NovelToon NovelToon

CEO BUCIN

episode 01

"Apa!! Bertunangan dengan Tuan muda pertama keluarga Hanoraga?" Aberlie terkejut dengan pernyataan ayahnya yang tiba-tiba memintanya untuk bertunangan dengan Tuan muda pertama keluarga Hanoraga yang terkenal dingin dan tampan.

Ketampanan Tuan muda Hanoraga sudah terkenal diseluruh kota X, dia adalah pria yang dingin dan sukses di kota tersebut. Hampir seluruh kota mengetahui akan ketampanan dan kesuksesan dari Tuan muda pertama Hanoraga ini. Bahkan seluruh gadis di kota itu sangat mengagumi ketampanannya.

"Aberlie, Nyonya besar keluarga Hanoraga memintamu untuk menjadi cucu menantunya, dan ayah tidak bisa menolaknya," ucap Richard, ayah Aberlie.

Aberlie Cleva Wijaya putri pertama dari Richard Wijaya dan mendiang istri pertamanya Ratih Cleva. Ibunya meninggal saat melahirkan Aberlie, dan setahun setelah kepergian Ratih, Richard menikah lagi dengan wanita bernama Riska yang menjadi Ibu tiri Aberlie yang jahat dan tidak menyayangi Aberlie.

Aberlie adalah gadis yang sangat cantik dan mandiri, dia memiliki Cafe kecil-kecilan sendiri yang dia rintis dengan hasil uang tabungannya sendiri dari dirinya bekerja paruh waktu sewaktu masih sekolah. Aberlie menutupi kecantikan wajahnya dengan make up yang tebal karena tak ingin berselisih dengan adiknya yang selalu iri terhadapnya.

"Ayah, mengapa tidak aku saja yang melakukan pertunangan itu? Aku sangat menyukai Tuan muda pertama Hanoraga, Ayah." Aliva menawarkan dirinya dengan manja kepada sang ayah.

"Iya, Sayang, kenapa tidak Aliva saja yang menerima pertunangan ini? Lagian Aliva lebih cantik dibanding Aberlie, dan yang paling utama Aliva sangat menyukai Tuan muda pertama," sambung Riska segera.

Riska berharap Richard akan menyetujui permintaannya, lagi pula Aliva lebih cantik dibanding Aberlie yang bermake up tebal seperti hantu, yah walau dia tau kalau dia yang memang sengaja menyuruhnya mengenakan make up tebal itu. (ema nya pingin ane cubit online yah gaes wkwk (author))😅

Kalau Aliva bisa menikah dengan Tuan muda pertama, ke depannya aku akan hidup mewah dan kalau ingin apa pun aku tinggal minta saja pada Aliva, pikir Riska dalam hati.

"Tidak bisa, Nyonya besar meminta Aberlie lah yang harus bertunangan dengan Tuan muda pertama." Richard membantah dengan cepat. (nah kan gagal dah impian hidup mewahnya nenek lampir 🤭)

"Besok kita akan makan malam dengan Nyonya besar dan Tuan muda pertama di hotel X," sambung Richard meninggalkan mereka semua diruang keluarga.

***

Keesokan harinya, di hotel X pukul tujuh malam keluarga Wijaya sudah menunggu di meja yang sudah dipesan oleh kedua keluarga. Aliva sibuk dengan dandanannya agar ia terlihat cantik, sementara Riska sang ibu membantu anaknya merapikan make upnya. Aberlie hanya diam dan menunggu dengan tegang dan berfikir laki-laki seperti apa yang akan bertunangan dengannya, karna melihat Aliva yang begitu sangat antusias.

Maklum Aberlie tidak pernah mengikuti berita, jadi ia tidak tahu perihal tentang Tuan muda pertama Hanoraga, karena Aberlie selalu sibuk dengan kegiatannya di Cafe. Yang dinanti akhirnya tiba, Nyonya dan Tuan besar serta Tuan muda dari keluarga Hanoraga sampai. Aliva sangat terpesona dengan wajah tuan muda pertama yang benar-benar sangat tampan seperti yang dirumorkan, sangat tampan dan mempesona, sebab walaupun Aliva dekat dengan Tuan muda Hanoraga tapi Aliva hanya kenal dengan Tuan muda ke dua saja.

Aberlie yang akan bertunangan dengan Tuan muda pertama hanya diam saja melihat kedatangan keluarga Hanoraga.(lah iya orang Aberlie kalem nda seperti Aliva yang kaya cacing kepanasan 😂)

"Maaf, karna membuat kalian menunggu lama, Tuan Wijaya." Nyonya besar menyalami mereka.

"Tidak terlambat juga Nyonya, kami saja yang terlalu dini datang." Richard juga menyalami mereka.

"Apa ini Aberlie yang akan bertunangan dengan Bram?" Nyonya besar memegang kedua tangan Aberlie, Aberlie pun hanya menganggukan kepalanya sopan dan tersenyum, dia begitu gugup dan tegang saat ini.

"Kenalkan, ini Bram, Tuan muda pertama yang akan bertunangan denganmu, Aberlie." Nyonya besar memperkenalkan cucu kesayangannya kepada Aberlie.

"Bram, ayo berkenalan dulu dengan calon tunanganmu," titah sang nenek.

"Baik Nenek," sahut Bram yang begitu penurut. "Perkenalkan namaku Bram, putra pertama dari keluarga Hanoraga." Bram memperkenalkan dirinya pada calon tunangannya dengan ekspresi wajah yang datar dan tanpa senyum di wajahnya, tapi jantungnya berdegup kencang.

"Saya Aberlie, putri pertama dari Bapak Wijaya. Senang berkenalan dengan Anda, Tuan muda," balas Aberlie dengan tegang.

"Haaiii, aku Aliva, putri kedua Bapak Wijaya, aku sangat mengagumimu sejak lama Kak Bram dan sekarang bisa bertemu langsung sungguh kejutan yang luar biasa sekali, aku sangat senang," sela Aliva yang tidak dihiraukan oleh Bram.

Makan malam berjalan dengan lancar dan kedua keluarga telah menentukan tanggal pertunangan. Aliva yang sedari awal tidak menyetujuinya tidak senang dengan keputusan ini, dia berencana untuk menggagalkan pertunangan kakaknya itu.

***

Hari pertunangan pun tiba, Aberlie yang berada di sebuah kamar hotel sedang merias diri, ia tidak ingin dirias oleh penata rias karena ia tidak ingin topeng yang selama ini ia gunakan untuk melindungi diri dari ibu tiri dan juga adiknya diketahui oleh orang lain. Namun samar-samar dari luar kamar, Aberlie seperti mendengar suara seseorang sedang berbincang, sengaja ia menguping apa yang sedang mereka bicarakan. Ternyata Aliva sedang merencanakan sesuatu untuk menjebak dirinya agar pertunangannya dibatalkan.

"Kalian ingat, begitu obat yang diminum si buruk rupa itu bereaksi, kalian harus kerjakan tugas kalian," perintah Aliva pada kedua pria yang Aliva bayar untuk menjebak Aberlie.

"Siap Nona, kami tak akan mengecewakan Nona Aliva," balas salah satu pria tersebut.

Tak lama kemudian Aliva masuk ke dalam kamar hotel yang digunakan Aberlie untuk berias dan membawa dua gelas minuman di tangannya.

"Selamat atas pertunanganmu Kakak, maukah kau bersulang bersamaku Kak, aku hanya ingin memberimu ucapan selamat Kakak." Aliva berbicara dengan lembut dan manja seperti biasa membuat Aberlie muak.

Aberlie tau selama ini kelembutan Aliva padanya hanya sandiwara, tapi ia tak ambil pusing asalkan dia bisa hidup tenang di dalam rumah keluarga Wijaya.

Bagaimana ini, apakah aku harus meminumnya, jika tidak kuminum Aliva pasti akan curiga dan berbuat nekat padaku, batin Aberlie bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

Baiklah, mungkin aku hanya perlu meminumnya sedikit saja untuk membuatnya tak curiga jika aku mengetahui rencananya, setelah meminumnya aku akan melarikan diri dari sini agar orang suruhan Aliva tak bisa menemukanku, batinnya lagi akhirnya memutuskan apa yang harus ia lakukan.

"Baiklah aku akan minum seteguk denganmu hanya untuk menghargai kerja kerasmu." Aberlie mengikuti sandiwara Aliva yang berpura-pura tak tahu kalau minumannya telah diberi obat.

"Terima kasih Kakak, kamu memang Kakak terbaik yang aku miliki." Aliva tersenyum smirk sambil memastikan Aberlie meminum minumannya.

Ciiih, siapa juga yang mau berkakak adik denganmu, batin Aliva.

Setelah Aliva memastikan Aberlie meminumnya, ia pun meninggalkan ruangan Aberlie. Tak berapa lama obat yang telah Aberlie minumpun sedikit bereaksi, tapi belum terlalu kuat sebab dia masih dalam keadaan sadar karena minuman yang diminum Aberlie hanya sedikit teguk saja, jadi reaksi obatnya berjalan lambat.

Di dalam kamar Aberlie barpikir keras apa yang harus dia lakukan dan bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari kamar ini sebelum para pria bayaran Aliva itu masuk. Namun, obat yang diminum Aberlie mulai bereaksi sedikit demi sedikit, membuat kesadaran Aberlie pun mulai terganggu.

episode 02

Aberlie meremas telapak tangannya dengan kuat, dia menggunakan rasa sakitnya agar dirinya tetap sadar, dia pun berpindah ke samping pintu, masih belum sempat membuka pintu Aberlie mendengar pembicaraan orang di luar.

"Harus hati hati, setelah melakukannya kalian harus bersikeras mengatakan bahwa perempuan itu lah yang telah menggoda kalian," suara Aliva terdengar dari balik pintu tersebut.

"Kami mengerti Nona Aliva, Anda tenang saja, tidak akan ada orang yang akan mengetahui kalau hal ini berhubungan dengan Anda Nona," jawab salah satu pria tersebut.

"Setelah semuanya beres aku akan memberikan sisa uangnya pada kalian, tapi kalau sampai masalah ini bocor kalian akan tahu akibatnya," ancam Aliva.

"Saya pastikan tidak akan ada kesalahan, Nona Aliva tinggal menunggu adegan serunya saja," mereka meyakinkan Aliva

Kepalan tangan Aberlie semakin kuat, dia tidak menyangka Aliva adiknya tega melakukan hal semacam ini pada dirinya. Tubuh Aberlie semakin lama semakin panas, hatinya sangat kacau dan kesadarannya mulai terganggu.

*G*awat, setelah mereka masuk dengan keadaanku yang seperti ini aku sama sekali tidak akan mampu untuk melawan, batin Aberlie terus berpikir bagaimana cara ia agar bisa melarikan diri dari tempat tersebut.

"Sampai saat setelah mereka memperkosaku mereka pasti akan tetap memfitnahku seperti yang Aliva suruh, aku gak boleh terus berada di sini, aku harus melarikan diri dari sini." Aberlie bergumam agar kesadarannya terus bertahan dan memikirkan bagaimana caranya untuk melarikan diri dari tempat itu.

Ruangannya dan ruangan istirahat saling berhubungan, Aberlie mengambil pisau cukur alis dan langsung berjalan ke arah ruangan istirahat. Aberlie langsung mengunci pintu yang terhubung antara ruangannya dan ruang istirahat, kemudian Aberlie melarikan diri keluar dari ruangan istirahat secepatnya. Setelah Aberlie melarikan diri melalui ruang istirahat kemudian kedua pria tersebut masuk keruang rias Aberlie dan mendapati ruangannya kosong,

"Di mana wanita itu?" tanya salah satu pria tersebut saat mendapati ruangannya kosong. "Coba periksa apa ada di dalam toilet atau tidak," sambungnya memberi perintah.

Sementara di luar Aberlie dengan tersandung-sandung berlari menuju lift dengan kesadaran yang masih tersisa. Aberlie sadar waktu yang tersisa tidak banyak jadi dia harus cepat cepat melarikan diri dari tempat itu. Baru saja memasuki lift Aberlie mendengar suara kedua pria itu di koridor.

"Gawat, waniya itu melarikan diri, cepat cari wanita itu jangan sampai dia melarikan diri atau kita akan sial," teriak salah satu pria tersebut sambil berlari mengejar lift yang akan tertutup tapi sudah terlambat.

***

Acara pertunangan diadakan di hotel milik keluarga Hanoraga, saat ini dilantai satu aula hotel sudah dipenuhi oleh para tamu undangan. Aberlie sudah diberi obat oleh Aliva adik tirinya. Aberlie memanfaat kan sedikit kesadarannya yang masih tersisa untuk melarikan diri. Aberlie mengepal kencang kepalan tangannya sampai kukunya menancap di telapak tangannya dan mengeluarkan darah.

*B*agus, dengan rasa sakit ini efek obatnya bekerja dengan lambat jadi aku bisa tetap sadar dan harus cepat pergi dari sini, batin Aberlie terus berusaha meninggalkan tempat tersebut.

Aberlie manaiki lift dan menuju ketempat parkiran mobil, tidak peduli bagaimanapun malam ini ia harus melarikan diri meninggalkan tempat itu. Sesampainya di parkiran mobil, di tempat yang tidak jauh darinya berdiri ada sebuah mobil dengan pintu belakangnya terbuka. Aberlie mangangkat gaunnya dan langsung menerobos masuk ke dalam mobil dan mengarahkan pisau cukur alis yang ia bawa ke leher pria yang sedang duduk di mobil tersebut, dengan suara yang sudah lemas Aberlie berkata.

"Jalan... tinggalkan tempat ini, cepat!" pria itu mengerutkan dahinya dan menurunkan kacamata hitamnya menatap wanita yang menekan pisau cukur alis ke lehernya dengan dingin, Aberlie merasakan aura dingin pada pria di hadapannya.

***

Dari dalam lift dua orang pria keluar menuju parkiran dan terlihat masih mencari keberadaan Aberlie. Aberlie dengan panik langsung menutup pintu mobil tersebut dan terus menekan leher pria itu.

"Suruh dia cepat jalankan mobilnya," perintah Aberlie pada pria yang menjadi sandranya tersebut.

"Tuan muda...." Haris yang duduk ditempat duduk kemudi pun terkejut, calon nyonya muda masa depan sedang menyandera tuan muda dengan pisau, ini apa yang sebenarnya terjadi, pikir Haris pun bingung dengan sikap tuan mudanya yang hanya diam saja.

Aberlie akhirnya melihat jelas pria yang sedang diarahkan pisau keleher olehnya, sebuah wajah yang begitu tampan dan mempesona dengan aura dinginnya sampai sampai membuat tangan Aberlie gemetar dan tidak sengaja menggores leher pria tersebut hingga mengeluarkan sedikit darah.

*Y*a tuhan kenapa aku begitu beruntung bisa masuk ke dalam mobil pemeran utama pria dalam pertunangan ini, batin Aberlie terpesona dengan ketampanan wajah calon tunangannya.

"Jalan!" Haris terkejut dengan perkataan tuan mudanya.

"Ja... jalan?" Haris kembali tercengang.

*A*pakah ini berarti Tuan muda sedang diancam oleh calon Nyonya mudanya, begitulah pikir Haris.

Tapi di kota X keberadaan tuan mudanya bagaikam dewa, keluarga Hanoraga adalah keluarga terkaya nomer satu di kota X. Haris belum pernah melihat tuan mudanya diancam seperti ini sebelumnya. Mobilpun melaju meninggalkan parkiran, Aberlie sudah mulai kehilangan kesadarannya, tubuhnya terasa sangat panas, obat yang diberikan Aliva sudah benar-benar bekerja padanya.

Tangannya mulai meraba raba tubuh Bram kesana kemari, tanpa sadar tangannya pun mulai membuka kancing kemeja yang dipakai oleh Bram satu persatu.

"Hai wanita, jangan kau asal sentuh." Bram memegang tangan Aberlie yang sedang melepas kancing kemejanya.

Haris pun tercengang dengan tingkah calon nyonya mudanya itu, bagaimana mungkin calon nyonya muda begitu berani meraba tubuh tuan muda dan bagaimana mungkin tuan muda juga tidak menolaknya. Haris yang mengetahui bagaimana tuan mudanya itu tak begitu terkejut. Ia lebih terkejut dengan keberanian sang calon nyonya mudanya tersebut yang kalem dan polos mengapa bisa bersikap macam singa yang lapar.

"Panas... kenapa sangat panas di dalam sini." Aberlie mengangkat gaunnya ke atas hingga menampilkan kakinya sampai selutut.

"Jawab aku, siapa yang memberimu obat hemm?" tanya Bram yang masih memegang tangan Aberlie.

"Panas hmm hm...." Aberlie tidak menggubris perkataan Bram, dia terus berontak ingin melepas pakaiannya karena merasa tubuhnya sangat panas.

"Cari tempat sepi yang jauh dari keramaian dan tak ada seorang pun, cepat!" perintah Bram pada Haris yang membuat Haris langsung terlonjak kaget.

"Ba... baik tuan muda." Haris terkejut, mobil melaju sedikit kencang menuju arah pantai, tak lama mobil berhenti ditepi pantai yang sepi dan tak ada seorang pun di tempat itu.

Tanpa menunggu perintah dari Bram Haris pun segera turun dari dalam mobil, di dalam mobil Aberlie sudah benar-benar tak terkendali lagi. Tubuhnya sudah benar-benar panas seperti ada yang ingin meledak di dalamnya. Pakaian yang di pakainya terasa sangat amat mengganggunya, kedua tangannya pun masih dipegang erat oleh Bram.

episode 03

Aberlie masih berontak meski kedua tangannya dipegang oleh Bram. "Hai wanita, lihat dengan jelas siapa pria yang ada di hadapanmu ini?" tanya Bram.

"Kau... kau adalah pria yang akan menjadi milikku," sambil tersenyum lebar Aberlie langsung mencium bibir Bram.

"Oke wanita, ini yang kamu minta dan aku pun akan menurutimu dan tak akan segan lagi, jangan salahkan aku yang berbuat lebih oke." Aberlie pun tanpa sadar mulai membuka ikat pinggang dari celana Bram dan melepaskan seluruh kancing kemeja Bram yang tersisa. ( waaaaah Aberlie mulai aktif yah bund 🤭 )

Bram pun membaringkan tubuh Aberlie di atas kursi mobil yang sebelumnya pintu mobil sudah ia kunci. Bram mulai mengikuti permainan Aberlie sampai tiba-tiba Bram terkejut dengan sesuatu dan bergumam.

*M*asih perawan, gumam Bram.

Bram pun menghentikan gerakannya karna dia tidak menyangka kalau ternyata Aberlie masih perawan. Bram tidak mau mengambil kesuciannya tanpa ijin dari pemiliknya. Tiba-tiba terlintas ide di kepalanya Bram mengeluarkan ponselnya dan memencet perekam suara untuk merekam pembicaraan mereka.

"Hei wanita, apa kau yakin dengan apa yang kau lakukan ini, apakah kau tidak akan menyesal memberikan keperawananmu padaku?" Bram bertanya ingin mendapat kepastian.

"Tidak karna kau akan menjadi milikku, aku tidak akan menyesalinya." Aberlie menjawab kesadaran yang sudah hilang, kini tubuhnya benar-benar sudah dikendalikan oleh obat.

"Panas... tubuhku semakin panas, please kumohon tolong aku, aku gak akan menyesali apa yang kulakukan denganmu please... aku sudah gak kuat,"rengek Aberlie pada Bram.

"Baik lah jika kau tidak akan menyesalinya." Bram mematikan perekam suara yang telah merekam pembicaraannya barusan.

Dia merekam untuk berjaga-jaga sebagai bukti jika tiba-tiba Aberlie menuduhnya telah memperkosanya. Bram pun melanjutkan apa yang sempat dia tunda beberapa detik lalu. Aberlie pun sudah melepas gaunnya karna tubuhnya yang kepanasan luar biasa.

"Rileks oke, aku akan sedikit pelan agar kamu tidak merasakan sakit yang amat sangat," tanpa sadar Bram mengecup kepala Aberlie. (ciiiiiieee babang tamfan refleks apa refleks nih 🤭)

Bram mulai mengarahkan kembali miliknya kemilik Aberlie, Aberlie pun sedikit menjerit karna merasakan nyeri dibagian bawahnya. Terasa ada sesuatu yang sedikit mendorong dibagian bawah sana.

"Rileks oke, jika kau tegang seperti ini akan terasa sangat menyakitkan, sorry, ini yang kamu minta dan aku tak bisa berhenti sekarang." Bram kembali mengecup kepala Aberlie dan membelai rambutnya lembut.

Aberlie sedikit tenang dan Bram pun melanjutkannya, sekarang sudah tak sesusah barusan karena mungkin Aberlie sudah agak rileks. Bram mendorong lagi di bawah sana dan Aberlie terlihat menggigit bibir, dia merasakan lagi nyeri dibagian bawah, dan tiba tiba huup semua milik Bram masuk ke dalam milik Aberlie. Bram pun menghentikan gerakannya sebentar, Aberlie meringis, dia merasakan ada yang mengalir di bawah sana membasahi gaunnya.

Bram pun melanjutkan gerakannya perlahan agar tak membuat Aberlie tambah sakit, ia bergerak perlahan tapi pasti hingga tanpa sadar suara indah Aberlie keluar dari bibir mungilnya. Bram pun tersenyum mendengar reaksi Aberlie yang sudah mulai menikmati permainannya. Tak berapa lama Bram pun merasakan akan sesuatu yang hendak keluar dari punyanya dan dia langsung mempercepat gerakannya di bawah sana, hingga membuat Aberlie bertambah mengeluarkan suara yang megitu merdu sambil memegang lengan Bram dia meracau tak jelas.

Keringat mereka bercampur jadi satu walau ac dalam mobil menyala. Tiba-tiba ada sesuatu yang keluar dari dalam sana terasa hangat dan nikmat. Bram pun memperlambat permainannya dan ambruk di atas tubuh Aberlie, karena merasa lelah Aberlie pun terlelap pulas.

Bram membersihkan sisa cairan kenikmatannya dimiliknya dengan menggunakan tisu yang berada di samping kursi kemudi. Setelah selesai dia menggunakan kembali celananya dan kaos lengan pendek yang menjadi dalaman kemejanya tadi. Bram juga menutupi tubuh Aberlie dengan jasnya.

*M*aaf karna telah merenggut kesucianmu di saat kau dalam keadaan tak sadar, tapi aku pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatanku, batin Bram sambil membelai wajah tersebut.

Meski Bram terkenal tampan dan dingin, tapi Bram tidak sembarang dekat dengan wanita. Selama ini tak ada berita tentang dirinya menggandeng wanita manapun. Bram keluar dari dalam mobil menghampiri Haris yang sedang menerima telfon tak jauh dari mobilnya.

"Apakah sudah memberi kabar kepada Kakek dan Nenek kalau pertunangan dibatalkan sementara waktu? juga jangan memberi kabar ke nenek yang membuatnya khawatir," ucapnya saat Bram sudah berada didekat Haris.

"Sudah Tuan muda," jawab Haris. "Saya juga sudah meminta anak buah kita untuk menyelidiki apa yang terjadi pada calon Nyonya muda," sambungnya kembali menjelaskan.

"Baik, kamu tangani masalah ini, kamu tau kan harus berbuat apa?"

"Mengerti Tuan muda," tak lama ponsel Haris pun berdering kembali dan itu dari anak buahnya.

"Bagaimana? apa ada kabar... baik," panggilan pun berakhir

Triiing

Ponsel Haris pun berbunyi tanda ada pesan masuk.

"Mereka bilang ini adalah ulah dari adik tiri calon Nyonya muda, Tuan muda," ucap Haris menyampaikan apa yang anak buahnya sampaikan. "Mereka memeriksa cctv ruangan Nona Aberlie, ini vidio dari cctv ruangan Nona Aberlie Tuan muda." Haris memberikan rekaman cctv yang dikirim oleh anak buahnya.

***

Aberlie pun bangun dan mendapati dirinya tidak mengenakan apa pun dan hanya ditutupi oleh kemeja milik Bram, kepalanya terasa pusing, dan nyeri di bagian bawahnya.

*A*aw, sakit sekali pinggangku, apa yang terjadi, batinnya mengingat-ingat apa yang telah terjadi pada dirinya.

Potongan-potongan ingatannya pun muncul dipikirannya, dia mengingat bagaimana dia mengancam Bram dengan pisau cukur alis yang dia bawa dari kamar hotel tempatnya merias diri.

*M*ati aku, kenapa aku bisa hilang kendali seperti ini, dan apa yang sudah kulakukan bersama dengannya, batin Aberlie, ia meremas kepalanya tak percaya dengan apa yang telah terjadi.

Aberlie terkejut saat melihat gaunnya ada darah segar yang masih sedikit basah.

*O*h tidak, kesucianku, bodoh, bodoh, bodoh, kenapa bisa jadi seperti ini siiiiih, batin Aberlie sambil memukul-mukul kepalanya mengutuki kebodohannya sendiri.

Aberlie melihat keluar jendela mobil, di kejauhan dia melihat dua orang yang sedang berbicara, tapi tiba-tiba Aberlie berpikir untuk segera pergi dari tempat itu.

"Aku harus segera pergi dari sini secepatnya sebelum mereka berdua kembali." Aberlie bergegas memakai gaunnya kembali walau ada noda darah digaunnya.

Setelah selesai Aberlie langsung menyetir mobil itu untuk menjauh dari tempat itu dan pergi untuk pulang ke rumah. Bram dan Haris menoleh ke belakang saat mendengar bunyi mobil yang familiar melaju dan pergi menjauh. Haris sangat terkejut melihat apa yang sedang terjadi.

*A*pakah ini artinya Tuan muda sedang dicampakan, apa ini yang dinamakan habis manis sepah dibuang, batin Haris, ia menahan tawa dan senyum saat melihat wajah Bram yang sudah mulai kesal.

Tiba-tiba langit menjadi gelap dan hujan pun turun dengan lebatnya tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Wajah Bram menjadi dingin seakan ingin memakan orang hidup hidup. Haris segera menelpon anak buahnya untuk segera menjemputnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!