Eliza Fhara umur 20 tahun Eliza kuliah dibidang Ekonomi semester empat,memiliki wajah yang sagat cantik tinggi 167cm degan rambut yang panjang sebahu,
Eliza seorang anak yang suka membantu kedua orang tuanya.
Orang tua Elza mempunyai usaha kecil-kecilan sebagai pedagang Onlen dan juga membuka usaha nasi padang dikotanya.
Jio Abraham anak bungsu dari keluarga Abraham tinggi 170cm rambut gondrong mata sipit,hidung mancung.Laki-laki ini memiliki karakter penyayag dan sedikit cuek.tapi sekali jatuh cinta doi orangnya susah move on.contohnya sekarang laki-laki ini sedang mencintai seorang wanita, tapi sayangnya cintanya selalu saja ditolak, entah lah apa kurang dirinya hinga selalu mendapatkan penolakan.tapi yang namanya Jio doi tetap semagat meski selalu ditolak iya yakin cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.tapi entah apa alasan wanita itu,setiap kali iya meyatakan cinta selalu ditolak dan lagi-lagi ditolak.
Mily Hendrawan umur 20 tahun barwajah manis,tinggi 165cm Mily adalah tipe wanita yang sederhana,kulit putih rambut panjang dan sedikit ikal.
Kisah ini dimulai.
''Buk Ara berangkat kuliah dulu ya''.Ara adalah panggilan kesayagan dari keluargannya,Ibu Ayah dan kerabat dekat Eliza juga teman-temannya yang sudah kenal lama degan Eliza.
''Eh...anak Ibuk sudah mau beragkat''ucap Ibu Ayu sambil berbalik menghadap kearah eliza.
''Iya Bu Ara ada mata kuliah pagi soalnya''.ucapnya sambil meyalami tagan Ibu dan megecup sang Ibu degan seyang kemudian gadis yang selalu megunakan hijap itu pun berlalu.
****
Dikampus
''Hai Ara''. sapa seseorang tepat disebelah Ara saat iya akan memarkirkan motor metic miliknya.
''Hai Jio''.jawab Ara ramah sambil melangkah menuju kelas.
Jio Abraham adalah laki-laki yang selalu megekori kemana pun Ara pergi Ara tau laki-laki ini meyukainya,sejujurnya Ara juga meyukai Jio, tapi iya menepis semua itu karna saat ini Ara hanya pokus kuliah,iya sungguh tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang lain apa lagi hal yang tidak penting seperti berpacaran.
''Pulang kuliah jalan yuk Ra ''.ajak Jio saat mereka telah masuk kedalam kelas.
''Maaf Jio gue harus bantuin nyokap buat jualan''.jawab Ara sambil megeluarkan buku yang akan iya pelajari dari tasnya.
''Yah...lho mah alasan mulu''.balas Jio mendesah kecewa
''Soryy Jio gue gak bisa kayak lho'',
''Lho berasal dari kalagan atas sementara gue''..
''Gue hanya rakyat kecil Jio yang harus banting tulang dulu baru bisa makan''.ucap Ara lagi.
Inilah yang Jio suka dari Ara seorang wanita muda yang tidak pernah malu degan keterbatasan perekonomiannya,seorang wanita yang tidak pernah mau memanfaatkan kebaikan orang lain,jika Ara mau dia bisa memanfaatkan Jio'',
Jio berasal dari keluarga yang beraday Papa Jio adalah pegusaha sukses keluarga mereka bergerak dibidang kuliner dan memiliki Mell dibeberapa kota dan diberbagai daerah tapi sama sekali Ara tidak pernah mau memanfaatkannya.
Itu lah yang membuat Jio sagat tergila-gila degan Ara,meski pun Ara selalu menolak tapi Jio tidak pernah putus asa dan meyerah.
''Hem lho selalu saja merendah''.
''Gue juga sama kayak lho''Mungkin dimata Allah derajat lho lebih tinggi dari gue''.lirih Jio sambil menatap kosong kearah depan.
''Sut...nanti disambung lagi curhatnya sekarang dosennya sudah datang ''.cerocos Mily sahabat Ara, yang baru saja datang.
Mily adalah sahabat Ara dari kecil dan Mily termasuk keluarga yang lumayan Kaya Papanya seorang Doktery tapi Mily tidak pernah memandang rendah Ara meskipun Ara bukan berasal dari keluarga yang kaya,
Hanya satu hal yang Mily yakini,Ara adalah sahabatnya dan sudah dianggapnya seperti saudara,
Ara adalah orang yang baik dan selalu tulus meyayangi orang-orang yang ada disekitarnya.
''Eh...lho gak kepigin gitu menerima cintanya Jio,gue lihat dia serius baget sama lho''.
''Apa lho gak kasian sama ntu orang''cerocos Mily degan nada berbisik.
''Gue belum ada waktu buat mikirin pacaran Mil''.jawab Ara sambil terus memperhatikan dosen yang sudah memulai materinya didepan.
Jam Istirahat telah tiba
''Ra kantin yuk lapar gue''.ajak Mily degan wajah memelas.
''Hem..ayok''.jawab Ara sambil berdiri dari duduknya.
''Eh...tungguin gue jagan ditinggal''.pangiil Jio saat melihat Ara igin melangkah pergi.
''Hem baik lah Romeo'' ledek Mily pada Jio karna laki-laki itu selalu saja menempel dimana pun Ara berada kecuali saat Ara jualan'',
Itupun karna Ara yang melarang'',jika tidak mungkin dia juga akan megekor.
''Pale lu''.sambung Jio sambil menjitak kepala Mily.
''Sakit peak''hardik Mily sambil megusap-usap kepalanya yang dijitak Jio.
''Pasan apa''. tanya Jio pada Ara dan Mily saat mereka sudah sampai dikantin.
''Apa aja deh yang penting halal''jawab Mily santai.
Pukul dua siang saatnya semua mahasiswa pulang.
Mily pulang dijemput oleh supir pribadinya, sementara Jio iya pulang megendarai mobilnya sendiri.
''Ra gak jadi nie kita jalannya''. tanya Jio saat mereka ada diparkiran kampus.
''Maaf Jio Gue harus kerja''.lirih Ara sambil menghidupkan motor metic miliknya.
Jio hanya mendesah kecewa sejurus kemudian iya juga beranjak untuk pulang.
Sesampainya dirumah Ara langsung bergegas mengganti pakaiannya degan pakaian biasa,
Sekarang saatnya Ara untuk bekerja membantu Sang Ibu dan Ayah.
''Ibu...mana pesanan pelanggan yang harus Ara antar''.ucapnya sambil mendekati sang Ibu.
''Gak capek sayang''.tanya sang Ibu sambil menatap anak semata wayangnya degan Sayang.
''Gak kok Bu Ara kuat mana pesanannya''.
''Ini tapi pesanan hari ini lumayan banyak lho Nak'',
''Kamu nanti berangkatnya berdua aja ya biar lebih cepat dan biar tidak terlalu capek''.
''Gak apa-apa kok Bu Ara kuat''.ucapnya sambil megambil beberapa keranjang pesanan pelanggan dan diikat dibelakang motor metic miliknya.
''Selesai''....lirih Ara saat semua pesanan telah dimasukkan kedalam keranjang yang diikat diatas motor miliknya.
''Ara berangkat dulu ya Buk''.ucapnya sambil meyalami sang Ibu.
''Iya sayang hati-hati''.lirih Ayu sambil melihat kepergian Anak semata wayangnya entah kenapa hari ini hatinya merasa berat untuk melepaskan kepergian Ara.
''Mudah-mudahan kamu baik-baik saja Nak''....
''Ya Allah lindunggi Anak hamba jauhkan dia dari segala mara bahaya''.lirihnya sambil menegadahkan tagan memohon perlindugan untuk sang anak kepada Allah.
Disepanjang jalan Ara bersenandung ria iya selalu berhenti ditempat-tempat pelanggan yang sudah memesan kue atau nasi padang dari sang Ibu.
Naas tak dapat dielak saat Ara akan megantarkan pesanan pelanggan yang terakhir sebuah mobil tiba-tiba melintas dari belakangnya degan sagat kencang membuat Ara tak dapat lagi megelak dan akhirnya.
''Bruuukkk...suara keras yang menghantam dirinya membuat Ara langsung terpental dan tak sadarkan diri.
Semua orang berkerumunan saat meyeksikan itu semua darah segar megucur entah dari mana yang jelas wajah gadis itu penuh degan darah.
Pemilik mobil yang akan melariakan diri degan cepat ditahan oleh warga dan dipaksa untuk megantarkan Ara kerumah sakit.
Saat sampai dirumah sakit degan cepat dokter membawa Ara keruaga IGD.
''Siapa keluarga pasien disini''.tanya seorang dokter laki-laki saat keluar dari ruagan IGD,
Dirumah Ara
''Byur....aw''...pekik sang Ibu saat air panas yang iya angkat terlepas dan megenai kakinya.
''Ada apa Bu''.tanya Ayah panik saat mendegar suara jerutan sang Istri.
''Ibu ketumpahan air panas Yah''jawabnya sambil meniup kakinya yang sagat panas.
''hati hati dong Buk''.ucap Ayah sambil megambilkan obat untuk megobati kaki sang istri.
''Entahlah Yah dari tadi perasaan Ibu sudah tidak enak Ibuk kepikiran Ara terus''.lirihnya kawatir.
''Tring...tring''...suara hp jadul Ayah berdering.
''Siapa Yah''.
''Gak tau Buk nomor asing''.
''Angkat Yah siapa tau penting''.pinta Ibu degan nada kwatir.
''Iya sebentar,Ibuk diam dulu''.ucap Ayah sambil megangkat telfon.
''Hallo ini degan keluarga Eliza Fhara''.tanya seseorang diseberang sana.
''Iya saya Ayahnya ada apa degan anak saya dimana Ara sekarang''upertanyaan beruntun Adit yang disertai nada panik membuat sang Istri ikutan panik.
''Maaf Pak anak Bapak tadi megalami kecelakaan dan sekarang sedang ada dirumah sakit Angrek tolong Bapak segera kesini''.
Tut...tut...tut...
Sambungan telfon langsung terputus membuat Adit langsung meyambar kunci motor dan berlari keluar, iya sampai tak memperdulikan sang Istri yang sedang megejarnya sambil menagis.
''Apa yang terjadi Yah kasi tau Ibu''.lirih Ayu terus megekoroli Adit dari belakang.
''Ikut saja Bu''
Tbc.
''Apa yang terjadi Yah kasi tau Ibu''.lirihnya sambil duduk diatas motor sang suami.
''Ikut saja Bu''.jawab Ayah sambil menghidupkan motor dan melaju menuju rumah sakit.
Hampir setegah Jam mereka diperjalanan hingga akhirnya mereka sampai dirumah sakit Angrek.
Saat sampai Adit langsung memarkirkan motornya degan tergesa-gesa, sementara Ayu wanita paruh baya itu sudah berlarian diloby rumah sakit,degan air mata yang sudah membanjiri wajahnya sejak dari rumah tadi.
''Sus dimana...dimana pasien korban tabrakan tempatnya Sus dimana''..tanya Ayu degan nada yang tidak jelas membuat sang Suster susah untuk megerti.
''Suster saya bertaya dimana ruagan anak saya''.jeritnya sambil menagis dan memukul-mukul meja.
''Mohon tenang Bu..coba katakan lebih jelas lagi siapa nama pasien yang Ibu cari''.tanya Suster ramah karna sungguh iya tak tega melihat wanita paruh baya didepannya ini,sagat jelas terlihat bahwa wanita ini sagat terpukul.
''Sus maafkan Istri sayang, tolong antarkan kami pada pasien yang ditabrak mobil beberapa saat yang lalu''.jelas Adit berusa untuk tetap tenang karna jika dirinya ikutan panik seperti sang Istri semuanya akan semakin rumit dan mereka akan sulit untuk bertemu Ara.
''Oh...itu ayo Pak,Buk biar diantarkan degan teman saya''.balas suster ramah sambil terseyum.
''Cepat Sus''.desak Ayu karna jalan Suster yang iya rasa sagatlah lambat.
''Iya Buk ayo''.jawab susuter mempercepat langkahnya.
Saat mereka sampai didepan ruagan IGD terlihat orang-orang yang berdiri disana degan wajah tegang.
''Dimana ruagan anak saya Suster''tanya Adit saat mereka sudah berdiri tepat didepan rugan IGD.
''Anak Bapak dan Ibuk masih ditagani Dokter''.Jelas perawan sejurus kemudian iya permisi untuk kembali bertugas.
Degan cepat Adit dan Ayu berlari menghampiri laki-laki yang berdiri degan wajah Frustasi.
''Apakah kamu yang menelfon saya tadi tanya Adit kepada pemuda yang berdiri degan wajah yang sulit diartikan.
Fio menoleh,
" Iya Pak saya yang menelfon''lirihnya Fio merasa bersalah.
''Pak ayo kita temui dokter''.ajaknya setelah megigat apa tujuan iya menelfon keluarga Ara tadi,
Fio langsung berjalan cepat dan diikuti oleh kedua orang tua Ara.
''Dokter keluarga pasien sudah datang''.ucap Fio saat mereka sudah dipersilahkan masuk oleh Dokter.
Ya Fio lah yang menelfon keluarga Ara saat dokter megatakan jika pasien membutuhkan donor darah gologan O sementara dirumah sakit untuk gologan dara O sedang kosong,degan terpaksa Fio menelfon kedua orang tua Ara melalui ponsel gadis yang iya tabrak,ya ponsel Ara diserahkan oleh masyarakat yang megantarkan mereka tadi kepada Fio.
Fio Abraham berasal dari keluarga Abraham Fio meneruskan usaha sang Mama. dibidang kuliner dan memiliki Mall dibeberapa daerah, umur 27 Tahun memiliki wajah yang sagat tampan,tinggi 170 kulit putih dan hidung mancung.
''Oh"..ayo kita lakukan pemeriksaan, lebih cepat lebih baik agar pasien bisa cepat tertolong''.ucapan Dokter membuat tubuh Ibu dan Ayah Ara lemas seketika seumur hidup Adit tidak pernah meneteskan air mata tapi kali ini iya menagis dan terlihat sagat rapuh sebagai seorang laki-laki.
"Ara"...lirih Ayu langsung berlimpuh dilantai sejurus kemudian iya berdiri dan berlari menuju ruagan IGD.
Fio megejar Ibu dari wanita yang telah iya tabrak sungguh hatinya benar-benar sagat merasa bersalah, andai tadi iya tidak bertengkar degan Istrinya ini semua tidak akan mungkin terjadi''.
''Ara sayang...lirih Ayu megusap kaca pintu ruagan IGD, sambil menagis sesegukan.
Hatinya benar-benar hancur melihat anak semata wayangnya harus berbaring lemah diruagan Rumah sakit tampa bisa melakukan apa-apa,
Tadi siang iya masih bisa melihat seyum manis anak satu-satunya itu kini Anak yang selama ini iya jaga dan iya sayangi degan sepenuh hati harus terbaring lemah tak berdaya degan banyak selang ditubuhnya.
''Ara ini Ibu Nak''...kenapa Ara ada ditempat ini Ara kan tidak suka bau rumah sakit''.lirih Ibu membuat dada Mario semakin sesak.
''Ara anak Ibu bagun sayang"... Ara belum makan siangkan''
''Ayo makan Nak Ibu suapi''...lirihnya lagi membuat Mario meneteskan air mata.
''Nak apakah kau tau siapa yang menbuat Araku seperti ini''.tanya Ayu melangkah menghampiri Fio.
''Kenapa iya tega membuat anak satu-satunya Ibu menjadi seperti ini''.lirihnya seperti orang yang tidak waras.
"Maaf kan''...ucapan Fio terhenti saat Adit datang dari ruagan Dokter.
''Buk''..panggil Adit sambil merangkul sang Istri disana Ayu dan Adik menumpahkan segala kegundahan,kehancuran dan kesedihannya,mereka menagis sambil berpelukan,
Adit yang niat hati igin menenangkan sang Istri akhirnya juga ikut menagis dan meratapi apa yang terjadi pada putri mereka,sekuat apa pun seseorang pasti akan hancur saat melihat orang yang dicintainya terluka.
*******
Sudah hampir dua jam mereka menunggu degan rasa cemas yang sagat luar biasa, Ayah dan Ibu Ara hanya berdiri tepat didepan pintu ruagan IGD sementara Fio laki-laki itu hanya berdiri dan bersandar pada dinding rumah sakit diruagan IGD.
Saat Fio igin megajak kedua orang tua Ara untuk duduk, terdegar suara pintu yang terbuka memperlihatkan seorang dokter laki-laki paruh baya yang berjalan menghampiri kedua orang tua Ara.
Degan cepat Ibu dan sang Ayah Ara berlarian menghampiri sang Dokter padahal jarak mereka sagatlah dekat tapi karna panik semua orang bisa menjadi gagal fokus.
Sementara Fio iya juga ikut berjalan menghampiri sang dokter.
''Bagai mana keadaan anak saya Dok''.tanya Ayu degan nada tergesa-gesa.
''Begini Buk Pak Anak Bapak sekarang masih dalam keadaan keritis,benturan dikepalanya sagat kuat itu semua megakibatkan gumpalan darah pada otak", kita harus melakukan oprasi secepatnya''.penjelasan sang Dokter bagaikan palu yang menghantam dada kedua orang tua Ara,yang membuat sang Ibu jatuh terkulai dan pingsan.
''Bu...''.panik Bapak sambil menangkap tubuh sang istri.
''Tolong Sus bawa Ibuk ini keruagan perawatan''ucap Fio panik dan juga binggung harus melakukan apa.
''Tolong lakukan yang terbaik untuk putri saya Dok''.lirih Adit sambil menahan sesak didadanya.
''Baik Pak kami akan melakukan tindakan sebaik mungkin,tapi sebelum itu tolong selesaikan dulu Adminstrasinya''.
''Baik Dok saya akan segera melunasinya''.degan cepat Adit berjalan meyusuri kolidor rumah sakit dan pergi menuju kasir untuk melakukan pembayaran.
''Maaf Sus pasien yang bernama Eliza Fhara tagihan untuk melakukan operasi dan yang lainnya itu berapa ya Sus''tanya Adit degan nada tergesa-gesa.
''5********* Pak jawab Suster membuat tubuh Adit limbung tak bertenaga''.
''Bapak gak apa-apa'' tanya Suster panik.
''Saya gak apa-apa Sus'',
''Sus apakah biayanya bisa dicicil''.lenjutnya lagi degan wajah penuh harap.
''Maaf Pak tidak bisa''.jawab Suster tegas.
''Tolong Sus nyawa anak saya sekarang sedang dalam bahaya''.ucapnya memohon.
''Maaf Pak tetap tidak bisa''.
Adit pergi berlari menuju ruagan IGD dimana dokter tadi masih menunggu dirinya.
"Dokter tolong lakukan oprasi untuk putri saya sekarang,untuk biaya saya akan usahakan untuk mencarinya Dok"...
"Tolong Dok" pintanya memelas degan air mata yang sudah tumpah.
"Maaf Pak untuk hal itu mohon maaf kami tidak bisa". jawab Dokter pendek dan igin melangkah pergi.
"Tunggu".. panggilan seseorang membuat langkah sang dokter menjadi terhenti.
"Jika ada yang salah tentang medis mohon dimaklumi ya bukan bidang ane hehe"
Makasih.
Tbc.
"Tunggu''.ucap seseorang membuat langkah sang Dokter terhenti.
''Tolong lakukan Operasi sekarang,semua biayanya saya yang tanggung''.ucap tegas Fio membuat Adit bisa sedikit bernafas lega,tapi sebenarnya iya juga binggung kenapa laki-laki ini mau menaggung biaya yang tidak sidikit untuk megobati anaknya.
Bahkan iya tidak megenal laki-laki ini,tapi kenapa iya mau menanggung semua biaya untuk pegobatan anaknya apa mungkin laki-laki ini yang meyebabkan anaknya terbaring lemah dirumah sakit''?...pertayaan pertayaan itu berputar-putar dikepala Ayah Ara,tapi untuk saat ini iya lebih baik diam untuk tidak menayakan dulu siapa laki-laki didepannya ini karna untuk saat ini yang terpenting adalah keselamatan sang anak.
''Baik Pak jika begitu silahkan lakukan pembayaran agar segera bisa dilakukan Oprasi''.pinta sang dokter yang diagguki Fio dan berlalu untuk melakukan pembayaran.
''Tolong tandatagani ini Pak,agar kami bisa bertindak secepat mungkin''.Dokter paruh baya itu meyodorkan kertas persetujuan Operasi kepada Adit,setelah membaca degan cepat Adit menandataganinya agar sang anak bisa cepat diselamatkan.
******
Sudah hampir tiga jam bereka berdiri diluar,Ayu juga sudah sadar dari pingsannya dan menunggu didepan ruagan Operasi degan bersandar dibahu sang suami.
''Buk Pak apa kalian tidak igin makan malam dulu''tawar Fio kepada kedua orang tua Ara karna sekarang sudah pukul sembilan malam.
''Tidak Nak kami akan disini sampai Putri kami selesai Operasi''.lirih Bapak masih tetap menatap kearah ruagan Operasi.
''Oh...kalau begitu saya akan keluar sebentar''.pamit Fio kepada kedua orang tua Ara,iya akan pergi untuk makan sebentar karna sedari tadi siang iya belum makan dan sekarang perutnya sudah sagat lapar.
''Iya Nak pergilah dan terima kasih atas semuanya''.ucap Adit lagi karna iya sama sekali belum tau bahwa Fio lah yang menabrak sang putri.
Sudah entah berapa lama mereka menunggu Fio pun sekarang sudah kembali dan menunggu bersama degan kedua orang tua Ara ,
''Drett''..
Ruagan Operasi terbuka seorang dokter Muda berjalan menghampiri mereka degan wajah yang susah diartikan.
''Dok bagai mana keadaan Anak saya''.tanya Ayu degan nada kwatir.
''Alham dulillah Oprasinya lancar sebentar lagi pasien akan dipindahkan keruagan perawatan'' jelas sang dokter membuat semua yang menunggu disana menarik nafas lega.
''Lho Fio lho gapain disini''..
''Eh..Jo gue''.jawab Fio tergagap.
''Kita bicara keruagan lho aja sekarang''.lirihnya berbisik sambil menarik Jhonsen masuk keruagan.
''Lho mau bicara apa sama gue''.tanya Jhonsen.
''Gue yang nabrak ntu cewek''.jelas Fio degan nada bergetar.
''Astaga lho ini ceroboh sekali''lho tau gak gara-gara lho tu cewek hampir mati tau gak''?...gila lho ya''.dumel Jhonsen kesal.
''Lho kok marahin gue sih Jo,lho tau gak gue udah setres baget seharian,lho malah nambahin kehancuran hati gue''.
''Lagian lho itu kenapa bisa nabrak anak orang sih''?...ntu mata dipakek buat geliat bukan buat pajagan doang''.kembali lagi Jhonsen megomel pada sahabatnya itu.
''Tau ah gue beranten sama Sonia,gue pusing sampai-sampai gue gebut dan gak pokus megemudikan mobil,tepat dipersimpagan ntu gak segaja Mobil gue malah belok.kearah lain kenak deh tu cewek.
''Gila parah baget lho''
''Tapi gomong-gomong dia gak kenapa-napa kan''.
''Hem ya Oprasinya sih berhasil tapi kita lihat saja nanti setelah dia sadar''.
''Emang ada kemungkinan terburuk ya''tanya Fio takut terjadi sesuatu pada gadis yang iya tabrak.
''Belum tau sih kadang-kadang akibat dari benturan keras dikepala bisa megakibatkan Amnesia atau yang lainnya, tapi kita berdoa semoga dia baik-baik saja''. lirih Jhonsen menenagkan hati Fio.
''Udah malem gue mau pulang dulu''.pamit Jhonsen pada Fio.
''Eh...lho gak balik''.tanya Jhonsen lagi.
''Iya gue juga mau balik tapi gue pamit dulu sama kedua orang tua ntu cewek''.
''Eh...gomong-gomong keluarganya sudah tau belum kalau lu yang nabrak anaknya''.
''Belum''...
''Wah parah lu''.
''Awalnya gue udah mau ngasi tau tapi gak jadi''.
''Kenapa''?...
''Gue belum siap menerima amukan dari orang tuanya''.jawabnya lemes.
''Cemen lu seharusnya lu berani berbuat berani megakui bukan malah sok jadi pahlawan''.ejek Jhonsen.
''Iya entar bawel baget sih lu kayak emak-emak''.
''Udah ah...gue mau balik pusing gue gomong ama lu.dikasi nasehat malah gue dibilang kayak emak-emak''.ucap Jhonsen sambil meyambar kunci mobil dan pergi.
****
Diruagan perawatan VIP
Seorang wanita terbaring lemah dagan selang infus ditagannya.
Sejak beberapa saat yang lalu setelah melakukan Operasi iya baru saja dipindahkan keruagan Perawatan mengigat kondisi Ara masih belum sadarikan diri.
Sedangkan Fio iya sudah pamit pulang duluan setelah megatur semua keperluan ruagan tempat Ara dirawat dan meyelesaikan semua biaya Administrasi.
Sementara kedua orang tuanya masih setia menunggu anaknya degan sabar.
''Buk Ayah beli makanan dulu sebentar dikantin rumah sakit Ibu harus makan jika igin menjaga Ara,jika tidak kita berdua akan ikutan sakit,jika kita sakit lalu siapa yang menjaga Ara''.Ayu hanya meganguk menaggapi ucapan sang suami,matanya masih tetap Fokus menatap anak semata wayangnya berharap Anak kesayagannya akan membuka matanya.
*****
Dikampus
Sedari pagi Jio tidak melihat Ara sama sekali sampai jam pulang kampus tiba Ara tak juga menampakkan batang hidungnya,membuat Jio merasa kawatir.
''Mily Ara mana''.tanya Jio pada Mily sahabat Ara.
''Tau nie dari tadi malam Gue telfon tapi gak diangkat-angkat''.
''Lho tau rumahnya gak'' tanya Jio lagi yang diangguki Mily.
''Kita kesana yuk perasaan gue dari semalam gak enak baget, gue kepikiran Ara terus,jujur gue kwatir dia kenapa-napa''.ucap Jio degan wajah cemas.
''Ya sudah ayok gue juga kwatir''jawab Mily sambil berdiri.
''Pakai motor gue aja ya biar cepet''
''Oh..iya gue bilang Pak supir dulu biar dia balik duluan''.
''Yuk berangkat''ucap Mily saat iya telah berpamitan degan sang supir.
Setelah menempuh perjalanan kira-kira empat puluh menit akhirnya mereka sampai didepan rumah sederhana dan disebelah rumah ada sebuah warung makan padang yang sederhana .
''Rumahnya tutup warungnya juga tutup''.ucap Mily saat melihat rumah Ara seperti tak berpenghuni.
''Ada mungkin didalam yuk kita panggil dulu''.lirih Jio sambil turun dari motornya diikuti Mily dari belakang.
''Tok...tok...tok...
''Permisi''.Mily mencoba megetuk-getuk pintu tapi sama sekali tak ada jawaban.
''Gak ada''.lirihnya sambil menatap Jio yang ada disebelahnya.
''Kita tanya tetangganya yuk''.sambung Jio sambil berjalan kerumah sebelah.
''Buk maaf permisi''.sapa Jio ramah kepada emak-emak yang duduk diteras rumah sambil minum teh.
''Iya ada apa ya''.
''Maaf Buk kami mau bertanya' yang punya rumah sebelah sana itu,orangnya dimana ya''.ucap Mily kepada Ibuk-ibuk yang mereka hampiri.
''Oh..pak Adit''...kalau Pak Adit dan Ibu Ayu orang tuanya Ara sekarang ada dirumah sakit,tadi pagi Pak adit pulang trus pergi lagi''.
''Rumah sakit''.sambar Jio cepat.
''Iya rumah sakit,kan siang semalam anak mereka kecelakaan ditabrak mobil''.
Bagaikan palu yang menghantam dada Jio.membuat iya limbung igin tumbang.
''Jio lho gak apa-apa''.tanya Mily kwatir.
''Dirumah sakit mana''.tanya Jio cepat tampa merespon pertayaan Mily.
Tbc.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!