[Chapter. 1.]
[Bertemu Orang Tua.]
[Silahkan Dibaca.]
Tokyo.
Di sebuah dojo, yang melatih Kendo. Terdapat 2 orang yang saling mengayunkan Pedang kayu mereka. Keduanya bertarung sambil tersenyum.
Tak Tak Tak Tak.
Tak lama kemudian, keduanya melesat bersama dan mengayunkan Pedang kayu mereka, lalu Pedang kayu tersebut berhenti di Leher mereka berdua.
“Sepertinya kita seri, Miyu-san.” Ucap Laki-laki, kemudian menurunkan pedang kayunya. Kemudian Perempuan yang menjadi lawannya, menjawab.
“Kau benar, Kohta.” Ucap Perempuan tersebut yang tak lain ialah Miyu. Lalu, menurunkan pedang kayunya.
Lalu, keduanya duduk istirahat. Lalu, seorang Kakek-kakek masuk ke dalam Dojo sambil membawa 2 Botol air minum.
“Ambil ini, Miyu, Kohta.” Ucap Kakek tua tersebut, sambil melemparkan Botol air ke mereka berdua. Sedangkan, Miyu dan Kohta menangkap botol air tersebut.
“Terimakasih, Kakek.” Ucap keduanya, lalu membuka tutup botol dan meminum air yang berada di botol tersebut.
Glug Glug Glug.
“Puahhh. Sangat segar.” Ucap Kohta.
Tak lama kemudian, Kohta berdiri dan mengambil tas miliknya. Sedangkan, Miyu menatap ke arah Kohta dan berkata.
“Hati-hati, saat pulang.” Ucap Miyu, sedangkan Kohta mengangguk lalu keluar dari Dojo dan pergi pulang ke Rumah.
Di jalan, Kohta berjalan dengan santai. Dia tidak terlalu terburu-buru untuk pulang. Kohta, kemudian tiba di tepi jalan raya.
“Aku harus ke Toko buku. Membeli buku tentang Pendekar pedang. Serta, Chapter terbaru dari One Piece sungguh hebat. Zoro benar-benar mendapatkan Haoshoku no Hakinya. Selanjutnya pasti Zoro lebih kuat lagi.” Ucap Kohta.
Pov Kohta.
Namaku Kohta Hideoki, umurku 18 tahun, aku berada di bangku SMA. Kesukaanku adalah Pedang, Cita-cita ku menjadi Pendekar pedang terkuat di seluruh Dunia.
Namun itu, mustahil. Karena, Dunia ini benar-benar Damai, tidak seperti Dunia dimana yang kuat yang berdiri.
Untuk Orang Tuaku, mereka aku tidak tahu, mereka berada dimana. Karena aku dari kecil selalu berada di Panti Asuhan.
Suster bilang, dia menemukanku di depan Panti Asuhan, serta di samping aku tidur, ada sebuah surat yang hanya bertulisan Kohta Hideoki.
Untuk sekarang aku tidak akan berfikir itu dulu.
“Eh.”
Pov Kohta end.
“Eh.” Ucap Kohta, saat melihat di sekitarnya seperti berhenti. Lalu, Kohta melihat ada satu orang Wanita yang sangat cantik sedang berjalan ke arahnya.
Kohta sedikit takut, namun nalurinya menahan Kohta untuk tidak takut. Lalu, Wanita tersebut tiba di depan Kohta, kemudian memegang pundak Kohta.
“Mari kita pergi.” Ucap Wanita tersebut, lalu Kohta terkejut saat melihat tempat dia berdiri berubah, menjadi tempat yang indah.
Kohta melihat tempatnya dikelilingi dengan kristal yang indah. Lalu, Kohta melihat ke depannya dan ada Pria dan Wanita di depannya.
“Siapa kalian berdua?.” Ucap Kohta.
Namun, sebelum mendapatkan jawaban, Kohta merasa aneh. Lalu menyentuh pipinya yang sudah basah. Kohta sedikit terkejut.
“Kohta.” Ucap Wanita yang berada di depan Kohta.
Dengan cepat, Wanita itu memeluk Kohta. Dia memeluk Kohta dengan sangat erat, lalu berkata sambil menangis.
“Nak, ini aku Ibumu. Maafkan Ibu, nak. Telah meninggalkanmu di Dunia itu.”Ucap Wanita tersebut.
Sedangkan, Kohta sendiri bingung harus bereaksi bagaimana. Dalam fikirannya, apakah Wanita tersebut hanya mengaku sebagai Ibunya.
Namun, dalam hati Kohta juga merasa dirinya lega, tanpa sadar dia memeluk Wanita tersebut dan menangis.
“Kemana saja, kalian selama ini, Ayah Ibu?.” Ucap Kohta sambil menangis.
Sedangkan, Laki-laki tersebut perlahan mendekat ke Kohta dan menyentuh kening Putranya tersebut. Wanita tersebut melepaskan pelukannya.
Kohta, seketika menerima sebuah informasi di dalam otaknya, dia mengerang kesakitan. Lalu, dia melihat dirinya di bawa ke Dunia dan di tempatkan di sebuah Rumah. Ternyata Rumah tersebut adalah Panti Asuhan.
Karena, Dunia tidak bisa bertahan dengan kekuatan dari Ibunya, segera Ibunya pergi sambil menangis. Hujan turun dengan deras, dan banyak hal terjadi. Namun, saat Ibunya pergi seluruh Dunia akhirnya tenang kembali.
Kohta yang selesai melihat hal tersebut, segera menatap kedua Orang Tuanya, lalu memeluk mereka dengan erat. Kohta pun menangis dengan keras.
Dia tidak tahu harus berkata, dia sangat rindu dan sangat ingin tahu dengan Orang Tuanya, dan akhirnya sekarang dia bisa melihat wajah ke dua orang tuanya.
Ayah dan Ibu Kohta juga memeluk Putranya tersebut. Mereka juga melepas kerinduan, karena sudah lama tidak pernah bertemu dengan Kohta sejak kecil.
Beberapa jam kemudian, Kohta selesai menangis dan melepaskan pelukannya, sekarang dia menatap kearah kedua orang tuanya.
“Aku akan menjadi kuat, serta segera pergi ke Alam Pejuang.” Ucap Kohta dengan tenang dan tegas.
“Kami akan menunggu mu disana, namun sebelum itu aku akan mengirimmu ke Dunia Pedang dan Sihir.” Ucap Ayahnya.
Kohta hanya mengangguk dia paham sekarang, situasi dengan kedua orang tuanya. Kohta pun merasa dia paling lemah diantara para Saudara yang lain.
“Aku tahu, aku perlu ke Dunia Pedang dan Sihir, sebelum pergi ke Dunia para Pejuang.” Ucap Kohta dengan serius.
“Bagus, itu baru Putraku. Aku dan Ibumu tidak punya banyak waktu. Hanya aku akan memberimu ini, untuk memudahkan dirimu.” Ucap Ayah Kohta.
Lalu, melambaikan tangannya. Seketika, Cahaya berwarna putih masuk ke dalam kening Kohta. Ibunya yang melihat hal tersebut tersenyum.
“Nak, kau jaga dan bertemanlah dengan pemberian Ayahmu itu.” Ucap Ibu Kohta.
Sedangkan, Kohta hanya mengangguk. Lalu memeluk keduanya secara satu per satu. Kemudian, berkata.
“Tunggu aku, di alam Pejuang.” Ucap Kohta.
Ayahnya kemudian melambaikan tangannya. Seketika Kohta bercahaya dan perlahan menjadi butiran cahaya.
“Selamat tinggal Ayah Ibu. Jaga semuanya, tunggu aku.” Ucap Kohta.
“Selamat tinggal Kohta, Jaga kesehatanmu dan Keselamatanmu, kami akan menunggumu di Alam Pejuang.” Ucap Ayah dan Ibu Kohta.
Lalu, Kohta menghilang sepenuhnya. Ayah dan Ibunya melihat perginya butiran cahaya tersebut.
“Dia akan menjadi kuat. Aku yakin itu.” Ucap Ayah Kohta tersebut.
“Yuuya, waktunya kita kembali. Transmisi sudah kehabisan energinya.” Ucap Ibu Kohta tersebut.
“Baik, Yue.” Ucap Ayah Kohta yang bernama Yuuya Hideoki. Lalu, perlahan mereka menghilang dari tempat.
Sedangkan di sisi Kohta, dia terbangun dan melihat ke arah kanan dan kiri. Lalu melihat, sepanjang matanya hanya ada hutan belantara.
“Aku berada di Hutan?.” Ucap Kohta dengan bingung.
Lalu, melihat ke dirinya sendiri. Ternyata dia masih membawa Baju putih dengan Celana Hitam besar.
“Baju Dojo ku juga ikut, serta Pedang Kayu ini.” Ucap Kohta memandang Pedang Kayu yang terbalut kain.
Tak lama kemudian, terdengar suara di kepalanya.
[Ding.]
[System Pendekar Pedang, mencoba bergabung dengan Tuan Rumah.]
[Bergabung secara paksa.]
[Penggabungan selesai.]
[Selamat, Host sudah terhubung dengan System.]
[selamat, Host mendapatkan paket Pemula.]
“Suara siapa itu, System?. Tunggu, System seperti di Novel?.” Ucap Kohta dengan semangat.
“System, apa saja fiturmu?.”
[System memiliki fitur.]
[Status.]
[Penyimpanan.]
[Toko.]
[Maps.]
[Terkunci.]
“Lalu, buka Paket pemula.”
[Membuka Paket pemula.]
[Selamat, Host mendapatkan Katana biasa.]
[Selamat, Host mendapatkan Keterampilan Pedang Lembut.]
[Selamat, Host mendapatkan 10 Gold.]
[Selamat, Host mendapatkan 10 set pakaian.]
Kohta mengangguk dengan senang, lalu melihat ke arah langit dan berkata.
“Aku akan segera menjadi kuat dan pergi ke Alam Pejuang segera.” Ucap Kohta.
Dimulailah, Petualangan Seorang Pendekar Pedang, Di Dunia lain. Apakah Kohta bisa menjadi Pendekar Pedang terkuat di Dunia lain tersebut. Ikutilah perjalanannya.
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, dan Vote.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thanks you Minna-san.
[Chapter 2.]
[Menyelamatkan Pak Tua.]
[Silahkan Dibaca.]
Di Hutan.
Terdapat seorang Pemuda yang sedang duduk bersila. Tak lama kemudian, Pemuda tersebut membuka matanya dan menghela nafas menyerah.
“Aku benar-benar tidak ada Mana.” Ucap Kohta tertunduk.
Namun, Kohta ingat bahwa dia memiliki System Pendekar Pedang. Lalu, Kohta pun bertanya kepada System.
“System, apakah aku ditakdirkan tidak punya Mana?.”
[Menjawab, Host sejak awal memang tidak memiliki Mana. Karena, di Dunia Host dulu tidak pernah ada Mana.]
“Tapi, bukankah Ibu dan Ayahku bukan dari Bumi?.”
[Mana, sebuah Energi terbentuk saat anda berumur 6 Tahun. Jika di umur 6 Tahun, Host belum membangkitkan Mana, maka Host tidak akan memiliki Mana selamanya.]
“Jadi begitu, pantas Ayah memberiku System Pendekar Pedang. Kalau begitu, aku akan menjadi Pendekar pedang terkuat.” Ucap Kohta dengan tegas.
“System pelajari Keterampilan Pedang Lembut.”
[Host bersiaplah. Karena Host akan kemasukan banyak Informasi.]
“Iya, aku sudah siap.”
[Mempelajari Keterampilan Pedang Lembut.]
Kohta terkejut, dia merasa kepalanya sangat sakit. Dia tidak berteriak, hanya menggertakkan giginya saja. Informasi tentang Keterampilan Pedang Lembut terus masuk ke dalam otak Kohta.
[Mempelajari selesai.]
Kohta merasa kepalanya perlahan mulai membaik, dia tetap memegang kepalanya dan terengah-engah.
“Hah Hah Hah, sungguh menyakitkan. Namun, aku bisa memahami Keterampilan Pedang Lembut tersebut.” Ucap Kohta.
Lalu, suara System terdengar kembali. Kohta menyesuaikan duduknya terlebih dahulu, dan mengatur nafasnya agar stabil kembali.
[Ding.]
[Selamat, Host mendapatkan Fitur Keterampilan.]
“Apa itu, fitur Keterampilan, System?. Serta, hilangkan Dingnya.”
[Dimengerti.]
[Fitur Keterampilan, sebuah Fitur yang dapat membuat Host mengetahui sejauh mana berkembang. Sedangkan, Keterampilan yang baru akan terbuka jika Keterampilan sebelumnya sudah benar-benar menguasai.]
“Baiklah, aku paham. Buka Keterampilan.”
[Keterampilan.]
[- Keterampilan Pedang Lembut (0/100%.)(+)]
“Buka Keterampilan Pedang Lembut.”
[- Keterampilan Pedang Lembut (0/100%.)(-)
Teknik :
- Tarian Pedang. (0/100%) (Pelatihan.)
- Langkah lembut. (0/100%) (Pelatihan.)
]
“Jadi, menunjukkan tekniknya dan bisa berlatih?.”
[Silahkan, Host klik untuk mengetahui Pelatihan.]
“Baiklah.”
Kohta pun mengklik Pelatihan. Lalu, di depannya muncul sebuah tempat berlatih, lalu terdapat dirinya yang sedang melakukan sebuah Gerakan.
Kohta tanpa membuang waktu mencoba menirukan gerakan dari Proyeksi dirinya sendiri. Perlahan-lahan, Kohta merasa ada semacam ingatan di dalam Otaknya.
Kohta terus mengikuti gerakan tersebut, lalu dia perlahan bisa melakukan Teknik Tarian Pedang. Namun, itu hanya pergerakan saja.
[Waktu Proyeksi habis.]
[Itu tadi adalah Pelatihan Proyeksi, namun Host harus membayar. Karena tadi Host masih pertama kali, jadi Pelatihan tersebut Gratis.]
[Proyeksi Pelatihan : 1 Perunggu.]
“Baiklah, aku paham. Serta, aku merasa sedikit aneh jika memanggilmu dengan System, bagaimana kalau namamu berganti Clara, karena suaramu seperti Perempuan jadi, namamu adalah Clara.”
[Terimakasih Host, atas namanya.]
“Jangan panggil aku Host, panggil aku Kohta atau yang lain.”
[Baiklah, Kohta.]
“Baiklah, sepertinya aku harus mencari tempat untuk tinggal?.” Ucap Kohta.
Kemudian, Kohta membuka panel System. Kemudian, membuka fitur Peta. Kohta sedikit terkejut, karena seluruh Peta berwarna hitam, dan hanya tempatnya saja yang berwarna hijau.
“Clara, apakah aku harus menjelajah, agar Hitam di Peta menghilang?.”
[Itu benar, Kohta. Kamu harus berjalan dan area Hitam itu akan Hilang dalam jarak 100M dari kamu.]
“Baiklah, sepertinya berkeliling dulu saja.” Ucap Kohta lalu berjalan menuju ke arah Hutan.
Kohta terus berjalan, dengan pakaian Dojonya. Serta, memakai Katana biasa bukan lagi Katana Kayunya.
Kohta sedikit waspada jika ada yang menyerangnya. Lalu, saat berjalan Kohta juga melihat ke arah Map, ada titik berwarna hijau, Merah, Biru, dan Kuning.
Lalu, melihat ke arah pojok Peta, dan disana terdapat keterangan.
Hijau : Tanaman Obat atau Tanaman bermanfaat.
Merah : Monster.
Biru : Alat atau Barang.
Kuning : Orang.
Kohta melhat ada satu kuning, yang dikelilingi titik berwarna Merah. Kohta tahu, bahwa ada Manusia yang sedang dikelilingi oleh Monster.
Kohta pun segera melesat ke arah, Orang tersebut. Tak lama kemudian, Kohta sampai dan melihat seorang Pria dengan tampilan seperti seorang Prajurit.
Pria tersebut menggunakan Pedangnya untuk melawan Monster yang mengelilinginya. Kohta tahu Monster yang sedang dihadapi Pria tersebut.
Monster tersebut selalu berburu secara kelompok. Monster tersebut ialah Serigala.
Mata Kohta seketika cerah, dia menampilkan senyuman baru. Kohta segera melesat ke arah, Serigala tersebut.
Pria yang berhadapan dengan Serigala, sedikit terkejut bahwa ada orang di Hutan. Namun, Pria tersebut dapat melihat bahwa Kohta ingin membantunya.
Namun, Pria tersebut tidak melihat adanya Mana pada Kohta. Segera Pria tersebut berteriak.
“Menjauhlah, Nak. Jangan sia-siakan nyawamu.” Ucap Pria tersebut.
Sedangkan, Kohta berlari sambil tersenyum. Dia mengabaikan sepenuhnya ucapan Pria tersebut. Serigala yang menyadari ada Kohta, segera menyerangnya.
Wooff.
Serigala dengan cepat melesat ke arah Kohta. Sedangkan, Kohta mengayunkan ke bawah Katananya. Lalu, melihat Serigala melompat untuk menerkamnya.
“Tarian Pedang.” Ucap Kohta dengan tenang.
Lalu, Kohta menunduk. Kemudian, menusuk Perut Serigala. Namun, tidak berhenti disitu. Kohta menusuk bagian lainnya.
Sedangkan, Pria tadi terkejut. Dengan pertunjukan dari Kohta, dia benar-benar terpana, begitu indah dan rapi serangan Kohta tersebut.
‘Siapa Pemuda ini, dia tidak memiliki mana. Tapi, permainan Pedangnya sungguh hebat dan indah.’ Batin Pria tersebut.
Lalu, saat Kohta selesai melakukan teknik tersebut. Katana kembali turun ke bawah, lalu diikuti Serigala yang menyerangnya tadi, mengeluarkan darah dengan deras.
Awoffff.
Serigala berteriak untuk terakhir kalinya. Sedangkan Empat Serigala yang masih mengepung Pria tersebut, segera berlari ke arah Kohta untuk membalaskan kematian temannya.
Kohta juga berlari ke salah satu Serigala tersebut. Sedangkan Pria tadi, segera menghadang dua Serigala yang berlari ke Kohta.
“Nak, kuserahkan Dua Serigala itu padamu.” Ucap Pria tersebut.
“Oke, anda lawan Dua Serigala lainnya.” Ucap Kohta.
Lalu, Kohta melihat bahwa kedua Serigala melompat ingin menerkamnya. Dengan reflek, Kohta segera menghindar.
“Original Teknik : Tebasan Bulan.” Ucap Kohta, menggunakan Teknik dari Dojo.
Kohta, meluruskan Katananya tepat di depan kepalanya. Katana di pegang dengan dua tangan. Lalu, muncul bayangan Bulan di belakang Kohta.
Wush.
Kohta tiba di belakang kedua Serigala. Lalu, memasukkan Katananya ke Sarung Katana.
Klak.
Jresss Jresss.
Katana masuk ke sarungnya, bertepatan dengan kedua Serigala yang terbebas dan mengeluarkan banyak darah.
Pria tersebut juga, sudah selesai mengurusi Dua Serigala. Lalu, melihat ke Kohta dan benar-benar terpana dengan cara bertarungnya.
Melihat bahwa, Kohta sudah selesai bertarung. Pria tersebut menghampirinya.
“Sungguh, keterampilan yang indah. Aku cukup terkejut dengan keterampilan tersebut.” Ucap Pria tersebut.
“Terimakasih, Pak.” Ucap Kohta berterima kasih kepada Pria Tua tersebut.
“Aku yang seharusnya berterima kasih. Terimakasih telah membantuku tadi. Sebenarnya, aku bisa mengatasinya jika memakai sihir. Namun, kamu datang. Alhasil aku tidak mengeluarkan Sihir.” Ucap Pria Tua tersebut.
“Oh, begitu.” Ucap Kohta, sambil mengangguk-anggukan kepala.
“Bagaimana kalau kau ikut ke pondok ku?. Agar lebih enak saat melakukan Pembicaraan.” Ucap Pria Tua tersebut.
Namun, sebelum Kohta menjawab mereka mendengar suara dari belakang mereka.
Grrrr.
Pria Tua tersebut, seketika menjadi serius. Begitupun juga Kohta. Lalu, Kohta berkata.
“Sepertinya, kita harus bertarung dengan Serigala besar ini. Sebelum pergi ke Pondokmu, Pak Tua.” Ucap Kohta sambil tersenyum.
“Kau benar, Nak.” Ucap Pria Tua tersebut sambil tersenyum.
Keduanya memandang seekor Serigala yang lebih besar dari Serigala yang mereka lawan tadi. Mereka bersiap bertarung kembali.
“Mari kita mulai, Pak Tua / Bocah.”
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, dan Vote.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thanks you Minna-san.
[Chapter 3.]
[Mengalahkan Serigala besar.]
[Silahkan Dibaca.]
Kohta dan Pak Tua tersebut memandang ke arah Serigala besar dengan tajam. Begitu juga Serigala menatap Kohta dan Pak Tua dengan tajam.
“Aku maju, terlebih dahulu Pak Tua.” Ucap Kohta, berlari menuju ke Serigala besar tersebut. Pak Tua tersebut, hanya melihat Kohta.
Serigala besar melihat Kohta dengan remeh. Lalu, dengan santai mengayunkan cakarnya. Kemudian, Proyektil Cakar terbentuk.
Wushhh.
Kohta melihat serangan itu hanya tersenyum, lalu menaruh tangannya di gagang Katananya. Kemudian, menutup matanya.
“Original Teknik : Sebelas Langkah.” Ucap Kohta, kemudian membuka matanya. Langkah, Kohta menjadi lebih cepat dari sebelumnya.
Pak Tua yang melihat hal tersebut terkejut. Sedangkan, Serigala besar menjadi waspada. Kohta muncul tepat di atas Serigala besar.
“Terima ini, Tarian Pedang.” Ucap Kohta, lalu berfikir ‘Masih ada 6 langkah untuk dorongan serangan.’
Tarian Pedang menjadi berbeda dari sebelumnya. Pak Tua hanya melihat, Kohta menghilang dan muncul lalu menusuk, menghilang kembali, lalu menusuk kembali.
Pak Tua mengamati dan mengetahui bahwa Kohta hanya bisa melakukan 6 Kali, sisanya menjadi Tarian biasa. Namun, itu tidak menutup kemungkinan Pak Tua tersebut terkejut
Jleb Jleb Jleb Jleb Jleb Jleb.
Ke enam tusukan sudah dilancarkan. Kohta lalu menari seperti biasa, sedangkan Serigala besar yang sebelumnya tidak bisa menghindar, mulai bisa menghindar.
Kohta melayangkan Tusukan kembali, namun Serigala besar mundur dan mengayunkan cakarnya.
Dinggggg.
Wushhh.
Kohta tidak bisa menahan adu serangan tersebut. Dia terlempar dan menabrak pohon di belakangnya.
Wush.
Brukkkkk.
“Bocah.” Teriak Pak Tua tersebut, saat melihat Kohta menabrak Pohon. Lalu, Pak Tua tersebut memandang ke arah Serigala dan berkata.
“Sepertinya, aku harus menggunakan sihir.” Ucap Pak Tua tersebut, lalu memunculkan Api di tangannya.
Namun, sebelum menyerang. Kohta berteriak kepada Pak Tua tersebut dengan keras.
“Berhenti, Pak Tua.” Teriak Kohta, sambil mengeluarkan darah dari mulutnya. Sedangkan, Pak Tua berhenti untuk menyerang, lalu menoleh ke arah Kohta yang berusaha berdiri.
“Jangan memaksakan dirimu, Bocah.” Ucap Pak Tua tersebut, sedangkan Kohta hanya tersenyum dan berdiri dengan tegak.
“Diamlah, Pak Tua. Seorang Pendekar Pedang, akan menjadi kuat jika melawan musuh yang dapat mengancam Hidup dan mati.” Ucap Kohta.
Lalu, Kohta mengambil Haramaki hitam yang diberikan oleh Gurunya. Dia tersenyum saat melihat Haramaki tersebut, lalu memakainya di Kepalanya, serta menutup matanya.
Pak Tua tersebut merasakan sesuatu hal yang berbeda saat melihat Kohta. Lalu, Pak Tua melihat sebuah Siluet orang dengan 2 Pedang, dan memakai Armor berwarna Ungu hitam berapi-api.
“Aura apa itu tadi. Anak ini benar-benar menarik.” Gumam Pak tua tersebut, dia benar-benar terkejut dengan Aura yang baru dia rasakan.
Di sisi Kohta, dia membuka matanya, lalu tersenyum ke arah Serigala besar. Kohta memasukkan kembali Katana ke dalam Sarungnya, namun tangan tetap di gagang pedang tersebut.
Dalam fikiran Kohta, dia melihat jelas Teknik Tarian Pedang. Tajam, cepat, tegas, dia bisa melihat sifat serangan tersebut.
Kohta pun melihat bahwa Serigala besar melesat dengan cepat ke arahnya. Kohta memandangnya dengan tenang.
Jarak keduanya semakin dekat, Kohta bisa merasakan di dekatnya perlahan mulai melambat. Daun terbang melambat, Kupu-kupu terbang di depannya dengan lambat.
Kohta juga bisa mendengar nafas dari Serigala besar tersebut. Berat, lapar, bunuh itu nafas dari Serigala besar tersebut. Lalu, terlihat Serigala besar melompat sambil mengayunkan cakarnya.
“Teknik Lembut : Tarian Pedang.” Ucap Kohta, lalu menghilang dan menusuk seluruh tubuh dari Serigala besar tersebut.
Dalam waktu normal, hanya terlihat Kohta menghilang dan muncul di belakang Serigala sambil menekan pedangnya masuk ke sarung pedang.
Clak.
Jresss.
“Aooofffff.” Teriak Serigala besar kesakitan, lalu jatuh ke bawah dan mati di tempat. Pak Tua terkejut kembali dengan serangan tersebut.
Lalu melihat Kohta yang perlahan jatuh ke tanah. Pak Tua segera melesat ke arah Kohta. Lalu, dia mendengar suara Kohta.
“A-aku me-menang.” Ucap Kohta, lalu menutup matanya pingsan di tempat. Pak Tua tersebut benar-benar terkejut dengan sifat dari Kohta.
“Anak ini benar-benar berbeda.” Ucap Pak Tua tersebut, lalu menyimpan seluruh mayat Serigala ke dalam cincin penyimpanan.
Lalu, menggendong Kohta dan pergi terbang menuju ke Pondok rumahnya.
Tak lama kemudian, tiba di Pondok rumahnya Pak Tua, lalu masuk ke dalam dan di dalam ada satu Wanita tua.
“Sean, siapa yang kamu bawa itu?.” Ucap Wanita Tua dengan penasaran, saat melihat Pria Tua membawa seorang Pemuda.
“Elli, dia adalah Pemuda yang menarik. Dia berhasil membunuh Serigala besar.” Ucap Pria Tua yang bernama Sean.
“Oh, dia tidak memiliki mana dan bisa membunuh Serigala besar?. Itu menarik, bagaimana dia membunuhnya?.” Ucap Wanita tua yang bernama Elli tersebut.
“Dia menyebut dirinya Pendekar Pedang.” Ucap Sean, lalu menaruh Kohta di sofa untuk istirahat. Kemudian, Sean berubah menjadi seorang Pemuda tampan.
Sean, memiliki rambut pendek dengan warna hijau. Iris matanya juga berwarna hijau.
Lalu, Sean yang sudah menaruh Kohta di sofa, dia duduk di Sofa lain. Menatap Elli yang berubah menjadi seorang Perempuan yang cantik, dengan warna rambut berwarna merah muda.
“Pendekar pedang?. Apakah itu seperti Ahli Pedang?.” Ucap Elli, sedangkan Sean menggelengkan kepalanya.
“Ahli Pedang, masih memiliki mana kecil. Sedangkan, bocah itu tidak memiliki mana. Kekuatannya juga sebanding dengan Petarung Senior tingkat 1.” Ucap Sean.
“Hmmm, kalau benar begitu berarti Pemuda tersebut sangat menarik.” Ucap Elli, kemudian ke dapur dan menyiapkan teh untuk Sean.
“Kita tunggu, dia sadar. Elli, apakah Raja datang kemari tadi?.” Ucap Sean, sedangkan Elli yang berada di dapur menjawab.
“Ya, dia selalu sering kesini. Karena kamu berhasil mengalahkan Iblis di Kerajaannya.” Ucap Elli, sedangkan Sean hanya menghela nafas.
“Entah kenapa, aku berfikir Iblis itu sedikit susah. Mungkin saja dia adalah Komandan Iblis.” Ucap Sean, sedangkan Elli menjawab.
“Hmm, itu mungkin juga. Aku takut, jika Raja Iblis bangkit kembali.” Ucap Elli, merasa ketakutan saat berfikir tentang Raja Iblis.
“Entahlah, kita fikirkan belakangan dulu. Mungkin, masih lama untuk kebangkitannya.” Ucap Sean, lalu Elli datang sambil membawa Teh.
“Un, semoga saja.” Ucap Elli, duduk di sebelah Sean. Sambil menikmati teh.
Tak lama kemudian, Kohta terbangun dan duduk. Kemudian, melihat ke kanan dan kiri. Lalu, tanda tanya muncul, namun sebelum bicara dia mendapati seorang Perempuan dan Laki-laki menatapnya.
“Huaaa, setan.” Teriak Kohta melompat ke belakang Sofa, dan mengintip ke arah Perempuan dan Laki-laki. Kohta, akhirnya menghela nafas lega, bahwa keduanya adalah manusia.
“Hahahahaha, Bocah. Kamu kenapa?.” Ucap Sean, tertawa melihat tingkah Kohta. Sedangkan, Elli tertawa pelan.
“Hihihi, bocah yang lucu.” Ucap Elli, sambil menutup mulutnya dengan tangannya.
“Kalian berdua siapa, dan aku berada dimana?.” Ucap Kohta, kembali duduk di sofa dan memandangi sekitar, lalu menatap ke Sean dan Elli.
“Aku adalah Pak Tua itu. Ini adalah wujud asliku. Namaku adalah Sean.” Ucap Sean memperkenalkan dirinya. Lalu, Elli berkata.
“Namaku Elli, aku adalah Istri dari Sean.” Ucap Elli. Sedangkan Kohta mengangguk paham, lalu berkata.
“Salam kenal, namaku Kohta. Jadi ini pondok mu ya, Pak Tua?.” Ucap Kohta, sedangkan Sean menjawab dengan senyum tak berdaya.
“Aku masih berumur 20 tahun, Kohta.” Ucap Sean. Sedangkan, Kohta terkejut dan berkata.
“Oh, kalau begitu kupanggil Sean.” Ucap Kohta, lalu saat akan melanjutkan ucapannya, Kohta mendengar suara Notifikasi System.
[Selamat, Kohta telah mengalahkan Kelompok Serigala.]
[Selamat, Kohta mendapatkan 2 Perak.]
[Selamat, Kohta mendapatkan Katana Serigala.]
[Selamat, Kohta mendapatkan 13 Point Peningkatan.]
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, dan Vote.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thanks you Minna-san.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!