Hallo😊..salam kenal ini novel pertamaku 😊..bergenre good romance
Mohon maaf bila ada kesalahan menulis, tanda baca, kesamaan nama dan cerita.
selamat menikmati ❤
...VISUALISASI PEMAIN
Maisie Rae -22 tahun-(source pic pinterest)...
...
Marvin Davis -27 tahun-(source pic pinterest)...
...
Finn Hanley -27 tahun-(source pic pinterest)...
Quinn Parker -25 tahun-(source pic pinterest)
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Brak !!! suara pintu itu lagi membuatku bergidik, suara pintu itu menandakan dia masuk. Aku ingat terakhir kali monster itu memperlakukanku membuatku ingin teriak dan menangis keras tapi percuma aku harus menuruti monster itu, aku melakukan ini demi cherry, ya hanya demi dia cherry adikku adik perempuan ku yang manis adikku satu-satunya, walaupun dia dari ayah yang berbeda ayah tiriku tapi kami dari satu ibu yang sama ibuku yang cantik yang menyayangi kami tapi ibuku wafat setelah melahirkan kan cherry dan akulah yang merawat cherry sendirian hingga dia berumur 5 tahun saat ini. Saat ibu akan melahirkan cherry aku ingat umurku 17 tahun kala itu, ibu berpesan jagalah adikmu walaupun kalian berbeda ayah tapi ibu ingin kamu menyayangi nya itu kata terakhir mendiang ibuku seperti pertanda bahwa beliau akan meninggalkan kami untuk selamanya.
Dan aku menjaga cherry di bantu tetangga kami grandma Ella dia seorang wanita tua tapi hatinya sangat baik kepada kami dia tinggal sendirian karena anaknya sudah menikah dan tinggal jauh di negara lain, setiap aku akan sekolah aku menitipkan cherry padanya dan menjemput cherry setelah usai sekolah. Saat ini aku berumur 22 tahun dan cherry 5 tahun, setelah lulus Aku mengajar musik yaitu alat musik biola karena dulu waktu kecil ibukku mengariku biola, aku mengajar di Sekolah Dasar dan hanya sebagai guru kontrak yang hanya di bayar saat mengajar, walaupun kecil bayarannya tapi aku bisa menghidupi adikku.
Kami seperti anak terlantar padahal ayah tiri ku ada tapi dia hanya bermabuk-mabukan, judi dan bermain wanita. Sungguh menjijikan hidup pria itu tidak pernah terpikirkan olehku ibu tertarik dengan pria seperti ayah tiriku itu, tapi grandma Ella pernah bilang bahwa ayah tiriku mengijinkan ibuku tinggal dengannya sebelumnya ibuku sakit sesak napas dan pria itu menolongnya, tapi gara-gara ayah tiriku aku di sini di sekap di sebuah mansion mewah dan aku di berikan kepada monster ini untuk melampiaskan nafsunya.
Monster ini adalah pemilik club di mana ayah tiriku sering berjudi aku di jadikan jaminan oleh ayah tiriku. Mengingat kejadian itu dadaku sesak aku ingat terakhir kali di tarik keluar dari rumah oleh dua orang berbadan besar pada malam hari dan melihat nanar tatapan cherry sambil menangis di dekapan grandma Ella, aku berontak sebisa ku tapi aku lihat ada seorang pria menodongkan pistol ke kepala cherry lalu aku tertegun diam "ikutlah denganku gadis biola atau adikmu akan ku bunuh dan ayahmu sudah menyerahkan kau kepadaku jadilah wanitaku!!!" ya pria ini adalah si Monster yang menodongkan pistolnya di kepala cherry, aku hanya terdiam dan menangis, ku lihat cherry berteriak "Maisie jangan pergi!!!"ucapnya dari mulutnya yang kecil itu "grandma Ella tolong jaga cherry aku akan menjemput nya pasti!!" grandma Ella pun mengangguk, itu terakhir aku melihat cherry dan mereka membawaku ke sini. Entah bagaimana keadaan cherry saat ini ku tinggalkan adikku sudah 1 bulan aku di sini.
"Hei !!!, kenapa kau diam layani aku !!!" tiba-tiba lamunanku buyar melihat monster ini duduk di bibir ranjang menarikku dengan kasar dan menengadahkan daguku mengarahkan bibirku untuk bertemu bibirnya ku berpaling "cih !" ucapku.
Plak!!! "sudah berani kau ya meludah kepadaku, ini hukumanmu dasar bodoh!!" tangan besarnya menamparku dan mengikatku di ranjang dengan kasar dia bermain di atas tubuhku tak lupa dia menggunakan pengaman untuk bermain denganku, merobek bajuku dan meluapkan nafsunya kepadaku. Ku hanya bisa menangis terisak dan menyumpahi perbuatan nya dia hanya tersenyum sinis. "sungguh monster kejam" bisikku.
Pagi menjelang ku lihat badan kekar dan berotot ini tertidur di sampingku. Ku lihat wajahnya wajah tampan tapi kejam sungguh jijik aku melihatnya. Ku menendangnya dan membangunkannya untuk melepaskan ikatanku, dia pun melenguh dan mulai membuka matanya saat dia melirik dan terbangun dia duduk di sampingku.
"kau tahu siapa aku?! " tiba-tiba dia mengajakku berbicara biasanya setelah puas dia akan tertidur dan paginya bersiap memakai jas dan pergi tanpa sepatah katapun, tapi baru kali ini dia berbicara padaku.
"aku tak perduli siapa kamu" ucapku sinis
"cepat lepaskan ikatanku aku ingin membersihkan diri dari sentuhan mu, cih!" lanjutku sambil ku palingkan mukaku
"kau tahu di luar sana banyak sekali wanita ingin berada di posisimu ini, mereka ingin bersamaku karena aku seorang ternama di negara ini" ucapnya sambil menarik daguku.
"mereka wanita bodoh, monster seperti kau di kagumi" ucapku kasar.
"kau tahu aku tak perduli ucapanmu" ucapnya sambil melepaskan ikatanku.
"o iya aku ingat gadis kecil malam itu, apa itu adikmu?" ucapnya sambil mengambil rokok di nakas samping tempat tidur. Sambil berdiri ingin ke kamar mandi aku terkejut dengan ucapannya.
"jangan pernah kau dekati adikku monster!!, satu sentuhan ke padanya akan ku bunuh kamu!!" ucapku sambil menunjuk mukanya. Tiba-tiba dia menaruh rokok nya dan menarik tanganku mendekati wajahnya.
"kau terlihat cantik saat marah" terkekeh sinis melihatku.
"aku takkan melukainya selama kau mau melayaniku dan selalu bersamaku, kau adalah mainanku hahaha" ucapnya puas " tapi kalau kau coba lari dan menghindariku, Dor ! kepala gadis kecil itu di ujung pistolku!!" sambil berdiri dia menghilang ke kamar mandi. Gemetar aku mendengarnya sungguh kejam monster ini. Sebenarnya siapa dia? ucapku dalam hati merinding.
Setelah mandi ku lihat dia memakai jas dan ada yang mengetuk kamar mengantarkan makanan pagi, aku berjalan ke kamar mandi setelah keluar monster itu sudah pergi dan sudah tersedia makanan serta baju untukku, setiap hari ada yang mengantarkan makanan serta baju bersih kepadaku.
Aku berdiri menatap ke luar jendela ku lihat pantai yang indah ku berfikir di manakah aku?, Cherry sedang apa?, aku sungguh merindukan adikku. Bagaimana aku keluar dari penjara ini? sampai kapan aku di sini? semua pertanyaan bergelayut di kepalaku.
Malam menjelang kulihat jam dinding pukul 01.00 dini hari, biasanya si Monster datang dan menggrayangiku di pukul 22.00. Kenapa aku memikirkan nya, cih! orang seperti dia kenapa hidup di dunia ini sungguh menjijikan. Ku mulai memejamkan mata lalu tiba-tiba.
"brak !!!"
Pintu itu terbuka lebar masuk pria monster itu sambil mabuk berat, tiba-tiba menarik lenganku dari ranjang.
"bangun layani aku!!!" dengan malas aku terduduk di bibir ranjang. Dia dengan kasar melepas bajuku dan menghempaskanku di ranjang. Ku berteriak "stop !, aku tidak mau !!" dengan mata merah dia mengambil ikat pinggang nya menyabet punggungku berkali-kali. Sungguh kejam monster ini, aku menangis terisak di depannya. Tanpa peduli dia melakukannya dengan kasar. Setelah puas terjatuh dia di karpet dan tertidur.
Ku berlari ke kamar mandi sambil menangis di bathtub mengingat kejadian tadi, ku duduk di dalam bathtub sambil membilas punggung ku yang amat sangat pedih ada tiga goresan gasper di punggung ku.
30 menit aku di kamar mandi saat aku keluar aku melihatnya masih tertidur di karpet tanpa pakaian. Ku beranikan diri mendekatinya ingin mencekiknya tiba-tiba terdengar lirih suaranya "Quinn mengapa kau melakukan ini padaku?, aku mencintaimu Quinn " sambil terisak dia menangis. "cih !!!" monster seperti dia bisa menangis juga pikirku, melihat itu membuatku mengurungkan niat ku mengingat cherry karena aku pernah memukulnya dan dia memanggil pengawalnya yang sudah berdiri di depan pintu kamar yang aku tempati sepertinya pengawal itu menjaga kamarku sepanjang waktu, ya aku pernah memukul monster itu dan dua pengawalnya masuk memegang tanganku dan merebahkanku di dinding dengan tegas monster itu berkata " sekali lagi kau melukaiku adikmu lenyap!!, ingat itu kalian apabila wanita ini melukai ku bunuh adiknya!!" katanya " iya tuan!!" ucap dua pengawal itu bersamaan. Kata-kata nya sungguh terngiang di kepalaku. ku urungkan niatku mencekiknya dan merebahkan badanku yang pedih di tempat tidur.
Keesokan paginya ku lihat monster itu sudah bersiap dengan setelan jasnya dan menatapku. "Nanti akan ada dokter memeriksa luka di punggung mu, o ya satu hal lagi tadi malam aku lupa memakai pengamanku (******) nanti dokter akan memberikan obat untuk mengeluarkan itu darimu" ucapnya sambil berjalan pergi keluar kamar.
Aku terbangun perlahan karena badanku sakit sekali, tiba-tiba pintu di ketuk "knok! knok!" lalu tiba-tiba pintu terbuka ada pelayan perempuan masuk yang biasa mengantar makanan serta pakaian untukku. Membulat mata pelayan perempuan itu melihat punggung ku. "apa kau tidak apa-apa nyonya? lukamu " ucapnya sambil memperhatikan punggung ku, aku hanya menyunggingkan senyuman tipis padanya. "Tuan Marvin bilang nanti akan ada dokter mengobati anda mungkin sebentar lagi datang" lanjut pelayan itu. Ehm Marvin nama monster itu ucapku dalam hati.
Selang 1 jam setelah pelayan itu pergi dan aku sudah membersihkan badanku dan mengganti baju tiba-tiba pintu di ketuk lagi "knok! knok!" kulihat wanita dewasa mungkin 50 tahunan masuk memakai jas putih jas dokter.
"hallo namaku Lucy aku dokter keluarga Davis, boleh kulihat lukamu?" ucap dokter itu "silahkan" ku persilahkan sambil membuka ke samping bajuku. " maaf agak sedikit perih " ucapnya.
"ouch !, perih sekali dokter " ucapku meringis " iya sudah ku berikan alkohol agar tidak ada bakteri dan akan ku berikan salep agar luka cepat kering, o ya ku berikan juga cream agar bisa di usapkan ke punggung mu biar tidak ada bekas luka lagi, sayangkan punggung semulus ini ada bekas luka" sambil tersenyum dokter itu memberikan obatnya, "sungguh kasian kamu, siapa namamu?" lanjut dokter itu mengajaku berbicara.
" namaku Maisie, dokter apa dokter sudah lama di keluarga ini?, sebenarnya siapa keluarga ini?" tanyaku penasaran
"wah nama yang bagus, kamu tidak tahu siapa keluarga ini?" tanyanya heran " aku tidak tahu siapa mereka, monster itu membawaku paksa pada malam hari karena ayah tiriku kalah bermain judi dan aku jaminan nya " jawabku
" monster?!, maksudmu tuan muda Marvin, keluarga ini keluarga Davis, pernah dengar Marvin Davis tuan muda anak tunggal keluarga Davis" jelasnya, aku hanya menggelengkan kepala terheran.
"Di negara ini ada 3 pengusaha terkaya pemegang saham terbesar semua entertainment di negara ini bahkan Club, Cafe, minimarket, supermarket, Mall, Toll, per Televisian, Kesehatan dan Property smua di pegang 3 keluarga Milliarder ini, yang pertama keluarga Hanley, Kedua keluarga Parker dan yang ketiga keluarga ini keluarga Davis, mereka berpengaruh besar untuk negara ini, pemerintah sudah memasukan mereka ke dalam komisaris negara, jadi kita tidak bisa macam-macam dengan mereka" ucap dokter yang sedari tadi menatap mukaku dan aku hanya tertegun dan menelan saliva ku, ku tak mungkin melawan mereka pikirku.
"Dok, apa kau akan menemuiku lagi?" tanyaku, "kenapa?" jawabnya, lalu ku beranikan diri berbicara padanya "anda bisa menolong ku?, aku memiliki adik berumur 5 tahun perempuan dia di jaga tetanggaku aku ingin sekali mendengar kabarnya, apakah kau bisa mengeceknya untukku, hanya memastikan adikku baik-baik saja, itu saja" sambil terisak aku menatap nya memohon. "baiklah aku bisa mengecek nya mungkin hanya mengecek saja, aku bisa membantumu, kamu tenang saja ku rasa tuan Marvin tidak akan melukai anak kecil" ucapnya kepadaku meyakinkan. "entahlah dok, dia sangat kejam, o ya apa anda membawa pulpen dan kertas? aku ingin menulis pesan untuk cherry dan akan ku tuliskan alamatnya padamu dok" ucapku, dokter Lucy memberikan kertas dan pulpen kepadaku.
"Pesan untuk Cherry - Adikku aku baik-baik saja di sini, apakah kau baik? Aku sungguh merindukanmu Cherry, Aku berjanji akan menemuimu secepatnya jangan nakal dan dengarkan kata grandma Ella, jangan lupa makan yang banyak supaya kamu cepat besar dan setelah ini kita bisa pergi jauh aku berjanji, Aku menyayangimu Cherry- by Maisie "
Kuserahkan surat itu beserta alamatnya kepada dokter Lucy aku mempercayai nya, entah siapa lagi yang bisa ku percaya. "tolong dok" sambil menangis ku serahkan surat itu. Dokter Lucy berjanji akan memberikannya, " o ya ini obat, pesan Tuan Marvin untuk rahimmu supaya kamu tidak.. kamu tahukan, biar itu keluar dan kamu aman" senyum dokter Lucy sambil menyerahkan obat yang lumayan banyak. "Terimakasih dokter Lucy"
Senyum dokter itu sambil pergi melenggang meninggalkan ku.
Ku lihat cherry memegang tanganku, tangan mungil ini kulit yang lembut ini, ku lihat dia tertawa dan berlari.
" Maisie ayo kejar aku" ku lihat senyum manisnya sambil mengajakku untuk berlari mengejar nya dan ku ikuti dia berlari tiba-tiba cherry terjatuh.
" Cherry hati-hati " pekikku
"Maisie tolong aku ada yang menarik kakiku, aku tidak bisa bergerak, Maisie cepat sini!!!"
" Cherry tunggu aku akan menarikmu aku akan menjaga mu, selalu bersama mu Cherry tunggu!!" tiba-tiba kakiku ada yang memegang dan menarik lalu aku terperanjat terkejut ku lihat monster ini sedang menarik kakiku dan mencengkramnya. Ternyata aku bermimpi lagi tentang Cherry.
" Hei sakit kau tahu!!! " berontak ku kepadanya, "DIAM !!" tegasnya.
Pagi menjelang ku lihat monster itu sedang tertidur, aku terburu-buru ke kamar mandi karena sebentar lagi pelayan datang.
Setelah aku membersihkan badanku benar ku lihat makanan dan baju sudah di sofa, cepat-cepat aku memakai baju dan makan makananku. Saat sedang makan tiba-tiba dia mengatakan sesuatu dalam tidurnya "Quinn, apakah kau di sana?, apakah kau masih mengingikanku? Quinn tunggu!!" terperanjat dia dari tidurnya.
Aku menatap nya heran, monster itu seperti mencari sesuatu "di mana wanita itu?!" ucapnya " Hei monster apa kau mencari ku?!, atau mencari wanita bernama Quinn?!" ku berteriak kepadanya, karena jarak sofa yang membelakangi kasur king size itu membuat dia tidak melihatku apalagi kamar ini seluas dua kali lebih besar dari rumahku.
"Siapa yang mencarimu bodoh! dan siapa yang kau sebut monster?!!" teriaknya membalasku lalu dia masuk ke kamar mandi dan membilas badannya yang bekas peluh nya tadi malam. ya siapa lagi monster di sini pikirku. Setelah mandi ku lihat dia tidak memakai jas kantornya tapi baju rumah seperti piyama biasa, jarang sekali aku melihatnya begini.
"Hei kau jangan pernah menyebut nama itu awas ya!! dan jangan kau panggil aku monster panggil aku Tuan!!!" bentaknya tegas menunjuk ke mukaku.
"nama siapa?! Quinn wanita yang tiap malam kamu panggil-panggil itu, aku tak takut lagi kepadamu aku sudah lelah menangis, meronta, memohon ampun padamu, ayo mau kamu apakan aku silahkan bunuh pun tak masalah!!" melotot dan berteriak aku di depan mukanya. Aku memang sudah lelah 3 bulan aku bersama nya dan sungguh aku jadi terbiasa dengan sikapnya.
" sudah berani kau kepadaku!!!" ucapnya padaku, sambil mencondongkan mukanya kepadaku dan memegang dagu ku serta menempelkan dadanya ke badanku, ku palingkan mukaku menepis tangannya.
"kau mau apa dariku?!, hanya ingin menyiksaku, apa salahku padamu?, sampai kapan begini? pergilah kamu ke wanita mu dan lepaskan aku!!!" teriak ku kepadanya.
Plak !!! dia menamparku.
" You are MINE!!!, di sini kau hanya menurutiku, ingat ayahmu tidak dapat membayar hutangnya padaku, dia selalu membuat ke onaran di club ku dan ingat adik kecilmu di tanganku" bentak dia.
"aku tak perduli yang ayahku lakukan kepada Club atau Cafe mu itu urusan dia, dan dia bukan ayah kandungku dia ayah tiriku, mau kau apakan dia silahkan, aku tak perduli!!!...lantas soal adikku kenapa tak kau bunuh saja kami lelah aku bersamamu bunuh aku bunuh adikku biar tanganmu kotor sekalian!! aku sungguh membencimu !!" ku berteriak dan kudorong dadanya. Dia meraih kepalaku dan menciumku dengan kasar, ku drong tubuhnya tapi tubuhnya yang besar dan berotot itu menahanku.
tiba-tiba pintu di ketuk "knok!knok!"
Dia menoleh "Siapa!???" teriaknya kesal.
Seorang pengawal masuk " maaf tuan ada Nyonya Lucy dia ingin mengecek keadaan Nona itu" ucapnya. Lalu dia melepasku dan beranjak keluar menemui dokter Lucy.
Aku sangat senang dokter Lucy datang sudah 2 bulan aku tak menemui nya.
"Hallo Meisie " sambil tersenyum dokter itu menatapku, aku berlari memeluknya.
"dokter trimakasih sudah datang" aku menatapnya haru.
"aku kan ke sini menemui pasienku, gimana lukamu sudah kering? sini ku cek" tanyanya lembut kepadaku sembari melihat punggung ku dan mengoleskan cream agar tidak ada bekas luka di punggung ku.
"wah kau sudah mulus lagi ya Maisie kulitmu regeneration nya bagus sekali, cepat sembuhnya dan kembali semula" ucapnya sambil mengusap punggungku.
"iya dok, dokter bagaimana soal Cherry? " tanyaku penasaran.
Lalu tiba-tiba dokter mengeluarkan kertas dari saku jasnya dan memberikan kertasnya kepadaku. Ku buka lipatan kertas itu ternyata itu gambar Cherry di kertas itu ada gambar dua orang bergandengan dan diatas gambar orang itu tertulis tulisan " Cherry and Maisie always together ". Tiba-tiba aku meneteskan airmata ku dan memeluk kertas itu. "iya dok ini emang gambar Cherry dia selalu menggambarkan aku seperti ini wanita dengan rambut tebal dan panjang berantakan " menangis aku sesenggukan di pelukan dokter Lucy. Lalu dokter Lucy mengeluarkan ponselnya dan memutarkan suara Cherry yang sudah di rekam dokter Lucy.
"hi Maisie kamu di mana?, kapan kamu pulang? kata tante dokter kamu sedang bekerja ya? cepat pulang ya Maisie aku kangen sekali..Maisie kamu tahu tidak kemarin grandma Ella tiba-tiba terjatuh di lantai apa karena dia sudah nenek-nenek ya? aku kasian padanya, kamu cepat pulang ya Maisie, please!!" menutup rekaman itu membuat dadaku sesak dan terisak sekerasnya suara kecil itu yang aku rindukan sungguh, dokter Lucy memelukku erat. Dan aku membisikan ke telinga dokter Lucy " trimakasih dokter " senyumku padanya.
"Wow sedih sekali, tante Lucy apa yang kau lakukan?!!!" tiba-tiba terdengar suara monster itu di depan pintu ternyata dia sedari tadi mendengar kan kami.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!