NovelToon NovelToon

My Pilot My Husband

BAB 1

" Semua sudah siap, kita tinggal terbang saja setengah jam lagi," Romi duduk di belakang Keenan,pilot seniornya.

" Aku rindu rumah," desah Keenan.

" Tiga bulan lagi,kita baru ada penerbangan ke sana," ujar Romi sambil menepuk bahu Keenan.

Keenan Haryanto,32th.Putra pertama dari Geri Haryanto dan Mala Fitria.Adiknya bernama Risma,sudah menikah dan sudah dikaruniai satu orang anak yang lucu.

" Bagaimana kabar istrimu?" tanya Keenan pada Romi.

" Dia baik,sebentar lagi mau melahirkan putra pertama kami," jawab Romi seraya tersenyum manis.

" Abang,kapan akan menikah?" tanya Romi.

" Mau nikah sama siapa? Sama topi pilotnya?" Jimmy berseloroh.

" Sialan kamu." Keenan menonyor kepala Jimmy.

Jimmy dan Keenan mulai serius dengan tugasnya masing-masing.Pesawat mulai lepas landas dan mengudara.Pilot adalah cita-cita Keenan sedari dia masih kecil,ditambah lagi saat beranjak dewasa dia bertemu seorang gadis yang bercita-cita menjadi pramugari.Semangat Keenan pun semakit bertambah.Apalagi Keenan dan gadis itu bekerja dalam satu maskapai,hubungan mereka pun semakin dekat.Tapi,untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak,gadis itu meninggal karena kecelakaan.

" Move on dong Bang,kan masih banyak tu di belakang yang cantik-cantik dan juga seksi," ujar Romi.

" Dulu,Abang berkeinginan untuk punya istri seorang pramugari,agar kami bisa selalu bersama.Tapi,sekarang tidak lagi.Abang ingin menikah dengan gadis biasa saja.Abang ingin pulang dan disambut pelukan hangat penuh rindu," tutur Keenan.

" Ajigile,so sweet bener abang kita ini." Jimmy bersorak.

Setelah menempuh perjalanan panjang,mereka pun mendarat.Setelah semua penumpang turun,Romi keluar.Keenan dan Jimmy tetap duduk di bangkunya.

" Kalo Abang mau pulang,pulanglah.Kita tukar jadwal libur kita.Bagaimana?" tawar Jimmy.

" Lalu,Bagaimana denganmu? Bukankah kamu juga harus pulang? Ada anak dan istri yang menunggumu di rumah,"

" Aku bisa menunda kepulanganku Bang.Lagipula,baru beberapa bulan yang lalu aku pulang,saat ulang tahun istriku," jawab Jimmy.

Keenan menarik nafasnya dalam-dalam,lalu mengeluarkannya dengan perlahan.

" Hampir satu tahun aku tidak pulang,aku sengaja tidak mengambil penerbangan kearah sana," lirih Keenan.

" Semua sudah berlalu,Bang.Bukalah hati abang untuk yang baru,Zira sudah tenang di sana," kata Jimmy.

" Zira mengkhianati Abang,Jim.Dia selingkuh," ungkap Keenan.

" Abang serius?" tanya Jimmy yang terkejut setelah mendengar perkataan Keenan.

" Ya,aku serius.Malam itu,Abang memergokinya sedang berdua dengan Yahya.Ternyata selama ini,mereka bermain di belakangku.Aku terlalu bodoh dan buta untuk melihat permainan mereka," jawab Keenan panjang lebar.

" Jadi,sampai sekarang,Abang masih sendiri karena trauma?" tanya Jimmy dan Keenan mengangguk.

" Ayo keluar,sampai kapan kalian mau di sini terus," tiba-tiba Romi datang mengejutkan mereka.

" Bukankah setelah ini kita akan terbang lagi?" tanya Jimmy pada Romi.

" Tidak.Penerbangan kita ditunda sampai besok,karena beberapa saat lagi akan ada badai," jawab Romi.

Mereka turun bersamaan.Keenan mendongak,lalu menghirup udara bebas.

" Jalan yuk Bang," ajak Jimmy.

" Kalo akan ada badai,berarti jalanan akan di tutup.Kita mau kemana?" tanya Keenan.

" Iya juga ya," ucap Jimmy.

...****************...

Di belahan bumi yang lain,seorang gadis sedang melakukan pekerjaannya sebagai OG di sebuah hotel.Tugasnya menjaga kebersihan kamar hotel,agar para tamu betah berlama-lama di hotel itu.

Salwa Fatiya,22th.Seorang gadis pekerja keras dan pantang menyerah.Murah senyum dan ramah pada siapa saja.Tidak pernah minder,walau dia hanya tinggal di rumah kecil peninggalan orang tuanya.Teman-temannya semua baik padanya.

" Salwa,ke kantin yuk," ajak Dini,teman kerja Salwa.

" Ayok,aku juga udah laper nih," kata Salwa sambil mengusap perutnya.

" Hah dasar kamu ya,selalu saja lapar," celetuk Yono.

" Udah krodat itu Yon,bnyak makan tapi tubuh tetap mungil," celoteh Salwa.

" Krodat krodat,kodrat Salwa kodrat." Seru Yono.

Salwa dan Dini hanya tertawa melihat wajah Yono yang terlihat sangat kesal.

" Mukamu jelek amat sih,lagi marahan sama ayang mbeb ya?" tanya Dini pada Yono.

" Dia gak mau aku ajak nonton,alasannya karena mau ikut emaknya kondangan.Iya kali,anak gadis masih ikut emaknya pergi kondangan,acara sunatan lagi," jawab Yono dengan nada kesal.

" Calon lakinya kali tu yang lagi sunatan," seloroh Salwa.

" Habis dong kalo disunat lagi," kata Dini.

" Trus kalo habis,yang dipake nembak apaan?" tanya Dini dengan wajah polosnya.

" Pala loe," jawab Yono dan Salwa bersamaan lalu berjalan melewatinya menuju kearah kantin.

Dini hanya bisa nyengir lalu menyusul kedua temannya.

" Sst...cewek loe tuh," Dini menunjuk ke salah satu bangku menggunakan mulutnya.

Yono menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Dini,benar saja ada sang pujaan hati di sana.Yono beranjak dari bangkunya lalu menghampiri kekasihnya itu.

" Sal,lagi ada masalah ya?" tanya Dini saat melihat wajah Salwa yang tiba-tiba murung.

" Aku lagi mikir aja,kira-kira besok aku laku gak ya? Ada gak ya yang mau nikahin aku? Secara ya kan,aku cuma anak yatim piatu yang misqueen dan jelek lagi," curhat Salwa.

" Iya juga ya Sal,umur kita udah dua puluh lebih,kok pasukan kuda belum datang melamar," kata Dini lalu meminum jus jeruk miliknya.

" Pangeran berkuda Dini,bukan pasukan kuda.Kamu pikir mau lomba pacuan kuda pake pasukan," semprot Salwa.

" Nasib jomblo,malam minggu pelukan sama boneka boba.Kapan ya aku dipeluk sama Min Hoo,atau setidaknya dipeluk sama Eko Uwais," Dini mulai berkhayal.

Pletok

Yono datang langsung melayangkan sebuah pukulan ke kepala Dini pakai kemoceng.

" Ntar aja mengkhayalnya,ayo kita kerja lagi," ajak Yono.

" Sakit,Yonoo," sungut Dini.

Salwa hanya bisa menggelengkan kepalanya,melihat tingkah kedua temannya.

" Kapan ya pangerangku datang dan mempersunting sang putri yang jomblo sejati ini," gumam Salwa dalam hati.

BAB 2

Keenan,Jimmy dan Romi sedang menikmati malamnya di sebuah hotel.Sejak tadi sore badai datang,hingga malam sisa-sisa badai belum juga terselesaikan.

" Tadi Atasan telpon,katanya untuk beberapa hari penerbangan akan tutup," tutur Keenan.

" Kalo cuaca bagus sih enak,lah ini cuaca ekstrim,kita gak bisa kemana-mana," cerocos Romi.

" Aku ke kamarku dulu,aku mau tidur," pamit Jimmy.

" Aku juga," sambung Romi lalu menyusul Jimmy keluar dari kamar Keenan.

" Udah kamu masukin belum?" tanya Romi.

" Udah sih,tapi siapa yang akan jadi korban?" Jimmy balik bertanya.

Jimmy menghentikan langkahnya," Kamu benar juga," kata Jimmy.

" Kamu yakin gak sih,kalo Bang Keenan itu punya kelainan?" tanya Romi.

" Aku pernah memergokinya sedang mengungkung Tio," jawab Jimmy.

" Serius Loe?" tanya Romi dengan nada terkejut dan Jimmy pun mengangguk.

" Trauma dari Zira malah membuatnya salah kaprah," kata Romi.

" Jimmy ... Romi ... !!" teriak Keenan dari dalam kamar.

Jimmy dan Romi yang mendengar teriakan Keenan pun langsung berlari.

Brukh

Mereka tidak sengaja menabrak seseorang.

" Hey,kalo lari lihat-lihat dong!" Salwa menepuk-nepuk bagian belakangnya yang terasa sakit.

Romi dan Jimmy saling bertukar pandang,lalu menyeringai.

" Mbak,kami bisa minta tolong gak?" tanya Jimmy.

" Tolong apaan? Minta tolong ke kantor polisi,bukan di hotel" gerutu Salwa.

" Maksudnya gini lo mbak,kami kan malam ini menginap di kamar itu ( sambil menunjuk ke arah kamar Keenan),tapi kamarnya kotor.Bisa tolong bersihkan gak" papar Romi.

" Oh,bilang dong dari tadi," kata Salwa yang langsung menuju kamar Keenan.

" Cepat pergi!" Jimmy menarik tangan Romi menjauh dari tempat itu.

Salwa langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.Dia langsung mengemasi kamar yang terlihat seperti kapal pecah kena badai.Baju dan celana hingga dalaman berserakan di lantai.

" Tampang aja keren,tapi jorok!" seru Salwa.

Terdengar suara rintihan seseorang dari dalam kamar mandi,Salwa menajamkan pendengarannya.

" Permisi,apa ada orang di dalam?" tanya Salwa sambil menggedor pintu.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka,Keenan keluar dari kamar mandi dan langsung memeluk Salwa.

" Maaf Tuan,Tuan kenapa?" tanya Salwa.

" Tolong," pinta Keenan.

Salwa terus memberontak,tapi tenaganya tidak bisa menandingi kekuatan tenaga Keenan.

" Tuhan,tolong aku.Maafkan aku yang selama ini sudah melupakanmu.Tolong aku kali ini saja," doa Salwa dalam hati.

Sreet

Keenan merobek paksa baju Salwa.

" Tolong aku,apapun yang kamu minta akan aku penuhi," Keenan memohon pada Salwa.

" Tidak,Tuan," tolak Salwa sambil menggeleng.Tubuhnya sudah bergetar karena takut.

" Maafkan aku," ucap Keenan yang langsung membawa Salwa ke kasurnya.

...****************...

Dengan langkah terseok,Salwa keluar dari kamar Keenan.Baju yang terkoyak dia genggam di tangannya.Dia keluar menggunakan pakaian Keenan yang ada di koper.

" Salwa,kamu kenapa acak-acakkan begini?" tanya Dini.

" Aku hancur Din,aku sudah hancur," kata Salwa disela isak tangisnya.

" Dih ni bocah,pertanyaanya apa jawabnya apa," gerutu Dini.

" Hancur kenapa?" tanya Dini.

Salwa memperlihatkan bajunya yang robek,Dini langsung membekap mulutnya menggunakan kedua telapak tangannya.

" Siapa yang melakukannya?" tanya Dini.

" Tamu hotel," jawab Salwa.

" Trus,sekarang mana orangnya? Biar aku datangi dia," tanya Dini menggebu-gebu.

Salwa menggeleng membuat Dini naik darah," Kamu mau diem aja gitu,dan biarin laki-laki itu pergi?"

" Dia tidak sadar saat melakukannya,dia dalam pengaruh obat," jawab Salwa,Dini langsung terkulai lemas.

" Sungguh malang nasibmu,oh sungguh gadis yang malang," kata Dini yang langsung memeluk Salwa.

" Ada apa ini?" tanya Yono.

" Salwa diperkaos sama tamu hotel," jawab Dini.

Yono mengusap punggung Salwa," Apa tamu itu mabuk,atau sengaja melakukannya?" tanya Yono.

" Lelaki itu dalam pengaruh obat," jawab Salwa.

Yono terduduk lemas sambil memandang Salwa dengan iba." Gadis yatim piatu yang malang," ucap Yono.

" Kamu lembur juga?" tanya Dini.

" Iya," jawab Yono.

Waktu terus bergulir,hingga tiba saatnya mereka untuk pulang.Dini yang tidak tega melihat kondisi Salwa pun mengantarkan Salwa pulang.

" Aku pulang sendiri aja,kan udah ada Dini" tolak Salwa saat Yono menawarkan jasa untuk mengantarnya pulang.

Yono berdiri tegak sambil melihat ke arah motor yang dikendarai oleh Dini menjauh dari hotel,setelah itu dia pun pulang ke kost-kostannya.

Salwa memasuki rumahnya dengan langkah lesu dan sedikit tertatih.Rasa perih dan ngilu di bagian bawahnya belum juga hilang.Salwa duduk bersandar di sofa lalu memejamkan matanya

" Bagaimana jika nanti aku hamil,aku pasti jadi bahan gunjingan tetangga," gumam Salwa.

Salwa membuka matanya lalu menatap foto kedua orang tuanya yang terpasang di dinding.

" Ayah ... Bunda,maafin Salwa.Salwa tidak bisa menjaga harta yang sangat berharga di tubuh Salwa," ucap Salwa.

Salwa bangkit dari duduknya lalu masuk ke kamar.Rasa ngantuk dan lelah pun menyerang,tidak lama kemudian Salwa pun tertidur.

——————

" Salwa,apa kamu masih tidur?" tanya Dini dari luar rumah Salwa.Dini sangat mengkhawatirkan keadaan Salwa.

Nggh ... Salwa menggeliat lalu turun dari kasurnya.Dia terbangun saat mendengar suara pintu depan yang digedor oleh Dini.

" Pagi-pagi udah berisik aja," gerutu Salwa sambil membuka pintu dan mempersilahkan Dini dan Yono untuk masuk.

" Aku beli nasi uduk nih di depan,sarapan yuk,"

" Tumben loe baik," kata Salwa.

" Yeee baik salah,kagak baik apalagi," oceh Yono.

Salwa pergi ke dapur untuk mengambil piring,sendok dan air minum.Setelah itu,dia kembali ke ruang tamu.

" Mungkin aku mau berhenti bekerja di hotel," tutur Salwa.

Uhuk

Uhuk

Yono dan Dini tersedak bersamaan.

" Kalian kenapa sih?" Kompak amat," Salwa memberi masing-masing segelas air pada Yono dan Dini.

" Kenapa berhenti?" tanya Yono.

" Iya Sal,kenapa berhenti?" tanya Dini.

" Aku takut kejadian tadi malam akan terulang lagi," jawab Salwa.

" Trus kalo kamu berhenti,kamu mau kerja di mana?" tanya Dini.

" Aku mau menyusul Bibiku yang bekerja di luar kota,kebetulan majikan bibiku butuh pembantu tambahan," jawab Salwa.

" Aku dukung apapun itu keputusan kamu,tapi aku minta satu hal sama kamu,jangan lupakan kami.Jika kamu butuh sesuatu,kamu tahu harus menghubungi siapa," ujar Yono.

" Nah,bener tu kata Yono," ujar Dini.

" Tumben kamu jadi dewasa begini Yon," ujar Salwa.

" Kan bentar lagi aku mau nikah," kata Yono dengan bangga.

" Sama si keket,eh maksudnya Ketty?" tanya Dini dan Yono pun mengangguk.

" Wah,akhirnya salah satu dari kita sold out juga," kata Salwa.

" Dia pikir jualan gorden kali,Sold out," sungut Yono.

Hahaha ... Salwa dan Dini tertawa bersama.

" Meskipun kamu tertawa,aku tahu jauh di dalam lubuk hatimu,kamu sedang sedih dan menangis.Semoga kamu menemukan kebahagianmu,dimana pun kamu berada," ucap Yono dalam hati sambil melihat kearah Salwa.

Bab 3

Salwa duduk termenung di bangkunya, menatap jauh ke luar jendela yang menyuguhkan pemandangan awan putih nan indah. Sesekali terdengar bunyi hembusan nafas yang sangat berat darinya. Jauh di dalam hatinya,dia tidak ingin pergi. Namun, kejadian malam itu membuatnya trauma dan dia takut malam panas itu akan terulang kembali.

Pesawat yang ditumpangi oleh Salwa mulai lepas landas. Dia memejamkan mata guna menguatkan hatinya seraya berdoa semoga ini adalah keputusan yang tepat. Salwa merilekskan tubuhnya agar tidak terlalu tegang. Tapi, itu tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba saja Romi muncul dari arah depan, Salwa langsung menutupi wajahnya menggunakan syal dan pura-pura tertidur.

"Jangan sampai dia mengenaliku." Salwa berdoa dalam hati.

Salwa membuka penutup wajahnya saat Romi sudah melewati bangku miliknya. Salwa menyibukkan diri dengan membaca buku yang dia bawa, agar tidak terlalu suntuk.

"Kamu cewek yang di hotel malam itu 'kan." Romi menunjuk ke arah Salwa.

Tubuh Salwa tiba-tiba tegang, lidahnya terasa kelu dan tidak sanggup lagi untuk berkata-kata. Dia hanya mengangguk dan tersenyum kaku pada Romi.

"Selamat menikmati perjalanan." Romi meninggalkan Salwa, karena dia harus kembali bekerja.

Orang yang duduk di samping Salwa pun menoleh ke arahnya."Kamu kenal sama co-pilotnya?" tanya orang itu.

"Enggak kak," jawab Salwa singkat.

"Kok, dia bisa kenal kamu?" tanyanya lagi.

"Kami pernah bertemu sekali, mungkin dia masih mengingatnya," jawab Salwa.

Pesawat mulai mendarat, setelah menempuh perjalanan yang panjang. Salwa menarik kopernya dan menyetop sebuah taksi, lalu memberikan sebuah alamat pada supirnya.

"Tolong antarkan saya ke alamat ini, Pak." Salwa duduk di bangkunya dan supir langsung mengemudikan mobilnya ke alamat yang dia berikan.

"Kita sudah sampai, Mbak," ujar Supir taksi.

Salwa melongok ke luar jendela, memandang rumah yang ukurannya lumayan besar dengan pagar yang menjulang tinggi. Salwa turun dari taksi dan menghampiri pos satpam yang berjaga di gerbang masuk.

" Permisi!" Salwa mengetuk jendela pos Satpam.

" Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya Satpam.

" Saya keponakan Bi Eli, apa betul ini tempat kerjanya?"

" Oh, ini Mbak Salwa ya. Masuk mbak, Bi Eli sedang keluar bersama nyonya." Satpam membukakan pintu pagar dan mempersilahkan Salwa untuk masuk.Salwa diantar oleh satpam itu ke kamarnya, agar dia bisa beristirahat.

"Tunggu saja di sini, sebentar lagi Bi Eli pulang." Salwa mnggangguk lalu membuka pintu kamarnya.Dia meletakkan koper di samping sebuah lemari berukuran sedang, lalu merebahkan tubuh lelahnya di kasur. Tubuhnya sangat lelah, setelah berjam-jam duduk di bangku pesawat. Salwa pun akhirnya tertidur, hingga dia tidak sadar jika Bi Eli sudah pulang dan mencarinya.

"Salwa, bangun. Ini Bibik." Bik Eli mengguncangkan tubuh Salwa dengan perlahan.

Salwa membuka matanya, lalu menggeliat dan duduk.

"Cuci mukamu, dan ikut Bibi ketemu sama majikan Bibi," ajak Bik Eli.

Salwa masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya, lalu mengeringkan wajahnya dengan handuk yang dia bawa. Bi Eli mengajaknya ke ruang keluarga, di mana tuan dan nyonya rumah itu sedang duduk bersantai.

" Buk.Pak. Ini keponakan saya." Bik Eli mengenalkan Salwa pada majikannya.

" Keponakan Bik Eli cantik! Siapa namanya?" tanya Bu Mala.

"Nama saya, Salwa. Buk." Salwa membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Cantik, sopan." Bu Mala tersenyum pada Salwa.

"Kamu istirahat saja dulu, besok baru mulai kerja." Pak Geri turut berbicara.

"Baik, Tuan." Salwa membungkukkan tubuhnya lagi.

"Jangan panggil Tuan, panggil bapak saja."

Bi Eli mengajak Salwa ke dapur, lalu menyuruh keponakannya untuk duduk. Bi Eli menatap Salwa dengan iba, mengingat kisah yang menimpa anak kakaknya itu.

"Kamu sama sekali gak kenal sama laki-laki yang memperkaosmu, Nak?" tanya Bibik.

"Tidak Bik, itu pertama kalinya kami bertemu," jawab Salwa.

"Bibi sudah menceritakannya pada ibu dan bapak, jaga-jaga jika nanti kamu hamil," tutur Bi Eli.

" Salwa baru sekali ini melakukannya bik, apa bisa hamil?" tanya Salwa.

" Memang baru sekali, tapi kamu bilang dia melakukannya berkali-kali malam itu."

" Iya Bik, Salwa takut bik.Bagaimana kalo nanti aku hamil." Salwa mulai menangis.

Bik Eli mengusap punggung Salwa dengan lembut, dia sangat prihatin atas apa yang sudah menimpa keponakannya. Dia tidak pernah menyangka, jika kejadian memalukan itu bisa menimpa Salwa.

"Kamu istirahat di kamar, nanti Bibi antar makan malammu."

Salwa melangkahkan kakinya ke arah kamar dengan gontai. Sesampainya di kamar, Salwa langsung rebahan. Bukan karena mengantuk atau pun lelah, tapi, karena pikirannya sedang kacau. Bagaimana kalo ucapan bibi benar, dia hamil dan akan punya anak.

Sementara Salwa sedang memikirkan nasibnya, di kota lain, Keenan sedang memarahi Jimmy dan Romi. Dia kecewa pada teman seprofesinya itu, bagaimana bisa, kedua temannya itu menganggap dirinya pecinta sesama pedang dan menjebak dirinya dengan cara memasukkan bubuk perangsang keminuman milik Keenan.

"Maaf Bang, kami hanya ingin Abang sadar dan move on dari Zira. Niat kami baik Bang," ucap Romi.

"Betul yang dikatakan oleh Romi, kami hanya ingin Abang sadar." Jimmy menimpali.

"Sekarang ke mana aku harus cari perempuan itu? Bagaimana jika dia hamil? Apa kalian memikirkan masa depan gadis itu? Tidak 'kan!" Keenan menatap tajam kedua teman yang sedang duduk di hadapannya.

"Obat yang kalian campur ke dalam minumanku itu berdosis tinggi, butuh tiga ronde untuk menghilangkan pengaruh obat itu dari tubuhku.Aku membuang semua cairanku di dalam, bagaimana jika dia hamil? Anakku akan terlunta-lunta tanpa bapak di luar sana." Keenan meluapkan emosinya. Romi dan Jimmy hanya terdiam, merutuki kebodohan yang mereka lakukan tanpa perhitungan yang matang.

"Maaf, Bang." Jimmy dan Romi meminta maaf secara bersamaan.

Keenan menghempaskan tubuhnya ke kursi dengan kasar, dia mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi kedua orang tuanya. Walau bagaimana pun dia harus memberitahukan apa yang sudah dia lakukan.

"Ayo kita bersiap, sebentar lagi kita harus terbang." Keenan meninggalkan Romi dan Jimmy di kursinya, dia melangkah keluar dari restoran yang ada di bandara.

Sesampainya di pesawat, Keenan duduk termenung di kursinya. Dia bertekat untuk mencari gadis itu saat dia libur nanti. Dia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan. Dia yakin gadis yang dia tiduri malam itu adalah gadis baik-baik. Keenan mengeluarkan dompet dari saku celananya, dia ambil sebuah kartu yang tersimpan di dalamnya.Kartu tanda pengenal milik Salwa yang tertinggal di kamar hotel Keenan.

"Salwa Fatiya," sebut Keenan sambil mengusap kartu itu.Senyumnya melengkung bak bulan sabit saat menyebutkan nama gadis yang sudah dia renggut mahkota sucinya.

Keenan teringat kembali kejadian malam itu, saat dia dengan paksa meminta Salwa menolongnya dari pengaruh obat perangsang. Tiga kali dia melakukaannya, dua kali dalam keadaan tidak sadar dan yang ketiga Keenan melakukannya dengan kesadaran penuh. Terbangun dari tidurnya, Keenan melihat bercak darah di seprainya, tapi Salwa sudah tidak ada lagi di kamarnya. Satu bajunya hilang dari koper, Keenan yakin pasti Salwa yang mengambil baju itu untuk menutupi tubuhnya, karena baju Salwa sudah tidak layak pakai lagi.

"Aku akan meminta bajuku kembali, Salwa." Keenan buru-buru memasukkan kartu milik Salwa ke dompetnya, saat Romi dan Jimmy datang menghampirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!