🖊️ Aku tidak lah menuntut lebih, cukup pahami lah kekurangan ku ini📝
Happy reading....
Chiiit...
Seorang laki laki berpenampilan rapi sepulang ngantor, kini keluar dari mobil Pajero sport , Dia.. Zaki Mahesa, Laki laki berumur tiga puluh tahun yang mempunyai istri bernama Naqia Qhamila Nugraha-istri rasa keterpaksaan nya selama tiga bulan lebih, terakhir ini umur pernikahan nya.
Keterpaksaan ? Kenapa ? Karena Zaki hanya menikahi Naqia asas dasar balas budi semata saja ke keluarga Naqia dengan hutang jasa tertentu, bukan atas nama cinta.
Kalau tidak mengingat tanda rasa terimakasih ke Almarhum Nugraha-Mertuanya, Maka Zaki tidak sudi menikahi Naqia-wanita penyandang Tunagrahita bin Idiot itu, siapa yang sudi menikahi wanita idiot yang cara berpikir nya seperti anak kecil berumur tujuh tahun. bahkan otak Naqia bisa di sama kan layak nya anak TK lebih tepatnya. Sekolah pun selalu tertinggal kelas dan akhirnya di rumah kan saja. Mana ada siswa kelas satu SD berumur 12 tahun, Naqia seorang !
" Eh, Mas Zaki, sudah pulang ya ?"
Lihat lah, siapa yang menyapa. Istri nya. Hanya sapaan semata saja, mata wanita itu hanya tertuju ke televisi yang menyiarkan hiburan kartun kembar botak. tertawa geli sendiri membuat Zaki mendengus kesal.
" Sudah." Jawab Zaki sekena nya.
Bukan nya laki laki sepulang kerja itu butuh di sambut baik oleh istri... seperti berpenampilan cantik, wangi, atau segera membuat kan teh hangat, Tapi Nagia... tidak ! Wanita dewasa tapi bak anak kecil yang setia cengengesan ke televisi inilah yang selalu di lihat pemandangan mata nya setiap pulang kerja.
Baju daster yang bagian bahu atas nya robek, Rambut acak kusam, wajah jelek suram penuh minyak yang keluar dari pori-pori, Jangan di tanya lagi aromanya, pasti jauh dari kata wangi bin asem kecut.
" Siapkan makanan ! aku lapar." Zaki menghempaskan pinggulnya ke sofa, melonggarkan dasinya. Nada bicara nya sangat tidak bersahabat.
" Aku belum masak mas !" Sahut Naqia tanpa beban, berhasil menyulut emosi Zaki.
" Kenapa ? Alasannya apa lagi ?"
Jangan bilang garam nya habis seperti alasan kemarin. Zaki akan mengamuk karena ia sudah membeli nya. atau alasannya lain, Seperti tidak bisa menyalakan kompor. Itu pun sudah Zaki ajar kan dua bulan lalu saat setelah dua hari meninggal nya mertua nya.
" Minyak nya habis, Mas." Ucap nya santai tanpa salah. Zaki semakin kesal. Alasan sederhana tapi di buat susah oleh si Idiot ini.
" Beli dong, kan ada di warung depan komplek." Zaki masih bersabar, selalu begini...Hal sepele saja Naqia tidak ada inisiatif sendiri. Cukup sabar apa lagi ia selama tiga bulan pernikahan ini.
" Aku takut ke luar rumah, Nanti di culik !"
Huh.. rasanya seperti ada asap yang mengepul dari telinga Zaki. Siapa yang mau menyulik wanita dewasa yang dungu ini, yang ada hidup nya akan sial. Gara gara memperistri Naqia pun, ia menarik diri dari pergaulan khalayak masyarakat di dekat kompleks nya, Untung teman kantor tidak ada yang tahu pernikahannya ini, Mau di taruh di mana coba muka tampan nya, seorang wakil direktur mempunyai istri Idiot ?
" Sudah lah, Kamu buat kan teh hangat saja."
Naqia menurut patuh tak mengerti wajah Zaki sudah memerah menahan emosi kesal nya , di suruh apa pun ia akan melakukan dengan patuh.
Kalau di lihat oleh mata lain, Sikap Naqia yang layak nya anak kecil ini. Lucu ! Tapi di mata Zaki...Cih, semuanya serba salah, Naqia tersenyum saja sangat menyebalkan di mata nya.
Lagi, Zaki mendengus kesal melihat cengiran bodoh Naqia sebelum beranjak ke arah dapur.
Andai, dulu...ia punya uang untuk membayar hutang ke Almarhum Nugraha-Mertuanya, maka ia tidak akan terbelenggu oleh pernikahan bersama wanita idiot itu. Giliran sudah punya uang banyak hasil kerja jadi wakil direktur di perusahaan besar, kini mau bayar ke mana ? Ke Naqia ? Cih... Orang Idiot itu mana mengerti jumlah uang, Hitung satu sampai sepuluh saja masih perlu berpikir lama, dasar Oon.
Tuh kan ! Gara-gara hidup bersama Naqia, Zaki jadi ketularan Idiot nya ! Mana ada balas budi bayar nya uang ? Tidak ada, ada pun itu salah, Yang ada Budi di balas budi. Itu baru benar, dan begini lah... Orang tua Naqia memaksanya untuk menikahi si Idiot dengan membawa kata balas budi !
Ah...Satu fakta; Zaki memang baru naik jabatan, dengan itu ia sudah tidak kekurangan lagi soal uang, beda waktu dulu yang hanya anak jalanan yang di pungut dan di sekolahkan oleh orang tua Naqia hingga meraih gelar S2.
" Ini mas, teh nya." Naqia berucap bangga sudah berhasil membuat teh untuk suami nya, berjalan pun tidak ada anggun-anggun nya sama sekali. Entah rasa teh nya layak di minum atau tidak ?
Praaang..
" NAQIA !!! DASAR ISTRI IDIOT !!! JELEK TAK BERGUNA !!!" Bentak marah Zaki, Berteriak keras dengan umpatan terang-terang nya, kekesalan yang sedari tadi di tahan nya kini muntah sudah memaki Naqia, Si Idiot ini malah ceroboh menumpahkan teh ke bajunya.
Panas yang menyentuh kulit perut Zaki membuat nya naik pitam.
"Ampun Mas, Aku tidak sengaja, Kaki Aku tersandung ujung meja." Naqia kesakitan di bagian pergelangan tangannya yang di cekal erat seraya di geret-geret oleh Zaki menuju kamar mandi.
Zaki tidak peduli dengan rengekan wanita bodoh ini, Kulit perutnya terasa melepuh gara-gara kecerobohan Naqia, Selain Idiot juga berpenampilan jelek berdaster, istrinya juga ceroboh, tidak ada bagus-bagus nya di diri Naqia.
Tidak ada ampun, orang salah harus dapat hukuman nya. Dengan tega tanpa memikirkan keterbatasan kekurangan Tunagrahita Naqia yang bertubuh wanita dewasa tapi otak anak kecil, Zaki tetap menghukum istri nya dengan cara menyiram tubuh Naqia menggunakan air dingin satu ember.
" Dingin mas." Rengek nya, tapi air muka itu tidak ada tampan sakit hatinya ke Zaki, lebih tepatnya, ia tidak bisa peka akan setiap suasana.
Naqia hanya meringkuk memeluk lututnya yang kembali di guyur air dingin setara di beri es batu, Tiga ember sudah membuat Naqia menggigil.
Hiks-hiks.. Naqia menangis, bukan karena sakit hati dapat hukuman dari Zaki, toh kata almarhum papa nya dulu, Orang salah itu patut di hukum, mungkin maksud papa nya ya inilah...ia salah sudah menumpahkan teh, Naqia hanya menangis karena rindu ke orang tuanya yang sudah meninggal akibat kecelakaan beruntun seminggu setelah pernikahan nya terjadi.
Biasanya, kalau ia kedinginan, maka ada Mama nya yang memeluknya sayang penuh perhatian, tapi mereka sudah tidak ada lagi. ia hanya mempunyai Zaki saja, Dulu Mas Zaki nya itu tidak lah kasar, tapi setelah orang tuanya meninggal, Zaki kerap ngoceh-ngoceh sendiri, entah apa yang di ocehin, Naqia tidak lah mengerti.
" Jangan menangis, itu hukuman bagi orang yang salah." Bentak nya kasar. Bahu Naqia terjungkit karena kaget.
Naqia pun mengangguk paham akan nama hukuman, ia sudah tahu dari penjelasan papa nya kalau orang berbuat salah patut di hukum.
"Lagian kamu kan belum mandi, wajahmu sangat jelek dan tidak enak di lihat, Kusam !!!." Zaki melempar ember ke sembarang arah. membuat Naqia terkesiap kembali, jantung nya memompa cepat karena kaget layak nya punya riwayat jantung.
" Aku rindu Papa Mama." Ucap nya polos dengan suara tercekat karena menangis.
" Susul sana." Sengaja, Zaki ingin mencuci otak orang bodoh ini, mana tahu benar adanya mau menyusul. itu kan membuat nya terbebas dari belenggu Pernikahan.
" Ayo, temani ! Aku mau, tapi Aku takut nyasar."
" Shiit.... Stupid wife !!!" Lagi, Zaki mengumpat kasar, Si dungu ini mengajak nya mati menyusul orang tua angkatnya yang menjadi Mertuanya. Ogah !
" Apa itu Stupid wife ? apa itu alamat surga, tempat Papa Mama sekarang 'kan kata nya mereka tinggal di surga. Ayo, Kita ke sana ? kata nya harus naik tangga ya ?"
Bibir Naqia bergetar kedinginan. ia tidak paham bahasa asing yang di ucapkan suami nya.
" Cukup Naqia, jangan bahas orang tua mu, mereka sudah meninggal, Sudah di bawah tanah, Pakai ini, Nanti kamu sakit malah menyusahkan waktu tenang aku."
Zaki melempar handuk ke wajah Naqia dengan kasar yang masih terduduk di lantai, ia bisa saja ikut idiot bila terus beragumen bodoh ke orang dungu macam Naqia.
Naqia kembali menurut, air mata penuh kerinduan ke orang tuanya, ia hapus. Air muka itu kembali tenang seakan-akan tidak tahu arti sakit hati akan perlakuan kasar dari Zaki selama dua bulan terakhir setelah orang tuanya meninggal. Benar-benar seperti anak kecil yang cepat melupakan kejadian, hati nya suci.
🖊️ Wahai rasa sakit.... Berhentilah menyapa hati ku !"📝
Happy reading...
_________
Naqia bangkit dari ayunan nya saat mobil Zaki berhenti di pelataran. Tumben pulang awal, Gumam nya.
" Mas Zaki." Riang nya menyapa sudah melupakan kejadian semalam perihal di siram air. Zaki pura pura tuli, Badan nya kurang sehat jadi pulang awal, Baru menyadari, Kalau pulang cepat... percuma. Ada Naqia yang selalu membuat nya eneg dan pasti akan bertambah pusing.
" Mas, kata mba Yuni kenapa kita nggak punya anak ? Hamil itu apa sih, Mas ?" cerewet nya polos.
Lantas, Zaki berhenti di hadapan kamar yang siap masuk, pertanyaan Naqia membuat nya tersulut geram lagi, Kepala nya yang pusing semakin berdenyut saja. Dasar Idiot, wanita berumur dua puluh empat tahun bahkan belum tau apa itu hamil ? Batin nya kesal.
Hukum apa yang di terima nya hingga tuhan memberi nya nasib menyialkan ini. Marah nya pada pencipta.
" Kamu bisa hamil kalau wanita di tiduri oleh laki-laki, Tapi macam kamu setan pun ogah melirik mu." Zaki memajukan wajahnya untuk berkata kasar persis di depan wajah Naqia, wanita berdaster dengan poni culun itu mengerjapkan mata nya, kaget.
" Tiap malam kita sering tidur 'kan, Tapi aku nggak punya anak !" Sahut Naqia tampak berpikir.
" Kita hanya tidur, hanya sebatas tidur, aku nggak sudi mempunyai anak dari rahim kamu, nanti anak ku jadi Idiot seperti mu bisa berabe, cukup bertanya tanya nya, Wanita dungu seperti kamu mana mengerti proses pembuatan anak, kamu itu bisa nya nonton kartun, ayunan, cengengesan bodoh. kamu itu pembawa sial tahu nggak ! Semuanya salah, bahkan orang tua mu pun tidak betah di dunia ini karena kamu nya Jelek, bodoh dan pembawa sial. Sana pergi menjauh dari hadapanku."
Mata Naqia memanas di bentak bentak oleh Zaki tepat di sisi kuping nya, Naqia sampai memalingkan wajahnya, kilatan mata Zaki sangat menyeramkan. Apa lagi salah nya ? tanya nya lirih dalam benak nya tidak mengerti. Bisa kah berbicara lembut ?
" Mas mau minum ? nanti lehernya kering lho." Naqia mengelus dadanya sabar.
Braakk...
Zaki bosan, muak ! kesal ! dongkol ! lengkap sudah. Dengan menggebu-gebu ia masuk ke dalam kamar, membanting pintu membuat Naqia terloncat kaget, jantung nya sakit terus bila di kejutkan berlebihan. Wanita berkulit kuning Langsat itu menekan posisi di mana jantung nya berada, Debaran nya membuat nya sedikit sakit.
Dengan menurut, Naqia beranjak ke pelataran, di mana ayunan favoritnya berada, hardikan Zaki tentang orang tuanya yang meninggal karena dirinya, katanya. Membuat nya bersedih.
"Naqia bodoh !" Bibir itu mengulang sedih makian Zaki seraya berayun ayun kecil dengan mata mendongak ke atas awan sore.
Lupa waktu dalam lamunan nya, Naqia sampai tertidur di atas ayunan sampai langit sore berubah gelap, Mata itu terganggu di saat ada nyamuk yang menggigit nya. plak.. Wajah nya bentol sudah.
Sudah malam..! Badan nya terasa lengket, dengan itu Naqia bangkit dari ayunan, menuju kamar nya di mana kamar Zaki pun berada.
Ceklek...
Zaki menaruh Smartphone nya ke saku saat wanita yang di benci nya masuk ke dalam kamar. Mengganggu saja ! Gumam nya.
" Mulai malam ini, kita tidak satu kamar lagi, mimpi saja di gauli oleh setan agar kamu hamil anak setan."
" Setan ? cerita mama dulu setan itu seram ya ? apa kah setan seram nya seperti Mas Zaki ?" Naqia tercengir khas usai bertanya bingung tentang setan. Kata Mama nya dulu kan setan itu menyeramkan jadi kudu beribadah, bagi Naqia...Zaki sangat seram kalau marah terus, berati itu tampakan setan dong. Ih..seram ya.
" Sembahyang yuk, Mas ! Biar setan di wajah Mas hilang." ajak nya, tak perduli mata Zaki kini hampir keluar melotot sinis, lebih tepat nya kurang peka.
"GELAP !!!" Zaki berteriak lagi, mendorong pundak Naqia kasar membuat wanita yang sedikit dekil karena kurang perawatan itu, terjengkang mundur, untung jatuh nya di atas kasur. Naqia kembali cuek, ia butuh mandi.
Di kamar lain nya...Zaki mendengus kesal, menatap jengah seisi ruangan, kamar sederhana, sangat berbeda dengan kamar yang di tinggal nya buat Naqia. Naqia memang dasar tak berguna, berbenah rumah saja tidak becus, seprai kotor berdebu tidak di ganti ganti. apa apa selalu di arahkan untuk pekerjaan rumah, inisiatif nya nol besar. apalagi intelektual nya...Nol nya selebar langit. Zaki ngomel sendiri.
Jengah dengan ruangan kotor, Kaki itu keluar kamar, niat hati menyuruh Naqia membersihkan kamar yang akan menjadi zona nyaman nya. Zaki masuk tanpa ketuk pintu.
Tiba tiba setan merasuki otaknya dengan apa yang ia lihat di hadapan nya. Tubuh setengah polos Naqia terpangpang jelas yang ingin memakai dalaman renda segitiga sehabis mandi. Ternyata di balik daster batik Naqia yang sehari hari di kenakan nya tersimpan keindahan duniawi. Zaki baru menyadari itu, mata nya gelap karena terlalu membenci kekurangan Naqia.
Hasrat gelora tak terbendung lagi, Tubuh Zaki memanas, Mengunci pintu rapat rapat membuat Naqia tersadar ada mata yang sedari tadi memperhatikan kondisi tubuhnya yang baru mengenakan atas bawah terbungkus kain kecil saja.
" Mas, Mas mau__Arrgh."
Zaki tanpa ba bi bu, melempar Naqia naik ke atas peraduan. Naqia yang ketakutan... berusaha bangkit dan berlari menjauh dari pria yang dulu baik hati tapi berubah drastis saat kematian orang tuanya, Zaki melebihi seram nya setan saat ini.
" Jangan lari Naqia atau aku akan menyiksamu." Zaki seperti elang pemangsa anak ayam yang lari lari mengejar mangsanya.
" Mas__"
" Diam !"
Tertangkap, Zaki mendorong kasar tubuh molek itu naik ke peraduan kembali, segera menarik dasi di laci nakas dengan satu tangan mencekram lengan Naqia agar tidak kabur, di ikat nya tangan itu menyatu dengan teralis ranjang agar misi nya lancar, logikanya tertutup yang ogah ogahan menggauli isterinya sendiri, kini gelap.
" Hiks hiks, Mas jangan !"
Walaupun bodoh, insting wanita tetap lah wanita yang saat ini terancam, Naqia memberontak kan kakinya yang saat ini Zaki berusaha menarik sisa kainnya dengan kasar.
" Berisik !" Zaki menyumpal kan kain renda itu masuk ke dalam mulut yang mencoba berteriak lagi agar bungkam tak mengganggu aktivitas nya yang sial nya di bawa intinya sana semakin sesak saja.
Tanpa kelembutan, kasih sayang, cinta apalagi, juga tanpa pemanasan apa pun, Zaki membelah inti itu, membuat Naqia menjerit pilu di balik sumpalan mulut nya.
Air mata kesakitan teramat dalam, jatuh berlinang membasahi pipi Naqia. Ingin meraung raung tidak bisa, ingin memberontak tenaga apa lagi yang di ikat tak berdaya.
Hanya air mata yang berbicara, Zaki terus menyalurkan inti panas nya, bukan hanya sekali, bahkan berulang ulang kali memacu keringat nya, Naqia sudah pingsan pun tak di pedulikan oleh Zaki. ternyata rasa wanita idiot ini legit gurih juga, selama ini dalam umur matang nya, ini untuk pertama kalinya Zaki tahu surga duniawi, dulu...ia hanya sibuk kuliah, agar kelak jadi orang sukses.
🖊️ Hanya bisa berusaha dan berusaha... Tuhah lah yang tau finishing nya 📝
Happy reading....
Terasa sakit, perih, dan badan itu pun remuk redam yang di rasakan Naqia di seluruh tubuhnya yang baru siuman dari pingsan nya semalam akan ulah Zaki. Tubuh nya masih polos tapi kedua tangannya sudah tidak terikat.
Aww !
Naqia meringis, saat bangkit dan ingin melangkah ke kamar mandi, rasa sakit inti kewanitaan nya menjadi jadi. Tangan itu reflek bertahan di tembok saat ingin kembali limbung. Naqia tertatih tatih masuk ke dalam kamar mandi.
Hiks hiks, sakit !
Naqia reflek meringis sakit dan menangis saat air menyentuh tubuhnya, beberapa bagian tubuh nya terasa sangat perih apalagi di inti itu. Amat perih !
Usai mandi, Naqia keluar kamar, jelas Zaki sudah tidak ada di rumah di jam kerja seperti ini, Naqia pergi ke Mbak Yuni-teman satu satunya.
“Naqia ?" Mbak Yuni berlari kecil menghampiri Naqia yang terlihat tidak normal berjalan sedia kalanya.
" Kamu kenapa ? Sakit ? wajah mu pucat sekali !" Cerca nya seraya menuntun Naqia untuk duduk di sofa.
" Mas Zaki kasar, Mbak. Aku takut pulang, mas Zaki membuat aku berdarah darah." Adu nya terlihat meringis pilu seraya menunjuk bagian tubuh tengah nya, duduk saja terasa risih.
" Kasar bagaimana ? Apa yang di lakukan Zaki kepada mu ? bilang sama Mbak !"
Naqia pun menceritakan kejadian semalam namun karena otak keterbatasan nya, Naqia hanya menceritakan inti nya saja. Tapi Mbak Yuni tahu kalau itu pemerkosaan. Namun apa yang harus ia lakukan, Zaki akan menang kalau pun di laporkan ke polisi. Zaki suami Naqia, Jelas Zaki akan menang secara telak dengan berkata Naqia adalah istri ku, dari mana nya memperkosa ?
" Sabar ya Naqia, Mungkin suami mu membutuhkan mu di ranjang, Seorang istri memang harus melayani suaminya, maafkan lah dia." Mbak Yuni menjelaskan perlahan agar Naqia tidak trauma.
seraya menggenggam tangan Naqia prihatin, ia iba melihat wajah polos yang jauh dari kata dosa itu, Naqia sudah di anggap nya adik sendiri, menyayangi Naqia tulus. Berkat kedermawanan Almarhum orang tua Naqia lah ia masih ada di dunia ini, dulu Mbak Yuni menderita penyakit kanker dan yang membiayai semua perobatan nya adalah almarhum.
Seperti Zaki, dia juga berdiri sukses sampai saat ini karena kebaikan hati keluarga Naqia, tapi entah kenapa Zaki berubah, Zaki seakan kacang lupa pada kulit nya. Mbak Yuni geram di dalam hati, tangan itu meremas sisi sofa mendengar curahan demi curahan pilu Naqia.
Dan karena nasehat Mbak Yuni lah, Naqia kembali lagi ke rumah nya dengan perasaan cuek tanpa rasa takut lagi.
*****
Hari hari berlalu, Zaki tak nampak pulang ke rumah setelah memperkosa Naqia, Membuat Naqia berpikir keras yang hanya punya otak secuil itu.
"Dasar bodoh ! Idiot ! Jelek, pembawa sial..." Suara kasar Zaki seakan bernyanyi nyanyi di Indera pendengaran nya. Entah angin apa yang menggoyah kan hati nya menuju lemari nya, mengambil uang sekepok di lemari yang ia dapatkan dari pria misterius yang Naqia sebut pak baik hati, uang itu pun di bawa nya ke rumah Mbak Yuni, teman satu satunya yang peduli padanya.
" Wah, Naqia...Bagus itu, biar Zaki nanti bangga padamu kalau pulang nanti."
Mbak Yuni memberikan dua jempol atas keinginan Naqia untuk merubah penampilan nya yang memang jauh dari kata layak, wajah culun berponi, daster batik kelonggaran, wajah pun sangat polos dari make up, setidaknya berdandan sedikit maka pancaran aura kecantikan Naqia akan terlihat yang aslinya memang ayu cuma tertutup kekusaman karena tak pernah rawat diri.
Dari belajar menggunakan smartphone secara perlahan di ajarkan Mbak Yuni. Berdandan serta berpakaian modis, Naqia antusias menyerap ilmu yang di ajarkan oleh Mbak Yuni, walaupun kabanyakan melongo bodoh dan sering menguap beberapa kali.
" Ingat ya Naqia, Kalau berpakaian harus pas. Tidak boleh tabrakan warna, nanti kesan nya norak, misalnya...Merah ketemu kuning itu tabrakan warna." Mbak Yuni menjelaskan.
" Merah kuning hijau di langit yang biru."
Naqia malah bersenandung, Membuat Mbak Yuni tertawa lucu.
"Nah, ini namanya alat tempur wajib di miliki wanita."
Alat tempur ? Dengan bingung, Naqia mengambil satu lipstik yang di bilang alat tempur oleh mbak Yuni.
" Jadi di dongeng dongeng itu yang sering di cerita kan mama alat tempur perang seperti ini." Naqia tersenyum kecil seraya membuat pergerakan menebas seakan akan lipstik itu sebagai pedang.
Lagi, Mbak Yuni tertawa lucu. Kenapa Zaki begitu tega ? Batin Mbak Yuni yang sebenarnya Naqia begitu menghibur walau pun otak nya di bilang lemot tapi bila di jelaskan perlahan, mbak Yuni yakin... Naqia bisa menguasai.
" Begini caranya, bukan alat tempur untuk perang ya, khusus wanita harus feminin, anggun dan cantik."
Wah... cantik !
Mbak Yuni terkesima, hasil make up tipis yang di tancap natural di wajah Naqia begitu sempurna.
" Kamu cantik Naqia." Mbak Yuni mencubit gemas dagu Naqia.
" Betul kah ? Mas Zaki nanti suka nggak ?"
Mbak Yuni mengangguk pelan.
" Naqia, bagaimana perasaan mu saat Zaki tidak pulang pulang beberapa hari ini ? apakah kamu mencintai suami mu ?"
Lantas Naqia menaruh cermin kecil yang tadinya di pakai mematuk wajah nya. berpikir sejenak.
" Mencintai itu rasanya seperti apa ? Coklat atau Vanilla ?"
"'Bukan rasa begitu Naqia, di dalam sini, nyaman atau gimana ?" Mbak Yuni menunjuk dada sendiri.
" Biasa aja, Dulu sih nyaman, waktu ada Mama Papa, mas Zaki sayang Naqia, tapi di sini...." Naqia menekan dadanya. " Ada rasa denyut sakit tiap Mas Zaki berteriak mengagetkan, Aku suka mas Zaki nggak pulang." Naqia masih ada rasa takut akan Zaki yang memperkosa nya. " Tapi aku juga sayang sama Mas Zaki seperti sayang ke Mama Papa dan Mbak Yuni."
Mbak Yuni menatap iba wajah yang sudah bersih itu tapi terlihat teduh sedih
" Suami istri itu harus satu rumah Naqia, bila suami tidak pulang pulang, berati tidak baik sayang, ada yang tidak beres dengan suami mu di luar sana. Mengerti Naqia ?"
Naqia mengangguk padahal tidak mengerti.
" Apa kah kamu sakit hati atau dendam dengan suami mu ?"
" Aku memang sering di caci bodoh, Idiot dan jelek, Tapi kata Papa dulu, Aku tidak boleh dendam, Biar Tuhan lah yang membalas nya, kata Papa lagi, Ucapan tidak baik ke orang suatu saat bisa saja menyerang ke diri sendiri."
Amalan keluarga Naqia membuat Mbak Yuni terharu.
Lanjut, Naqia kembali belajar bermacam macam hal baru tentang penampilan nya. Hingga malam pun tiba, Naqia akhirnya pulang ke rumah membawa barang barang perempuan yang sudah di beli nya.
Saat Naqia duduk di hadapan televisi, pintu di ketuk. Naqia membuka rumah.
" Lama amat___" Zaki terpaku, terkesima melihat penampilan cantik Naqia, Siapa di hadapannya ini ? Naqia si Idiot itu atau Naqia putri raja ? Poni depan culun yang biasa bergoyang, kini sudah hilang, baju daster batik longgar yang kadang ada robek nya, Kini terganti dress selutut pas membalut tubuh ideal Naqia, aroma nya juga sekarang berbeda, dulu kadang minyak telon berbaur bedak bayi, kadang pula kecut. tapi sekarang aroma Naqia harum parfum rasa Vanilla lembut menyeruak ke Indera pengendusan Zaki.
Zaki menelan ludahnya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!