NovelToon NovelToon

PEBINOR Nakal

Part01

Pria yang sedang dalam masa penyembuhan rasa sakit hati karena ditinggal sang kekasih menikah, Riko Kusuma telah kembali menjadi seorang Casanova demi menyembuhkan luka hati dan melupakan wanita yang begitu dirinya cintai.

Tidak mudah bagi seorang Casanova seperti Riko Kusuma untuk tidak lagi melanglang buana didunia para kaum hawa, Riko tidak lagi menyemburkan bisanya ke sembarang lobang ketika mempunyai kekasih.

Namun semua itu hanya bertahan sebentar ketika sang kekasih yang ia putuskan menjelang tiga hari sebelum lamaran karena salah paham.

Akibat ke egoisan dirinya, kekasih yang telah dirinya putuskan tetap melangsungkan lamaran dengan pria yang sudah orang kedua orang tuanya jodohkan.

Riko baru menyadari kesalahannya karena melihat Vidio sang kekasih yang sedang viral di media sosial.

Alasan mengapa kekasihnya tidak datang untuk mencari cincin mereka, dan membuatnya menunggu.

Riko mendatangi kediaman kekasihnya dengan niat untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungannya. Namun siapa sangka jika kedatangannya malah menyaksikan acara ijab kabul sang kekasih.

.

.

Renita Renjana yang sering di panggil Rere, adalah gadis yang bekerja di butik Indira Cahaya Putri atau IC Boutique.

Rere bekerja sebagai Asisten yang diberikan kepercayaan oleh bosnya. Keberanian Rere yang membongkar modus penipuan di butik viral dibeberapa akun sosial media.

Kisah percintaan Rere yang pernah di selingkuhi membuat dirinya enggan dan takut untuk memulai hubungan baru lagi, namun siapa sangka jika seorang pria yang awalnya saling meledek dan membuat emosi, mampu mengisi nama dihatinya.

Riko Kusuma adalah pria yang menyebalkan dan mesum, sering membuatnya darah tinggi dan menguras kesabarannya mampu menggetarkan hatinya.

Hingga mereka menjalin kasih hanya beberapa bulan dan ingin menuju ke jenjang yang lebih serius.

Riko dan keluarga nya berniat untuk melamarnya dan membicarakan tanggal pernikahan. Tapi siapa sangka disaat Riko marah dan mengabaikan nya, dirinya melihat kekasih nya yang sedang berduaan di kantor dengan seorang wanita.

Rere yang sakit hati dan kecewa lebih memilih pergi, tidak perduli jika Riko membuntutinya.

Hingga di tengah jalan hubungan mereka kandas karena salah paham.

Takdir membuat keduanya harus melewati beberapa rintangan untuk mencapai keberhasilan.

.

.

.

"Umm...yes Beby, came on." Suara rancauan bersahutan di dalam kamar hotel.

Seorang wanita yang folos tanpa pakaian sedang asik bergerak di atas tubuh seorang pria.

Dengan semangat sang wanita terus bergerak membuat pria dibawahnya dibuat menndessah tak karuan.

Leguhan panjang terdengar begitu dalam ketika Binatang buas menyembur dalam kantung balon.

"Pergilah sebelum aku keluar dari kamar mandi." Riko menyerahkan beberapa lembar uang, dan melepas sarung balon yang nampak penuh oleh semburannya.

Wanita itu hanya diam menerima uang yang dirinya dapat, dan segera keluar sebelum mendapat amukan dari partner nya tadi.

Riko mengguyur tubuhnya dibawah air shower, merasakan air dingin membasahi kulitnya.

Ini sudah tiga bulan semenjak dirinya ditinggalkan oleh kekasihnya menikah, yang ternyata langsung diboyong oleh suaminya keluar kota.

Julukan Casanova dan penjajah wanita tidak serta merta membuat hatinya bahagia, justru semakin membuat hatinya di selimuti rasa rindu yang mendalam.

Riko menundukkan kepalanya, kedua tangannya menempel di dinding, air yang masih mengalir tak membuat wajah kekasihnya yang menangisi dihari pernikahannya hilang.

"Gue kangen loe Re."

Jika saja dirinya wanita mungkin sudah menangis dengan kencang, untuk melupakan rasa yang membuat dadanya sesak.

Bibirnya bergetar dengan mata terpejam menahan sesuatu yang begitu ngilu di dadanya.

Hampir satu jam Riko di dalam kamar mandi, jika tidak mendengar suara ponsel nya yang berdering dirinya tidak akan usai.

Keluar dengan mengunakan handuk melilit di pinggang nya Riko mengangkat panggilan.

"Hem.."

"Kak, kakak dimana? semua keluarga sudah menunggu." Ucap seorang wanita di seberang sana.

"Tiga puluh menit lagi kakak sampai." Ucapnya langsung mematikan sambungan telepon.

"Ck. bikin malas saja." Ucapnya seraya memilih pakaian yang cocok untuk dirinya kenakan.

.

.

Malam ini adalah malam pertunangan Rania adik perempuan satu-satunya. Rania bertunangan dengan kekasih nya yang bernama Raka. Mereka menjalin kasih semenjak Rania SMA.

Karena dirinya tidak jadi menikah, alhasil Rania yang lebih dulu bertunangan. Karena jika menunggu dirinya tidak tahu sampai kapan hatinya digantikan oleh wanita lain.

Riko melajukan mobilnya menuju kediaman kedua orang tuanya, semenjak kejadian batalnya lamaran Riko lebih memilih tinggal di apartemen sendiri.

Bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarga Riko yang pernah menimba ilmu di Paris membuat pria itu sudah mampu menjalankan bisnis orang tuanya.

Tiga puluh menit mobilnya sampai di halaman rumah, nampak ramai.

"Kakak ihhh bikin aku sebel aja." Rania memarahi Riko dengan wajah cemberut. Jika kakaknya tidak datang pasti acaranya akan gagal.

"Ck. kamu berlebihan bocil." Riko mengusap rambut Rania. "Mana mungkin kakak gak hadir di acara bahagia kamu."

"Iss...ini tangannya ya gak usah jail." Rania menepis tangan Riko yang mengusap rambutnya, karena jelas perlakuannya untuk membuat tatanan rambutnya rusak.

Para orang tua yang melihat perdebatan kecil mereka tertawa, Rania yang masih manja sudah dipersunting dengan pria yang dicintainya.

"Kakak kenapa sendiri? tidak bawa pacar?" Tanya Rania yang hanya menggoda makanya, dirinya selalu menjahili Riko jika berdua.

"Ck. gak usah tanya yang begituan."

"Bilang aja gak laku, pake ngeles." Ledek Rania lagi.

"Gue bukan gak laku, tapi belum ada yang pas aja." Ucap Riko santai.

"Makanya kak move on.. Delete mantan, download gebetan." Ucap Rania dengan cengengesan.

"Itu sih kamu..dasar Oneng." Riko tertawa mendengar candaan Rania.

Acara dimulai sesaat setelah dirinya sampai, nampak kebahagiaan di wajah kedua pasangan yang sudah bertunangan, bahkan senyum bahagia kedua keluarga pun nampak begitu hangat.

Melihat pemandangan itu seketika membuat hatinya mencolos, andai saja dirinya yang berdiri di sana bersama Rere, pasti mereka akan sangat bahagia.

Tanpa terasa mata nya memanas dengan rasa sesak didada kembali hadir.

Satu jam dirinya berbincang bersama keluarga dan kerabat, Riko lebih memilih pergi dari keramaian berkumpulnya keluarga.

Berada ditengah-tengah mereka hanya membuat pikiranya tertuju pada Rere yang pernah dirinya bawa kerumah untuk berkenalan dan meminta ijin untuk melamarkan Rere. Dan semua itu kini hanya tinggal kenangan.

Mobilnya melaju membelah jalan malam hari, Riko menghubungi kedua sahabat nya untuk pergi ke kelab bersama.

Seperti biasa mereka akan menghabiskan waktu malam bersama di kelab malam kota Jakarta.

Mobil Riko sampai diparkiran, keluar dari mobil dengan santai dirinya masuk kedalam yang sudah ada dua sahabatnya menunggu.

"Hai bro... Are you oke?" Tanya Bastian yang melihat wajah Riko nampak kusut.

"Im..oke.." Riko duduk di samping Felik.

"Ck. mendingan loe buruan cari pacar bro, empat gue lihat muka lu yang sepet melulu." Ucap Felik dengan entengnya.

"Pacaran itu kaya permen karet, yang awalnya manis lama-lama hambar...buang deh."

Keduanya tertawa mendengar ucapan Bastian.

.

Kang Riko hadir....yang kangen yang penasaran hayuk ahhh merapat..like komen Monggo di tinggalkan...😜👍👍👍

Part02

Suara derap langkah terdengar begitu nyaring ketika seorang pria memasuki lobby kantor.

Riko nampak berwibawa dan begitu tegas ketika memasuki area kantornya. Meskipun seorang Casanova diluaran sana, Riko tidak pernah membawa wanita bayaran kedalam kantornya. Baginya terakhir ketika teman wanitanya yang pernah sepatrner dengan datang hanya untuk meminta pendapat, dan malah membuatnya dalam masalah. Rere yang cemburu.

Masih teringat jelas ketika wajah Rere mengisaratkan kekecewaan ketika teman nya bernama Syara membantu memijit kepalanya yang terasa sakit akibat kekesalannya pada Rere.

Di kantor Riko terkenal ramah dengan para karyawannya. Meskipun begitu juga tidak mengurangi auranya yang sebagai anak pemilik perusahaan.

Felik adalah asisten nya yang sudah menunggu sejak tiga puluh menit lalu, jika bukan Felik yang menelpon Riko. Maka bosnya itu pasti masih enak-enakan bergelung di bawah selimut.

"Bos ada pertemuan dengan klien di restoran xx.." Ucap Felik, memberikan jadwal bosnya pagi ini.

"Kau itu Lik, gue belum juga duduk udah lu absen kerjaan gue." Riko menggerutu, tidak habis fikir dengan Asistenya itu yang selalu ontime dan deadline masalah pekerjaan.

"Sebelum lu pergi buat celupin binatang buas lo itu, lebih baik gue kasih lu kerjaan banyak." Ucap Felik yang tak lain juga sahabat Riko sendiri.

"Gak usah nyinyir, gue kalo nyelup malam hari, gak kaya lu tengah hari bolong lu Embat juga kalo liat bolongan sawah." Sinis Riko menatap sahabatnya sekaligus Asistenya itu.

"Terserah lu deh Rik, yang jelas jadwal lu hari ini padat." Felik sambil memberikan beberapa berkas di depan Riko.

"Lik, sebenernya lu itu kerja di gaji buat apa sih?" Tanya Riko menatap wajah Felik serius.

"Ck. lu be*go apa dodol sih, ya jelas buat bantu lu kerja lah...Ogah gue kalo cuma bantuin lu ngeluarin bisa yang bisa bikin melendung sekali sembur." Ucap Felik memutar kedua bola matanya malas.

Entah apa maksud pertanyaan Riko barusan, malah membuat dirinya berfikir, kenapa punya kepribadian Casanova sejati bisa diangkat menjadi CEO utama.

"Sialan lu..!!" Riko melempar map didepanya kearah Felik, namun ketangkasan Felik dengan sigap bisa menangkapnya.

"Calm down bos." Felik tertawa ngakak.

"Lu gue bayar buat bantu kerjaan gue..terus kenapa lu malah kasih ke gue..bukanya lu yang kerjain." Ucap Riko menatap Felik malas.

"Kalo gue yang kerjain semua, sudah pasti buka lu yang jadi bos nya tapi gue Rik...Gue..!!" Ucap Felik mendengus kesal, menghadapi bosnya yang super aneh itu.

Riko mencebik. "Gue gak yakin lu bisa jadi bos Lik, otak lu aja cuma ada selakan*gan wanita." Ucap Riko tertawa.

"Sumpah lu ye Rik, pagi-pagi udah mesum otak lu, emang muka lu tu muka Sem*pak sama kut*ang." Ucap Felik dengan entengnya.

Sedangkan wajah Riko sudah kesal, namun juga tertawa. "Jangan mesum teriak mesum Lik."

Keduanya tertawa, mereka memang teman sekaligus partner kerja yang solid. Meskipun terkadang somplak.

.

.

.

Dibelahan kota lain nampak gadis cantik dengan rambut berwarna coklat sedang melakukan pekerjaannya membantu karyawanya membuatkan pesanan buket bunga.

Renita Renjana Memulai karir nya di kota B sebagai pemilik toko bunga yang lumayan cukup ramai di pinggir jalan arah perkantoran dan perhotelan. Rere memulai membuka usaha semenjak dua Minggu tinggal di kota B.

Sudah menjadi seorang istri pengusaha tak membuatnya hanya berdiam dirumah dan menghabiskan uang untuk berbelanja di Mall. Rere lebih memilih melakukan kesibukan dengan membuka usaha kecil seperti toko bunga.

Tidak mudah bagi Rere untuk mengawali di bidang baru yang dirinya geluti, keluar dari butik yang membuatnya sangat nyaman dan senang, harus berhenti karena terpaksa mengikuti suaminya di kota B.

Rere membantu mengemas buket yang di pesan oleh langganannya, Rere juga memiliki satu karyawan wanita yaitu Bella. Bela masih belia dan baru satu tahun lulus sekolah, karena susah mencari pekerjaan akhirnya Rere lah yang mau memberinya pekerjaan, meskipun harus sama-sama belajar namun dunia elektronik yang sekarang sudah canggih mereka sama-sama belajar dari YouTube.

Seorang wanita dengan penampilan modis dan nampak angkuh memasuki toko bunga Rere dengan menggunakan kaca mata.

"Ck. Kamu betah-betah saja kerja di tempat sempit begini." Sindir wanita itu di belakang Rere yang sedang membantu Bella.

Rere bukanya tidak tahu siapa wanita itu namun melihat istri pertama suaminya sudah membuatnya muak.

"Kalau aku sih ogah." Ucapnya dengan melepas kaca matanya menatap jijik Rere. "Ups..tapi kan kamu dinikahi cuma di jadiin babu, jadi sah-sah saja kalau kamu harus banting tulang cari uang."

Rere hanya diam tanpa mau membalas, percuma yang ada malah semakin membuatnya emosi. Jika saja dirinya tahu niat Zidan menikahinya maka dirinya akan menolak mentah-mentah. Dan ternyata ayahnya tidak tahu tentang Zidan yang ternyata sudah memiliki istri.

"Heh madu, gue cuma mau bilang siapin makanan yang banyak dan yang enak, karena malam ini orang tua gue mau Dateng...jadi loe jangan macem-macem." Ucap wanita istri pertama Zidan yaitu Silla.

"Isss...kamu itu emang dasar babu bud*ek." Silla yang kesal tidak mendapat respon sama sekali, pergi dengan kesal.

"Mbak..mbak kok betah sih, tinggal satu rumah sama nenek sihir kaya gitu, kalau aku sih ogah, malah udah aku kasih Baygon kali." Ucap Bella yang geram melihat kelakuan Silla.

"Biarin aja, yang penting dia gak main kasar sama aku." Ucap Rere yang hanya menjawab santai.

"Duh..mbak Rere tu hatinya baik benget lah, dinikahi hanya di jadiin yang kedua..mending si sayang di manja, lah ini malah di jadiin pembantu." Ucap Bella yang tak habis fikir. "Mbak, emang mbak gak punya gitu teman cowok?" Tanya Bella serius.

Rere melirik Bella. "Untuk apa?"

"Kalau punya mbak mending pacarin mereka deh, kalau gak suruh mereka jadi pebinor..Perebut Bini Orang, nah kan keren tu mbak." Bella tertawa cekikikan dengan ucapanya sendiri.

"Kamu kebanyak nonton sinetron Bel, jadi halu gitu." Rere tertawa.

"Bukan nonton sinetron mbak, tapi baca novel yang judulnya Pebinor Mesum, duh mbak aku juga mau kalau modelan pembinornya seganteng di dunia halu."

"Ternyata halu mu lebih parah Bel...Wes parah..garai rakuat Bel."

"Gak kuat aku mbak sumpah, apalagi pebinornya seganteng Manurios mbak...alamak mbak aku mau jadi Dasya Taran aja mbak." Bella semakin ngawur dan ngaco bicara.

Bella adalah gadis humoris membuat Rere menjadi terhibur dengan celotehan dan kata-kata receh Bella. Tak di pungkiri jika Rere menyimpan kesedihan yang begitu dalam. Kesedihan yang selalu membuat dirinya menutupi dengan wajah ceria dan senyum nya.

Part03

Jika saja waktu bisa di putar, mungkin bagi pria yang masih saja merasakan hatinya menginginkan wanita yang begitu di cintai nya, Riko lebih memilih terluka fisik dari pada hatinya yang luka.

sudah bukan lagi sehari ataupun seminggu hampir enam bulan dirinya masih mengharapkan kekasihnya kembali.

Ingin menemui Rere namun itu tidak mungkin, dirinya takut jika melihat kenyataan bahwa Rere bahagia dengan pernikahannya. Tapi jika hanya memendam rasa akan membuat dirinya semakin tersiksa.

Riko sedang duduk di sebuah bar tempat biasa dirinya nongkrong bersama dua sahabat nya.

"Bos lu gak capek apa hidup lu begini terus." Felik menepuk pundak Riko, dan duduk disebelah bos sekaligus temanya itu.

"Gue capek juga gak ada yang perduli, malah gue pengen gimana caranya dia peduliin gue." Ucap Riko sambil minum.

"Wah..kayaknya bos lu udah mulai rada Lik." Ledek Bastin.

"Lu pikir gue udah gak waras." Riko melempar kulit kacang pada Bastian.

"Dia belum bisa move on bro." Felik menimpali.

"Lu pada gak tau rasanya mencintai, jadi pada ba*ot."

"Wehh kita-kita kan pria sejati bos, mencintai itu nanti ada urutannya." Ucap Bastian.

"Awas aja ntar kalo lu ngerasain apa yang gue rasain, semoga lu gak jodoh." Riko menatap sinis Bastian yang tertawa.

Bastian mengangkat kedua tangannya. "Ya Tuhan jika dia bukan jodoh ku, maka hapuskan lah kata bukan dari hidup ini." Ucapnya berdoa.

"Yeee...dasar duduk." Riko kembali melempar kacang lebih banyak kearah Bastian. Dan membuat Bastian tertawa ngakak.

"Beuhh barang bening bro." Felik menyentuh pinggang wanita yang menghampirinya.

"Ck. binatang loe, gak bisa tidur Lik." Riko yang menatap bawah perut Felik.

"Dia tau tempat menyembur bro." Felik berdiri dan mengajak wanita nya ngamar.

"Ck. males gue kalo lu pada udah pada ngamar." Bastian mendengus kesal.

"Itu sih derita lu, ngeb." Riko beranjak dari duduknya, entah pergi kemana.

.

.

.

"Mama ayo kita makan, ini spesial loh makanan untuk mama." Silla berwajah manis dan begitu lembut memperlakukan ibunya.

"Wahh kamu yang menyiapkan ini semua nak?" Tanya ibu Silla takjub.

"Hanya sedikit mah, dibantu juga sama pembantu." Silla melirik madunya yang sedang berdiri membelakanginya di wastafel.

"Suamimu belum pulang?" Tanya ibu Silla.

"Mas Zidan sebentar lagi pasti pulang mah." Ucapnya dengan menarik kursi untuk ibunya duduk.

"Suamimu pekerja keras sekali ya Sil." Ucapnya bangga.

"Iya dong mah, kalo gak gitu nanti anak mama dikasih makan apa?" Ucapnya dengan tawa.

Tak berselang lama suara mobil terdengar, dan langkah kaki mulai terdengar dari sepatu yang dipakai.

"Sayang kamu sudah pulang?" Silla segera menyambut kedatangan suaminya.

"Hm..sudah sayang, apa mama sudah sampai?" Tanyanya sambil memberikan tas nya.

"Sudah, sedang di meja makan, ayo kita makan dulu." Silla menggandeng suaminya menuju ruang makan dengan mesra.

Rere yang melihat itu hanya tersenyum miris, dirinya tidak pernah melakukan hal serupa meskipun statusnya juga istri Zidan, meskipun hanya istri siri namun dirinya juga berhak atas suaminya.

Ya, bidan menikahi Rere masih dengan status siri, karena tidak sempat mengurus surat-surat menikah dikarenakan waktunya begitu mendadak dan mendesak, Zidan sudah menyakinkan kedua orang tua Rere jika dirinya akan secepatnya mengurus surat nikahnya ke kantor agama. Namun sampai sekarang Zidan masih anteng dan diam saja, membuat Rere tidak perduli lagi.

Dengan keadaan seperti ini Rere tetap menjalani kewajibannya melayani suami serta madunya.

Biarkan waktu dan takdir yang akan menentukan kapan dirinya bisa mengakhiri semua.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!