NovelToon NovelToon

Gadis Penakluk Pria Dingin

Balas Dendam

Bug..

Bug..

Suara tinjuan dan tendangan terdengar di seluruh ruangan rumah pada tengah malam itu. Sekelompok penjaga rumah dan para pria yang menggunakan penutup wajah saling beradu tinju.

Para penjaga rumah sudah tersungkur di lantai, para pria yang memakai penutup wajah itu mulai masuk ke seluruh ruangan dan mengobrak-abrik apa saja yang ada di dalamnya.

"Boss kami tidak menemukan si tua bangka itu!" ucap salah satu pria disana yang sedang menghubungi pemimpin mereka.

"Cari sampai dapat! Ke seluruh ruangan, tidak boleh ada yang terlewat sedikit pun!!" ucap pria yang di panggil Boss itu di balik telpon nya.

"Baik Boss!!"

Mereka pun terus menggeledah seisi ruangan tanpa ada yang terlewat sedikit pun.

Seorang pembantu rumah tangga yang sedang bersembunyi di bawah meja sambil menahan isak tangisnya karena ketakutan, mencoba melarikan diri, dia teringat nona muda anak dari si pemilik rumah sedang tidur di kamarnya. Dia harus membangunkan dan menyelamatkannya.

Dia mengendap-endap sambil menahan nafasnya karena takut ketahuan oleh sekelompok pria itu.

Berhasil keluar dari bawah meja, dia pun langsung berlari ke atas tangga dan masuk ke kamar nona muda nya.

Sambil menangis dan tersengal-senggal karena berlari dia membangunkan nona mudanya dengan tidak sabaran.

"Nona.. Nona Anna.. bangun.." isak nya sambil berbisik.

"Hmm.. 5 menit lagi bi.." ucap wanita muda yang sedang tertidur itu.

"Nona.. ayo bangun.. saya mohon, tidak ada waktu lagi.." ucap wanita paruh baya itu.

Bruk

Terdengar suara tendangan pintu yang membangunkan wanita muda itu.

"Ada apa sih bi.. berisik.." wanita muda itu terbangun sambil mengusap matanya.

Dia melihat sekelompok pria memakai penutup wajah masuk ke kamarnya sambil menodongkan pistol.

"Oh.. Tua bangka itu sepertinya kabur tanpa membawa anak perempuannya hahaha!!" ucap salah satu pria itu.

"Si..siapa kalian?" ucap gadis itu.

"Siapa kami? huh.. kamu tidak perlu tau gadis kecil hahaha.."

Gadis yang bernama Anna itu terlihat ketakutan dan bingung dengan situasi itu. Yang jelas dia tau dia dalam bahaya saat ini.

Salah satu pria disana menghubungi boss nya kembali.

"Boss.. kami menemukan jackpot! si tua itu terlalu serakah dan kabur sampai meninggalkan gadis kecilnya haha"

"Terlalu ceroboh.. bawa mainan kecil itu kemari! sepertinya aku punya mainan baru hahaha" ucap pria di balik telpon itu.

"Siap boss!"

Pria itu mendekati Anna yang masih terduduk di atas tempat tidur nya.

"Wow.. tak ku sangka bajingan tua itu punya anak yang cantik juga haha" ucap pria itu sambil mencoba menyentuh pipi Anna.

"Jangan berani menyentuhku!!" ucap Anna sambil menatap sinis pria itu.

"Wah Cantik dan berani.. Boss pasti akan menyukai mainan baru nya ini haha"

"Ayo ikut kami!!" ucap pria itu sambil menarik kuat tangan Anna.

"Tidak!! lepaskan aku!!" teriak Anna sambil mencoba menarik tangannya.

"Ku sarankan kau jangan melawan manis.. jika tidak ingin wajah cantikmu ini lecet!" ucap pria itu sambil terus menyeret Anna keluar.

"Tidak.. aku tidak mau.." teriak Anna.

Anna menggigit tangan pria itu dan mencoba berlari.

Dor!!..

Terdengar suara tembakkan ke salah satu guci yang ada di samping Anna.

Anna yang kaget pun bergetar ketakutan.

"Jika lari sedikit saja maka akan ku tembak wanita tua ini" ucap pria itu yang menyodorkan pistolnya ke kepala pelayan tua yang membangunkan Anna tadi.

Anna melihat bibi nina yang menangis ketakutan sambil melihat kearahnya.

Anna menahan tangisnya, dia tidak boleh ceroboh, bibi nina tidak boleh mati. Anna pun mengangkat tangannya tanda menyerah, dia tidak boleh melawan. Anna tidak tau sebenarnya kenapa ayahnya sampai diburu oleh orang-orang ini, dan mirisnya ayahnya kabur tanpa membawanya dan membiarkan nyawa anak semata wayangnya ini terancam.

Apakah ayahnya akan menyelamatkannya setelah ini? Anna hanya pasrah, semoga ayahnya masih sayang padanya dan akan menyelamatkannya.

Pria itu lalu menarik tangan Anna dan mengikatnya ke belakang, lalu memasukkan nya ke dalam sebuah mobil.

Bibi nina pun sama, tetapi dia di bawa oleh mobil yang lain.

Anna sangat takut dan panik, sebenarnya kemana dia akan di bawa? apakah setelah ini dia masih hidup? atau dia akan dibunuh?

"Kalian mau bawa aku kemana?" ucap Anna kepada salah satu pria yang ada di mobil itu.

Pria itu menyeringai menatap Anna,

"Yang jelas ku beritahu padamu, jangan membuat boss kami tersinggung atau marah, jika kamu masih ingin hidup.."

"Dia adalah pria paling kejam di muka bumi hahaha"

Anna mulai ketakutan, dia tidak bisa lari, memikirkan berbagai cara pun rasanya buntu sekarang. Yang dia tau sekarang dia akan dibawa pada boss mereka, apa yang akan dilakukan boss itu. Terbesit dipikiran Anna pria yang disebut boss itu pasti pria tua bangka yang akan melecehkan nya dan akan berbuat sesuatu yang buruk padanya.

Anna memang masih muda usia nya sekarang masih 18 tahun, tapi dia sedikit tau apa-apa saja yang ada di dalam dunia bisnis.

Seperti ayahnya, dalam dunia bisnis hanya ada cara apapun agar tetap menghasilkan banyak uang walau dengan cara kotor sekalipun, kesenangan, jabatan tertinggi dan juga wanita. Ayah Anna adalah tipikal pria yang suka bermain wanita, seperti mendiang ibunya dulu, dia di khianati oleh sang ayah. Setelah sukses dia mulai bermain wanita dan suka berbuat kasar terhadap ibunya, sampai ibunya sakit-sakitan dan meninggal. Bisa dibilang Anna tidak menyukai ayahnya, walau ayahnya selalu menuruti apapun kemauan Anna, tapi Anna tidak habis pikir setelah ibunya dia yang menjadi korban akibat ketamakan ayahnya.

Mobil pun berhenti di depan gerbang yang sangat tinggi, hari sedang gelap Anna tidak bisa melihat dengan jelas kemana arah mobil ini melaju tadi.

Salah seorang pria yang mengemudi mengeluarkan sebuah kartu, seperti tanda pengenal, lalu menyodorkannya kearah scan di depa gerbang.

Setelah berhasil gerbang pun perlahan terbuka, lalu mobil pun masuk.

Anna melihat sekeliling, sepertinya mobil masuk kearah hutan, yang terlihat hanya pohon-pohon rindang dan jalanan yang sangat gelap. Jantung Anna berdebar, sebenarnya kemana mereka pergi.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari gerbang besar tadi, baru terlihat ada sebuah cahaya dari lampu. Anna menyipitkan matanya, mobil mulai mendekat kearah sebuah rumah yang sangat besar dan halaman yang luas, mobil memasuki halaman rumah yang luas dan berhenti.

"Ayo turun, kita sudah sampai" ucap pria yang berada di samping Anna.

Dia pun menarik tangan Anna yang terikat dan membawanya keluar. Mereka berjalan kearah pintu utama yang tinggi. Anna melihat sekeliling dengan penuh waspada, rumah ini terlihat indah tapi entah mengapa Anna merasa hawa disekitar rumah ini gelap dan menakutkan, membuat bulu kuduknya merinding.

Salah satu pria menekan tombol di samping pintu,

"Boss.. kami sudah tiba"

"Masuk" terdengar suara dari speaker kecil yang ada di samping pintu.

Anna mendengar suara itu, seketika membuatnya semakin ketakutan. Suara yang berat, tegas, dan saat di dengar saja sudah membuat nyali menciut, dan membuat bulu kuduk berdiri seketika. Tapi suara itu bukan seperti suara seorang pria tua atau paruh baya.

Sebenarnya akan dibawa pada siapa dia?

Bersambung..

Halo ini cerita pertama aku, semoga suka ya..

ditunggu kelanjutannya..

Yang pasti bakal seru dan bikin senyum-senyum dan geregetan sendiri hehe

Mata Tajam Yang Menawan Namun Menusuk

Krek..

Pintu besar itu terbuka dengan otomatis, para pria yang menggunakan penutup wajah itu membawa Anna masuk kedalam rumah.

Anna menatap sekitar, entah mengapa setiap langkahnya membuat nafas Anna memburu dengan kencang. Saat sudah di dalam rumah ini, terlihat begitu megah dan menawan, namun terlihat lebih misterius bagi Anna karena lampu yang remang-remang.

Para pria itu membawa Anna ke lantai atas menggunakan sebuah lift, salah satu pria menekan tombol angka 4, yang berarti mereka akan menuju lantai paling atas di rumah tersebut. Pikiran Anna sudah melayang entah kemana, bahkan dia tidak bisa merasakan lagi tangan nya yang dingin.

Setelah tiba pintu lift itupun terbuka. Mereka menuntun Anna menuju pintu besar yang berada di sudut ruangan lantai rumah itu. Suasana di lantai 4 rumah ini terlihat jauh berbeda dari lantai bawah tadi, di sekeliling tembok lantai atas ini terdapat berbagai macam patung-patung hewan buas yang menyeramkan, lukisan-lukisan abstrak yang terkesan misterius, serta banyak alat-alat seperti pistol panjang besar, kapak, rantai dan lainnya yang dipajang memakai pigura berkaca, seakan mereka adalah alat-alat yang amat berharga.

Anna mulai bergidik ngeri, sepertinya boss mereka ini seorang pemburu atau bahkan pembunuh yang psikopat. Anna mulai berkaca-kaca ingin menangis, sepertinya inilah akhir hidupnya, mungkin dia akan disiksa di rumah ini atau mungkin bahkan dia pada akhirnya akan mati disini.

Mereka telah sampai di depan pintu besar yang berada disudut ruangan. Salah satu pria mengetuk pintu dan masuk. Setelah mendapat kode diizinkan masuk, pria yang lain membawa Anna kedalam ruangan tersebut. Tamatlah riwayatmu Anna, hidupmu akan berakhir disini' gerutu Anna dalam hati.

Sambil menahan tangis Anna pun masuk dan mencoba melihat disekitar ruangan itu. Di depan nya dia bisa melihat seorang pria yang duduk membelakanginya di depan sebuah meja.

"Boss, kami sudah membawa anak bajingan itu kemari" ujar salah satu pria itu.

Pria itu perlahan membalikan badannya menghadap kearah mereka..

Wajah yang tampan, ekspresi yang dingin serta tatapan tajamnya menatap langsung kearah Anna berada.

Anna tertegun untuk beberapa saat, kata pertama yang ada dalam pikirannya adalah 'tampan' tentu saja.. 'sangat tampan'

Pria itu menatap Anna dari atas kepala sampai ujung kaki Anna. Kemudian dia menyeringai,

"Huh, hanya seorang tikus kecil yang malang. Pantas saja si tua bangka itu meninggalkannya. Memang terlihat tidak berguna" ujar pria itu tanpa ekspresi.

Kata-kata yang keluar dari mulut pria itu seketika meruntuhkan keterpesonaan Anna sesaat tadi. Dia menatap pria itu dengan tajam dan berani 'Apa dia bilang tadi? tikus kecil?? kurang ajar sekali dia', gerutu Anna dalam hatinya. Dia memang hanya gadis yang bisa di bilang masih remaja dan belum dewasa, tapi kata-kata itu menyakitkan baginya untuk di dengar. Manusia memang diciptakan Tuhan tidak sempurna ada yang dilahirkan sangat tampan dan bentuk yang sempurna, tetapi mempunyai perilaku yang sangat buruk dan menjijikkan, gerutu Anna dalam hati.

"Boss, informan lain mengatakan bahwa si tua itu telah kabur keluar negri beberapa jam sebelum kami tiba, sepertinya dia mengetahui kedatangan kita sebelumnya" ujar salah satu bawahannya.

"Aku sudah tau. Aku memang sengaja membiarkan dia lolos untuk beberapa saat untuk mengetahui sejauh mana monyet tua itu akan berlari" ujar pria dingin itu, kemudian dia kembali menatap Anna yang berani menatap kearah nya. seringai muncul di ujung bibirnya.

"Tapi.. tidak ku sangka dia meninggalkan putrinya.. entah dia ceroboh atau memang sengaja? mungkin gadis ini tidak berarti apa-apa baginya selain uang.. ckckck gadis yang malang.." ujar pria itu dengan ekspresi yang amat sangat merendahkan dimata Anna.

Anna sangat ingin merobek mulutnya yang tajam itu, bahkan dia membayangkan membawa kapak yang berada diluar tadi lalu menghancurkan tubuh pria yang ada di depan nya ini berkeping-keping.. namun sayang itu hanya sebuah khayalan..

"Lalu apa yang akan kita lakukan pada gadis ini boss?" ucap pria yang sedang memegang tangan Anna yang terikat.

Anna mulai merasa gelisah, apakah dia akan langsung dibunuh ditempat?

Dia hanya bisa berdoa pada Tuhan agar masih memberi nya umur.

'Apakah aku benar-benar akan mati sia-sia?' ucap Anna dalam hatinya.

Tiba-tiba pria itu berdiri dari kursinya, dan melangkah maju mendekati Anna.

Anna menatap pria itu yang semakin dekat padanya. Setiap langkah pria itu mendekat padanya, semakin berdegup kencang jantungnya.

Setelah berdiri di depan Anna, dia menunduk mensejajarkan wajahnya pada wajah Anna.

Tampan.. setiap lekuk wajahnya sangat sempurna..

Tetapi sayang dia adalah jelmaan iblis, ujar Anna dalam hati.

Pria itu mengangkat tangannya ke wajah Anna dan menilik wajahnya.

Jantung Anna berdegup kencang.. Bukan karna jatuh cinta, namun dia sangat waspada dengan apa yang akan dilakukan pria itu padanya.

Pria itu menyeringai sambil menatap Anna.

"Sebenarnya aku malas meladeni seorang gadis polos yang tidak berguna seperti ini. Tapi... siapa tau dia mempunyai informasi atau rahasia penting dari si tua itu" ujar pria dingin itu. Dia pun beranjak pergi keluar ruangan, namun dia terhenti di depan pintu.

"Kurung dia sementara waktu di kamar seberang, aku akan menginterogasinya besok. Sekarang aku ada urusan di luar. Beritahu seorang pelayan untuk menjaganya. Dan... jangan sampai dia kabur dari sini" ujarnya sambil menatap tajam anak buahnya, lalu berjalan keluar.

"Baik boss!" ujar para bawahannya sambil membungkuk hormat.

Anna menghembuskan nafasnya yang terasa sesak sejak tadi. Dia masih beruntung karena pria itu tidak membunuhnya langsung tadi. Anna masih punya waktu untuk bisa memikirkan cara agar kabur dari tempat itu, walaupun kemungkinannya sangat kecil. Setidaknya dia masih bisa berharap.

Pria-pria itu membawa Anna kesebuah kamar yang cukup luas, bernuansa putih di dalamnya. Tempat ini tidak se menyeramkan ruangan sebelumnya yang bernuansa gelap dan menyeramkan.

"Masuk!! Jika kau sayang pada nyawamu maka jangan coba-coba untuk melarikan diri dari sini!" ucap salah satu pria yang masih menggunakan penutup kepala, sambil melepaskan ikatan tangan Anna.

"Kupikir boss benar-benar akan membuang dia langsung pada kita tadi, seperti korban lainnya.. tapi ternyata tidak. Padahal aku ingin sekali bersenang-senang dan mencicipinya" ujar salah satu pria itu, yang langsung membuat bulu kuduk Anna merinding. Tidak.. dia tidak mau menjadi pemuas nafsu pria-pria bejat dan menjijikkan ini.

"Sudahlah.. boss bilang dia tidak menarik dan tidak berguna, nanti juga boss akan memberikannya pada kita hahaha" ujar pria yang lain.

"Hai manis kami pergi dulu, nikmatilah malam mu hari ini, siapa tau besok kita akan menikmati malam bersama hahaha" ujar pria itu sambil membelai pipi Anna.

Anna menepis jijik tangan pria itu dari pipi nya.

Pintu pun ditutup dan dikunci dari luar. Anna segera mengelilingi ruangan itu sambil mencari jalan keluar. Dia memasuki kamar mandi yang ada di ruangan itu, namun nihil, tidak ada satupun jalan keluar, jendela pun bahkan tidak dapat di buka. Dan dia menyadari ini adalah lantai paling atas di rumah ini, jika dia nekat memecahkan kaca dan melompat sama saja dia akan mati.

Anna terduduk pasrah bersandar pada kaca besar di kamar itu, dia menangis dan meratapi nasib nya.

"Ya Tuhan.. hiks.. apa dosaku? mengapa hidupku seperti ini? dari kecil sampai sekarang aku tidak pernah bahagia, apakah ini akhir dari hidupku?" bisik Anna sambil menahan isak tangisnya.

Bersambung..

Halo, dukung terus cerita ini ya, biar aku semangat up cerita nya :D Thank you..

Iblis Yang Tampan

Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Anna yang sejak tadi menangis meratapi nasibnya. Anna menghapus air matanya lalu melihat kearah pintu. Seseorang dari luar membuka kunci dan masuk.

Seorang wanita muda yang memakai baju pelayan masuk dan tersenyum kepada Anna. Jika dilihat mungkin wanita itu lebih tua sedikit dari Anna, mungkin usia nya sekitar 20an.

Wanita itu membawa makanan di atas nampan, lalu meletakkannya di atas meja dekat tempat tidur.

"Nona, ini ada sedikit makanan, jika nona merasa lapar silahkan dimakan" ujar wanita itu sambil tersenyum.

"Aku juga membawa segelas susu, agar nona bisa tidur dengan nyenyak" ujarnya, lalu wanita itu menghampiri Anna yang masih terduduk lesu di dekat kaca.

Dia berjongkok di hadapan Anna sambil menyentuh lembut pipi Anna yang masih basah,

"Tidak usah takut.. Namaku Lidya, aku adalah pelayan pribadimu mulai hari ini. Aku juga akan mempersiapkan segala kebutuhanmu. Anggap saja aku seperti kakakmu ya.." ucapnya tersenyum lembut pada Anna.

Anna menatap sendu pada Lidya. Apakah wanita ini adalah orang baik? Sepertinya memang iya, semoga saja dia bisa meminta bantuan Lidya agar bisa keluar dari sini. Tapi tentu saja butuh waktu. Anna harus melihat dulu apakah Lidya benar-benar baik, atau dia sama jahatnya dengan orang-orang di rumah ini.

"Terima kasih Kak Lidya" ujar Anna.

Lidya menuntun Anna untuk berdiri dan membimbingnya ke arah kasur.

"Aku juga membawa pakaian ganti, kamu bisa mengganti pakaianmu dan tidur"

"Tenang saja semua pasti akan baik-baik saja" ujar Lidya

Anna pun mengangguk dan mengambil pakaian yang diberikan oleh Lidya tadi.

"Kalau begitu istirahatlah, aku akan keluar" ujar Lidya sambil berjalan kearah pintu lalu tersenyum kembali pada Anna.

Anna membalas senyum Lidya, lalu pintu pun tertutup dan di kunci kembali dari luar.

Anna menatap pakaian yang dibawa oleh Lidya tadi, sebuah gaun tidur berwarna putih. Anna berjalan kearah kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Sepertinya Lidya itu orang baik, tapi tetap saja dia adalah pekerja dari boss kejam itu. Anna harus tetap waspada.

Anna kembali duduk di atas kasur dan mengambil susu yang ada di atas meja.

'Apakah susu ini beracun?' ujar Anna dalam hati.

Dia sedikit ragu untuk meminumnya, tetapi tenggorokan nya terasa sangat kering setelah menangis.

Tanpa ragu lagi Anna mulai meminum susu itu sampai habis, menunggu beberapa saat, apakah ada reaksi racun.

Ternyata tidak, susu itu tidak beracun. Anna bisa bernafas lega.

Anna lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, menatap langit-langit..

Apa yang akan terjadi padanya esok hari? Pria kejam itu bilang dia akan menginterogasinya besok. Memikirkan hal itu membuat jantung Anna berdegup was-was. Sebenarnya apa yang telah dilakukan ayahnya sampai bisa berurusan dengan pria kejam itu?

Memikirkan hal itu membuat kepala Anna terasa berat, dan tidak terasa sampai dia pun terlelap tidur, sambil berdoa dalam hatinya semoga hari ini hanya mimpi buruk semata, dan setelah dia bangun esok hari semuanya kembali normal seperti kehidupan biasanya.

-

Sinar matahari masuk menusuk mata Anna yang sedang terpejam, membuat Anna mau tidak mau harus membuka matanya.

Anna terbangun dan mengusap kedua matanya yang masih terasa berat. Pandangannya mulai terlihat fokus ke sekitar.

'Dimana ini?' ucapnya dalam hati.

"Ternyata bukan mimpi.." bisik Anna kecewa pada dirinya sendiri.

"Berharap ini hanya sebuah mimpi 'little mouse'?" ujar seseorang yang mengagetkan Anna.

Anna menoleh ke samping, seorang pria sedang duduk santai dengan wajah datar sambil menatap kearahnya.

Seluruh badan Anna bergetar ketakutan. Pria kejam itu, apa yang akan dia lakukan.

Perlahan Pria itu berdiri dari duduknya dan melangkah kearah Anna yang masih terduduk di tempat tidur. Perlahan pria itu mengangkat tangannya menyentuh dagu Anna dan mengarahkan wajahnya untuk saling bertatapan.

Pria itu menatap Anna datar tanpa ekspresi. Sedangkan Anna menatapnya bergetar ketakutan.

Pria itu menyeringai, dan menjauhkan kembali wajahnya.

"Aku tidak akan basa-basi padamu" ujar pria itu sambil berjalan menjauh.

Anna menghembuskan nafasnya yang terasa sesak sejak tadi.

"Katakan padaku dimana ayahmu meletakkan semua aset pribadinya" ujar pria itu sambil menatap Anna kembali.

Anna balas menatap dengan tatapan bingung, 'aset pribadi?' apa maksud pria ini, apakah seperti surat-surat penting atau harta benda?

"Aset apa maksudmu?" bisik Anna pelan.

Pria itu kembali menghampiri Anna, mengangkat wajahnya cukup keras dan menatap tajam,

"Apa kau berpura-pura bodoh atau memang bodoh?" ujarnya tidak sabaran.

Anna yang kaget dengan sikap pria itu kembali ketakutan,

"A.. Aku tidak tau dimana ayah menyimpan semua aset pribadinya" ucap Anna ketakutan.

Pria itu kembali menyeringai menakutkan,

"Apa kau pikir aku bodoh? aku tau si tua itu menyimpan semua aset nya atas nama dirimu, tikus kecil.."

Anna menatap pria itu kaget,

Apa? selama ini ayahnya menyimpan semua aset atas namanya?

Tidak mungkin.. Ayahnya adalah seorang mata duitan dan gila harta, dia bahkan rela melakukan hal-hal kotor demi mendapatkan uang. Bahkan dia tidak memperdulikan istri dan anak nya sejak dulu..

"Ti.. Tidak mungkin, ayahku adalah orang yang tamak. Bahkan dia tidak peduli pada keluarganya, yang dia pedulikan hanya uang" ujar Anna sambil menatap pria itu.

Pria itu tersenyum licik dan menakutkan,

"Kau tau, ayahmu telah mencuri barang berharga milikku, dia juga telah membuat seseorang yang berarti bagiku mati sia-sia.."

"Aku tidak akan pernah mengampuninya" geram pria itu.

Sepertinya pria ini benar-benar mempunyai dendam pada ayahnya,

"Ka.. Kau.. percuma kau menculik ku dan menahan ku disini. Itu semua tidak akan membuat ayahku menyerah.. Dia tidak akan peduli padaku" ujar Anna berani.

Pria itu tersenyum licik,

"Benarkah?"

" Lalu.. apa yang harus kulakukan padamu sekarang?" ujar pria itu dengan tersenyum meledek.

Dia berjalan pelan mengelilingi kamar itu sambil berpura-pura seperti sedang memikirkan sesuatu.

Kemudian pria itu menjentikkan jarinya seperti sudah mendapatkan ide yang brilian.

"Got cha.. Aku tau apa yang harus kulakukan padamu" ujar pria itu dengan nada sumringah.

Anna yang melihat tingkah pria itu bergidik ngeri. pria ini sepertinya benar-benar seorang psikopat.

"Hmm.. kita akan lihat seberapa 'tidak peduli' nya ayahmu itu padamu" ujar pria itu tersenyum menakutkan.

"Karena mood ku lumayan bagus hari ini.. maka aku akan memberikanmu teman, supaya kau tidak kesepian di kamar ini sendirian" ujar pria itu tersenyum pada Anna.

Berbeda dengan Anna, jantungnya berdegup kencang sambil mencoba memikirkan apa maksud pria itu. Apakah dia akan menjadi santapan pria-pria cabul kemarin? tidak.. tidak mau.. teriak Anna dalam hati.

Pria itu menepuk tangannya lalu beberapa pria bertopeng masuk membawa kotak besar berwarna hitam yang Anna tidak tau ada apa di dalam sana. 'Apakah itu hewan buas? ohh tidak Ya Tuhan' jerit Anna dalam hati. Anna mulai gelisah di atas tempat tidurnya.

"Berikan gadis kecil ini seorang teman" ujar pria itu pada bawahannya.

"Jangan khawatir mereka anak-anak yang manis" ujar pria itu menyeringai kearah Anna lalu melangkah keluar pintu dengan ekspresi dingin nya.

Para bawahannya meninggalkan kotak itu di dalam kamar Anna lalu mengunci kembali pintu dari luar.

Anna berdegup kencang menarik kuat selimut yang ada ditubuhnya. Kotak itu masih tertutup dan sepertinya terkunci. Anna menelan ludahnya yang terasa sangat kering di tenggorokannya dan berkeringat.

Tiba-tiba kotak itu berbunyi 'bip' dengan tulisan UNLOCK,

Lalu....

"Argh!!!!!!!!!"

Bersambung..

Hai, semoga suka sama cerita nya, mohon maaf kalo masih ada kata-kata yang kurang pas hehe, Thank you..

Mohon maaf beberapa episode ke depan kebanyakan POV nya hehe, selebihnya aman kok kayak biasa..

Terlalu malas untuk merevisi 🤭🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!