NovelToon NovelToon

Pernikahan Kontrak Sang CEO

Mengadu nasib

Happy Reading ❤

Putri Dinar yang biasa di sapa dengan Puput, gadis cantik yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) kini tengah duduk termenung di bangku depan panti.

"Putri" sapa ibu panti yang bernama Siti.

"Iya Ibu" jawab Putri

"Kenapa kamu melamun?" tanya bu Siti

Putri menghela nafas berat "Putri bingung bu, jika Putri mengambil beasiswa di Universitas bagaimana dengan adik-adik?" ucapnya

Bu Siti mengelus surai hitam Putri "Ambil saja sayang, biarkan adik-adik Ibu yang pikirkan. Seluruh anak-anak di panti asuhan ini adalah tanggung jawab Ibu bukan kamu." jelas bu Siti

"Tapi bu, donatur juga sudah jarang datang maupun mengirim uang ke panti ini."

Bu Siti menghela nafas panjang, memang kehidupan di panti beberapa bulan terakhir sedikit kesulitan biaya. Karena tidak ada donatur yang setia untuk menunjang kebutuhan anak-anak panti.

"Terserah padamu Put, Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu. Pikirkan dengan baik-baik jangan tergesa-gesa." ucapnya

"Baik bu, kalau begitu Putri masuk dulu. Putri akan menyiapkan makan siang." Dengan segera Putri meninggalkan bu Siti sendiri.

Bu Siti memandang punggung Putri dengan nanar, jika dia tidak di ancam. Saat ini pasti Putri sudah hidup bahagia dan terjamin masa depannya.

...*****...

Diperusahaan Gandratama.

Seorang pria tengah duduk dikursi kebesarannya, mata elangnya yang jeli tengah membaca kata demi kata yabg tertulis di atas kertas, tangannya sibuk menorehkan tanda tangannya pada berkas yang dia setujui dan mencoret data yang salah.

Tok... tok... tok...

"Masuk" ucapnya yang masih sibuk dengan berkas-berkas di tangannya

"Hai bro!" ucap seorang laki-laki yang seusianya.

"Hem, ada apa kamu datang kemari?" tanyanya.

"Aku baru saja menemui client diluar, dan kebetulan melewati perusahaanmu tidak salahnya mampir bukan?" ucapnya.

"Em.. ingin minum apa?" tawarnya

"Es kopi saja, hari ini cuaca sangat panas!" seru Adi, dia adalah CEO dari perusahaan Adijaya.

Tut

"Antarkan es kopi dua keruanganku segera." perintahnya.

Dia adalah Sky Putra Gandratama yang saat ini meneruskan perusahaam keluarganya setelah Ayahnya pesiun.

Kini mereka berdua tengah duduk berhadapan di sofa yang ada didalam ruangan Sky.

"Kenapa dengan wajamu itu?" tanya Adi.

"Hah, seperti biasa."

"Kali ini dengan siapa?"

"Anak dari Wiratama."

"Bagaimana?"

"Aku tidak bisa menolaknya, tuan besar menunjukkan kedudukannya kali ini. Hah menjengkelkan sekali." keluh Sky

"Hahaha... apa kau tidak ingin menikah sepertiku?" tanya Adi

"Untuk apa menikah, jika aku bisa membayar wanita yang aku inginkan diluaran sana." jawabnya

"Ck, tentu berbeda bro. Jika memiliki istri keperluan kita di siapkan dari bangun tidur sampai menjelang tidur, terlebih lagi urusan ranjang... hahha" jawab Adi dengan tawanya.

"Aku tidak berminat" ucap Sky.

"Dasar perjaka tua."

"Meskipun sudah berumur wajahku masih tampan. Sudahlah kau pergi saja, aku akan melanjutkan pekerjaanku."

"Jahat sekali, kau mengusir sahabatmu sendiri. Baiklah aku juga masih ada pertemuan lagi."

Kini di dalam ruangan tinggal Sky, dia menghela nafasnya pelan.

Menikah? satu kata yang tidak pernah dia pikirkan. Selama hidupnya hanya belajar dan bekerja.

Masalah ranjang, Sky lebih sering menggunakan jasa wanita panggilan. Hanya wanita yang cantik, sexy, bersih, dan sehat yang dia panggil.

...*****...

Kini Putri tengah diruangan Ibu panti.

"Bu, Putri sudah memutuskan untuk melepas beasiswanya." ucap Putri dengan mantap dan yakin.

"Apa kamu serius Put? Jika kamu melepaskannya tidak ada kesempatan kedua untuk mendapatkan beasiswa lagi." tanya bu Siti

"Putri yakin bu, Putri akan bekerja. Putri sudah membeli tiket bis untuk pergi ke Jakarta bu." Jelas Putri

"Putri akan membantu Ibu membiayai adik-adik Putri di sini, untuk sekolah Putri akan menabung agar dapat melanjutkan pendidikan lagi bu." sambung Putri lagi

Bu Siti yang mendengar penjelasan Putri menangis, dengan segera dia berdiri dan menghampiri Putri. Dia memeluk erat tubuh kecil dan ringkih itu.

"Terima kasih nak, terima kasih." ucap bu Siti sesenggukan.

Putri juga ikut menangis sudah semalam suntuk dia memikirkannya, dia ikhlas melepaskan beasiswanya untuk bekerja membantu anak-anak panti yang sudah dia anggap adiknya sendiri.

"Kamu akan berangkat kapan nak ke Jakarta?" tanya bu Siti.

"Nanti malam bu, agar sampai di Jakarta pagi hari."

"Baiklah, mari ibu bantu untuk bersiap-siap." ajak bu Siti

Dengan segera bu Siti dan Putri menuju kamar Putri untuk membereskan barang-barang Putri kedalam tas besar. Mereka tidak memiliki koper, daripada uang dibelikan koper lebih baik untuk makan beberapa hari kedepan.

Malam telah tiba bu Siti mengantarkan Putri ke terminal.

"Put, hanya ini yang bisa ibu berikan untukmu." ucap bu Siti seraya memberikan amplop dan kalung emas.

"Bu, ini semua tidak perlu. Putri memiliki simpanan uang sendiri." ucap Putri

"Tidak, kalung ini peninggalan orangtuamu jangan sampai hilang. Uang ini gunakanlah ketika benar-benar terdesak. Jakarta kota yang kejam, kamu harus berhati-hati ya, jangan mudah percaya dengan seseorang." jelas bu Siti

"Baik bu, akan Putri jaga dengan baik kalung dan uang ini. Putri naik dulu bu, jaga adik-adik ya bu." ucapnya

"Iya, hati-hati Nak. Do'aku menyertaimu." ucap bu Siti dengan memeluk Putri sebelum naik bis.

Putri melepaskan pelukan bu Siti, dia segera menuju bis yang akan dia tumpangi untuk ke Jakarta.

Kini bis mulai bergerak, Putri melambaikan tangannya dari dalam bis ke arah bu Siti.

Bu Siti yang melihatnya membalas lampaian tangan Putri dengan menitikan air mata.

Semoga kamu segera bertemu dengan kedua orangtua kandungmu nak, maafkan ibu tidak bisa membantumu banyak. Gumamnya dalam hati.

Mencari pekerjaan

Happy Reading 🌹🌹

Putri menyandarkan kepalanya ke arah jendela, dinginnya malam menusuk ketulangnya. Meskipun didalam Bis.

Sesekali dia membuang pandangannya keluar jendela Bis, dilihatnya bangunan-bangunan yang sudah gelap gulita ada juga beberapa gedung yang pencahayaannya remang-remang.

Putri menegang kalung yang berliontin bintang. Ayah... Ibu... do'akan Putri dari atas sana, agar Putri mendapatkan pekerjaan yang dapat membantu panti.

Siang hari Putri sudah sampai di Jakarta, dia mengedarkan pandangannya untuk mencari warung untuk mengganjal perutnya.

"Bu, nasinya satu ya." ucap Putri

"Lauknya apa neng?" tanya pemilik warung

"Yang paling murah apa ya bu?" tanya Putri

"Tahu sama tempe neng."

"Nasi sama tempe saja bu."

Putri dengan segera memakan makanannya dengan lahap, karena rasa lapar yang dia tahan.

"Neng baru sampai di Jakarta?" tanya pemilik warung bu Ijah

"Iya bu"

"Habis ini mau kemana neng?"

"Belum tau bu, karena tidak memiliki saudara disini. Saya mau cari kontrakan yang murah bu sambil mencari pekerjaan." jelas Putri

"Ke kontrakan saya aja neng mau enggak? ukurannya memang kecil tapi cukup bersih kok. " ucap bu Ijah

"Harga sewanya berapa bu?" tanya Putri.

"udah saya kasih 500rb aja neng, itu udah murah banget." jawab bu Ijah

"Tidak bisa kurang bu, saya masih belum mempunyai pekerjaan." Tawar Putri

"Yaudah 300rb dulu aja, kalau udah punya pekerjaan 500rb ya."

"Baik bu, terima kasih banyak."

"Iya, makan dulu aja. Nanti habis ini saya antar ke kontrakan." ucap bi Ijah

Kini Putri sudah berada di depan kontrakannya, dia mengedarkan pandangannya di gubuk kecil itu.

Bangunan yang kecil, teras yang kecil juga tetapi cukup bersih untuk dia tinggali. Dengan segera Putri mendekat dan membuka kunci pintu rumah itu.

Ckel

Ruang pertama adalah ruang tamu dengan satu meja kayu dan dua kursi plastik, Putri melangkah masuk terdapat tiga ruangan lagi.

Kamar dengan kasur kapuk dan satu buah lemari kecil di pojokan, kamar mandi kecil dengan ember, dan dapur minimalis yang masih kosong.

Putri mengunci pintu kontrakannya, dia segera berganti baju dan merebahkan di kasur yang keras itu. Dia sangat lelah dan mengantuk, dengan hitungan detik Putri sudah terlelap dalam tidurnya.

...*****...

"Momy, Bintang pergi dulu." ucap seorang gadis yang seusia dengan Putri.

"Pergi kemana sayang?" tanya Momy Bulan

"Membeli baju Mom, nanti malam kita jadikan pergi makan malam dengan keluarga Gandratama?" tanya Bintang

"Tentu saja jadi sayang, jangan sore-sore ya pulangnya." ujar Momy Bulan

"Tentu." Dengan langkah bahagia Bintang segera dia masuk ke dalam mobil yang di kendarai oleh sopir pribadinya.

Bulan yang melihatnya hanya menggelengkan kepala, dia ingat sebelum acara wisuda Bintang meminta untuk di jodohkan dengan Sky Putra Gandratama dia adalah putra dari sahabatnya Ambarsari.

Flashback

"Momy... Dady... "panggil Bintang

"Anak Dady, kenapa?" tanya Doni Wiratama

"Ada yang ingin Bintang katakan Dady." ucap Bintang bergelayut manja

"Ada apa sih anak cantik Momy?" sambung Bulan

"Mom.. Dad... jodohkan aku dengan kak Sky." ucap Bintang

"Tidak!! Kamu harus melanjutkan sekolahmu dulu Bintang!" Seru Doni

Bintang kaget dengan suara Ayahnya "Dady dengarkan dulu, Bintang hanya ingin di jodohkan dulu, bertunangan dulu Dad... pliss Bintang mohon. Bintang sangan menyukai kak Sky." ucap Bintang memelas

Bulan yang melihat anaknya begitu menginginkan perjodohan ini tidak tega, apasalahnya mereka bertunangan dulu maka mimpinya dengan sahabatnya Ambarsari akan jadi kenyataan.

"Dad... setujui saja, toh mereka hanya bertunangan dulu saja. Pernikahannya tetap digelar setelah Bintang selesai menempuh kuliah. Ambarsari pasti juga setuju dengan perjodohan ini." jelas Bulan kepada suaminya

Suaminya yang lemah terhadap istri dan anaknya hanya menghela nafas dan pasrah "Baiklah, hanya sampai bertunangan!" tegas Doni

"Horeee... makasih Dady!!!! cup cup cup." Bintang mencium pipi dan dahi Ayahnya.

Flashback off

Dua keluarga

Happy Reading 🌹🌹

Sepanjang hari, Putri sudah berjalan mencari lowongan pekerjaan. Tetapi belum mendapatkannya.

Dengan langkah gontai, Putri berjalan ke kontrakannya. Dilihatnya rumah kontrakan itu dengan menghela nafas panjang.

Putri mendudukkan pantatnya ke kursi plastik yang berada depan meja makan yang terhubung dengan dapur.

Hari ini uang yang dikeluarkan Putri cukup banyak, karena dia naik angkot dan bus untuk mengantarkannya dari daerah satu ke daerah lainnya.

Lapar, tentu saja. Tapi Putri harus berhemat agar esok dia tidak jalan kaki, dia meneguk air putih beberapa gelas untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Besok Putri berencana akan pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja dengan hemat.

Berbeda dengan keadaan Putri, kini keluarga Wiratama tengah bergerak menuju salah satu restoran mewah di kota tersebut.

Kini kedua keluarga sudah duduk bersama di salah satu meja restoran tersebut, pertemuan kedua pengusaha menjadi topik hangat para tamu dan karyawan malam ini.

Bagaimana tidak, perusahaan Wiratama dan Gandratama adalah perusahaan raksasa yang bergera di bidang makanan dan kecantikan.

"Selamat malam, tuan Agung," Sapa Doni pada rekan bisnisnya.

"Selamat malam, tuan Doni. Senang berjumpa lembali." Kini Agung tengah menjabat tangan Doni.

"Halo, jeng." Ucap Bulan pada Ambarsari sahabatnya.

"Halo, juga jeng. Ya ampun cantik sekali anak kamu jeng." Puji Ambarsari pada calon menantunya itu.

"Selamat malam tante, tante juga cantik." Jawab Bintang malu-malu.

Bintang mengedarkan pandangannya ke arah kursi, dilihatnya Sky laki-laki yang sudah membuatnya jatuh cinta.

Sedangkan laki-laki yang di pandang tersebut hanya acuh, dia masih asik dengan Hpnya. Dia mengirimkan pesan-pesan mesum pada beberapa wanitanya.

"Selamat malam, Sky." Kini Doni menghampiri Sky yang hanya duduk diam di kursinya.

"Oh, selamat malam Paman." Jawab Sky dengan menjabat tangan Doni.

Bulan yang melihat Sky juga menghampirinya, "Oh, ya ampun. Kamu semakin tampan Sky." Ucap Bulan dengan memeluk Sky.

Sky sejak kecil sudah sering bertemu dengan Bulan, karena persahabatan Mamanya. Jadi Sky sering di ajak berkunjung kerumah Tante Bulan.

"Terima kasih, Tante." Jawab Sky.

Kini mereka segera duduk di kursi masing-masing. Mereka tengah menilmati hidangan mewah yang tersaji di atas meja.

Dengan curi-curi pandang, Bintang memperhatikan Sky. Laki-laki dingin dan acuh tersebut harus menjadi miliknya.

Kini acara makam malam sudah selesai, mereka akan membicarakan perjodohan dan pertunangan Sky dan Bintang.

"Baiklah, tidak perlu berbasa-basi lagi. Saya ingin menjodohkan Bulan dengan Sky, bagaimana menurut Tuan dan Nyonya." Ucap Doni.

"Tentu saja, kami sangat setuju." Ucap Ambarsari dengan senyum yang mengembang.

Agung Gandratama sebenarnya tidak ingin melakukan perjodohan seperti ini, biarlah putranya itu mencari pasangannya sendiri.

"Bagaimana, Ayah?" Tanya Ambarsari pada suaminya

"Ya, aku terserah Sky saja Mah. Yang menjalani nantikan mereka bukan kita," Jelas Agung dengan menoleh ke arah Sky yang hanya diam saja.

"Bagaimana Sky, apa kamu setuju jika dijodohkan dengan putri saya Bintang?" Tanya Doni kini beralih ke Sky.

Sky yang sedari tadi hanya diam, kini menatap keluarga Wiratama satu persatu. Pandangannya terhenti pada Bintang.

Bintang yang merasa di tatap oleh Sky, terseipu malu. Dia sangat yakin Sky tidak akan menolak perjodohan ini.

"Paman, Tante, dan Bintang. Saya ucapkan terima kasih dengan permintaan yang kalian ajukan. Tapi, saya sudah memiliki kekasih." Ucap Sky dengan mantap, kekasih dari Hongkong jomblo sejak lahir saja bangga. Jerit hati Sky.

"Sky, jangan berbohong dengan Mama. Jika kamu memiliki kekasih, mana buktinya? Kamu tidak pernah membawa pulang kekasihmu." Ucap Ambarsari kini menatap tajam anak sematawayangnya.

"Mah, Sky tadi baru akan mengenalkannya.Tetapi Mama keburu mengajak Sky keluar makan malam." Alibi Sky yang menutupi kebohongannya.

"Baiklah, Mama tunggu besok!" Ujar Ambarsari.

"Lihat saja besok Mah, apa ini masih lama? Aku harus menemui kekasihku. Dia sudah menunggu sejak tadi." Ujar Sky dengan wajah bosan.

Bintang yang mengetahui Sky mementingkan bertemu kekasihnya, daripada menerima perjodohan ini sangat marah.

Dengan segera dia berdiri dan berlari keluar dari restoran tersebut.

"Bintang!" Seru Bulan, Doni, dan Ambarsari.

"Maafkan aku Bul, ini semua diluar sepengetahuanku. Aku tidak tahu jika Sky memiliki kekasih." Ucap Ambarsari menyesal di depan Bulan.

"Tidak apa-apa jeng, kita tidak bisa memaksa seseorang yang kita cintai." Ucap Bulan.

"Maafkan saya Tuan Doni," Ucap Agung

"Tidak apa-apa tuan, kami permisi dulu untuk menyusul Bintang. Terima kasih untuk jamuannya," Ucap Doni

Segera Bulan dan Doni keluar restoran untuk mencari Bintang.

...🍃🍃...

HALO TEMAN DUKUNG TERUS YA

JANGAN LUPA KLIK TOMBOL LIKE DAN FAVORITNYA

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!