NovelToon NovelToon

Kenapa Tidak Membenci Ku..?

Episode 1

Khenin POV

"Hiks....hiks...." Tangisku menutupi tubuhku, hilang sudah kesucianku di renggut paksa oleh kak Elang. Laki-laki yang diam-diam aku cintai, laki-laki yang diam-diam aku kagumi semalam sudah menghancurkan hidup dan masa depanku. Ku punguti bajuku yang berserakan di lantai meninggalkannya yang tertidur di ranjang. Aku begitu takut dan trauma dengan perlakuannya.

Setelah kukenakan kembali pakaianku. Aku bergegas berlari keluar dari rumah megah keluarga PRADANA itu keluarga yang sudah memungutku. Aku sudah tidak dapat berpikir lagi, aku terus berlari dan air mataku tak henti-henti membasahi pipiku hingga tanpa sadar saat berada di pinggir jalan.....

Ciiiiiiiiiittttt......

Suara rem mobil terdengar, aku menyilangkan kedua tanganku dan berteriak. "Aaaaaah...."Aku merasa pandanganku menjadi buram, samar-samar kulihat seseorang keluar dari mobil yang hampir menabrakku. "Nak kamu gak apa-apa?" Suara seorang laki-laki paruh baya terdengar di telingaku sebelum pandangan mataku menjadi gelap gulita dan seketika tubuhku ambruk tak sadarkan diri.

Author : .......SELESAI.....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

PLETAAAK.....

Author : Aduh kok loe jitak sih.....sakit tahu😤😤

Khenin : Lah author, cerita baru juga mulai udah main selesai-selesai aja....kebiasaan deh mau ngeprank lagi😡😡

Author : Lah loe kan pingsan, mana bisa ngelanjutin cerita. Ya selesai aja 😁😁

Khenin : Kalau gue pingsan ya Author donk yang lanjutin🤦‍♀ kan giliran tugas author.

Author : Kayak ngeronda aja pake giliran 🙄. Lagian loe aneh, pingsan masih bisa ngomong😅...Ya udah nie author lanjutin....tapi sampe mana tadi ya ceritanya🤔🤔

Khenin : Auh ah....Sampai jalan tol kali😤😤

Author : Yei dia marah😂😂

\=\=\=\=\=\=\=

Author POV

PLAAAAK.....

Sebuah tamparan keras di layangkan Henry pada Elang yang masih terduduk di ranjang kamar Khenin dengan tubuh masih polos tertutup selimut.

Sprei kasur yang bernoda darah dan Elang yang berada di kamar Khenin dengan kondisi seperti itu membuat Henry naik pitam.

"Apa yang kau lakukan pada Khenin, Lang.....??" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Henry sedangkan Elang masih terdiam mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah akibat tamparan Henry. "Jawaab aku Elang.....!!!!!" Bentak Henry.

"Ha....ha....." Tawa Elang menoleh pada Henry dengan tatapan sinis, "Kenapa pa, apa papa merasa sakit melihat anak dari wanita simpanan papa itu hancur dan papa gagal menikah dengan wanita itu"

"Apa maksudmu Lang," Tanya Henry bingung. "wanita simpanan, siapa maksudmu?"

"Huh.....masih berpura-pura. Aku tahu Pa Khenin gadis malang itu adalah anak dari wanita simpanan papa yang bernama Siren," Elang menyeringai. "Aku sudah menodainya dan papa tidak mungkin bisa menikahi ibunya karena dengan begitu papa dan wanita bernama Siren itu akan menjadi besan,"

"Kau......" Teriak Henry tangannya kembali terangkat hendak memukul Elang lagi tapi sebuah tangan beserta isakan tangis dari nyonya Nisa istri dari tuan Henry menghalanginya.

"Pa, saat ini yang terpenting kita cari keberadaan Khenin pa," Ucap Nisa kemudian menoleh pada Elang. "Elang semua yang kamu tuduhkan pada papamu itu salah, kamu salah paham nak,"

"Ma...." Elang menatap Nisa. "Mama jangan mau di bohongin papa ma," Elang memegang tangan Nisa. "Aku tidak mau mama menderita, karena papa berselingkuh dan mau menikahi wanita itu," Ucap Elang yang begitu menyanyangi Nisa.

"Dasar kau anak bodoh, andai saja kamu tahu bahwa...." Belum selesai Henry melanjutkan ucapannya suara Nisa sudah menghentikannya.

"Pa...." Nisa menggelengkan kepala. Henry menatap Nisa kemudian ia menghela nafas. Andai saja kondisi psikis Elang baik-baik saja.

"Kau tahu, bahkan jika papamu ini bersujud di kaki Khenin pun rasanya tidak akan cukup untuk bisa mendapat kata maaf darinya," Ucap Henry kemudian berlalu meninggalkan kamar Khenin.

"Ma..." Ucap Elang menatap Nisa.

Tangan Nisa terangkat. "Cukup Lang......Mama tidak mau tahu kamu cari Khenin dan pertanggung jawabkan perbuatanmu," Nisa pun berlalu meninggalkan Elang dengan tangis dan rasa kecewa pada anaknya, andai ia bisa memberitahukan semuanya.

"Aaaah......sial..." Umpat Elang, sebenarnya ia sungguh menyesal dan merasa bersalah mengingat apa yang telah ia lakukan pada Khenin apalagi ketika ia melihat noda darah di sprei. Ya hanya pada Khenin lagi-lagi ia tidak bisa menahan diri dan berpikiran mesum. Tadinya ia berpikir hanya akan sekedar menakuti Khenin serta menjalankan rencananya tapi siapa sangka ia tidak bisa menahan dan akhirnya benar-benar tergoda dan memperkosa Khenin.

"Ada apa denganku...."Gumam Elang meraup wajahnya kasar, ia yang tidak pernah tertarik dengan perempuan dan kenapa harus pada Khenin ia melepas keperjakaannya.

DEEG.......

DEEG........

Jatung Elang berdetak cepat membayangkan wajah Khenin. "Gue benar....benar jatuh cinta pada bocah itu" Lirih Elang memegang dadanya baru menyadari perasaaanya selama ini pada Khenin.

**

Henry dan Nisa mencari keberadaan Khenin bahkan anak buah Henry juga sudah di kerahkan tapi Nihil, Khenin seperti hilang di telan bumi. "Pa, kita harus bagaimana.....hiks.....hiks...." Tangis Nisa memeluk Henry, ia begitu mencemaskan Khenin yang sudah seperti anak kandungnya sendiri.

"Entahlah Ma, papa tidak tahu harus bagaimana lagi. Dosa-dosa kita terlalu besar pada gadis itu," Henry memegang pelipis kepalanya yang terasa berdenyut sungguh ia benar-benar malu pada almarhum kedua orang tua Khenin. Henry merasa ia seperti air susu di balas dengan air tuba itulah yang ia lakukan pada kedua sahabatnya yaitu orang tua Kenin yang telah tiada.

**

5 tahun kemudian........

(Khenin : Cepet amat thor 5 tahun kemudian ....Baru juga baca....🤔🤔

Author : Protes mulu, gue tambahin nih jadi 50 tahun kemudian......😤😤

Khenin :🤣🤣 50 tahun katanya, emang author mau ceritain aku ama kak Elang yang udah jadi kakek nenek.....😂😂

Author : 😌Biarin, author mau bikin cerita novel yang 50+........siapa tahu bisa bersaing sama novel yang 21+.....😂😂

Khenin : 🤔🤔🤪🤪

Author : 😜😜)

**

5 tahun kemudian.......

Di sebuah taman terlihat seorang gadis cantik berusia 22 tahun sedang duduk termenung di sebuah bangku taman, desiran angin menerpa menerbangkan helaian rambut panjangnya.

Sudah 5 tahun berlalu sejak kejadian itu, ia masih belum bisa melupakan laki-laki yang telah merenggut kesuciannya. Ia tidak bisa membenci laki-laki itu bahkan hatinya selalu berdebar kencang ketika memikirkan laki-laki itu.

Perasaanku masih sama kak Elang, aku tidak bisa membencimu meskipun perlakuanmu selama ini begitu menyakitiku..... Tak terasa air mata jatuh membasahi wajah cantiknya. Ingatannya kembali pada awal ia memasuki kediaman PRADANA......

------___Flashback on___------

Khenin POV

Ku hentikan langkah kakiku tepat di depan sebuah rumah megah nan mewah. "Sayang ayo!! kenapa diam saja disitu," Ucap Nyonya Nisa Pradana mengulurkan tangannya padaku, akupun mendekatinya dan ia pun meraih pundakku. "Sayang ini sekarang rumah kamu juga, nanti kamu akan aku kenalkan dengan Elang," Ucap nyonya Nisa lagi yang sudah membawaku masuk ke dalam rumahnya.

Pandangan mataku menelusuri dalam rumah megah itu, sungguh aku merasa tidak pantas tinggal di rumah keluarga PRADANA. Aku yang tadinya tinggal bersama kakek dan nenekku di sebuah rumah sederhana tidak pernah sedikitpun bermimpi bisa tinggal di rumah orang kaya apalagi keluarga PRADANA yang cukup ternama di kota ini.

Namaku Khenindira umurku 17 tahun aku duduk di bangku kelas 3 SMU, aku adalah gadis periang dan berusaha untuk selalu tersenyum meskipun hatiku merasa sedih karena sejak umur 12 tahun aku sudah menjadi yatim piatu akibat kecelakaan yang menimpa kedua orang tuaku. Setelah kepergian orang tuaku, aku tinggal bersama kakek dan nenekku yaitu orang tua dari papaku.

Kini aku kembali kehilangan, kakek dan nenekku meninggal, aku begitu sedih dan terpukul. Aku takut hidup sedirian di dunia ini hingga akhirnya tuan Henry Pradana dan nyonya Nisa datang padaku dan mengajakku tinggal bersama mereka karena pesan terakhir permintaan kakek dan nenekku.

"Khenin sayang ayo, kamar kamu di atas sebelah kamar Elang," Suara nyonya Nisa membuatku tersentak dari lamunan.

"Terima kasih tante," Aku masih mengikuti tarikan tangan wanita cantik itu tapi sejenak langkahnya terhenti dan menoleh padaku.

"Sayang, jangan panggil tante, panggil aku Mama karena kamu sudah aku anggap anak kandungku," Sungguh sangat baik hati nyonya Nisa.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...........

Hai readers tercinta ketemu lagi dengan author😊😊 dengan karya baru, buat yang suka karya author, like ya dan buat yang kurang berkenan jangan berkomentar buruk, harap di maklumi author juga manusia yang jauh dari kata sempurna dan masih belajar yang terbaik. Semoga semua terhibur.....love you all😍😍

Episode 2

Pagi-pagi sekali aku sudah mengenakan seragam putih abu-abu, tas ransel berisi buku pelajaran juga sudah berada di punggungku. Ku ikat tali sepatu lalu aku berdiri di depan cermin, jika di lihat-lihat wajahku memang manis dan cantik, rambutku sebahu, kulitku juga putih mulus dan bentuk tubuhku lumayan seksi dan berisi meskipun tidak setinggi foto model di TV. "Ayo semangat Khenin..." Ucapku tersenyum hingga mataku membentuk bulan sabit dan lesung pipit terlihat jelas di kedua pipiku mungkin benar kata orang-orang aku itu imut dan juga menggemaskan he....he...

Tok......

Tok.....

"Non Khenin," Terdengar suara dari balik pintu kamarku yang pasti sudah dapat aku tebak suara bibi ART di rumah ini, bi Sumi namanya karena semalam mama Nisa sudah mengenalkan satu persatu penghuni rumah ini kecuali kak Elang.

"Ada apa bi?" Tanyaku ketika pintu sudah ku buka.

"Di tunggu sarapan sama tuan dan nyonya, Non," Ucapnya dengan tersenyum.

"Ah iya bi, terima kasih. Ini aku mau turun," Aku menutup pintu dan berjalan mendahului bi Sumi. Hari ini aku harus bersemangat agar kakek, nenek, papa dan mama ku senang di alam sana. Sejenak langkah kaki kupelankan ketika aku mendengar suara bi Sumi memanggil nama "Den Elang," di pintu sebelah kamarku. Aku menajamkan penglihatanku karena aku penasaran dengan yang namanya kak Elang anak tuan Henry dan mama Nisa.

Ya Allah semoga yang namanya kak Elang baik dan mau menerimaku di rumah ini.... Doaku dalam hati. Aku kembali melanjutkan langkahku menuruni tangga karena cukup lama menunggu bibi mengetuk pintu kamar kak Elang tapi kak Elang tak kunjung keluar.

"Pagi tante, om," Sapaku saat berada di meja makan.

"Pagi Khenin," Sahut om Henry tersenyum padaku.

Sedangkan mama Nisa tampak mengeryitkan dahi menatapku, sepertinya aku melupakan sesuatu. "Khenin sayang, aku kan sudah bilang panggil Mama," Protes mama Nisa, membuatku tersenyum, dalam hati aku merasa senang seperti rasanya punya mama kembali.

"Iya Ma, maaf Khenin lupa,"

"Ya sudah kamu sarapan sayang," Mama Nisa menyodorkan piring berisi roti yang sudah di oles dengan selai.

"Terima kasih ma," Ucapku menerima piring itu. Alamak kayak bule aku sarapan roti, bisa-bisa pintar ngomong bahasa inggris nanti aku he....he.....ucapku dalam hati maklum aku terbiasa saat bersama kakek dan nenekku sarapan nasi.

(Author : 😒Kata siapa makan roti bisa pintar ngomong bahasa inggris. Kemarin author makan roti maryam eh malah author di timpuk pake sandal.....😤😤

Khenin : Kok bisa thor..?

Author : Ya bisalah....

Khenin : Emang siapa yang nimpuk thor🤔?

Author : Ya mbak mariyam lah emang siapa lagi, kan roti yang author makan rotinya mbak mariyam....😅😅

Khenin : 😤😤)

Aku mulai memakan roti yang berada di piringku hingga ku dengar langkah kaki menuruni tangga dan akupun menoleh pada asal suara.

DEEG......

DEEG.......

Tiba-tiba jantungku berdebar kencang.

Ya Allah kakak itu bukankah dia..... Ucapku dalam hati. Ya aku masih mengenali wajah tampan itu meskipun sudah lama semenjak kematian kedua orang tuaku.

"Oh ya Khenin," Suara om Henry menyentakku dari lamunan dan menghentikan pandanganku pada kak Elang yang saat ini sudah duduk bergabung bersama kami di meja makan. "Om sudah daftarkan kamu di sekolah dekat kampus Elang, nanti kamu biar ke sekolah bareng sama Elang," Ucap om Henry kemudian beralih menatap kak Elang. "Dan kamu Elang mulai sekarang papa minta tolong kamu antar dan jemput Khenin di sekolah,"

"Aku bukan supir, Pa," Jawab kak Elang dingin tanpa menatap om Henry membuatku jadi tidak enak.

"Jika itu maumu mulai sekarang anggap saja kamu supir," Ucap om Henry terlihat menanggapi jawaban kak Elang dengan santai.

"Elang jaga bicaramu," Sela mama Nisa kemudian memegang tangan kak Elang. "Elang, maaf mama belum mengenalkan kalian, mulai sekarang anggap Khenin seperti adik kamu sendiri Lang," Ucap mama Nisa lembut mencoba meyakinkan kak Elang .

"Dia bukan adikku ma," Sarkas kak Elang. Aku jadi merasa tidak enak, aku takut kehadiranku membuat kekacauan di rumah ini.

"Elang mama mohon, ikutin kata mama," Pinta mama Nisa memohon pada kak Elang.

Kak Elang terlihat menghela nafas. "Terserah mama," Ucap kak Elang singkat.

**

"Lo siapa dan apa mau lo...??" Tanya kak Elang saat aku masuk ke dalam mobil duduk di sebelahnya.

"Aku Khenin kak, aku cuman pengen bareng kak Elang ke sekolah," Jawabku dengan sedikit memaksakan bibirku untuk tersenyum.

Kak Elang terlihat berdecak memalingkan wajahnya kesal. "Lo gak usah pura-pura bego," Teriak kak Elang terlihat marah, aku berpikir apa jawaban ku salah ya.

(Author : Masih berpikir pula...🙄🙄)

"Awas saja kalau lo berniat buruk sama keluarga gue," Ancam kak Elang padaku. "Turun lo" Ucapnya kemudian.

Aku menautkan alis heran."Turun...? kan belum sampai kak," Kataku membuat kak Elang menghembuskan nafas kasar dan mengulang ucapannya.

"Turun dan duduk di belakang. Gue gak mau lo ada di sebelah gue," Katanya.

"Yakin kak, nanti kak Elang di kira supir aku loh kalau aku duduk di belakang," Sahutku membuatnya mengacak-acak rambutnya kesal.

"Sial...Mimpi apa sih gue semalam ketemu bocah kayak loe," Umpatnya kemudian melajukan mobil urung menyuruhku duduk di belakang.

"Mana aku tahu kak Elang mimpi apa," Lirih ku masih bisa menjawab. He....he....

Sampai di depan sebuah sekolah SMU yang berdekatan dengan sebuah kampus, Kak Elang memberhentikan mobilnya. "Turun," Perintah kak Elang. Aku mengedarkan pandangan menatap sekitar sekolah baruku, grogi tentu saja aku grogi karena hari ini hari pertamaku di sekolah baru, aku takut tidak punya teman.

"Turun..!" Ulang kak Elang lagi dengan nada tinggi membuatku sedikit kaget.

"Iya, iya kak ini aku turun," Ucap ku dengan mencebikkan bibir membuat kak Elang melengos terlihat wajahnya tampak memerah mungkin marah pikirku. Aku membuka pintu mobil dan tanpa kata sedikitpun kak Elang sudah melajukan mobilnya menuju kampus di sebelah sekolahku. "Huh," Hela nafasku. Akupun melanjutkan langkah kakiku berjalan melewati pintu gerbang sekolah. "Wah besar juga ya sekolahannya," Gumam ku melihat sekolah yang akan aku tempati untuk mencari ilmu.

BRAAK...... Tanpa terasa aku menabrak tubuh seseorang. "Maaf..." Ucapku mengambil bukuku yang terjatuh tanpa melihat siapa yang ku tabrak.

"Kamu murid baru ya?" Aku mendongak melihat asal suara, ternyata suara laki-laki salah satu murid di sekolah ini juga.

"Iya," Jawabku. "Maaf ya aku gak sengaja," Ucapku menatapnya, lumayan tampan juga wajahnya tapi tidak setampan kak Elang pikirku. Aih kenapa jadi mikirin kak Elang lagi sih.

"Kelas berapa?" Tanyanya menatapku, entah mengapa sedari tadi laki-laki terus menatapku dengan tersenyum. Akupun meraba wajahku, apa ada sesuatu.

"Kelas 12," Aku menjawab singkat.

"Sama dong, aku juga," Sahutnya kemudian ia menjulurkan tangannya. "Aku Dino, nama kamu Khenin kan," Ucapnya menatap name tag di baju seragamku. Akupun membalas menjabat tangannya.

"Iya salam kenal," Ucapku tersenyum, Alhamdulillah ada juga yang mau berteman denganku.

"Ayo aku antar ke ruang admin," Ajaknya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung........

Mohon maaf para readers tercinta apabila dalam penulisan banyak typo dan kesalahan kata. Author akan berusaha berikan yang terbaik. Semoga terhibur......love you All😍

Episode 3

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang ketika jam pelajaran di kelas sudah selesai. Aku berdiri di depan pintu pagar sekolah, ku edarkan pandanganku di sekitar pintu kampus kak Elang. "Apa kak Elang sudah pulang ya?" Gumamku pelan.

Hampir satu jam aku menunggu tapi kak Elang masih belum terlihat keluar dari kampus. "Huh, ya sudahlah aku naik bus saja," Aku berjalan menuju halte dekat sekolah. Saat sampai di dekat halte terdengar suara sebuah motor mendekati dan berhenti di pinggirku.

"Mau pulang bareng gak ?" Aku menoleh menatap si pengendara sepeda motor yang memakai helm teropong. Aku mengeryit menatapnya dan seolah mengerti dengan tatapanku pengedara sepeda motor itu pun membuka kaca penutup helm nya. "Ini aku Dino, masih ingatkan," Ucapnya tersenyum.

Aku pun ikut tersenyum. "Ya ingatlah, aku kan belum pikun...he...he" jawab ku membuat nya lagi-lagi melebarkan senyumnya.

"Kamu selain cantik gemesin ya," Ucapnya.

"Kamu kalau muji aku gitu, aku jadi ingat sama bapak-bapak tetanggaku biasanya muji aku gitu," Senyum Dino kini berganti menjadi tawa kecil.

"Gila, masak kamu samain aku sama bapak-bapak," Protes Dino, kemudian memberikan sebuah helm padaku.

"Untuk apa," Tanyaku bingung.

"Ya untuk di pakailah, aku mau antar kamu pulang,"

"Ooh.."

"Kok cuman oh, ambil dong helmnya," Tangannya masih menjulur memberikan helm padaku.

"Makasih tapi lain kali aja ya Dino, aku mau naik bus saja biar bisa tahu rute kerumah soalnya aku kan baru di kota ini," Aku menolaknya, terlihat dia menghembuskan nafas ada rasa kecewa di raut wajahnya. "Beneran kamu gak mau," Tanyanya sekali lagi.

"Iya beneran, ya udah aku jalan dulu ya. Daa...." Aku berlari kecil segera naik ke dalam bus yang sedang berhenti di halte.

**

"Huh, akhirnya sampai rumah juga," Ucapku memasuki rumah besar itu.

"Udah pulang non?" tanya bi sumi padaku saat aku menaiki tangga.

Aku menghentikan langkahku dan menoleh pada bi sumi. "Iya bi," Jawabku. "Mmm kok sepi bi, apa belum ada yang pulang ?" Tanyaku melihat keadaan rumah dan tadi di halaman depan juga tidak ada mobil yang terparkir termasuk mobil kak Elang.

"Biasa non, rumah ini memang selalu sepi," Jawab bi sumi. "Tuan kerja di perusahaan sedangkan nyonya juga sibuk ngurusin butiknya kadang juga nyonya bantuin tuan di perusahaan"Ucap bi Sumi. "Kalau den Elang tak tentu pulangnya. Oh ya non kalau mau makan, udah bibi siapin di meja makan,"

"Terima kasih bi, nanti saja aku masih belum lapar," Ucapku. "Ya udah, aku ke kamar dulu ya," Pamitku melanjutkan langkah kakiku menaiki anak tangga.

"Huh....." Ku rebahkan tubuhku di kasur setelah berganti pakaian dan menjalankan sholat Ashar. Rasanya capek banget apalagi di sekolah tadi, kenapa semua murid perempuan seperti tidak suka padaku dan murid cowok-cowok pada senyum-senyum gak jelas gitu ngeliatin aku. Untung saja ada Lina teman sebangkuku dan Dino tadi yang mau bantuin aku. Aku terus menatap langit-langit kamarku tanpa terasa mataku terlelap.

Hari sudah mulai malam ketika aku terbangun dari tidur. "Ah, aku belum mandi dan sholat magrib," Gumamku segera bergegas masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, aku menjalankan sholat magrib.

KRUUUK....Perutku sudah mulai berbunyi ketika aku melipat mukena setelah menjalankan sholat.

Aku keluar kamar melangkah menuju ke tangga, sekilas ku lihat kamar kak Elang masih tertutup tidak ada penerangan yang terlihat. "Kak Elang pasti belum pulang," Pikirku terus melangkah menuruni tangga. Suasana rumah masih tetap sama sepi, bi sumi juga tidak terlihat mungkin sedang istirahat di kamar. Aku menuju meja makan, banyak makanan enak masakan bibi tersaji di sana. Akupun mengambil nasi dan juga lauk di piring kemudian melangkah menuju ruang tamu duduk di sofa depan TV, itu salah satu kebiasaan yang aku lakukan di keluargaku.

Ku ambil remote dan ku nyalakan TV, ku pilih acara TV dan tentu saja pilihanku jatuh pada film kartun karena itu acara kesukaanku terutama kartun konyol sponge bob.

"Hi....hi...." Aku cekikikan sembari menyuapkan makanan ke mulutku hingga aku tidak menyadari ada beberapa pasang mata menatapku termasuk mata tajam kak Elang. "Ha....ha...." Tawaku lepas ketika melihat tingkah lucu sponge bob belum lagi si patrick yang o'on mengingatkan ku pada si author.

(Author : Idiih author di katain o'on sama si O'ON 😂😂 lupa dia kalau kita satu seperguruan🤣🤣)

"Hai manis...." Sapa seseorang membuatku kaget dan berjingat menoleh spontan pada asal suara.

"Eh...." Aku tidak bisa berkata hanya bisa melihat kak Elang bersama temannya. Kak Elang hanya berdiri di dekat sofa masih sibuk menatap ponselnya, sedangkan temannya tanpa basa basi duduk dekat dengan tempatku sembari tersenyum aneh padaku.

"lo pindah sana," Ucap tiba-tiba Kak Elang masih dengan sikap dinginnya menyuruhku untuk pindah dari ruang tamu.

Aku menoleh pada kak Elang dengan mencebikkan bibirku. "Nanggung kak, bentar lagi ya acaranya juga mau selesai," Tawarku tersenyum karena sudah menjadi kebiasaanku kalau nonton TV acara kesukaanku sampai selesai biar gak penasaran.

"Biarin aja kenapa sih Lang, kan asik kalau kita nyelesain tugas di temenin gadis manis," Ucap teman kak Elang menatapku sembari mengedipkan mata. "Ya kan manis,"Genit amat nih teman kak Elang pikirku.

"He....he...." Aku tersenyum kecut.

"Pindah dari sini gak lo," Suara kak Elang agak meninggi, huh ya sudahlah. Akupun bangun dari dudukku dengan piring masih di tanganku.

"Iya-iya kak ini aku pindah, galak amat sih," Gerutuku sedangkan teman kak Elang tertawa kecil. Akupun lebih memilih pergi dari sana daripada kak Elang tambah marah.

"Sabar ya cantik, gak usah di ambil ati dia memang belum jinak," Teriak temannya kak Elang yang masih sempat aku dengar saat menaiki tangga.

(Author : 😴😴😪😪

Pleetaak.....

Author : wadooh......apaan!!!😤

Khenin : Lanjutin noh ceritanya,.....gantian..."

Author : Kebiasaan, bangunin nya baik-baik dong🙄

Khenin : Udah lanjutin ceritanya...

Author : Iya-iya bawel.....😩

\=\=\=\=\=\=\=\=

Author POV

Malam itu Eliza dan Rayhan bertemu dengan Ron...

Pletaaak......

Author : Apaan lagi sih nih anak.....main jitak mulu 😤😤

Khenin : Woi thor ini cerita akoh bukan novel author yang judulnya orang kehilangan, ngelindur ya...🙄

Author : Lah sejak kapan author bikin novel judulnya orang kehilangan🤔

Khenin : Noh novel author yang mencari gadis penyelamatku, bukannya lagi kehilangan makanya mencari-cari....😅

Author : Somplak lo....🙄

Khenin : Sama seperguruan😛)

**

Author POV

"Galak amat lo ama tuh anak," Ucap Satya tak di hiraukan Elang yang sibuk membuka laptop nya. "Ngomong-ngomong siapa? Sepupu lo," Tanya Satya mengambil buku di samping Elang. Hari ini mereka sedang mengerjakan tugas dari kampus.

"Bukan..."Jawab singkat Elang.

"Bukan, kalau gitu siapa lo?" Tanya Satya penasaran.

"Bukan siapa-siapa," jawab Elang malas tangannya masih sibuk mengetik dengan pandangan fokus pada layar laptop.

"Kok bisa ada di rumah lo?" Tanya Satya lagi semakin penasaran sedangkan Elang terlihat menghela nafas.

"Bonyok gue mungut di jalan," Elang menjawab asal sebenarnya ia kesal dengan sahabatnya yang kepo itu.

"Sadis amat lo ngatain anak orang mungut di jalan, jatuh cinta baru tahu rasa lo sama tuh cewek," Ledek satya pada Elang.

"Gak bakalan"

"Yakin," Satya berdehem. "kalau gitu boleh dong gue deketin," Kata Satya tersenyum miring menatap Elang.

"Terserah lo," Kesal Elang.

Kedua alis satya terlihat bertaut menatap lekat Elang yang berada di hadapannya"Gue heran sama lo, gak tertarik amat sama cewek. Lo masih normal kan" Celoteh Satya tiba-tiba membuat Elang marah dan melempar buku seketika padanya.

"Sialan lo, gak tertarik bukan berarti gue gak normal. Emang gue lo yang gampang suka sama cewek terus gampang nidurin cewek tanpa ada perasaan," Umpat Elang pada sahabatnya itu.

"Kenapa memangnya, wanita itu kan untuk di sayang, di rayu dan di nikmati. Lo aja yang norak,"

"Gue norak atau lo yang mesum," Balas Elang kembali fokus pada laptopnya tak memperdulikan ocehan sahabatnya itu lagi.

"Bodoh amat, simpan saja noh keperjakaan lo sampai tua," Ejek Satya tertawa pada Elang. Mereka memang bersahabat baik tapi keduanya memiliki prinsip yang berbeda. Elang tidak suka dengan gaya bebas Satya yang suka berkencan dan berhubungan bebas dengan wanita tanpa ada perasaan dan status.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!