NovelToon NovelToon

North Pole Couple

Episode 1(Revisi)

🌺Assalamualaikum🌺

...{ Welcome to my novel, terimakasih sudah memilih novel ini untuk di baca. Semoga suka dengan cerita nya. Ini novel pertama, banyak kesalahan dalam setiap kata maupun kalimat.}...

...Harap di maklumi....

...Mohon dukungan nya❤️...

Pagi cerah dengan sinar matahari yang selalu semangat menyinari seluruh bumi. Yura Aikawa gadis manis berginsul memasuki gerbang sekolah dengan semangat yang menyala-nyala. Hari ini adalah hari pertama ia menginjakan kakinya di SMA Turnagara.

Sekolah yang didamba-dambakan para siswa-siswi karena memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Sekolah ini adalah salah satu sekolah yang dimiliki oleh kakeknya. Walau begitu ia sama sekali tidak pernah mengunjungi sekolah ini.

SMA Turnagara memiliki tiga lantai dilengkapi dengan eskalator,taman luas, perpustakaan sangat besar yang di isi oleh berbagai macam buku.

Ekstrakurikuler yang lengkap mulai dari olahraga, fotografer,seni,beladiri,vokal, tata boga, teater, fashion, kesehatan,osis,sastra,rohis,tata rias dan lainnya. Sekolah ini dijuluki sebagai sekolah sultan.

Yang pasti para siswa--siswinya 99,9% anak sultan.Yura menyusuri lorong sekolah yang masih sepi,Yura datang tepat pukul enam pagi. Ia benar-benar semangat.

Sengaja ia datang awal agar bisa jalan-jalan mengelilingi sekolah impiannya itu. Ruangan demi ruangan Yura masuki tanpa ragu kecuali ruang guru dan toilet pria.

Yura menaiki tangga demi tangga menuju lantai paling atas . Ia sangat penasaran dengan ruangan-ruangan di lantai paling atas itu.

Yura ngos-ngosan menaiki tangga terakhir. Ia menghitung setiap tangga yang ia pijak. Ia menaiki tangga terakhir sambil terduduk lelah sambil membelakangi ruangan yang ingin dilihat nya.

Napasnya tidak beraturan jantung nya berdegup kencang seolah dikejar setan. Bagaimana tidak,ia telah berhasil menaiki tangga yang berjumlah 210 anak tangga.

Walau ia tahu ada eskalator namun ia lebih memilih berjalan menaiki tangga. Karena ia penasaran dengan jumlah anak tangga itu,dan sekalian olahraga.

Yura sudah menstabilkan nafas serta jantungnya. Yura membalikkan badannya untuk melihat lantai tiga yang membuat hati kecilnya penasaran.

Yura kagum dengan interior design ruangan yang berwarna gelap. Berjejer berbagai macam jenis kamera,buku gambar, alat lukis, obat-obatan, peralatan memasak moderen, alat-alat menjahit, alat-alat kesehatan, alat-alat musik,semua jenis make up, skin care,dan segala jenis bola,semua tertata rapi.

Namun ruangan ini lebih dominan ke seni, setiap dinding-dinding nya terdapat pajangan - pajangan karya seni dan gambaran-gambaran yang memanjakan mata.

Yura sudah sering mengunjungi pameran-pameran karya seni membuatnya cukup kagum dengan karya siswa-siswi Turnagara.

Sudah cukup lama Yura melihat-lihat setiap sudut ruangan lantai tiga yang ternyata tempat penyimpanan segala macam peralatan ekstrakurikuler.

Yura melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang putih bersih. Menunjukkan pukul 6.50, Yura merasa puas dan berniat kembali kelantai 1 dengan menaiki eskalator. Kakinya pegal jika harus jalan menuruni tangga--tangga itu.

Sesampai Yura di kelas X IPA 1,Yura tertengun cukup lama melihat kelas yang sudah terisi penuh. Kursi-kursi depan, tengah dan belakang sudah penuh. Yura merasa kesal karena ia datang awal tapi kenapa tidak memilih tempat duduk terlebih dahulu.

Bola mata coklat berbulu mata tebal dan lentik menyusuri setiap sudut ruang kelas yang masih bingung mencari sisa kursi kosong.

Ternyata masih tersisa satu bangku kosong di pojok paling belakang, tepat disebelahnya pria yang membaringkan kepalanya diatas meja memandang ke luar jendela.

Wajahnya tak terlihat karena posisinya membelakangi Yura. Yura sedikit ragu untuk duduk di situ. Namun karena tidak ada tempat duduk lagi Yura mendatangi kursi tersebut.

Drekk !!

Yura menarik kursi dengan cukup kencang,karena suara gesekan kaki kursi dan porselen begitu nyaring membuat sebagian telinga yang mendengar nya ngilu dan menatap sinis sang pelaku tanpa terkecuali pria yang duduk tepat disebelahnya. Namun pelakunya tidak menghirau tatapan sinis dan langsung duduk di kursinya.

Pria yang tepat duduk disamping Yura melongo menatap Yura. Ia terkejut melihat wanita berwajah putih bersih tanpa ada bekas-bekas jerawat bibir kecil bewarna pink alami dengan sedikit kantung mata yang mengenakan hijab syar'i berpakaian seragam rapi duduk tepat disampingnya.

Orang yang ditatap sama sekali tidak menoleh kearah kanan kiri depan maupun belakang,ia sibuk mengeluarkan buku tulis dan pulpennya

Yura merasa sedikit risih karena pria yang duduk disampingnya sedari tadi menatap nya tanpa henti. Yura menoleh kearah pria itu dengan wajah malas.

Wajah putih bersih mata kecil tapi tidak sipit, alis tebal hidung mancung dan bibir tipis berwarna pink alami membuat wajahnya lebih cocok di bilang cantik bahkan imut di banding tampan.

Pria yang ditoleh terkejut ditatap balik wanita yang sedari tadi ia tatap.

Ia menyapa wanita yang ada disampingnya.

"Hai, kenalin aku kim Yoon so,"ucapnya mengulurkan tangan dan tidak lupa senyum indah dengan mata yang hampir terpejam dikarenakan mata nya yang hampir sipit

Yura berusaha menahan tawanya ketika melihat wajah Yoon so yang terlihat aneh.

Melihat ekspresi wajah Yura yang sedikit aneh membuat Kim Yoon so merasa bingung, perlahan ia menurunkan tangannya.

"Kenapa,ada apa?"tanyanya bingung.

Yura berusaha menetralkan ekspresi nya.

"Tidak apa-apa"jawabannya singkat.

Kim yoon so tersentak, melihat Yura yang mengabaikan perkenalan baiknya.

Episode 2(Revisi)

🌺 Assalamualaikum 🌺

...{Welcome to my novel, terimakasih sudah memilih novel ini untuk di baca. Semoga suka dengan cerita nya. Ini novel pertama, banyak kesalahan dalam setiap kata maupun kalimat.}...

...Harap di maklumi....

...Mohon dukungan nya❤️...

Di hari pertama masuk, SMA Turnagara tidak memperlakukan siswa-siswi baru untuk menggunakan atribut-atribut aneh seperti sekolah kebanyakan.

Dihari pertama masuk siswa siswi diajak untuk mengenali semua warga sekolah,mata pelajaran yang akan di pelajari, ekstrakurikuler,dan menyusuri setiap ruang yang ada di sekolah.

Pukul 7.10 Ketua osis masuk ke kelas X IPA 1.

Pria dengan tinggi sekitar 184 cm berambut cepak berkulit kuning Langsat, membuat mata yang melihat nya merasa candu dengan senyum manis yang ia tebarkan. Ia adalah Fahran Raderha ketua OSIS SMA Turnagara.

Pelajaran pertama diisi oleh Fahran Raderha. "Selamat pagi semua nya, perkenalkan nama saya Fahran Raderha, kalian bisa panggil kakak,kak Deha." Tegasnya.

"Pagi kak."Sahut seisi kelas semangat.

"Hari ini tema nya perkenalan,kakak mau kalian saling kenalan dengan teman sebangku kalian tulis di selembar kertas biodata teman sebangku kalian dan kumpulan kan."

Semua tampak antusias untuk berkenalan dengan teman sebangkunya,namun tidak untuk dua orang yang duduk paling pojok belakang dekat jendela. Mereka tampak bingung dengan perintah ketua osis nya.

Yura menyobek selembar kertas dari bukunya. Ia menghadap kearah Kim Yoon so, sedangkan orang yang sedang di tatap kikuk salah tingkah. Melihat tingkah teman sebangku nya yang sedari tadi menggaruk kepala dan alis membuat Yura risih.

"Nama lo siapa ?"tanya Yura datar.

Yang ditanya malah membulat kan matanya tak menyangka di tanya dahulu oleh wanita dingin di sebelahnya.

Yura balik membulatkan matanya ke arah Kim yoon so. Membuat Kim yoon so memalingkan wajah sambil bergidik ngeri.

"Aku Yura Aikawa,lahir di Dubai,tanggal 2 April ,usia 15 tahun,hobi masak,makan,warna kesukaan cream pink,gak punya pacar, idola kim seokjin,"ucap Yura sekali tarikan tanpa jeda. Kim yoon so tercengang bingung harus berbuat apa.

"Kenapa ekspresi lo konyol begitu,"ucap Yura menahan tawa karena setiap ia bicara Kim yoon so selalu saja menampilkan ekspresi wajah yang konyol di matanya padahal ekspresi yang selalu Kim yoon so tampakkan adalah ekspresi imut di mata wanita lain.

Kim yoon so di buat semakin tercengang. Ia menganga dengan sangat lebar,baru kali ini ada wanita yang menyebutnya konyol.

...****************...

Waktu habis Deha berjalan kesetiap meja mengambil kertas yang berisi biodata. Deha berjalan menuju meja terakhir yang terletak di belakang paling pojok dekat jendela.

"Maaf kak, punya saya belum selesai,"ucap Kim yoon so bersalah.

"Kamu, juga kosong ?" Tanya Deha pada Yura yang sedari tadi memalingkah wajah ke samping enggan menatap kedepan.

Deha merasa sedikit kesal karena lawan bicaranya tidak menatapnya.

"Ini salah saya kak,tadi saya tidak fokus."Ucap Kim yoon so lagi.

"Tulis semua biodata teman sekelas untuk hukuman kalian berdua." Perintah Deha

tegas.

Kim yoon so menganggukkan kepalanya, sedangkan Yura tidak berkutik sama sekali.

Deha berjalan meninggalkan mereka berdua. Ia menghentikan langkahnya,menolehkan kepalanya ke samping tanpa membalikkan badan. "kumpulkan sebelum bel pulang berbunyi."Ucapnya tegas berlalu keluar.

"Yoon so,semua ini ulah lo, lo harus cari biodatanya."

Yoon so lagi-lagi dibuat tercengang oleh Yura, entah kenapa ia selalu tercengang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Yura.

Karena lawan bicaranya tidak bergeming Yura menoleh ke samping. Ia benar-benar tidak kuasa menahan tawa,Yura tertawa dengan sangat keras,karena lagi -lagi Yoon so membuat ekspresi yang dianggap nya konyol.

Untungnya semua siswa siswi dikelas sudah keluar menuju kantin, Yoon so langsung menutup mulutnya yang ternganga lebar dengan kedua tangannya saat mendengar suara tawa Yura. Ia tak menyangka Yura akan tertawa dengan keras. Karena dari tadi Yura hanya menampilkan ekspresi datar.

"Ehemm,hem,"Yura berdehem untuk menetralkan suasana.

"Nanti gue akan cari biodata juga,tapi gue harap lo bisa cari lebih banyak."Ucap Yura datar.

"Ya,l."balas Yoon so singkat.

Yura mengeluarkan buku novel dari dalam tas. Ia ingin pindah tempat duduk untuk membaca novelnya,karena dikelas hanya ada mereka berdua . Jadi dia tidak mau duduk tepat di sebelah laki-laki yang bukan mahram nya.

Belum sempat Yura pindah dari kursinya,pria dengan tinggi sekitar 185 cm rambut lurus,mata kecil dengan tatapannya yang tajam, kulit putih,bibir pink alami,hidung mancung,dan alis tebal tersusun rapi memberikan aura ketegasan pada wajahnya.

Ia masuk ke dalam kelas menuju kursi Yoon so. Yura tak menoleh sedikit pun, ia sibuk membolak-balik halaman buku novelnya.

"Yoon so,ini jangan lupa dimakan,"ucapnya datar menyerahkan bungkusan.

"Wow apa ini ?" tanya Yoon so membuka bungkusan yang berisi kotak kue berwarna hijau muda yang dipadukan dengan warna putih.

Yura mencium aroma yang familiar didekatnya, aroma wangi yang membuat perutnya lapar. Tapi ia enggan untuk menoleh, sekuat tenaga ia tahan keinginan nya untuk melirik makanan yang mengeluarkan bau mengocok perut.

"Wih cake ubi ungu,enak banget makasi Jin hyung"

Kruyukk !!

Dua pria tampan yang sedari tadi sibuk dengan aktivitas nya masing-masing terkejut refleks menoleh ke sumber suara.

Yura yang merasa di tatap tetap tak berkutik sedikitpun ia pura-pura membaca novel di genggaman tangan nya.

"Astaga,aku lupa menawarkan kue ini pada mu."

"Jin Hyung,kenapa hanya berdiri mematung duduklah ayo makan cake nya bersama."Ucap Yoon so kembali.

"Ini ambil lah,"Yoon so memberikan sepotong cake kepada pria yang bernama Kim Yoon jin. Yoon jin duduk tepat dihadapan Yoon so.

"Ini, seperti nya kamu lapar," Yoon so memberikan sepotong cake dengan hati-hati karena ia tahu bahwa ia sedang berhadapan dengan wanita dingin sedingin kutub Utara.

"Terimakasih,"ucap Yura datar tidak mengambil pemberian Yoon so tanpa menoleh kearah Yoon so,Yura pergi meninggalkan kedua pria tampan yang sangat di idam-idamkan kaum hawa. Sorot mata kedua pria itu mengikuti wanita hijab yang berjalan dengan cepat.

"Wanita aneh."ucap keduanya serentak tanpa sengaja. Mereka saling bertatapan dan bergidik ngeri. Setelah mengatakan hal yang sama.

Yura berjalan dengan cepat agar segera menghilang dari pandangan kedua pria yang ia tahu bahwa mereka memandanginya sedari tadi. Yura menoleh kebelakang dan,

Brakkk!!!

"Waww !!" Teriak dua wanita berkerudung terkejut. Sambal kacang cilok miliknya tertumpah tepat di baju seragam Yura.

Yura terkejut ia menatap bajunya yang tertumpah cilok dan menatap dua wanita didepannya bergantian.

"Arin/Yura!!" Teriak Yura dan Arin bersamaan.

"Yura kangen!!"ucap wanita disamping Arin ia bergerak maju ingin memeluk Yura.

"Ada tisu enggak Fit "Tanya Yura

"Ooo ada-ada tunggu sebentar ya,aku ambil dulu di kelas,"sahut Fitri berlalu masuk ke kelas.

"Aaaa maaf,Yur aku gak lihat kamu di depan," Arin meminta maaf sambil mendekat ke Yura.

"Ya,iya gak papa."

"Ini Yur," Fitri menyerahkan beberapa lembar tisu.

Arin membantu Yura membersihkan bajunya yang terkena kacang cilok,memang tidak banyak tapi nodanya terlihat jelas tepat mengenai hijab Yura.

"Aduh nodanya jelas banget Yur."Ucap Arin.

"Ada bawa jaket enggak?" Tanya Fitri.

"Gak ada,aku cuma bawa hoodie ribet ntar."

"Yaudah nih pake jaket gue aja." Tawar Arin.

"Udahlah gak apa-apa juga." Tolak Yura santai.

Kedua sahabatnya langsung memasangkan jaket ke badan Yura tanpa persetujuannya.

" Terimakasih."

"Kangen!!!"Teriak kedua sahabatnya yang sudah lama tidak berjumpa. Arin dan Fitri memeluk erat Yura bersamaan.

Kryukkk!!!

Suara riuh disela-sela pelukan membuat Arin dan Fitri melepas pelukan dan tertawa terbahak-bahak.

"Lapar,anterin aku ke kantin yuk."Rengek Yura

"Wokeh,ntar traktirin aku cilok yang tumpah ya."Pinta Arin.

"Belikan es blender juga ya."Timpal Fitri.

"Gampang,"ucap Yura bersedekap dada.

...****************...

Di tjelas dua pria tampan yang tengah duduk sambil menikmati cake menoleh kearah pintu.

Dilihatnya wanita yang tingginya sekitar 168 cm dengan berbalut jaket hitam,tangan nya penuh dengan makanan. Diikuti dua wanita dibelakang nya yang sedikit kesusahan membawa makanan.

Yura berjalan menuju kursinya ia meletakkan makanannya diatas meja,namun mejanya tak cukup menampung semua makanannya.

"Bisa tolong singkirkan kotak ini," pinta Yura tengah menyusun makanan diatas meja.

Yoon so segera mengambil kotak cakenya yang telah kosong.

"Permisi kami mau duduk di kursi kami,"

ucap Arin lembut kepada pria tampan yang sedari tadi duduk di kursi tepat didepan Yura dan Yoon so.

Arin dan Fitri seketika mendongakkan wajah ketika pria itu berdiri. Mereka tertampar pesona Kim Yoon jin.

"Bukannya kalian duduk di sebelah sana ya,"tunjuk Yoon so kearah dua kursi berjejer paling belakang pojok dekat lemari.

"Iya,tapi kita udah izin tukar tempat duduk sama dua penghuni kursi ini."Sahut Fitri

"Kok gue enggak tahu ya, kita sekelas."Ucap Yura.

"Kita tadi di UKS sakit perut,"sahut Fitri nyengir.

"Mau."Tawar Yura sambil mengangkat batagor diatas sendoknya.

Yoon so terdiam ia bingung,apa yang harus ia lakukan.

"Yak Yoon so,jangan makan sembarangan nanti perut lo sakit." Tegur Yoon jin.

Yura tidak suka dengan kata-kata Yoon jin.

"Gak apa-apa ko aku suka pedas" sahut Yoon so.

"Terserah lo saja,jangan ngeluh kalau perut lo sakit" ucap Yoon jin kesal, meninggalkan kelas adik angkatnya.

Bel masuk berbunyi, makanan Yura sudah habis bersih tidak tersisa. Tak lama pria yang Yoon so sebut Jin hyung dan wanita setinggi 165 cm dengan rambut panjang tergerai rapi masuk kedalam kelas.

"Selamat siang, perkenalkan saya Kim Yoon Jin dan disebelah saya Valensa Ardinafa. Kalian bisa panggil saya Ji.."

"Kak Yoon jin dan kak Valen."Potong valensa.

Yoon jin menunjukan ekspresi datarnya yang membuat ia terlihat sangat keren dimata kaum hawa Yang melihat nya. Sedangkan Valensa wanita yang manja, imejnya juga terlihat manis di mata kaum adam.

"Datar sekali." Gumam Yura yang terdengar oleh dua sahabatnya yang duduk tepat di depannya.

"Dasar enggak sadar diri,"ucap Arin menoleh ke arah Yura yang juga menampilkan ekspresi datar.

'Gadis yang manis,apa dia tidak sadar kalau wajahnya sangat datar,'batin Yoon so sambil tersenyum.

"Kami dari eskul tata boga,bagi kalian yang mau mengikuti tata boga kalian bisa daftar langsung pada saya."Ucap Yoon jin.

Valen yang sedari tadi melihat Yoon jin berbicara,merasa bingung dengan tatapan Yoon jin. Ia mengikuti sorot mata Yoon jin dan terhenti pada seorang wanita hijab anggun yang mengenakan jaket di dalam kelas.

Ia sedikit kesal melihat wanita itu. 'Tuh cewek caper banget pakai jaket di kelas.' Batin Valen kesal.

"Hei,adek berjaket hitam, kenapa memakai jaket di kelas ?" Tanya Valen berjalan menuju kursi Yura

Episode 3(Revisi)

🌺 Assalamu'alaikum 🌺

...{Welcome to my novel, terimakasih sudah memilih novel ini untuk di baca. Semoga suka dengan cerita nya. Ini novel pertama, banyak kesalahan dalam setiap kata maupun kalimat.}...

...Harap di maklumi....

...Mohon dukungan nya❤️...

Semua mata menatap gadis hijab yang sangat cantik berbalut jaket. Kaum adam baru sadar kalau ada bidadari yang tersesat di kelasnya.

Yura hanya diam tak berkutik karena malas menjawab pertanyaan dari senior dua tingkat nya itu.

"Enggak punya mulut ya,mau cari perhatian." ucap Valen dengan nada mengejek. Ia memang wanita manja yang galak bermulut pedas.

"Baju saya kotor."Sahut Yura datar.

"Terus kalau baju lo kotor lo boleh pake jaket di kelas,buka gak!!"Teriak Valen.

"Maaf kak senior Valen,anda tidak bisa menyuruh saya membuka jaket ini karena saya sudah minta izin sama kepala sekolah kalau baju seragam saya ketumpahan cilok dan izin memakai jaket."Sahut Yura panjang lebar.

"Siapa nama lo biar gue tanya sama kakek gue"ucap valen angkuh, kakeknya adalah kepala sekolah SMA Turnagara

"Yura Aikawa."Sahutnya malas.

"Yura ini jaket gue pakai saja"

"Ini ni pake punya gue aja"

"Punya gue lebih tipis anti panas,"

"Punya gue jaket bermerek"

"Ini punya gue pernah di pakai Kim taehyung"

"Terimakasih kasih tapi gue sukanya sama Kim Seokjin,"ucap Yura sedikit melembut karena ia ingin menampilkan imej manis di depan Valen.

Yoon jin yang ingin menghentikan ulah Valen terhenti , Yura bisa menghadapinya dengan santai. Biasanya adik kelas perempuan akan langsung ciut dengan kata-kata pedas Valen.

Valen kesal dan meninggalkan kelas,tepat sekali bel pulang berbunyi jadi malunya sedikit berkurang.

Yoon so kagum melihat Yura yang terlihat keren.

"Yang terakhir, eskulnya diadakan hari Sabtu jam 13.30 siang, terimakasih semuanya."Ucap Yoon jin dengan senyum tipis. Melelehkan hati sejuta umat.

"Iya kak makasi."

"Makasi kak ganteng."

"Gomawo oppa."

"Sarange oppa."

Goda para ciwi-ciwi yang tahu kalau Yoon jin memiliki darah korea.

Mereka semangat ingin mengikuti eskul tata boga. Agar bisa bertemu dengan pangeran Yoon jin.

"Yoon so,ini biodata sekelas udah di catat di kertas ini."ucap Yuki,wanita bermata kecil, berkulit putih seputih susu,dengan rambut yang tergerai gelombang bak model. Ia blasteran indonesia Jepang namun wajahnya benar-benar seperti orang jepang.

Berbeda dengan Yura blasteran Jepang namun wajahnya tidak ada jepang-jepangngnya sama sekali. Wajahnya lebih dominan Kearab-araban. Ya Yura adalah keturunan Jepang Indonesia.

Ayahnya Jepang tulen dan ibunya blasteran Arab. Jadi Yura adalah generasi ketiga arab. Namun kulitnya yang putih di dapat dari gen Ayahnya.

Yoon so mengambil kertas itu sambil tersenyum manis. Membuat hati Yuki berdebar tidak beraturan.

"Terimakasih,padahal aku baru mau minta biodata ke teman-teman, terimakasih banyak,"ucap Yoon so membungkuk kan badannya.

"Aaa,tidak perlu sampai seperti itu ini bukan di Jepang atau pun korea."Ucap Yuki

"Yura,ini biodata teman sekelas."Ucap Rachel. Pria keturunan barat berwajah tampan,dengan tinggi badan sekitar 184 cm cm.

"Terimakasih, ucapnya singkat.

Hati yoon so sedikit menciut melihat ketampanan pria yang memberikan kertas ke Yura. Wajahnya kebarat-baratan mata dan rambutnya yang coklat membuat ketampanannya mencolok.

Yura,Arin dan Fitri berjalan menuju ruang osis. Mereka mengantarkan Yura mengumpulkan tugasnya. Sesampai di ruang osis Yura melihat Deha yang sedang duduk di dampingi kertas yang berserakan di atas meja.

Toktoktok!!

Yura mengetuk keras pintu osis membuyarkan tatapan Deha yang sedari tadi menatap setiap kertas di mejanya.

Yura menyerahkan kertasnya tanpa berbicara apapun. Deha juga tidak mengajak Yura berbicara padahal Deha adalah anak yang ramah entah kenapa ketika berhadapan dengan Yura mulutnya enggan berbicara.

Yura keluar tanpa sepatah kata.

Deha menggelengkan kepala melihat adik kelas yang sangat dingin sedingin kutub,pertama kali bagi Deha didiamkan adik kelas saat bertemu.

"Yur,dari tadi aku cari kamu aku pikir kamu kemana."Oceh Yoon so.

"Aku mau pulang selamat tinggal," Yura berlalu meninggalkan Yoon so yang sedang mematung karena respon Yura benar-benar di luar dugaan.

"Dasar es kutub, kenapa ada wanita seperti itu."celoteh Yoon jin tiba-tiba datang karena lama menunggu Yoon so yang tidak muncul-muncul di parkiran.

Yoon so sedikit tersentak,"dia itu manis."balas Yoon so meninggal kan Yoon jin.

'Manis dari mananya' batin Yoon jin.

...****************...

"Yur,ko enggak ngabarin kalo lo udah ada di rumah."tanya Arin

"Iya ni,pulangnya diam-diam aja."

"Baru kemarin gue datang ni masih pegel-pegel punggung gue"

"Iya-iya yang baru aja sekolah ke luar negeri."Goda Arin.

"Eh, disekolah kita banyak cogan(cowok ganteng) aku tu gak sanggup."Rengek Fitri.

"Disampingnya si Yura,gila banget ndak sih,kiyowo"timpal Arin gemas.

"Tapi si oppa tabog(tata boga) lebih menyayat hati."

"Gila sih dingin banget"

"Tadi si bule ganteng banget."

"Ketosnya juga gak kalah ganteng."

Yura hanya diam mendengar obrolan yang ia anggap membosankan. Dengan ciri khasnya ia berjalan sambil bersedekap dada.

Braam-bram-brammmm !!

Rachel memainkan pegas motor traikernya dengan keras.

Telinga orang-orang yang mendengar nya mendengus kesal. Arin dan Fitri menutup kedua telinga dengan kedua tangannya. Yura, ia hanya mengerutkan dahi tak suka dengan kebisingan yang di buat Rachel.

Rachel menjalankan motornya ke arah Yura.

Ia membuka kaca helmnya. Ia sangat gagah bertenggek diatas motor traiker orange itu. Arin dan Fitri kagum dengan apa yang ia lihat. Anak geng motor mengajak Yura menaiki motornya. Keren itu yang terkesan di benak para kaum hawa.

Hal itu tak lepas dari perhatian Yoon so dan Yoon jin. Yoon so merasa kalau Rachel benar-benar keren.

"Ayo gue antar pulang." Tawar Rachel lembut.

"Gak makasih,"balas Yura berlalu dengan cepat. Kedua sahabatnya bergegas mengejar Yura.

Suara menggelegar keluar dari kenalpot motor Rachel tatkala ia mengendarai kencang motor nya. Ia kesal tawaran baiknya di tolak mentah-mentah.

Yoon jin berjalan menuju parkir mobil. Saat didalam mobil tanpa sengaja sorot matanya tepat pada wanita hijab yang sedang mengenakan helm.

Wanita kecil itu menutup kaca helmnya yang gelap. Jujur saja kalau Yoon jin sedikit kagum dengan kecantikan wanita itu. Tapi ada rasa yang mengganjal di hati kecilnya

Helm Yura sudah terpasang nyaman di kepalanya,kaca helm hitam menutupi wajah kecilnya. Yura mengemudi motor Scoopy hitam mini yang terlihat imut.

Walau berjejer mobil dan motor yang besar di rumah nya. Yura memang bersikap seolah bukan dari kalangan sultan. Sikapnya rendah hati tidak suka pamer kekayaan. Banyak orang yang tidak tahu kalau dia anak sultan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!