Malam yang cerah dan penuh bintang membuat seorang gadis memandang langit dan berharap ada bintang jatuh. Gadis itu adalah zara. Ia murid yang pintar dan populer disekolahnya.
Zara setiap malam selalu memandangi bintang diluar kamarnya yang berada dilantai 2. Baginya bintang adalah penyejuk hatinya disaat gundah atau diterpa masalah.
Zara mempunyai 2 sahabat yang baik dan selalu ada buat zara bahkan mensuport hal yang apapun itu, tidak seperti keluarganya.
Zara menganggap rumah adalah neraka baginya. Setiap hari dipenuhi rasa ketakutan jika ia berbuat salah akan dipukul oleh ayahnya. Karena zara mempunyai seorang ayah yang tempramental.
****
"Krrrrrrrriiiiiiiiinnnnnnnggggg"
Suara bel masuk yang menggema di sekolah SMA Angkasa, Bandung.
"Zara mana?" ujar mia sahabatnya Zara.
"Gak tau tuh... Kayaknya dia telat deh." ujar nanda sahabatnya Zara.
Terdengar suara jejak kaki yang berlari dari arah luar kelas.
Tiba tiba 'Brakkk'
Pintu terbuka dengan keras membuat teman temannya terkejut ditambah melihat penampilan Zara yang begitu berantakan dan nafasnya yang menggebu gebu.
"Aaarrrgghh! Sumpah demi apapun, rian nyebelin banget.. Awas yaa lo gue sumpahin lo jomblo seumur hidup... Aaarrrgghh."
Teriakan Zara yang penuh dengan kekesalan kepada rian.
Rian adalah laki laki berwajah tampan, cool dan populer di kalangan para ciwi ciwi disekolahnya.
Rian merupakan teman masa kecilnya Zara yang sekarang jadi musuhnya bagi Zara.
" Berulah apa lagi tuh orang?" sahut nanda.
" Masa tadi gue diturunin dipinggir jalan yang jaraknya masih jauh dari sekolah." jawab Zara.
"Hahh terus lo lari gitu kesini?" ujar nanda
"Yaiyalah nanda gue lari yaa kali gue terbang."
"
" Tunggu.. Ko kalian bisa berangkat sekolah bareng sih?" sahut mia dengan wajah penasaran.
" Tadi itu gue lagi nunggu kendaraan umum, tiba tiba Rian lewat dan berhenti didepan gue terus ngajakin bareng.. Gue kira dia gak jailin gue." ujar Zara sambil mengusap keringatnya.
"Aduhh Aduhh... Nih minum dulu.." ujar nanda
"Glug.. Glug.. Glug.. Aaahhh lega gue." ujar zara
"Ko bisa lo diturunin dijalanan?" sahut nanda
"Tadi dia liat vira dipinggir jalan, mungkin lagi nunggu jemputan.. Ehh gue tiba tiba diturunin dong sama Rian.." jawab Zara dengan nada kesal
Vira adalah cewek cantik disekolah dan lumayan populer dikalangan para cowok cowok disekolah. Tapi kalo soal kepintaran menang Zara.
" Wah.. Wah.. Wah.. Bener bener tuh si Rian liat cewek cakep dikit aja langsung lupa diri." sahut mia.
"Trus maksud loh gue gak cantik gitu?" sahut zara
"Eeergghhh.. Yaa cantik ra maksudnya.." potong nanda "Syuttt bentar lagi guru dateng". Sahut nanda.
***
"Zara.."
Zara yang lagi jalan kekantin bareng nanda dan mia menoleh, Rian setengah berlari menghampiri Zara.
"Raa.. Gue minta maaf yaa, tadi gue turunin lo dijalan." ujar Rian.
"Lo pasti sengaja kan ngerjain gue."
"Enggak Raa.. Gue gak ada maksud buat ngerjain lo."
"Trus kalo gak ada maksud ngerjain gue apa dong?"
"Eeergghhh.." potong Zara "Gak bisa jawab kan lu" sahut Zara lalu pergi kekantin.
Setibanya dikantin ketika hendak pesan makan, Zara langsung berdiri dan gak mood makan.
"Raa.. Lo mau kemana?" sahut nanda.
"Gue gak mood makan, kalian aja yaa yang makan, gue mau ke perpustakaan dulu..bye" ujar Zara sambil pergi ke perpustakaan yang berada di lantai 2.
"Raa.. Gue ikut." sahut mia dan ditahan nanda, "Udah lo disini aja temenin gue makan.. Kasih waktu buat Zara sendirian.
***
Perpustakaan adalah tempat favorit Zara disekolah. Bukan karna ia senang membaca buku, tapi tempat ini melainkan tempat pelarian Zara ketika ia sedih dan ada masalah. Zara selalu duduk di dekat jendela sembari melihat pemandangan diluar sekolahnya.
Biasanya Zara menghabiskan waktu istirahatnya disini, sambil membaca buku tapi bukan buku pelajaran melainkan tentang arti kehidupan.
***
"Nan... Zara dimana?" tanya Rian.
"Ngapain lo cari zara?" jawab nanda
"Gue ngerasa bersalah sama dia."
"Yehh giliran udah berantem aja baru ngerasa bersalah.. Kenapa kalian gak pacaran aja sih.. Berantem mulu perasaan.." sahut mia.
"Zara diperpustakaan." jawab nanda.
"Ohh oke makasih.." sambil mengepuk bahu nanda dan berlari ke perpus.
Sesampainya di perpus Rian melihat zara yang sedang berdiri didekat jendela dan menatap kearah luar, seperti ada sesuatu yang terjadi pada zara.
Rian tidak langsung menghampiri zara. Ia hanya menatap zara dari jauh. Tiba tiba Rian seperti terikat oleh zara ketika sedang menatapnya.
Suara bel masuk berbunyi, zara melangkahkan kakinya dan pergi ke arah kelas. Tiba tiba Rian menarik tangannya zara dari belakang.
"Zara.." Rian memanggil.
"Hahhh... Rian." jawab zara dengan terkejut.
"Raa.. Pulang sekolah bareng gue yaa."
"Gak.. Makasih" ujar zara sambil pergi tapi ditahan oleh rian
"Gue janji gakan turunin lo dijalan."
"Kenapa sih lo tumben tumben nan maksa gue buat jalan bareng lo.. Curiga gue.."
"Kerjaan lo curigaan terus sama gue.."
"Yaiyalah.. Lagian lo tuh orang nya resek.."
"Resek resek gini tapi cakep kan."
"Ihhhs PD banget loh."
"Pokoknya gue tungguin lo diparkiran, dah" Rian mengedipkan matanya dan tersenyum lebar pada zara dan pergi kekelasnya. Zara dan Rian beda kelas, zara kelas 3Ipa1 sedangkan Rian kelas 3Ipa2.
"kenapa sih tuh orang pake ngedip segala sakit mata.." ujar zara sambil geleng-geleng dan pergi ke kelas.
***
"Guys.. Gue harus pulang duluan nih.. Bye." ujar nanda.
"Oke gapapa.. Dahh.. Hati hati." ujar mia dan zara.
"Raa.. Lo mau pulang bareng gue gak?" sahut mia.
"Kita kan gak searah dodol.. Udah sana pulang.."
"Ohhhhhh pasti lo mau pulang bareng Rian yaa.."
"Hah apaan sih lo.. Enggak" jawab zara dengan kaget
"Hemm bener?" sambil meledek zara.
"Iyaa bener.. Udah gih pulang sana.. Lo resek kalo gak pulang."
"Cie salting..ihh mukanya memerah."
"Mamamia lezatos udah sana pulang."
"Hahaha iyaa iyaa gue pulang."
"Dahhh.."
Mia menoleh, "Hai rian..."
Zarapun menoleh kearah belakang, tapi tidak ada rian.
"Tuhkan Cie Cie yang langsung nyari rian."
"Ihhs bener bener lu yaa.. Gue tampol nih.. Udah sana pulang husss... Husss"
"Wkwkwk iyaa gue pulang dahh"
"Awas lo kalo balik lagi dan noleh".
Tiba tiba "Zaraa.." rian memanggil.
Zara menoleh dan ternyata itu rian.
"Apaaa?"
"Yuk pulang bareng"
"Untung aja mia udah pulang, kalau belum.. bisa habis gue diledekin.." ujar zara dalam hati
"Raa ko bengong."
"Hah Eeergghhh..."
"Riann" panggil vira sambil setengah berlari kearah rian.
"Yan boleh gak gue pulang bareng lo.. Soalnya bokap gue gak bisa jemput.." ujar vira.
"Tapi gue pulang bareng zara."
"Raa.. Rian pulang bareng gue yaa soalnya gue buru buru nih."
"Yan mending lo pulang bareng yayang lo satu ini deh" ujar zara dengan nada kesal dan pergi meninggal kan mereka tapi ditahan oleh rian.
"Raa udah gue pulang bareng lo.."
"Gak usah.. Lo sama vira aja.. Lo kan suka sama vira."
"Hah hahah kata siapa.. Gak ada gue suka.. Gue sama dia temenan aja.."
Vira yang dengar perkataan rian langsung kesal.
"Udah ayok.." rian menarik tangan zara untuk naik motornya.
"Vir.. Sorry yaa gue pulang bareng zara.."
"Ihhsss awas yaa lo zara. ." ujar vira dalam hati.
"vir lo bareng gue aja ayok.." sahut tobi laki laki berbadan gemuk yang naksir sama vira..
"Lo lagi.. Lo lagi.. Pengen pindah sekolah gue liat lo.. Minggir lo tobigong."
"Apaan lagi tuh nama."
"Tobigong... Tobigentonggg hahah"
"Buset.. Rusak aja terus nama gue.. Virr... Tungguin.."
"Kebanyakan ujian hidup memberikan kamu manfaat untuk menjadi seseorang yang lebih baik." _Sibakua. Com_
Hari telah berganti malam saat motor sport berwarna hitam memasuki parkir halaman disebuah rumah yang sederhana. Ia berhenti sejenak dan menatap neneknya yang duduk dihalaman rumah sembari menjahit pakaian.
Kemudian ia mengehela nafas, ada rasa lelah dan kecewa yang terpancar dari sorot matanya seperti ada sebuah pertanyaan besar kepada hidup, saat ia menatap neneknya.
Ia melihat jari jemarinya yang penuh dengan goresan luka akibat pekerjaan kuli yang ia kerjakan setelah selesai pulang sekolah. Ia harus kerja keras mencari uang untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh ayahnya.
Ia langsung menghampiri neneknya dan menghilangkan rasa lelahnya itu.
Rian memanggil, "Nenek.. Ko diem diluar, kan bisa jahit pakaiannya di dalam.."
"Ehh euleuh euleuh cucu ganteng nenek udah pulang.., nenek lagi cari angin sekalian nunggu kamu teh pulang." ujar nenek.
"Angin ko dicari sih nek."
Nenek tersenyum, "Kamu sudah makan nak?"
"Belum nek tadi gak sempat.."
"Ya udah ayo makan.. Nenek udah siapin makanan kesukaan kamu."
Rian tersenyum lebar, "Makasih banyak yaa nek."
***
"Bu.. Ibu..." seorang wanita dewasa berambut panjang dan memakai riasan tebal yang mencari ibunya dan membuat kegaduhan dengan suara teriakan nya di malam hari. Ia adalah kakak zara yang bernama sella.
"Kenapa kamu teriak malam malam?" ujar ayah.
"Eeerrgghh.. Uangku hilang yah."
"Ko bisa hilang.. Memangnya kmu taruh dimana itu uang?"
"Aku simpan ditasku yah."
"Memangnya berapa uang kamu yang hilang sel?"
"Satu juta bu.."
Sontak ayah dan ibunya kaget dan ayahpun memanggil zara dan alifa adik dari zara yang terpaut 2 tahun dari zara.
"Zaraa.. Alifaa.. Turun sini" ujar ayah.
Zara yang sedang belajar pun menjadi terganggu oleh teriakan ayah dan kakaknya. "ihss ada apa lagi sih.. Ini rumah gak pernah tentram.."
Sambil menghela nafas dan turun kebawa dari kamarnya.
"Kenapa yah?" ujar zara.
"Mana alifaa?" ujar ayah
"Iyah ada apa yah?" ujar alifa yang baru keluar kamar.
"Uang kakak kalian hilang. Siapa yang ngambil?" ujar ayah.
"Hah ko bisa hilang yah?" ujar zara.
"Tadi kakak taruh uang ditas terus tas kakak disimpan ditoko karna kakak mau ketoilet.. Dan kakak lupa gak ambil tas.. Saat kakak ngambil terus ke kamar udah gak ada uang kakak" ujar sella.
"Tadi kan kamu raa yang jaga toko." ujar alifa.
"Hah.. Eeerrghhh aku emang jaga toko kak tapi aku nggak ngambil uang kakak.."
"Mana ada maling mau ngaku" ujar alifa.
"ko kmu gitu sih.. Emang kmu punya bukti kalo aku yang ngambil?"
"Periksa aja kamarnya yah." ujar alifa.
Dan mereka semua pergi ke kamar zara dan mengobrak abrik kamar zara.
"Ini apa? Ko ada uang ditas kamu tujuh ratus ribu, memang nya kmu punya uang segini?" ujar sella yang menemukan uang ditas sekolah zara.
"Hah itu bukan uangku..ko tiba tiba ada uang disitu.."
"Tuhkan bener ada uang." ujar alifa
"Aku gak ngambil kak beneran."
'Plakk' suara tamparan ayah yang melayangkan tangannya ke pipi zara hingga zara terjatuh.
"Siapa yang ngajarin kamu maling Hah..?" ujar ayah dengan nada emosi yang meledak.
"Aku nggak ngambil yah beneran."
"alifa ambilin ikat pinggang ayah dikamar.. Biar tau rasa dia."
"yah sabar yah.." ujar ibu yang meredakan emosi suaminya.
"Gak.. Gak bisa dibiarin.. ini anak harus dikasih pelajaran."
"Nih yah." alifa memberikan ikat pinggang kepada ayah dan ayahpun memukuli zara tanpa ampun.
Zara yang sudah kesakitan dan gemetar, "Kak aku beneran gak ngambil uang kakak."
kakaknya hanya memalingkan matanya dan terdiam tanpa mengatakan apapun.
"Masih gak mau ngaku kamu hah?" ujar ayah.
"Udah yah udah.. Nanti didengar tetangga.." ujar ibu yang sudah cemas akan keadaan zara.
"Ayah sudah bilang sama ibu jangan pernah sekolahkan anak tinggi tinggi buat apa.. Sekolah sekolah macam TAI... Cukup sekolah SDpun.. Gak usah SMP, SMA buat apa buang buang uang saja.. Belum lulus sekolah aja kelakuan sudah kayak setan.."
Zara yang mendengar ucapan ayahnya langsung berdiri dan hendak mau pergi ke kamar..
"Mau kemana kamu setan.." ujar ayah.
"Kalo aku setan berarti ayah iblis."
"Kurang ajar" 'Plakk.. Plakk. Plak..' ayah menampar zara hingga memar.
"Ayah udah stop yah" ujar ibu sembari menahan tangan ayah.
"Pukul aja aku terus yah.. Biarin aku mati.. Aku udah capek hidup kayak gini.. Aku capek berpura pura bahagia didepan teman temanku.. Aku bahkan berusaha belajar mati matian demi ayah melihat aku dan bangga sama aku.. Tapi apa.. Ayah tetap dengan pendirian ayah.. Setiap ada masalah ayah selalu sangkut pautkan pendidikan aku.. Aku capek yahh hidup penuh dengan tekanan dari ayah yang bahkan aku gak bisa bermain, mengerjakan tugas kelompok..aku gak boleh kemana mana selain jagain toko ayah.." potong ayah" Kurang ajar kamu berani berani nya ngelawan ayah.. Pergi kamu dari sini gak sudi ayah punya anak kayak kamu. . "
"Oke.. Aku pergi.. Itu kata kata yang aku tunggu .."
"Zaraa... Diem kamu disini.. Nurut sama mamah minta maaf kamu sama ayah dan kakak kmu." ujar ibu
Zara tersenyum tipis dan menghela nafas "Bu.. Kenapa sih.. Ibu selalu diam dan diam disaat ayah pukulin anaknya..mau anaknya salah.. Mau anaknya benar.. Ibu gak pernah bertindak.. Kenapa sekarang baru bertindak.. Ohhh iyaa aku tau seorang anak harus patuh dan menghormati orang tuanya tapi bukan berarti seorang ayah wajib memukuli anaknya ketika anaknya salah.. Apa ibu pernah mikirin mental aku? APA IBU PERNAH MIKIRIN PERASAAN AKU SEDIKIT AJA. aku setiap hari dipenuhi rasa ketakutan saat dirumah.. Takut akan berbuat salah dan ayah akan memukuli aku.. Ibu gak mikirin itu kan.. "
Zara langsung pergi ke kamar dan mengemas pakaiannya.
"Zaraa.." ujar alifa.
"kurang ajar ini anak bener bener gak bisa didiemin ngelawan terus.. Sini kamu.." ujar ayah.
"Ayah udah yah.." ujar sella.
"Aarrghhh" ayah membuang ikat pinggang nya, udah biarin aja si brengsek itu pergi.. Putusin sekolahnya dan coret dari kartu keluarga." ujar ayah dengan nada emosi dan pergi ke kamarnya. Sedangkan ibu hanya terdiam dan memikirkan semua perkataan zara.
Zara mengemas pakaian dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
Zara lalu berjalan menuju pintu rumah dengan membawa satu tas koper dan satu tas sekolah nya. Ketika ia hendak pergi, ia menoleh dan menatap ibunya. Ibunya hanya memalingkan mata dan tidak mencegah kepergian zara, begitu pun dengan sella dan alifa yang hanya diam dan melihat kepergian zara.
Hujan turun dengan perlahan dan mulai membasahi seluruh tubuh zara. Tapi ia tidak memperdulikannya dan tetap berjalan tanpa arah dan tujuan. Seketika dari arah depan muncul sebuah truk besar bermuatan, melaju dengan kencang kearah zara. Tiba tiba rian datang dan menarik tangan nya zara kepinggir.
"Zaraa.. Lo udah gilaa yaa.." ujar rian.
Zara langsung tersadar dan melepaskan pegangan rian.
"Iyaa gue udah gilaa.. Dan gue udah capek hidup.."
Rian menatap zara dan terdiam karena melihat wajah zara yang memar, "Raa Lo kenapa? Kalo Lo ada masalah hadapi jangan mengakhiri dengan kematian.. Lo bukan zara yang gue kenal.. Mana zara yang dulu yang slalu semangat.
" Tau apa sih lo soal hidup gue.. Udah deh gak usah ikut campur urusan gue.. Lo gakan ngerti apa yang gue rasain."
"Iyaa gue emang gak ngerti masalah lo.. Tapi lo harus inget masih ada orang orang yang sayang sama lo." ujar rian.
Zara pun terdiam dan sudah merasa lesu, wajahnya semakin pucat. Penglihatannya pun perlahan mulai kabur dan.... 'Gubrakk'.
"Zaraa.." Teriak rian langsung menahan zara
"Raa bangun Raa.." ujar rian sambil panik melihat kondisi zara.
***
Rian membawa zara kerumahnya. Rian terus menatap zara yang berbaring tidak sadarkan diri. Nenek pun mengkhawatirkan keadaan zara.
"Ada apa sama neng zara.. Ko bisa pingsan dijalan." ujar nenek.
"Gak tau nek.. Pasti dia habis berantem sama ayahnya. Badan nya memar memar nek.."
"Pak Rudi ini dari dulu selalu saja memukul anak anaknya gak berubah berubah." ujar nenek dengan berwajah sinis.
"Kalo kayak gini bisa dilaporin polisi gak nek dengan kasus kekerasan."
"Jangan ikut campur urusan orang.. Kita kan gak tau apa yang terjadi.. Lagian kamu belum tau kan zara setuju atau engga nya ngelaporin ayahnya kepolisi." ujar nenek.
"Hemm zara zara kamu kuat banget sih.." ujar rian.
"Kamu jagain dia yaa.. Nenek mau istirahat dulu mata nenek udah ngantuk banget.."
"Iyaa nek.. Nenek istirahat aja biar aku yang jaga.."
"Kamu tidur juga nanti.. Besok sekolah ntar kesiangan lagi."
"Iyaa nek.."
"Udah nenek ke kamar."
Rian mengangguk. Rian mulai mendekati zara dan duduk dilantai samping tempat tidur yang ditiduri zara. Perlahan rian memegang tangan zara dan mengelus rambut zara hingga rian tertidur dengan menggenggam tangan zara.
Zara mulai sadarkan diri dan perlahan membuka matanya dan melihat kiri kanan sudut ruangan. Ia melihat rian yang tertidur sembari menggenggam tangannya. Zara pun tersenyum tipis dan perlahan mengelus rambut rian secara hati hati. Tiba tiba rian terbangun sontak membuat zara terkejut dan jatuh kebawah kasur.
"aaaaa" 'Gubrakkk'
"Awww.. Gilaa sakit" ujar zara.
"Raa.. Lo gapapa kan?" rian langsung menghampiri zara dan membantu zara bangun..
"Ayo sini gue bantu."
"Aisss kenapa harus jatoh segala sih" ujar zara dalam hati dan tersipu malu, menutup mata berharap ia bisa menghilang dari bumi.
***
Zara keluar dari kamar perlahan dengan membawa tas kopernya dan hendak akan pergi dari tempat tinggal rian seketika ia menoleh pada rian yang sedang tertidur pulas dikursi ruang tamu. Ia kembali ke kamar mengambil kan selimut untuk rian.
Zara menyelimuti rian dengan perlahan agar rian tidak terbangun. Kemudian zara duduk disamping rian dan menatap rian.
"Sudah besar ternyata kamu." zara tersenyum.
Zara mengeluarkan buku dan bolpoint. Ia merobek 1 lembar kertas dan menulis surat untuk rian dan neneknya, karena zara tidak bisa berpamitan dengan baik karena pasti neneknya akan menyuruh zara untuk tinggal disini. Secara nenek rian sudah mengenal zara sejak zara masih kecil, karena dulu rumah zara dan rian bersampingan sebelum akhirnya zara pindah rumah.
Zara perlahan melangkahkan kakinya dengan sangat hati hati agar tidak membangunkan mereka.
Zara sudah berjalan agak jauh dari rumahnya rian dan ia bingung harus kemana. Seketika ia ingat bahwa ia punya harapan bisa tinggal di Bali. Karna Bali banyak pantai dan tempat yang indah.
Zara langsung mengeluarkan ponselnya didalam tas dan melihat jam dilayar ponselnya masih pukul 04.00 pagi. Lalu ia membuka ponsel dan mencari tiket pesawat untuk keberangkatan menuju bali. Tapi harga nya cukup mahal.
Zara terdiam sejenak dan mulai berpikir. Akhirnya ia membuka ponselnya dan mencari kontak nanda dan menelepon nanda. Tapi sudah 2 kali tidak diangkat, dan zara tau pasti nanda masih tertidur pulas. Tapi zara tidak putus asa dan mencoba kembali menelepon nanda.
Ponsel nanda terus berbunyi dan membuat ia terbangun dari tidurnya. Dan mencari hp setengah sadar.
"Haloo.." Jawab nanda yang masih setengah sadar.
"Nan sory ya gue telpon lo pagi pagi soalnya gue mau minta tolong boleh gak?"
Nanda terdiam dan melihat kelayar ponselnya untuk melihat siapa yang telpon pagi pagi buta.
"Hah elo raa.. Ada apa raa ko pagi pagi buta gini lo telepon.?"
"Gue mau minta tolong soalnya."
"Kan bisa disekolah ngomongnya raa.. Lagian minta tolong apa raa..?"
"Gak bisa.. Gue gakan sekolah.. Gue mau pinjam uang lo"
Nanda langsung tersadar dan membuka mata lebar lebar karna omongan zara, "Hah buat apa lo pinjem tumben amat, trus lo kenapa gak sekolah?"
"Gue putus sekolah dan gue diusir sama bokap gue."
"Hah ko bisa.. Sini lo diem ditempat gue aja.."
"Gak bisa nan.. Gue mau kebali."
"Hah lo gila yaa ke bali? Ngapain."
"Yaa kerja.. Gue mau nenangin diri dan jauh dari keluarga gue."
"Wahh.. Wahh.. Wah.. Zara sebentar lagi kita mau lulus loh."
"Iyaa gue tau.. Tapi keadaan gue udah kacau nan.. Gue juga udah gak mood untuk sekolah.."
"Tapi raa mending lo pikir pikir lagi deh jangan ngambil keputusan yang gegabah."
"Gue udah mikirin berkali kali dan ini jalan terbaik gue."
"Yaa udah kalo itu mau lo dan yang terbaik buat lo.. Yaa udah gue kasih uang gue kemana nih."
"Kita ketemuan di alun alun yaa nan.. Gue tunggu lo disana.. Nanti gue balikin uang lo kalo gue udah dapat kerjaan"
"Gak usah raa ambil aja.. Inget lo udah hidup sendirian.. Lo pasti banyak kebutuhan.. Dan lo tenangin diri aja nanti disana jangan dulu cari kerjaan oke.. Ehh tapi tunggu lo kan belum ada ijazah raa.."
"Kan ada ijazah SMP nan."
"Wahh gila ini anak nekat banget."
"Hidup gue udah hancur nan gak ada lagi yang gue harapin."
"Inget raa lo jangan macem macem.. Masih ada gue dan mia yang sayang sama lo.. Nanti gue janji habis lulus gue samperin lo yaa di Bali."
"Iyaa nan gue pasti tunggu kalian.. Lo harus lulus yaa dan dapat nilai yang bagus jangan nonton korea mulu."
"Hahah iyaa raa.. Gue sedih deh lo mau pergi ninggalin gue."
"Kan pergi juga masih bisa ketemu nanti ya kalo gue masih hidup yaa."
"Mulai deh.."
"Yaaudah gue siap siap dulu yaa nanti kita ketemu disana."
"Lo gak di marah sama nyokap lo pergi pagi pagi buta dan uang lo gue pinjam."
"Haduh gak usah khawatir raa.. Kan lo tau sendiri gue disini kayak gak punya nyokap, nyokap gue sibuk terus sama kerjaanya mana pernah gue diperhatiin.
" Yaudah kalo gitu siap siap gih.. Gue tunggu. "
" Oke bye.. " ujar nanda
" Bye. " zara pun menutup telpon nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!