Hallo...ini novel keduaku, kali ini aku menceritakan tentang kehidupan gadis manja yang ingin menjadi mandiri..ikuti kisah Tinka ya😘 Pengenalan Tokoh ;
...TINKA ( source pic pinterest )...
...Adrien ( source pic pinterest )...
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Hari ini pernikahan Tinka dan Kevin, mereka adalah anak-anak orang terkaya di kota mereka, seperti pernikahan putri dan pangeran di gelar sangat mewah dan sangat glamour di hotel ternama.
Mereka berdua di jodohkan oleh orangtua mereka.
Ibu Kevin dan Tinka memang bersahabat banget dan mereka membuat perjanjian ingin menjodohkan anak-anak nya kelak. Mereka berdua istri Pengusaha-Pengusaha sukses di kota itu, jadi bikin arisan ibu-ibu sosialita. Sedangkan Tinka anak satu-satunya alias anak tunggal, manja dan pemalas. Berbeda dengan Kevin anak yang tekun, pintar dan rajin, Kevin anak pertama dari 3 bersaudara jadi dia sudah terbiasa bertanggung jawab.
"Tinka,..kamu beruntung banget, nikah sama pangeran, ihhhhhhh...pengen jadinya, pasti seneng deh, kamu udah jadi istri baik-baik lho" ucap Desy temen kuliah Tinka hingga saat ini mereka masih berteman akrab seperti saudara.
"Tapi Des, aku kan ga deket sama Kevin, apanya yang seneng, ngaco.." jawab Tinka menampik perkataan Desi di tengah keramaian pesta.
"Kamu tuh dapat cowok cakep, kaya lagi, gak mau udah deh buatku aja" Desi terkekeh menggoda temennya.
"Ambil sana" ucap Tinka sambil mencubit hidung temennya.
"Eh, itu suamimu datang, udah ah kaburrr" Ucap Desi meninggalkan temannya.
"Kamu lelah?, mau istirahat?" tanya Kevin ke arah Tinka.
Gila ni cowok to the point banget, udah ngajak ngamar. Pikir Tinka dalam hati.
" Tunggu sebentar lagi" ucap Tinka gugup
"Soalnya aku mau ke kamar, kalau mau bareng!" Ajak Kevin ke Tinka.
Aduh ko aku deg deg an ya, ni cowok maksa banget.
"Duluan aja!" ucap Tinka ke Kevin.
Kevin berjalan meninggalkan Tinka, sambil menoleh sesekali ke arah Tinka.
Ibu Tinka datang menghampiri.
"Kamu ngapain masih di sini?, itu suamimu dah pergi istirahat, temenin sana, wong udah nikah ko diem-dieman " ucap ibu Tinka sambil melotot
Tinka beranjak dengan sangat malas.
"Iya mihh" timpal Tinka
"Dasar anak mamih" sahut ibunya.
Aduh aku deg deg an gini, padahal waktu kuliah terkenal playgirl tapi sekarang ko aku ciut. Tinka membatin.
Sampailah di depan pintu kamar pengantin yang di siapkan pihak hotel special.
Tinka berdiri lama depan pintu kamar hotel masih mengenakan pakaian pengantinnya.
Ku coba ketuk kali ya, pikir Tinka.
Dia mengetuk lalu pintu kamar terbuka, Kevin yang sudah melepaskan jasnya dan hanya tinggal kemeja saja, mempersilahkan istrinya masuk.
Mereka hanya terdiam duduk di pinggir ranjang, tak tahu harus berbuat apa?
Tiba-tiba Kevin memegang baju pengantin Tinka. Tinka terperanjat.
"Ku bukain bajunya ya, mungkin kamu pengap?" ucap Kevin.
"iya boleh" Tinka gugup
Saat Kevin membuka baju Tinka dan berhadap-hadapan, Tinka gugup dan hatinya tak karuan, Kevin pun sama.
"Aku boleh cium kamu?" tanya Kevin meminta izin Tinka.
Tinka pun mengangguk dan mereka melakukan malam pertama mereka.
☆☆☆☆☆☆☆☆
Mereka pun menikmati sebagai pengantin baru dan bepergian honeymoon selama satu minggu ke luar negeri. Dan menjadi semakin dekat.
Saat Honeymoon Handphone Kevin selalu berbunyi dan membuka laptopnya dia sangat sibuk dengan kerjaannya membuat Tinka kesal.
"Apa kamu tidak bisa meninggalkan Handphone mu sebentar dan menikmati Honeymoon kita?" Tinka merajuk
"Tidak bisa, karena tidak ada yang bisa mengerjakannya selain aku, ayah sudah mempercayakan semua padaku, jadi aku harus membantunya, jangan sampai banyak proyek terbengkalai" ucap Kevin asik sendiri dengan laptopnya.
Tinka kesal tidur membelakangi Kevin.
Untuk apa honeymoon ke luar negri tapi ga bisa nikmatin pikir Tinka menggerutu.
☆☆☆☆☆☆
Sudah satu bulan Tinka dan Kevin menikah, mereka sudah di belikan rumah, oleh keluarga Kevin di komplek perumahan mewah, mereka memiliki asisten rumah tangga 3. Tapi Tinka yang masih seperti anak remaja itu selalu cuek dengan kehidupan rumah tangga nya, selalu pergi menyetir sendiri pergi ke cafe langganan nya yang menjual aneka kopi dan membeli kopi kesukaan nya cappuccino dengan banyak foam.
Dia duduk di cafe itu bisa berjam-jam, kadang sendiri ataupun di temani Desy teman dekatnya.
"Kamu pergi keluar mulu, suamimu ga nyariin?" ucap Desy yang di telepon Tinka langsung datang buat nemenin minum kopi.
"Nyariin!, dianya aja sibuk banget Des, aku bosen!"
ucap Tinka kesal.
"Tinka, ko kamu agak pucet?, abis berantem atau marahan ya?, mukamu lemes" ucap Desy memperhatikan temannya.
"Tau nih dari pagi perutku mual, cuma pengen minum kopi terus" jawab Tinka
"Periksain ke dokter lho, pucet banget" ucap desy menyarankan
"iya, aku mau balik ah, puyeng kepalaku" ucap Tinka ambil kunci mobilnya dan beranjak pergi.
Sesampainya di rumah, Tinka melihat Kevin duduk di sofa menunggunya.
"kamu kan sudah menjadi istri harus jadi istri yang baik donk seperti ibukku, kamu dari mana sudah sore baru pulang, tiap hari pergi terus" ucap Kevin menyudutkan Tinka.
"aku ngopi tadi, duh perutku ko sakit" ucapnya menghindari Kevin dan lari ke kamar mandi
Kevin hanya menggeleng.
Di kamar mandi Tinka muntah-muntah, pas keluar kamar mandi ada pembantunya berdiri depan pintu memberikan handuk kecil.
"Nyonya hamil ya, pucet banget?" kata mbo minah pembantunya yang lumayan agak sepuh.
"Hamil!" kata Tinka dan memanggil Kevin
"Kevin belikan aku test pecks " suruh Tinka kepada suaminya
"Kamu hamil?" Kevin terkesiap lalu pergi keluar dengan mobilnya.
Setelah di cek ternyata benar Tinka positif, Kevin menelepon keluarganya dan keluarga Tinka mengabarkan.
Usia kandungan Tinka sudah menginjak 9 bulan, sudah waktunya HPL, dia sudah susah sekali untuk berjalan, bahkan untuk tiduran pun dia sudah terasa pengap.
Untuk check up dokter dan keperluan lainnya Tinka mempunyai supir yang mengantarnya ke mana saja, karena suaminya yang sibuk dan tak ada waktu buatnya.
"Cihh!, suami macam apa dia?, selalu pergi alasan bisnis dan tak memperhatikan istrinya yang sedang mengandung" ucap Tinka yang sedang mengobrol dengan Desy di sebuah mall.
"Jangan buruk sangka dulu, mungkin emang sibuk, kata orang, orang yang sedang hamil tidak boleh banyak pikiran" ucap Desy kepada temannya menasehati.
"Fakta!!!, masa pergi pagi pulang malam istri lagi hamil, belum lagi setiap weekend di rumah dia cuma sebentar, paling yang di lakukan nya di rumah mengomentari istrinya, jangan malas dong tuh liat ibuku ibu yang baik, arghhhhh bosan" ucap Tinka lemas
"Ko gitu?, kamu ga cerita ke orang lain lagi kan selain ke aku?, keadaan kamu kayak gini" tanya Desy
"Ga lah, gila!!, aku pernah coba cerita ke mama ku, dia bilang apa, jangan manja Tinka berumah tangga itu harus saling memahami" ucap Tinka marah.
"Eh, bulan ini kamu HPL kan?, masih jalan-jalan aja, kamu ga takut tar mbrojol lho!" ucap Desy keheranan
"Bosen aku di rumah Des, lagian dokter bilang HPL ku 2 minggu lagi, jadi santai aja" ucap Desy santai
"Tinka, ada cowok bule dia nge chat aku ngajakin serius dari jerman, aku kenalan lewat applikasi jodoh gitu, menurutmu gimana?" Desy curhat.
"Ambil aja daripada tar lu jadi perawan tua, hahaha " ucap Tinka meledek sambil tertawa terbahak-bahak
"Aduh ko tiba perutku melilit ya?, ini aku ngompol ga berhenti-berhenti!!?" ucan Tinka langsung berdiri dari kursi.
'"Haduh Tinka !!!, kamu jangan-jangan, Tolong waitress, cepet!" ucap Desy panik sambil memanggil-manggil orang
"Telepon pak Tarno dari hpku des, dia supirku cepet" Tinka menyuruh Desy sembari memberikan handphone nya.
"Halo pa tarno, cepet ke cafe sakura coffee ini Tinka mau lahiran, cepeeet!!" ucap Desy panik.
Tidak lama supir dan beberapa security mall datang membawa Tinka masuk mobil, langsung dia antarkan ke Rumah Sakit tak lupa Desy ikut menemani temennya itu.
2 jam kemudian lahir putri pertama Tinka dan Kevin , kedua keluarga hadir di Rumah Sakit itu karena Desy mengabarkan kepada orang tua Tinka.
Tapi Kevin tidak kunjung datang, sudah di telpon ibunya mengabarkan kalau istrinya melahirkan, tapi Kevin tidak mengangkat telepon.
40 menit kemudian Kevin datang ke Rumah Sakit diapun berlari masih menggunakan jas kantor, memaksa masuk ke kamar vvip istrinya, di lihatnya sudah berkumpul semua keluarga.
Kevin melihat Tinka menggendong bayi yang sangat cantik.
"Ini putrimu Kevin" ucap ibu Kevin yang membuyarkan lamunannya.
Kevin berjalan pelan mendekati istrinya yang sedang menggendong putrinya itu, lalu memeluk keduanya.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Sudah berumur 1 bulan putri Kevin dan Tinka, mereka memberikan nama Jane.
"mbo minah!!, ini baby jane pup, tolong bii" ucap Tinka panik setiap bayinya pup.
Setiap hari selalu ramai teriakan Tinka memanggil pembantunya minta tolong padahal Tinka sudah punya suster bernama Nina tapi yang selalu di percayainya hanya mbo minah. Belum lagi setiap malam harus bergadang membuat Tinka lelah.
Kadang Tinka merasa cuek suster Nina yang mengurus bayinya dia asik main handphone tapi lagi-lagi suaminya selalu berkomentar agar Tinka menjadi ibu yang baik.
"mbo, aku lelah, aku pengen kembali jadi Tinka yang dulu, jalan-jalan bareng temen, huh" keluh Tinka curhat pada mbo minah.
"Jangan gitu dong Nyonya, baby jane lucu dan cantik lho, sabar nyonya gak kerasa pasti baby jane sudah besar dan nyona Tinka bisa bebas lagi"
"Iya mbo, emang dia lucu kalau lagi bobo anteng tapi kalau dah nangis, hadehhh" ucap Tinka sambil menatap anaknya yang sedang bobo pulas.
Kadang ibu Kevin datang menengok ataupun ibunya Tinka datang mereka menemui cucu pertama mereka.
Tapi Tinka dan Kevin semakin menjauh satu sama lain, mereka jarang sekali bertemu, Kevin yang sibuk pulang malam sedangkan Tinka yang sering tertidur di kamar baby Jane, apabila weekend pun Kevin kadang pergi meninggalkannya di rumah.
Suatu hari baby Jane dari pagi nangis terus, ASI yang masuk dia muntahkan, gelisah, rewel dan kolik, semua orang di rumah panik, Tinka telepon Kevin tapi tidak di angkat, akhirnya Tinka pergi ke Rumah Sakit di antarkan supir dan di temani mbo minah dan suster nina.
"Bu, bayi ibu terkena asam lambung atau GERD, biasakan setelah menyusu biarkan bayi ibu bersendawa, itu kondisi wajar bayi sampai umur 3 bulan masih sering seperti ini, tapi apabila sudah berlebihan itu berbahaya, ini ada obat tetes pereda asam lambung, biarkan bayi ibu nyaman saat menyusu dan biasakan bersendawa setelah menyusu " ucap dokter itu kepada Tinka. Tinka pun bersiap pulang dari Rumah Sakit.
Tinka yang panik sedari tadi, merasa marah sekali kepada suaminya Kevin, sungguh suami macam apa di telepon istrinya karena anaknya sakit dia sibuk banget, Tinka pun penasaran apa yang dilakukan Kevin di kantor nya sampai dia tidak mengangkat teleponnya, batin Tinka.
Di dalam mobil menuju pulang ke rumah Tinka terdiam sambil memperhatikan anaknya terlelap tidur di pangkuan baby sister nya. Di dalam hati Tinka yang penuh amarah, dia berpikir harus memberitahukan suaminya tentang keadaan putrinya langsung ke kantor suaminya, Tinka menatap marah dan kesal.
"Mbo dan suster, bawa baby jane pulang ke rumah ya kita antarkan dulu, saya ada keperluan setelah ini dengan pak Tarno " ucap Tinka kepada dua asistennya.
Sesampainya di rumah Tinka mengantarkan bayinya ke kamar, lalu dia bersiap masuk ke dalam mobil yang sedari tadi pak Tarno sudah menunggu.
"Pak, antarkan saya ke kantor suami saya!, saya ingin tahu dia sibuk sekali" ucap Tinka kepada supirnya penuh amarah.
"Tapi nyonya.." sanggah pak Tarno seperti tahu sesuatu.
" Saya hanya ingin tahu suami saya pekerjaan seperti apa, dia sibuk sekali anaknya sakit pun tak di perdulikannya" ucap Tinka kesal.
"Ehmmm..baik nyonya" ucap pak Tarno
Mobil itu pun beranjak pergi ke arah kantor Kevin, pada saat di perjalanan tiba-tiba handphone Tinka berbunyi telepon dari suaminya.
"Halo sayang ada apa?, aku sedang ada meeting di luar kantor dengan client" Suara Kevin di telepon.
"Kamu di mana?, sibuk sekali" ucap Tinka
"Iya ada meeting dengan client nanti ku telepon lagi" ucap Kevin terburu-buru menutup handphone nya.
"Nyonya, apa kita tetap harus ke kantor Tuan?, sepertinya Tuan sedang sibuk" tiba-tiba pak Tarno bertanya pada Tinka.
"Kita ke sana aja pak, saya mau tunggu di kantornya " ucap Tinka
"Baik nyonya" jawab pak Tarno.
Sesampainya di kantor Kevin, Tinka menyuruh pak Tarno parkir di basement.
Saat pak Tarno parkir Tinka melihat Kevin masuk ke mobil nya dan pergi.
"Pak ikutin mobil Kevin" ucap Tinka sambil menyuruh pak Tarno mengikuti mobil Kevin.
Sampailah Kevin di sebuah gedung apartment, lalu memarkirkan mobil dan masuk ke lobby apartment itu. Tinka mengikuti di belakang, saat di lobby Tinka di berhentikan security.
"Maaf nyonya anda mau ke mana?" ucap security itu pada Tinka.
"ehh..pak maaf saya buru-buru saya bawahannya pak Kevin mau mengantarkan berkas ini, dia naik ke mana ya?" ucap Tinka beralasan kepada security apartment itu.
"Ohh...Pak Kevin biasa ke tempat Nona Luna, no apartment nya 139 lantai 2" ucap security
"Terimakasih pak, saya hanya sebentar ko" ucap Tinka kepada security sambil tersenyum.
Luna, nama seorang wanita, security sampai tahu Kevin, berarti Kevin sering ke sini. Batin Tinka dalam hati.
Sesampainya Tinka di apartment nomor 139, dia merasa gugup dan gelisah.
Knok!! Knok!!!!
Seorang wanita cantik berambut hitam lebat sebahu dan kulit sawo matang membuka pintu.
"Iya ada apa ya mbak?" ucap wanita itu. Lalu Tinka mendorong pintu apartment itu dan mendorong wanita yang badannya lebih kecil dari Tinka itu dan melihat Kevin sudah tiduran di sofa panjang tanpa kemejanya.
"OH ini kesibukanmu, seharian ku telpon, kamu tahu baby jane sedang sakit!!!" ucap Tinka penuh amarah.
Kevin buru-buru berdiri sambil merapihkan kemejanya.
"Tinka...tunggu!!, aku dan wanita itu.." Kevin mulai berbicara
"Cukup Kevin, aku gak mau denger penjelasanmu, kita sudah menikah dan sudah mempunyai seorang putri tapi kau selalu sibuk dengan wanita lain, aku berharap orang tuamu tahu hal ini" Tinka marah sembari menunjuk muka Kevin dan berpaling pergi. Tiba-tiba tangan Tinka di tarik oleh Kevin.
"Tinka..sebelumnya aku minta maaf aku ingin menjelaskan sesuatu padamu, aku dan Luna sudah lama bersama, bahkan sebelum kita menikah, aku sudah berpacaran dengannya, dia mantan sekretaris Ayahku, Aku menikah denganmu karena ibu selalu membicarakan perjanjian antar ibu-ibu kita dan Ayahku Ayahmu punya kerja sama yang baik, dan aku pernah bilang bahwa aku mencintai Luna tapi keluargaku tidak menyukai Luna, bahkan Luna di keluarkan dari pekerjaannya dan Luna tak punya keluarga selain aku..aku sering datang ke apartment nya hanya untuk bisa bersamanya..tolong maafkan aku, kalau itu memang mau mu membuka perselingkuhan ku dengan Luna, maka aku harus siap-siap takkan menemui Luna lagi dan mungkin Ayah dan Ibu mencoretku dari ahli waris perusahaan nya, dan adik-adikku masih kecil hanya akulah yang bekerja keras buat perusahaan..tolong mengerti Tinka " Kevin memohon ke padaku, tiba-tiba perempuan bernama Luna menghampiriku.
"Mba...maaf sebelumnya, kalau saya sudah merusak rumah tangga mba dengan mas Kevin, tapi tolong jangan beritahukan ke keluarga nya mba, kami sudah berkali-kali di pisahkan, saya yang akan mundur saja, saya akan menjauhi mas Kevin, saya tidak akan kembali" perempuan bernama Luna ini memohon terisak.
"Luna, aku tak mau..." ucap Kevin menatap Luna. Mereka berdua memohon kepada Tinka.
"Kalian saling mencintai?" ucap Tinka lirih dan mereka berdua mengangguk.
Lalu Tinka pergi meninggalkan mereka berdua. Kevin lari mengejar Tinka.
"Tinka..tunggu!!!" Teriak Kevin.
"Pak Tarno..ayo pulang" ucap Tinka yang masuk ke mobil sembari terisak di dalam mobil.
Ternyata Kevin tidak mencintai ku, dia menikahiku karena paksaan orangtua nya, aku harus bagaimana?, tak mungkin aku bersama dengan pria yang mencintai wanita lain. Batin Tinka sambil mengusap air matanya.
Sesampainya di rumah, Tinka masuk ke kamarnya dan bingung sedari tadi memikirkan langkah apa yang akan di ambil. Tiba-tiba Kevin masuk ke kamar dan berlari.
"Tinka....tunggu, beri aku waktu, aku akan bicara pada orangtua ku, dan aku akan meninggalkan Luna perlahan" Kevin memohon sambil terisak.
"Tapi kau mencintai nya Kevin, tak mungkin kau meninggalkan nya, jadi aku ingin kamu pergi sekarang juga, aku mau sendiri, please.." ucap Tinka menangis.
"Pergi sekarang!!!" ucap Tinka teriak mendorong suaminya keluar pintu dan menguncinya.
Aku benci Kevin, aku benci semua orang, aku harus bagaimana?, baby jane bagaimana? Batin Tinka menangis tersedu.
Tinka mengambil handphone nya dan menelepon temannya Desy, dan menceritakan semuanya.
"Des, aku mau pergi dari sini, aku gak kuat, semua tuntuttan ini, menjadi ibu, menjadi istri dan di selingkuhi suami, belum lagi keluarga kami menuntut kami sempurna, aku gak kuat" ucap Tinka kepada temannya.
"Tinka..pikirkan baby jane, kamu mau ngapain?" jawab Desy di dalam handphone.
"Entahlah Des, cuma kamu yang tahu yang aku alamin, aku gak berani cerita ke keluarga ku, aku juga mikirin Kevin gimana kalau ku ceritain ke keluarga kita" ucap Tinka bingung.
"Jangan ngelakuin hal-hal aneh ya, Tinka " ucap Desy panik
"Aku ke sana ya Tinka!!" ucap Desy lagi.
"Hal aneh apa?, bunuh diri, gak lah, kamu gak usah ke sini, aku tahu cara nyelesain semuanya" ucap Tinka sambil menutup handphone nya.
Aku harus pergi dari sini, dengan begitu Keluarga Kevin dan keluargaku menganggap ku istri yang buruk dan Kevin aman dari berita perselingkuhannya, dan untuk baby jane aku akan titipkan ke ibuku, setidaknya aku akan terhindar dari semua masalah untuk sesaat, tapi apa aku harus lari...aku menyelamatkan Kevin, bagaimana denganku?, dengan baby jane?...arghhhhh!!!..aku harus cepat mengambil keputusan, sebelum semuanya ketahuan.
Tinka mengirim pesan kepada Kevin.
"Rahasia mu aman padaku dan kau masih pewaris utama keluarga mu, aku takkan membongkar perselingkuhan mu" Pesan Tinka kepada Kevin.
Tinka keluar kamar dan memberitahukan mbo minah dan suster nina untuk bersiap dan mempersiapkan baby jane, untuk di antarkan ke Rumah ibunya.
"Trus nyonya ga ikut?" ucap mbo minah penasaran.
"Aku ingin mbo minah dan suster nina jagain baby jane ya, aku ada keperluan sebentar, ada mami juga nanti yang bantu" ucap Tinka kepada asisten rumah tangganya itu.
Tinka menulis pesan kepada ibunya melalui surat yang di titipkan ke mbo minah.
Isi pesan Tinka untuk ibunya :
"MI.. aku titip baby Jane, aku tidak bisa jadi ibu yang baik, aku sudah tidak tahan lagi, aku ibu yang buruk, aku ingin bercerai dengan Kevin karena aku bukan istri yang baik, aku ingin menenangkan diriku dahulu, jadi tolong jangan cari aku ya mii, aku ingin belajar mandiri dan suatu saat siap jadi ibunya jane yang dewasa, suatu saat Tinka pasti kembali...terimakasih buat mami n papi...Tinka sayang kalian" ucap Tinka di dalam surat untuk ibunya.
Tinka menatap dalam putrinya yang sedang tertidur sambil terisak.
"Aku akan menjemput mu suatu hari nanti, my baby jane " ucap Tinka menangis.
"Nyonya apa gak apa-apa?" ucap mbo minah.
"Pergi mbo biar pak Tarno yang antar ke rumah mami ku ya" ucap Tinka sembari melihat mereka semua berlalu.
Sesaat Tinka mempersiapkan baju di dalam kopernya dan membawa semua tabungan serta perhiasannya, Tinka pergi menggunakan taxi.
Aku tidak tahu harus ke mana, tapi aku ingin memulai hidup baru ku, aku akan menjadi Tinka baru yang lebih dewasa dan melupakan semua ini, saat sudah siap aku akan menjemput baby jane. Batin Tinka beranjak pergi dari rumahnya.
Sudah 1 minggu Tinka meninggalkan keluarga yang dia cintai. Tinka menyewa sebuah apartment untuk satu tahun kedepan, saat meninggalkan rumahnya Tinka membawa sedikit tabungannya karena dia cukup boros, sering jalan berbelanja dan ke cafe buat ngopi saat masih jadi istri Kevin.
Apartment yang dia sewa berada di luar kota dan dekat sekali dengan wisata pantai, dia menyewa Apartment lumayan mewah dan mahal yang membuat tabungannya cepat terkuras.
Tinka mengganti nomor handphone nya, tapi masih menyimpan nomor lamanya dan data-data di handphone nya masih dia simpan, saat dia rindu dengan putrinya dia melihat foto di gallery, dan masih ada nomor handphone orangtua dan Desy temannya.
Aku pasti bisa sendiri, hari baru dan pengalaman baru, aku tak ingin aktifkan nomor handphone lamaku dulu, pasti mami dan papi telepon aku marah-marah, aku harus mandiri dan buktikan ke mereka. Batin Tinka sembari menatap ke jendela ke arah pantai tak lama perutnya berbunyi tanda dia kelaparan.
"Ehmmm..makan apa ya hari ini?, tabunganku cepet habis kalau aku pesen makanan terus, ongkos ke apartment ku juga lumayan, aku turun saja berkeliling dan beli makanan yang lebih murah" ucap Tinka bersiap ingin pergi ke luar apartment nya. Karena sudah 1 minggu Tinka mengurung diri di apartment nya masih mengingat kesedihannya berpisah dari orang tua nya, dari putrinya dan di selingkuhi suaminya.
Tinka keluar dari apartment bertemu security apartment nya dan memperkenalkan diri.
"Hallo pak, saya Tinka penghuni apartemen 205, mohon bantuannya " ucap Tinka ramah kepada security apartment.
"Hallo Nona Tinka, siap membantu bila ada masalah, saya pak Adi, nanti ada rekan saya pak Bagus yang akan bergantian jaga" ucap security apartment ramah, Tinka pun pamit pergi.
Aku harus mencari banyak koneksi atau teman karena apabila aku kesulitan aku bisa meminta bantuan mereka, pikir Tinka sembari kembali berjalan.
Tinka berjalan menyusuri jalan kecil, dia melihat sekeliling, tempat yang asing baginya, tapi karena Tinka dulu pernah kuliah di luar negeri baginya dia bisa melewatinya. Saat dia berjalan dia melihat sebuah cafe kopi kecil bernama RISE CAFE tapi cukup ramai, pasti murah-murah makanan di situ dan aku akan awali hari dengan kopi, batin Tinka riang karena dia suka sekali dengan kopi, sambil tersenyum dia melangkah masuk ke cafe itu.
"Selamat Datang!!" ucap riuh 3 pegawai kopi yang semuanya laki-laki tersenyum dengan ramah.
Tinka masuk dengan senyum lalu duduk di salah satu kursi dan meja yang kosong.
Tiba-tiba datang pelayan cafe berpenampilan rapih, berbadan kurus, kulit putih dan agak gemulai datang membawa menu.
"Halo ka!, mau pesan apa?" senyum laki-laki gemulai ini dengan ramah.
"Ehmm..aku mau cappuccino latte, untuk makanan best seller nya apa ya?" tanya Tinka sambil melihat harga di menunya. Cukup murah pikirnya.
" Kakak baru ya di sini?, soalnya aku ga pernah liat, kakak cantik banget, oh iya sampe lupa best seller nya pasta kakak, ada Fettuccini, Spagetti, dan Mac and cheese " ucapnya ramah.
"Wah terimakasih, aku pesan Fettuccini saja" ucap Tinka tersenyum kepada pelayan yang ramah itu.
Di pantry cafe terdengar riuh para pelayan mengobrol, aku bermain handphone sambil menunggu makanan ku datang.
"Ini Fettuccini dan cappuccino latte nya kakak" ucap pelayan itu ramah. Tinka membalasnya dengan senyuman.
Tinka langsung melahap makanannya karena dia sudah kelaparan. Tak berapa lama makanan di mejanya pun habis karena Fettuccini enak sekali, sisa kopi yang dia sisakan untuk diam sejenak di cafe itu sambil bermain handphone nya melihat gallery foto nya.
"Saya ambil piringnya ya kakak?, oh iya kakak sendiri aja?" kata pelayan itu.
"Iya boleh, iya aku sendiri dan baru pindah, jadi mohon bantuannya " ucapku tersenyum padanya.
"wah kakak ramah sekali, kenalin aku Abel, baru kali ini lihat kakak, oh iya makanannya enak gak kak?, koki nya owner cafe ini" ucap Abel pelayan itu.
"OH ya, enak sekali makanan nya!" ucap Tinka memuji.
Setelah selesai makan di cafe itu dan memesan take away untuk di apartment nya, Tinka pun beranjak pulang ke apartment nya.
"Datang lagi ke mari ya kakak" ucap Abel
"Baik, terimakasih " ucap Tinka membalas Abel.
Sungguh pelayan yang ramah dan enak lagi makanannya, batin Tinka.
Sudah hampir satu bulan Tinka tinggal di apartment nya dan setiap pagi selalu sarapan di RISE cafe hanya untuk berbincang dengan Abel, mereka pun jadi berteman.
Aku memulai hidup baru di sini, pengalaman baru di sini dan teman-teman yang baru, semoga aku bisa melewatinya dan bertahan, hingga waktunya tiba bertemu baby jane lagi. Pikir Tinka dalam hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!