Malam itu langit tampak tengah menumpahkan segala beban nya. Hujan deras tengah mengguyur setiap sudut kota yang sudah sangat sepi. Hanya beberapa pengendara mobil yang nampak nya nekad menerobos hujan yang disertai petir itu.
Beberapa orang kelihatan sedang berteduh menunggu hujan mereda. Mereka tampak nya saling merapat disetiap sudut emperan toko toko yang sudah mulai tutup.
Seorang gadis dengan jaket tebal nya sedang berdiri memeluk diri nya sendiri dengan helm masih bertengger diatas kepala nya.
Sesekali dia mengusap usap tangan nya yang menggigil menahan dingin, berharap ada sedikit kehangatan disana.
Dia adalah Naina Sheralia Putri, seorang gadis yang selalu berpenampilan sederhana namun tetap terlihat cantik. Rambut hitam lebat, kulit putih bersih, mata dengan netra hitam yang penuh aura meski tidak memiliki tinggi badan yang terlalu tinggi.
Naina adalah seorang gadis dari desa yang melanjutkan pendidikan nya dikota besar dengan harapan bisa merubah sedikit keadaan hidup nya. Meski terlalu banyak beban yang ditanggung nya setelah tiba dikota, apalagi setelah dia kehilangan seseorang yang begitu berarti dihidup nya.
Saat ini sebagian tubuh nya sudah basah karena terkena hujan, sesekali dia melirik orang orang yang juga seperti nya tengah merasakan dingin dan juga kesal karena hujan tak kunjung berhenti.
Sudah hampir setengah jam lebih dia berdiri diemperan toko itu setelah sebelum nya pulang dari bekerja disalah satu cafe ternama dikota itu .
Sesekali dia melihat keatas dan mengadahkan tangan nya, merasakan rintik hujan yang kian mereda. Nampak orang orang yang bernasib sama dengan nya sudah mulai beranjak meninggalkan tempat itu.
Ia membuang kasar nafas nya, setelah di rasa cukup reda dia pun mulai menjalankan motor nya. Membelah jalanan malam yang sangat dingin hingga menusuk ketulang.
Berpacu dengan kecepatan sedang sesekali ia melirik kearah kanan dan kiri, tampak jalanan sudah sangat sepi. Seperti nya orang orang sudah berada diperaduan mereka masing masing.
Hanya ada bebedapa orang yang masih menepikan diri mereka.
Hingga tak lama motor yang dikendarai nya pun tiba disebuah rumah kontrakan sederhana berdinding papan bewarna hijau.
Dia memakirkan motor nya, kemudian masuk kedalam rumah itu.
Membuka jaket dan langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah dirasa segar dia langsung menghempaskan tubuh lelah nya keatas ranjang yang lumayan membuat nya merasa lebih nyaman.
Mata nya terpejam namun masih enggan untuk tertidur.
Diluar gerimis masih enggan untuk pergi, masih menyisakan dingin dan sepi.
Membuat suasana semakin terasa melow untuk jiwa gadis itu yang masih tengah berjuang menata hati.
"sudah hampir setahun kak, tapi kenapa sakit ini masih sangat terasa. Aku sungguh sangat merindukan mu" isak gadis itu.
Dia memeluk guling kesayangan nya dan menangis menumpahkan segala kerinduan nya pada orang yang sama, orang yang sudah pergi jauh dari kehidupan nya.
Sudah hampir setahun namun bayangan wajah itu masih sering membuat nya menangis jika teringat. Apalagi ketika ia merasa sedih dan sendiri seperti ini.
Naina menangis sesunggukan hingga akhirnya ia terlelap dalam tidur nya.
...
Keesokan pagi nya..
Kring kring....
Terdengar suara alarm yang sudah berdering nyaring sejak setengah jam yang lalu. Namun sang pemilik masih kelihatan enggan untuk membuka mata nya yang terasa masih sangat berat.
Hingga alarm sudah mulai bosan untuk berbunyi barulah si pemilik melihat kearah jam beker kecil itu.
Dilirik nya dengan mata masih setengah terbuka, namun masih belum yakin, dia pun duduk dengan malas ditatap nya lagi jam itu namun seketika mata nya pun langsung terbelalak kaget.
"astagaaa, kenapa bisa gak denger, terlambat kan aku, aaaa" Naina pun menjerit histeris, dia langsung berlari masuk kekamar mandi.
Membasuh muka dan menggosok gigi, lupakan mandi, sudah sangat terlambat fikir nya.
Dengan cepat dia memakai pakaian dan menyisir sedikit rambut nya, memberi sedikit sentuhan lips balm agar tidak terlalu pucat kemudian segera menyambar tas dan langsung meraih kunci motor matic biru kesayangan nya.
Dipacu nya motor itu dengan kecepatan lumayan tinggi. Sudah terlambat 15menit.
Setelah sampai diparkiran dia langsung berlari menuju kelas nya dengan tergesa gesa. Tanpa menghiraukan tatapan heran dan mengejek semua mata yang menatap nya.
Bruukk
"au, aduh. Maaf maaf, aku buru buru" ucap Naina tergesa sambil bangun dari jatuh nya
"ck, kamu ini, kenapa buru buru si nai? . Jatuh kan" kata Sean sambil memandang wajah kacau Naina
"hehe, maaf kak. Aku udah telat. Permisi ya kak. Bye" seru Naina melambaikan tangan nya dan langsung berlari dari hadapan Sean senior nya dikampus
Sean hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan gadis cantik idaman nya itu.
Sesampai nya didepan pintu kelas dia pun langsung mengetuk pintu dengan senyum khas nya. Membuat sang dosen yang mengajar itu mencebikan bibir nya karena kesal.
"kamu terlambat lagi Naina Sheralia. Kamu fikir ini kampus kamu ha, seenak jidat mu saja" kata dosen itu menatap marah Naina yang memang sudah sering terlambat
"hehe, maaf pa maaf. Saya kesiangan, jalanan juga macet tadi. Maaf pak,, janji deh gak lagi" rayu Naina dengan kedua tangan mengatup didepan dada nya
"tidak akan, sana tidur saja kamu diluar" ucap pak Malik nama dosen itu dan langsung memalingkan wajah nya menatap kembali layar laptop nya
"yah pak jangan dong, saya janji deh bakal lakuin apapun yang penting saya bisa ikut ulangan pagi ini. Tolong pak" pinta Naina memohon dengan raut wajah memelas
"alasan aja tu pak, besok juga dibuat lagi, gak tau diri banget" ucap salah satu mahasiswi dengan sombong nya
Naina hanya diam saja mendengar itu.
Dosen itupun tampak berpikir sejenak
"oke, kamu boleh ikut ulangan pagi ini, tapi setelah itu kamu ikut keruangan saya" kata pak Malik datar
Naina pun dapat bernafas lega. Dia langsung duduk dikursi nya dan mengerjakan ulangan nya.
Setengah jam berlalu dan tugas sudah harus dikumpul. Naina pun mengikuti pak malik keruangan nya. Disana dia disuguhkan dengan berbagai tugas pak Malik yang sudah menumpuk. Pak Malik memerintahkan nya untuk memeriksa seluruh laporan mahasiswa baru. Pak Malik tau bahwa Naina adalah seorang siswi yang mempunyai nilai akademik yang cukup bagus sehingga dia bisa masuk keuniversitas ternama ini dengan mendapatkan beasiswa siswi berprestasi. Mengingat universitas ini hanya diisi oleh kalangan elit sekelas anak pejabat dan juga anak para pengusaha pengusaha kaya. Sedangkan orang seperti Naina bisa masuk karena keberuntungan mendapatkan beasiswa.
Karena Naina hanya anak orang desa, penampilan nya sangat sederhana dibandingkan yang lain, jadi dia dikucilkan dari teman teman nya. Hanya ada beberapa orang yang mau berteman dengan nya dan juga satu orang anak pengusaha sukses yang memang tulus ingin berteman dengan nya yang kini merangkap sebagai sahabat satu satu nya dikota itu. Dia adalah Clarissa, teman pertama Naina .
Dia melihat Naina tulus dan apa ada nya tidak seperti anak anak orang kaya yang mau senang nya saja ketika berteman dengan nya. Dengan Naina dia merasa nyaman meski Naina bukan berasal dari keluarga kaya.
Setelah hampir dua jam diruangan itu Naina pun akhir nya bisa bernapas dengan lega. Dia keluar dari ruangan pak Malik dengan wajah kusut karena lelah dan sudah sangat lapar.
"Naina! " panggil Clarissa yang tengah berlari mendapati nya
"hai Cla" sapa Naina lemas
"disuruh ngapain lo tadi sama pak ganteng? " tanya Clarissa sambil menggandeng lengan Naina
"ck, dia mau bunuh aku perlahan kayak nya, masak disuruh meriksa semua tugas mahasiswa baru yang dia ajar, kan telewat. Berasa rontok otak aku ini" ucap Naina mengeluh sembari mengetuk pelan kepala nya
"hahahha, maka nya lo jangan terlambat mulu, marah deh tu kan dosen. Lo sih kayak banyak amat piaraan dirumah, hampir tiap hari terlambat" ungkap Clarissa
"ya gimana, aku kan pulang larut, jadi susah banget mau bangun pagi" keluh Naina lagi
Clarissa pun menatap nya iba, sungguh gadis yang penuh perjuangan batin nya
"ya ya, salut gue sama lo. Yauda yuk kita makan. Gue juga udah laper banget nih" ajak Clarissa
Mereka pun makan dikantin kampus dengan lahap tanpa memperdulikan omongan anak anak kampus yang mulut nya melebihi mulut tetangga fikir Naina.
..
jangan lupa ninggalin jejak ya guys
ini karya amburadul kedua ku
selamat menikmati
😉
Hari sudah mulai menunjukan pukul 15.00 . Naina sudah berada dirumah kontrakan sederhana nya. Kini dia tengah sibuk mengerjakan tugas kuliah yang lumayan padat. Apalagi jam belajar nya banyak tersita karena dia juga harus bekerja part time setiap sore hingga malam hari demi memenuhi kebutuhan hidup nya dikota besar itu.
Naina berasal dari desa yang cukup jauh dari kota. Dia meninggalkan orang tua bersama seorang adik perempuan nya yang kini masih duduk dibangku SMA.
Karena sedari sekolah dasar hingga SMA dia merupakan murid yang berprestasi jadi sekolah nya menawarkan beasiswa untuk berkuliah di universitas ternama dikota yang sekarang Naina tinggali.
Berbekal tekad dan nekad dia mencoba peruntungan dikota orang. Meski awal nya susah dan sulit apalagi dengan cemoohan semua teman teman di kampus nya yang notabene nya adalah anak terpandang, Naina mencoba untuk tetap kuat dan tegar demi bisa merubah nasib nya dan orang tua nya agar lebih baik lagi.
Naina bekerja disalah satu cafe yang cukup terkenal dikota itu. Dia bekerja sebagai seorang penyanyi panggung untuk menghibur pengunjung yang datang, awal nya dia hanya pelayan biasa yang bertugas sebagai pramusaji, namun karena suatu ketika seorang penyanyi tidak dapat hadir dia menawarkan dirinya, siapa sangka manajer cafe itu dan pengunjung malah menyukai suara nya.
Naina bekerja dari mulai pukul 16.00 hingga 22.00 malam. Meski lelah dan harus berbagi waktu dengan tugas kuliah namun Naina tetap berusaha kuat menjalani kehidupan berat dirantau orang.
..
Kini Naina sudah berada dicafe tempat nya mencari uang. Dia merasa senang saat berada dicafe ini karena meskipun lelah hati nya bisa sedikit terhibur dan melupakan sejenak beban fikiran nya, ditambah lagi teman teman ditempat nya bekerja sangat baik dan ramah berbeda sekali dengan teman teman Naina dikampus.
"hai Nai, lama kali kau datang nya sih, suara ku udah habis serak ini. Sana cepat kau ganti baju mu, udah rame kali itu pengunjung" kata Beti partner menyanyi Naina yang merupakan orang perantauan dari Medan
" iya iya, sabaran donk mak Bet, tugas kampus ku banyak banget tadi. Maaf ya" ucap Naina lembut. Dia pun langsung berganti pakaian dan memoles sedikit wajah cantik nya.
Kemudian mengambil gitar dan mulai menyanyikan beberapa lagu diatas panggung. Menghibur para pengunjung yang hadir dan juga sekaligus hati nya.
Dengan berbekal wajah yang lumayan ayu dan suara yang bagus, Naina bisa membuat cafe itu menjadi tempat langganan para muda dan mudi apalagi dimalam hari.
..
Ditempat lain
Seorang pemuda tampan nampak baru saja keluar dari dalam mobil mewah didepan sebuah rumah besar bak istana, dia berjalan dengan gaya cool nya, kaca mata hitam bertengger diwajah mulus nya plus jaket denim yang menutupi tubuh sispac yang dimilikinya.
Dia adalah Reyza Askara Gemilang. Anak dari seorang pengusaha sukses di ibu kota.
"well come to your home boy," kata seorang paruh baya yang langsung memeluk nya.
Pemuda itu pun tersenyum hangat membalas pelukan pria yang merupakan papa nya itu.
"bagaimana kabar mu nak, sudah setahun lebih kau tidak pernah pulang" ucap pria itu
"baik pa, maafkan Rey, banyak yang harus Rey urus dan baru bisa pulang sekarang. Bagaimana dengan mama? " tanya Reyza nama pemuda itu
"mama mu didalam, ini akan menjadi kejutan untuk nya, mari kita temui dia, dia sangat kesepian sekarang, " lirih tuan Suryo nama pria itu
Ada rasa bersalah dalam dirinya ketika papa nya mengatakan itu, mereka pun langsung menemui mama Reyza didalam kamar nya.
Ketika pintu terbuka terlihatlah seorang wanita paruh baya tengah duduk termenung disofa dekat jendela kamar nya.
"mama" sapa Reyza hangat
Wanita itu langsung menoleh dan begitu terkejut melihat siapa yang datang. Seketika air mata langsung terbendung dipelupuk mata nya.
Reyza langsung berlari pelan dan memeluk hangat wanita yang sangat dirindukan nya itu.
"sayang, kenapa baru pulang sekarang, mama merindukan mu" ucap Miranti pada anak nya. Dengan linangan air mata dia mendekap erat putera yang hampir selama setahun ini tak pernah ditemui nya.
"maaf kan Rey ma, maaf, " lirih Reyza dalam dekapan mama nya
"jangan pergi lagi, mama tidak ingin kamu jauh" lirih Miranti
"iya ma, Rey janji tidak akan pergi lagi" ucap Reyza menenangkan
Mereka pun menghabiskan waktu seharian bersama setelah beberapa waktu tidak pernah bertemu.
..
Keesokan hari nya...
Dimeja makan besar berlapiskan perak Reyza tengah sarapan bersama kedua orang tua nya. Kehangatan yang sudah lama sekali tidak pernah dirasakan nya.
Diperhatikan dua raut wajah yang sudah mulai keriput dan layu. Tampak gurat lelah dan penuh beban diwajah tua itu, ada setitik rasa iba ketika Reyza memandang nya.
"bagaimana rencana kedepan mu Rey, dimana kau akan meneruskan kuliah mu? " tanya tuan Suryo setelah menyelesaikan sarapan nya
"mungkin diuniversitas Darma Bangsa saja pa, universitas itu cukup bagus bukan? " kata Reyza
"ya, itu adalah salah satu universitas ternama dikota ini, dan cukup bagus. Baik lah papa akan segera mengurus nya" ucap tuan Suryo
"tapi Rey ingin identitas Rey disembunyikan pa, Rey tidak ingin ada yang mengetahui siapa diri Rey yang sebenar nya" ungkap Reyza yang membuat tuan Suryo langsung tampak bingung
"kenapa" tanya tuan Suryo pula, sementara Miranti hanya diam memperhatikan suami dan anak nya itu
"banyak sekali orang orang munafik diluar sana pa, Rey malas berurusan dengan mereka. Rey hanya ingin menjalani kehidupan dengan tenang" jawab Reyza santai
"oke baiklah jika itu keputusan mu" balas tuan Suryo sembari mengangguk
"tapi mungkin Rey juga tidak akan tinggal disini pa, ma. Rey ingin mandiri dan mungkin akan mencari rumah sendiri didekat universitas itu" ucap Reyza
"kau akan pergi lagi nak? " tanya Miranti sendu, rasa nya ia belum puas berada didekat anak lelaki nya itu
"ma, Rey akan pulang seminggu sekali, Rey janji. Rey hanya ingin menjalani kehidupan disini dengan tenang, lagi pula semua orang dikota ini belum ada yang tau bahwa Rey adalah anak Suryo Seno Gemilang bukan, jika orang orang tau Rey yakin hidup Rey tidak akan tenang" ungkap Reyza meyakinkan orang tua nya
"benar yang dikatakan Reyza ma, biarkan dia belajar dan menjalani kehidupan nya dengan tenang dan nyaman sampai masa nya dia harus mewarisi semua ini. Dia kan sudah berada dikota yang sama dengan kita" kata tuan Suryo pula
"tapi pa.. "
"ma, banyak mereka diluar sana yang senang mencari kesalahan kita, mencari muka, bahkan ada yang berniat jahat. Kita harus belajar dari pengalaman yang lalu. Mama mengerti kan" kata tuan Suryo begitu lembut sambil menggenggam erat tangan istri nya
"baiklah, tapi kamu harus janji akan sering pulang kerumah" ucap Miranti sendu
"iya ma, Rey berjanji" balas reyza yakin dengan menerbitkan senyum tipis nya
..
next
Pagi ini Reyza sudah berkemas untuk pergi dari rumah mewah milik keluarga nya dibantu oleh beberapa orang pelayan dirumah itu. Beberapa hari yang lalu tuan Suryo telah memerintahkan asisten pribadi nya untuk mengurus semua berkas pemindahan Reyza diuniversitas Darma Bangsa.
"ma, pa, Rey pamit, kalian jaga kesehatan ya" ucap Reyza sembari memeluk orang tua nya bergantian
"iya sayang, kamu juga jaga kesehatan disana ya, jangan lupa sering sering pulang kemari, " kata sang mama
"iya ma, pasti. Tenang lah" kata Reyza menggenggam erat tangan ibu nya
"kau yakin akan pergi dengan menggunakan motor seperti ini nak? " tanya tuan Suryo heran. Dia memperhatikan Reyza yang sudah duduk diatas motor yang sangat jauh dari kata mewah. Hanya motor butut rx king sederhana.
"ini juga motor pa, layak jalan dan Rey nyaman memakai nya" jawab Reyza dengan senyum getir nya
"kau ini benar benar bercita cita ingin hidup susah rupa nya" ucap tuan Suryo tak habis fikir dengan keinginan Reyza
"haha, sebelum Rey jadi raja Rey harus merasa jadi rakyat jelata terlebih dahulu pa" sahut Reyza terkekeh
"sudah sudah, yang terpenting kamu nyaman dan baik baik saja disana ya nak. Ingat pesan mama" ucap Miranti
"baik lah mama, Rey berangkat dulu pa, ma" kata Reyza.
Dia pun mulai menjalankan motor nya dengan meninggalkan suara berisik melengking yang menyakitkan telinga kedua orang tua nya serta jangan lupakan asap knalpot yang membuat tuan Suryo langsung terbatuk batuk.
Mereka hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan anak kedua mereka yang sangat berbeda itu.
"astaga anak itu" gumam Miranti , mama Reyza
..
Beberapa jam perjalanan Reyza mulai nampak kelelahan, namun untuk berhenti dia masih berfikir ulang karena jarak rumah kost nya sudah tidak terlalu jauh lagi.
Saat ditengah perjalanan dia memelankan laju motor nya, dilihat nya seorang pemuda tengah kesusahan memasang ban mobil yang nampak nya bermasalah.
Karena merasa tidak enak dia pun memarkirkan motor nya didepan mobil itu.
" perlu bantuan? " tanya Reyza pada pemuda yang sedari dia turun dari motor sudah terdengar racauan kekesalan dari mulut nya.
"ck, hah, kebetulan bro, susah banget ini ganti ban sialan, sampek abis keringet gue. Mau nelpon orang hp gue malah lowbert. Tolongin ya" ucap pemuda itu sambil mengelap peluh nya dengan jaket yang sudah basah
Reyza pun langsung menolong pemuda itu dengan tulus. Meski nampak kesusahan karena belum pernah melakukan nya namun dia tetap berusaha sebaik mungkin.
Baru hari pertama jadi rakyat jelata udah ribet sekali. Hah cobaan. Batin nya
Hampir setengah jam kemudian mereka pun selesai memasangkan ban itu.
"thanks banget ya bro, kalau gak da elu gak tau deh nasib gue, mana bentar lagi ada ulangan lagi. Oya ini ada sedikit uang untuk beli bensin," ucap pemuda itu sembari memberikan beberapa lembar uang bewarna merah
"gak usah, gue ikhlas kok. Simpen aja" ucap Reyza sambil masih mengelap sisa keringat diwajah nya
"eh, jangan dong, gak enak gue. Yaelah, bisa masuk neraka gue berutang budi sama orang"kata pemuda itu
"gak papa, gue doain deh lo masuk surga. Udah gue cabut ya" jawab Reyza cepat dan langsung meninggalkan pemuda itu
"ish, oke lah. Gue Dion, lain kali kalau kita ketemu gue traktir ya, kalau sekarang gak bisa gue ada ulangan dikampus" seru Dion menyesal
"it's oke. Gue Reza. Gue tunggu traktiran lo" balas Reyza yang sudah duduk diatas motor nya
Mereka pun berpisah, Dion melajukan mobil nya kekampus dan Reyza melanjutkan perjalanan nya kekost yang dituju.
..
Beberapa menit kemudian dia pun tiba dikost kostan tempat nya tinggal sekarang. Diperhatikan nya tempat baru itu, rumah dengan tembok bewarna putih yang saling menempel dengan bangunan yang lain, hanya ada dua buah kursi dan sebuah meja didepan kamar yang disekat oleh tembok setinggi pinggang orang dewasa itu.
Reyza melihat kertas ditangan nya, sebuah alamat yang diberikan oleh asisten papa nya.
"benar ini tempat nya" gumam Reyza
Tak lama kemudian tampak seorang wanita paruh baya berpenampilan gemuk dan berdaster menghampiri nya.
"ini yang mau nyewa kamar kost ini ya, yang bapak nya nelpon saya semalem" tanya ibu itu
"oh iya bu, saya Reza, " sapa Reyza ramah dan menyalami ibu itu
"walah ganteng nya , kaya bule ditivi tivi itu ya. Yauda ini kunci nya. Semoga betah ya. Udah ibu bersihin kok, tinggal ditempati aja" ucap ibu itu sumringah
"iya bu terimakasih" balas Reyza sopan
Reyza pun masuk kedalam, dilihat nya sekeliling, hanya ada satu kamar dan kamar mandi didekat dapur kecil.
Kasur nya juga kasur lipat tipis serta lemari kecil tempat pakaian nya.
"tidak terlalu buruk lah, ternyata pak Roy tau apa yang ku mau, memang hebat asisten papa itu, jiwa rakyat jelata nya sudah mendarah daging" kekeh Reyza dalam hati
..
Hari sudah mulai sore, Reyza sudah nampak segar sehabis mandi. Dia memegangi perut nya yang sudah terasa lapar.
Dia keluar dari kamar nya hendak mencari makanan.
Dilihat nya seorang pemuda keluar dari kamar sebelah,
"hai bang, orang baru ya" sapa pemuda berbadan kurus dan tinggi yang nampak nya lebih muda dari nya
"iya ni, baru hari ini, Reza" ucap Reyza memperkenalkan diri nya
"aku Putra bang, kalau ada perlu apa apa main aja kekamar ku bang" kata Putra ramah
"ok, senang bertemu dengan mu. Ngomong ngomong kamu mau kemana? " tanya Reyza melihat pemuda itu sudah memakai helm
"aku mau kerja bang, dari sore sampek malam aku kerja, siang baru aku dirumah. Hehe. " ungkap Putra
"oh hebat kamu, kerja dimana? " tanya Reyza mulai kepo
"dicafe dijalan xx bang, jadi pramusaji. Dari pada nganggur bang" kata Putra lagi
"iya ya, kamu gak kuliah? " tanya Reyza lagi
"enggak bang, otak ku ini otak udang, payah kali kalau dipakek belajar. Hehe" kelakar Putra
"haha, ada ada aja kamu ini. Oh ya disini dimana tempat makan yang enak, perut ku lapar" ungkap Reyza sembari memegangi perut nya
"oh, itu diujung jalan sana ada rumah makan padang bang, enak kok, murah lagi, cocok untuk anak kost kayak kita. Tapi kalau mau yang mahal dicafe tempat ku kerja aja bang, enak enak, cewe nya juga cantik cantik. Haha
Salah nya aku mau kerja bang, kalo gak aku temeni lah abang makan" kata Putra tak enak
"haha, kamu ini, besok besok aku akan ikut kecafe tempatmu bekerja, sekarang sudah lapar sekali perut ku. Takut tidak kuat jalan lagi. Yasuda pergilah kamu bekerja, jangan sampai potong gaji karena terlambat" ungkap Reyza sambil terkekeh
"haha, ok bang. Aku pergi dulu ya" ucap Putra dan Reyza pun melambaikan tangan nya
"dasar bocah, lumayan punya teman disini" batin Reyza.
...
next
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!