NovelToon NovelToon

PERNIKAHAN DINI

pernikahan dini -1- 1.Wismaraja

Gadis berwajah cantik dengan hidung mancung menelusuri sebuah koridor sekolah yang amat besar dari wajahnya ia terlihat begitu bingung entah ingin jalan ke arah mana sakin besar dan luasnya sekolah itu.

AKEYLA BRAHTAMA, Wanita yang kerap di sapa Eyla ini merupakan putri dari Almarhum BRAHTAMA dan SEHREN. Hari ini adalah hari pertamanya ia bersekolah di SMA Wismaraja, siapa yang tak kenal SMA Wismaraja? sekolah dengan fasilitas yang cukup memadai di surabaya, di lengkapi dengan kegiatan extrakulikuler yang beraneka ragam.

Sebenarnya gadis yang kerap di sapa Eyla ini adalah siswa baru pindahan bandung. karena urusan bisnis sang ibunda yang di tempatkan di surabayalah yang akhirnya membuat gadis cantik ini ikut pindah, selama sang ayahnya meninggal dunia ibunyalah yang harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan Eyla yang serba banyak. Eyla anak satu-satunya milik ayah dan ibunya, karena terlahir dari keluarga "Orkay" membuat Eyla menjadi gadis yang manja dan pemalas. tapi, semua berubah setelah kepergian sang ayah, karena perusahaan milik keluarga Brahtama Yang harus rela di jual untuk memenuhi kehidupan sehari-hari beserta rumah mewah yang harus di sita untuk melunasi hutang-hutang sang ayah.

Eyla. gadis cantik berusia 18 yang memiliki hidung mancung, kulit putih, tinggi 173 cm, dan bulu mata yang sangat lentik. tidak hanya itu, Eyla juga memiliki wajah yang imut, cantik dan senyum bak madu yang selalu menghiasi wajah indahnya.

"Eddah, sekolah macam apa sih ini ! capek bener gue muter-muter nggak nemu-nemu ruang kepseknya " gumamnya sendiri, Eyla begitu kesal dengan sekolah yang membuat kakinya hampir patah karna keliling-keliling tapi hasil yang sama, Nihil . Eyla menghembuskan nafas kasar , ia menendang kaleng soda asal saking kesalnya. di luar dugaan! kaleng soda itu malah mengenai kepala seorang pria, hadeh apes ...apes .

"Woy ... lempar kaleng itu liat-liat, taek. nggak lihat apa ! ini hampir aja ngenain wajah tanvan gue." Teriaknya dengan kePD-an mencap dirinya tampan. hah ? tanpan dia kata ? tampan cap tai ayam sih mungkin.

"Ck, dasar cowok resek. woy ... cermin noh cermin muka kayak gulungan kertas abis di injek-injek aja ngaku-ngaku tampan, tampan dari mana lo ? hah ? dasar cowok tampan cap taik ayam." ledek Eyla sinis, Eyla mengepal tangannya kuat ingin rasanya dia menghajar sekaliiiii...saja pria di hadapannya ini itung-itung hukuman lah karna berani ngatain Eyla.

"Aish ...Ck, sudah lah. kalau gue di sini terus ngehadapin cowok modelan gini, gue bisa-bisa nggak masuk kelas ini." batinnya, Akhirnya Eyla memilih pergi dari sana .

"Woy, cewek kurang ajar ! udah berani ngatain gue ... ekh kabur lagi, huh mental kentang goreng aja bangga." Teriaknya geram.

Setelah sekian lama menjelajahi Wismaraja, akhirnya apa yang di cari-cari Eyla akhirnya ia jumpai juga, apa lagi jikalau bukan ruang kepsek.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tempat yang tak jauh dari lapangan, terdapat lapangan basket yang cukup luas.

" Ndra ...tumben lo lama ? Lelet benerrr ...ekh bukan dah Lemotttt banget." ujar Pria yang memiliki postur tubuh ramping, yang tak lain adalah Liam Oliver.

"Yah maap. itu tadi ada cewek kurang ajar yang ngenain kepala gue kaleng soda, untung wajah tamvan ku ini tidak kena." Balasnya mendramatis yang tak lain, GIANDRA KAIVAN . Siapa yang tak kenal dengan pria ini ? pria tampan yang di sanjungi banyak wanita, kapten basket hebat kebanggaan Wismaraja, pria dengan tubuh ramping dan atletis. siapa yang tak kenal dia ? pria dengan sifat yang ketus dan cuek, sama sekali tak pernah membukakan hatinya pada makhluk yang di sebuat Wanita.

Giandra. anak seorang Ceo terkenal seasia, dan merupakan donatur terbesar SMA Wismaraja. selain wajah yang lebih sangat...sangat tampan di antara para sahabatnya, Keras kepala juga merupakan sifat yang sudah di milikinya sejak kecil tentu saja ! sifat yang di turunkan oleh Ceo KAIVAN BENJAMIN _ayahnya_ kepada anak keduanya itu. Giandra memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama WILLIAM KAIVAN, sikap mereka pun sungguh berbeda.

"Busyettt ...si taek, alasan lo banyak bener." Cibir Arion. ARION ARVIN sahabat Giandra dari kecil bahkan sejak mereka pada masih bau kencur, sosok Arion lah yang sangat mengenal sosok Giandra.

"Serah lo pada deh ! " gerutunya.

"Yah elah si babang , jangan marah atuh." Kelakar Liam meniru suara wanita.

"Jijik gue, Kamfrett. masih waras gue, ya kali gue ama waria kumisan kayak lo." ketus Giandra di sertai ketawa pecah parah sahabat-sahabatnya .

"Udah-udah weh, niat latihan basket nggak kalian pada ?" lerai James angkat bicara. Akhir mereka bungkam dan memulai latihan basket mereka .

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Eyla, nyok cabut kita kekantin." ajak seorang wanita yang tak lain sahabat baru Eyla 2 jam yang lalu, BIANCA FALELILA. Bianca gadis ceria berwajah cantik yang memiliki sifat friedly dan humor yang receh, Ibu nya pengusaha ternama walau terlahir sebagai keluarga terpandang Bianca sama sekali tak bahagia lantaran Ibunya yang terlalu sibuk dengan bisnisnya sehingga tak memiliki waktu untuknya, sehingga Bianca selalu merasa kesepian lantaran tak memiliki saudara alias anak tunggal, sama seperti Eyla. Ayahnya? Ayah Bianca dan Ibunya sudah bercerai, maka untuk menghidupi Bianca LARASTIA membanting tulang untuknya. Tapi, semua tak berlangsung lama hingga, ada pria yang menikahi ibunya, dari sanalah Bianca sudah tidak merasa kesepian lantaran ibunya yang tak perlu membantimg tulang lagi. Bagaimana tidak, ibu Bianca menikahi seorang pengusaha ternama dan sangat terkenal. Jika di dengar-dengar, enak yah jadi Bianca.

"Yah udah dah, nyok " Eyla dan Bianca pun bergegas menuju kantin. Eyla dan bianca memilih duduk di tempat paling belakang yang ada di pojokan bagian kanan yang kebetulan masih kosong ,"Woiii ...minggir itu tempat kami ." teriak seseorang membuat Eyla dan Bianca tersentak.

Ternyata teriakan itu berasal dari cogan-cogan Wismaraja yang kerap di sapa the cool boy, Eyla hanya dapat memutar bola matanya dengan malas.

"Aish, memangnya bangku ini kamu yang beli? Hah? ******, ya kali." Ketus Eyla, Bianca sangat syok dengan keberanian Eyla bisa-bisanya gadis itu menantang cogan-cogan itu.

"Apa lo bilang? coba ulang? gue nggak denger." todong Giandra tajam. Bianca yang tidak ingin terjadi keributan antara Sahabatnya dan anak donatur itu, memilih membawah Eyla pergi dari sana.

"Lepas, Bian. biar gue kasih cowok itu pelajaran." ucap Eyla meronta-ronta berniat melepaskan tangannya dari genggaman Bianca.

"Stoppp, gue bilang stop. Eyla lo sadar nggak sih? hah? Dia anak donatur sekolah ini! lo mau di keluarin?" bentak Bianca menghempas kasar tangan Eyla.

Deggg...

"sebesar itu kekuasaannya? pantesan sombong amat."batinnya.

"maaf, Bian. gue nggak ngulang lagi, janji! gue nggak mau lo marah kayak tadi, takuttt."aku Eyla. Bianca tersenyum mendengar pengakuan Eyla.

"Iya, gue cuma nggak mau lo dalam masalah. gue tahu betul Giandra, gimana." ucapnya, membuat hati Eyla merasa adem, ternyata Bianca sangat perhatian dengannya. walaupun mereka baru kenal hari ini, tapi Bianca. Eyla senang memiliki sahabat seperti Bianca.

"Emangnya, Bianca kenapa sih? sekenal itu dia dengan pria itu? kekuasaan cowok itu di sini, sebesar apa?" batin Eyla.

Kedua remaja itu kini melangkahkan kaki mereka untuk menuju ke kelas mereka, setelah kejadian di kantin tadi rasa lapar Eyla menghilang entah kemana. begitupun dengan Bianca.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tringgg...

...WHAT****SAPP...

BUNDA♥

Eyla, siang ini pak Eko nggak bisa jemput kamu.

kamu pulang sendiri aja yah!

^^^Lah, kok gitu bunda?^^^

^^^ish kesel malah panas lagi.^^^

pak Eko lagi izin balik ke jawa, anaknya sakit.

^^^ish, yah udah deh.^^^

Gadis mancung yang kerap di sapa Eyla, menghembuskan nafas kasar seusai menerima secarik pesan dari sang bunda.

"Apes byanget sih gua! tadi pagi kek orang gila muterin skolah, nggak sengaja ngenain kepala orang kaleng soda, dan sekarang! gue kudu balik sendiri, Akhhhh...resek sekali kau duniaaa." teriaknya kesal, Bianca hanya dapat menggelengkan kepala melihat aksi sahabatnya itu. bel pulang sudah berdering sedari tadi tapi kedua remaja ini memilih mengisi perut mereka dulu yang sudah tak dapat di ajak kompromi.

Yah lebih tepatnya, mereka berada di kantin. Bianca masih sibuk dengan urusan makanan yang berbentuk bulat di dalam mangkuk yang berisikan kuah, Bakso. tapi berbeda dengan Eyla, sepertinya gadis itu sedang galau karna harus berjalan kaki, wahahahah. bukannya malas, tapi gadis itu hanya memikirkan kulitnya yang akan menggelap jika ia berjalan kaki di tengah terik panasnya matahari siang ini.

"Nggak usah di pikirin napa!" celetuk Bianca memulai percakapan.

"Ish, kayak nggak tahu perempuan aja. sebel tahu nggak kalau kudu jalan. noh...lihatin kulitku yang putih ini akan menggelap kalau gue jalan kaki, ya kali." jawab Eyla mendramatis, Bianca hanya mampu memutar bola matanya jengah, hanya karna kulit! dasar wanita perawatan.

"Ck, sama aja lo nyusahin diri lo sendiri. masa cuma karna kulit lo galau? helluw, Eyla lo perawatankan? kalau lo item paling kalau lo belang perawatan lagi bakalan balik ke asalnya kok , slow." terang Bianca panjang lebar.

"Ish...Bianca yang cantik membahana. gini yah! lo tahukan memutihkan kulit itu susah banget? butuh perjuangan tahu, nggak? tapi kalau kita panas-panasan langsung hitam hanya dalam sedetik, lo pikir gampang apa?" ketus Eyla nggak mau kalah, Bianca hanya mengangkat bahu acuh. biarlah, di kasih tahu juga nggak bakalan mau denger namanya juga keras kepala, pikirnya.

Akhirnya, setelah sekian lama beradu mulut kedua remaja itu pun berniat untuk pulang. begitu juga dengan Eyla. kedua remaja itu menelusuri koridor yang sudah sangat sepi lantaran siswa-siswi yang sudah pulang sedari bel pulang berbunyi tadi.

"Bian, lo kenel banget yah sama cowok yang di kantin itu? " tanya Eyla tiba-tiba entahlah, ia juga tidak tahu mengapa otaknya menyuruhnya bertanya seperti itu. Bianca membalikan arah penglihatannya tepat di mata hitam Eyla,

"Menurut, Lo? "

Eyla mengambil posisi berfikir, dengan mata yang mengarah keatas dan tangan yang berkacak pinggang, "Umm, menurut gue. nggak tahu, hahaha." kekehnya.

"Ck, yaelah. gayanya aja yang banyak, tetap aja nggak tahu." ledek Bianca.

"yah, mana ku tehe! kan yang tau elo bukan gue." kilahnya.

"Iya... deh, dasar."

tak terasa, kedua gadis itu sudah sampai di parkiran. sudah terlihat pula pria dengan mobil Lamborghini berhenti tepat di samping mereka.

"Alex" sahut Bianca berbinar. yah, Bianca memang sudah menceritakan kepada Eyla bahwa dia akan makan siang bersama kekasihnya Alexander, atau lebih kerap di sapa "Alex."

"Hm, Eyla. gue duluan yah! heheh maaf." pamit Bianca merasa tidak enak hati.

"Iya, hati-hati di jalan." Bianca mengangguk, gadis itu pun memasuki mobil milik kekasihnya namun, matanya tak henti-hentinya melihat iba ke arah Eyla, Alex yang paham dengan tingkah Bianca pun berniat mengajak Eyla untuk ikut bersama mereka.

"Butuh tumpangan? kita berdua bisa kok, anterin lo pulang dulu. baru kita keluar makan siang." Tawar Alex mendapat penolakan lembut dari Eyla.

"Nggak usah, makasih. takut ngeganggu gue."

"Ish, Eylaaa...Ayo! kami anter sini naik!"

"Nggak, ah. gue jalan aja." lagi dan lagi Eyla menolak mentah-mentah. bukannya tak ingin hanya saja, ia tidak ingin mengacaukan kencan sepasang kekasih itu.

"Yahhh...kok gitu sih! yah udah deh gue cabut, yah!" pamit Bianca tidak enak hati, tentu saja merasa iba dengan sahabatnya. apalah daya jika kekerasan kepala sahabatnya itu jauh lebih besar dari rasa magerannya.

"kami pamit, yah!" kini Alex yang menyahut.

"Iya, kalian hati-hati di jalan. selamat kencan!"

sepasang kekasih itu hanya menganggukinya dengan senyum manis, dan mobil lamborghini itu pun bergerak menjauh dari tempat berdiri Eyla.

setelah mobil kekasih sahabatnya itu hilang dari pandangan, Eyla bergegas melangkahkan kakinya menjauh dari sana.

"Hadehhhhh...apesss...apess, lo emang apes hari ini, Eyla." teriaknya menggerutu, andai saja dia menerima tawaran tadi! mungkin dia tak akan bernasib seperti ini, jalan kaki.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

😇🙏Hay! bertemu lagi bersama sayaaaa...Mar.

gimana part 1 nya? nggak bagus yah! maaf aku author baru.

tapi aku akan berjuang semaksimal mungkin agar menjadi author hebat.

jangan lupa follow akun tiktokku dung^o^

Username : ThorWhattpad (Akun khusus karyaku! di akun ini kalian bisa tag aku kalau mau promosiin karyaku^ω^)

owh iya!

jangan lupa vote yah ʕ•ﻌ•ʔ

(1 Vote 1 penyemangat)

Pernikahan dini -2- 2. Dia dan Bianca???

Gadis cantik berambut bergelombang sepunggung melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah mewah, dia Bianca.

"Dari mana, Lo?"

Bianca memberhentikan langkahnya kala mendengar perkataan seseorang, dia Giandra.

"Bukan urusan lo, Kak!"

"itu urusan gua! karna lo udah jadi adek gua!!"

"Adek? bukan nya lo nggak suka ibu gua nikah sama papa lo? kenapa sekarang lo, sewot?" sinis Bianca. Yah, Bianca dan Giandra adalah saudara tiri. seminggu yang lalu ayah Giandra -KEIVAN BENJAMIN- menikah dengan LARASTIA -ibu Bianca- sejak itulah mereka berdua bersaudara tiri.

"Kalian kenapa sih? kenapa kalian nggak bisa akur? hah?" decak William penuh amarah saat mendapati adiknya yang sedang beradu mulut dengan adik barunya itu.

"Kakak tanya aja sama, Dia!" geram Giandra menunjuk wajah Bianca dengan dagunya, Bianca hanya mendengus kesal menatap tajam ke arah Giandra.

"Bianca!" sahut William menuntut penjelasan dari adik tirinya itu.

"Ish, apa sih? salah Bianca lama pulang? yah suka-suka Bianca!" terangnya penuh amarah.

"Itu salah, dek. seharusnya pulang sekolah lo harus langsung pulang ke rumah, paham?" tegur William, ia ingin Bianca menjadi wanita yang penurut.

"ck, kakak William sama kak Giandra sama aja. Bianca kesel." jeritnya tersulut emosi, Bianca berlari meninggalkan kedua kakak tirinya itu, menaiki tangga dan memasuki kamarnya membanting pintu dengan sangattt...Keras.

Giandra hanya menggelengkan kepala melihat tingkah labil adik tirinya itu, "Ck, udah lah kk. nggak usah di urusin biarin dia gitu, itu urusan dia." sergah Giandra saat merasakan pergerakan kakaknya yang berniat menyusul Bianca.

"Tapi! dia perempuan, Gra. kalau dia gini terus dia bisa rusak." resah William, Giandra tak habis pikir dengan kakaknya, sebesar itu rasa sayangnya sama adik tiri yang baru masuk di kehidupan keluarga mereka? Ck, sudah lah.

Giandra memilih bungkam dan meninggalkan William yang masih berdiri setia di sana dengan pandangan kosong.

...----------------...

gadis berkulit putih sedang asyik duduk di sebuah taman yang terletak di belakang rumahnya, dengan tangan yang setia memegang gitar akustik miliknya. gitar? iya gitar. nggak tahu kenapa waktu itu ia membeli gitar, padahal dia tidak tahu cara memainkannya, gadis itu adalah Eyla.

"Cara main gitar gimana sih." gumamnya bertanya-tanya, dengan asal gadis itu memetik-metik tali gitar akustik miliknya. waktu sudah menunjukan pukul 22.15 sudah sangat malam tapi, entah mengapa gadis itu hanya ingin sendiri. terlihat dari tangannya yang memainkan gitar asal sudah bisa menunjukkan bahwa dia berada dalam masalah, sampai tangan seseorang memegang bahunya membuatnya terkejut, dia Sehren -ibunda Eyla- terlihat wanita paruh baya itu juga resah melihat putrinya.

"Kenapa belum tidur, Hm?" Tanya wanita paruh baya itu pada anak semata wayangnya dengan lembut.

Eyla menatap intens sang ibu."Hm, nggak mood."

"Masih kepikiran perkataan bunda?"

Eyla tak bergeming.

"Maafkan bunda, sayang. tapi ini yang terbaik buat kamu! dengan kamu menikah ibu tidak perlu khawatir." jelas Sehren pada putrinya itu.

"Apa perlu? Eyla masih sekolah, Eyla mau sekolah." tekannya.

"Pernikahan ini nggak akan menganggu keinginan mu itu, nak. dengan kamu menikah kamu memiliki pelindung." terang sang ibunda.

"Terserah ibu, aja. Eyla mau tidur." gumamnya bergegas pergi meninggalkan Sehren yang masih diam membisu menatap kepergian Eyla.

"Maafkan ibu sayang! maaf. tapi ini sudah perjanjian awal ibu dan ayah." lirih Sehren.

di kamar bernuasa biru langit, gadis yang kerap di sapa Eyla itu meringkuk memeluk lututnya.

"Kenapa harus? kenapa? Eyla nggak mau di jodohin, nggak mau." gumamnya, lapisan bening sudah memenuhi mata indah itu, sedetik kemudian lapisan bening seperti kaca itu pecah membasahi pipinya.

"Eyla udah nggak di sayang, ayah. bunda mau jodohin Eyla, Eyla nggak mau ayah." lirihnya pilu. "Eyla nggak bisa, Ayah. mana bisa Eyla hidup dengan Pria yang Eyla tidak cintai." sambungnya kini suara yang terdengar lirih itu tergantikan dengan isakan tangis yang pilu.

Di malam hari yang sepi di kamar bernuasa biru langit itu, Eyla menangis. Bulan dan bintang malam ini lah yang menjadi saksi bisu, sakitnya menerima kenyataan.

...----------------...

Awan mendung pagi ini mambawah udara sejuk yang terasa dingin, Eyla yang masih tertidur pulas tak enggan membuka mata. rasa dingin yang menyeruak masuk ketulang belulangnya sudah cukup membuatnya malas.

Suara langkah mulai terdengar, enzel pintu pun mulai terbuka.

ceklekk...

"Eyla? bangun yuk! sarapan habis itu siap-siap ke sekolah." sahut Sehren membangunkan Eyla dengan lembut, wanita paruh baya itu mengelus dengan sayang kepala putrinya yang terlihat masih tertidur pulas.

"Eyla? ayo bangun!"

Masih belum ada pergerakan dari gadis mungil itu.

"Eyla bangun! ntar telat gimana?" untuk ketiga kalinya suara Sehren terlontar di kamar biru langit itu.

Sedetik kemudian mata Eyla mulai mengerjap dan terbuka sempurna," ibuu..." gumamnya.

"Ayo bangun sayang!" ujar Sehren seraya membantu putri semata wayangnya itu untuk bangun.

"Ibu... Eyla nggak mau di jodohin." mata Eyla belum terbuka sempurna namun kata-kata itu begitu saja lolos dari bibir mungil itu.

Sehren mengembuskan nafas kasar, " Bangun, Ayo!" ujarnya, setelah tubuh Eyla sudah terkumpul sepenuhnya Sehren pergi dari kamar milik putrinya itu. bukannya marah! hanya saja wanita paruh baya itu merasa hatinya teriris mendengar penolakan putrinya, bukannya memaksa! namun perjodohan ini memang sudah di atur oleh kedua pihak sejak Elya masih berusia 7 tahun, saat Almarhum ayahnya masih hidup.

Eyla menatap penuh harap punggung ibunya yang sudah bergerak menjauh," Sepenting itu perjodohan ini sampai-sampai ibu tak bisa membatalkannya?" lirihnya.

25 menit berlalu, Eyla sudah siap dengan seragamnya. tadinya gadis itu berniat untuk sarapan dulu, namun ia mengurungkan niatnya itu dan memilih untuk bersiap-siap dahulu.

Di meja makan sudah ada Sehren yang menunggunya, Eyla memilih duduk di hadapan sang ibu, kursi yang dulunya tempat sang ayah.

"Makan lah! selepas ini pergilah ke sekolah, ibu sudah menyuruh pak Yono untuk mengantarmu." ucap Sehren, ia ingin berdiri dan pergi dari meja makan, namun di cegah Eyla dengan cepat.

"Ibu nggak sarapan? apa ibu mau menghindar dari Eyla? kenapa ibu sangat takut jika Eyla berbicara tentang perjodohan itu?" tanya Eyla membabi buta membuat Sehren mendengus kasar.

"Karna...ibu nggak butuh penolakan dari kamu! perjodohan itu harus tetap terjadi! dan itu adalah keinginan Almarhum Ayahmu." jawab Sehren dengan satu tarikan nafas.

Deggg...

"Ayah? tapi kenapa? " Batin Eyla bertanya-tanya.

Sehren meninggalkan putrinya itu sendiri di meja makan, tampak dari wajahnya Eyla masih menerka-nerka. dia tahu betul Ayahnya tak seperti itu, tapi kenapa? Ibu bilang ini keinginan Ayah? apakah benar?

Eyla menghempas kasar tubuhnya pada kursi yang berada di bawahnya," Arggghhh, gue benci kehidupan iniiiiii."Teriaknya histeris, tak lama cairan bening membasahi pipi tirus dan putih miliknya.

...----------------...

hallo^o^

**ketemu lagi dengan ku>_<

author termanisss seindonesiaʕ•ﻌ•ʔwkwk (canda yelah):)

makasih yah buat kalian yang udah setia ngebaca aku sayang kalian≥3≤

^^^^^^salam hangat ^^^^^^

^^^...marr*****...^^^

Pernikahan dini -3-

Debaran hati

...Ternyata benar, rasaku benci bisa menjadi rasa sayang namun, apakah rasa sayang ku bisa berubah rasa sayang mu menjadi cinta untukku?...

..._AKEYLA BRAHTAMA_...

Akeyla menelusuri koridor sekolah yang sudah ramai dengan penghuni, gadis yang kerap di sapa Eyla itu berjalan tergesa-gesa. kondisinya pagi ini terbilang buruk, mata sembab, rambut acakan, dan seragam yang kusut sudah menambah kesan orang gila bagi orang yang melihatnya.

"Eylaaa..." teriakan seseorang menghentikan langkah kakinya, dia berpaling dan mendapati gadis cantik berambut sepunggung yang di kenalnya sehari yang lalu, Bianca.

Eyla hanya membalas dengan senyuman. Bianca menghampirinya, Bianca meneliti Eyla dari atas sampai ujung kakinya.

Matanya memicing."Kenapa lagi, Lo?"

"Nggak papa." ucap Eyla berbohong.

"Lo nggak bisa bohong, gue tanya kenapa lo?" paksa Bianca penuh penekanan, membuat siswa-siswi yang berada di koridor itu menatap bingung ke arah mereka.

"Husst... iya bentar gue ceritain. tapi jangan di sini, ayo!" ujarnya, Bianca menurutinya. kedua remaja itu pun pergi dari sana tak mengindahkan tatapan heran siswa-siswi di koridor itu.

Kedua remaja itu memilih masuk kekelas mereka Xll ( IPA 2 ), setelah mereka berdua duduk di bangku mereka sesuai janji Eyla, Eyla akan menceritakannya.

"Oke, sekarang lo ceritain ke gue, ada apa?" sahut Bianca to the point.

"Ish, Bian. Sabar elah." protes Eyla.

"Cepetan! gue kepoo! emang apaan yang buat lo sehisteris ini? ampe-ampe ke sekolah kek gembel." terang Bianca, Bdw mulut dia nyelonong aja yah sahabat sendiri dibilang gembel.

"Jujur kali mulut lo," timpal Eyla.

Bianca menggaruk jidatnya yang sedikit gatal,"Heheh..." kekehnya, Eyla memutar bola matanya malas ingin sekali rasanya dia merobek mulut Bianca yang mencapnya Gembel.

"Yah udah langsung ke pointnya aja," sosornya.

Eyla menerka-nerka dari mana sebaiknya ia menjelaskannya, "Hm, itu ...anu..." ucapnya terbata-bata jujur saja, Eyla bingung harus memulai dari mana.

"Anu apaan njirt? gagap lo ternyata as*" Protes Bianca no have akhlak, Eyla merasa ingin memakan gadis itu.

"Anjir, sabar bangk*...gue bingung mau ngomong apaan, Sialan." geram Eyla tersulut emosi, pasalnya Bianca sangat tidak sabaran mana mulutnya no have akhlak syekaliii.

"Yelah, bengek. Eyla gue butuh penjelasan lo malah marah-marah taek." decak Bianca tak tahu diri, Ck. padahal dia yang membuat Eyla tersulut emosi.

"Yang duluan siapa?" sergah Eyla, gadis itu kini berusaha menetralkan emosinya.

"Heheh, yah maap namanya juga kyepo, K.E.P.O di baca kepo." kekehnya dengan mengeja kalimat kepo.

"Jadi giniiii, Biaann. Guee, mauuu..."

Kringggg...

belum sempat Eyla meneruskan bel masuk sudah berbunyi, sudah pasti kalian tahu siapa yang paling emosi?

BEL BANGSATTTT, ANJING.

Yah Bianca, teriakan itu dari Bianca. Eyla tak dapat menahan tawa nya mendengar begitu tersulutnya emosi Bianca, tawanya pun pecah.

Whahahah...

...----------------...

Eyla beserta ekornya, Bianca. kini sudah berada di kantin 3 menit yang lalu.

Brakkk

Bianca menggeprak meja mengakibatkan suara yang begitu besar, seketika semua pasang mata menuju menatap ke arah mereka.

"Lah? lo apa-apaan sih?" tanya Eyla sinis.

"Eddah, lo lupa? atau pura-pura lupa? cepetan ceritain ke gue." Eyla memicingkan mata berusaha mengingat sesuatu, Hah? akhirnya dia ingat, jadi Bianca memintanya untuk untuk melanjutkan perkataan nya pagi tadi yang sempat tertunda karna bel masuk berdering.

"Iya, iya tenang. ingatan ku masih bagus, jadi...giniii, gue di jodohin sama ibu gua!" dengan santai nya Eyla mengeluarkan perkataan itu? berbeda dengan Bianca yang tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Whatttt? di jodohinnnn" teriakan Bianca mengundang tatapan penghuni kantin, Eyla melongo.

"Ekh, Tai. bisa nggak sih mulut lo itu, lo lakban." bisik Eyla tajam.

"Hehe...maap gengs, ini di hp gue temen alumni SMP gue di jodohin."Elak Bianca cepat, syukurlah setelah mengatakan itu tatapan penghuni kantin itu sudah tidak mengarah pada mereka.

"Fuihhh, hampir aja. kalau sampe ketahuan gue lem mulut lo, Bian." bisik Eyla dengan nada mengancam.

"Yelah, Slow."

Santai sekali dia bilang seperti itu? hampir saja seluruh sekolah tahu. tapi dengan tenangnya Bianca bilang, Slow? ck brengsek.

"Gimana kalau bentar malam kita jalan-jalan, tenang gue traktir. anggap aja sebagai permintaan maaf gue yang kecoplosan tadi." Tawarnya, Eyla berfikir sejenak dan tak lama menganggukkan kepala tanda setuju.

...----------------...

Gadis yang memiliki nama belakang Brahtama itu sedang sibuk meneliti penampilannya di hadapan cermin, Setelan kemeja dan rok selutut sudah melekat pada tubuh mungil itu.

"Okay perfect."

setelah merasa cukup dengan penampilannya, ia mengambil ponselnya yang terletak di atas meja riasnya.

...WHATTSHAP...

...BIANCA (Biang caringat)...

^^^**Tes, Tes 1,2^^^

Apa jubaedah?

^^^busattt, lu lupa?^^^

kagak elah

^^^yah udah, cepetan! gue tunggu^^^

Okhay:'(

^^^sok merasa paling tersakiti kau babi👅^^^

kau sungguh kejam

^^^drama taek^^^

😚

Setelah meletakkan benda pipihnya itu, Eyla bergegas turun ke lantai satu, ia ingin menunggu Bianca di ruang tamu.

PBIIKKK...

Suara klakson mobil membuat Eyla tersentak, Akhirnya datang juga, gumamnya.

"Udah lama, Bian?"

"Nggak baru kok, slow elah."

Tampa di perintah Eyla membuka pintu mobil dan duduk tepat di sebelah Bianca, mobil bercat merah itu pun melaju dengan kecepan normal menjauh dari pekarangan rumah Eyla.

Mobil berwarna merah itu berhenti di sebuah caffe yang tergolong megah, Caffe citra permata.

"Nyok, kemon!"ajak Bianca, di angguki oleh gadis itu, Eyla.

Dua gadis remaja itu berjalan beriringan memasuki Caffe yang terlihat ramai itu, pantas saja ramai ternyata ada Band musik.

kaki Bianca seketika kaku kalah melihat band itu, itu ternyata adalah Band kakaknya, William.

Shittt...

"kok kakak William bisa ada di sini sih!" batinnya.

Bianca secepat kilat menutupi wajahnya dengan tangannya layaknya orang yang sedang hormat kepada bendera, Eyla menatap bingung Bianca dan seketika hanya mengangkat bahu acuh.

"Mau pesan apaan?"tanya Bianca kala bokong Eyla sudah terduduk di kursi caffe. Bianca berusaha terlihat santai namun, tak bisa di pungkiri jika ia juga sedikit was-was karena keberadaan kakaknya, takutnya sih William bisa menariknya pulang jika mendapatinya berada di caffe malam hari. tapi, toh kan Bianca pergi bersama Eyla, walaupun! William adalah type cowok yang pengekang, Bianca hanya takut saja. karena kejadian kemarin hanya karna ia pulang sore, ck. apa lagi jika kakaknya itu menemukannya malam hari di sini, Ck bisa mati Bianca.

"Lo, sebenarnya kenapa sih?"akhirnya Eyla membuka mulut, lelah melihat tingkah aneh Bianca.

"Ah? e-ekh nggak k-kok,"jawabnya berdusta.

"Beneran?"seakan tidak percaya Eyla masih mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu membuat Bianca gugup.

"Mm, Y-Yes tentu saja."

Eyla akhirnya mengangguki, walau masih sedikit heran.

Eyla dan Bianca yang sibuk memainkan hp di kagetkan oleh terikan seseorang, kedua gadis itu sibuk menunggu pesanan mereka.

"BIANCAAAA, SYAPA YANG NYURUH LOH BUAT KELUAR MALAM? HAH?"

Seketika Bianca tersontak kaget,"K-ka-kak"

"Pulang!"pintanya dengan suara yang sudah melunak, tatapan seluruh penghuni caffe terfokuskan pada mereka.

"T-tapi K-kak i-ini, Bianca jalan sama Eyla kok."mendengar perkataan sang adik, manik mata berwarna coklat itu seketika merasa melunak. kontak mata yang di ciptakan antaranya dan Eyla membuat hatinya berdebar-debar tak karuan, tapi kontak mata seketika di putuskan oleh gadis berwajah putih itu.

"**** perasaan apa sih, ini?" tanya William membatin.

...----------------...

**😂😆ikhhhh, William kenapa sih itu?

jangan lupa tekan vote guys

(1vote untuk 1 semangat:-) jangan pelit-pelit ngetik giniam nggak gampang wkwk)

pernah nggak kalian bolos skolah? (**balas elah, pend tahu aja)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!