NovelToon NovelToon

THE NEXT GOOD BOYS

Para nama nama penerus tampan

Kisah ini adalah fiktif belaka...jika ada kesamaan nama tokoh di dalamnya...sungguh hanya kebetulan dan tidak pernah di sengaja, Mohon di maklumi dan terimakasih.

Para tokoh dan nama nama dari cowok ganteng para penerus dari naskah Dosenku Suamiku. Yang kini season duanya berjudul THE NEXT GOOD BOYS.

EVAN RENDNAN WIJAYA. Putera kedua dari pasangan Rendi dan Anin, Adik kandung dari Nindi Wijaya. Berparas tampan yang rupawan, Ber kepribadian teguh, Dan berhati dingin pada setiap orang yang baru ia temui, Bahkan terkesan angkuh dan sombong. Namun kenyataanya hatinya begitu hangat, Karena mamanya selalu menanamkan kepribadian yang hangat untuknya.

GANDI PUTRA SANJAYA. Putera dari pasangan Arga Sanjaya dan Nindi wijaya, Dimana parasnya bak idol k-pop yang cool, Tampan sempurna, Dengan kepribadian yang Humoris dan romantis, Turunan dati sifat papanya, Terbuka, Suka kebersihan dan pandai merawat diri, Ia juga yang paling pemberani di antara yang lainya. Sehingga kehadiranya begitu di sukai.

SYAHREZA ADFA WIBAWA. Putera dari pasangan Aditya Wibawa dan juga Ifa. Berparas tak kalah tampanya, Punya sikap tegas dan juga sangat dewasa, Suka menolong dan tidak pelit.

ERIC EMILIO EZRA. Putera dari pasangan Satria dan juga Yura. Sifatnya yang penuh semangat dan begitu berambisi, Membuatnya saling melengkapi semua sahabatnya, Pembawaan yang riyang dan suka menghibur.

Ke empatnya menjadi teman akrab sedari kecil, Bisa di bilang sahabat dan kawan karib. Tak bisa di bantahkan persahabatan ke empatnya yang begitu kuat menjadi nilai tersendiri. Sedangkan sikap romantis...sudah tertanam pada semuanya sedari dini oleh kedua orang tua masing masing.

Pagi yang cerah....saat sepasang pengantin baru yang baru saja semalam melangsungkan resepsi pernikahanya yang ke tiga kalinya, Masih terlihat tidur pulas di atas tempat tidurnya, Di dalam kamar Resort yang di miliki Arga Sanjaya, Dimana sedari tiga hari yang lalu, Resort telah di sterilkan dari pengunjung yang akan menginap disana, Karena Arga sudah menyiapkan Resort nya untuk keluarga dan juga para tamu undanganya.

Keduanya rupanya belum melewati malam pertamanya, Dimana saat itu...Nindi tengah dalam masa menstruasinya, Dengan rasa nyeri di perutnya, Ia berusaha menyukseskan acara semalam. Karena acara tersebut sudah di siapkan olehnya dan juga Arga dari empat bulan yang lalu.

Arga membuka matanya, Saat sinar matahari pagi tengah menusuk masuk ke dalam kamar yang ia tempati.

Tatapanya tertuju pada sosok gadis cantik yang kini tengah menemani tidurnya, Meski keduanya belum melewati malam pertama keduanya, Arga sudah begitu lega saat semua yang ia dan sang istri rencanakan berjalan dengan lancar.

Arga mengelus pipi halus sang istri, Mencoba membangunkanya, Meski ia tahu...tidak ada apa apa yang bisa keduanya lakukan pagi itu, Dimana Nindi masih tanggal merah.

"Sayang...kamu cantik banget pagi ini..." Ucap Arga dengan bisikanya, Dan Nindi langsung tahu, Itu adalah gombalan suaminya setiap pagi. Kemudian Arga mengusap usap Wajahnya pada tengkuk samping istrinya, Hingga membuat Nindi merasa risi dan terbangun.

"Aduh ga...geli tahu nggak!" Ucap Nindi yang langsung memunggungi tubuh suaminya, Menurutnya setiap hari di tiga hari itu...Arga selalu mengucapkanya. Dan Arga pun makin gencar untuk memeluknya dari belakang.

"Sayang...aku beneran udah kepingin nih...kamu kapan sih usainya tuh tanggal merah?" Ucap Arga dengan dengusanya.

"Ga...biasanya tuh...kalau enggak lima hari ya enam harian lah...kamu itung sendiri...toh masih banyak waktu ga...kenapa kamu ngebet banget sih..." Ucap asal Nindi yang masih mengantuk ia rasakan. Hingga...suara ketokan dari luar pintu kamar, Membuat Arga melepaskan pelukanya, Ia kemudian berjalan menuju ke arah pintu, Dimana terlihat mama Anin tengah berdiri di depan pintu kamar yang baru saja Arga buka.

"Mama....ada apa mah?" Tanya Arga yang penasaran, Pagi pagi begini mama mertuanya itu tengah mengetuk pintu kamarnya.

"Emmmb maaf ga...mama nggak ganggu kalian kan?"

Tanya mama Anin yang sedikit canggung.

"Enggak mah...nggak ganggu...Arga juga udah bangun dari tadi mah..." Ucap Arga dengan senyum ramahnya.

"Ya pasti nggak ganggu lah mah...Nindi aja masih ranggal merah...gimana mau ngapa ngapain coba." Ucap Arga dalam hatinya.

"Itu ga...Evan nangis terus...si bibi nggak bisa nenangin...tuh papa juga nggak bisa...masih nangis...kemarin sama kamu dia mau diam ga...coba deh tenangin si evan...takut ganggu tamu kamu yang lain ga..." Ucapmama Anin yang meminta tolong, Dan segera saja Arga bergegas mengikuti mama mertuanya itu untuk menuju ke arah papa mertuanya yang tengah mencoba mendiamkan tangisan bayi Evan yang masih berumur empat bulan.

Dan benar saja...saat Arga meraih Evan dari gendongan papanya, Dan memeluknya dalam dekapanya, Seketika Evan pun berhenti menangis. Dan semua tampak bahagia.

"Evan sayang...kamu kangen ya sama kaka Arga...hemmmz...bayi yang tampan...jangan nangis lagi ya...kamu paling pinter..." Ucap Arga dengan bisikanya.

Dan terlihat Evan tengah tertidur, Setelah beberapa saat Arga menimang nimangnya.

Lalu ia pun menyerahkan Evan pada mama mertuanya untuk di tidurkan di dalam box bayinya.

"Mah...Arga ke kamar dulu ya...mau bangunin Nindi dan ngajakin dia makan sarapan bersama...kan hari ini para tamu undangan pulang mah..." Ucap Arga yang langsung di angguki kedua mertuanya, Dan Arga pun langsung bergegas menuju ke kamarnya, Di tengah perjalanan ia berpapasan dengan bundanya yang akan menuju ke aula ruang makan resort.

"Hemmmz tumben...jagoan bunda pagi pagi udah joging...rajin amat sayang?" Ucap bunda Arga yang mengira puteranya tengah berjoging.

"Hah...bunda...mana ada pengantin baru yang joging? daripada joging...mending garap PR sama Nindi," Ucap Arga dengan senyum jahilnya, Dan bundanya akhirnya melayangkan tabokan sayangnya pada puteranya, Lalu keduanya melanjutka perjalananya ke tujuan masing masing.

"Bugh...." Arga menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur di samping istrinya yang masih malas malasan di sana.

"Sayang...aneh deh...masak si Evan...dia suka aku gendong loh sayang...pasti kalau kita nanti punya anak...bakalan betah juga aku gendong..." Ucap Arga yang membuat Nindi mengecup pipi suaminya.

"Nggak cuma bayi yang suka sama kamu ga...aku juga suka...sukaaaa...banget." Ucap Nindi yang lalu beranjak dari tempat tidurnya, Ia akan menuju ke kamar mandi.

Namun...dengan cepat Arga menariknya dalam pelukanya.

"Aku nggak terima jika cuma dapat ciuman di pipi saja..."

Ucapnya yang kini tengah mencium sang istri dengan bertubi tubi. Hingga bibir Nindi tampak merah merona di buatnya.

"Ga...kamu tu ya...lagi tanggal merah nih...selalu nggak kira kira...awas ya...kalau sampai tembus..." Uca Nindi dengan gerutunya, Dimana ia benar benar merasa hari itu lagi deras derasnya saat datang bulan. Hingga ia sedikit berlari menuju ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri.

Belum sempurna bukanlah keinginan

Pagi yang cerah di sebuah Resort ternama di luar kota, Bertempat di dataran tinggi pegunungan dengan pemandangan hijau nan asri...sejuk dan nampak indah dengan pemandangan alam yang begitu luar biasa menakjubkanya, Bak lukisan alam yang nyata.

Terlihat semua tengah berkumpul di area lapang tempat Resort menyiapkan makan sarapan untuk para tamu undangan pemilik Resort. Yaitu Arga sanjaya, Terlihat mama papa serta Evan tengah berada terlebih dahulu disana, Di sampingnya ada bunda yang ikut menggendong Evan di pelulanya, Aditya dan juga ifa nampak menyendiri berdua di tepi pinggir pagar yang terbuat dari tanaman hidup, Yang di bentuk serupa seperti pagar melingkari tempat tersebut.

Ada pula Satria dan juga Yura disana, Diam diam keduanya sudah melangsungkan pernikahan tanpa mengundang semua orang, Jadi saat itu...Satria Dan Yura datang dengan status pasangan suami istri.

Serta masih banyak tamu tamu undangan dari kantor Arga dan kantor Nindi. Hanya di ambil beberapa saja...yang benar benar dekat, Karena...itu adalah pesta resepsi pernikahan Arga dan Nindi yang ke tiga. Keduanya mengadakan pesta pernikahan di tiga tempat berbeda.

Terlihat Arga dan Nindi baru keluar bersama dengan bergandengan tangan, Keduanya berjalan menuju ke arah keluarga dan juga tamu tamu undangan keduanya.

"Baiklah semua...silahkan Nikmati sarapanya...semoga secepatnya kita di pertemukan lagi di acara baik selanjutnya..." Ucap Arga yang mempersilakan para tamu undanganya yang semalam tengah menghadiri pesta pernikahanya disana.

Nampak semua begitu bahagia, Terutama sepasang pengantin baru yang baru beberapa hari melangsungkan pernikahanya.

"Kau mau aku ambilin sarapan apa?" Ucap Arga yang tengah menawari sang istri sarapan yang telah tersaji di depanya.

"Aku ambil sendiri deh ga...kesanya nggak enak banget sampai kamu yang ambilin...kayak aku ini terkesan istri yang kejam", Ucap Nindi dengan senyum kecutnya, Dan Arga hanya bisa manggut manggut mengiyakanya saja.

"Masak nggak nyadar sayang...emang kamu istri yang super duper tega loh sama suami kamu...akh..." Dengus Arga dalam hati dengan memelasnya, Dimana malam pertama, Kedua, Dan ke tiganya tengah terlewat begitu saja.

Padahal ekspektasi nya begitu vulgar dan luar biasa...namun realitanya...sungguh sungguh mengenaskan...karena sang istri tiba tiba datang bulan.

Ia mau tidak mau hanya bisa menunggu dan menunggu entah sampai berapa hari lagi, Entah ia pun tak tahu.

Jangankan ia...Nindi saja yang bersangkutan tidak tahu pastinya.

"Hai semua...apakah kalian hari ini ada yang tinggal disini? emb maksudnya...nggak pulang hari ini?" Tanya Arga pada para sahabatnya, Yang ternyata tengah berkumpul di pojok taman dengan sepiring makanan yang ada di tanganya, Terlihat Nindi pula ikut serta. Dimana disana...terdapat mama, Papa, Sikecil Evan, Bunda, Dan juga Satria serta yura. Lalu...Aditya yang baru saja ikut disana dengan istrinya. Nampak sangat membahagiakan hari itu yang semua rasakan.

"Hawanya disini sangat nyamam...sangat asri...dan sangat menyejukan....sebenarnya...kami tak ingin balik cepat...namun...Yura lagi hamil muda Ga...dia cepat lelah...apa lagi kerjaanya yang sudah numpuk...kalau kelamaan disini...bisa bisa makin banyak..." Ucap Satria yang membuat semua mata terkejut, Karena Yura tengah berbadan dua, Seketika Arga dan Nindi saling bertatapan.

Pikiran keduanya sama...dimana pernikahan Aditya dan ifa lah yang lebih dahulu dari keduanya.

"Waaah selamat ya Satria...Yura...atas kehamilanya...doain kita cepet nyusul juga ya..." Ucap Nindi yang terlihat ikut bahagia. Meski Nindi tahu...Yura sudah hamil duluan sebelum nikah...pasti sahabatnya itu punya alasan tersendiri yang menurutnya baik, Dan Nindi menghormati keputusan sahabatnya itu. Lalu semuanya pun terlihat begitu bahagia pula dan turut serta mengucapkan selamat pada pasangan Satria dan Yura.

Namun...ifa malah terlihat begitu sedih, Saat pernikahanya sudah berjalan lima bulan, Namun tidak ada tanda tanda kehamilan, Padahal ia dan juga Aditya sudah beberapa kali periksa dan hasilnya semua normal normal saja, Namun entah mengapa...sampai detik itu...ia dan Aditya belum di beri momongan. Meski selama itu Aditya selalu bersikap baik, Pengertian, Serta memanjakanya...tapi ifa masih merasa kurang sebelum ada tangis bayi buah hatinya dengan Aditya hadir menghiasi kehidupan rumah tangganya, Dan Aditya yang begitu mengerti perasaan sang istri saat itu...hanya bisa menggenggam jemari ifa dan merangkul pundaknya, Tanda ia begitu menyayangi istrinya tersebut.

Hingga para tamu undangan berpamitan untuk pulang setelah sarapan...dan terlihat Arga serta Nindi yang begitu sibuk menyalami para tamu tamunya yang berjumlah lima puluh orang lebih sedikit. Terlihat Satria dan Yura yang benar benar ikut berpamitan pula.

"Kalian...benar benar ikut pulang sekarang?" Tanya Nindi dengan sungguh sungguh, Dimana ia masih merindukan yura disana.

"Iya Nindi...akh...jangan sok melow deh...kan ada Arga sekarang...sssst dan lagi...dua tahun lagi kita akan pindah kesini...kita pasti akan sering bertemu...aku harap...saat itu...kamu juga sudah memiliki si kecil ya..." Ucap Yura yang tengah berbisik di telinga Nindi, Dan Nindi pun terlihat mengangguk sebagai jawabanya. Senyumnya mengembang tanda ia bahagia karena dua tahun lagi akan sering berkumpul bersama.

Hingga Terlihat Aditya dan juga ifa yang datang menghampiri keduanya, Dimana mereka sudah lebih dahulu berpamitan dengan mama papa Nindi dan bunda Arga.

"Kami juga pamit dulu ya ga...Nindi..." Ucap Aditya setelah sampai di dekat pasangan pengantin baru tersebut.

"Aku akan tarik dana investasi tersembunyiku di proyek barumu kak...jika kau hari ini pulang!" Ucap ancaman Arga yang tidak main main.

"Aaakh...kita nggak pulang kok...pulang besok aja...ya kan bby?" Ucap ifa seketika, Ia tahu betul kekuatan Arga, Dan lagi...memang Aditya adalah kakaknya, Sudah sepantasnya ia ikut disana.

"Makasih kak ifa..." Ucap Nindi lalu memeluknya.

"Ga...kamu nggak tahu...aku sudah kangen istriku...semalam aja saking repotnya pesta kamu...sampai sampai masuk kamar langsung ketiduran dia...nanti malam pasti..." Ucap Aditya yang sudah menarik lengan Arga dan berbisik di telinganya.

"Udah...nggak ada alasan...nanti udah nggak ada tamu...tuh...tinggal para keluarga aja, Mau milih kamar sesukanya...aku jamin deh kak...pokoknya...kakak harus tetap disini sampai besok." Ucap Arga dengan tegasnya dan sudah tidak bisa di bantah lagi.

"Ya...ya...terserahlah...dan ingat...investasimu tidak bisa di jadikan jaminan!" Dengus Aditya yang langsung di angguki adiknya, Dimana tadi Arga hanya iseng dan ia tahu, Bahwa kakaknya begitu terobsesi dengan proyek barunya tersebut.

"Nindi sayang....maaf tante terlambat...ada hal hal mendesak yang tak bisa tante tinggalkan sayang...kamu nggak akan marah kan?" Ucap seorang wanita yang baru tiba bersama dengan suaminya, Dimana ia langsung memeluk erat Nindi saat baru tiba. Terlihat Nindi masih mikir mikir disana, Sampai...ia samar samar mengingatnya.

"Hah...tante Neta...!" Teriak Nindi dengan antusiasnya, Lalu ia pun memeluk tubuh wanita di depanya itu kembali, Keduanya berpelukan untuk beberapa saat lamanya. Saling merindukan satu sama lainya, Karena sudah ber tahun tahun teman akrab mama nya itu yang sudah Nindi anggap mama keduanya tidak bertemu satu sama lainya.

Hingga terlihat pelukan itu begitu erat dan di sertai air mata kebahagiaan keduanya.

Dan tanda tanda

"Tan...tadi Satria sama Yura baru aja pamitan..." Ucap Nindi di sela sela pelukanya, Ia penasaran apakah tante Netanya itu telah bertemu dengan puteranya.

"Akh...anak nakal itu...iya tadi tante ketemu...di parkiran...biar lah...toh besok tante juga ketemu lagi sama Satria di rumah...kan Yura tante yang rawat kalau di tinggal Satria kerja sayang...biasa maklum lah...hamil muda bawaanya mual mual...nggak mau makan..." Ucap Neta dengan senyum senangnya, Dan Nindi pun hanya bisa ikut tersenyum, Namun di hatinya ada sedikit rasa getir, Hamil muda...identik dengan mual mual dan tidak bisa makan, Serta...ia juga melihat mamanya yang sama persis dengan apa yang tante Neta ucapkan barusan, Saat mamanya tengah mengandung Evan.

"Ouh ya sayang...ini suamimu ya..." Ucap Neta kemudian di salami oleh Arga disana, Setelah Arga bersalaman dengan suami Neta.

"Tante pasti nyariin mama ya? tuh...mama lagi kumpul sama papa dan bunda, Tan...silahkan..." Ucap Nindi yang mempersilakan tante Netanya untuk masuk menuju ke arah mama dan papa nya berada.

"Loooh...itu bunda kamu maksudnya? bukanya...itu yang mau di jodohkan sama papa kamu dulu ya sayang...?" Ucap Neta dengan kaget nya, Saat ia dapati wanita yang tengah ikut Nimbrung bersama keluarga Wijaya.

"Aaah...itu...bunda Arga tan...mertua Nindi...ah tante...itu udah masa lalu..." Ucap Nindi dengan senyum kecut melirik ke arah suaminya, Dan terlihat Arga sudah mengatupkan bibirnya, Dengan gigi yang saling mengerat satu sama lain. Segera saja Nindi mengambil lengan suaminya itu lalu memeluknya.

"Ya sudah sayang...maaf ya Arga...tante tinggal dulu..." Ucap Neta pada pengantin baru, Dan Neta pun pergi menuju ke arah Rendi serta Anin di bawah pohon rindang sedang duduk lesehan di atas bentangan tikar, Terlihat ramai...semua orang duduk bersila melingkari seorang bayi yang tengah belajar tengkurap disana.

"Sayang...nggak marah kan?" Tanya Nindi dengan senyuman manisnya.

"Kenapa juga harus marah sayang? emang kenyataanya gitu...dulu kakek yang mau jodohin bunda sama papa...tapi untungnya papa nggak mau...dan bunda sudah punya pasangan...yaitu ayah aku..." Ucap Arga dengan senyumanya pula.

"Mau istirahat nggak? capek kan sayang? ayo..." Ucap Arga yang tengah mengajak sang istri untuk ke kamar.

"Kayaknya nggak enak sayang...kalau ninggalin mereka...tuh kakak kamu sama kak ifa aja ikut disa...ayok ikut juga...lihat adek aku yang udah bisa tengkurap...tapi masih jarang jarang." Ucap Nindi yang hanya di balas senyum oleh suaminya, Dimana Arga tahu sang istri pasti sedang kelelahan.

"Eh ga...aku lihat itu...kalau orang hamil muda...memang mual mual ya ga? pasti nggak enak...nggak nyaman...bener nggak?" Tanya Nindi, Dimana sebenarnya hatinya tengah di liputi kegundahan.

"Sayang...namanya mengandung mahkluk yang hidup di dalam kandungan itu tidaklah mudah...oleh sebab itu...dosa besar hukumnya menyakiti kedua orang tua...terutama ibu kita. Atau...gini aja, Nanti...kalau kamu sudah siap hamil...berdoa aja setiap hari...kamu yang bawa janinya...aku yang mual mual...yang nggak doyan makan...aku rela kok sayang...sungguh..." Ucap Arga yang menenangkan sang istri. Dan Nindi pun mengangguk mengiyakan, Ia tidak takut lagi dengan momok kehamilan yang ia dengar dari orang lain. Hingga keduanya berjalan dengan bergandengan menuju ke arah mama papanya berada.

"Neta...!" Teriak riyuh Anin dengan antusiasnya, Diman sudah cukup amat lama keduanya tidak berjumpa.

Dan Neta pun langsung berhambur memeluk sahabat baiknya disana. Hingga cukup lama, Sampai pandangan Neta tertuju pada jagoan cilik yang tengah berusaha tengkurap di atas kasur bayi lipatnya.

"Nin...ini...jagoan kamu?" Tanya Neta seketika, Dimana Neta tidak percaya dengan penglihatanya, Karena jarak Nindi dan adiknya teramat jauh...

"Iya Net...ini jagoan aku lah...kamu tuh yang nggak nambah...untung Satria nggak tinggal jauh dari kamu kan..."

Ucap Anin yang membuat Neta malu, Dimana saking sibuknya ia mengurus restoranya yang lumayan banyak cabangnya itu sampai ia lupa bahwa puteranya telah dewasa, Bahkan sudah menikah.

Hingga Neta pun sudah berkenalan dengan bunda Arga dan juga Aditya beserta istrinya disana. Sampai...terlihat Arga dan Nindi datang mendekat ke arahnya.

"Yaaa....ini lah pengantin baru kita....bau wangi bunganya sudah tercium sampai sini saja..." Ucap Neta yang tengah menggoda puteri sahabatnya. Dan Arga serta Nindi hanya bisa tersenyum lalu ikut gabung bersama, Duduk lesehan di atas tikar dan di bawah pohon rindang, Dengan pemandangan sejuk yang menyegarkan.

Sampai...bayi Evan menangis saat mencium bau Arga, Evan terlalu dekat dengan Arga sejak hari pertama ia lahir kedunia.

Dan benar saja, Seketika tangis Evan berhenti saat Arga langsung menggendongnya dan menimangnya dalam pelukanya, Terlihat senyum Evan seketika di bibir mungilnya.

"Waaah...Arga sudah pantas jadi bapak tuh...ayo...di segerain aja sayang...jangan di tunda lagi..." Ucap Neta sambil menggenggam jemari Anin.

Lalu Nindi pun turut duduk di samping Arga, Di dekat ifa, Dimana ifa hanya bisa ikut memaksakan senyumnya, Dalam hatinya...ia sungguh menginginkan secepatnya di beri tanggung jawab pula seperti mama Anin.

"Huuuuoookkk...huokkk..." Ifa merasa mual saat mencium parfum Nindi yang baru saja duduk di sampingnya. Dan dengan sigap Aditya hanya bisa mengajaknya berdiri dan menuntunya menepi.

"Kamu baik baik saja sayang? apa kamu salah makan?" Tanya Aditya yang begitu khawatir pada sang istri disana.

"Aku nggak tau bby...aku nyium parfum Nindi...jadi mual..

bisakah kira pamitan saja istirahat?" Ucap ifa yang langsung di angguki suaminya. Dan segera saja, Aditya berpamitan untuk mengajak sang istri ke kamar hotelnya.

"Sayang...apa bau badanku kecut banget ya?" Tanya Nindi sambil berbisik pada suaminya. Hingga Arga pun punya alasan untuk mengajak Nindi istirahat pula.

"Sayang...meskipun baumu se kecut lemon...bagiku tetaplah kamu yang paling seger...tahu!" Ucap balasan Arga yang malah membuat Nindi tidak puas sama sekali.

"Ah mah...pah...bund...tante...Nindi bilang sudah capek...kami masuk dulu ke kamar ya untuk istirahat..." Ucap Arga sambil menyerahkan sikecil Evan ke pelukan mamanya.

"Awas ga...jangan kebanyakan kamu...kasihan tuh Nindi." Ucap Bunda sambil berbisik di dekat puteranya, Sebelum Arga benar benar berdiri dari duduknya.

"Kebanyakan kebanyakan apanya bunda ini..." Dengus Arga dalam hatinya, Dimana ia benar benar tidak mengerti dengan kata kata bundanya barusan. Lalu ia pun bergegas berdiri dari lesehanya, Dan mengajak sang istri untuk ikut serta denganya. Dan siang itu...keduanya putuskan untuk beristirahat saja di kamarnya.

Sedangkan di kamar yang ifa dan Aditya tempati...terlihat ifa tengah menutup wajahnya dengan kerudung yang sudah ia lepas dari kepalanya. Di dalam kamar saja ia mual saat mencium bau parfum ruangan yang menyebar melalui AC yang terpasang di dalam kamarnya. Hingga membuat Aditya bingung di buatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!