Jihyoo As Cherly Aurora.
Namaku Cherly Aurora, yah nama yang sangat aku sukai. Soalnya Aurora itu nama ibuku, kalian pasti bertanya-tanya kenapa bukan nama ayahku yang dibelakang namaku. Aku akan menjawab, jujur saja aku tidak begitu suka dengan ayahku. Semenjak ibu menghilang, ayah bahkan tidak mencarinya malahan dia menikah lagi ... dan tentunya menikah dengan selingkuhannya.
Umurku 19 tahun, aku tidak lanjut kuliah karna aku harus menafkahi diriku sendiri. Mana mungkin ayah mau menafkahiku, sedangkan dia menafkahi istri dan anak tercintanya. Walaupun satu atap ayah cenderung tidak peduli kepadaku dia lebih peduli sama anak dari ibu tiriku.
Aku bekerja di supermarket yah walaupun gajinya lumayan untuk ku pakai makan. Hidupku sangat menyedihkan, aku bahkan sering dihujat sama teman-temanku mereka memanggilku anak pembawa sial. Baiklah itu terserah mereka, aku bahkan tidak peduli.
Suatu ketika ibu tiriku dan ayahku menyuruhku menanda tangani sebuah kontrak pernikahan, walapun kontraknya hanya 5 tahun. Tapi, menurutku ini sangat kejam. Aku bahkan tidak tahu calon suamiku, kami bahkan tidak pernah bertemu, aku bahkan tidak tahu namanya. Bagaimana bisa aku mencintainya?.
Aku membantah pernikahan itu, tapi ayah mengancamku. Jika aku tidak tanda tangan, ayah akan membocorkan masalaluku. So, aku langsung setuju tanpa pikir panjan
aku menandatangani kontraknya tanpa peduli masa depanku. Jika aku tidak tanda tangan, ayah akan membocorkan masalaluku dan itu akan menghancurkan masa depanku.
Xion Oneus As Gino Alexander
Namanya Gino, Alex, Mr.A, Mr.Alex dan Coco.
Namanya Gino Alexander bisa dibilang dia suamiku yang indentitasnya tidak ingin diketahui.
Aku baru tahu umurnya saat pernikahan kita yang ke 3 tahun, umurnya agak tua dariku 23 tahun.
Dia sangat dingin dan cuek tapi dia tampan dan tinggi. Yah, sesuai tipeku. Dia tidak terlalu menyukaiku karna aku memang pembawa sial. Dia mengajukan kontrak pernikahan karena ternyata dia ingin balas dendam pada keluargaku. Yah, adikku yang mencari masalah dan aku yang menanggungnya.
Adikku yang sok lugu itu menabrak seorang wanita yang ternyata istri tercinta dari suamiku saat itu.
Setelah kejadian itu dia berjanji akan membuat keluargaku menderita, dia mengajukan kontrak ke adikku yang telah menabrak istrinya tapi malah aku yang dipaksa menikah dengannya.
Pertama kali bertemu dengannya di malam pernikahan tapi dia memakai topeng dan tidak memperlihatkan wajahnya.
Malam pertamaku sangat buruk, kupikir dia akan berbaik hati padaku. Tapi ternyata ... dia menyiksaku dan memberi peringatan kepadaku.
Dia juga memberiku daftar yang berisikan keinginannya yang harus aku turuti.
Ini pernikahan yang terburuk.
Sana As Cantika
Cantika adalah sahabatku satu-satunya yang mau membantuku dan mengakuiku. Dia sangat baik dan sangat cantik. Jika aku bersamanya, dialah yang selalu dikejar-kejar sama cowok.
Aku iri padanya dan kehidupannya.
***
Pagi datang, membangunkanku dengan kicauan burung dan sinar mentari yang menerobos masuk di jendela kaca dekat tempatku tertidur lelap. Sekujur tubuhku terasa berat dan suhu badanku meningkat. Yah aku demam.
Namun, pintu kamarku didobrak. Seperti biasa, itu pasti kelakuan ibu tiriku yang mendobrak pintu. Menyiram wajahku dengan air di baskon yang ia pegang dari tadi, meskipun dia tahu aku sudah bangun namun dia tetap melakukannya.
Aku masih saja bertahan dirumah penuh penderitaan itu. Aku mengira dengan tinggal bersama mereka hidupku akan baik-baik saja, karna hanya merekalah keluarga yang aku punya.
"Bangun! dasar anak tidak tau diri!" teriak ibu tiriku dengan menendangku.
Sebenarnya, aku sudah bangu daritadi. Tapi aku malas beranjak karena seluruh tubuhku sangat berat dan tidak enak.
"Dasar ibu tua perebut suami orang!" batinku mengatainya.
"Masih tidak bangun?" teriaknya di telingaku.
Aku langsung terduduk kaget, melihat pemandangan ini dia malah menertawaiku. Katanya aku cocok ditindas.
"Kamu ngapain duduk diam saja? kerja sana? dasar anak tidak berguna!" Meneriakiku kembali.
Aku pun pergi dengan suasana hati yang buruk, padahal aku selalu bermimpi pagi ku diawali dengan senyuman. Namun ini sebaliknya.
"Sial!" gumamku kesal.
Sesampainya aku di tempatku bekerja, aku masuk kemudian menabrak seorang pria berjas hitam yang sangat keren.
"Seperti artis saja," gumamku.
"Maaf ... Aku tidak sengaja." Akupun meminta maaf. Tapi ....
"Apa kamu tidak punya mata?" ucapnya serius.
"Wah, hawa macam apa ini? menakutkan sekali!" batinku.
"Sa-saya tidak sengaja, Tuan. Lagi pula saya sudah minta maaf!" ucapku dengan serius.
"Kamu harus membayar semua ini!" ucapnya dingin dan pergi.
"Siapa dia? Sok keren!" gumamku kesal.
Namun, setelah kepergian pria itu, aku malah dapat sial. Bosku menyuruhku untuk libur beberapa hari, itu berarti ... selama beberapa hari itu aku tidak dapat uang dan tentunya semakin sial bagiku karna harus tinggal di rumah. Diomeli dengan makhluk yang tidak punya hati, siapa lagi kalau bukan ibu tiriku dengan adik tiriku yang sok lugu itu. Karena ayahku mungkin sedikit baik padaku makanya di tidak termasuk dalam kejahatan mereka berdua.
Kalau dipikir-pikir, ayahku hanya sering memarahiku jika ibu tiri dan adik tiriku berada disampingnya. Mungkin ayahku takut ditinggalkan sama mereka berdua.
Hhmmm ... aku menelusuri jalanan dengan tatapan yang kosong, aku marah dengan diriku ini yang tidak berguna sama sekali. Aku tidak ingin pulang namun, dimana aku akan tinggal jika bukan dirumah ayahku? Hidupku tambah sial gara-gara bertemu dengan pria yang super cool tadi.
Melihat ke arah taman, akupun tergoda ingin ke sana. Pas datang eh, pemandangan yang tidak dinginkan malah hadir. Yah sepasang kekasih yang sedang kencan duduk menikmati bunga-bunga yang indah. Tentu saja aku sebagai jomblo iri, bagaimana mereka bisa berbahagia.
Aku langsung beranjak pergi, karena aku tidak ingin mengganggu hari-hari menyenangkan mereka. Aku tidak ingin mereka akan mengalami hal sepertiku jika aku terus-terusan ada disana karna aku pembawa sial.
Tiba dirumah, aku malah diomeli dengan dua mahkluk yang tidak punya hati dan ayahku hanya melihat saja dan tidak membelaku.
"Anak kurang ajar! belum waktunya pulang kerja malah kembali. Dasar tidak tau diuntung!" teriak ibu tiriku yang marah.
"Ibu, jangan marahi kakak," ucap adik tiriku dengan nada yang sok imut pura-pura peduli.
"Dasar Ratu Drama!" ucapku ketus dan langsung ke kamar.
"Eeehhh, anak kurang ajar! malam ini kamu nggak usah makan, biarin ajha kamu mati kelaparan!" teriak ibu tiriku membuat telingaku terasa bengkak.
Ratu drama
Liliana Vetra adalah ibu tiriku yang dari dulu tidak menyukaiku. Kerjaannya hanya membeli pakaian dan aksesoris online, dia hanya tau menghabisi uang ayahku.
Dasar boros.
Ratu sandiwara
Diana Vetra adalah adik tiriku yang sok lugu dan polos. Padahal aslinya mematikan, dia jago bersandiwara dengan air mata palsunya itu, ayahku menyukainya karna dia pikir diana tidak suka membantah, tidak sepertiku yang suka membantah.
Ratu sandiwara.
Firman Vetra adalah ayahku yang sok cuek kepadaku padahal dia masih sayang. Dia hanya takut kepada istrinya, kerjaanya menuruti apa yang dikatakan istri walaupun itu akan menyakitiku.
Sangat penakut.
Alvin As Hwangwong Oneus
Alvin Edward adalah seorang lelaki yang sangat baik hati yang pernah aku temui. Pertemuan pertama kita berdua, saat malam hari di jalanan sepi. Disaat aku kehujanan dan berlutut meratapi nasibku dia dengan sukarela membantuku. Itu adalah pertemuan yang sangat berarti di dalam hidupku sekaligus dialah lelaki pertama yang menghargai wanita pembawa sial sepertiku.
*~BERSAMBUNG~*
Hiii ... Terima Kasih telah membaca.
Jangan lupa ....
Like ....
Favorite ....
Komen ....
Vote ... vote ... and vote ....
Tunggu bab selanjutnya yah.
Love you all ❤
See you in the next Chapter ....
😇😇😇
Aku mengunci pintu kamarku supaya dua makhluk tidak punya hati itu enggak masuk ke kamarku.
"Ih, hari-hari yang buruk!" gumamku kesal.
Aku beranjak ke kamar tidur, merebahkan tubuhku di kasur yang sederhana nggak seempuk kasur adik tiriku yaitu Diana.
Sebenarnya, aku iri dengan mereka berdua yang bisa mendapatkan kasih sayang lebih oleh ayahku.
"Seandainya ibu masih disini, semuanya tidak seburuk ini!" gumamku sedih.
Aku tidak punya pilihan lain, aku harus tinggal disini sementara waktu. Sampai aku sukses dan akan balas dendam.
Sekian lamanya aku melamun menatap langit-lagit kamar, suara notifikasi menyadarkanku akan pesan singkat dari sahabatku, Cantika.
Aku melihat layar ponselku dan membuka pesan masuk dari Cantika, "Cherly, Apa kamu sedang kerja?" tanyanya.
Aku membalas pesannya, "Aku libur untuk beberapa hari," balasku.
Sebuah telepon masuk darinya, aku langsung mengangkat.
Cherly : "Halo!"
Cantika : "Halo! Apa kamu serius? Kamu benar-benar libur? Kalau begitu temani aku liburan yah? Bersiaplah sekarang juga!"
Cherly : "Apa? tunggu! Kenapa mendadak sekali, dan dimana kita akan liburan?"
Cantika : "Tidak jauh, hanya di luar kota kok. Ingat bawa baju ganti dan soal keluargamu, aku akan urus. Aku pintar bersandiwara di depan ibu tirimu, dijamin kau akan diizinkan. Bye ...."
"Yah, langsung dimatiin!" keluhku.
Dia mengajakku liburan, tapi bagus juga. Ibu tua itu tidak megizinkanku makan malam nanti.
Orang kaya mah bebas, enggak tau apa yang direncanain Cantika nanti untuk menenangkan ibu tiriku. Tapi, ini kesempatanku untuk happy-happy soalnya belakangan ini sial terus.
Akupun mengemasi barang-barang yang akan kubawa liburan dan menunggu kabar dari Cantika. Oh iya, aku hampir lupa dengan baju renang, siapa tau disana kita akan berenang, jadi harus di bawa.
Selang beberapa menit, suara ketukan pintu menyadarkanku. Tapi, aku merasa heran sebelumnya tidak ada seorangpun yang pernah mengetuk pintu kamarku, malahan selalu ditendang. Entah siapa yang datang aku menghampiri dan membuka pintu.
Hal yang tidak kusangka, ternyata yang mengetuk pintu itu adalah ibu tiriku yang disampingnya adalah sahabatku, aku mengernyitkan alisku dan Cantika memberiku kode supaya aku menjalani arus dramanya.
Ibu tiriku memperlakukanku dengan sangat baik dan membantuku mengemasi barang. Tentu saja dengan pengawasan Cantika, aku sungguh kagum dengan Cantika, yang membuat ibu tiriku tunduk kepadanya. Mungkin saja Cantika menjanjikan sesuatu kepada ibu tiriku.
Setelah semuanya selesai kami berpamitan. Melihat ekspresi adik tiriku yang sedang iri, tentu saja membuat penglihatanku kenyang.
Mobil yang kami pakai adalah mobil milik ayah Cantika, ayah Cantika cukup baik dengan segala hal, dia selalu memanjakan Cantika dan memberi apapun yang diminta Cantika. Jujur saja aku merasa iri, seandainya Aku punya ayah seperti ayah Cantika hidupku pasti tidak kesusahan.
Selama di perjalanan, kami selalu tertawa dan juga sering singgah untuk berfoto jika ada pemandangan indah. Aku juga sering mengomeli Cantika karna dia sering main-main saat menyetir.
Sesampainya kita berdua, aku melihat pemandangan pantai yang sangat indah dan sebuah rumah yang sangat bagus.
"Waahhh, indah sekali!" teriakku bagai anak kampungan.
"Kita akan menginap di vila ini!" ucap cantika tersenyum.
"Kamu memberi nama rumah ini Vila?" ucapku bak anak kampungan, "Nama yang bagus!" Lanjutku.
Cantika hanya tertawa mendengarku berbicara, langsung menjelaskan padaku dan berharap lain kali jangan mempermalukan diri sendiri.
Sebenarnya, ayahku cukup kaya, tapi dia tidak pernah mengajakku dan ibuku ke tempat seperti ini. Jadi makhlum jika aku terlihat sedikit kampungan.
Kami memasuki vila dan masuk ke kamar, kamarnya pun sangat indah. Sangat jauh berbeda dengan kamarku, aku meletakkan semua barangku di lemari.
Setelah meletakkan semuanya, kami berbaring karena kelelahan, Cantika memecah hening.
"Sore nanti kita ke pantai yuk, melihat-lihat," ucap cantika menoleh ke arahku.
"Okeee." Singkatku.
Kami tidur siang bersama, hingga suara telepon masuk dari handphoneku membangunkanku. Aku membuka mataku perlahan melihat di layar handphone ku, "Makhluk tidak punya hati!" Tentu saja itu telepon dari ibu tiriku.
Aku mengangkatnya dan mendengar nada lembut ibu tiriku.
Liliana : "Halo!" Suara lembut.
Cherly : "Hmmm?"
Liliana : "Katakan sama sahabatmu jangan lupa memberi mama oleh-oleh limited edition," katanya.
Aku langsung mematikan telponnya, ternyata yang di janjikan cantika adalah oleh-oleh limited edition. Makanya orang tua itu jadi penurut.
Dasar Ratu drama.
Sudah jam 15.00, aku membangunkan Cantika yang tertidur lelap. Menggoyangkan badan cantika dan memanggil namanya.
Cantika membuka mata perlahan dan memandangiku dengan pandangan kosong, dia langsung memelukku. Aku heran dengan tingkah lakunya, dia bergumam "Aku merindukanmu Alex!" Dia memelukku dengan erat.
"Cantika apa-apan sih! ternyata kamu masih tidur?" Aku mengomeli orang yang sedang tidur, sungguh sebuah kebodohan.
Apa-apaan dia? Siapa Alex? Apakah pacarnya? Sejak kapan mereka pacaran? Kok, Cantika tidak memberitahuku! berbagai macam pertanyaan muncul di kepalaku, Cantika yang sering curhat kepadaku kenapa bisa merahasiakan hal seperti ini.
Aku tidak lagi mengganggu tidur Cantika. Aku ganti baju dan bersiap-siap. Berlari keluar vila dengan dress warna merah bermotif bunga mawar sambil membuka ikat rambutku. Aku menikmati indahnya pemandangan, sambil berjalan-jalan di sekitar vila. Angin yang begitu lembut menyentuh kulitku dan membuat rambut teruraiku menjadi bergoyang-goyang.
"Sungguh pemandangan yang indah!" gumamku.
Aku membalikkan badanku dan melihat sosok lelaki yang berdiri memandangiku di salah satu vila dekat vila tempatku, lelaki dengan setelan jas berwarna hitam yang melekat indah di tubuhnya dan itu membuat penampilannya sangat rapi.
Aku melihat sekeliling dan tidak ada seseorang selain aku, lelaki itu benar-benar memandangiku.
"Dia benar-benar melihat ke arahku!" gumamku kebingungan.
Aku menunduk dan mempercepat langkah kakiku menuju vila tempatku. Dia masih memandangiku, sesekali aku melihat ke arahnya dan masih melihatku. Aku begitu gugup baru pertama kalinya ada seorang lelaki yang memperhatikanku.
"Penampilanku natural aku bahkan tidak dandan, bagaimana dia bisa tertarik melihatku?" Pikirku.
Aku membuka pintu vila dengan tergesa-gesa, hampir membuat jantungku copot. Aku masuk dan berlari ke kamar, Cantika terbengong melihat kepanikanku dan langsung bertanya,
"Ada apa?" ucapnya.
"Ohhh, tidak! aku ...." Aku tidak melanjutkan kata-kataku karna gugup.
"Kamu darimana saja? Ayo bergegas ke pantai!" Cantika mengambil baju di lemari.
"Aku ... aku lelah!" ucapku gugup.
"Hah? Kitakan udah tidur siang! Cherly kamu jangan berpikir kita kesini hanya untuk tidur. Kita harus merasakan semua yang ada disini!" jelas cantika tegas.
"Siapa suruh kamu baru bangun!" batinku kesal.
Sebenarnya, aku mau ke pantai. Tapi, mengingat laki-laki tadi yang menatapku aku jadi merasa takut, mungkin ini pertama kalinya aku di pandang.
Iih menyebalkan.
Aku Cherly Aurora dan ini kisahku
*~BERSAMBUNG~*
Hiii ... Terima Kasih telah membaca.
Jangan lupa,
Like,
Favorite,
Komen,
Rating,
Vote, vote, vote dan vote.
Tunggu bab selanjutnya yah...
See you in the next Chapter ....
😇😇😇
Cantika menarik tangan Cherly dan membawanya keluar vila. Cherly gugup, sesekali ia menoleh ke tempat lelaki tadi berdiri.
"Syukurlah dia sudah tidak ada, aku merasa lega sekaligus kegugupanku mulai hilang," batinnya.
"Oh iya, aku lupa bertanya kepada Cantika siapa Alex? Lelaki yang dia sebut di mimpinya," batin Cherly.
Begitu, Cherly penasaran jadi dia bertanya kepada Cantika.
"Cantika, siapa Alex?" tanya Cherly penasaran.
"Hah? Kok kamu tahu? Apa kalian saling mengenal?" tanya Cantika kembali kepada Cherly.
"Aku yang bertanya dan kamu nanya balik!" ucap Cherly menghembuskan nafas.
"A-aku ... aku tidak tahu!" jawabnya gugup namun terdengar tegas.
"Apa dia pacarmu?" tanya Cherly kembali.
"Bisakah kita membahas yang lain?" jawabnya menarik tangan Cherly.
Mereka berduapun saling bergandengan tangan ke pantai untuk melihat-lihat pemandangan. Mereka berdua duduk di sebuah bangku kosong yang bisa menampung 3 orang. Cantika undur diri, katanya dia mau beli minuman tapi melihat tatapannya menuju seorang lelaki dengan dua perempuan di sampingnya, Cherly'pun berpikir mungkin mereka mengenal.
Cantika tergesa-gesa berjalan ke arah lelaki itu, meninggalkan Cherly.
"Loh! katanya mau beli minuman!" gumam Cherly menatap cantika dari kejauhan.
Melihat mereka dari kejauhan, Cherly mulai panik dengan tingkah Cantika yang sepertinya sedang beradu mulut, diapun berlari menuju mereka.
"Kenapa kamu tega Alex?" ucap cantika menangis suara meninggi kepada Alex.
"Alex? Lelaki yang di sebut Cantika di mimpinya tadi'kan?" gumam Cherly mendengar dari kejauhan dan mepercepat langkahnya.
Saat Cherly sampai disana, ia melihat lelaki itu.
"Sepertinya wajahnya tidak asing bagiku!" Pikir Cherly mulai mengingat.
Cherly mendekati Cantika dan menenangkannya, "Cantika ada apa? Apa kau baik-baik saja?" tanya Cherly berusaha mengusap air mata Cantika.
Cherly melihat ke arah lelaki yang ada di depan Cantika, dia pikir mereka pernah bertemu, tapi dimana? pikirannya kembali dipenuhi tanda tanya.
"Kau yang di supermarket itu?" tanya lelaki itu dingin.
"Haaah, jadi kamu ...." Cherly menunjuknya dan heran.
"Aku sudah bilang, kamu akan membayarnya!" ucap Alex dingin dan pergi.
"Siapa kamu? kamu tidak berhak menghakimi orang. Dasar lelaki dingin!" teriak Cherly ketus dan emosi.
Cantika yang masih menangis berusaha menenangkan Cherly, katanya ini bukan sepenuhnya kesalahan laki-laki itu. Dia juga salah karna dia yang memaksa lelaki itu berbuat seperti ini. Jujur saja, Cherly tidak mengerti masalah mereka berdua, hanya saja Cherly emosi karna ternyata lelaki itu yang pernah ia tabrak di supermarket dan membuatnya sial.
Beberapa menit berlalu, Cherly dan cantika berjalan menuju vila, tapi pemandangan yang tidak diinginkan Cantika malah terpajang. Lelaki itu lagi-lagi memangku seorang wanita yang sangat sexy di depan vilanya, membuat Cantika semakin sakit hati.
"Dasar lelaki buaya darat!" teriak Cherly kesal.
Cherly membuka pintu dan membawa Cantika ke kamar dan bertanya kepada Cantika, apa yang sebenarnya terjadi.
"Siapa dia? apa dia pacarmu? lupakan dia! Kau terlalu berharga untuk lelaki brensek sepertinya!" ucap Cherly mengomeli cantika yang masih menangis.
"Aku akan menceritakan semuanya, dia lelaki yang sangat sempurna, sangat sempurna. Dia memiliki segalanya, dia mendapatkan apa yang dia inginkan hanya dengan menjentikkan jari. Dia seorang playboy sejati, seorang lelaki yang berhati dingin dan yang paling penting dia adalah pengusaha terkenal!"
Jelas cantika panjang lebar.
"Jujur, aku hanya tergila-gila padanya, kami pernah kencan. Dia hanya menganggap semua biasa, tapi aku berbeda. Kupikir dia memperlakukanku dengan berbeda, dia peduli padaku, kami juga sering melakukan hal yang aku senangi. Dibanding perempuan lain dia lebih tertarik padaku!" Lanjut cantika sambil meneteskan air mata.
"Brengsek! Aku akan menemuinya dan membuatnya minta maaf padamu!" teriak Cherly berdiri membuka pintu.
"Tidak, jangan!" Suara kecil cantika terdengar sedikit serak.
Cherly meninggalkan Cantika yang masih menangis tersedu-sedu.
Dia mendatangi vila lelaki yang bernama Alex itu, untuk meminta pertanggung jawaban. Saat ia di depan pintu, ia mendobrak pintunya tapi, tidak bisa terbuka. Suara langkah kaki terdengar dari belakangnya, Cherly menoleh dan melihat tatapan lelaki itu yang sangat dingin.
"Ada apa mencariku? apa kau juga seperti temanmu, yang mendatangiku demi popularitas?" tanyanya kepada Cherly tanpa ekspresi.
"Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan!" Cherly menunjuk-nunjuknya dengan tatapan kebencian.
"Kamu mau apa jika aku tidak mau bertanggung jawab?" tanyanya kepada Cherly.
Cherly hanya terdiam kehabisan kata-kata, dia tidak berdaya sama sekali.
"Kamu harus minta maaf pada Cantika!" tegas Cherly menarik paksa tangan Alex.
"Kamu memerintahku?" Melawan dan melepaskan tangannya dari tangan Cherly.
"Atas dasar apa? Lihat dirimu! Siapa kau? Beritahu kepada temanmu aku bisa saja menghancurkan kehidupannya!" Lanjut Gino mengancam.
Gino melangkah ke arah Cherly dengan emosi, Cherly mundur secara perlahan hingga menabrak pintu vila Gino. Cherly gemetar, ia takut melihat mata Gino yang sangat tajam. Cherly mendengar suara detak jantungnya yang tidak beraturan membuatnya makin gelisah, dan pada saat Cherly berusaha kabur, Gino menarik lengan dress yang dipakai Cherly membuatnya robek. Cherly berusaha menutup Dadanya dengan tangan, berlari tanpa menoleh sedikitpun. Dia menangis, ini kedua kalinya ia dilecehkan dan yang paling parah ia dilecehkan oleh seseorang yang bahkan tidak dikenalnya.
Saat Cherly masuk vila dengan pakaian yg berantakan dan membuat cantika angkat bicara.
"Aku sudah bilang jangan pergi!" ucap Cantika khawatir.
Cherly menangis tersedu-sedu, "Ini yang kedua kalinya aku dipermalukan, aku trauma dia memperlakukanku dengan kejam. Aku bukan perempuan murahan seperti yang dia pikirkan!" Jelas Cherly dengan nada rendah dibanjiri air mata.
"Dia seperti itu, apapun yang dia inginkan dia akan melakukannya. Masih untung, dia tidak melakukan hal yang lebih kejam." Cantika menatap Cherly dengan penuh peduli.
"Jangan berhubungan dengannya lagi, apa yang kau sukai dengan dia? Dia adalah lelaki berengsek!" Cherly mengomeli Cantika dengan nafas tidak beraturan karna menangis.
"Dia bahkan tidak menghargai seorang wanita, bagaimana kau akan bahagia dengannya? Lupakan dia! Masih banyak lelaki yang tertarik padamu." Cherly menceramahi Cantika.
"Jangan mencari masalah lagi dengannya, dia lelaki berhati dingin yang tidak punya perasaan. Aku tidak ingin dia menghancurkan hidupmu lebih parah lagi." Lanjut Cherly menatap mata sahabatnya.
"Kehidupanku akan tetap hancur, dan kuharap hidumu tidak dihancurkan!" Cantika menatap mata Cherly dalam-dalam. Dia menyuruh Cherly untuk menganti dressnya yang robek, Cantika meminjami Cherly bajunya untuk dipakai, karna ia hanya membawa beberapa baju.
Setelah mengganti pakaian, mereka berdua menuju ke dapur untuk memasak makan malam. Ini pertama kalinya bagi Cantika karna di rumahnya ada pembantu, berbeda dirumah Cherly, Cherlylah yang menjadi pembantu. Hidup Cherly sengsara sekali.
Soal lelaki tadi yang melecehkan Cherly dia masih saja mengonta ganti wanita untuk menemaninya duduk, Cherly penasaran bagaimana kehidupannya nanti jika dia seperti ini, apakah dia akan menemukan seseorang yang dia cintai? bagaimana kalau dia juga dicampakkan? Lucu sekali, itulah yang namanya Karma.
*~BERSAMBUNG~*
Hai dear, ini tahap revisi yah. Nona harus memperbaiki tanda baca dan pemakaian puebinya agar novelnya semakin kedepan.
See you in the next Chapter ....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!