" Jangan bibi.... jangan, Amara bisa mati jika bibi mendorong Amara... apa salah Amara bi hik hik... paman kasihani Amara !!" mohon seorang gadis kecil berumur 15 tahun yang ketakutan berdiri di ujung jurang, pakaiannya compang camping... membalut tubuh kurus putihnya... terlihat banyak luka bekas cambukam di tubuh kurus itu
" Memang itu maksud kami, selama ini kau sudah membebani hidup kami... kami harus membagi makanan kami padamu anak haram, ibumu sudah mati... bapakmu Lari entah kemana , lalu untuk apa lagi kau hidup hah ha ha ha ... suamiku cepat kau dorong anak haram itu !!" titah sang bibi ... sang paman pun mendekat sambil menyeringai tajam pada Amara
" Salahmu sendiri tak mau menjadi pemuas nafsuku, sekarang aku tak bisa membelamu lagi ha ha" bisik sang paman dan tangan besarnya pun bergerak hendak mendorong Amira agar jatuh ke jurang
" Aaaaaaaaa.....!!" terdengar suara lemah Amira yang terdorong ke jurang yang penuh dengan batu cadas itu,
" Ibu... apakah ini akhir hidupku ?? ibu...kita akan segera bertemu " ucap Amara dalam hati, ia pun pasrah menutup ke dua matanya, namun ternyata Tuhan masih kasihan pada bocah itu
Sebuah tali membelit tubuh kurusnya hingga menahannya di ujung jurang
" Aaaargh..... aaaargh " 2 buah jeritan terdengar oleh Amara, ia pun membuka matanya... terlihat paman dan bibinya sudah terbaring di tanah dengan banyak anak panah di tubuh mereka
Masih shok melihat keadaan keduanya, Amara sampai tak menyadari tubuhnya sudah di tarik dan terduduk di tanah... suara tapak kuda nampak berjalan ke arahnya... mata Amara melihat sepasang tapak kaki kuda di hadapannya
" Siapa namamu bocah ??" terdengar suara nan begitu garang di kuping Amara... ia pun melongok ingin melihat suara siapa itu
Amara melotot melihat seorang pria yang begitu tampan dan gagah sedang menunggang kuda putih yang berdiri di depannya... ia bagaikan melihat pangeran berkuda yang selama ini sering di hayalkannya
" Siapa namamu bocah ?? kau bisu atau tuli... Jendral bertanya padamu !! " bentak seseorang mengagetkan lamunan Amara
" A... Amara tuan, nama saya Amara... " jawabnya sambil bersujud..
Amara tau desanya sedang di serang... itulah mengapa paman bibinya hendak membuangnya karena mereka tak mau membawanya meninggalkan desa... ia hanya akan membebani keduanya..Amara tau Jendral tampan di depannya ini adalah pihak musuh
" Apakah ia akan di bunuh seperti paman dan bibinya ?? tapi jika ia mau dibunuh mengapa mereka menyelamatkannya ???" tanya Amara dalam hati
" Bawa bocah itu ke rumah peristirahatan ku... ia bisa membantu bibi di dapur !!" titah Sang Jendral
" Kau sangat beruntung bocah... Jendral mengampunimu, ucapkan terimakasih mu !!" ucap wakil Jendral
" Terimakasih tuan Jendral... hamba akan berterimakasih seumur hidup hamba... terimakasih... terimakasih..terimakasih !!" ucap Amara lalu membungkuk berkali-kali sampai ia tak merasakan tubuh kecilnya lagi karena ia pingsan
Sang Jendral langsung turun dari kuda nya dan memeriksa keadaan Amara....
" Masukkan bocah ini di kereta, beri perawatan dan makanan yang bergizi... sepertinya bocah ini di perlakukan dengan sangat buruk selama ini !!" titah Sang Jendral melihat tubuh Amara yang penuh luka dan begitu kurus
" Baik Jendral !!.... Kalian dengar, bawa bocah ini ke ke tenda pengobatan lalu kirim ia ke villa peristirahatan Jendral !!" lanjut wakil Jendral
" Siap tuan....!!" sahut beberapa prajurit, tubuh ringkih Amara pun di bawa ke tenda pengobatan dan segera di tangani oleh tabib
⛰️⛰️⛰️⛰️
Entah berapa lama Amara tak sadarkan diri, begitu ia membuka matanya ia berebah di sebuah kereta yang sedang berjalan, ia tak sendirian....beberapa wanita juga nampak duduk di sekitarnya, namun semua tangan mereka di ikat
" Kak... dimana ini ??" tanya Amara pada seorang gadis di sebelahnya
" Kita menuju negara penjajah kita... katanya kita akan menjadi budak atau pelayan di kerajaan " sahut gadis itu sambil terisak....Amara hanya bisa diam, ia tak punya tenaga sama sekali bahkan hanya untuk duduk saja ia tak mampu seluruh tubuhnya terasa begitu sakit, akhirnya Amara hanya bisa melanjutkan tidur nya kembali.
" Hei bocah... bangun, mau tidur sampai kapan kau... kau sudah 3 hari tidur saja !!" Amara mendengar samar suara seseorang yang sepertinya ia kenali... ya itu adalah suara wakil Jendral, dengan susah payah Amara membuka kedua matanya.. ia masih di kereta tapi sepertinya berbeda dari yang pertama.
Amara duduk dan mengintip dari jendela kereta.... terlihat pemandangan yang begitu indah...
" Tuan... di mana ini, apakah di surga ??" tanya Amara ... gelak tawa menyambut pertanyaan Amara
" Kalian dengar itu... bocah itu bertanya apakah ia berada di surga ha ha ha ha " gelak sang wakil Jendral geli
" Ya bocah.. kau sedang berada di surga, surga dunia... kau tau kau begitu beruntung dari ratusan tawanan perang yang di bawa Jendral hanya kau yang di minta beliau untuk di bawa ke villa peristirahatan Jendral, artinya kau tak akan menjadi budak... " Jelas wakil Jendral dari luar kereta
" Apa maksudnya tuan... saya tidak mengerti ??" tanya Amara memberanikan diri
" Jendral tak menyukai perbudakan, semua yang berada di bawah kekuasaannya di Villa tidak di perlakukan seperti budak, mereka di perlakukan seperti pembantu karena tuan memberi mereka gaji setiap bulan, sekarang kau paham betapa beruntung nya dirimu ??! jadi bekerjalah yang baik di villa tuan dan jangan pernah berfikiran untuk membalas dendam karena sakit hati , aku sendiri yang akan membunuhmu jika kau berani... mengerti !!" jabar wakil Jendral
" Mengerti tuan...!!" sahut Amara sambil tersenyum , ia tak ada dendam sama sekali karena paman dan bibinya sudah di bunuh, ia malah sangat berterimakasih karena terlepas dari belenggu kesengsaraan yang di jalaninya selama ini.
Sudah bukan rahasia umum lagi, semenjak ibunya meninggal... paman dan bibinya mengambil semua harta peninggalan ibunya begitu pun diri Amara di bawa ke rumah mereka, namun bukannya di pelihara dengan baik melainkan di perlakukan seperti budak.
Setiap malam ia tidur di kandang kambing milik paman bibinya, semenjak membuka mata hingga malam ia terus di paksa bekerja mengerjakan apapun yang di perintahkan. Amara kecil menjalaninya dengan tegar selama setahun lebih , ia mengharapkan suatu saat bapaknya akan datang mengambilnya dari lubang neraka ini.
Namun sekian lama hal tersebut hanyalah angan belaka... ia bak debu yang terlupakan. Tak ada seorangpun yang mencarinya... memperhatikannya apalagi menyanyanginya...malang nian nasip Amara kecil.
Seharian di perjalanan akhirnya rombongannya sampai ke sebuah villa mewah yang terletak di kaki gunung... terlihat sungai besar mengalir tak jauh dari villa , ratusan bebek terlihat berenang di sungai yang begitu indah, Amara ternganga melihat pemandangan indah yang baru pertama kali di lihatnya itu.
" Bocah... kau masih hidup ?? kalau masih hidup keluarlah !!" terdengar suara wakil Jendral mengagetkannya, berlahan kaki kecil kurusnya menapak menyentuh rerumputan hijau nan begitu halus
" Bagus... kau ternyata masih hidup ha ha....bibiiiiii aku membawakan sesuatu untukmu !!" teriak wakil Jendral
Dengan tergopoh-gopoh... wanita yang di panggil bibi itu pun datang
Seorang wanita berumur hampir 50 tahun ... berperawakan sangat gemuk namun masih terlihat sisa kecantikan masa mudanya
" Wah.... banyak sekali barang yang di kirimkan Jendral, bagaimana aku tidak tambah gemuk ini ha ha...selamat datang tuan Aflan !!" sapa bibi
" Makanan banyak ini bukan untukmu bi, perutmu sudah mau meledak itu 🤭🤭..tapi untuk bocah cacingan itu, itu oleh-oleh dari Jendral untuk membantumu di dapur . Tapi sebelumnya dia harus dirawat agar pulih baru bisa membantumu , mengerti !! " titah wakil Jendral yang bernama Aflan itu
Mata tua bibi mengamati Amara yang berdiri di samping kereta....
Bibi tersenyum, ia mengerti mengapa Sang Jendral mengambil gadis cilik itu. Jendral Saga adalah pribadi yang sangat keras di Medan perang namun sebenarnya hatinya begitu lembut ... selembut sutra, pastikan Jendra kasihan melihat gadis kecil mengenaskan itu. Itulah sebabnya ia mengambilnya.
" Kemarilah bocah, jangan takut... kita semua keluarga di sini !!" panggil bibi ramah, sebersit senyum langsung di tampilkan Amara... ia pun mendekat berlahan
" Perkenalkan nama saya Amara !!" ucapnya sambil menunduk sopan... Bibi tersenyum melihat kesopanan Amara
" Sepertinya kita akan cocok Amara ha ha ha " ucap bibi senang
Sekian dulu eps pembukanya ya, bagaimana kalian suka...?? semoga suka ya
Love you all
Bibi membawa Amara ke sebuah bangunan besar, lalu membuka pintunya berlahan
" Kalian semua... perkenalkan gadis kecil ini namanya Amara, dia dibawa tuan Jendral dari Medan perang... perlakukan dia seperti adik kalian..selama seminggu ini ia tak boleh bekerja dulu, biar ia memulihkan semua bekas luka di tubuhnya dulu...mengerti !!" ucap Bibi tegas
" Mengerti nyonya besar !!" sahut semua sambil menghormat.. Amara kaget, apakan wanita yang di panggil bibi ini adalah pemilik Villa ini ?? apakah ia ibu dari sang Jendral ?? tanya Amara dalam hati
Bibi membawa Amara ke sebuah kamar yang lumayan luas ... bahkan sangat bagus
" Mulai sekarang kau tidur sekamar denganku, agar tak ada yang berani menganggu. Kau pasti bertanya-tanya mengapa aku di panggil nyonya besar bukan ??" tanya Bibi... Amara mengangguk
" Ya karena tubuhku yang besar ini ha ha ha " sahutnya sambil tertawa geli sendiri....sedang kan Amara tersenyum saja ia belum bisa tertawa... luka di bibirnya akibat di tampar bibinya belumlah sembuh, Bibi mengamati wajah Amara dengan seksama
" Aku bercanda ... aku memang di panggil nyonya besar karena aku di percaya tuan Jendra Saga untuk mengurus villa peristirahatannya ini, jadi kau harus memanggilku nyonya besar juga... paham !!" jelas Bibi
" Paham nyonya besar !!" sahut Amara patuh... bibi tersenyum senang, ia lalu keluar dan berteriak
" Siapkan air mandi herbal kualitas terbaik.... sekarang !! dan siapkan pakaian untuk bocah ini juga !!" titahnya
" Baik nyonya besar !!" terdengar sahutan dari arah dapur, bibi kembali masuk dan duduk di kursi
" Buka semua pakaianmu...jangan malu, aku hanya ingin melihat semua lukamu !!" titahnya... berlahan Amarapun membuka satu persatu kain yang membalut tubuh ringkihnya itu, mata bibi melotot melihat luka si sekujur tubuh Amara
" Siapa yang melakukannya padamu Amara... apakah para prajurit ??" tanyanya kaget... bibi bahkan sampai berdiri mendekat
" Bukan bi... maksud saya bukan nyonya besar, bibi dan paman saya yang melakukannya... jika saya lambat bekerja atau salah melakukan perintah mereka akan mencambuk saya berkali-kali " jawab Amara sambil menunduk ... matanya langsung berair mengenang penderitaannya selama ini
" Tega sekali mereka... tak berprikemanusiaan, dimana mereka sekarang ??"
" Mereka sudah mati di panah oleh tuan Jendral !!"
" Kapok....dasar....itu memang pantas mereka dapatkan 😤😤😤" omel bibi. Bibi lalu mengambilkan sebuah piyama dan memakaikannya di tubuh Amara
" Berapa umurmu sekarang ?? apa kau pernah belajar ??" tanya Bibi
" Umur saya hampir 16 tahun, saya bisa membaca dan menulis juga bernyanyi... kata ibu suara saya bagus... bisa jadi penyanyi " sahut Amara sambil tersenyum tipis
Tok..tok..tok..
" Air mandi herbal sudah siap nyonya besar !!" terdengar suara dari luar
" Ayo ... kau harus membersihkan seluruh tubuhmu itu !!" ajak bibi seraya membuka pintu kamarnya, terlihat 2 orang wanita menunggu mereka
" kau bantu Amara mandi, dan kau siapkan makanan yang bergizi untuk Amara....setelah itu panggil tabib ke mari !!" titahnya
" Baik nyonya besar !!" jawab keduanya lalu melakukan perintah dengan segera
Bibi mengikuti Amara ke kamar mandi
" Masuklah... rasanya akan sangat sakit karena lukamu begitu banyak... tapi nanti lukamu akan cepat sembuh !!" titah Bibi....berlahan Amara masuk ke bak bulat yang airnya tampak mengeluarkan sedikit asap itu
" Lepaskan piyama mu.. tak usah malu, kami keluargamu sekarang !!" lanjut Bibi... begitu Amara merendam semua tubuhnya ia bagai di goreng di sebuah kuali panas... tubuhnya sangat kesakitan dan pedih
" Ahhhhh....." jeritnya dengan air mata mengalir... namun Amara menahannya sekuatnya... ia sudah biasa menerima siksaan fisik setahun ini
Namun sekuat-kuatnya tubuh ringkih itu akhirnya menyerah.... Amara pingsan setelah rambutnya selesai di keramas oleh pelayan. Bibi pun mengangkat Amara dan membawanya ke kamarnya
" Panggilkan tabib wanita saja jangan lelaki, kasihan sekali anak ini... lihatlah tubuhnya babak belur begini , beruntung jika ia tidak cacat nanti " keluh Bibi
" Baik nyonya besar !!"
Tak lama tabib yang di minta pun datang... tabib Isla merangkap peramal, ia sangat di segani di kalangan peramal di kerajaan namun ia lebih memilih mengungsi ke pinggiran kota dan tinggal tak jauh dari villa peristirahatan Jendral Saga
Isla terhenyak melihat kondisi Amara... ia menghela nafas berkali-kali
" Ini manusia apa kambing guling ??" candanya membuat Bibi terkekeh
" Jendral Saga membawanya dari Medan perang.. kasihan sekali bocah ini sering di aniaya oleh keluarganya sendiri karena sudah tak punya orang tua...!" jelas Bibi yang di angguki oleh Isla
Isla lalu membuat ramuan di depan bibi... selama 30 menit ia tak bersuara dan akhirnya jadilah beberapa macam obat di depan bibi
" Ini balurkan ke lukanya 2x sehari, ini kau campur di buat seperti teh 3xsehari dan ini kau campurkan di buburnya. Selama seminggu ia hanya boleh makan bubur dan minum air ramuanku ini. Jika ia panjang umur aku akan bertemu dengannya Minggu depan " jelas Isla
" Baik tabib Isla... saya akan melakukannya, anda boleh ke gudang di belakang dan memilih sendiri apa yang anda inginkan sebagai bayarannya ...terimakasih atas kebaikan mu !! bawa tabib Isla ke gudang makanan !! " jawab Bibi sopan dan titahnya pada pelayan di depan pintu
" Sama sama nyonya besar, saya permisi " pamit Isla namun begitu sampai pintu Isla berbalik
" Nyonya besar... rawat bocah itu dengan baik, jika aku melihat garis tangannya tadi... ia akan menjadi wanita yang penting bagi Jendral Saga.. tapi aku belum bisa meramalkan dengan pasti sebelum tahu kapan tepatnya ia lahir... jika kau bisa mengoreknya nanti beritahu aku, yah semoga ia panjang umur...permisi !!" pesan Isla sebelum menghilang
Bibi terhenyak sambil memandangi Amara....
" Benarkah apa yang di katakan oleh tabib Isla... bahwa kau akan menjadi bagian yang penting bagi Jendral Saga ??" tanya Bibi sambil membalurkan obat ke sekujur tubuh Amara
🌷🌷🌷🌷
Sementara itu di kerajaan Mongun...
Raja sedang menganugerahkan penghargaan tertinggi bagi Jendral Saga yang juga adalah adik kandungnya atas pencapaian Saga memperluas kekuasaan kerajaan sampai ke negara sebelah.Setelah acara pemberian penghargaan di lanjutkan dengan hiburan sambil menikmati jamuan
" Sekali lagi selamat Saga... kau memang sangat hebat, kakak sangat bangga padamu !!" ucap Raja
" Terimakasih kak...aku memang senang melakukannya !!" sahut Saga sambil memberikan hormat pada kakaknya, memang sedari kecil terlihat bakat keduanya yang bertolak belakang... Xoga suka belajar sedangkan Saga selalu berkelahi kapanpun dan di manapun, atas arahan perdana Mentri waktu itu keduanya pun dididik terpisah . Xoga pun menjadi raja sedangkan Saga sukses dengan setiap peperangan yang dipimpinnya.
" Adik ipar... jangan berperang terus, umurmu sudah cukup untuk menikah... bagaimana jika tahun ini kau menikah, aku akan mencarikan istri yang baik untukmu !!" sela Permaisuri
" Maaf kakak ipar... saya belum ada keinginan ke arah itu " tolak Saga... Sora menghela nafas, sudah 3 tahun berturut-turut Saga menolak usulannya agar segera menikah
" Istriku sudah jangan kau ganggu Saga, nanti jika saatnya tiba ia akan meminta sendiri pada kita ha ha bukan begitu Saga ??" sambut Xoga yang di angguki oleh Saga
" Baiklah Saga katakan apa permintaanmu setelah kemenanganmu ini !!" tanya Raja... seperti biasa jika Saga menang berperang Saga boleh meminta apa saja padanya
" Aku mau meminjam beberapa ratus pekerja .. aku mau membangun tempat tinggal di gunung !!" ucap Saga cepat
" Adik ipar... mengapa kau sangat suka tempat terpencil itu... bangunlah tempat tinggal di kerajaan sini kau tinggal pilih " protes Sora
" Tidak kakak ipar... aku tidak suka keramaian, tempat sepi adalah surga bagiku " sahut Saga
" Kalian dengar permintaan Jendral Saga....siapkan budak yang terbaik dan bahan bangunan terbaik, jangan kembali sebelum bangunan yang diinginkan Jendral selesai di bangun !!" titah Raja dengan suara mengelegar
" Baik yang mulia !!" sahut beberapa pejabat
Saga tersenyum membayangkan masa tuanya akan di habiskan di pegunungan....ia sangat menyukai berada di alam liar
See you next eps
Jangan lupa untuk like komen dan vote ya
Pesta berlangsung semalaman, karena merasa lelah Saga lalu pamit masuk ke kamarnya di istana..Seperti biasa 10 wanita sudah berjejer di pintu masuk menantinya, wanita 2 itu adalah pelayan yang di siapkan permaisuri untuk melayaninya di atas ranjang.
Saga berjalan sambil memandangi satu persatu wajah wanita yang di persembahkan untuknya , namun... tak ada satupun yang membangkitkan gairahnya
" Pergilah kalian semua, malam ini aku ingin sendiri !!" titahnya lalu menutup pintu dengan rapat
Tanpa membuka pakaiannya Saga berbaring di tempat tidur... ia memang merasa sangat lelah....setelah berperang selama 3 bulan non stop bahkan selama perang ia jarang tidur, karena memang seperti itulah seorang Saga... ia tak bisa tidur nyenyak jika permasalahan di depannya belumlah selesai.
Belum lagi lama ia mengistirahatkan tubuhnya...
" Paman... mengapa kau mengusir semua wanita yang sudah di pilih ibu untukmu ??" terdengar suara keponakannya di luar pintu
" Bukan urusanmu... bocah nakal !!" sahut Saga
" Aku tau paman lelah... setidaknya biarkan mereka memijiti tubuh paman , pijitan mereka enak paman !!" lanjut keponakannya
" Pergilah anak nakal, jangan berani membuka pintuku atau aku akan melempar pedang tajam ku ini... jangan salahkan aku jika mengenaimu 😤😤 " sahut Saga lagi membuat Erden terdiam dan hanya bisa memandangi ibunya yang berada di sebelahnya....
Akhirnya permaisuri menyerah ... entah Saga itu belum menemukan gadis yang cocok ataukah memang ia tak normal...??
" Baiklah Paman... tapi besok paman jadikan melatihku main pedang ??" tanya Erden
" Hemmm......!!" itu saja suara yang terdengar dari kamar
" Ibu... ayo kita pergi...!!" tarik Erden pada ibunya
" Ibu heran ..gadis seperti apa sih yang di sukai pamanmu itu, sudah ratusan gadis kupilihkan tak ada yang di sukainya 😤😤 " omel Sora sambil berjalan menjauh
Saga menatap langit-langit kamar sambil menghela nafas panjang, ia mendengar apa yang diucapkan oleh Sora karena ia memiliki ilmu Kanuragan yang tinggi
Saga juga bingung dengan dirinya sendiri... sampai sekarang belum ada wanita manapun yang mampu menggetarkan hatinya padahal usianya sudah 27 tahun sudah waktunya memang untuk berumah tangga .
" Dimanakah kau berada ... bidadari hatiku, aku menunggumu " ucap Saga sambil memejamkan kedua matanya
🍄🍄🍄🍄
Pagi yang begitu dingin tapi tak menyurutkan semangat Erden untuk berlatih pedang dengan paman nya. Jika dilihat dari sifatnya... Erden malah mengikuti gen Saga bukan papanya, Erden sangat suka bertarung dan tak suka mematuhi aturan . Hanya ibunya yang bisa mengendalikannya dan juga Saga... pria yang sangat di hormatinya.
Sering kali ia ditanya ...ingin jadi apa jika besar, Erden selalu menjawab ia ingin menjadi seperti paman Saga dan jawaban itu masih sama sampai sekarang.
Dengan gagah Jendral Saga berjalan ke tempat latihan pedang. Semua orang sudah datang hanya tinggal menunggu sang Jendral. Senyum kecil Saga terlihat kala melihat Erden begitu semangat menantinya.
" Baiklah bocah nakal... kita lihat perkembanganmu setelah 3 bulan kutinggalkan ke medan perang... keluarkan pedangmu !!" titak Saga dengan suara garang
" Jika aku menang paman harus memberikan pedang paman itu padaku !!" pinta Erden....Saga tergelak mendengarnya
" Jika kau kalah bocah...??" tanya Saga balik
" Paman mau apa ??" tantang Erlan
" Berikan kuda putihmu padaku, bagaimana ??" tanya Saga
" Tapi kuda itu mau kuberikan pada adikku saat ia berulang tahun bulan depan paman !! yang lain saja !!" tolak Erden
" Berarti aku juga tak perlu menyerahkan pedangku... bagaimana semua terserah padamu " ucap Saga
Saga bukannya mengajari bertaruh keponakannya, sebenarnya berlahan2 ia mengajari keponakannya itu bernegoisasi
" Baiklah Paman... Deal, kuda putih dan pedang paman !!" sahut Erden akhirnya
Trang....Trang...buk buk Trang...
Tak lama terdengar bunyi pukulan dan pedang yang beradu menimbulkan bunyi khas nya.
Saga dengan tenang menangkis semua serangan dari Erden, namun Erden tak pernah menyerah dan ujung pedangnya akhirnya menyabet lengan Saga membuat lengan Saga berdarah.
Saga tersenyum ... mendengar suara batuk dari kakaknya ia pun paham kode itu. Saga pun mulai membalas serangan Erden dan trang.....sebuah hentakan dari Saga dan pedang di tangan Erden pun terlepas dan mental
" Bagaimana bocah nakal...kau sudah puas atau belum ??" tanya Saga , Erden langsung berguling dan mengambil pedangnya kembali
" Belum paman !!" teriaknya sudah hendak menyerang kembali
" Hentikan latihan kalian, Erden pamanmu masih lelah...sudah cukup !!" titah Raja membuat Erden terdiam akhirnya ia pun memberi hormat pada pamannya lalu pada Raja
" Berikan kuda putihnya pada paman !!" titah Erden lalu pergi meninggalkan lapangan dengan kecewa.
Saga juga memberi hormat pada Raja, Raja lalu mengajak Saga untuk sarapan bersama.
Sebelum sarapan seorang tabib di panggil untuk mengobati luka Saga.
" Bagaimana perkembangan Erden... ??" tanya Xoga
" Lumayan kak... kirim saja ia ke guru pedangku di Mostu kak, itu tempat terbaik jika Erden ingin menyempurnakan ilmu pedangnya " saran Saga
" Tapi adik ipar... Erden adalah calon raja apakah ia harus belajar berperang seharusnya ia kan belajar politik seperti ayahnya " protes Sora
" Ya kau benar kakak ipar, tapi tak ada salahnya jika Erden bisa melindungi dirinya sendiri ... kita tak tau apa yang akan di hadapinya di masa yang akan datang " sahut Saga
" Paman... paman masih lama kan disini, besok kita latihan lagi ya !!" terdengar suara Erden yang memasuki ruangan
" Erden yang sopan... paman dan ayahmu masih makan !!" tegur Sora
" Maaf paman...ayah !!" ucap Erden sambil menghormat
" Kemari... makanlah dengan kami " panggil Saga
" Maaf Erden, paman hari ini akan langsung pulang ke vila ... banyak pekerjaan menanti paman, rumah di gunung itu harus selesai dalam 2 bulan, karena paman hanya di beri cuti 2 bulan oleh ayahmu " sahut Saga membuat Erden kecewa
" Paman sisihkan waktu lebih banyak untuk ku ... tolonglah paman !!" pinta Erden
" Paman akan usahakan, cuti yang akan datang paman akan sisihkan waktu satu minggu untukmu.... bagaimana ??" janji Saga
" Sementara itu kau bisa belajar di perguruan Wostu, tempat paman belajar pedang dulu " saran Saga lagi
" Wostu...?? tidak... kata teman-teman ku latihan di sana sangat disiplin, paman kan tau aku tak suka di atur atur seperti itu " tolak Erden
" Ya terserah padamu saja, baiklah semuanya aku pamit... terimakasih atas sarapan nya !!" pamit Saga
🌵🌵🌵🌵
Saga berangkat lebih dulu dengan kuda hitamnya dan kuda putih yang di bawa oleh bawahannya. Para pekerja dan bahan baku pembuatan rumahnya di gunung akan menyusul. Butuh waktu lebih dari satu Minggu bagi mereka tiba sedangkan Saga tiba hanya dalam 1 hari lebih saja.
Hari sudahlah malam saat Jendral Saga tiba di vila nya. Bibi dan seluruh pekerja Villa berjejer menyambutnya.
" Selamat datang Jendral... kami sudah menyiapkan air mandi dan makan malam untuk anda !!" sambut Bibi dengan begitu hormat, Saga segera turun dari kudanya
" Terimakasih Bi... bagaimana ke adaan di vila apa semua baik-baik saja ??" tanya Saga
" Baik Jendral.... silahkan !!" jawab Bibi seraya menunduk mempersilahkan tuannya masuk ke dalam Villa. Saga segera masuk ke kamarnya, beberapa wanita melepaskan pakaian kotor Saga , Saga berjalan menuju ruang mandinya dan masuk ke dalam bak mandi yang sudah di siapkan pelayan.
2 orang gadis masuk akan membantu Saga mandi namun Saga menolaknya
" Aku bisa sendiri, kalian siapkan makan malamku saja...!!" titahnya yang di angguki oleh keduanya. Keduanya saling pandang kecewa, betapa ingin mereka bisa menyentuh pria gagah nan tampan itu... mana tau salah satu dari mereka bisa menarik perhatian dari Jendral Saga, namun keduanya hanya bisa gigit jari karena Jendral Saga tak melirik mereka sedikitpun.
Selesai mandi dan berpakaian sendiri .... Saga lalu menuju ruang makan, Meja sudah penuh dengan makanan kesukaannya... Bibi langsung menyambut dan menemani Saga makan malam.
" Bibi beberapa hari lagi kau akan sibuk karena akan datang pekerja yang akan membangun rumah di tebing gunung untukku... siapkan banyak pemasak untuk memberi makan mereka !!" titah Saga sambil menikmati makan malam enak yang dirindukannya
" Jendral jadi membangunnya ?? " tanya Bibi terkejut
See you next eps
Jangan lupa untuk like komen dan vote ya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!