SELAMAT MEMBACA
Vika seorang gadis tomboy dengan postur tubuh sedikit besar.
Ia menatap lurus kedepan tepat kearah rumah yang berada tepat didepan rumahnya.
Matanya menatap sosok pria yang baru saja pulang sekolah dan memarkirkan motornya digarasi, sebelum akhirnya ia masuk kedalam rumahnya.
Tanpa terasa air matanya mengalir saat teringat kejadian siang tadi disekolah.
"Aku tau aku tak sempurna dimatamu"
"jelek, gendut tidak seperti dia yang terlihat sempurna"
"Tapi apakah aku tak berhak dicintai dan disukai" batin Vika sambil terus menatap kearah rumah diseberangnya.
FLASH BACK ON
"Hai Vik, gimana kabar loe,masih sehat?" sapa seorang wanita yang terlihat sangat cantik dengan body goal dan dikenal primadona sekolah.
"Baik Ran,ada apa ya kok tumben?"tanya Vika panasaran.
"Ini punya loe kan?" Rany mengeluarkan buku kecil berwarna pink.
Seketika itu juga mata Vika membulat "Kok buku gw ada sama loe?" Vika pun berusaha meminta buku catatan hariannya, namun Rany malah mengejeknya dengan membaca keras-keras isi buku itu hingga beberapa siswa yang berada disekitar mereka langsung melihat ke arah mereka.
"Loe tuh harus nya nyadar diri Vik,Ikhsan itu gak akan pernah suka sama loe"
"Dia itu cuma suka sama gw, berbody, gak kaya loe kulkas dua pintu" ejeknya lagi.
Sakit rasanya hati Vita bagai disayat-sayat terasa begitu perih.
Walaupun memang kenyataannya begitu tapi tidak seharusnya Rany berbicara seperti itu padanya.
"Ada apa Ran?" tanya seorang cowo yang baru saja tiba,seketika itu juga Rany langsung pura-pura menangis.
"Ini loh yang, kata Vika aku norak masa jaman udah canggih begini masih suka nulis di buku harian" tuturnya dengan air mata palsunya.
Ihsan langsung menatap tajam keaarah Vika "Apa maksudnya loe ngomong begitu Vik,kan terserah dia mau pake buku diary atau apapun"
tanpa mendengar perkataan Vika, Ihsan langsung menarik tangan Rany pergi meninggalkan Vika.
Beberapa siswa yang kebetulan berada disana nampak berbisik-bisik, entah apa yang mereka bicarakan Vika tak tahu.
FLASHBACK OFF.
"Vika...udah magrib cepet turun kita sholat bareng" teriak Mama dari bawah.
Dengan langkah berat Vikapun menutup jendela kamarnya,lalu turun kelantai bawah dan menuju Mushola kecil yang berada disamping.
Setelah selesai sholat mereka pun langsung menuju ruang makan,namun tidak dengan Vika,masih terus saja berputar dalam ingatannya perkataan Ihsan tadi siang.
"Rasanya aku sudah gak betah sekolah disana,mau pindah aja" batin Vika.
"Vik..kalau sudah cepet kesini kita makan bareng nak" teriak Mama Iren entah untuk yang keberapa kalinya.
Dengan sedikit malas Vika pun langsung membuka mukena yang ia pakai tadi dan menggantungnya di paku yang sudah tersedia disana.
"Abis berdoa minta apa, kok lama banget,paling juga minta kurus ya..." celetuk Pian adik Vika.
"Pian gak boleh ngomong begitu sama kk nya" tegur Mama Iren.
"Iya maaf kak" ucap Pian seakan menyesal dengan apa yang baru saja ia ucapkan walaupun sebenarnya ia bermaksud hanya bergurau.
Selera makan Vika seakan hilang,ia hanya memainkan makanan yang ada dihadapannya,hal itu tidak luput dari pandangan Mama Iren dan Papa Bagas.
"Kamu kenapa Nak?" tanya Papa mengehentikan sejenak makannya, lalu menatap putrinya.
Bukannya menjawab,namun Vika malah menangis, ia kembali teringat dengan kata-kata Ihsan dan juga Rany tadi siang.
"Loh kok ditanya malah nangis sih, kamu ada masalah apa Nak, coba cerita nanti sama Mama, sekarang habiskan dulu makannya" ucap Mama Iren lembut.
"Kalau Vika minta pindah sekolah boleh gak Mah,pah?" tanya Vika ragu.
Mama Iren dan Papa Bagas langsung menatap kearah Vika.
Seingat mereka dulu Vika sendiri yang berusaha mati-matian agar bisa diterima di sekolah itu dengan tujuan agar bisa bersama dengan Ihsan.
"Ada apa ?" tanya Papa Bagas yang nampak mulai serius.
Pian yang tadinya tidak perduli kini ikut-ikutan menghentikan kunyahannya dan menatap sang kaka seakan ia pun ikut bertanya ada apa.
" Kok pada liatin Vika kaya gitu sih?" tanya Vika heran.
"Gak boleh ya, ya udah deh kalau gak boleh pindah sekolah" lanjut Vika pasrah.
"Bukan gak boleh sayang,cuma Mama mau tau alesan kamu minta pindah itu apa"
"Kayanya Vika gak bisa sekolah disana Mah, mereka semua pintar jadi Vika merasa paling bodoh disana" ucap Vika berbohong.
"Ya kalau cuma itu alesannya kan gak harus pindah Vik,kamu bisa les" ucap Papa Bagas.
"Tapi Pah.."
"Sudah sekarang lanjut dulu makannya, kita bahas nanti saja abis sholat Isya" ucap Mama Iren yang langsung melanjutkan makan malamnya.
Setelah selesai makan malam Vika langsung duduk diruang santai sambil melihat televisi.
"Kak, kalau ada yang jahat sama loe bilang aja sama gw, gw yakin bukan itu alesannya loe minta pindah sekolah" tiba-tiba saja Pian berkata demikian sambil duduk disamping Vika.
"Sok tau loe.."sangkal Vika
"Gw tau loe gimana kak, jadi loe gak bisa bohong sama gw" tegas Pian
Vika menarik nafas dalam berusaha menutupi perasaannya saat ini.
"Sayang, ada masalah apa disekolah sampe kamu minta pindah sekolah?" tanya Mama Iren sambil duduk disamping Vika.
"Gak boleh ya Mah?" bukannya menjawab pertanyaan Mamanya namun Vika malah balik bertanya.
"Pindah sekolah itu gak gampang sayang, apalagi kamu udah kelas 12 sebentar lagi lulus, apa gak bisa bertahan sampai lulus Sayang?" tanya Mama Iren lembut.
Bukannya menjawab namun lagi-lagi air mata Vika yang mengalir "Iya deh Mah, Vika usahain" Vika menjawab pelan dan sesaat kemudian ia pun pamit untuk tidur lebih cepet.
Papa Bagas,Mama Iren dan juga Pian sedikit heran melihat Vika yang tidak seperti biasanya.
Sementara itu di dalam kamar, Vika menatap langit-langit kamarnya.
"*Apa aku kuat bertahan sampai lulus nanti"
"Apa aku bisa nahan rasa sakit hati melihat mereka selalu bersama*" gumam Vika sambil membayangkan hari-hari kedepannya yang harus ia lalui.
Ia pun bangun lalu mengambil buku catatan kecil lalu membukanya.
Perlahan ia pun mulai menggoreskan tinta berwarna pink dengan sedikit kerlap-kelip.
"Andai saja aku bisa memutar waktu aku ingin
kembali ke masa lalu dan tak ingin mengenalmu, hingga rasa ini tak perlu tumbuh dan yang pada akhirnya membuatku tersiksa dan merasakan sakit"
"Semoga aku kuat kedepannya,semoga aku bisa kuat melihat mu bersamanya"
Tanpa terasa air mata Vika jatuh dan membasahi tulisan yang baru saja ia tulis hingga tintanya pun memudar.
"Kenapa harus sesakit ini rasanya jatuh cinta"gumam Vika sambil merebahkan kepalanya diatas meja belajarnya dan menatap sebuah foto kecil saat ia dan Ihsan masih SMP dulu.
Entah karena terlalu sedih atau memang mengantuk akhirnya Vika pun tertidur diatas meja belajarnya.
**Hallo semuanya ini karya aku ke 3
Semoga para Reader suka dan
mohon bantuannya ya Like,dan komennya buat penyemangat aku kedepannya.
Salam Maniss
Amell/Author**
💖SELAMAT MEMBACA 💖
Pagi pun tiba, tidak seperti biasanya hari ini Vika kesekolah dengan tidak ada semangat.
Pian sang adik yang tau persis kakanya itu nampak heran karena perubahan sikap Vika.
"Loe sehat kan kk?" tanya sang adik sambil berusaha memegang dahi Vika.
"Apa sih loe,iya gw baik kok,udah sana kekelas loe"usir Vika pada sang adik.
Mereka memang satu sekolah,namun Pian baru kelas 10.
Untuk menghilangkan rasa curiga Pian, sengaja Vika berjalan menuju kantin seperti biasanya.
Setibanya di kantin Vika langsung duduk disalah satu bangku kosong namun ia tak berniat untuk memesan makanan.
Terdengar suara berisik dari arah pintu kantin,Vika pun langsung melihat kearah pintu dan ternyata bener dugaannya.
Rany dan beberapa orang temannya masuk dan langsung duduk tak jauh dari tempat Vika berada.
"Vika loe gak pesen makanan, di sinkan kantin tempat orang makan, bukan tempat orang ngelamun" ucap Rany dengan suara sedikit kencang.
"Mau diet dia kali Ran" timpal Tina salah satu teman Rany.
Vika berusaha tak mendengarkan semua ucapan Rany dan teman-temannya.
"Hai Vik,gw cariin juga dikelas gak taunya loe masih disini" beruntung Keysa sahabat Vika datang.
"Loe belum pesen makanan?" tanya Keysa lagi
Vika hanya menggelengkan kepalanya.
"Ya udah gw pesenin sekalian,loe mau apa"
"Gak usah Key,gw masih kenyang,loe aja biar gw temenin" ujar Vika sambil tersenyum.
Keysapun langsung memesan nasi goreng sebagai menu sarapannya pagi ini.
Ihsan pun datang dan langsung duduk disamping Rany.
Mereka terlihat begitu romantis,Vika berusaha menahan rasa sesak di dadanya melihat kemesraan mereka.
"Loe baik-baik aja kan Vik?" tanya Keysa yang tau jika Vika memang suka pada Ihsan.
"Gw gak apa-apa Key, ya udah loe makan gih tar keburu masuk loh"
Keysapun langsung memakan nasi goreng pesanannya,Ia makan dengan sedikit terburu-buru karena tidak ingin melihat Vika tersiksa dengan pemandangan didepan mereka.
Seakan disengaja Rany meminta pada Ihsan untuk menyuapinya.
"Nora banget sih,kalo gw jadi cowonya ogah amat nyupin dia"gerutu Kaysa kesal.
Vika menatap sahabatnya yang terus saja meracau melihat Ihsan dan juga Rany.
"Lah kenapa jadi loe yang kesel sih Key,biarin aja sih" ucap Vika santai padahal dalam hatinya ia merasakan sesak.
Setelah menghabiskan sarapannya Keysa langsung menarik tangan Vika untuk segera keluar dari kantin.
Saat melewati lorong kelas Ihsan dan juga Rany beberapa teman Rany sedang asik ngobrol dibangku depan kelas mereka.
"Eh minggir ada kulkas dua pintu lewat tar gak muat loh"celetuk salah seorang dari mereka yang Vika tau bernama Murni.
Keysa langsung menghentikan langkahnya dan menatap pada Murni.
"Loe ngomong apa tadi,kalo pun gak muat yang ada loe yang gendut, ini aja jaraknya masih lega loh" ucap Keysa emosi.
"Kok loe yang sewot sih,kan gw gak bilang yang gendut itu loe" celetuk Murni tak mau kalah.
"Kalo gw marah emangnya kenapa?" tantang Keysa.
"Udah sih Key,ayo kekelas sebentar lagi bel tau" Vika langsung menarik paksa tangan Keysa dan segera menuju kelas mereka.
Hari itu terasa begitu berat buat Vika, bukan karena palajaran yang sulit namun situasi disekolah saat ini yang membuatnya tak nyaman.
Bukan hanya sekali atau dua kali ia dibully oleh teman-teman Rany.
Sepulang sekolah Vika menghabiskan waktunya didalam kamar sambil menatap kearah depan rumahnya yang kebetulan rumah Ihsan dan kebetulan juga kamar mereka saling berhadap-hadapan.
Saat Vila sedang asik melihat majalah ia mendengar suara motor Ihsan, ia pun langsung menyibak sedikit hordeng dan melihat Ihsan yang baru saja pulang entah dari mana.
"Ka..loe mau ikut gak, gw mau beli siomay dideket taman"teriak Pian yang memang sengaja ingin mengajak kakanya itu untuk keluar.
"Gak ah,gw nitip aja ya"teriak Vita tanpa mau beranjak dari tempatnya.
"Ogah ah,enakan makan disana kak sambil liat-liat bocah pada main kak" teriak Pian lagi.
Akhirnya Vika pun mengalah,ia keluar dan menghampiri Pian yang sudah menunggu didepan.
"Lama amat sih" ucap Pian begitu Vika keluar.
"Motor loe gak kempes kan kalo gw naik?" tanya Vika
"Ih ada-ada aja loe kak,kan tiap hari loe naik motor gw"jawab Pian yang tidak suka.
Motor yang mereka naikin pun berjalan kearah taman,dan disana mereka jajan batagor langganan Vika jika berada di taman itu.
"Ka .. rencana loe abis lulus mau kuliah dimana?" tanya Pian membuka percakapan.
"Belum tau dek,tapi yang jelas Kaka gak mau dikota ini" jawab Vika sambil memakan batagornya.
"Loe mau ninggalin gw ya kak,tar kalo gw kesepian gimana?" ucap Pian
"Makanya punya pacar,jadi loe ada temen"jawab Vika asal.
Tanpa sadar Vika pun bercerita pada Pian tentang apa yang sedang ia alami saat ini.
Ada rasa kesal saat Pian tau alasan apa yang membuat Kaka kesayangannya berubah menjadi pendiam beberapa Minggu ini.
"Mulai besok, gw yang jadi pengawal loe kak,jadi gak akan ada yang bisa ngomong seenaknya sama loe"
"Gak usah dek,kan ada Keysa dia juga udah jagain Kaka kok" ucap Vika
"Pulang yuk dah mau magrib nih" ajak Vika yang langsung berdiri dan berjalan kearah motor mereka.
Hari terus berganti tanpa terasa beberapa Minggu lagi Vika akan ujian.
Ia pun belajar dengan giat agar dapat lulus dengan hasil yang bagus.
Ia sengaja menyibukkan diri agar tidak selalu ingat pada Ihsan.
Akhirnya Vikapun lulus dengan hasil seperti yang ia harapkan.
Ia pun sudah berbicara pada kedua orangtuanya ingin melanjutkan kuliah di kota Bandung dan tinggal bersama dengan Neneknya disana.
Awalnya Mama Iren dan Papa Bagas menolak namun karena Vika terus memaksa akhirnya mereka pun setuju.
Vika pun sudah mendaftar disalah satu Universitas swasta disana.
Rencananya setelah perpisahan nanti ia akan segera berangkat ke kota Bandung.
Semakin hari hubungan Ihsan dengan Rany semakin dekat,tak jarang juga Rany datang kerumah Ihsan.
Kini mantap sudah niat Vika untuk berusaha melupakan Ihsan,ia juga berniat untuk sedikit demi sedikit mengurangi berat badannya.
Kini ia rajin puasa Senin Kamis dan juga sedikit menjaga pola makannya.
Malam itu saat Vika seorang melihat-lihat sebuah majalah ia menatap sebuah poto wanita cantik dengan body ramping.
"Andai saja badan aku kaya gini, Ihsan pasti suka" batin Vika.
Ia pun meletakan majalah itu lalu mengambil timbangan lalu naik ke atasnya.
"Masih 73kilo, cuma baru turun sekilo" guman Vika kecewa karena usaha menurunkan berat badannya belum menunjukkan hasil.
"Harus berapa lama biar bisa kurus kaya gini" ucapnya lagi sambil kembali melihat majalah yang tadi ia lihat.
Hallo semua jangan lupa kasih author dukungannya ya
-Like
-Rate
-Komennya author tunggu
Salam Maniss
Amellajj/Author
🌹SELAMAT MEMBACA 🌹
Akhirnya sebentar lagi aku bebas, aku harus mulai menata hati dan menata kembali hidupku.
Aku harus memulai kembali semua dari awal dan melupakan masa lalu yang pahit tentang dirimu.
Kedepannya aku berharap hidupku akan jauh lebih baik tanpa harus melihat dan mengingatmu.
"Ka loe jadi mau tinggal di Bandung sama Nene?" Pian yang baru saja masuk kedalam kamar Vika langsung duduk disamping Vika yang sedang asik membaca berbagai menu diet.
Emmmm
Vika hanya mendehem menjawab pertanyaan Pian.
"Tega loe Ka ninggalin adik semata wayang yang paling ganteng sejagat rumah Pak Bagas ini"
Vika hanya tersenyum mendengar ucapan Pian.
"Ya mau gimana lagi dek, satu-satunya cara biar Kaka bisa maju ya itu" jawab Vika sambil matikan ponsel yang sedang ia pegang.
"Maafin Kaka ya dek,tapi kan kita bisa telponan kalo kangen" lanjut Vika sambil mengelus kepala Pian.
"Ya udah deh,gw doain semoga usaha loe berhasil dan loe jadi kurus dan cantik biar tuh si Ikan sujud sama loe" celetuk Pian dengan nada kesal.
"Kamu tuh doain apa bukan sih dek" Vika tertawa mendengar ucapan Pian yang memanggil Ihsan dengan sebutan Ikan.
Hari perpisahan pun tiba.
Semuanya sudah naik di bus masing-masing yang akan membawa mereka ketempat tujuan yaitu sebuah tempat wisata dikawasan puncak.
Rencananya mereka akan menginap selama 2 hari dibeberapa villa yang sudah disewa.
Keysa dan Vika sudah duduk manis didalam bus.
"Key loe gak kesempitan tuh duduk bareng Vika" celetuk Dion
"Gak tuh,biasa aja"jawab Keysa
"Ya kali loe kesempitan secara kan kan Vika itungan nya dua" celetuk Bian.
"Bisa gak sih loe pada gak ngerusak suasana,kita udah mau perpisahan dan belum tentu besok-besok bisa ketemu lagi,jadi sebisa mungkin jangan bikin badmood dong" ucap Keysa kesal.
"Udah sih biarin aja mereka mau ngomong apa,jangan disautin" ucap Vika
"Tapikan mereka ngatain loe Vik"ucap Keysa masih tak mau mengalah.
"Gak apa-apa,gak sakit ini dikatain,mending kita dengerin musik berdua yuk" Vika memberikan sebelah headsetnya pada Keysa lalu memutar musik kesukaannya.
Walaupun dalam hatinya Vika merasa begitu sakit setiap kali mendengar perkataan dan ejekan dari teman-temannya namun sebisa mungkin ia berusaha untuk acuh dan menjadi tuli.
Setelah menempuh perjalanan selam tiga jam akhirnya mereka pun tiba di kawasan wisata Cibodas.
"Wahhh segar banget ya udaranya disini"ucap Vika sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara pegunungan yang terasa begitu sejuk.
"Kita ke air terjun yuk nanti" ajak Keysa
"Aku males ah takut gak kuat jalannya"jawab Vika jujur.
Saat Vika mengedarkan pandangannya tanpa sengaja ia melihat Ihsan dan Rany yang berjalan sambil bergandengan tangan.
Terlihat begitu mesra.
"Andai saja saat ini aku yang ada disampingnya Ihsan,pasti aku bahagia banget" batin Vika
"Woiii udah lah jangan diliatin terus malah bikin sakit hati" Keysa yang tau jika Vika sedang memperhatikan Ihsan langsung menepuk bahu Vika bermaksud untuk menyadarkan sahabatnya itu.
"Iya gw gak sengaja aja liat, lagi juga gw liat mereka kan tinggal sekarang aja Key"ujar Vika.
"Daripada liatin orang pacaran mending kita naik kuda aja yuk"ajak Keysa.
"Gaak ah,loe aja kalo mau naik kuda,kalo gw yang naik kasian kudanya tar keberatan lagi" ucap Vika sambil tertawa.
Keysa hanya tersenyum mendengar ucapan Vika.
"Maaf ya bukan maksud gw..." Keysa tak melanjutkan kata-katanya ia takut membuat Vika tersinggung.
"Gak apa-apa santai aja Key,gw mah gak mau ambil pusing soal berat badan lagi sekarang,gw mau enjoy aja" Vika tersenyum
Hari itu mereka habiskan dengan barmain air disungai yang ada di dalam Taman Cibodas.
Setelah puas bermain mereka pun menikmati makanan yang dijual di warung yang berada didekat sungai sambil memandang pohon-pohon yang terlihat sangat hijau.
Perlahan kabut pun mulai turun,udara pun bertambah dingin.
Dengan sedikit bergegas mereka kembali ke parkiran dan mencari bus yang semula mereka naiki.
Setelah dari Taman Cibodas bus mereka pun melaju menuju Penginapan yang sudah mereka boxing.
Setelah beristirahat dikamar masing-masing,malam harinya mereka berkumpul bersama di taman belakang yang terdapat di Villa itu untuk mengikuti berbagai acara yang sudah mereka siapkan.
Ada berbagai macam lomba dan yang terakhir acara BBQ dan acara bebas.
"Gw ke toilet dulu ya Key, kebelet nih" Vika pun langsung berdiri dan berjalan dengan sedikit terburu-buru karena menahan ingin pipis.
Entah karena tak melihat atau memang sengaja Rany menaberakan dirinya pada Vika lalu ia pun berpura-pura terjatuh.
Aduhhhh
"Ya ampun Ndut kalo jalan tuh pake mata dong,sakit tau"maki Rany
"Setau gw kalo jalan tuh pake kaki,kalo liat baru pake mata,lagi juga loe yang nabrak gw" karena tak mau terus di tindas akhirnya Vika pun melawan.
"Loe punya badan gede juga bukannya minggir dulu kan gak muat gw mau lewat"lanjut Rany tak mau kalah.
"Yang gendut tuh elo apa gw, ni jalan masih lebar masa gak muat sih,kasian amat cantik tapi....." Vika tak melanjutkan kata-katanya ia malah tersenyum mengejek Rany.
"Tapi apa?" tantang Rany
"Ada apa ini kenapa ribut-ribut disini?" tanya Ihsan yang kebetulan lewat dan mendengar ada keributan lalu datang menghampiri mereka.
"Ini loh sayang,si gendut ini nabrak aku dan gak mau minta maaf" ucap Rany berbohong.
"Pinter banget sih loe main dramanya" celetuk Vika mulai kesal.
Ihsan merasa serba salah disatu sisi Rany adalah kekasihnya dan disisi lain Vika adalah teman dekatnya walaupun belakangan ini hubungan mereka sudah tak sedekat dulu.
"Udah lah gak usah dibuat rame,ayo mendingan kita kedepan aja gabung sama yang lain" akhirnya Ihsan pun menarik tangan Rany dan mereka pun ikut bergabung bersama yang lain.
Sementara itu Vika yang tadinya ingin ke toilet buang air kecil langsung mengurungkan niatnya dan ia pun kembali ke kamarnya.
Didalam kamar ia menelfon Keysa dan memberitahu jika saat ini ia berada dikamar dan ingin istirahat.
Karena tak mau membiarkan Vika sendiri dikamar akhirnya Keysa pun menyusul Vika.
" Loe kenapa Vik?" tanya Keysa yang heran melihat Vika yang tiba-tiba murung.
"Gak apa-apa, mungkin gw kecapean aja, maklum lah orang gendut kan cepat cape" Vika menarik sedikit bibirnya memaksa untuk tersenyum.
"Ya udah mendingan kita disini aja cerita-cerita" ajak Keysa
"cerita apa?"tanya Vika bingung
"Cerita apa ajalah, rencana loe kedepannya gimana,trus loe mau kuliah ambil jurusan apa"
tanya Keysa
"Yang jelas rencana gw yang utama gw mau ngurusin badan" jawab Vika
"Ha.. maksudnya gimana?" Keysa nampak sedikit bingung dengan jawaban Vika.
"Iya ..gw mau ngurusin badan dulu Key,gw cape dikatain dan dibuly terus"ujar Vika dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.
"Udah Vik kita jangan bahas itu y,mending kita tidur aja terus besok pagi kita jalan-jalan cari udara segar" Keysa berusaha mengalihkan pembicaraan.
Akhirnya mereka pun memilih untuk tidur lebih cepat dan tak butuh waktu lama akhirnya mereka pun terlelap.
Hallo semua udah up lagi ni Author minta dukungannya ya
Like ,Komen dan Ratenya Author tunggu.
Salam Manis
Amellajj/Author
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!