NovelToon NovelToon

Shera

Chapter 1 (Malam yang dingin)

~Batavia, 14 Juli 1925~

Dibawah langit malam yang mendung dengan rintik rintik hujan, suara langkah kaki seseorang kini terdengar begitu cepat. Ada sebuah ketakutan dan rasa panik yang menghiasi wajahnya.

“Tolong!!! Siapapun tolong aku!!! ” Gadis itu berteriak dengan kencang, sesekali ia menoleh ke belakang dan menengok segerombolan pria yang mengejarnya dengan tampang mengerikan.

“Percuma saja kau berteriak, tidak akan ada orang lain di sini yang akan menolong mu!!! ” Ucap dari salah seorang pria yang mengejarnya.

Mendengar hal itu, sang gadis pun semakin merasa ketakutan. Rambut pirangnya yang tergerai kini melambai-lambai tertiup angin, menutupi sebagian wajahnya yang basah akibat rintik hujan yang terus turun.

Bruuuk!!!.....

Sang gadis tiba-tiba terjatuh dan tersungkur dengan cukup menyakitkan, gaunnya yang indah kini nampak begitu kotor dengan lumpur yang basah. Lututnya terus menerus mengeluarkan darah, pergelangan kakinya pun terasa sakit untuk di gerakkan.

“Hah, sakit! ” Gumamnya, yang mengeluh sembari memegangi lututnya yang berdarah.

“Sudah ku bilang jangan kabur, sekarang kau terjatuh kan? ” Ucap seseorang dari arah belakang.

Mendengar hal itu, sang gadis pun menolehkan wajahnya. Kedua matanya yang biru terang kini nampak bergetar ketakutan di kala melihat para pria itu berjalan mendekat ke arahnya dengan bibir yang menyeringai.

“Jangan mendekat!!! ” Gadis itu berteriak ke arah mereka dengan tatapan marah bercampur takut. “Saya tidak pernah berbuat salah pada kalian, jadi jangan ganggu saya dan cepat pergi!!! ” Teriaknya lagi, yang justru di sambut dengan gelak tawa dari para pria itu.

“Hahaha!!.... Nona ini sangat lucu!! ” Ucap salah seorang pria sembari tertawa terbahak-bahak.

Mengetahui kalau gadis itu tidak lagi bisa bergerak karena luka di kakinya, para pria itupun dengan santainya melangkahkan kakinya mendekat. Kemudian, salah satu di antara pria-pria itu menarik rambut pirang sang gadis....

Membuat kepalanya mendongak ke atas dan secara otomatis bertatapan dengan tampang mereka yang mengerikan.

“Wah wah! Nona ini sangat cantik! ”

“Apa kalian lihat? Tubuh mungilnya kini bergetar ketakutan!!”

“Penampilannya sangat menarik karena dia keturunan belanda!” Ucap mereka, yang menilai gadis itu dari atas sampai bawah.

Bahkan tatapan mata mereka kini penuh dengan nafsu, membuat gadis itu semakin ketakutan dan berusaha untuk melepaskan tangan pria yang menjambak rambutnya saat ini. “Lepas!! Lepaskan saya!!!.... Dasar kalian orang-orang rendahan!!!.... Kalian akan menyesal karena telah berurusan dengan saya!!! ” Ia berusaha memberontak dan meminta untuk di lepaskan.

Namun sayangnya, kata-kata gadis itu sama sekali tidak di hiraukan oleh mereka. Alih-alih di lepaskan, pria yang sedang menjambak rambutnya dengan kasar kini melayangkan sebuah tamparan keras...

Plak!!!.....

Gadis itu merintih kesakitan, pipinya kini terasa begitu panas dan perih. Tamparan yang ia dapat itu benar-benar terasa menyakitkan, hal itu dapat dilihat dengan jelas dari bercak merah yang terukir di wajahnya yang mulus.

“Cih! Dia sangat berisik!!” Ucap pria itu.

Kemudian, pria yang lain pun maju dan berjongkok tepat di hadapan gadis itu. “Hei hei! Jangan kasar dengan perempuan!! ” ia mengulurkan tangannya, membelai wajah cantik gadis itu dengan lembut sembari berkata. “Dia orang baru di sini, dan sepertinya sedang tersesat! ” Ucapnya dengan sebuah senyum lembut.

Mendengar hal itu, pria-pria yang lain pun mulai mendekat dan mengelilinginya. “Wah, benarkah?.... Kasihan sekali gadis ini, kenapa kau menampar nya?!! ”tegur nya, kemudian ia terdiam untuk sesaat, melirik gadis itu dengan tatapan penuh arti lalu kembali berkata. “Dia pasti sedang merasa sedih, lihatlah air matanya itu! ” Ucapnya lagi, yang bersikap bagai orang baik.

Namun gadis itu tidak bodoh, ia cukup pintar untuk melihat niat jahat dari balik kata-kata penuh perhatian yang keluar dari mulut busuk pria itu. “Cuih!! Dasar baj*ngan sia*an!!! ” ia meludah dan memaki, membuat raut wajah pria-pria itu terlihat begitu kesal. “Berhenti berpura-pura baik dan cepat lepaskan saya!!.... Saya ingin pergi!!.... Saya ingin segera pulang!!! ” Teriaknya dengan penuh amarah.

Namun di sisi lain ia juga merasa takut!

Pria yang di ludahi nya kini tampak sedang menahan emosi, kedua tangannya terkepal erat dan ia pun menatap dengan tajam. “Kurang ajar, berani-beraninya dia....” ia mengeram rendah, lalu kembali tersenyum secara tiba-tiba. “wah wah! Kenapa terburu-buru seperti itu? Bagaimana kalau kami menghiburmu? Aku dan yang lain sangat pandai bersenang-senang! Kau pasti akan sangat menikmatinya!!” Ucapnya, kemudian menarik gaun yang di kenakalan gadis itu hingga membuatnya robek.

Krreeek!!.....

Kyaaaaa!!!....

Gadis itu berteriak, kedua tangannya kini ia silangkan di dada guna menutupi bagian tubuhnya yang terbuka. “Jangan!! Saya mohon, jangan lakukan itu pada saya!!!” Ucap gadis itu sembari menangis dan memohon-mohon.

Melihat tangisan dari sang gadis, pria-pria itupun terkekeh kecil dan tampak begitu menikmatinya. “Sussst! Jangan takut, kami hanya ingin menunjukkan sebuah permainan seru kepadamu! ”

“Itu benar, kau hanya perlu diam dan mengikuti kata-kata kami! ” Ucap mereka, sembari menggerayangi tubuh gadis itu dengan tangan-tangan mereka yang lancang.

“Tidak, jangan!! ” ia menggelengkan kepalanya, berusaha untuk memberontak dan melarikan diri. “Ah! Tidak!!.... Tidak!!!.... Jangan, aku mohon jangan!!!! ”

...»»————>✥<————««...

Entah sudah berapa lama para pria itu bermain-main dengan tubuhnya, gadis itu kini hanya dapat terkulai lemas dengan tidak berdaya. Sekujur tubuhnya kini di penuhi dengan lebam dan tanda-tanda merah yang samar-samar.

Pria-pria itu bagaikan binatang buas yang berkerumun untuk memakan mangsanya. Tangan mereka yang tidak sopan itupun terus-menerus menggerayangi tubuh rapuh itu dengan tidak berperasaan.

Di pikiran mereka saat ini hanya ada nafsu dan kesenangan. Mereka bahkan tidak segan-segan untuk melayangkan sebuah pukulan di saat gadis itu berusaha untuk memberontak.

“Tunggu!! Kenapa dia tidak bersuara?!! ” Ucap salah seorang di antara mereka yang menyadari bahwa mulut gadis itu kini tidak lagi mengeluarkan teriakkan dan des*han.

Sedangkan pria-pria lain yang mendengar ucapan dari temannya itupun kini terdiam untuk sesaat dan menatap gadis yang mereka permainkan sedari tadi itu.

Sungguh malang!

Penampilan gadis itu kini benar-benar berantakan, gaun indah yang ia kenakan kini telah robek dan terlepas dari tubuhnya. Membuat semua orang dapat dengan jelas melihat keelokan pada setiap lengkuk tubuhnya.

“Apakah dia mati?! ”

“Apa?!! Jangan bercanda!!! ”

“Tapi dia tidak bergerak!!.... Ini pasti karena kalian yang memukulinya!! ”

“Kau juga jangan menyalahkan kami, ini semua ide mu bukan?!! ”

Mereka mulai berdebat dan berasumsi. Wajah-wajah mereka pun kini mulai menunjukkan ekspresi panik lantaran berfikir gadis itu telah mati karena perbuatan mereka. “Bagaimana ini? Jika ada yang melihatnya kita akan dalam masalah!.... Ini adalah kasus pembunuhan!!! ” Ucap seorang pria yang terlihat begitu ketakutan saat ini.

Mendengar hal itu semua orang pun terdiam, merekapun mulai memikirkan sebuah rencana agar dapat terlepas dari masalah ini.

Hening!

Mereka kini larut dalam pikirannya masing-masing, dan setelah terdiam cukup lama, salah satu di antara merekapun akhirnya mendapatkan sebuah ide dan mulai membuka mulut. “Kita harus menguburnya di suatu tempat!.... Jika di biarkan begitu saja ia akan membusuk, dan orang-orang akan curiga!! ”

______________________________

Halo, jangan ragu untuk meninggalkan komen dan berpendapat mengenai novel ini!

Terimakasih karena sudah membaca!

😁🙏

Terkubur hidup-hidup.

Apakah mereka benar-benar tidak merasa bersalah?.... dan apakah hati nurani mereka kini telah rusak?!

Setelah melakukan perbuatan keji terhadap seorang wanita, dan menodai kesuciannya. Apakah mereka tidak takut akan dosa?

Alih-alih memikirkan seberapa besar dosa yang mereka tanggung, saat ini mereka justru berniat untuk mengubur tubuh gadis itu guna menghilangkan jejak.

“Tapi di mana kita akan menguburnya?! ” Tanyanya.

Dan mereka pun kini mulai kebingungan!

“Kubur di mana saja, sekiranya tempat itu aman maka tidak masalah!.... yang terpenting saat ini adalah menyingkirkan mayat tak berguna ini!! ” Ucap salah seorang dari mereka.

Kemudian, pria-pria itupun menganggukkan kepalanya. Mereka semua saling melirik dengan pandangan penuh arti, lalu bergotong royong mengangkat tubuh gadis itu dan pergi guna mencari tempat untuk menggali lubang.

...»»————>✥<————««...

Seekor tikus hitam yang basah kini berlari setelah dikejutkan dengan kedatangan beberapa orang yang mendekat. Suara gemerusuk dari rerumputan liar yang terinjak kini samar-samar terdengar bersamaan dengan suara langkah kaki yang berat.

Tubuh tanpa busana yang penuh lebam itu di angkat bak karung beras, di bawa ke suatu tempat yang gelap dengan pohon-pohon rindang yang mengelilinginya.

Salah seorang dari mereka kini tampak kewalahan, sesekali ia menyeka keringat di dahi dengan lengan bajunya. “Sampai kapan kita akan terus berjalan dan membawa mayat ini?! ” Ucapnya yang mengeluh.

Mendengar hal itu, salah satu rekannya pun berdecak kesal lalu berkata. “Cek! jangan banyak mengeluh!!.... kau bahkan tidak ikut mengangkatnya!! ” Ucapnya dengan ketus.

Kemudian, setelah beberapa lama mereka berjalan dan membelah semak-semak panjang. Pada akhirnya langkah kaki mereka pun berhenti di suatu tempat dengan sebuah pohon beringin besar yang tampak tinggi dan kokoh.

“Apakah kita akan menguburnya di sini? ” Tanya dari salah seorang di antara mereka sembari melirik sekitar dengan dahi yang berkerut.

Mendengar pertanyaan itu, pria yang lain pun menjawab. “Aku pikir ini adalah tempat yang cukup aman, jadi cepat gali lubangnya dan kubur dia!! ” Perintahnya yang langsung di patuhi oleh para rekannya.

Merekapun mulai mengikis tanah dan menggali lubang di bawah pohon beringin itu dengan menggunakan sebuah linggis.

Pada awalnya mereka tampak kesulitan dengan akar tanah dan akar gantung yang membatasi pergerakan mereka. Namun hal itu bukanlah masalah besar, asalkan tubuh gadis ini dapat segera di kubur, maka lubang dalam yang tak teratur pun sudah lebih dari cukup.

“Tolong! ”

Tiba-tiba, suara yang terdengar sangat lemah itu mengejutkan mereka. Membuat bulu kuduk di leher mereka berdiri karena merinding.

“Tolong!... ”

Suara itu kembali terdengar. Walaupun hanya samar-samar, namun mereka dapat dengan cepat mengetahui asal-usul suara tersebut.

“Di.. Dia hidup lagi?!! ” Serunya.

“Mustahil, ta... tadi dia sama sekali tidak bergerak!!... ka..kalian juga melihatnya bukan?!! ” Tanyanya, sembari menatap satu persatu rekannya dengan ekspresi panik.

Kemudian, salah seorang dari mereka pun berkata. “Tidak! sepertinya dia tadi hanya pingsan, dan kita sudah salah mengira bahwa ia telah mati!! ” Ucapnya, sembari berjalan mendekat dan memeriksa nafas gadis itu.

Bagaimana ini?.... mereka sudah terlanjur membuat lubang, dan tidak mungkin juga mereka akan membawa gadis itu ke dokter untuk di obati.

Itu sama saja dengan bunuh diri!!...

“Sudahlah, apa boleh buat kita kubur saja dia hidup-hidup!! ” Ucap seseorang yang membuat rekan-rekannya terbelalak lebar.

“Kau serius?!! ”

“Tapi dia masih hidup!! ” Ucap dari rekan-rekannya yang lain.

Mendengar hal itu, pria itu pun memutar bola matanya dengan malas, terlihat benar-benar tidak perduli. “Lalu kau mau apa?... membawanya ke rumah sakit dan berkata ‘kami telah memp*rkosanya dan memukulinya, jadi tolong sembuhkan dia’ begitu mau mu?! hah?!! ” Bentaknya.

Dan hal itu pun membuat mereka semua terdiam dengan perasaan ragu dan bimbang.

“Baiklah, kita kubur saja dia!... aku masih ingin hidup bebas, mana mau aku menjalani hukuman dengan mendekam selamanya di penjara!! ” Ucapnya, yang mengambil keputusan dan mengiyakan ucapan dari rekannya tadi.

Kemudian, tubuh gadis itupun mulai di seret dengan kasar dan dilemparkan ke dalam lubang yang telah mereka gali tanpa ada rasa belas kasihan sedikitpun.

Di sisi lain, sang gadis yang kini masih setengah sadar itupun berusaha untuk bangkit saat berada di dalam lubang. Namun salah seorang pria yang melihat pergerakannya pun segera menghantam kepala gadis itu dengan linggis yang ia bawa.

Membuat sang gadis mengalami cedera yang mengakibatkan darah segar mengalir dengan deras dari sela-sela luka yang cukup parah.

“Sekalian saja biar dia mati! ” Gumamnya, setelah melakukan tindakan kasar itu.

Sang gadis pun kini tampak tak berdaya, bahkan untuk membuka mulut dan mengeluarkan suara kecil saja ia sudah tak sanggup. “Setidaknya biarkan aku hidup!... ” ia memohon dalam hati. “... Tidak cukup kah kalian?... setelah merenggut kesucian ku, apakah saat ini kalian juga ingin merenggut kehidupan ku?! ” Tanyanya dalam hati.

Kedua matanya kini terasa berat untuk terbuka. Tanah yang mereka lemparkan kini mulai menimbun dan menutupi sebagian dari tubuhnya.

Hingga saat lubang itu telah di penuhi dengan tanah yang lembab, gadis itupun perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya.

Apakah kalian tahu bagaimana rasanya di kubur hidup-hidup?

Rasa takut dan hampa, hanya ada kegelapan yang dapat di lihat. Tanah yang padat dan berat itu membuatnya tidak bisa bergerak, bahkan tanah-tanah itu masuk ke lubang hidung serta mulutnya setiap kali ia berusaha untuk menarik nafas.

Tersiksa dan takut!...

Gadis itu benar-benar tidak ingin mati!...

Namun apalah daya? tubuhnya yang lemas dan penuh luka itu tidak memungkinkannya untuk bergerak dan menggali tanah untuk keluar bagaikan tikus mondok.

Pohon itu tidak boleh di tebang!!!

Mati...

Apa itu mati?...

Dan bagaimana rasanya?...

...»»————>✥<————««...

Kata-kata kematian sangatlah jarang di ucapkan, bahkan kebanyakan orang tidak akan mau membahas mengenai kematian lantaran menganggapnya sebagai sebuah hal yang tabu.

Karena itulah mereka akan mengalihkan pikiran mereka kepada hal hal positif seperti rutinitas apa yang akan membuat mereka bahagia?!... dan sesuatu menyenangkan yang bisa mereka lakukan selagi masih hidup dengan umur yang masih panjang.

Namun, bagaimana dengan Shera?.... usia gadis itu kini telah habis di telan oleh kematian yang tragis.

Matanya kini memandang kepergian orang-orang itu, tidak ada ekspresi ataupun pergerakan apapun darinya. Gadis itu saat ini hanya sedang berdiri mematung di atas gundukan tanah yang lembab.

“Apa yang terjadi?... ” Ia bergumam dalam hati.

Bertanya-tanya mengenai situasi macam apa yang tengah ia hadapi saat ini.

“Oh, aku sudah mati... ”

“Rasanya seperti terjatuh ke dalam lubang gelap, dan terbangun dari sebuah mimpi yang panjang... ” ia terdiam untuk sesaat, dan mendongakkan kepalanya ke atas sembari bergumam. “Tapi aku tidak bisa merasakan apapun... ”

“Aku tidak bisa merasakan sakit walaupun tau bahwa diriku kini sedang menderita! ”

“Aku tidak bisa merasakan dingin walau angin malam berhembus kencang ke arah ku! ”

"Aku juga tidak bisa merasakan takut walau hanya sendiri di antara kegelapan! ”

“Yang aku rasakan saat ini hanyalah rasa hampa, rasa hampa yang membuat ku merasa gelisah dan tidak nyaman!!” Gumamnya, lagi dan lagi.

...»»————>✥<————««...

Hari demi hari kini telah berlalu tanpa ia sadari, hal itu karena jiwanya telah berhenti di dalam satu waktu. Dia tidak menua, dan dia tidak menghilang!

Sosoknya yang tak terlihat itu hanya berdiri di bawah sebuah pohon yang rindang, terdiam tanpa suara sembari menatap kosong ke depan.

Seakan-akan ia kini sedang menantikan kehadiran seseorang!.... seseorang yang dapat membawanya pergi dari kehampaan yang menyiksa ini.

Mau siang ataupun malam, keduanya sama saja!....ia tak dapat merasakan kehangatan dari sinar matahari yang cerah dan terik, bahkan rembulan dan bintang-bintang di langit pun kini tak lagi indah di matanya.

“Aku tidak tau harus bagaimana... ” gumamnya.

Sebenarnya ia ingin sekali pergi dari tempat itu, tapi ia lupa bagaimana caranya berjalan.

Dalam hati ia merasa sangat kesepian, sosok-sosok lain di tempat itu tak pernah berbicara kepadanya. Mereka bahkan tidak pernah bertanya darimana asal nya?.... siapa namanya?... dan mengapa ia masih tetap di sini?!

Sama sepertinya, sosok-sosok itu hanya diam dan berdiri. Mematung bagaikan pahatan yang melambangkan kesunyian abadi!

Namun pada suatu hari, suara bising dari pohon yang tumbang tiba-tiba terdengar dan mengganggu keheningan sekitar.

Dari jauh tampaklah beberapa orang dengan gergaji ditangannya sedang memilih-milih pohon untuk di tebang. Dan hal itupun membuat beberapa sosok di sana merasa terganggu dan mengeluarkan hawa dingin yang begitu mencekam.

“Tebang pohon-pohon yang ada di sana!! ” Ucap dari seorang pria berbadan gemuk sembari menunjuk-nunjuk pohon yang ingin ia tebang.

Dan hal itupun langsung di turuti oleh para anak buahnya. “Baik, juragan! ”

...»»————>✥<————««...

Di situ, Shera hanya terdiam sembari memperhatikan mereka. Tidak seperti para penghuni lain yang tampak marah dan tak terima, ia kini hanya diam tampa menunjukkan reaksi apapun.

Beberapa pohon di sekitarnya kini telah di tebang habis, sosok yang menghuni pohon-pohon itu ada yang sudah pergi dan ada juga yang masih tetap tinggal.

Namun beberapa dari mereka tampak begitu murka dengan kehadiran manusia-manusia yang menebangi tempat tinggal mereka. Alhasil, para penebang yang ada di tempat itu pun kini merasakan hawa yang kurang enak.

Entah kenapa firasat mereka kini menjadi sangat buruk, seperti ada seseorang yang sedang melontarkan berbagai makian untuk mengutuk mereka!

Shera yang sedari tadi terdiam kini mulai memikirkan satu hal. Jika seandainya pohon beringin ini juga ikut di tebang, akankah manusia-manusia yang ada di sana dapat menemukan jasad yang terpendam di bawahnya?

Memikirkan hal itu, Shera pun segera membuka mulutnya untuk berbicara. Namun sayangnya ia lupa!.... ia lupa bagaimana caranya berbicara dan mengeluarkan beberapa kalimat dari mulut nya.

“Tebang!.... Tebang pohon ini juga!! ” Ia berseru dalam hati, menatap para penebang pohon itu dengan penuh harap.

Namun pada saat pohon-pohon di sekitarnya telah habis, dan para penebang akan memotong pohon beringin itu. Tiba-tiba suara dari sang juragan pun terdengar dan menghentikan pergerakan mereka.

“Tunggu!! kalian tidak boleh menebang pohon beringin!!! ” Ucapnya dengan tegas.

Dan hal itupun membuat para anak buahnya saling memandang dengan wajah keheranan.

“Ada apa juragan? kenapa tidak boleh?” Tanya, dari salah satu penebang dengan hati-hati.

Takut-takut ia salah bertanya dan menyinggung perasaan juragannya itu!

“Apakah kalian ingin miskin sampai tujuh turunan?!! ” Ucap sang juragan itu yang bertanya balik dengan nada tinggi.

Kemudian, ia mendongakkan kepalanya ke atas, menatap besar tinggi dan rindang nya pohon beringin dihadapannya. “Ini pohon bukan sembarang pohon!!.... sedari dulu pohon beringin itu punya pantangan tersendiri, yaitu tidak boleh di tebang untuk alasan apapun, kalau melanggar bisa kena sial!!! ” Ujarnya, yang menjelaskan dengan panjang lebar.

Memang sedari zaman dulu, orang-orang di Asia Tenggara memiliki sebuah kepercayaan yang kuat akan mitos-mitos yang berhubungan dengan hal-hal mistis.

Dan kepercayaan itu terus di turunkan ke anak cucu hingga mendarah daging.

“Sudahlah, kalian cepat bereskan semua ini!! ” perintahnya, kemudian melirik ke arah langit yang mulai berganti malam. “Besok saja di lanjutkan, sekarang saya mau pulang dulu!! ” Ucapnya lagi, kemudian langsung pergi tanpa menunggu para anak buahnya terlebih dahulu.

Shera yang melihatnya pun tampak begitu kecewa, padahal ia sudah berharap bahwa tubuhnya akan di temukan, dan dia akan mendapatkan pemakaman yang lebih layak.

“Kenapa tidak di tebang?!!.... aku ada di sini.... jasad ku ada di dalam sini!! ” Gumamnya dalam hati.

Namun setelah beberapa saat, ia pun akhirnya kembali diam dan berhenti berharap. “Sudahlah, lagipula aku sudah mati! ” ia berhenti sejenak, kemudian termenung dan berkata. “Lagipula apa yang akan berubah jika mereka menemukan tubuhku?.... aku tetap saja mati, dan tidak akan bisa hidup kembali bukan?! ” Gumamnya lagi pada diri sendiri.

Setelah itu, ia pun kembali seperti biasa, yaitu diam tanpa suara dan memperhatikan sekitarnya dengan tatapan kosong.

“Sebenarnya kenapa kita di suruh untuk menebang pohon di sini?! ” Tanya dari salah seorang penebang yang sedang membereskan peralatan.

Mendengar hal itu, seorang penebang yang lain pun sedikit berfikir dan mengingat-ingat, kemudian membuka mulutnya dan berkata. “Aku tidak tau, tapi katanya di sini akan dibangun sebuah sekolah! ” Jawabnya.

“Sekolah?!!.... ”

Shera mengulangi perkataan itu tadi, kemudian menatap penebang itu sembari mendengarkan pembicaraan mereka dengan seksama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!