Braakk!
Sebuah sepeda yang baru saja di naikin oleh seorang gadis menimpa dua sepeda lainnya yang sedang terparkir di samping rumah pohon. Kiara, seorang gadis tomboi yang tengah bermain dengan kedua sahabatnya, yakni Zaskia dan William.
“Kiara, kenapa di jatuhin lagi, ah!” seru William, atau yang biasa di panggil Liam.
Liam begitu kesal lantaran ia sudah memarkirkan sepeda nya dan Zaskia dengan rapi, namun saat Kiara datang sepeda itu ambruk seketika.
Bukan karena Kiara tidak bisa memakai sepeda, namun itulah kebiasaan buruk gadis tersebut. Dirinya memang sangat mudah marah, apalagi saat Liam dan kakak nya ( Zaskia ) lebih sampai duluan di banding dia.
“Lagian, kenapa kamu tinggalin aku!” jawab Kiara masih dengan raut wajah kesal nya.
“Iya iya maaf. Sini duduk, biarkan saja sepeda nya,” saut Liam melambaikan tangan. Percuma marah kepada Kiara, karena tidak akan ada habisnya, terlebih Zaskia akan selalu membela Kiara, apapun yang di lakukan gadis itu.
“Kalian kenapa harus beradu otot terus sih,” kata Zaskia lembut sambil menggelengkan kepala nya.
“Bukan aku yang mulai kak, tapi tuh Liam.” Jawab Kiara sambil menyerobot es krim di tangan Liam.
“Astaga, kamu lihat kelakuan Kiara kan. Aku juga tidak ingin beradu otot, tapi dia astaga.” Liam berdecak kesal melihat cara Kiara makan es krim dengan sangat bar bar.
“Sudah sudah, kalian kalau begini terus nanti lama- lama jodoh loh hihihi,” ujar Zaskia terkekeh.
“Noooo!” seru keduanya dan saling menatap sama lain.
“Tuh kan, kalian kompak, hihihi.” Lagi dan lagi Zaskia di buat tergelak oleh sikap kedua sahabat nya, “Oh iya, Liam kamu jadi mau kuliah ke luar negri?” tanya Zaskia.
“Jadi, minggu depan aku berangkat,” jawab Liam menghela nafas berat.
“Liam, kamu mau pergi? Serius? Kenapa gak bilang sama aku? Kenapa kakak lebih tahu dulu? Kenapa-?”
“Sssstttt.” Dengan cepat Liam menutup mulut Kiara dengan jarinya, “Cerewet!”
“Liam, aku serius! Kamu mau pergi gak bilang sama aku dulu? Jahat banget sumpah!” kata Kiara dengan mata berkaca – kaca.
“Iya iya maaf. Dan untuk Zaskia, memang dia tahu karena dia kemarin datang ke rumah sama tante Rani, dan Zaskia tahu dari mama ku.”
“Kakak ke rumah Liam? Sama mama?” tanya Kiara lagi, Zaskia mengangguk dan Kiara pun hanya bisa diam menunduk, menghela nafas.
“Udah dong, jangan sedih begitu. Cuma sebentar lagi, tiga sampai lima tahun itu paling lama. Nanti pas aku kembali ke Jakarta, kita bisa sama sama lagi bertiga!” kata Liam dengan semangat dan menatap dua gadis nya.
“Itu pun kalau kamu gak kepincut sama wanita bule di sana yah,” ujar Zaskia tertawa.
“Gak akan!” jawab Liam dengan cepat, “Karena aku sudah mempunyai dua gadis cantik disini.” Imbuh nya sambil menatap Kiara dan Zaskia bergantian.
“Cih, mulut bakal bisa bohong. Udahlah, daripada modus begitu, mending traktir aku mie ayam. Sebelum kamu pergi dan gak bisa traktir aku lagi, kuy lah!” kata Kiara beranjak berdiri dan berjalan begitu saja mendahului Zaskia dan Liam.
“Ckckck, Kiara tunggu!” seru Liam lalu ia mengejar Kiara, sementara Zaskia hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya melihat sikap adik dan sahabat nya.
‘Semoga persahabatan kita akan tetap kekal abadi,’ gumam Zaskia yang semakin mempercepat langkah nya untuk mengejar Kiara dan Liam.
.
.
.
Hallo semua sahabat Mommy_Ar.
Karya baru telah tiba, jangan lupa kasih dukungan yah, biar mommy makin semangat berada disini 🙈🙈
jangan lupa, like, komen dan hadiah, dan nantikan GA di novel ini juga 😍😍😍
“Ini untuk Kiara, dan ini untuk Zaskia.” Liam memberikan hadiah perpisahan kepada Kiara dan Zaskia saat mereka mengantarkan nya ke Bandara.
“Liam, kamu beneran mau pergi?” tanya Kiara dengan begitu sendu. Sepuluh tahun lebih mereka bersahabat, dan Liam adalah teman pertama Kiara di sekolah.
Hanya Liam yang mau berteman dengan nya, dan hanya Liam juga yang dengan senang hati merentangkan kedua tangan untuk memeluk nya, di saat semua orang menjauhi nya dan meremehkan nya. Dulu, sekolah nya dengan Zaskia berbeda, dan saat SMP, barulah mereka satu sekolah, dan Liam mengikuti Kiara hingga akhirnya mereka bersatu bersama Zaskia.
“Hey, masih ada Zaskia disini. Lagi pula aku hanya sebentar. Masa seorang Kiara mewek sih,” ledek Liam terkekeh untuk menghibur Kiara.
“Gimana gak mewek, kalau pawang ya mau kabur,” saut Zaskia terkekeh.
“Kakak!” rengek Kiara menatap kakak nya, namun setelah itu ia memeluk Liam dengan begitu erat.
“Hahaha, sudah dong. Kamu harus kuliah dan bergaul dengan yang lain nya juga. Ubah lah diri kamu, astaga, kamu lihat Zaskia dan lihat dirimu. Kalau kamu seperti ini terus, maka tidak akan ada laki- alki yang mau dekat dengan mu,”
“Bodo amat! Aku gak butuh laki laki lain. Aku udah punya kamu kok.” Jawab Kiara berdecak.
“Ya ya ya, sudah aku harus segera berangkat. Kalian berdua hati hati yah. I love you,” kata Liam kepada Kiara dan Zaskia, dan di balas anggukan serta lambaian tangan oleh keduanya.
“Dih, sumpah deh, kita jadi kaya madu yah. I love you, euhh geli banget sumpah. Enak banget jadi Liam di kelilingi dua gadis cantik jelita kaya kita, hahaha!” ujar Kiara lalu ia tergelak sendiri membayangkan suatu hal yang tidak akan pernah terjadi.
“Hush, kamu itu ya kalau bicara yang bener. Jangan begitu, sudahlah, ayo pulang.” Zaskia segera menggandeng tangan adik nya dan mengajak nya untuk pulang dengan taxi.
****
Hari demi hari berganti dengan begitu cepat, tak terasa kini sudah tiga tahu sejak kepergian Liam. Setelah sekian purnama dirinya sibuk dengan kuliah nya, kini dirinya kembali menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah pohon, dimana dirinya dan Liam menghabiskan waktu. Yah, hanya dirinya dan Liam, karena Zaskia tidak pernah berani untuk ikut naik ke atas. Bila sedang berkumpul, Zaskia lebih memilih untuk membaca buku di bawah.
‘Huuhh... Udah lama banget, kapan sih kamu pulang?’ gumam Kiara seorang diri sambil membersihkan debu debu yang hinggap di sana.
Setelah selesai, ia pun memilih untuk duduk dengan kaki yang ia gantung dan tangan berpegangan pada tralis. Sejenak, ia memejamkan mata dan menikmati angin yang berembus di sore itu.
Saat Kiara sedang menikmati suasana dengan mata terpejam, tiba tiba sebuah rintik hujan mulai turun membasahi pipi nya. Ia pun langsung membuka mata dan ternyata langit sudah sangat gelap, pertanda akan ada hujan badai.
Ia hendak turun dan pulang, namun sayang, baru ia akan menuruni tangga, hujan sudah lebih dulu datang dengan sangat deras, di sertai angin dan juga petir, akhirnya ia memutuskan untuk berdiam diri di sana sambil menunggu hujan reda.
“Ini buku apa? Kok aku baru engeh sih,” gumam Kiara dalam hati saat matanya tak sengaja melihat sebuah buku bersampul gambar kunci berwarna emas. Karena penasaran, ia pun membuka buku tersebut dan membaca nya.
To : KIA
Teruntuk kamu, gadis tercantik yang pernah ku temui kedua dalam hidupku, setelah ibuku tentu nya.
Kia, apa kabar? Apakah kamu sudah membaca buku ini setelah aku berangkat ke Paris? Atau- ah semoga kau membuka buku ini setelah aku tidak ada sih yah, karena kalau kau membuka pas ada aku, sudah aku pastikan, aku akan sangat malu.
“Ckck, dasar.” Gumam Kiara sambil tersenyum saat membuka buku yang ternyata adalah milik Liam.
Kia, sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah merasakan getaran yang berbeda dalam hidupku. Walau saat itu kita masih sangat kecil, namun entah mengapa aku sudah merasa yakin bahwa itulah yang di namakan CINTA.
Kia, aku selalu merasa nyaman, dan tenang bila bersama mu. Aku menyukai mu dan aku sangat emncintai mu. Hingga kini, dan sampai nanti, akan ku pastikan bahwa cinta ini hana untuk kamu.
Kia, aku harap kamu juga merasakan hal yang sama dengan ku. Dan aku berharap, saat aku kembali dari Paris nanti, kamu sudah mengetahui isi hatiku, dan kamu juga akan membalas nya.
Bila nanti aku kembali, dan aku mendengar bahwa kamu masih sendiri, maka aku akan segera melamar kamu. Tapi, bila ternyata kamu sudah di miliki hati lain, maka aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mu.
I love you Kia.
Dari pangeran William yang paling tampan dan mempesona.
“Astaga, kapan ini pesan di tulis hahaha,” Kiara langsung tergelak saat selesai membaca buku Liam. Dan tanpa bisa di tutupi, bahwa wajah nya kini sudah sangat merona dan tersipu.
“Astaga, kenapa wajah ku rasanya sangat panas? Liam, cepatlah kembali, karena aku juga merasakan hal yang sama dengan mu hihihi,” gumam Kiara terkekeh.
Duaaarrrr!
Suara petir terus bersautan menggelegar. Angin yang berhembus juga semakin besar, Kiara pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang, karena kondisi pohon yang semakin Menyeramkan menurut nya.
Baru saja dia hendak turun, beberapa langkah tiba- tiba ...
Duaarrrrr!
Brakkk!
“Auuwhhh!” jerit Kiara saat rumah pohon nya ambruk dan menimpa nya, mungkin karena sudah sangat lama tidak terawat. Di tambah dengan keadaan hujan dan angin kencang membuat bangunan itu roboh.
“Liam sialan! Kenapa kamu bangun rumah pohon yang begitu payah! Aaahhh sakiitt!” umpat Kiara berusaha bangun, Untung saja dirinya memiliki skil lompat yang begitu jago. Karena dirinya berhasil melompat dan berlari menjauh, walau pada akhirnya kaki nya terkena beberapa kayu yang berhasil menimpa nya.
Dengan langkah tertatih, Kiara berusaha bangkit, namun sial kaki nya begitu sakit dan perih, karena terkena goresan paku hingga membuat betis nya berdarah.
“Kiara!” jerit seseorang yang langsung berlari menghampiri Kiara yang sedang berusaha bangun di samping reruntuhan rumah pohon.
‘Halu gak sih ini?” gumam Kiara dalam hati saat melihat siluet laki- laki tengah berlari ke arah nya.
“Liam,” panggil Kiara pelan saat benar memastikan orang itu adalah sahabat nya.
“Iya ini aku, kenapa kamu disini, ini bahaya!” seru Liam sambil mengusap wajah nya kasar.
“Kamu kapan pulang? Kamu cari aku?” tanya Kiara.
“Haiss, itu gak penting!” Liam segera mengangkat tubuh Kiara dan menjauhkan nya dari reruntuhan.
“Liam, kenapa kamu bisa disini?”
“Aku tadi ke rumah mu untuk memberi kejutan, tapi kata Zaskia kamu menghilang sejak pagi. Dan aku tau pasti kamu kemari, dasar anak nakal.”
“Liam, Kiara,” panggil keduanya bersamaan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!