"Ada yang bisa saya bantu Bu??" Tanya salah satu Pramugari
Ya... ada seorang gadis berpakaian syar'i lengkap dengan cadar yang ia kenakan sedang mencari nomer bangku yang akan ia duduki
"Afwan, saya cari no bangku ini kak??"
"Mari saya antar..." sambil mempersilahkan untuk mengikuti nya
"Silahkan bu..."
"Jazaakillah Khairan.. terima kasih" ucap nya sembari menangkupkan tangan di depan dada nya.
Pramugari pun membatu nya menaruh tas ransel kecil yang di bawa nya ke bagasi atas.
Mendapatkan Bangku di pinggir adalah istimewa untuk nya, karna dia bisa melihat indah nya alam semesta yang Allah ciptakan.
Selesai mengucapkan syukur atas nikmat dan Rahmat Allah..
ia mengeluarkan Buku kecil dari dalam tas nya.
bukan buku lebih tepatnya Al Qur'an..
Senyum sumringah yang tak terlihat tapi bisa di lihat dari pancaran mata nya yang berbinar saat menatap Al Qur'an yang kini ada di genggaman nya.
Dibuka nya lembar demi lembar.. Di baca nya dengan sangat-sangat pelan..
ya ia bertilawah... mengisi waktu luang nya dengan tilawah adalah kegemaran nya.
Tampa di sadari ada sosok pria yang memperhatikan nya sedari tadi.
entah apa yang terjadi Pria itu seakan terhipnotis dengan apa yang ia lakukan.
kurang lebih 7 jam berlalu.. akhirnya pesawat pun mendatar dengan selamat Singapura Jogjakarta
Saat akan mengambil ransel nya di bagasi atas ia kesulitan.
"Boleh saya bantu" seorang pria yang sedari tadi memperhatikan nya, memperhatikannya bertilawah, memperhatikan nya saat ia sholat.
semua jadi pemandangan indah bagi nya
"Jika tidak merepotkan.." jawab nya singkat Tampa melihat siapa sosok pria itu
Alvian... dia adalah Alvian Dharmawan seseorang dokter muda yang baru pulang seminar dari Singapura.
"ini..."
"Terimakasih, Jazaakallah Khairan" ucap nya tapi kali ini dengan melihat sosok yang membantu nya walau dalam hitungan detik saja
"sama-sama dan Hati-hati " balas Alvian
gadis itu pun langsung beranjak meninggalkan Alvian untuk segera turun dari pesawat
"Assalamualaikum" salam Alvian dengan nada pelan
"Waallaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh" balas nya , ternyata salam yang Alvian ucapakan masih terdengar oleh nya
"Fa.....Fatimah" teriakan seorang wanita yang sama-sama mengenakan Pakaian seperti nya dari kejauhan sembari melambaikan tangan memberi tahu.. aku disini
ya... gadis yang baru saja melakukan penerbangan Singapore Jogjakarta adalah Fatimah... lebih tepatnya Fatimah Azahra Surya
Baru selesai study untuk Desainer nya.
Sudah satu tahun ini ia habiskan waktu di Singapura untuk mengasah keahlian dalam desainer fashion.
Akhirnya kini ia bisa pulang berkumpul bersama keluarga nya.
"kangeen..." ujar nya
"kami semua juga kangen, Abi dan Umma semua udah nungguin kamu di rumah, yuk..."
ujar Arafah KK dari Fatimah selesai peluk memeluk
"Biar mas yang bawa koper nya" ucap Muhammad Al- Fatih suami dari Arafah
Mereka pun langsung menuju mobil yang sudah terparkir sedari tadi
di sisi lain ada pria yang tersenyum sumringah sangat sumringah malahan
"Fatimah... ternyata benar dia Fatimah, Gak pernah berubah dari dulu, kata-kata
yang paling panjang yang pernah dia ucapkan dari dulu adalah Waallaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh"
"Fatimah... Allah pertemuan kita lagi dengan cara yang tak pernah kita duga, semoga Allah pertemuan kita lagi nanti"
kaca mata hitam yang tadi disangkutkan di kra baju yang kini ia gunakan.. menambah kesan tampan nya lalu melangkahkan kaki dengan penuh kebahagiaan.
Mobil silver itu kini sudah memasuki halaman rumah.
"Alhamdulillah akhirnya sampai juga"
"Semua udah menunggu di dalam..."
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam Fatih,Arafah dan Fatimah bersamaan
"Waallaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh" jawab semua yang ada didalam rumah bersamaan pula
"Umma, Abii...." Fatimah langsung lari kepelukan orang tua nya yang sudah satu tahun di tinggalkan nya.
"anak Umma sehat kan, kok kurusan sich??" tanya Umma sembari mengelus punggung dan memperhatikan Fatimah dari Bawak ke atas
"Umma sayang.. emang sejak kapan Fatimah bisa gemuk, mau makan banyak juga segini aja..hehehe"
"Lancar semua sayang, gimana study nya" tanya Abi
"Alhamdulillah lancar Bi... Berkat doa Abi dan Umma juga pastinya"
"Kak.. mana keponakan kecil ku Adam??"
"lagi di atas tidur.."
"oh ya Ayah Alif, bunda dan kak Hafidz gak datang??" tanya nya karna memang gak melihat mereka
"kak Hafidz sedang dinas, paling nanti selesai dinas" jawab Abi
"Ayah Alif dan bunda sedang ada acara Tasyakuran di rumah rekan nya"
"Ya udah kamu bebersih aja dulu dek, istirahat, perjalanan kamu kan cukup lama, pasti lelah"
" ya udah Fa naik dulu..."
Fatimah pun menuju kamar nya
Selesai rutinitas malam, mereka bersantai sejenak di ruang keluarga, kebetulan Alif,Zahra,dan Hafidz juga nenek,Oma dan opa juga berkumpul
Fatimah begitu asik bermain dengan keponakan kecil nya
Muhammad Adam Al-Fatih anak dari Arafah dan Fatih yang baru berusia 3 bulan.
Sejak menikah Arafah tinggal di ponpes bersama sang suami.
mengelola pondok, dan Arafah juga membuka klinik di area pondok.
Sesekali Arafah juga membantu RS. Harapan bagaimana pun dia adalah Spesialis Kandungan.
dan Alhamdulillah Allah segerakan mereka memiliki buah hati.
"Kak Hafidz.. kapan nikah?? kak Arafah aja udah loh...udah ada Adam lagi...😋" ledek Fatimah
"Kalau.. Fatimah udah memutuskan kapan akan menikah??" kali ini Umma yang bertanya
"Kenapa jadi Fa yang di tanya Umma...??"
"hayoo jawab...." kali ini Hafidz yang balik meledek sang adik
"Umma...Jodoh Terbaik akan datang di waktu yang baik, Jodoh yang tepat akan datang pula di waktu yang tepat..." jawab Fatimah dengan santai dan tak ketinggalan mengejek Hafidz karna tidak memberi jawaban pada nya
"weeeekkk...."lanjut nya ngeledek sang kakak laki-laki nya itu
"Nah tu udah tahu jawabanya kan..." jawab Hafidz
"nyontek"
semua yang ada di ruangan itu geleng-geleng melihat tingkah kakak beradik itu
Fatimah memutuskan ke kamar duluan, karna lelah sudah menghampiri.
Tapi bukan langsung istirahat dia malah kebalkon kamar
"Satu tahun, Istana ini tidak ada yg berubah, bahkan kamar ini posisinya masih sama seperti saat aku tinggalkan" sembari melihat ke sekeliling kamar
Tiba-tiba teringat memory saat susah payah merayu orang tua nya agar mengizinkan mengambil study tambahan di Singapura.
Abi tidak mengizinkan,Fatimah adalah anak perempuan nya yang belum pernah sekalipun jauh dari jangkauan nya, dan di sana tidak ada kerabat, bagaimana makan nya, sulit mencari makanan halal dan banyak pertimbangan
Tapi Fatimah berusaha meyakinkan dan dengan bantuan Hafidz mencarikan Fatimah tempat tinggal,. fasilitas makanan,lebih tepat nya catering makanan dll..
akhir nya Abi mengizinkan.
Arafah Allah datangkan jodoh cepat dan tepat pasti nya.. seorang guru pondok pesantren sekaligus pemilik pondok pesantren itu juga.
Karna Orang tua Dari Fatih sudah meninggal dunia.
Fatih dan Arafah di pertemuan secara tidak sengaja di saat Arafah harus membatu seorang itu di insiden kecelakaan, Fatih ada di lokasi tersebut.
Sedangkan Hafidz bekerja di RS. Harapan milik Aditya Surya, Abi dari Arafah dan Fatimah sebagai dokter bedah jantung
"Fa... bisa bantu Umma??"
"Apa yg harus Fa bantu Umma??" Jawab Fatimah sembari menuruni anak tangga
"Fa mau ke Butik??"
"Iya.. mau cek Butik dan Desain di sana juga harus kroscek dan Fa juga harus segera mendesain yang baru, ramadhan sebentar lagi Umma, Fa harus persiapkan semua nya"
"iya... kan selama ini kamu mengontrol nya via online, Mampir ke RS Abi dulu ya, ini ada berkas yang ketinggalan, dan penting banget untuk Abi pelajari" sembari menyodorkan File ke Fatimah
Fatimah pun menerima File yang Umma berikan, berpamitan lalu menuju RS, yang kebetulan satu arah.
------
Di ruang Direktur Utama RS Harapan
"Gimana Al seminar nya??" Tanya Dr. Aditya alias Abi dari Fatimah
"Alhamdulillah lancar Dok,.. semua hasil seminar sudah saya resume di File ini, bisa Dokter pelajari" Jawab Alvian
"Alhamdulillah bagus kalau begitu, semoga semua ini bisa meningkatkan kapasitas diri kamu sebagai dokter Spesialis Bedah Jantung, dan juga RSH (Rumah Sakit Harapan) " balas Aditya
"Lain waktu Dokter Hafidz harus ikut" ucap Alvian sembari merangkul pundak Hafidz
"Terlalu formal lu.. santai aja, toh cuma kita bertiga, ya gak bi..." jawab Hafidz sembari menyenggol pundak Alvian
"Jam kerja bro...jam kerja" jawab Alvian
"Kalian ini ya, asal gak di depan perawat aja, bagaimana pun benar kata Alvian, kita harus profesional saat membahas pekerjaan kan.." jawab Aditya sambil geleng-geleng melihat tingkah 2 sahabat ini
Hafidz dan Alvian mereka sama-sama mengabdikan diri di RSH
------
Fatimah sampai di RS.Harapan langsung menuju ruangan sang Abi
Tok...Tok...Tok...
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Waallaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh" jawab 3 pria didalam bersama
"Dok, kami pamit mau mempersiapkan operasi untuk siang ini" pamit Alvian
"Ok... kabarin kalau semua sudah siap"
Saat akan membuka pintu, ternyata pintu sudah di buka oleh Hafidz yang diikuti Alvian di belakang nya
Hampir tabrakan..
"Loh.. kamu dek,,"
"Abi ada kan kak...??" tanya nya pada Hafidz
"Ada, tu di dalam.. kata nya mau ke butik kenapa ke sini??" tanya Hafidz heran, karna tadi pagi sempat nelfon mau diantar atau bawa mobil sendiri ke butik nya
"iya ada berkas Abi yang ketinggalan, nanti baru ke butik..."
Lagi-lagi Alvian hanya terdiam melihat mereka ngobrol di depan pintu, sedangkan dia mau keluar gak bisa, terhalang oleh kakak beradik itu
"Udah ngobrol nya jangan di depan pintu" suara Abi terdengar dari dalam
mereka pun ketawa
Hafidz pun menarik tangan Alvian agar bisa segera mengikuti nya, sedangkan Fatimah masuk ke ruangan sang Abi
"Bi... ini Umma titip File"
"oh iya.. jazaakillah Khairan anak Abi..."
"Bi... Fa langsung ke butik ya" selesai berpamitan dengan sang Abi , Fatimah pun keluar ruangan
Saat akan ke lobby tiba ingin ke toilet, jadi Fatimah memutuskan ke toilet dulu, karna jarak RSH ke Butik cukup lumayan sekitar 10 menit
-----
"Kebiasaan Lu ya klo lihat Fatimah pasti membatu" ledek Hafidz
"Gak pernah berubah ya dari dulu, gak banyak bicara, dan selalu menjaga mata"
"soal dia menjaga mata, aku setuju, tapi soal gak banyak bicara aku gak setuju, dia tu anak nya supel banget tau..."
"tapi sama gue gak, bahkan gue ragu dia kenal atau tidak kalau ketemu gue di jalan"
"hahaha..bisa aja lu.. kenal lah dia, hanya kan dia paling melihat sewajarnya aja"
"Lu mau di pandang dia lama??" lanjut Hafidz
"emang bisa....??" tanya Alvian penasaran
"Bisa...??"
"Cara nya...??" tanya Alvian penuh penasaran
"Halalkan...." jawab Hafidz dengan santai sambil melenggang menuju ruangan nya.
Mendengar jawaban rekan sekaligus sahabat nya itu lagi-lagi Alvian mematung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!