NovelToon NovelToon

Pendekar Dewa Terkutuk

001 = HARI KUTUKAN PARA DEWA

\= Capter 001- HARI KUTUKAN PARA DEWA \=

\=

\=

Di altar keramat tempat hukum para dewa yang melanggar aturan langit, berdiri seorang pemuda yang sudah sangat mengenaskan dari segi penampilan dan kekuatan. Karena sudah di lumpuhkan dan di segel semua kekuatan yang di milikinya, oleh Kaisar langit.

Badan terikat oleh teknik pengekangan, meskipun terlihat melayang tidak seperti terikat sesuatu. Padahal sebenarnya ada tali rantai yang kasat mata melilit semua bagian tubuhnya, tangan dan kakinya.

Pemuda itu menatap dengan nanar karena sudah sangat lemah, mata sayupnya menatap ke arah depan di mana terletak singgasana besar tempat kaisar langit berada.

Di dalam hatinya dia memberontak terhadap tuduhan kesalahan dirinya yang tidak berdasar dan bukti yang seakan di ada-ada, membuat hatinya semakin sakit.

'Selama menjadi dewa 100 tahun mengabdi ke kekaisaran langit tapi malah seperti ini pembalasan mereka' sakit hati dendam ingin memporak-porandakan kekaisaran langit, tapi itu semua sudah tidak bisa, pikir dirinya.

Yang dia sesalkan adalah, dia di hukum dengan kutukan para dewa yang tidak akan bisa bereinkarnasi lagi menurut kabarnya! Ini membuat timbul dendam terhadap semua dewa yang ada di alam langit.

"Aku tidak rela jika karus di perlakukan seperti ini!"

Suara pemuda itu begitu lirih, hampir tidak bisa di dengar oleh semua para dewa yang hadir.

"Ayah, ibu. Li Yian akan segera menyusul kalian!" ucapnya kembali.

Ya, dewa yang sekarang akan di eksekusi oleh Kaisar langit dan para dewa bawahan lainnya, adalah Li Yian. Pemuda yang berumur 120 tahun itu sudah mengabdi menjadi dewa saat umurnya 20 tahun.

Serta orang tua dirinya sudah di kabarkan mati saat dirinya berumur 10 tahun, sedangkan untuk ibunya belum di ketahui keberadaannya.

Kaisar langit memandang, dengan senyuman misterius kepada Li Yian, yang akan segera di eksekusi dengan metode Kutukan Langit.

Metode ini adalah metode yang sangat mengerikan bagi para dewa di kekaisaran langit, karena ini merupakan penghinaan dari kesalahan paling besar yang tidak bisa di maafkan. Bahkan jiwa dewa yang di eksekusi oleh metode ini tidak bisa bereinkarnasi.

"Kutukan Langit, segera di laksanakan!" ucap Kaisar langit dengan cukup keras.

Semua dewa yang ada di Kekaisaran langit langsung menggunakan kekuatan masing-masing secara maksimal dan menyerang altar batu yang ada di tengah-tengah batu melayang, yang ada di atas jurang tak berdasar dan tak terbatas.

Mendengar instruksi itu Li Yian hanya memejamkan matanya dengan tenang, meskipun hatinya tidak terima tapi sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk sekarang. Meskipun ada beberapa teman yang membela, tidak akan bisa menolongnya lagi! Malah bila itu di lakukan oleh mereka, dengan pasti mereka akan di hukum juga dengan cara yang hampir sama.

'Andaikan aku bisa bereinkarnasi meskipun di alam lain, aku akan membalaskan dendam ini! Meskipun harus menunggu ribuan tahun lamanya!' ucap Li Yian dalam benaknya.

Baru saja ucapan itu selesai, suara serangan sangat kuat menggelegar di altar tempat dirinya berdiri saat ini.

Baaammm..!!

Baaammm..!!

Tubuh Li Yian meledak bersama rantai yang melilit badannya yang kasat mata, beserta dengan batu altar tempat eksekusi.

Semua sisa-sisa tubuh Li Yian, batu altar langsung jatuh ke dalam jurang tanpa dasar! Tapi tidak dengan batu yang mengambang di sana. Batu itu tetap kokoh seperti tidak tergoyahkan.

"Ini sebagai peringatan untuk kalian semua, jangan adanya pemikiran untuk memberontak!" ucap Kaisar langit dengan tenang tapi suara itu menggema ke pelosok tempat eksekusi.

Dewa yang melakukan eksekusi kutukan langit memandang ngeri terhadap ucap Kaisar langit barusan.

Mereka sebagai dewa tetap patuh terhadap perintah kaisar langit dan mengikuti aturan mutlak.

Hari kutukan para dewa sudah berlalu, para dewa langsung membubarkan diri tidak memperdulikan nasib dari Li Yian.

***

Di alam lain (Alam Daulu)

Rumah kecil itu sedang terdengar suara tangisan bayi yang baru saja lahir bayi itu laki-laki, sayangnya ibu yang melahirkan bayi itu meninggal beberapa saat yang lalu setelah melahirkan bayi itu.

"Huff, dia akhirnya mencapai batasnya!" ucap seseorang yang membatu orang melahirkan yang sekarang bayinya ada di tangan dirinya saat ini.

Wajah tua itu meninggalkan jejak kesedihan yang cukup mendalam, sorot matanya melirik bayi di tangannya dengan iba karena sudah tidak memiliki siap-siap lagi di dunia ini.

"Nak hiduplah dengan kuat meskipun kelak cobaan sangat berat menerpamu!" ucap wanita tua itu yang tadi membantu melahirkan seorang ibu yang sedang hamil.

"Sekarang kau bernama, Li Yian! Itu adalah nama pemberian ibumu sebelum menghembuskan nafas terakhir!" lanjut wanita tua itu.

Dia langsung membersihkan bayi yang masih menangis, dengan menyiram darah yang menempel pada semua badannya, karena ibunya sedikit mengalami pendarahan sehingga menghembuskan nafas terakhir.

Setelah membereskan semua, wanita itu langsung memanggil orang yang ada di luar sejak tadi.

"Tuan, Xu masuklah!"

Orang yang ada di luar langsung masuk ke dalam meskipun sejak tadi dia sudah tahu bahwa wanita yang melahirkan tidak bisa tertolong, tapi dia tidak ingin langsung bertindak sebelum dari arah dalam belum mengizinkan.

"Bagaimana hasilnya?" ucap Xu Wuzao pada wanita tua yang memang sudah terbiasa membantu orang melahirkan di desa sekitar.

"Aku tahu, anda sebenarnya sudah mengetahui!" jawab wanita tua itu dengan singkat.

Dia menyerahkan anak yang baru lahir itu pada Xu Wuzao, Xu Wuzao menerima dengan hati-hati bayi laki-laki itu.

"Namanya Li Yian, wasiat dari ibunya sebelum meninggal!"

Setelah itu dia pergi keluar untuk membersihkan diri, dari kotoran yang menempel pada dirinya.

Xu Wuzao menempatkan anak bayi itu di ranjang kecil yang terletak tidak jauh dari ranjang yang kini tergeletak tubuh ibunya yang sudah mati.

Xu Wuzao keluar untuk memanggil anak murid dirinya untuk mengurus pemakaman ibu dari Li Yian itu.

Saat di tinggal oleh Xu Wuzao, bayi itu di dekati oleh cahaya putih redup dan seketika langsung masuk ke dalam tubuh bayi itu.

"Di mana aku?" ucap Li Yian setelah sadar tapi dia tidak bisa menggerakkan apapun hanya seperti pikiran saja.

Padahal dia merasa bahwa dirinya kini hidup kembali tapi tidak bisa bergerak bebas, bahkan untuk berbicara tidak bisa yang dia lakukan hanya bisa melihat sekeliling saja dan mendengar suara di sekitar.

"Apa yang terjadi dengan tubuhku?" gumamnya dia tidak habis pikir apa yang sedang terjadi terhadap dirinya saat ini.

"Apakah aku masih hidup, jika iyah. Maka aku di mana sekarang? Aku tidak peduli di manapun tunggulah kau alam langit!" lanjutnya.

Setelah itu Li Yian dengan jelas melihat beberapa obrolan yang ada di sana yang sedang membicarakan kemalangan anak kecil, di merasakan bahwa dirinya bergerak dan entah di bawa ke mana.

Tapi yang dia rasakan dirinya bergerak ke suatu tempat, yang tidak tau di mana itu.

\=

\=

LIKE' komentar yah.

Bantu vote dan gift reader.

Terimakasih ikuti terus cerita selanjutnya.

...

002 = IDENTITAS XU WUZAO

\=Capter 002 IDENTITAS XU WUZAO\=

\=

\=

Li Yian kini sadar bahwa dirinya berada pada tubuh seorang bayi yang baru di lahiran, akan tetapi yang bikin dirinya heran kenapa dirinya tidak bisa merasakan semua tubuh bayi ini, hanya sebagian saja.

Yang dapat dia rasakan hanya pendengaran dan penglihatan saja, sedangkan untuk menggerakkan semua fungsi tubuh lainnya tidak bisa sama sekali.

Li Yian mengetahui itu saat bayi yang dirinya tempati saat ini, di gendong oleh Xu Wuzao! Yang kini sudah berada di kamar cukup luas.

Xu Wuzao adalah seseorang paruh baya wajahnya terlihat sekitar umur 55 tahun, namun umur yang aslinya adalah 75 tahun.

Dia belum pernah menikah sama sekali, yang di geluti hanya kemampuan beladiri saja dan karena ketekunannya dia sekarang sudah mendirikan Sekte miliknya sendiri, meskipun kecil tapi itu hasil dari jerih payahnya selama hidup.

"Nak, mulai sekarang kau adalah salah satu murid di sekte ini! Setelah besar aku yakin kau akan menjadi pendekar yang tersohor di empat penjuru angin!" ucap Xu Wuzao senang.

Dia memang belum pernah mengurus bayi apalagi mempunyai murid sedari bayi seperti ini, tapi entah mengapa filing dirinya bahwa anak kecil yang ada di gendongan dirinya saat ini akan menggetarkan dunia persilatan di empat penjuru angin di daerah yang dirinya huni saat ini.

Xu Wuzao sekarang sedang melamun sambil melihat wajah mungil bayi yang ada di gendongan dirinya, dia di kagetkan oleh ketua pintu dari luar.

Tok, tok, tok.

"Maaf Kepala Sekte, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda dari pemerintahan kota provinsi!" ucap anak murid dari sebrang pintu di bagian luar.

"Ya sebentar!" jawab Xu Wuzao dari dalam kamar.

Dia bergegas keluar dan menyerahkan Li Yian kepada anak murid itu.

"Bawa bayi itu pada bibi nam! Suruh dia merawat anak ini!" perintah Xu Wuzao pada anak muridnya itu.

"Baiklah Kepala Sekte!" ucap anak murid itu, lalu dengan cepat undur diri untuk menyerahkan pada bibi nam.

Bibi nam adalah wanita satu-satunya yang menjadi pengurus segala urusan dapur dari Sekte milik Xu Wuzao, yang di pekerjaan beberapa tahun lalu! Tapi mereka berdua sudah mengenal cukup lama.

Xu Wuzao juga langsung keluar untuk menemui utusan dari pemerintah kota provinsi!.

Xu Wuzao sudah menemui utusan dari pemerintah provinsi itu yang hanya sendirian dan di kawal oleh dua orang pengawal pemerintah provinsi.

"Maaf membuat anda menunggu lama pejabat Mo!" ucap Xu Wuzao setelah sudah sampai di ruang pertemuan milik sektenya itu.

Xu Wuzao datang menghampiri dengan memberikan hormat sederhana kepada pejabat Mo itu.

"Ada gerangan apa pejabat Mo datang menemui ku? Apa masih perijinan yang sampai sekarang belum selesai itu?" tanya Xu Wuzao pada pejabat pemerintah provinsi.

"Ha-ha-ha-ha,,,! Sesuatu yang di harapkan dari tuan Xu Wuzao, bisa langsung menebak kedatangan ku sekarang!" jawab pejabat Mo itu dengan senyum licik yang di tampilkan.

"Seperti biasa, surat perizinan untuk Sekte anggrek putih milikmu ini belum bisa keluar karena sekte ini belum layak menjadi sekte!" lanjut pejabat Mo itu, dia hanya membalas penghormatan yang di berikan oleh Xu Wuzao itu.

Sekte Anggrek Putih milik Xu Wuzao saat ini memang hanya memiliki murid kurang dari 15 orang dan itu juga rata-rata kriminal yang pernah membuat onar tapi sudah di bebaskan dari penjara.

8 dari muridnya adalah mantan kriminal yang sudah di bebaskan karena masa hukumannya dari pemerintah sudah hilang, tapi setelah mereka bebas ingin menjadi murid Sekte besar mereka otomatis tidak di terima karena memiliki catatan kejahatan.

Padahal kejahatan miliknya tidaklah lah berat hanya mengintip para perempuan bangsawan yang sedang mandi, ada juga yang tidak sengaja menggangu enak-enak para pejabat selingkuh di penginapan.

Karena di anggap kriminal mereka hanya bisa pasrah, tapi untungnya Sekte anggrek putih menerima mereka dengan tangan terbuka meskipun sekte itu sangat kecil dan terkenal miskin.

"Bagaimana bisa pejabat Mo, aku kan sudah mengurusnya dengan benar tanpa kesalahan, bahkan sesuai prosedur yang di tunjukkan dari pemerintah provinsi?" ucap Xu Wuzao masih tidak percaya.

Sudah hampir 2 tahun tapi surat perizinan sekte miliknya belum juga keluar, padahal sudah mengurus dengan baik-baik dan sesuai arahan.

"Maafkan aku, ini bukan maksud kami! Tapi aku mempunyai solusi tuan Xu!" potong Petugas Mo itu.

"Apa itu?" tanya Xu Wuzao dengan cepat karena sudah sangat lama surat perizinan belum juga keluar.

"Harus ada ini!!" jawab petugas Mo.

Petugas Mo mengeser jari telunjuk dan juga ibu jarinya beberapa kali, dengan senyum bangga tersirat di sana.

"Maaf jika itu tidak bisa!" jawab singkat Xu Wuzao.

Dia sebenarnya tidak ingin menggunakan cara itu, jika saja Xu Wuzao ini mengikuti saran seperti itu sudah di pastikan sektenya kini sudah memiliki surat perizinan dari dulu.

Mungkin ini yang menghambat surat perizinan belum keluar tidak adanya uang pelicin sehingga surat itu tidak mau keluar.

"Jika itu syaratnya lupakan saja!" lanjut Xu Wuzao langsung saja meninggalkan ruang pertemuan tanpa menoleh sedikitpun.

"Lancang!" ucap petugas Mo sambil menggebrak meja itu lalu pergi dengan amarah yang tinggi.

"Lihat saja Xu Wuzao, sekte mu sampai kapanpun tidak akan mendapatkan surat izin mengajar!" gerutu petugas Mo sambil berjalan keluar dari sekte anggrek putih dengan amarah yang tinggi.

Xu Wuzao tidak memperdulikan ucapan petugas Mo sama sekali, jika saja dia menuruti permintaan ini pastinya sudah dari 2 tahun yang lalu sektenya mendapatkan surat izin mengajar.

Meskipun dia tidak mendapatkan surat izin mengajar tapi tetap saja Xu Wuzao mengajar dengan tekun murid yang tidak seberapa itu, dia tidak mengharapkan bayaran yang besar maupun reputasi yang tinggi yang dia inginkan adalah kejujuran dalam dunia beladiri.

Dia tidak ingin menggunakan kekuatan maupun kekuasaan untuk meninggikan derajat, yang dia inginkan adalah menjalin hidup dengan damai.

Jika saja Xu Wuzao menginginkan ketenaran dan kekuasaan, pasti dia sudah menerima ajakan dari beberapa sekte besar yang sedari dulu merekrut dirinya untuk mengajar di sana! Tapi itu bukan tujuan hidup dan dirinya belajar beladiri sejak kecil.

Xu Wuzao kini memasuki ruang perpustakaan yang hanya memiliki beberapa ratus buku saja, tidak seperti perpustakaan sekte besar maupun sekte menengah lain yang memiliki buku ribuan dan banyak sekali buku panduan beladiri maupun jurus.

Di perpustakaan itu hanya terdapat beberapa buku sejarah, dan buku pengetahuan maupun buku-buku jurus dan teknik.

Ada juga beberapa buku yang hasil karya tulis Xu Wuzao dari perjalanan hidupnya yang sudah cukup lama, lebih dari setengah abad hidup pastinya memiliki pengalaman yang berarti.

Dan di sinilah Xu Wuzao menenangkan pikiran, untuk sekedar menulis beberapa kalimat kata atau beberapa lembar pengetahuan yang dia temukan dalam pengembangan ilmu beladiri yang dia miliki.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menggunakan jalur suap untuk membuat Sekte kecil ku ini layak mengajar!" gumam Xu Wuzao setelah sudah berada di kursi dan meja yang biasa dia gunakan.

Beberapa saat dia teringat kepada anak yang baru lahir itu yang ibunya di selamatkan dari keganasan perampok yang menghancurkan desanya, karena dia datang terlambat sehingga hanya bisa menyelamatkan wanita hamil yang saat itu kondisinya sedang kritis.

Untungnya anak dalam kandungan itu masih bisa terselamatkan meskipun orang tuanya tidak, tapi setidaknya usaha dirinya tidak begitu sia-sia membawa wanita hamil itu pulang.

Jika saja dirinya mengerti cara membantu orang yang hendak melahirkan pastilah akan langsung turun tangan sendiri, tapi apalah daya Xu Wuzao hanya bisa bertarung dan membela dirinya.

Dalam dunia beladiri, dirinya cukup kuat karena memiliki kekuatan tenaga dalam yang tinggi dan di dukung dengan kekuatan 2 cincin roh beladiri berwarna merah dalam tubuhnya.

___________________________________

Not.

Garis cincin roh beladiri adalah pendukung eksternal dari seni beladiri dan tenaga dalam seorang pendekar, meskipun ada yang bawaan dari lahir tapi sangat jarang.

Di dapatkan dari menyerap kekuatan siluman yang hidup lebih dari 10.000 tahun yang sudah memiliki esensi roh kesadaran.

Cincin lingkaran di bagi dalam 7 warna.

Merah. \=> 10.000 tahun

Kuning. \=> 20.000 tahun

Hijau. \=> 30.000 tahun

Biru. \=> 40.000 tahun

Putih. \=> 50.000 tahun

Ungu. \=> 100.000 tahun

Hitam. \=> 500.000 tahun ke atas.

Tubuh manusia yang menyerap ini harus kuat terlebih dahulu, jika tidak maka akan mati percuma.

__________________________

LIKE' dan komentar yah.

Terimakasih atas dukungan buat reader semua.

...

003 = HARI LATIHAN PERTAMA LI YIAN

\= Capter 003 HARI LATIHAN PERTAMA LI YIAN\=

\=

\=

* 13 TAHUN TELAH BERLALU*

Selama 13 tahun Li Yian di rawat oleh Xu Wuzao dan di bantu oleh bibi Nam yang mengurus keperluan dapur di Sekte anggrek putih milik Xu Wuzao itu.

Di hutan dekat dengan Sekte milik Xu Wuzao Li Yian sedang memegang pedang yang pendek bermata satu, dengan nafas yang tersengal-sengal dia berdiri sedikit limbung ke segala arah.

Karena sudah seharian dirinya latihan, dia berlatih tidak menggunakan teknik dan jurus milik Sekte anggrek putih! Dia berlatih menggunakan teknik peninggalan ayahnya yang terpatri di ingatan dirinya sejak dirinya dilahirkan 13 tahun yang lalu.

Li Yian tumbuh menjadi anak yang normal, tapi dia lebih banyak diam dan jarang bermain! Itu karena sifat dan pikiran yang dewasa di miliki dirinya sejak lahir. Karena Li Yian itu tidak begitu mengerti karakter anak kecil dan semenjak lahir sifat dan karakter dewasa di alam langit juga ikut terbawa.

Tapi orang-orang di sekitarnya tidak begitu memperdulikan, bahkan untuk menyapa anak kecil itu saja tidak mereka lakukan, karena anak murid Sekte anggrek putih sudah banyak yang dewasa dan beberapa tahun lebih tua darinya.

"Latihan pertama ku sangat berat, tubuh ini kenapa sangat rapuh?"

Keluh Li Yian di sela-sela nafasnya yang terengah-engah, dia langsung memasukkan pedang miliknya ke dalam sarungnya kembali.

Setelah mengatur nafas agar kembali normal Li Yian baru memandang sekeliling, dan dia melihat ada beberapa pohon yang tumbang akibat terpotong saat latihan tadi.

"Bagaimanapun kekuatan ku turun sangat jauh saat ini, di bandingkan saat diriku masih menjadi dewa! Dan saat ini aku hanya manusia biasa!"

Li Yian memegangi goresan dari hasil tebasan pedang miliknya di pohon yang tumbang dan goresan itu memang tidak begitu rapi, bahkan pohon yang tumbang itu tidak besar hanya sebesar badan miliknya saat ini.

Umur Li Yian saat ini 13 tahun tepat, dan badan miliknya tidak rata dengan anak seumuran dirinya! Sedikit lebih besar dari umurnya saat ini.

Meskipun otot sudah terbentuk karena saat umur 9 tahun dirinya fokus melatih fisiknya saja tanpa mempelajari teknik gerakan penyerangan yang menggunakan tenaga dalam.

Karena dia mengetahui seberapa beratnya menggunakan teknik serangan yang menggunakan tenaga dalam, itu bisa memberikan beban berat pada tubuh yang kecil.

Agar tidak menerima beban berat pada saat latihan pertamanya dia terus berlatih fisiknya selama empat tahun, namun tetap saja dirinya masih terbebani sangat berat.

Karena dia melatih teknik pernafasan matahari, yaitu teknik peninggalan ayahnya sewaktu masih menjadi manusia dan pendekar.

"Lebih baik aku pulang kembali ke Sekte!" Li Yian bergumam.

Dia dengan langkah berat berjalan pelan kembali ke Sekte anggrek putih, karena hari sudah sore suasana di sana cukup sepi! Meskipun sekte anggrek putih sudah di akui oleh pemerintah sepuluh tahun lalu tapi perkembangan sekte tidaklah pesat.

Kini sekte anggrek putih di golongkan menjadi sekte kecil di kota provinsi Cao, kota provinsi Cao adalah kota yang cukup besar di bagian timur daratan matahari terbit.

Kota provinsi Cao masuk dalam wilayah kekuasaan Kekaisaran Ming, tapi karena kota ini adalah kota pinggiran sehingga jarang sekali di perhatikan oleh pemerintah kekaisaran Ming.

Sehingga banyak pejabat kota yang melakukan korupsi maupun menyulitkan rakyat dan beberapa pedagang maupun organisasi seperti sekte kecil misalnya.

Sekte anggrek putih tidak berkembang banyak setelah sepuluh tahun resmi di akui oleh pemerintah dan masyarakat, itu karena menurut kabar pemimpin sekte anggrek putih tidak begitu hebat dan sudah tua! Di tambah kelengkapan sekte yang sangat minim.

Saat Li Yian memasuki Sekte anggrek putih, dia cukup di perhatikan oleh beberapa anak murid luar yang sedang berlatih di halaman tengah sekte anggrek putih.

Halaman tengah itu cukup besar, dan ada beberapa guru yang sedang membimbing anak murid luar di sana juga memperhatikan Li Yian.

Li Yian tidak masuk dalam murid luar maupun murid dalam, maupun inti, entah setatus apa! Karena setiap dia tidak masuk dalam kelas maupun ikut latihan dasar, tidak di tegur. Tapi saat ada pengujian dalam bentuk tertulis di kelas dirinya saat itu selalu lulus dengan nilai tinggi.

Meskipun banyak yang membicarakan dirinya berada di kelas murid dalam tapi Li Yian tidak menganggap demikian.

"Hay lihat anak itu, dia anak yang sangat cerdas! Tapi dia belum melakukan pembelajaran tenaga dalam hanya belajar gerakan serangan dasar saja yang dia pelajari!" ucap salah satu murid luar yang sedang berlatih.

"Hoy, hoy sudah jangan membicarakan dia! Dia adalah anak angkat langsung kepada sekte! Kau jangan sampai menyinggungnya..!" ucap temannya sedikit berbisik pada orang yang berbicara tadi.

"Ahh, benar!" jawab anak murid yang tadi berbicara pertama.

Akhirnya mereka kembali fokus berlatih sudah tidak lagi memperdulikan Li Yian saat ini, hal seperti ini sudah biasa saat Li Yian tidak masuk dalam kelas malah memilih berlatih keluar tapi para guru hanya berani menghukum dengan ringan, karena hukuman cukup ringan sehingga Li Yian menyelesaikan dengan cepat.

Keesokan harinya, Li Yian tidak membolos lagi dia mengikuti pelajaran dengan tenang, dan hanya memperhatikan dengan diam tanpa menunjukkan ekspresi maupun emosi pada parasnya.

Karena seringkali bersikap demikian, maka anak-anak kelas lainnya jarang berani berbicara sehingga Li Yian tidak memiliki teman sama sekali.

Saat ini kelas mereka sedang berlatih gerakan serangan dan sedang di latihan oleh guru pendamping kelas masing-masing.

"Li Yian kau maju praktek gerak yang aku contohkan tadi!"

Guru pembimbing itu berbicara sedikit arogan, karena semenjak tadi dia diam-diam memperhatikan Li Yian tidak terlalu memperdulikan pelajaran kelas sama sekali.

Ini membuatnya cukup emosi, akhirnya dia ingin memberikan sedikit pelajaran pada anak ingusan ini agar lebih menghormati orang dewasa di sekitar! Khususnya seorang guru bila sedang mengajar.

"Hemm..!" jawab Li Yian hanya mengangguk kepalanya dan sedikit gumaman.

Dia lalu maju ke depan anak-anak kelas lainnya yang sedang menghadap ke guru mereka yang sedang mengajar.

Saat ini di depan sana ada tiga balok kayu yang besar yang dua di tancap ke tanah yang satu lagi di gantung di tiang kayu yang tinggi.

Guru tadi melakukan gerakan menebas dua balok sebelah kanan dan kiri lalu dengan berjungkir balik menebas balok yang di gantung, goresan yang di tinggalkan cukup dalam meskipun tidak menggunakan tenaga dalam dan melapisi pedangnya dengan tenang dalamnya.

Itu di lakukan oleh gurunya karena para murid di sana baru bisa menggunakan tenaga dalam sedikit dan cukup sulit.

Li Yian dengan santainya mengeluarkan pedang miliknya, dia menghadap kearah balok yang berdiri berjejer di depannya dan yang satunya di gantung sedikit lebih jauh di depannya lagi.

Li Yian menggenggam pedang dengan satu tangan di tangan kanan, dia langsung menarik nafas panjang dan sedikit hentakan suara dia lontarkan.

"Hiaat..!!" bentak Li Yian setelah dia mulai berlari ke arah balok itu.

Slaazz..

Slaazz..

Slaazz..

Gotraaakk..!!

Pada saat Li Yian menginjakkan kakinya di tanah setelah melakukan jungkir balik, potongan balok dari tiga-tiganya jatuh bersamaan.

"Apaa?"

Ucap anak murid kelas itu hampir berbarengan, bahkan guru pembimbing di sana cukup kaget dengan apa yang di lakukan oleh Li Yian.

Dia yakin bahwa Li Yian sejak awal tidak memperhatikan apa yang dirinya ajarkan tapi bagaimana bisa gerakan itu bahkan lebih sempurna di bandingkan gerakan dirinya pada saat mencontohkan.

Bahkan hasil dari tebasan itu, seperti tebasan menggunakan tenaga dalam karena tidak menimbulkan suara dan sangat tipis dan rapi.

"Anak ini benar-benar memiliki kemampuan! Pantes saja kepala Sekte tidak begitu mengekangnya." ucap guru pembimbing itu dalam hatinya.

Setelah dia sadar dia bersuara dengan kencang.

"Bagus, Li Yian kau belajar dengan baik!"

Sebenarnya dia ingin menambah 'kau melakukan lebih sempurna dari gerakan miliki ku' tapi dia begitu gengsi karena umur dirinya sangat berbeda jauh.

Li Yian anak berumur 13 tahun, sedangkan dirinya kini berumur 33 tahun! Jarak 20 tahun membuat dirinya enggan untuk mengungkapkan bahwa dirinya sudah kalah telak.

\=

\=

Bantu LIKE' dan komentar.

Terimakasih.

...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!