NovelToon NovelToon

Ayu Sang Penakluk

Panggil aku Ayu

BAB 1

    "Hai, Baby Hui! Minggir sana!" bentak seorang gadis berbadan tinggi semampai. Dia mengulangi lagi ucapannya tadi sambil mendorong tubuh seorang gadis berbadan besar yang sedang berjalan di koridor kampus. Teman-teman yang bersamanya juga ikut mendorong tubuh orang itu. Sampai terjatuh ke lantai dan membuat baju dan celananya kotor.

     "Namaku Rahayu atau panggil aku dengan Ayu! Bukan Baby Hui," balas gadis yang tadi dipanggil Baby Hui, tidak terima dengan hinaan yang dilayangkan kepada dirinya. Juga sikap kasar dari orang-orang itu padanya karena memiliki ukuran cukup besar. Dia sudah bertekad mulai hari ini dia tidak mau ditindas lagi oleh orang lain.

     "Tapikan, badan kamu itu seperti Baby raksasa." Hinanya lagi dengan senyum sinis tercipta dari bibirnya yang tipis berwarna merah dari lipstik.

     "Dengar Juli gadis bodoh! Badanku memang besar. Tapi, masih wajar karena banyak juga yang badannya lebih besar dari aku." Ayu berdiri dan membalas ucapan hinaan untuknya dengan nada tinggi sambil bertolak pinggang di hadapan Juli dan kawan-kawannya, yang senang bergerombol kesana-kemari dan menindas mahasiswa yang dianggapnya lemah.

     "Huh, mentang-mentang mahasiswa dengan nilai IP paling tinggi. Sombongnya selangit!" Nada sinis keluar dari mulut Nana, salah satu temannya Juli.

     "Bagus, masih ada yang bisa aku sombongkan. Lalu, apa yang bisa disombongkan oleh kalian?" Ayu balik memojokkan Juli dan kawan-kawannya.

     Ada yang aneh dengan Ayu pikir mereka. Biasanya kalau dihina atau ditindas selalu diam atau menunduk takut, kini berani melawan. "Ayo, kita pergi! Lama-lama bersama dia nanti kita ketularan gendut," ajak Juli pada teman-temannya untuk pergi meninggalkan Ayu.

  "Aku sumpahin, kalian agar badannya lebih gendut dari aku!" teriak Ayu.

     Ayu pun berjalan menuju parkiran, dia mengendarai motor untuk pergi pulang dari rumah ke kampus.

"Hai lihat ada Baby Hui sedang naik motor!" teriak salah seorang dari gerombolan pemuda kepada Ayu.

"Ya, tentu saja karena ini zaman era modern. Pastinya bisa dong, kalau disuruh naik motor. Hanya saja hati-hati nanti bannya pecah karena di naikin oleh Baby Gendut." Hinaan untuk Ayu setiap harinya.

Ayu memiliki tubuhnya yang besar, tetapi otak yang cerdas. Dia semenjak duduk di taman kanak-kanak sampai kuliah. Merupakan murid terpandai dan selalu mendapatkan nilai tertinggi. Hanya saja dari kecil Juli selalu membuat Ayu jadi bahan guyonan dan bulli-an oleh teman-temannya.

     ###

     Ayu memarkirkan motornya di halaman depan rumah. Namun, dia malah berjalan ke rumah di sebelah. Rumah tetangga sekaligus sahabat baiknya. Walau memiliki tubuh yang besar, gerakan Ayu terlihat ringan dan lebih gesit.

     "Permisi! April ... apa kamu sudah pulang!" teriak Ayu di depan rumah tetangganya itu.

     Ayu sudah memanggil nama temannya tiga kali, tetapi tidak ada sahutan. Baru beberapa langkah, ada seseorang yang membukakan pintu dan keluar dari rumah.

     "Ayu ... apa cari April?"

     "Iya, Kak Janu. Apa April sudah pulang?" tanya Ayu balik.

     "April ada kegiatan di kampusnya. Mungkin akan pulang malam. Ada perlu apa? Mungkin aku bisa membantu?" tanya Januari.

     "Aku mau pinjam kaset DVD One piece dan Detektif Conan yang terbaru Kak," jawab Ayu.

     Sudah rahasia umum kalau Ayu itu penggila anime Jepang. Hampir semua film-film anime Jepang dia tonton. Bukan hanya anime Jepang, film-film Kartun buatan Amerika pun, Ayu suka. Kini film Donghua atau animasi buatan Cina pun mulai dia rambah. Ah, tidak ketinggalan film Aeni, animasi Korea yang paling disukainya adalah Larva. Bisa dibilang Ayu, adalah seorang Anime loves.

     Januari pun masuk ke kamar Aprilio bersama Ayu. Dia tidak tahu DVD yang terbaru dari kedua film anime yang diminta tadi. Setelah didapatkan apa yang diminta oleh Ayu. Mereka pun pergi dari kamar yang dipenuhi oleh figur dari tokoh anime terkenal dari zaman Sekolah Dasar-nya dahulu.

     ###

     Ayu pun mulai rebahan nonton movie Detektif Conan. Meski dulu sudah menonton di bioskop, tetap saja kurang afdol kalau tidak menontonnya lagi saat peluncuran DVD-nya. Tidak lupa cemilan keripik ubi ungu, pisang dan singkong, serta kue nastar, masing-masing satu toples untuk menemaninya. Satu teko air putih ukuran 2 liter dan teh ulat manjat yang berukuran 1,5 liter.

     "Astaga! Ayu ...!" teriak Mei–mamanya Ayu–saat melihat putri kesayangannya sedang menonton DVD, dari tadi belum selesai-selesai. 

     "Tanggung, Mah. Sebentar lagi juga selesai," jawab Ayu dengan mulut penuh makanan.

     "Daripada begini, mending kamu bantu Mama untuk membuat kue pesanan. Tuh banyak orderan yang meminta macam-macam kue!" ajak Mei.

     "Sebentar Mah, ini tanggung tinggal sedikit lagi," jawab Ayu setelah dia meminum air teh manis dari botolnya langsung.

     Empat jam lebih sedikit, Ayu menonton anime kesayangannya itu. Semua cemilan dan air minum habis tidak tersisa. Ayu pun bangun dengan kesusahan karena terganjal olah perutnya yang buncit.

     Saat Ayu membantu membuat kue pesanan. Ada pesan masuk, undangan pesta ulang tahun Aries. Pesta akan diadakan di kediaman keluarga Harrison yang terkenal itu. Tentu saja Ayu, sangat senang mendapat undangan dari sang pujaan hati.

     "Mama ...! Aku dapat undangan ke pesta!" Ayu berteriak girang.

     "Oh, ya? Siapa yang mengadakan pesta?"

     "Kak Aries, Mah. Aku harus mempersiapkan kado dan gaun pestanya."

     "Wah, senangnya dapat undangan dari si Pangeran Kampus," goda Mei kepada Ayu, dan membuatnya tersenyum tersipu malu.

      "Ayu akan mempersiapkan semuanya. Mumpung lagi senggang."

      ###

     Ayu pun mencari kado yang kira-kira bagus untuk seniornya itu. Saat dia jalan-jalan di mall untuk mencari kado. Dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang yang sering membully di kampus.

     "Wah … ada si Baby Hui. Sedang apa kamu di sini?" tanya pemuda yang baru saja bertabrakan dengannya.

     "Pastinya sedang belanja, masa sedang berolahraga di sini," balas salah satu temannya sambil tertawa terbahak-bahak.

     "Aku kira dia sedang memborong makanan, atau mau mukbang di restoran sana!" Tunjuk pemuda yang bertabrakan dengan Ayu tadi, ke arah sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari sana.

     "Ya, kamu benar Leo! Pastinya dia sedang mencari makanan enak. Aku penasaran, dia akan habis berapa piring, ya?" Lelaki itu masih saja ketawa sambil memegang perutnya.

     Pemuda yang bertabrakan dengan Ayu tadi adalah Leo. Salah satu Pangeran Kampus yang selalu mencuri perhatian. Dimanapun dia bertemu Ayu pastinya akan keluar kata-kata ejekan untuknya. 

     "Leo … Libra, sudah kalian jangan begitu sama teman sendiri," kata pemuda satunya lagi yang kini sedang ditatap oleh Ayu dengan penuh damba.

     'Kak Aries memang baik banget,' batin Ayu sambil memuja sang Pangeran Hatinya.

     "Teman? Sejak kapan aku dan dia berteman?" tanya Libra kepada Aries.

     Pemuda yang bernama Leo itu hanya mencebikkan bibirnya. Dia paling suka saat menggoda dan menghina Ayu. Melihat manusia berbentuk bulat dan memasang wajah cemberut dengan pipinya yang merona. Itu sebuah kesenangan bagi Leo. Makanya, dia selalu senang membuat Ayu, marah dan kesal. 

    "Maaf ya, Ayu. Silakan lanjutkan lagi acara jalan-jalan kamu!" pinta Aries dengan senyuman manisnya yang bikin Ayu meleleh, tak kuat menahan pesona ketampanan seniornya itu.

    Ketiga pemuda yang merupakan senior Ayu, di kampus. Melanjutkan lagi perjalanan mereka. Sementara, dia malah diam mematung di sana. Senyuman tercipta dari bibirnya yang merah alami.

     Ayu pun melanjutkan lagi perburuan mencari kado dan gaun untuk pergi ke pesta nanti. Dia memilih jam tangan bermerk dan tentunya original yang harganya belasan juta. Ayu ingin memberikan yang terbaik untuk Aries, yang selalu baik padanya.

     "Ayo! Ayu, kamu pasti melewati cobaan hidup yang berat ini!" teriak Ayu dengan penuh semangat.

     "Beratan mana, sama tubuh kamu itu?"

*****

Hai teman-teman, karya baru aku ini buat ikutan lomba MENGUBAH TAKDIR. Semoga kalian suka dan mengikutinya sampai TAMAT.

Pesta Ulang Tahun

     Suara yang tidak asing bagi Ayu memanggilnya. Maka, dia pun membalikan badannya ke arah sumber suara. Senyuman hangat langsung mengembang begitu melihat pemuda yang selalu bersamanya semenjak dia masih pakai popok.

     "April! Kamu sendiri sedang apa di sini? Sama siapa?" tanya Ayu kepada sahabatnya bertubi-tubi.

     "Sama Mama, biasa ke salon langganannya," jawab Aprilio.

     "Kalau aku baru saja membeli kado untuk Kak Aries. Lusa dia akan berulang tahun," kata Ayu saat melihat Aprilio matanya mengarah pada paper bag yang sedang di tentengnya.

     Aprilio tersenyum melihat Ayu, sudah bisa bergaul di kalangan teman di kampusnya. Dia pun mengacungkan jempolnya tanda dukungan untuk temannya itu.

     Ayu dan Aprilio makan es krim sambil menunggu Juni–Mamanya Aprilio–selesai dengan perawatannya. Mereka pun seperti biasa membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan dunia anime. Jika, sudah membicarakan dunia per-anime-an, mereka akan lupa waktu. Sampai Juni selesai dan menghampiri mereka berdua.

     "Kalian berdua ini, jika sudah ngomongin film kartun selalu lupa segalanya. Sampai, Mama juga dilupakan," kata Juni begitu sampai dihadapan mereka berdua. Sedangkan kedua orang yang dimaksud malah tertawa.

     "Maaf Tante, kita sampai lupa," balas Ayu sambil tersenyum malu.

     Ketiganya pun pulang bersama dan malah mampir dulu ke rumah makan sebelum pulang ke rumah. Aprilio juga punya selera makan yang tinggi dan suka yang manis-manis. Hanya saja, dia merupakan atlet basket. Jadi, sering menggerakkan tubuhnya. Berbeda dengan Ayu yang sukanya rebahan, tengkurap, tidur-tiduran sambil baca komik atau novel. Menghabiskan hari-harinya dengan menonton film kesukaannya.

     Ayu, Aprilio, dan Juni memesan makanan yang banyak dan makan dengan begitu lahapnya. Setelah makan, ada seseorang yang mendekati meja mereka. Wajah yang tidak asing bagi Ayu, tetapi mereka jarang sekali bertemu. Dia adalah Papanya Aprilio.

     "Sayang, sudah selesai makannya?" tanyanya kepada sang istri lalu menciumnya singkat.

     "Bang Okto, kenapa bisa ada di sini? Nggak ngantor?" Juni bertanya dengan bertubi-tubi kepada suaminya.

     "Baru selesai rapat dengan klien di sini barusan. Saat hendak pulang, aku melihat ada wanita cantik sedang duduk dengan kedua remaja yang sedang berlomba makan," kata Oktober diikuti tawanya yang renyah.

     Juni pulang dengan Oktober karena ikut suaminya ke perusahaannya. Sedangkan, Ayu pulang dengan Aprilio.

     ###

     Ayu sedang mematut dirinya menggunakan gaun baru di depan cermin. Gaun bermodel cantik dengan ukuran terbesar untuknya. Kemudian, dia mengambil make up dan menyapukannya ke wajahnya yang bulat. Bulu mata palsu pun dia pakai karena mengikuti seorang artis cantik yang terkenal dengan bulu mata palsu.

     Ayu pun berdandan secantik mungkin, agar Aries bisa terpesona kepadanya. Dress selutut berwarna merah maroon dan tas jinjing berwarna hitam, tidak lupa aksesoris bando mutiara di kepalanya dan rambut panjangnya dia gerai.

     "Ma, Ayu sudah cantik ...?" tanya Ayu kepada Mei.

     "Wah ... cantik banget anak gadis Mama!" Mei menatap ke arah Ayu dan membetulkan beberapa bagian Dress di badan Ayu, agar terlihat rapi. Mei juga menghapus sedikit lipstick agar tidak terlalu mencolok warnanya.

     "Beneran Mah, aku sudah Cantik?"

     "Iya, Sayang. Kamu itu sudah Cantik. Kayaknya nanti akan ada Pangeran, yang kepincut sama kamu," kata Mei sambil tersenyum.

     "Kalau begitu, aku berangkat dulu, Ma!"

     Ayu pun pergi ke kediaman Aries Gold Harrison. Menggunakan mobil VW kodok tua warisan kakeknya. 

     ###

     Ayu datang ke rumah keluarga Harrison sambil membawa kado di tangan kanannya, sedangkan tangan kiri menenteng tas jinjing. Penampilan Ayu membuat  orang melirik kepadanya. Kemudian, sebagian dari mereka tertawa dan tersenyum geli.

     Pesta ulang tahun Aries di adakan di belakang rumahnya. Halaman dan kolam renang pun dihias dengan indah. Banyak lampu warna-warni dengan berbagai bentuk dan ukuran. Panggung untuk live music, terletak di seberang kolam renang. Sehingga, untuk menuju ke panggung, harus melewati jembatan kaca yang di pinggirannya diberi lampu hias kerlap-kerlip.

     "Teman-teman ...! Lihat si Baby Hui pakai dress bermerk yang harganya mahal!" teriak salah seorang perempuan yang berpakaian seksi dan berdandan dengan make up full.

     "Itu dress KW, bukan yang asli," balas Nana, temannya Juli. Teman-teman lainnya pun ikut tertawa terbahak-bahak mentertawakan Ayu.

     "Enak saja KW ... Ini asli tahu!" Ayu menatap Nana dengan mata melotot, tidak mau kalah. Sebab, dia merasa tidak bohong kalau baju yang sedang dipakai olehnya adalah asli.

     Saat Ayu sedang bersitegang dengan Nana. Tiba-tiba di senggol, sehingga dia terjatuh ke kolam renang. Bunyi dentuman besar langsung terdengar dan membuat semua mata para tamu undangan dan tuan rumah langsung mengarah ke kolam renang. Dimana Ayu jatuh dan air muncrat kemana-mana.

     "Hai, si Baby Hui jatuh ke kolam!"

     Ayu yang terjatuh ke dalam kolam renang langsung berenang ke tepi. Dia ingin melihat siapa yang sudah membuatnya jatuh ke dalam kolam. Ternyata di sana ada Julia yang tersenyum sinid kepadanya dengan kedua tangan berada di dadanya dan berdiri di tempat dekat dia tadi berdiri.

     Ayu sungguh marah kepada Julia, yang jelas-jelas dia sudah sengaja membuat dirinya jatuh. Selama ini, sepupunya itu selalu membuat dirinya kesusahan dan senang menghinanya.

     "Oops! Aku kira barusan itu ada ikan Dugong yang sedang berenang di kolam renang. Ternyata si Baby Hui yang sedang berenang!" Kata Julia sambil tertawa dan di ikuti oleh teman-temannya dan beberapa tamu undangan.

"Nggak salah juga sih, dia emang kelihatan seperti ikan Dugong saat berada di dalam kolam renang tadi," kata salah seorang pemuda yang berkumpul tidak jauh dari kolam renang. Teman-temannya pun ikut tertawa lepas.

"Ikan Dugong di Ibu Kota sama di kutub apa bedanya?" tanya salah seorang dari mereka.

"Nggak tahu, ah!" jawab Julia sambil melirik ke arah kumpulan pemuda tadi.

"Kalau ikan Dugong di kutub tidak pakai baju, kalau ikan Dugong di Ibu Kota pakai dress mahal!" jawabnya dan membuat mereka tertawa terbahak-bahak bahkan ada yang sampai memukul-mukul meja karena tidak kuat menahan tawanya.

     Melihat dirinya dipermalukan di acara ulang tahun orang yang disukainya. Membuat Ayu sakit hati dan berjanji akan membalas semua yang sudah membuatnya begini.

     Ayu pun beranjak dari kolam dan saat dia baru dua langkah dari bibir kolam ada Aries, Leo dan Libra yang baru datang. Melihat keadaan Ayu yang kacau membuat Libra tertawa lepas karena make up di wajah Ayu luntur dan membuat terlihat menjijikan. Sedangkan Leo mengepalkan genggaman tangannya, menahan marah karena sudah ada yang membulli Ayu, tanpa sepengetahuan dirinya.

     "Ayu, kamu tidak apa-apa? Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Aries terkejut.

     "Maaf Kak. Aku pulang duluan," balas Ayu.

     Ayu pun berlari sambil menangis tersedu-sedu. Dadanya terasa sakit dan napasnya sesak. Ayu tidak peduli dengan keadaannya sekarang. Dia malah menangis meraung-raung di pinggir danau, tempat dia menyepi jika tidak kuat saat dirinya dibully oleh teman-temannya. Ayu merasa bebas mau teriak atau mengumpat di sana karena jarang ada orang.

     "Aku ... Rahayu Asha Jaya, akan membuat kalian semua menyesal telah memperlakukan aku seperti ini!" teriak Ayu sekuat tenaga.

"Lihat saja pembalasanku! Akan aku balas kalian!"

*****

Teman-teman mohon dukungannya ya!

Klik like, favorit, hadiah dan vote untuk karya baru aku ini.

Kasih bintang lima juga, ya.

Turun 35 kg

     Ayu yang pulang dalam keadaan kacau membuat Mei, bersedih. Kebetulan Aprilio datang ke rumah mau mengambil kaset DVD miliknya. Dia mendengarkan cerita Ayu dengan seksama tentang kejadian yang menimpa dirinya saat berada di acara pesta ulang tahun tadi. Aprilio juga menjadi ikut-ikutan marah atas yang menimpa sahabat baiknya itu.

     "Jadi, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Aprilio.

     "Entahlah ... aku ingin membalas mereka semua dengan cara elegan. Aku mau membuat mereka juga merasakan sakitnya dihina dan diperlakukan tidak semestinya hanya karena punya kekurangan," jawab Ayu sambil memasukan keripik kentang ke dalam mulut.

    "Bagaimana kalau kamu melakukan diet ketat agar mereka tidak bisa membully kamu lagi. Ubah penampilan kamu dan buat para lelaki yang menghina kamu, bertekuk lutut akan kecantikan kamu. Goda pacar para perempuan yang sudah menghina, sehingga mereka putus. Aku rasa itu cara terbaik untuk balas dendam," kata Aprilio mengemukakan ide dadakannya yang terlintas begitu saja di otaknya.

     Ayu pun berpikir dan setuju akan ide gila dari sahabatnya itu. Membalas sakit hati dan air matanya dengan cara yang tidak biasa dan menyadarkan mereka yang sudah membully dirinya.

     ###

     Pagi-pagi Ayu, olahraga lari di komplek perumahan tempat tinggal dia. Aprilio juga ikut menyertainya. Minum air perasan lemon dan sarapan roti satu tangkup. Agak siang dia senam zumba untuk menurunkan berat badan. Hanya lima belas menit saja. Dilanjut dengan yoga dan makan siang cuma satu kepal nasi dari beras merah atau beras hitam dan lauk pauk yang memiliki nilai gizi cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.

     Godaan snack dan cookies yang berjajar di lemari dan meja selalu membuatnya putus asa dan sengsara. Saat dia mengambil toples, di sana ada tulisan 'diet' yang ditulis oleh Aprilio. Itu membuat Ayu mengurungkan niatnya untuk mengemil. Sore hari dia mengayuh sepeda mengelilingi komplek sebanyak lima putaran. Dilanjut dengan senam zumba untuk mengecilkan perut, lengan dan paha. Saat malam hari Ayu makan salad buah.

     Begitulah kegiatan Ayu sekarang. Saat dia ingin menyerah karena beratnya godaan makanan yang tersaji di mana saja dia berada. Ada satu kata mantra yang sering dia ucapkan "taklukan hawa napsu, aku yakin bisa!" 

     Sebelum menaklukan orang lain, Ayu harus bisa menaklukan dirinya sendiri terlebih dahulu. Mulai dari napsu makan, ngemil snack dan minuman instan. Selanjutnya menaklukan berat badan agar segera turun. Tiap hari Ayu mengecek seberapa banyak berat badan dia turun. Ayu senang jika hasilnya turun banyak dari berat badan sebelumnya. Obsesi untuk memiliki tubuh yang ideal memacu semangat. Kadang saat dia tidak bisa tidur dia akan melakukan olahraga mengunakan alat fitness Orbitrack–gabungan treadmill dan sepeda statis. Melakukan olahraga di malam hari seperti itu kadang sering Ayu lakukan.

     ###

     Satu Minggu sudah berlalu dan selama itu, Ayu melakukan diet ketat. Berat badannya turun 15 kg dari 80kg, kini dia memiliki berat tubuh 65 kg. Snack dan cookies sudah tidak menarik lagi baginya. Keinginan keras untuk mengubah penampilannya sudah tertanam kuat dalam hati. Selain menurunkan berat badan Ayu juga belajar make up dari Juni–mamanya Aprilio–dan Mei, mamanya sendiri. Junia dan Meina–nama lengkap mereka–adalah dua sahabat semenjak mereka sama-sama meniti karir menjadi model dan aktris saat masih remaja hingga mereka menikah. 

     Ayu kini tahu cara memadupadankan warna yang matching untuk dirinya yang memiliki warna kulit kuning langsat. Dia juga belajar bagaimana cara agar bisa menarik perhatian kaum laki-laki. Selain Julia dan teman-temannya, ada juga dari kalangan laki-laki yang menjadi sasaran pembalasannya.

     "Wah, Ayu sudah semakin jago dalam ber-make up," kata Juni sambil menatap kagum akan kecantikan Ayu.

     "Tentu saja! Ayu 'kan anak aku," kata Mei dengan nada bangga.

     "Bagaimana kalau kita jodohkan Ayu sama April?" Juni memberikan sebuah idenya kepada Mei.

     "Bagus juga tuh. Nanti kita akan menjadi besan," jawab Mei antusias.

      "Mama ...!" Ayu merengek kepada Mei. Si empunya malah nyengir merasa nggak bersalah. Tentu saja Mei tahu kalau putrinya sudah menyukai kakak seniornya di kampus.

     Sedangkan dukungan dari Januari melatih Ayu, beladiri. Agar dia bisa melindungi diri saat ada laki-laki yang berniat melecehkan dirinya.

     ###

     Mendapat dukungan dari dua keluarga membuat Ayu semakin semangat untuk menurunkan lagi berat badan. Dalam 15 hari, berat badan dia turun 35 kg. Berat badan Ayu yang semula seberat 80 kg, kini tinggal 45 kg. Pencapaian penurunan berat badan yang fantastis. Untuk merayakan keberhasilan Ayu dalam mengalahkan hawa napsunya, Oktober memberikan hadiah sebuah mobil.

     Setelah dua Minggu tidak masuk kampus, untuk menjalankan misinya menaklukan berat badan. Ayu pun mulai masuk kuliah lagi, dengan mengendarai mobil barunya ke kampus. Saat dia turun, banyak mata memandang ke arah dirinya. Kaum laki-laki menatap takjub dan terpesona oleh kecantikan Ayu. Senyuman menggoda pun Ayu layangkan kepada mereka. Sehingga, tanpa sadar mereka juga membalas senyum Ayu.

     Selama berjalan di koridor fakultas tempatnya belajar banyak siulan dan teriakan menggoda kepada Ayu. Namun, hanya senyuman yang di berikan oleh Ayu untuk menanggapi mereka. Saat dia berbelok ada laki-laki yang dulu menghinanya sebagai ikan Dugong yang berenang di kolam renang, sedang bersama kekasihnya. Maka, Ayu pun tersenyum genit padanya dan memberikan kedipan mata. 

     "Mulai sekarang sebaiknya kita jalan masing-masing. Kita putus!"

     Laki-laki yang terpesona oleh Ayu, langsung memutuskan kekasihnya saat itu juga. Dalam hati Ayu bersorak senang merasa puas.

###

     Ayu pun masuk ke ruang kelas dengan perasaan senang. Juli sangat terkejut saat melihat Ayu, dengan penampilan barunya. Dia menatap Ayu dengan lekat, untuk meyakinkan dirinya. Kalau gadis berparas cantik dan berpenampilan modis itu adalah Ayu, sepupunya yang kemarin berbadan gendut seperti Baby Hui.

     Bukan hanya Juli, yang dibuat terkejut oleh penampilan Ayu. Bahkan semua teman satu kelasnya dibuat terkejut. Bahkan teman-teman yang dulu selalu memanggilnya Baby Hui, kini memanggilnya bidadari atau dewi.

     "Ini beneran Ayu? Rahayu Asha Jaya?" tanya salah satu teman di kampus.

     "Iya, ini aku … Ayu!" Jawab Ayu dengan senyuman dari bibir berwarna pink segar yang kini terlihat sangat menggoda.

"Bagaimana bisa? badan kamu yang besar seperti itu bisa menjadi langsing seperti ini dalam waktu singkat?" tanya teman yang lainnya.

"Kamu diet, Yu?" tanya teman yang lainnya lagi.

"Iya, aku diet ketat!" Jawab Ayu dengan menganggukan kepalanya dengan semangat.

"Kok, bisa!"

"Bisa, dong! Buktinya aku bisa menurunkan berat badanku," jawab Ayu.

     Melihat Ayu dikerubuti oleh teman-teman hampir satu kelas karena ingin tahu tips agar bisa cepat turun berat badan. Membuat Juli marah dan iri. Maka, dia pun berteriak dengan kencang, "Ayu melakukan sedot lemak. Karena kini dia sudah menjadi Sugar baby, Om-om berkantong tebal!"

*****

Teman-teman mohon dukungannya ya!

Klik like, favorit, hadiah dan vote serta bintang lima untuk karya aku ini.

Terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!