Tap...Tap...Tap
Kimberly berjalan santai dengan wajah ceria, hari ini adalah hari ulang tahun kekasihnya. Mereka berpacaran sudah 3 tahun dan pacarnya belum pernah melakukan apapun terhadapnya.
Hari ini ia meyakinkan hatinya, jika dirinya akan menyerahkan keperawanannya untuk sang kekasih. Karena ia percaya jika Samuel sang kekasih benar-benar mencintainya dan setiap kepadanya.
"Seharusnya aku lakukan ini dari dulu, agar hubungan kita tidak hampa." Tuturnya dengan riang.
"Yes, yes sayang lebih kencang!" Lirih seorang wanita dari kamar Samuel.
Deg..Deg...
Jantung Kimberly berdegup kencang, Ia mencoba untuk tidak mempercayai apa yang di dengarnya. Ia menarik kenop pintu dan pintu pun terbuka.
Mata Kimberly seketika membulat sempurna, melihat kekasihnya sedang bercinta dengan wanita lain.
"Samuel!" Teriak Kimberly dan menjatuhkan kue yang di bawanya.
Mereka yang sedang mantap-mantap nampak terkejut dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Kimberly berjalan mendekati dan betapa tak percayanya jika wanita yang yang bercinta dengan kekasihnya adalah Jenny sang sepupu sekaligus sahabatnya.
"Kenapa kalian melakukan semua kepadaku? Apa salah Dan dosaku hingga kalian membalasnya dengan ini." Teriak Kimberly dengan rinayan air mata.
Samuel langsung menggunakan pakaiannya. "Sayang, aku bisa jelasin semua ini! Aku di goda oleh sepupumu." Ujarnya.
Jenny yang tak terima langsung bangkit dan di balut selimut. "Bohong, dia yang menggodaku! Dia bilang pacaran sama kamu membosankan, jangankan hubungan lebih minta cium saja gak di kasih." Jawab Jenny.
Plakkk...
Kimberly menampar sang kekasih dengan keras. Ia benar-benar kecewa dan sakit hati tapi Ia mulai tersenyum.
"Aku bersyukur, awalnya hari ini aku akan menyerahkan semua yang kujaga di tubuhku selama ini. Aku akan menyerahkan keperawanan ini karena telah yakin terhadap dirimu," Ucap Kimberly.
Samuel yang mendengar semua itu nampak menyesal, Ia selama ini ingin merasakan kulit mulus, body seksi dan tubuh Kimberly yang menggoda.
Akhirnya Samuel nekad dan menarik tubuh Kimberly ke atas ranjang. "Semua sudah terlanjur, tapi niat baikmu tidak bisa di sia-siakan!" Tuturnya sambil tersenyum.
Samuel mencumbui bibir Kimberly dengan ganas. Ia melahap bibir tipis tanpa peduli ada Jenny yang sedang menyaksikannya.
Jenny yang melihatnya hanya tersenyum, Ia benar-benar puas melihat kehancuran Kimberly. Karena sesungguhnya Ia sangat membenci Kimberly, sang kakek selalu membandingkannya dengan Kimberly dan itu membuatnya tak suka.
"Ayo lanjutkan, biar kuambil videonya untuk kakek!" Ucap Jenny sambil tersenyum.
Kimberly yang mendengar semua itu langsung berontak dan mendorong tubuh Samuel. "Aku benci kalian berdua, aku akan mengingat semua ini sampai akhir." Teriak Kimberly sambil berlari.
Kimberly berlari dan terus menghapus bibirnya yang terasa basah karena perbuatan Samuel, "Dasar lelaki brengsek, aku tak Sudi lagi bertemu dengan mu!"
Samuel yang kesal dan geram langsung menindih tubuh jenny, Ia melanjutkan aksinya yang tertunda dengan kasar.
"Sayang, pelan-pelan dong!" Ucap Jenny dengan manja.
Samuel menatap tajam tubuh Jenny, Jenny yang tengah di Landa gairah yang sangat besar hanya menikmati sesuatu yang ada di balik selangkangannya.
"Ah..sayang! Terus, lebih kencang!" Des*hnya.
Samuel mempercepat aksinya sambil meremas bukit tinggi dan putih itu dengan kasar. Jenny yang sedang di Landa birahi besar tak merasa kesakitan. Ia lebih menikmatinya dan terhanyut dalam sentuhan.
Akhirnya mereka selesai, Samuel duduk di tepi ranjang dan hanya menggunakan handuk. Hatinya benar-benar kesal karena Kimberly yang lari.
"Sekarang kau bisa lari, tapi jangan harap aku akan rela jika dirimu menjadi milik lelaki lain." Batinnya
Keesokkan harinya...
Kimberly nampak membuka matanya, setelah semalamam Ia tertidur dengan pulas. Terdengar suara keramaian di luar dan Ia bergegas untuk keluar dari kamarnya.
Ia keluar dengan menggunakan baju tidur, matanya terbelalak melihat Om dan tantenya sudah berkumpul di bawah.
"Ada apa ini?" Gumamnya sambil berjalan.
Mata mereka tertuju pada Kimberly, yang terlihat sedang menuruni anak tangga. Tatapan mereka menunjukkan rasa tak sukanya.
"Ternyata yang kita tunggu baru bangun! Aku tak tahu, kenapa Papa selalu memanjakan anak haram ini!" Tutur Tantenya
Kimberly memutar bola matanya karena malas mendengar Tantenya yang selalu membuatnya kesal.
Ia berjalan mendekat sambil melipat tangan di dada. "Ya, memangnya kalian berkumpul untuk apa! Lagi pula, sepagi ini memangnya ada acara apa?" Tanyanya dengan ketus.
"Nah gitu tuh, cewek pemalas yang kerjaannya hanya makan dan tidur. Hari penting saja kau tak tahu." Jawab Omnya.
"Sudahlah, jangan urusi anak pembawa sial itu! Lebih baik kita membujuk Papa, agar memberikan warisan itu kepada jenny." Tutur Tantenya.
"Warisan...!" Ucap Kimberly sambil mengerutkan keningnya.
Semua orang yang hadir adalah kerabat dari Kakek Kimberly. Meskipun mereka kerabat jauh, tapi mereka berharap akan mendapatkan cipratan dari warisannya.
Kakek Kimberly mempunyai 2 anak yaitu Papanya Kimberly dan Aryo yang menjadi ayah dari Jenny.
Kimberly selalu di anggap anak pembawa sial karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan dan yang selamat hanyalah Kimberly.
...
Setelah perbincangan yang cukup ramai, Kakek keluar di kawal oleh dua ajudannya. Mereka nampak membawa 2 koper.
Semua yang hadir nampak memberi hormat dengan cara membungkukkan badannya.
"Pagi Tuan!" Sapa mereka dengan serempak.
Kakek menganggukkan kepalanya dan melihat sekeliling, Ia nampak sedang mencari seseorang. "Nak, kemari lah!" Tutur kakek menatap ke arah Kimberly
Kimberly berjalan ke depan dan menghampiri sang kakek dan Jenny juga nampak ke depan berdiri berdampingan dengannya.
Kakek memegang kedua tangan cucunya yang menjadi kesayangannya.
"Terima kasih atas kedatangan kalian semua! Saya berharap, kedatangan kalian akan menjadi saksi untuk keputusan yang saya ambil." Tutur sang Kakek.
Semua yang hadir nampak mengangguk dan tak berani bersuara. Kakek pun melanjutkan pembicaraannya.
"Ditangan ajudan saya ada dua koper, dan di setiap koper ada nama dari pemegang warisan." Tuturnya.
Jenny tersenyum karena Ia yakin itu pasti adalah namanya. Sedangkan Kimberly seolah-olah tak perduli.
Ajudan membuka koper dan membacakan hasil warisan tersebut.
"Warisan atas nama Ario beserta anak dan istrinya, Ia akan mendapatkan 30 % dari harta yang Tuan punya." Tutur Ajudan.
Ayah dan anak itu nampak bahagia karena 30% bukanlah barang yang sedikit. Sedangkan Kimberly hanya memonyongkan bibirnya mendengar semua itu.
"Dan warisan atas nama Kimberly, akan mendapatkan 60% dari semua aset yang Tuan punya." Tutur Ajudan kembali.
Semua orang nampak terkejut dan suara pun mulai ramai. Jenny dan ayahnya diam membeku mendengar semua itu. Tapi ibu Jenny tak terima dengan keputusan yang di berikan Kakek.
"Ayah, semua ini tak adil! Kenapa kami hanya mendapatkan 30% sedangkan Kimberly 60%." Berontak nya.
Kakek tersenyum mendengar pertanyaan tersebut. "Semua ini sudah adil, kalian telah banyak menghabiskan uang untuk hal yang tak penting. Dan untuk Kimberly, Ia mendapatkan hal yang sepantasnya karena semua ini atas jerih payah papanya!" Jawab Sang kakek.
Kimberly hanya tersenyum puas melihat keluarga jenny berontak. Ia tak peduli dengan semuanya, yang terpenting adalah hidupnya tercukupi.
Kakek menghampiri Kimberly. "Dan kamu juga jangan senang dulu! Semua ini akan berlaku, jika kamu bisa menikah sebelum 2 bulan." Tuturnya.
Kimberly menoleh sambil membulatkan matanya. "Kakek, semua itu tidak mungkin!" Jawabnya dengan terkejut.
"Tidak ada yang tidak mungkin! Jika kamu berusaha, maka semuanya akan bisa kamu dapatkan. Dan jika kamu dalam waktu 2 bulan belum mendapatkan suami, semua warisan atas namamu akan jatuh ke tangan Jenny." Ucapnya.
Kimberly membulatkan matanya, meskipun Ia tak perduli tapi Ia tak rela jika semua hartanya jatuh ke tangan Jenny. Si ja*ang yang telah merebut kekasihnya.
"Baiklah! Jika ini bisa membuat kakek bahagia, aku akan menerimanya." Jawabnya dengan lemas.
Keluarga Jenny nampak tersenyum, Ia tahu betul jika Kimberly akan gagal dan semua warisannya akan jatuh ke tangan mereka.
"Dan untuk 10% lagi, akan di sumbangkan ke panti asuhan dan panti jompo!" Ucap Kakek mengakhiri kata-katanya.
Semua orang yang hadir nampak tercengang, karena harapan mereka pupus. Padahal mereka yakin, karena kedatangan mereka di undang.
Keramaian akhirnya sepi, mereka pulang dengan penuh rasa kecewa. Sedangkan keluarga Jenny nampak tersenyum bahagia melihat Kimberly yang sedang murung.
"Ingat dua bulan lagi, kau akan menjadi gelandangan!" Bisik Jenny penuh dengan kepuasan.
Kimberly benar-benar resah, Ia tak ingin jika warisannya jatuh ke tangan Jenny. Apalagi mengingat kembali masa dimana pacarnya kepergok berselingkuh dengan sepupunya.
Kimberly menggelengkan kepalanya mengingat kembali perlakuan Samuel yang gila. Sebenarnya ia masih mencintai Samuel karena bagaimanapun Samuel adalah cinta pertamanya.
Kimberly mulai memikirkan bisikan dari Jenny. Ia melihat laptop dan mencari jodoh dari aplikasi online. Ia mencoba mencari yang menurutnya menarik.
Hingga mata Kimberly tertuju pada seorang lelaki. Wajahnya tampan dan cool, Ia mulai tersenyum dan mulai membuat janji.
Tanpa pikir panjang, Kimberly langsung mengajak untuk kencan buta. Tanpa Ia tahu pekerjaan atau statusnya.
"Aku tak peduli dengan seperti apa lelaki ini, yang terpenting saat ini adalah mendapatkan suami dengan cepat." Batinnya sambil menatap foto lelaki di layar laptop. Kimberly tersenyum puas, karena lelaki tersebut bersedia untuk di ajak kencan buta.
Kimberly merebahkan tubuhnya dan menatap foto Samuel. "Semua ini telah berlalu, aku tak ingin kau hadir lagi di hidupku!" Ucapnya dengan mata yang merah.
Kimberly mengumpulkan semuanya, Ia memasukkan semua barang dan foto kenangan dari Samuel. Ia tak ingin menyimpan semua kenangan yang menyakitkan ini.
Ia keluar dari kamarnya dan membakar semua itu di halaman belakang. "Selamat tinggal Samuel, aku harap tidak akan bertemu lagi denganmu." Tutur sambil meneteskan air mata.
Jenny yang melihat dari kejauhan nampak tersenyum, Ia berjalan menghampiri dengan langkah yang sombong.
"Kenapa harus di bakar, biarlah jadi kenangan cinta terburuk mu!" Ucapnya sambil tersenyum.
Kimberly menghapus air matanya. "Aku senang mengetahuinya dari awal, andai saja itu tak terjadi mungkin aku akan menjadi wanita yang paling menyesal di dunia ini." Ucapnya sambil tersenyum.
"Aku tahu, kau hanya menenangkan diri! Tapi aku benar-benar merasa kasian, apalagi sebentar lagi kau akan di tendang dari rumah ini. Semua in akan menjadi milikku cepat atau lambat." Ucap Jenny sambil melenggang pergi.
Kimberly terduduk di lantai, Ia resah bingung tapi Ia tidak ingin kalah dari jenny. Ia harus menjadi wanita yang tegar dan kuat untuk mempertahankan hidupnya di rumah ini.
"Kimberly kau harus kuat, semua ini demi kakek! Jangan sia-siakan hidupmu demi menangisi lelaki yang tak setia dan telah menghianatimu!" Ucap menguatkan diri.
Dari kejauhan kakek memperhatikan Kimberly, Ia nampak tak tega melihat cucu kesayangannya terpuruk seperti ini. Tapi semua ini dia lakukan untuk mendidik Kimberly menjadi wanita yang tegar meskipun tanpa dirinya.
"Kimberly, maafkan kakek! Semua ini kakek lakukan karena sangat menyayangimu. Kakek ingin ada kelak yang bisa melindungi mu jika kakek sudah tidak ada di dunia ini." Batinnya sambil meneteskan air mata.
Akhirnya Kimberly pergi ke kamarnya dan tidur. Ia tak ingin terlambat dan membuat calon lelakinya kecewa dan pergi.
"Aku harus mendapatkan lelaki itu, meskipun tanpa cinta tapi aku yakin uang bisa berbicara." Batinnya sambil menutup pintu.
Sesampainya di kamar, Kimberly mencoba iseng melihat foto lelaki yang ingin dia temui. "Wajahnya tampan dan tubuhnya benar-benar menggoda. Tapi dari penampilan seperti dia hanyalah lelaki biasa dan aku yakin dia bersedia menjadi suamiku karena uang!" Ucapnya sambil tersenyum.
Kimberly merebahkan tubuhnya dan meneteskan air mata. Ia ingin melupakan semuanya, ia berharap jika hari esok akan lebih indah dari hari ini
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!