NovelToon NovelToon

Cinta Si Gadis Pendek

Perkenalan..

Hallo semua ini...

Ini karya ku selanjut nya...

Karya ini sedikit berbeda dari yang sebelum nya. Karna mengangkat kisah cinta bernuansa remaja.

Kisah cinta dari seorang gadis dengan tinggi di bawah rata -rata.

Cekidot langsung kita kenalan yuk...😁

...PERKENALAN TOKOH CINTA SI GADIS PENDEK....

Raehan Angelina

Panggil saja Raehan atau Rae. Namanya memang mirip laki- laki, tapi yakin lah dia seorang gadis. Raehan adalah gadis yang tumbuh di tengah-tengah keluarga yang harmonis. Sehingga, ia tumbuh menjadi gadis yang ceria, humoris, dan supel.

Ia sangat mahir beradaptasi dengan orang-orang di sekitarnya. Membuat siapa saja yang ada di dekatnya akan terbawa suasana ceria. Namun, dirinya bukanlah gadis yang sempurna. Ia memiliki tinggi badan hanya 150 cm. Membuat dirinya menjadi siswi terpendek di kelas.

Akan tetapi, kekurangan itu tidak menutupi kelebihan yang menonjol darinya. Dia adalah gadis yang cerdas dan pintar. Selalu menjadi yang pertama, tapi yang paling menonjol adalah kepandaiannya dalam berbicara. Raehan begitu lihai dalam berdebat dan dapat membolak-balikkan perkataan lawannya.

Kulit putih bak susu, bibir yang tidak terlalu tipis dan tebal yang selalu di oles dengan lipbam pich, rambut lurus sepunggung dengan bandana lucu yang selalu bertengger di atas kepala. Membuat penampilannya terlihat seperti kenakan-kanakan.

Agara Vanderzee

Pria dengan tinggi 180. Tubuh yang proposional. Digilai oleh gadis-gadis di Milver High School. Agara memiliki sifat yang jauh bertolak belakang dengan Raehan. Ialebih senang menyendiri, jauh dari pergaulan teman-temannya. Introvert, itulah sifat yang pas untuk menggambarkan kepribadian pria remaja itu.

Agara tidak menyukai para gadis yang sering mendekatinya. Hal itu selalu membuat ia merasa muak dan jenuh. Akan tetapi, di balik sifat introvertnya, Agara adalah anak manja yang selalu haus akan kasih sayang orang tua.

Namun, sayangnya ke dua orang tua Agara adalah sosok yang sibuk dan gila dalam pekerjaan. Membuat Agara harus tinggal sendiri dan menjalani hari-hari yang sepi ketika masa kecilnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Oke semua... Mari lanjut ke episode pertama...😁 Yok chek langsung... Bagi yanh udah penasaran... Di jamin seru kisah cinta nya di tambah dengan para pemeran pendukung yang tidak kalah seru....

Hari pertama.

...1...

Sebuah vespa berwarna orange terlihat sedang melaju bersama beberapa kendaraan. Seorang pria paruh baya sedang membonceng seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah.

Gadis itu tersenyum lebar hingga membuat kedua pipinya mengembung lucu. Seragam yang ia kenakan bukanlah seragam sekolah biasa, tapi seragam sekolah salah satu sekolah terfavorit di kota Milver, yaitu Milver High School. Sekolah berakriditas terbaik dengan fasilitas yang memadai.

"Popsy, apa Popsy akan pulang ke desa hari ini?" celetuk sang gadis melempar pertanyan dengan sedikit berteriak dari belakang sang ayah.

Raehan Angelina, itulah namanya. Gadis berbola mata coklat dengan bulu mata yang tidak lentik. Bibir yang dioles lipbam pich itu tersenyum lebar sambil memeluk erat pingang pria yang di panggil Popsy. Bandana berwarna cream berbentuk telinga kelinci terpasang lucu di atas kepala. Penampilannya sedikit kekanak-kanakan, tapi percayalah, kini dia menginjak kelas sepuluh.

"Iya, Rae. Popsy harus pulang sore nanti. Popsy tidak bisa terus menemanimu di sini, Popsy harus bekerja juga. Jagalah dirimu di kota asing ini. Setiap sebulan sekali Popsy akan datang untuk menjengukmu. Jadilah, anak yang berprestasi, jangan membuat ulah lagi seperti sekolahmu di desa," pesan Pak Levi pada putri cantiknya itu. Sementara itu, ia terus memutar gas motor untuk sampai di sekolah baru sang putri.

Sebuah bangunan mewah menjulang tinggi dengan pelang besar di depannya. Milver High School. Raehan segera menapakkan kakinya di trotoar. Ia tersenyum dengan sangat lebar sambil berdiri tegap, memandang takjub bangunan kokoh di depannya. Pak Levi menurunkan standar vespa. Ia tidak memungkiri, jika sekolah ini adalah tempat bersekolah Raehan.

"Wahhh, Rae, sekolah barumu sangat bagus dan besar," puji Pak Levi memandangi wajah sumringah putrinya.

"Aku pasti sangat nyaman bersekolah di sini Popsy. Sekolahnya sangat luar biasa. Aku pasti, tidak akan rindu rumah dengan sekolah di sini." Raehan memicingkan matanya.

"Popsy harap juga begitu. Jadi, Popsy tidak khawatir jika kamu nanti merenggek terus ingin pulang ke rumah, dan Momsy tidak perlu susah-susah membujukmu," kilah Pak Levi tersenyum jahil.

"Ihhh, Popsy. Apa artinya, Popsy mengusirku dari rumah?" sungut Raehan dengan bibir yang dimanyunkan ke depan.

"Ahhh, Sudahlah. Pokoknya kamu harus jaga diri di kota asing ini. Jangan lupa, menelpon Popsy kalau ada sesuatu yang kamu butuhkan. Sekarang masuklah! Popsy akan segera mengemas dan mengejar kereta untuk ke desa. Ingat jangan ikuti trend pergaulan di sini, mengerti!" pesan Pak Levi panjang lebar dengan mengayun-ngayunkan jari telunjuknya di depan wajah sang putri.

"Baiklah Popsy. Aku akan masuk, Popsy hati-hati ya. Jangan lupa, makan saat di perjalanan nanti. " Raehan memeluk sang ayah singkat dan mengecup pipi Pak Levi hangat.

Pak Levi juga tidak tinggal diam, sebelum pergi dia mencium pucuk kepala sang putri. Yang mulai sekarang tinggal jauh dari keluarga. Putri kecil dan cerewetnya akan tinggal sendiri di kota Milver ini yang sangat baru untuk putri sulungnya tersebut. Pak Levi mencabut kunci Vespa dari lubangnya, kemudian memberikan kuci itu pada Raehan.

"Jaga si orange dengan baik. Mandikan dia setiap sekali seminggu. Bersikap baiklah padanya, Mengerti!" ujar Pak Levi lagi dengan tangan mengelus motor vespa tersebut.

"Iya, Popsy yang bawel," dengus Raehan pelan. Melihat tingkah sang ayah yang begitu menyayangi vespa orange ini.

Mulai sekarang dan seterusnya vespa tersebut akan menjadi patner Raehan. Ia akan mengendarai vespa jaman jadul ini untuk berangkat dan pulang sekolah.

"Masuklah!" peritah Pak Levi dengan memasang senyum tidak rela. Sebenarnya ia tidak rela jika harus membiarkan sang putri hidup sendiri, tapi yakinlah dirinya melakukan semua ini karena memiliki alasan yang kuat. Raehan melangkahkan kakinya, meninggalkan sang ayah yang masih mengawasi dirinya.

Beberapa orang siswa maupun siswi mulai datang berdatangan. Suasana sekolah benar-benar ramai, berbeda dengan sekolahnya dulu. Dimana siswanya bisa dihitung dengan mudah.

Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar di sini. Pasti akan sangat menyenangkan. Batin Raehan memasang wajah senang dan gembira. Bahkan, Raehan sampai berjinjit dan menahan tawa karena kini hatinya sangat berbunga-bunga.

"Perhatian, perhatian! Untuk seluruh siswa-siswi baru, untuk segera ke lapangan utama karena kegiatan hari ini akan segera dimulai!" Suara seseorang dari spekear itu mengalihkan perhatian Raehan.

Dirinya semakin bersemangat saat mendengar panggilan tersebut. Kegiatan akan segera dimulai. Hari pertama sekolah pasti akan sangat menyenangkan. Semua siswa-siswi kini berhamburan menuju sumber suara. Khususnya para murid baru yang akan melaksanakan MPLS, yaitu Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.

Semua murid baru sudah berkumpul di lapangan utama. Lapangan yang begitu luas dengan ukuran yang tidak bisa di ukur oleh Raehan. Ia sejak tadi hanya menyunggingkan senyum sambil tangannya memegang rangsel. Hari ini ia benar-benar bersemangat.

Akan tetapi, di sini ia juga sedikit minder dan insecure. Alasannya karena masalah tinggi badan. Yah, tinggi badannya hanya 150 cm. Hal itu membuat dirinya lebih pendek dari teman-temannya yang lain.

Namun, hal itu tidak menjadi peluntur semangat Raehan. Di barisan sebelah sana, juga ada siswi yang memiliki tinggi badan yang tidak jauh berbeda dengan dirinya. Mungkin nanti, ia bisa berteman dengan siswi tersebut yang terlihat sangat berkelas.

"Hitungan ketiga. Kalian harus sudah berbaris dengan rapi! 1 ... 2 ... 3 ...!" titah seseorang yang begitu jelas terdengar.

Seluruh siswa segera merapikan barisan mereka. Tidak terkecuali Raehan yang segera merangsek untuk mendapat barisan terdepan. Dirinya tidak ingin berbaris di bagian belakang karena pasti tubuhnya tidak akan terlihat.

Seorang siswa laki-laki dengan rambut biru, tengah mondar-mandir sambil memegang speaker. Siswa laki-laki tersebut terus memberikan intruksi untuk merapikan barisan. Sesekali, dia turun tangan mendorong dan merapikan barisan siswa maupun siswi baru.

"Hei, kamu! Apa tidak mengerti aturan baris berbaris," ketus orang tersebut sambil menyenggol bahu Raehan.

Raehan terkejut akan suara bariton dan ketus yang berasal dari belakangnya. Raehan segera membalikkan tubuh, netranya mendapati seorang siswa senior berwajah tampan dengan rambut hitam berkilau. Siswa laki-laki itu memandang Raehan dengan ekspresi jutek.

"Maaf, Kak. Aku akan pindah ke belakang." hembus Raehan dengan sedikit gugup, melihat ekspresi pria itu yang sama sekali tidak bersahabat dengannya.

"Baris sesuai tinggi badanmu!" serunya lagi penuh penekanan.

...----------------...

...****************...

Terus pantangin cerita nya ya...

Like

koment.

Vote

gift.

Rak favorit.

Yuk dukung terus karya ini....

Aku jatuh cinta..

...2...

"Baris sesuai tinggi badan mu...!!" Ujar nya lagi dengan penekanan.

Raehan lalu menyeret tubuh nya untuk kembali ke barisan belakang. Lagi- lagi karna tinggi badan dia harus di perlakukan jutek oleh orang lain. Sungguh sangat menyebalkan.

Apa salah nya jika dirinya memiliki tubuh pendek. Tapi kan tidak pendek - pendek amat.

Raehan mendengus kesal, dan kembali mengulas senyum. Percuma diri nya menimpali ucapan senior jutek itu. Toh memang kenyataan nya jika diri nya pendek. Tidak seperti yang lain menjulang tinggi seperti tiang listrik.

Kini, semua barisan telah rapi, sesuai dengan tinggi badan masing- masing. Di mana yang tinggi akan menjadi yang terdepan. dan yang pendek akan menjadi yang paling belakang.

Sesekali Raehan memiringkan kepala nya ke samping, agar bisa melihat ke depan. Karna pandangan nya benar- benar tertutup oleh siswa di depan nya yang lebih tinggi.

"Berdiri yang tegap, jangan memiringkan kepala mu.. Seperti pohon kelapa..." Sentak suara bariton yang sama, membuat Raehan menegak kan kepala nya.

"Ta....---"

"Jangan membantah ikuti aturan di sini..." Potong pria berambut hitam itu lagi dengan ketus, saat melihat bibir pich Raehan akan bicara. Lalu segera melangkah maju menuju arah depan.

"Iiii... Jutek sekali... Apa tidak bisa berbicara manis kepada murid baru... Menyebalkan sekali... Coba kalo bisa sudah ku pites jadi sembilan kamu seperti kutu..." Batin Raehan mengumpat. Di pagi hari yang cerah ini, sudah dua kali diri nya kena omelan dari pria yang sama. Yang tidak lain adalah senior nya.

"Selamat pagi semua....!!!" Suara sapaan yang begitu berwibawa kini menggema. Membuat suara bising dan bisik- bisik dari para murid baru seketika lenyap. Tergantikan dengan suara hening.

Tampak di depan sudah berjejer beberapa murid senior dengan tiga orang dewan guru. Salah satu nya adalah yang sedang memegang mikrofon dengan aura berwibawa.

"Saya ucap kan selamat bergabung menjadi keluarga besar Milver high school... Saya harap hari ini kabar kalian baik- baik saja... Saya yakin saya tidak perlu memperkenalkan diri karna kalian sudah pasti mengenal saya..." Pria paruh baya dengan sejuta wibawa itu terdiam sejenak.

"Kepala sekolah....!!!" Teriak para murid baru dengan serempak dan lugas.

Hal itu membuat nya tersenyum lebar. Bagaimana bisa diri nya tidak di kenali , sementara foto dan namanya terpampang jelas di setiap poster dan vamplet sekolah.

"Kalian sangat pandai... Seperti tradisi dan peraturan sekolah ini , selama tiga hari berturut - turut akan di adakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah... Atau yang biasa kalian kenal dengan MPLS. Saya berharap kalian bisa bekerja sama dengan para Osis yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini... Untuk itu saya kepala sekolah Milver High School membuka kegiatan ini... Dan semoga kalian bisa menikmati setiap kegiatan tersebut...." Lugas kepala sekolah dengan satu tarikan nafas. Membuat seluruh siswa dan siswi baru bertepuk tangan.

Prok...

Prok...

Prok..

Seorang pria dengan penampilan bak super star, menghampiri sang kepala sekolah dan menerima mikrofon.

Wajah indah dengan mata bulat. Rambut hitam ke abu- abuan dan tubuh tinggi. Benar- benar karya tuhan yang hampir sempurna.

"Ya ampun... Kakak kelas itu ganteng banget... Aku langsung ke cantol ama dia deh..."

"Pilih aku jadi pacar mu kak.."

"Aku rela menyerahkan semua nya hanya untuk mu..."

Ujar semua siswi wanita dengan sangat antusias. Bagaimana tidak kini di hadapan mereka tengah berdiri dengan tersenyum lebar seorang murid laki - laki yang tampan. Yang pasti nya membuat mata- mata mereka terpesona.

"Selamat pagi semua... Aku Dion pratama, selaku Ketua osis di sekolah ini... Akan membagi kalian dalam 8 gugus. Yang akan di kontrol langsung oleh enam belas anggota osis lain nya.... Baik lah langsung saja aku akan membacakan nama- nama kalian. Silah kan ikuti intruksi dari kak michel." Ujar Dion dengan tersenyum hangat. Ia mulai membacakan satu persatu nama murid baru dan menggiring mereka untuk masuk sesuai dengan kelompok gugus masing- masing.

"Raehan Angelina..." Panggil Dion dengan menatap ke arah barisan murid laki- laki.

Raehan langsung melejit ke arah depan, dan berdiri di depan Dion dengan menyungingkan senyum manis. Setelah sekian lama menunggu, akhir nya nama nya di panggil dan akan bergabung di gugus tujuh.

"Raehan Angelina...!!" Panggil Dion lagi, sedang kan mata nya mencari murid dengan nama tersebut di barisan para siswa laki- laki. Namun netra nya tidak kunjung melihat salah satu dari mereka keluar barisan. Membuat Dion kembali memanggil nama tersbeut.

"Raehan Angelina...!!" Sekarang Dion memanggil dengan lebih keras.

"Astaga apa kakak ganteng ini mengira aku laki- laki..." Batin Raehan dengan mengikuti ekor arah mata Dion yang masih mencari pada kerumunan siswa laki- laki.

"Sekali lagi... Untuk Raehan Angelina....!!!"

"Aku di sini kak..." Sosor Raehan dengan mengangkat tangan ke udara.

Dion langsung mengalihkan pandangan nya ke arah sumber suara. Sang pemilik nama yang di panggil nya berulang kali ternyata ada di hadapan nya. Dan dia seorang gadis, membuat Dion memicing kan mata.

"Kau..???" Tanya Dion yang masih tidak percaya. Bukan kah nama yang di sebut nama laki- laki lalu kenapa yang muncu seorang gadis, Pikir Dion.

Raehan mengangguk dengan cepat.

"Ya itu aku...."

"Ha... Ha....ha..." Michel langsung tertawa terpingkal- pingkal mengetahui jika pemilik nama laki- laki itu adalah seorang gadis. Membuat nya merasa ini adalah sesuatu yang lucu. Begitu pula dengan Dion yang terkekeh akan hal itu.

"Apa ada yang lucu...??" Tanya Raehan dengan perasaan sedikit tidak suka dengan tingkah dua orang senior di depan nya.

"Hmmmm... Aku pikir kamu tadi laki- laki..." Dehem Dion yang masih menahan tawa nya.

"Aku ini perempuan kak.. Nama ku saja yang laki- laki... Tapi aku perempuan.. Aku tahu nama ku memang unik.. Jadi kakak pasti mengira jika nama Raehan hanya untuk laki- laki kan... Tapi nama itu juga cocok untuk seorang perempuan..." Jelas Raehan dengan nada bicara yang cepat.

Dion tersenyum mendengar penjelasan polos dari seorang gadis imut dengan bandana kelinci yang bertengker di kepalanya.

"Ternyata kamu PD sekali ya...---"

"Dion...!!" Panggil seorang pria dengan rambut merah berkilau dan menghampiri ketua osis tersebut , dengan membawa beberapa lembar kertas di tangan nya.

Deg...

Deg..

Deg..

Jantung Raehan langsung terpompa dengan keras, saat mata nya menatap pria di depan nya yang berhasil membuat pandangan nya terpaku.

Tubuh tinggi dan bidang, bibir sensual. Garis wajah yang tegas, dengan tatapan mata yang tajam lebih tajam dari elang. Dan Rambut merah berkilau nya yang menambah ketampanan hakiki pria di depan nya.

"Woah... Dia tampan sekali..."

"Semua osis di sekolah ini benar- benar tampan semua..."

"Hati ku meleleh... Ohhh tuhan..."

Ujar riuh suara para siswi wanita yang kembali mengagumi ketampanan laki- laki yang baru saja datang.

Tidak kecuali dengan Raehan. Dia juga terpana dan terpesona dengan ketampanan pria yang berdiri tepat di depan nya. Diri nya gadis normal dan menganggumi pria tampan jadi wajar jika dia sama norak nya dengan siswi- siswi yang lain nya.

"Ya ampun dia tampan sekali... Bibir nya sensual sekali... Uuuu jantung ku akan lepas dari dada ku melihat ketampanan nya ini... Aku jatuh cinta pada pandangan pertama... Ohhh.. Aku harus mendapat kan nya..." Batin Raehan dengan sejuta keyakinan yang ada di dalam hati nya.

...----------------...

...****************...

Terus pantangin cerita nya ya...

Like

koment.

Vote

gift.

Rak favorit.

Yuk dukung terus karya ini....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!