Afika seorang gadis cantik yang tegar dan pekerja keras..dia harus bekerja siang dan malam hanya demi biaya rumah sakit ibunya.

Suatu hari Afika di jebak oleh adik tirinya dan berakhir bermalam dengan seorang pria tak dia kenal.

Arya Dirgantara pengusaha sukses di asia yang paling di takuti karena julukannya yaitu Hungary projects.

Arya menjanjikan suatu pernikahan untuk Afika dan juga menjamin biaya pengobatan sang ibu hingga sembuh..dia juga menjamin keseluruhan hidup Afika..harta dan cinta akan Arya berikan dengan cuma-cuma.

Apakah Afika akan menerima tawaran menggiurkan dari Arya ataukah dia akan merelakan ibunya tiada..

Mari simak kisah Arya dan Afika di sini..

Seorang pria tampan tengah duduk di kursi rodanya..dia menatap kosong pemandangan di luar kamar.

Dia adalah Arya Dirgantara seorang pengusaha sukses se Asia yang banyak di kagumi bahkan di takuti para lawannya.

Arya di vonis lumpuh dan buta karena tragedi tempo dulu yang mengakibatkan dirinya menjadi seperti ini.

Arya tak menyerah..dia tetap berusaha untuk bangkit dan sembuh dari sakitnya.

Tak sia-sia waktunya berobat dan melakukan terapi sekarang dia sudah kembali seperti sedia kala..Arya merahasiakan kesembuhannya dari keluarga..dia tak ingin keluarganya tau mengenai kesembuhannya.

"Apa kau baik-baik saja saat ini..aku selalu mengingat mu tapi aku tak bisa menemukanmu" ucapnya kala dia merindukan seseorang.

Arya masih menatap pemandangan di luar kamarnya.. tiba-tiba pintu kamar hotelnya di buka oleh seseorang..dia melihat seorang wanita tengah di papah oleh seorang wanita lain.

Wanita itu membaringkan tubuh wanita yang di papahnya di ranjang Arya.

Arya melihat setiap gerak gerik orang itu..orang itu mengira Arya masih buta dan lumpuh maka dari itu dia melakukan tugasnya dengan sangat pelan tanpa menimbulkan suara hingga dia menyenggol sebuah gelas dan gelas itu jatuh hingga pecah.

"Siapa disana..?" ucap Arya yang masih menatap wanita itu.

Wanita itu segera keluar dari kamar itu dan meninggalkan Arya bersama wanita yang di papahnya tadi.

Arya mendekati wanita itu saat dia hendak memegang tangan nya tiba-tiba wanita itu bangun dan duduk dengan me..nahan suara rinti..han dari mu..lutnya.

"Tolong..aku.. ssshh" ucap wanita itu

Arya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah wanita itu..setelah tersingkir semuanya Arya menatap lekat wajah wanita itu seketika matanya melebar dan terkejut.

"Afika..benarkah ini kamu..apa yang terjadi padamu..?"

Ya Afika..wanita itu adalah Afika..dia di jebak oleh adik tirinya dengan menggunakan obat perang..sang.. Afika di seret menuju kamar Arya agar keluarganya membenci kelakuan Afika.

"T..to..tolo..ng"

"Afika apa yang terjadi..siapa yang melakukan ini padamu..Afika sadarlah"

Arya berusaha untuk menyadarkan Afika namun gagal..Afika menci..um..i le..her Arya..dia sudah tidak dapat menahan gejo..lak dalam dirinya.

Arya juga semakin terpancing..dia laki-laki normal yang masih bisa merasakan ge..jolak has..rat nya sebagai pria.

"Aku sudah tidak ta..han..sshhh..to..long"

Afika semakin menjadi-jadi..dia memberanikan diri untuk menc..ium bib..ir Arya..dia terus menc..iumm nya..Arya membalas ciu..man itu semakin menjadi dan dalam.

"Aku tak bisa menahannya jika kau seperti ini Afika.."

"Aku mohon..bantu aku.. shitt"

Arya semakin menjadi..dia menci..umi le..her jen..jang Afika..dia mulai mem..buka kan..cing gaun Afika hingga tampaklah le..her jenj..jngnya juga bahu mul..lusnya.

Arya menci..um seluruh bagian tu..buh Afika..dia semakin terbakar.

"Aku akan membuatmu menjadi milikku seorang Afika"

Arya mengul..um squisy Afika..dia bermain li..dahnya di pucuk squisy Afika..Afika meng..gelin..jang hebat..dia merasakan sensasi baru dalam tu..buhnya.

Arya terus men..ciumi seluruh tu..buh Afika hingga puas.

"Aku akan mulai permainannya..mulai sekarang kau milikku Afika"

Arya me..lepas semua pa..kaiannya..dia mulai melakukan pe..nya..tuan dengan Afika..Afika meringis menahan sakit saat Arya memulai pe..nya..tuan nya.

"S..sakit"

"Tahan"

Dan akhirnya Arya berhasil me..nya..tukan diri dengan Afika..Afika memeluk Arya..dia menahan sakit tapi juga menahan ge..jolak dalam dirinya yang sudah terbakar.

Arya mulai meng..gerak..kan tu..buhnya..dia semakin cepat..hingga sampailah pada pun..caknya..dia me..numpah..kan semuanya kedalam diri Afika.

"Terimakasih telah menjaganya untukku..aku tak akan melepaskan mu karena mulai saat ini kau adalah milikku..milik Arya Dirgantara seorang".

Pagi menjelang..sinar matahari pagi sudah mulai memasuki kamar melalui celah-celah jendela..seorang wanita cantik yang tadinya masih terlelap kini harus terusik karena cahaya itu.

Dia menggeliat di atas ranjang empuk itu..matanya terbuka dan melihat sekelilingnya..terasa asing..dia mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi tadi malam.

"Akh..kepalaku... ishhhh"

Dia baru sadar jika tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun.

"Astaga..apa..ini..kenapa..kena..pa..a..aku..t..te..telan..Jang.."

Di saat Afika tengah asik berperang dengan pikiran nya.. tiba-tiba dari arah kamar mandi datanglah seorang laki-laki tampan dengan rambut basah dan juga memakai lilitan handuk hanya sebatas pinggangnya.

"Kau sudah bangun..?".

"Kau siapa..dimana aku..kenapa aku ada di sini..?"

"Kau tak ingat aku..?" tanya Arya dengan wajah sendu.

"Apakah kita saling mengenal sebelumnya..?"

"Kau benar-benar lupa..?"

"Ya..dan aku tak bisa mengingat dengan baik"

"Baiklah.."

Afika masih bingung..dia segara memakai pakaian nya..pria itu tidak bisa melihat jadi dia aman.

"Maaf jika aku tidak bisa mengingat mu.. tapi sungguh aku tidak mengenalmu jadi sekali lagi maafkan aku"

Afika sudah memakai pakaian nya..dia hendak keluar tapi tangannya di cekal oleh Arya.

"Aishhh.. apa-apaan kau ini..?"

"Kau mau kemana..?".

"Pulang"

"Kau yakin akan pulang..?"

"Ah ya..dan tentang kejadian tadi malam..anggap saja aku sedang tidak waras.."

Arya menggelap setelah mendengar perkataan Afika..dia mencekal tangan Afika semakin erat.

"Aishhh sakit.. lepaskan"

"Tidak akan sebelum kau melayaniku lagi"

"Kau gila hah"

Arya semakin memojokkan Afika..dia menarik Afika hingga terjatuh di atas ranjangnya..dia mencumbu Afika lagi.

"Kau hanya milkku"ucap Arya di tengah-tengah kegiatan panasnya.

Afika hanya menangis karena harus melayani laki-laki buta seperti Arya.

Arya selesai dengan percintaannya..dia bangkit dari tubuh Afika dan berjalan menuju kamar mandi.

Afika memakai pakaiannya kembali dan segara keluar dari kamar itu..dia menangis meratapi nasibnya.

"Semuanya karena Felly.. seharusnya aku tidak menuruti kemauannya sial bodoh kau Afika.."

Afika berjalan dengan langkah tertatih..dia merasakan sakit di bagian bawah nya.

"Sial kenapa sakit sekali"

Afika menuju kediaman keluarga Wiguna..dia ingin menemui Felly dan meminta penjelasan mengenai pembuatan nya.

Afika sampai di kediaman Wiguna..dia melangkah masuk ke dalam halaman rumah itu.

"Felly..keluar kau.."

Felly tak bergeming dia hanya menatap datar Afika yang datang dengan kondisi berantakan.

"Mau apa kau kesini..?"

"Ibu..Felly ada tidak Bu..?"

"Buat apa kau mencari Putri ku"

Tina ibu tiri Afika..dia sangat kejam terhadap Afika..dia benci dengan Afika.

"Ibu maaf Felly sudah kelewatan padaku"

"Hey apa maksudmu..?"

"Felly membuatku kehilangan segala nya ibu"

Plak.....,,,

"Berani sekali kau menuduh putriku hah" bentak Tina yang tak terima anaknya di fitnah.

"Ibu aku tidak berbohong..aku berani bersumpah ibu"

"Cepat pergi dari hadapanku..aku muak melihat kelakuanmu dasar gadis murahan" ucap Felly yang tiba-tiba datang.

"Felly jelaskan apa maksudnya dengan membuatku mabuk dan kau dengan sengaja melempar ku ke laki-laki yang tidak aku kenal sama sekali.."ucap Afika langsung pada intinya.

"Ibu aku di fitnah oleh Afika..apakah aku begitu buruk Bu..?"ucap Felly dengan nada sedih.

"Sayang tidak seperti itu..kau akan mendapatkan nya..ibu aka membuatnya menderita"

"Hey anak kurang ajar.. seperti nya kau mau ku hajar ya..sini kau".

Afika di hajar oleh Tina hingga menimbulkan memar di wajahnya juga tubuhnya.

Afika tidak bisa melawan karena tubuhnya benar-benar sudah lemah tak bertenaga..dia hanya pasrah saja mendapatkan perlakuan seperti itu.

Afika kembali ke rumah nya sendiri..rumah yang tak terlalu besar yang hanya ada 2 kamar saja..dia berjalan dengan langkah tertatih menahan sakit di sekujur tubuhnya..sungguh malang nasib mu Afika.