NovelToon NovelToon

All About KEVIN

Ulang Tahun Kevin

Kevin tumbuh menjadi remaja yang kharismatik dan digilai oleh banyak gadis remaja di sekolah nya, paras nya yang tampan, otak nya yang cerdas serta perilaku nya yang sopan dan bicara nya yang tegas... merupakan perpaduan sempurna hasil didikan mommy Billa dan daddy Rehan. Nyaris sempurna, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Kevin.

Tumbuh di lingkungan keluarga yang saling menyayangi, saling mendukung, membuat nya menjadi pribadi yang bisa menghargai orang lain dan memiliki rasa empati yang tinggi. Itu sebab nya di sekolah, Kevin memiliki banyak teman dan menjadi sosok yang disegani oleh kawan-kawan nya dan disayangi oleh guru-guru nya.

Dan meskipun diri nya berasal dari keluarga kaya raya dan terpandang, namun dalam berteman Kevin tidak pilih-pilih. Dia memiliki teman dari berbagai kalangan, bahkan ada salah satu teman yang cukup dekat dengan nya berasal dari keluarga miskin.

Di dalam keluarga sendiri, Kevin adalah sosok yang penyayang dan mengayomi adik-adik nya. Sebagai kakak pertama, Kevin sangat sayang pada Malik dan juga Malika, adik kembar nya yang usianya selisih empat tahun dengan diri nya,, dan kini kembar sepasang itu sudah duduk di bangku SMP. Kevin juga selalu perhatian pada ketiga adik nya yang lain, terutama kembar bungsu yang sangat imut.

Malik memiliki sifat yang pendiam, rajin dan memiliki prinsip yang kuat, sehingga tak mudah untuk membujuk ABG itu,,, jika sudah memiliki keinginan, maka dia harus mendapatkan nya. Tentu nya dalam hal yang positif, dan daddy Rehan selalu mendukung keinginan putra nya itu.

Sedangkan kembaran nya yaitu Malika, dia tumbuh menjadi ABG yang centil dan suka berhias. Bicara nya ceplas ceplos dan suka protes,, namun hati putri pertama daddy Rehan dan mommy Billa itu sangat lembut dan penyayang seperti sang mommy.

Kedua nya sama-sama cerdas, dan selalu menjadi juara di kelas nya masing-masing. Ya, mereka selalu di tempat kan di kelas yang berbeda atas permintaan daddy Rehan pada pihak sekolah.

Kembar Malik dan Malika memiliki adik laki-laki bernama Mirza Daniar Alamsyah, saat ini putra keempat daddy Rehan dan mommy Billa itu duduk di bangku Sekolah Dasar. Usia Mirza dengan kedua kakak kembar nya selisih lima tahun.

Anak laki-laki itu suka sekali membuat onar, dan menjahili saudara-saudara nya. Terutama kedua kakak kembar nya, yaitu Malik dan Malika. Hanya kepada Kevin, dia akan nurut dan mematuhi perkataan abang nya itu. Meski demikian, Mirza sangat hormat pada orang tua dan sangat menyayangi kedua adik kembar nya meski terkadang juga menggoda keduanya hingga menangis bersamaan.

Kembar bungsu putri dari Rehan dan Nabila itu kini baru berusia tiga tahun, yang di beri nama Maida Daleela Alamsyah dan Maira Danesha Alamsyah. Keduanya memiliki paras yang cantik, perpaduan antara wajah cantik khas wanita nusantara milik mommy Billa dan wajah blasteran tampan nan rupawan milik daddy Rehan.

Kedua bocah itu sangat lucu dan menggemaskan, ada aja akal nya untuk menjahili sang daddy agar tidak dekat-dekat dengan mommy nya. Dan hal itu membuat daddy tampan yang selalu merasa jatuh cinta setiap saat sama istri nya itu kecewa, tapi juga sekaligus gemas dengan tingkah imut kedua putri kembar nya itu.

Dan hari ini, di rumah utama keluarga Alamsyah,, Rehan dan Nabila telah mempersiapkan pesta ulang tahun meriah untuk putra pertama mereka, yaitu Kevin yang genap berusia tujuh belas tahun.

Ya, semenjak kelahiran Mirza,, Rehan memutuskan untuk kembali tinggal di rumah utama keluarga Alamsyah. Karena dengan empat putra, Rehan dan Nabila merasa pergerakan mereka kurang bebas jika masih tetap tinggal di apartemen nya yang hanya memiliki lima kamar itu.

Semua keluarga besar Alamsyah telah berkumpul, termasuk oma Carla beserta papi Vincent dan mami Nina juga kedua putri nya yang berwajah bule mirip dengan sang papi.

Putri pertama seusia Mirza, bernama Nadin dan putri kedua bernama Naomi. Selisih usia mereka berdua hanya dua tahun, Naomi seusia putra Fatima dan Yusuf yang ketiga.

Setelah kelahiran putra putri kembar Rehan, Fatima pun melakukan program kehamilan kembali dan berharap memiliki anak kembar. Manusia boleh saja berharap, tapi Allah lah penentu segalanya. Fatima hanya melahirkan seorang putra, yang kemudian diberi nama Annas.

Keluarga besar Antonio pun semua nya hadir, lengkap dengan anak-anak mereka.

Alvian hadir bersama Susan dan sang bibi juga kedua putra nya, kemanapun Alvian dan keluarga nya pergi sang bibi pasti di ajak karena kini tinggal bibi lah satu-satu nya keluarga yang Susan miliki setelah tiga tahun lalu nenek Susan meninggal... tepat setelah setahun kepergian papa Johan dan bi Asih yang hanya berselang tiga hari.

Ya, kala itu.. setelah kelahiran putra pertama Alvian, papa Johan memutuskan untuk menikahi bi Asih. Kedua nya menghabiskan masa tua nya dengan hidup bahagia bersama anak dan cucu keluarga Antonio, dan ternyata cinta mereka Benar-benar hingga akhir hayat. Di saat tanah kuburan papa Johan belum mengering, bi Asih menyusul kekasih halal nya itu untuk menghadap Yang Maha Kuasa.

Putra pertama Alvian yang seusia dengan Malik Dan Malika, bernama Akbar dan putra kedua nya seusia Mirza bernama Attar.

Alex dan Nisa beserta kedua putra putri nya juga hadir, putra pertama Alex bernama Abraham yang usianya hanya selisih bulan saja dengan putra pertama Alvian. Sedangkan putri kedua nya, yang juga seusia Mirza bernama Nezia.

Mirza, Attar, Nezia, dan kedua putri kembar Devan, kelima bocah yang masih duduk di bangku Sekolah dasar itu jika bertemu selalu saja kompak membuat keributan. Ada saja Ulah mereka berlima, hingga membuat para orang tua geleng-geleng kepala.

Pak Ilyas dan ibu Lin, hadir bersama Ilham dan Jihan beserta putra nya yang berusia tiga tahun. Anak ganteng yang mirip ayah nya itu bernama Iqbal, dan anak laki-laki itu meskipun merupakan cucu pak Ilyas dan ibu Lin yang paling kecil,, namun dia pandai ngemong kakak sepupu nya yang kembar yaitu Maida dan Maira.

Selain dua keluarga besar tersebut, tak ketinggalan Devan dan Lusi beserta ketiga anak nya. Putra pertama Devan yang usianya hanya selisih bulan saja dengan putra Alvian dan Alex, bernama Damian dan putri kembar nya seusia Mirza bernama Laila dan Laili.

Semua nya telah berkumpul di halaman belakang, karena Rehan dan Nabila mengusung tema pasta kebun untuk ulang tahun Kevin. Dan tidak ada teman-teman Kevin yang di undang, karena Rehan sengaja menyelenggarakan pesta ulang tahun putra pertama nya itu secara privat. Karena, ada hal penting yang hendak dia sampaikan pada putra pertama nya itu.

to be continue,,,

🌷🌷🌷🌷🌷

Makasih hadir nya di novel ku yang ke-Tiga ini, masukkan favorite ya,,, dengan klik tombol hati 😍

Dan jangan lupa Like, Komen, Vote dan hadiah yang banyak 🥰🥰

Tapi, biar enggak gagal paham.. buat kalian yang baru banget gabung di lapak ini, baca dulu novel emak nya Kevin, "KETULUSAN CINTA NABILA" 😊😊

Jika kalian suka dengan cerita Kevin, jangan lupa berikan rating bintang lima dan katakan lah sesuatu untuk menyemangati ku 😊🙏

Makasih yah, hadir nya,,, 🤗🤗

Happy Reading,,,

Kevin, Putra Kandung Daddy kan?

Rehan dan Nabila, dan atas persetujuan papa Sultan dan mama Sekar bermaksud membuka rahasia yang selama ini belum di ketahui oleh Kevin tentang siapa ayah kandung nya. Mengingat usia Kevin yang sudah cukup dewasa dan sudah seharusnya dia mengetahui kebenaran nya.

Acara yang dikemas santai dan penuh nuansa kekeluargaan itu pun segera di mulai, tak ada tiup lilin seperti layak nya pesta ulang tahun karena Kevin tak menyukai nya. Hanya ada potong kue dan do'a bersama, kemudian dilanjutkan makan-makan.

Kemeriahan selanjut nya yaitu saat pemberian kado, dan Kevin di daulat untuk membuka semua kado yang dia terima.. hingga menimbulkan keriuhan dari adik-adik nya yang saling berebut ingin ikut membuka.

Mirza yang paling antusias membuka kado-kado tersebut, sedangkan Kevin hanya tersenyum melihat kelakuan adik nya itu.

"Bang Milza,, Mela juga mau buka yang itu dong,,," pinta Maira seraya menarik-narik kado yang di pegang Mirza.

"Heh bocil,, namaku bukan Milza tapi Mirza. Dan nama kamu Ma - i- ra,, buka Mela," protes Mirza sambil menyerahkan kado tersebut pada adik imut nya itu.

"Iya,, iya,, bang Milza, nama a bang Mil - za bukan Milza," balas Maira ikutan mengeja seperti abang nya, namun tetap saja terdengar cadel.

"Mir - Za,,, bukan Milza!" Mirza masih saja protes sambil mencubit gemas pipi gembul sang adik.

"Iya bang Milza,, ih, mommy.. bang Milza nih, bawel aja dali tadi," rajuk Maira mengadu sama mommy nya.

"Bang Mirza,, udah ah, jangan godain adik terus." Ucap mommy Billa menyudahi perdebatan kecil tersebut.

Sedangkan kembaran Maira, Maida sedari tadi asyik makan coklat yang ada di atas kue ulang tahun abang nya hingga mulut mungil nya belepotan.

Malik dan Malika pun ikut antusias membuka kado abang nya, sedangkan Kevin menjauh dari kehebohan adik-adik nya dan memilih duduk bersama Zakki dan Fira.

"Wah, dik,, selamat ya, kado nya yang terparkir di depan menggiurkan," ucap Zakki pada Kevin sambil memeluk adik sepupu nya itu.

"Makasih bang,, itu daddy yang beliin, padahal Kevin enggak minta," balas nya sambil tersenyum.

Ya, daddy Rehan membelikan Kevin mobil sport seri terbaru dengan harga yang fantastis untuk ulang tahun putra nya yang ke tujuh belas tersebut. Dan mulai saat ini, Kevin sudah boleh mengendarai mobil nya sendiri karena sudah cukup umur dan tadi siang juga sudah mengurus surat ijin untuk mengemudi.

Acara demi acara berjalan dengan lancar,, kini adalah saat nya Rehan berbicara serius di hadapan semua keluarga nya. Anak-anak selain Zaki dan Fira, sudah digiring oleh Ilham dan Jihan untuk naik ke lantai dua dan melanjutkan bermain di sana.

"Selamat bertambah usia putra pertama mommy,, apapun yang terjadi ke depan, percayalah bahwa rasa cinta dan sayang mommy dan juga daddy selalu sama untuk bang Kevin dan tak berkurang sedikit pun. We always love you so much my son,," ucap Nabila mengawali pembicaraan seraya memeluk erat Kevin, yang sudah dianggap nya sebagai putra pertama nya itu.

"Thanks mom,, you are the best mom for me, bang Kevin sangat menyayangi mommy," balas Kevin dengan penuh haru, netra kebiruan nya nampak berembun.

"Nak, ada yang ingin daddy katakan..." Rehan menghela nafas berat, tenggorokan nya tiba-tiba terasa tercekat dan seakan sulit mengeluarkan suara.

Semua mata tertuju pada Rehan dan Kevin, rasa cemas dan khawatir menjalari hati mereka.

Vincent tertunduk, sanggup tak sanggup dia harus menghadapi apapun yang akan terjadi dengan hubungan nya dan Kevin nantinya.

"Mommy Keyla sebenar nya adalah adik kandung daddy,," ucap Rehan dengan suara yang bergetar menahan tangis, sungguh sebenar nya dia tak sanggup untuk mengatakan nya. Dan jika bisa dia memilih, dia tak ingin Kevin tahu bahwa diri nya bukan lah daddy kandung Kevin.

Bagai petir di siang bolong, tak ada hujan dan langit pun cerah.. namun suara daddy nya barusan sanggup meruntuhkan benteng pertahanan remaja yang terkenal tegas dan tangguh tersebut, "maksud daddy,, apa?!" Tanya Kevin hampir tak percaya.

Nabila yang duduk di samping sang putra, mengelus lembut punggung putra nya itu. Mencoba memberikan kekuatan pada Kevin.

"Iya nak, suami dari mommy Keyla adalah papi Vincent," lanjut Rehan sambil menggenggam erat tangan putra nya.

"Tidak dad,, katakan bahwa ini semua adalah bohong!" Seru Kevin menolak kenyataan tentang diri nya, dan menatap sang daddy sambil berlinang air mata.

Rehan pun tak kuasa menahan air mata nya, dia peluk putra kecil nya yang kini telah tumbuh menjadi seorang remaja yang tampan. "Ini benar nak, tapi seperti yang tadi mommy bilang... apapun yang terjadi, daddy sangat menyayangi mu. Kamu tetap putra kecil daddy, kamu putra kesayangan daddy dan mommy," lirih Rehan dengan menahan sesak di dada nya.

Nabila yang duduk di samping kiri sang putra, memeluk kedua laki-laki yang sangat berarti dalam hidup nya itu.

Papa Sultan dan mama Sekar hanya bisa menangis terisak, Fatima memeluk kedua orang tua nya tersebut dengan penuh rasa sayang.

Pak Ilyas dan ibu Lin pun turut berlinang air mata, mereka sudah menganggap Kevin seperti cucu kandung nya sendiri.

Dan semua yang hadir pun ikut menitikkan air mata, merasakan kesedihan Kevin.

Terutama Vincent, bule tampan suami dari Nina itu merasa sangat bersalah.. dan dia sama sekali tak punya keberanian untuk menatap sang putra yang telah di sia-siakan nya dahulu, semasa masih berada dalam kandungan Keyla.

Kevin masih menangis dalam pelukan daddy dan mommy nya, hingga beberapa saat... "katakan dad, Kevin putra kandung daddy kan?" Lirih nya sambil melepaskan pelukan daddy dan mommy nya, "Kevin pasti putra kandung daddy,,, dan semua yang daddy katakan barusan adalah prank.. benar kan dad? Katakan dad... Kevin putra kandung daddy kan?!" Kevin berteriak sambil mengusap kasar wajah nya.

Kevin berdiri dan menatap nanar papi Vincent, "jika benar Kevin bukan putra kandung daddy, tapi putra kandung papi Vincent,, kenapa daddy yang merawat Kevin?! Kenapa?!" Kevin semakin terbawa emosi.

Remaja tampan itu kemudian berlari keluar sambil menyambar kunci mobil sport kado ulang tahun dari daddy nya...

Vincent langsung berdiri dan ingin mengejar putra kandung nya itu, namun Rehan mencegah nya. "Biarkan saja dia, dia hanya butuh waktu untuk menenangkan diri," ucap nya mencoba untuk tenang.

"Dad, tapi dia bawa mobil nya loh.. gimana kalau,,," Nabila menggantung ucapan nya, tak hendak berpikir negatif tentang putra nya.

Sedangkan Kevin yang telah berada dalam mobil sport milik nya, segera melajukan mobil baru nya itu dengan kecepatan tinggi.

Pikiran Kevin sangat kacau saat ini, dia kalut... remaja itu sama sekali tak menyangka, bahwa selama ini daddy Rehan yang sangat menyayangi diri nya bukanlah daddy kandung nya. Hingga tiba-tiba, saat di tikungan jalan, "brak...."

Sepasang mata yang melihat dari kejauhan, hanya bisa menatap kejadian tersebut,,, dan tak hendak membantu nya.

to be continue,,,

Telpon dari Jelangkung

Kevin terkejut, saat mobil nya menabrak seseorang. Dengan buru-buru, remaja tampan itu turun dari mobil sport mewah nya dan mendekati seorang wanita yang terpelanting bersama sepeda nya. Sedangkan kue dagangan nya yang masih tersisa, kocar kacir dan berserak di jalanan. Dan sepeda tua nya, ringsek tak berbentuk lagi.

Remaja tampan itu segera mendekati wanita tersebut, yang jatuh dengan posisi tengkurap,, dan membantu nya untuk bangun, "bu Widya,,, maaf bu, tadi saya enggak fokus nyetir nya. Apa ibu tidak apa-apa?" Tanya Kevin panik, setelah melihat orang yang di tabrak.

Wanita berusia sekitar empat puluh tahun, yang meskipun berpenampilan sederhana namun terlihat cantik itu menggeleng,,, "nak Kevin? Ibu tidak apa-apa nak, ibu juga yang kurang hati-hati. Nyebrang pas di tikungan," balas nya dengan lembut.

"Kita ke rumah sakit ya bu, lutut dan tangan ibu berdarah," pinta Kevin hendak memapah bu Widya untuk berdiri.

"Tidak perlu nak, ini hanya luka kecil. Cukup di kasih obat merah, dan akan segera sembuh," tolak bu Widya dengan halus.

Kevin membuka pintu mobil nya, dan tanpa aba-aba langsung mengangkat tubuh bu Widya dan membawa nya masuk kedalam mobil nya. " Nak, jangan seperti ini,,, nanti mobil nak Kevin kotor terkena noda darah ibu," ucap bu Widya khawatir.

"Tidak apa-apa bu," balas nya tersenyum hangat, dan kemudian menutup kan pintu nya dengan pelan.

Dengan berlari kecil, Kevin mengitari mobil nya untuk masuk kedalam mobil dan kemudian duduk di belakang kemudi. Perlahan Kevin melajukan mobil nya kembali menyusuri jalanan untuk menuju rumah sakit terdekat, dan meninggalkan sepeda bu Widya yang rusak tergeletak begitu saja di pinggir jalan.

Sementara orang yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Kevin, ikut berlalu meninggalkan tempat itu.

"Ibu baru pulang berjualan?" Tanya Kevin sesaat setelah mobil melaju, sambil menoleh sekilas kearah bu Widya.

"Iya nak, tadi ibu berangkat jualan sudah agak sore.. Azka rewel karena demam, jadi nunggu dia tidur dulu baru ibu berangkat. Tadi nya Salma yang mau gantiin ibu, tapi ibu tolak. Salma kan harus belajar, karena sebentar lagi kalian akan ujian kan?" Balas bu Widya panjang lebar.

"Iya bu, bulan depan kami mulai ujian," ucap Kevin membenarkan.

Tak berapa lama, mereka sampai di rumah sakit. Dan Kevin segera mengambil kursi roda yang tersedia di depan lobi rumah sakit untuk membawa bu Widya, "naiklah ke kursi ini bu," titah nya sopan.

Dengan perlahan, bu Widya turun dari mobil dan pindah ke kursi roda. Sesekali wanita itu meringis menahan sakit di lutut nya, yang baru terasa nyeri nya. "Apakah sakit sekali bu?" Tanya Kevin cemas yang sempat melihat raut wajah bu Widya kesakitan, dan kemudian segera mendorong kursi roda bu Widya menuju IGD.

"Sedikit nyeri nak, mungkin keseleo," jawab bu Widya sambil tersenyum, tak ingin membuat remaja yang membantu mendorong kursi roda nya itu merasa khawatir.

Sesampainya di IGD, bu Widya langsung ditangani oleh dokter. Sedangkan Kevin menunggu di luar ruangan,,, remaja yang baru saja genap berusia tujuh belas tahun itu duduk seraya melipat kedua tangan nya di dada, mata nya terpejam dan pikirannya menerawang pada kejadian di rumah nya beberapa saat yang lalu.

Kevin tahu, dengan kabur dari rumah sesungguh nya dia merasa bersalah,,, daddy dan mommy nya pasti sangat khawatir. Tapi dia juga ingin egois, dia ingin menenangkan diri nya dulu untuk sementara waktu.

"Nak,,," panggil bu Widya lembut, sambil menepuk pelan pundak Kevin.

Kevin tersentak dari lamunan nya, "eh, iya bu. Sudah selesai? Apa kata dokter? Apa semua nya baik-baik saja? Apakah ada yang serius?" Cecar Kevin dengan banyak pertanyaan.

Suster yang mengantar bu Widya tersenyum, melihat remaja tampan yang perhatian dengan orang tua nya tersebut.

Bu Widya tersenyum, "tidak ada nak, kaki ibu hanya keseleo dan lukanya juga tidak serius. Sudah diobati sama dokter, dan juga di kasih resep." Jawab bu Widya dengan tenang.

"Ini resep nya mas, silahkan diambil di loket pengambilan obat di depan," ucap suster tersebut dengan ramah.

"Baik sus," balas Kevin menerima resep dari tangan suster, "makasih suster," lanjut nya tersenyum ramah.

"Sama-sama, mari mas, bu,," pamit suster dan segera kembali ketempat kerja nya.

Kevin segera mendorong kursi roda bu Widya menuju tempat pengambilan obat, sambil menunggu antrian Kevin duduk di sebuah kursi tak jauh dari kursi roda bu Widya.

Ponsel di dalam kantong celana nya yang di silent, sedari tadi bergetar. Sebenar nya dia tergelitik untuk melihat nya, namun ego nya masih terlalu tinggi. Dia tak ingin berhubungan dengan siapapun saat ini, termasuk dengan sang mommy yang senantiasa mengkhawatir kan nya. "Maafin bang Kevin mom,,, bang Kevin pasti udah bikin mommy sedih sekarang?" Gumam nya dalam hati.

"Nak Kevin,," panggil bu Widya lembut, kembali mengagetkan Kevin yang tengah melamun.

"Iya bu,, maaf," ucap Kevin tak enak hati, karena selalu kedapatan tengah melamun.

"Sudah di panggil," ucap bu Widya seraya tersenyum hangat, dan senyum itu mampu menghangatkan hati Kevin yang tengah bersedih.

"Baik bu," Kevin langsung maju menuju loket, mengambil obat dan membayar biaya perawatan bu Widya barusan.

Setelah mendapatkan obat nya, Kevin segera mendorong kursi roda bu Widya menuju mobil nya. Dengan hati-hati, Kevin membantu bu Widya untuk masuk kedalam mobil.

Setelah Kevin duduk di kursi kemudi, remaja tampan itu melajukan mobil nya kembali untuk mengantar bu Widya pulang.

"Nak,, maaf jika ibu lancang, seperti nya nak Kevin sedang ada masalah?" Tanya bu Widya hati-hati.

Kevin menoleh sebentar kearah bu Widya, dan kemudian tersenyum, "tidak bu, hanya masalah kecil kok," balas Kevin.

Bu Widya mengangguk-angguk, dan tak ingin bertanya lagi.

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, sampailah kedua nya di rumah sederhana milik keluarga bu Widya.

Kevin buru-buru turun, dan dengan cepat membantu bu Widya turun dari mobil dan memapah nya untuk masuk kedalam rumah bu Widya.

*****

Sementara di rumah utama, nampak semua orang masih khawatir dan belum bisa beristirahat dengan tenang. Tak ada yang bisa menghubungi Kevin, bahkan chat dari Ilham dan Zaki pun tak di baca oleh Kevin.

Beberapa orang masih menunggu kabar tentang Kevin di ruang keluarga dengan cemas, termasuk papa Sultan dan mama Sekar. Hingga dering ponsel Alex mengalihkan perhatian semua orang dan tertuju pada asisten dari Rehan itu.

Alex segera mengangkat telpon nya, dan sengaja di load speaker agar semua bisa ikut mendengar kan. "Halo Rey,, gimana?" Tanya Alex tak sabar.

"Anak itu aman, bilang sama yang lain agar tak khawatir lagi." Ucap Rehan dari seberang sana.

"Alhamdulillah,,," ucap semua keluarga yang ikut mendengar nya merasa lega.

"Lu sekarang dimana Rey?" Tanya Alex memastikan.

"Gue jalan pulang Lex," balas Rehan dan langsung mengakhiri panggilan telpon nya secara sepihak.

"Ck,, kebiasaan tuh orang,, kayak terima telpon dari jelangkung aja," gerutu Alex berdecak kesal.

"Kayak baru kenal sama Rey aja lu Lex," ucap Devan dan Alvian kompak.

Papa Sultan terkekeh melihat mereka masih saja seperti waktu muda dulu, saling mengolok,, opa dari Kevin itu pun beranjak dari tempat duduk nya, "ayo semua, istirahat lah... sudah malam," ucap nya mengingatkan, sambil berlalu menuju kamar nya, yang diikuti oleh mama Sekar

to be continue,,,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!