NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Kaisar Dewa Naga

Bab 26. Pertemuan

Hingga tidak lama kemudian, Lin Chen akhirnya tiba di sebuah bangunan yang terlihat cukup mewah di antara bangunan lainnya.

" Tuan muda, ini adalah tempat khusus yang di sediakan untuk Kaisar Meng Lou dan Permaisuri Li Wei. Tuan muda bisa menunggu Kaisar di dalam bersama tetua Lou." Ucap sang Komandan kepada Lin Chen.

Lin Chen menyetujui, kemudian sang komandan segera memanggil pelayan yang kebetulan lewat di tempat tersebut untuk mengantarkan Lin Chen ke tempat pertemuan.

" Tuan muda, saya pamit undur diri." Sang Komandan kemudian segera pergi meninggalkan Lin Chen bersama seorang pelayan.

" Terima kasih komandan."

Pelayan kemudian segera membawa Lin Chen masuk ke dalam bangunan tersebut.

" Tuan muda, mari ikuti saya." Ucap Sang pelayan dengan hormat.

Lin Chen segera mengikuti sang pelayan masuk ke dalam bangunan.

*********

Di dalam ruangan khusus.

Terlihat Tetua Lou yang sedang duduk bersama dengan Jenderal Rou.

" Tetua, dari mana anda mengenal pemuda itu?" Tanya Jenderal Rou menanyakan sosok Lin Chen.

Tetua Lou yang baru saja menyesap minumannya menatap ke arah Jenderal Rou.

" Mengapa Jenderal menanyakan hal ini?"

" Mohon maaf jika aku banyak bertanya, hanya saja aku melihat jika dia memiliki keistimewaan yang tidak di miliki oleh orang lain." Jenderal Rou menjelaskan.

" Terkadang rasa penasaran akan membuat kita berada di posisi sulit." Ucap sebuah suara terdengar dari balik pintu.

Tetua Lou dan Jenderal Rou segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk.

" Nak..." Tetua Lou segera bangkit dari duduknya, begitupun dengan Jendral Rou.

Lin Chen tersenyum menatap keduanya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah pelayan.

" Terima kasih."

Sang pelayan menganggukkan kepala, lalu segera pamit pergi meninggalkan ruangan.

Lin Chen berjalan ke arah Tetua Lou dan Jenderal Rou.

" Mohon maaf karena telah bersikap lancang sebelumnya." Lin Chen dengan memberikan hormat kepada keduanya.

Tetua Lou dan Jenderal Rou tersenyum dan tidak mempermasalahkan hal itu. Kemudian Jenderal Rou mempersilahkan Lin Chen untuk duduk.

" Baik." Lin Chen kemudian segera duduk.

Jenderal Rou mulai memperhatikan Lin Chen, hal itu membuat Tetua Lou yang berada di sampingnya merasa tidak suka.

Lin Chen sendiri hanya bersikap cuek, lalu menikmati teh yang ada.

***********

Di tempat lain.

Kaisar Meng Lou dan Permaisuri Li Wei mulai meninggalkan arena turnamen.

Hal itu sendiri membuat semua orang mulai bertanya-tanya.

" Apa yang sebenarnya terjadi?" Salah satu tetua bertanya pada tetua lainnya yang berada di bangku kehormatan.

" Aku juga tidak mengetahuinya." Salah satu tetua lainnya menimpali, begitupun tetua dari sekte-sekte lainya yang sama-sama penasaran dengan kejadian itu.

Obrolan dari para penonton juga mulai terdengar membicarakan kejadian tersebut, di mulai dari kepergian Lin Chen yang menarik perhatian semua orang dan kini giliran sang kaisar dan permaisuri.

" Semoga saja bukan sesuatu yang rumit." Ucap pelan salah satu penonton.

Begitu juga penonton lainnya yang berharap hal yang sama.

************

Istana Wali Kota.

Di ruangan khusus sendiri Lin Chen mulai tidak sabar menunggu kedatangan sang kaisar.

" Jenderal, sampai kapan aku menunggu di sini?" Ucap Lin Chen menatap keduanya.

" Nak, mungkin kaisar sedang ada urusan yang belum bisa di tinggalkan." Ucap Tetua Lou mencoba menenangkan Lin Chen.

" Apa yang di katakan oleh Tetua Lou benar, mohon tuan muda menunggu beberapa saat lagi." Jenderal Rou menimpali.

Lin Chen menganggukkan kepalanya, kemudian menutup kedua matanya kembali.

" Hais... apa yang sebenarnya dia pikirkan." Jenderal Rou menatap ke arah Lin Chen.

" Aku harap kalian tidak mempermainkannya. Mungkin dia hanyalah seorang pemuda yang terlihat masih labil, namun yang harus kalian ketahui jika dia berbeda dengan pemuda di luar sana." Ucap Tetua Chen berbicara melalui telepati kepada Jenderal Rou.

" Aku mengerti." Balas Jenderal Rou, yang kemudian segera bangkit dari duduknya untuk memanggil Kaisar Meng Lou.

Lin Chen yang sedang menutup matanya tersenyum tipis.

" Kalian begitu naif, aku sama sekali tidak perduli apa yang terjadi dengan kekaisaran ini selagi hal itu tidak mengusik keberadaan orang-orang yang berharga untukku." Lin Chen membatin.

Mungkin mereka tidak menyadari jika Lin Chen sebenarnya telah mengetahui maksud mereka mengundang dirinya ke tempat ini.

Meski Lin Chen hanya berada pada tingkat surga, tetapi dirinya memiliki kelebihan yang tidak di miliki oleh orang lain.

Setiap kali Lin Chen menutup matanya dia akan memfokuskan perhatiannya pada tempat sekitarnya. Hal itu sendiri memang sudah menjadi tujuannya sejak awal yang memang berniat untuk mencari banyak informasi.

Lin Chen berfikir jika dirinya ingin bebas berpetualang maka sebuah informasi adalah hal yang utama untuk dirinya memutuskan dari mana dia akan memulai menjelajahi dunia yang luas ini.

Pelatihan yang di lakukan oleh gurunya Qing Long banyak membuat dirinya belajar memahami kehidupan menjadi seorang kultivator, meski dia baru berumur 15 tahun tidak membuat Lin Chen menjadi orang yang buta dan tuli akan informasi.

Lin Chen sendiri tidak memahami dengan jelas tentang dirinya, karena dia merasa semakin tinggi tingkat kultivasinya membuat wawasan tentang dunia ini semakin bertambah.

Hal itu seperti sebuah ingatan yang tiba-tiba muncul di dalam otaknya.

" Aku merasa ada sesuatu yang pernah terjadi di kehidupanku, tapi aku tidak dapat mengingatnya dengan jelas. Aku harap apapun itu tidak mengganggu perkembanganku di masa depan nanti." Lin Chen membatin dengan perasaan tidak menentu.

Hingga saat Lin Chen sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba dari arah pintu masuk datang Kaisar Meng Lou, Permaisuri Li Wei, Jenderal Rou dan Komandan yang sebelumnya mengundang Lin Chen.

Lin Chen dan Tetua Lou segera bangkit dari duduknya, lalu memberikan hormat kepada orang nomor satu di benua timur itu.

" Salam Kaisar, salam Permaisuri." Ucap Lin Chen dan Tetua Lou dengan hormat.

Kaisar Meng Lou dan Permaisuri Li Wei tersenyum dengan mengangkat tangan kanannya sebagai jawaban.

" Tetua Lou-.." Sang Kaisar menatap ke arah Lin Chen.

" Lin Chen." Ucap Lin Chen memperkenalkan dirinya.

" Nak Lin Chen, silahkan di nikmati. Mohon maaf karena telah membuat kalian menunggu lama." Ucap Kaisar Meng Lou dengan ramah.

Kaisar Meng Lou dan Permaisuri Li Wei kemudian segera menuju tempat yang sudah di sediakan untuk keduanya, Jenderal Rou dan Komandan sendiri berdiri di sampingnya.

" Pemuda yang tampan." Batin Permaisuri Li Wei menatap ke arah Lin Chen.

Kaisar Meng Lou menggelengkan kepalanya dengan pelan mengerti apa yang sedang di pikirkan oleh istrinya itu.

" Jenderal." Panggil Kaisar Meng Lou.

Jenderal Rou yang berdiri di sampingnya menganggukkan kepala, kemudian melangkah kedepan untuk mulai menjelaskan maksud Kaisar Meng Lou memanggil Lin Chen dan Tetua Lou.

" Mohon maaf karena telah membuat kalian berdua tidak nyaman. Saya Jenderal Rou akan mulai menjelaskan kepada kalian berdua alasan Kaisar Meng Lou mengundang Tetua dan tuan muda untuk datang ke tempat ini."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bab 27. Rencana Lin Chen

Lin Chen dan Tetua Lou segera fokus mendengarkan penjelasan dari Jenderal Rou.

" Sebelumnya saya ingin meminta kepada kalian berdua agar tidak memberitahukan kepada siapapun tentang pembicaraan kita ini." Ucap Jenderal Rou menatap serius Lin Chen dan Tetua Lou.

Tetua Lou segera berjanji tidak akan memberitahukan kepada siapapun itu, begitu juga dengan Lin Chen yang menjawab dengan anggukan kepala.

Sang Komandan yang berdiri di samping Permaisuri sedikit tidak menyukai sifat Lin Chen yang terkesan cuek dengan pertemuan ini.

Begitu juga dengan Kaisar dan Permaisuri, namun keduanya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu yang kemudian segera fokus kembali mendengarkan penjelasan dari Jenderal Rou.

" Hal ini terjadi sudah lebih dari satu tahun lamanya, di mana pasukan khusus kekaisaran yang berada di perbatasan sering melihat adanya kelompok kecil yang masuk ke dalam benua timur kita ini. Awalnya kami tidak memperdulikan masalah itu, hanya saja kelompok kecil itu terus bertambah hingga pada akhirnya kami melakukan penyelidikan." Sang Jenderal menghentikan penjelasan, kemudian menatap ke arah Kaisar Meng Lou sebelum melanjutkan.

" Ada beberapa hal yang telah terjadi akibat penyelidikan pasukan khusus kekaisaran, mereka mengira kami sedang merencanakan sesuatu yang melanggar perjanjian antara kekaisaran." Jenderal Rou menarik nafasnya dalam-dalam.

" Kami mencoba menjelaskan kesalahpahaman ini agar tidak berimbas dengan keamanan serta kenyamanan benua timur. Namun semua itu gagal hingga kami menyadari ada pihak lain yang dengan sengaja memprovokasi dan mengambil keuntungan dengan mengadu domba benua timur dengan beberapa benua lainnya."

Lin Chen sendiri yang awalnya tidak perduli akhirnya mulai tertarik dengan pertemuan itu.

" Tidak akan ada asap jika tidak ada api." Ucap Lin Chen dengan tenang menatap Jenderal Rou.

" Tuan muda benar, satu bulan yang lalu kami akhirnya mengerti maksud semua konspirasi yang terjadi di latar belakangi oleh kultivator aliran hitam yang dengan sengaja membuat kekacauan dengan cara mengadu domba kekaisaran lainnya."

Tetua Lou akhirnya mengerti mengapa turnamen yang biasanya di laksanakan di ibu kota kekaisaran kini berpindah tempat.

" Apa yang sebenarnya mereka rencanakan?" Tetua Lou yang sudah penasaran akhirnya mulai membuka suara.

Kaisar Meng Lou mengangkat tangannya, Jenderal Rou kemudian mundur kebelakang mempersilahkan Kaisar untuk melanjutkan penjelasannya.

" Aku tidak mengetahui secara pasti apa yang mereka rencanakan hingga akhirnya aku mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu saat kekaisaran kedatangan seorang tetua yang meminta wilayah bagian barat yang akan di bangun untuk sekte cabang." Ucap Kaisar Meng Lou.

Tetua Lou mengerutkan keningnya dengan bingung.

" Jika mereka ingin membuka cabang sekte mengapa tidak mencari wilayah lain, dan bukankah sudah sejak dulu adanya peraturan yang melarang sebuah sekte berdiri di wilayah suatu kekaisaran?" Tanya Tetua Lou mengingat bagaimana tidak di perbolehkan adanya sekte yang berada di wilayah kekaisaran.

" Tetua benar, ini yang membuatku bingung. Seperti halnya Sekte Naga Langit yang berada di gunung langit berada di wilayah luar kekaisaran namun masih masuk ke dalam benua timur."

Peraturan yang ada melarang keras Sekte untuk berada di dalam wilayah kekaisaran, hal itu sendiri di karenakan akan mempengaruhi kekuasaan seorang kaisar sehingga dapat membuat gesekan antara Kaisar dan Patriak sekte itu sendiri.

Maka dari itu peraturan melarang adanya sekte yang berada di dalam wilayah kekaisaran sehingga sekte-sekte lainnya membangun kekuatan di luar wilayah meski masih berada di benua yang sama.

" Hanya ada dua yang mereka rencanakan." Ucap Lin Chen menatap semua orang yang ada di dalam ruangan.

Semua orang segera mengalihkan pandangannya ke arah Lin Chen.

" Ini hanya pemikiranku saja. Yang pertama mereka menginginkan wilayah itu karena sesuatu yang ada di tempat tersebut, dan yang kedua mereka memang berencana menghancurkan kekaisaran ini dengan cara mengadu domba dan membuat kekaisaran Meng melanggar peraturan yang ada." Jelas Lin Chen dengan serius.

Semua orang terdiam sibuk dengan pikirannya masing-masing.

" Namun bisa saja keduanya benar." Lin Chen kembali membuka suara di saat semua orang sedang berfikir keras dengan masalah yang ada.

" Maksudmu nak?" Tanya Permaisuri Li Wei dengan bingung.

Lin Chen menggelengkan kepalanya pelan, kemudian menatap kedua matanya.

Semua orang mengerutkan keningnya melihat tingkah Lin Chen. Hingga beberapa saat kemudian Lin Chen membuka kedua matanya.

" Mereka menginginkan wilayah di bagian barat kekaisaran karena adanya sesuatu yang mereka cari, bisa saja sumber daya atau benda lainnya yang memang berharga. Hal ini berhubungan dengan apa yang mereka lakukan saat ini, penolakan yang mereka terima membuatnya marah dan dendam hingga mereka memutuskan untuk menghancurkan benua timur ini. Keuntungan yang besar jika rencana mereka berhasil, bukan hanya mendapatkan sedikit wilayah tetapi mereka mendapatkan secara penuh kekaisaran ini." Lin Chen menjelaskan dengan tenang.

" Aku mengerti, apa yang kau katakan cukup masuk akal." Ucap Kaisar Meng Lou menyetujui apa yang di katakan oleh Lin Chen.

Begitupun dengan yang lainnya, kini mereka mulai memahami apa yang terjadi di kekaisaran Meng.

Sedangkan sang Komandan yang sebelumnya tidak menyukai sifat Lin Chen mulai berubah menjadi kagum dengan pemuda yang baru saja berumur belasan tahun itu.

Jenderal Rou yang melihat perubahan wajah sang komandan hanya tersenyum tipis.

" Bagaimana, Apa kini kau sudah mulai mengaguminya?" Jenderal Rou berbicara melalui telepati kepada Komandan Chou.

Komandan Chou yang mendapatkan pertanyaan dari Jenderal Rou menjadi salah tingkah.

Sedangkan Tetua Lou meski sudah mengetahui bagaimana sosok Lin Chen, namun dirinya masih saja di buat kagum dengan pemikirannya.

" Nak, aku ingin meminta bantuanmu." Ucap Kaisar Meng Lou yang kini semakin yakin dengan Lin Chen yang mampu melaksanakan misi yang akan dia berikan.

Lin Chen menggelengkan kepalanya.

" Apa yang aku dapatkan?" Lin Chen menjawab dengan cepat.

Kaisar Meng Lou tersenyum mendengar ucapan Lin Chen.

" Apapun yang kau inginkan, selagi kami mampu memberikannya."

Lin Chen menganggukkan kepala. " Aku akan memikirkannya kembali." Ucap Lin Chen yang kemudian segera bangkit dari duduknya.

" Aku pamit undur diri." Lin Chen memberikan salam kepada semua orang yang ada di dalam ruangan.

Semua orang terdiam dengan mulut terbuka melihat apa yang di lakukan oleh Lin Chen.

Lin Chen sendiri hanya tersenyum tipis. " Bukankah lebih cepat aku memutuskan apa yang aku inginkan lebih baik? Maka dari itu aku pamit undur diri untuk mencari hal yang aku inginkan sebelum aku memintanya." Ucap Lin Chen yang kemudian segera berjalan keluar.

Hingga saat ingin keluar, Lin Chen membalikkan badannya kembali.

" Tetua, di dalam gelas ada sesuatu yang dapat kalian gunakan. Semoga saja dengan bantuan kecilku mampu membuat kalian sejenak melupakan masalah yang rumit ini." Lin Chen dengan menunjuk salah satu gelas kosong yang ada di atas meja.

Sekali lagi mereka di buat melongo dengan tingkah Lin Chen. Sedangkan Lin Chen sendiri sudah pergi meninggalkan ruangan itu dengan penuh senyum.

" Sepertinya langit berpihak kepadaku." Batin Lin Chen yang kemudian segera melesat pergi meninggalkan istana kota.

Bab 28. Pemuda Bodoh

Lin Chen terus bergerak menuju pusat kota, dirinya yang seharusnya menjadi peserta dalam kompetisi turnamen kini memutuskan untuk mundur dalam kompetisi tersebut.

" Sudah beberapa hari ini aku tidak menikmati hidupku seperti saat berada di desa." Ucap Lin Chen dengan pelan, lalu dirinya memutuskan untuk menuju restoran sekedar bersantai menikmati kehidupan manusia biasa yang membutuhkan makanan.

Setelah mencari selama beberapa menit, akhirnya Lin Chen menemukan sebuah restoran mewah yang terlihat cukup ramai.

" Selamat datang di restoran kami tuan muda." Ucap seorang pelayan wanita menyambut kedatangan Lin Chen dengan hormat.

" Nona, apa masih ada tempat kosong?" Tanya Lin Chen dengan menatap ke arah dalam restoran yang ternyata penuh.

" Ada tuan muda, hanya saja berada di lantai tiga." Pelayan menjelaskan kepada Lin Chen.

" Tidak masalah, bawa aku kesana."

" Mohon maaf tuan muda, hanya saja peraturan restoran kami tidak dapat menerima pengunjung di lantai tiga secara bebas sebelum melakukan pembayaran terlebih dahulu." Pelayan memberitahukan kepada Lin Chen dengan penuh rasa bersalah.

Lin Chen kemudian meminta pelayan untuk mengantarkan dirinya menuju meja kasir untuk melakukan pembayaran.

Setelah selesai membayar tempat khusus yang ternyata ada di lantai tiga, Lin Chen kemudian segera di arahkan menuju tempatnya.

" Pemuda yang kaya." Ucap salah satu pengunjung restoran yang berada di lantai dasar.

" Benar, namun cukup ceroboh." Rekannya menimpali dengan menggelangkan kepala.

" maksud saudara?"

" Apa kau tidak melihat pandangan beberapa orang seperti harimau yang kelaparan." Ucapnya dengan mengalihkan pandangan ke arah lain.

" Saudara benar."

************

Lantai tiga restoran.

Lin Chen akhirnya tiba di ruangan khusus yang berada di lantai tiga.

" Tuan muda mohon tunggu sebentar, saya akan segera mempersiapkan makan dan minuman tuan muda." Ucap pelayan, yang kemudian segera pergi meninggalkan Lin Chen.

Setelah kepergian pelayan, Lin Chen kemudian mengalihkan pandangannya ke salah satu ruangan yang ternyata telah di pasangi sebuah formasi.

" Hm..." Lin Chen dengan mengerutkan keningnya.

" Sepertinya orang penting yang berada di ruangan itu, namun apa yang sedang mereka lakukan." Ucap pelan Lin Chen memperhatikan dengan seksama formasi yang berada di ruangan tersebut.

Tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan orang lain, Lin Chen kemudian duduk dengan tenang menunggu pesanannya datang.

***********

Istana kota.

" Tetua Lou, apa tetua benar-benar tidak mengetahui asal-usulnya?" Tanya Kaisar Meng Lou dengan melihat pil yang berada di dalam botol.

" Benar, sepertinya dia bukan pemuda desa yang kita pikirkan sebelumnya. Di lihat dari sumber daya yang dia berikan hanya para Klan besar saja yang memilikinya, bahkan tidak semua Klan memiliki sumber daya tingkat tinggi seperti ini." Jenderal Rou menimpali mengungkapkan rasa penasaran kepada sosok Lin Chen yang cukup misterius itu.

Tetua Lou yang mendapatkan pertanyaan dari semua orang hanya mampu menghela nafasnya.

" Bahkan aku saja baru mengenal beberapa hari yang lalu. Dan bukankah sebelumnya dia sudah mengingatkan tidak baik untuk kita mencari tahu hal yang seharusnya tidak kita ketahui." Ucap Tetua Lou menatap ke arah Jenderal Rou.

" Tetua benar, hanya saja aku begitu penasaran dengan identitasnya."

" Ehem... Baiklah, yang di katakan tetua Lou benar, sebaiknya kita fokus untuk meningkatkan kekuatan dengan sumber daya yang dia berikan." Ucap Kaisar Meng Lou yang di setujui oleh Permaisuri Li Wei.

" Lalu bagaimana dengan turnamen?" Tanya Jenderal Rou.

" Masalah itu aku serahkan kepada Permaisuri Li Wei dan aku juga meminta kalian untuk membantunya."

" Baik." Ucap semua orang yang berada di ruangan, kemudian mereka segera membubarkan diri melakukan tugasnya masing-masing.

***********

Di restoran.

Lin Chen yang sedang duduk tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

" Masuk." Ucap Lin Chen yang mengetahui jika yang datang pelayan restoran.

Terlihat dua orang pelayan masuk ke dalam dengan membawakan pesanan Lin Chen.

" Mohon maaf sudah membuat tuan muda menunggu." Ucap pelayan yang kemudian segera menata makanan serta minuman di atas meja.

Lin Chen yang sudah beberapa hari tidak makan merasa perutnya begitu lapar saat mencium aroma makanan.

Kedua pelayan tersenyum melihat Lin Chen, setelah selesai menata makanan di atas meja kedua pelayan kemudian segera pamit undur diri.

Lin Chen lalu segera menikmati makanan dan minuman di atas meja.

" Akhirnya aku dapat menikmati apa itu hidup." Ucap Lin Chen dengan terus memakan pesanannya.

Meski Lin Chen memiliki kecerdasan layaknya orang yang sudah lama hidup, namun dirinya masih dapat bertingkah layaknya seorang pemuda yang masih labil.

Namun hal itu tidak mengurangi apa yang memang sudah melekat pada sosok Lin Chen yang memiliki aura berwibawa. Hal itu sendiri terjadi karena Lin Chen mempelajari Teknik Dewa Naga.

Lin Chen terus menikmati makanan, hingga tiba-tiba dirinya merasakan beberapa aura berjalan ke lantai tiga.

" Sepertinya ada pengunjung lain yang datang." Lin Chen kemudian menyudahi kegiatannya.

" Sebaiknya aku segera pergi, akan sangat merepotkan jika banyak orang penting yang datang dan melihat diriku yang hanya seorang pemuda seorang diri berada di lantai tiga ini." Lin Chen membatin, lalu keluar dari ruangan khusus.

Baru saja ingin keluar, terlihat pintu ruangan khusus yang sebelumnya menarik perhatian Lin Chen juga terbuka.

" Hem..." Lin Chen saat merasakan aura yang cukup kuat.

" Sejak kapan lantai tiga ini dapat di masuki orang miskin." Sebuah suara terdengar.

Lin Chen segera mengalihkan pandangannya ke arah tangga. Terlihat satu orang pemuda dan satu orang wanita muda yang datang bersama beberapa pengawalnya.

" Jin Hou, sebaiknya kau tidak membuat masalah." Wanita muda di sampingnya mengingatkan.

" Memang kenapa? Hanya pemuda lemah apa yang harus di takuti." Jin Hou mendengus kesal menatap Lin Chen yang masih berdiam diri.

" Apa kau lupa kedatangan kita ke kota ini untuk menyaksikan turnamen, jadi aku mohon hilangkan kebiasaanmu itu."

" Cih!" Jin Hou mendengus kesal dan semakin tidak menyukai Lin Chen.

Jin Hou kemudian berjalan mendekat ke arah Lin Chen.

" Sebaiknya kau segera pergi sebelum aku benar-benar menghajarmu."

Lin Chen tersenyum tipis mendengar ucapan tersebut.

" Aku tidak mengetahui dari mana kepercayaanmu itu, aku hanya ingin menyampaikan jika dirimu benar-benar seperti pemuda yang bodoh." Ucap Lin Chen dengan tenang.

Mendengar ucapan Lin Chen membuat Jin Hou begitu marah.

" Baru kali ini ada orang yang berani berbicara sepertimu, aku akui keberanianmu cukup besar. Namun itu semua tidak menjamin kau akan baik-baik saja." Balas Jin Hou kemudian menatap para pengawalnya.

" Nona Vi, apa yang harus kami lakukan." Ucap salah satu pengawal.

" Jangan dengarkan perintahnya, kita datang ke kota ini bukan untuk mencari musuh." Ucap Wanita yang bernama Jin Vi, lalu segera meminta para pengawal ikut bersamanya meninggalkan Lin Chen dan Jin Hou.

" Kali ini kau selamat." Ucap Jin Hou yang kemudian mengejar Jin Vi dan lainnya.

Lin Chen sendiri hanya menggelengkan kepalanya. " Benar-benar pemuda yang bodoh." Ucap Lin Chen, kemudian segera turun dari lantai tiga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!