mu enak gak kalah sama masakan ibumu! puji Pak Suryo.
Dengan tersipu malu, Hanum mengucapkan terimakasih atas pujian dari bos ibu nya itu. Iya lho Num, masakan mu enak sama kaya masakan ibu mu! Ibu juga suka sama masakan mu, iya nggak Ilham? tanya Bu Suryo kepada Ilham yang masih asik menyantap makanan nya.
"Dengan sedikit tersenyum Ilham menjawab, iya Bu! masakan nya enak, gak kalah sama restoran bintang lima" ucap Ilham.
Dengan malu-malu, Hanum mengucapkan terimakasih sekaligus pamit ingin menyelesaikan pekerjaan nya yang tertunda di belakang.
Dengan langkah riang, Hanum menyelesaikan pekerjaan yang tersisa tinggal sedikit dan tanpa Hanum sadari ada seseorang yang diam-diam tersenyum. "Saat melihat senyum di wajah cantik seorang Hanum."
Namanya Ilham Mahendra, putra satu-satunya dari Suryo Mahendra, laki-laki berwajah oriental, yang memiliki ketampanan yang mampu memikat lawan jenis. Tak cuma tampan tapi, dengan semua yang dimilikinya mampu membuat semua wanita tergila-gila.
Hanum, gadis sederhana berwajah ayu hidung mancung yang mampu memikat dan yang mampu memporak-porandakan hati dari seorang Ilham Mahendra.
Hanum gadis dari kalangan biasa yang tumbuh menjadi gadis yang bertanggung jawab terhadap keluarga, semenjak meninggalnya sang ayah, Hanum menjadi tulang punggung membantu sang ibu. Menjadi panutan untuk adik laki-lakinya.
Amelia gadis dari keluarga broken home, yang mencari kenyamaan bersama orang yang salah. Ilham Mahendra laki-laki yang sangat di gilainya, melihat sosok Ilham yang begitu ramah, care pada setiap orang, membuat seorang Amel begitu terperdaya, pertemuan singkat yang selalu jadi mimpi indah hingga tawaran untuk menjadi istri kedua pun ia Terima.
Ardiansyah adik laki-laki, satu-satunya yang dimiliki Hanum, lelaki dengan tinggi 170 cm, berhidung mancung, bergaris bibir tipis, cool.
Satu-satunya laki-laki yang akan menjadi tumpuan terakhir seorang Hanum, laki-laki yang akan menjadi wali nikah juga harapan terakhir untuk menguatkan Hanum, menjalani kehidupan yang sebagai mana mestinya setelah badai itu datang hingga berlalu pergi, sosok yang akan menjadi pelindung keluarga.
Terik matahari pagi, membawa Hanum kembali kerumah kediaman Suryo, disini Hanum masih menggantikan ibu nya bekerja! sejak kemarin hingga sekarang kondisi ibu Hanum belum sepenuhnya baik-baik saja, Hanum yang bekerja di sebuah toko baju pun harus ijin untuk tidak masuk kerja demi pekerjaan ibu nya.
Tanpa Hanum sadari ada seseorang yang diam- diam memperhatikannya dari balkon atas kamar. Laki-laki itu tersenyum melihat wajah ayu Hanum yang terkena terik matahari pagi. Wajah yang memberikan kesejukan setiap yang memandang.
Saat sedang asik menyiram tanaman pagi, bu Suryo datang memanggil Hanum ... .
"Num sudah selesai menyiram tanamannya Nak?" tanya Bu Suryo.
"Alhamdulillah sudah bu," jawab Hanum.
"Kalau sudah sini ikut Ibu num, kita pergi belanja kebutuhan dapur untuk masak nanti siang!"
"Baik, Bu" jawab Hanum, bergegas Hanum membersihkan peralatan yang tadi di pakai untuk menyiram tanaman.
Saat Hanum masuk ke dalam rumah tak sengaja berpapasan dengan Ilham. " Num" sapa Ilham dengan agak terkejut Hanum menjawab, "Iya mas, ada yang bisa di bantu?"
Dengan senyum yang menawan, Ilham menggeleng samar.
"Num," panggil bu Suryo.
Dengan langkah tergesa-gesa Hanum mendatangi bu Suryo, "Iya bu" jawab Hanum.
"Nanti kamu belanja nya di antar sama Ilham aja ya Num, Ibu mendadak harus arisan. Ibu lupa kalo hari ini harus ngumpul bareng teman-teman untuk arisan, kamu gak papa kan Num belanja bareng Ilham?" tanya bu Suryo.
"Iya bu, nggak apa-apa tapi nanti yang harus di beli apa saja bu, maaf Hanum belum paham."
"Oh, kalau itu sudah ada catatan nya Num, kamu tinggal beli aja nanti sama Ilham juga biar Ilham nanti yang bayar ya, kamu fokus belanja aja," terang bu Suryo.
"Baik, Bu kalau begitu Hanum berangkat tapi apa mas Ilham nya sudah tau bu, mau di ajak belanja?" tanya Hanum.
"Oh iya Ibu lupa Num, mau bilang sama Ilham! kalau begitu tolong kamu panggilkan Ilham ya Num." sambil mengangguk Hanum pergi memanggil Ilham. "Maaf, mas Ilham di panggil sama ibu Suryo."
Sedikit terheran, Ilham bertanya "Ada apa ya Num, kok ibu manggil."
"Saya juga tidak tau, Mas?" jawab Hanum.
"Oke"
"Kenapa Ma, kata Hanum Mama nyari Ilham?" tanya Ilham.
"Ham, tolong kamu antar Hanum belanja ya nanti sekalian kamu bayarin belanjaan nya? Mama mau pergi arisan, ini udah di tunggu teman-teman Mama."
"Baik, Ma."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!