NovelToon NovelToon

SUAMIKU RIVALKU

BAB 1

PROLOG

" SAH..."

Para saksi mengucapkan dengan mantap .

Mereka sah sebagai suami istri sekarang .

Alia menatap laki-laki tampan disebelahnya ,yang kini resmi menjadi suaminya . Diciumnya tangan itu , sosok yang juga menjadi pemilik perusahaan tempat bapaknya bekerja , setelah itu Aska mendekat dan mencium keningnya .

" Alhamdulillah ..." Ucap Bapak yang duduk di belakangnya .

Setelah sungkem dengan bapak , mereka berdiri dan bersalaman dengan beberapa saudara dan kerabat yang menghadiri akad nikah di sebuah rumah mewah itu .

Alia berdiri dan menyalami beberapa tamu dengan mengenakan kebaya putih .

Dirinya resmi sebagai Nyonya Aska Permana .

Seorang laki-laki tampan dengan kekayaan berlimpah yang mungkin akan diidamkan wanita manapun , yang pasti akan menganggapnya sangat beruntung ...seorang anak satpam sepertinya bisa menjadi istri konglomerat . Meski pernikahan mereka di dasari balas budi atas kebaikan seorang Aska kepada bapaknya yang hanya seorang satpam di perusahaannya .

Harusnya ia bahagia , hidupnya akan tercukupi dengan suami yang katanya sudah menyukai dirinya sejak pertama bertemu , saat ia menemui bapak di kantor waktu itu .

Suatu hal yang mustahil , dia bisa suka saat pertama bertemu , pikirnya ...yang menganggap itu hanya gurauan semata .

" Pak Aska , jadi resepsi akan diadakan minggu depan ." Tanya seorang tamu , laki-laki setengah baya yang memakai jas hitam .

" Iya Pak ." Jawab Aska , sembari menunjukkan senyuman termanisnya .

Alia menatapnya sekilas . Memang suaminya itu sangatlah tampan , banyak wanita yang mungkin tergila-gila padanya . Tetapi harusnya sebuah pernikahan tidak hanya mempertimbangkan itu saja , harus ada cinta diantara keduanya .

Itulah masalahnya kini , dia sama sekali tidak mencintainya , bagaimana mungkin mereka bisa hidup bersama .

" Pak , aku ke kamar mandi sebentar ." Pamit Alia pada bapaknya yang tengah berbicara dengan seseorang . Aska sendiri tak memperhatikannya karena sibuk dengan temannya yang baru datang .

Alia masuk ke kamar tamu , mungkin bapaknya menganggap ia akan ke kamar mandi di dalam kamar itu , yang memang paling dekat . Sehingga hanya memperhatikannya sekilas .

Ia menutup pintu dan berjalan ke jendela , yang langsung menghubungkan dengan halaman depan rumah Aska yang sangat luas .

Dari kejauhan dilihatnya 2 satpam berjaga di gerbang .

Sementara mobil berjejer rapi di halaman .

Ia mengamati sekeliling yang nampak lengang , semua tamu berkumpul di ruang tamu .

Ia membuka jendela yang memang tidak berteralis disana dan bersyukur ini akan sangat memudahkan jalannya .

Sambil menarik nafas panjang , dicobanya untuk menenangkan diri , semua akan baik-baik saja .

Diambilnya tas berisi baju-baju yang dibawanya dari rumah .

Secepat kilat ia mengganti pakaiannya , hanya mengenakan celana jeans dan kaos putih , lalu meletakkan kebaya yang dikenakannya tadi di atas kasur .

Selesai ...dilihatnya lagi dari jendela dan suasana masih sama .

Ia melompat jendela yang hanya setinggi pinggangnya .

Beruntungnya banyak mobil berjejer disana , sehingga saat melewati ruang tamu , tak ada satupun yang melihatnya .

Lagipula tak ada yang memperhatikan keluar , mereka sibuk bercengkerama . Dari kejauhan dilihat Aska tengah tertawa bersama teman-temannya sambil menikmati makanan ringan yang disajikan .

" Aku minta maaf ...selamat tinggal ." Ucapnya dalam hati .

Setelah itu ia mengendap-endap keluar .

Hanya saja 2 satpam di depan masih berjaga disana dan pintu gerbang terbuka lebar .

Huft ....sekarang bagaimana caranya bisa mengalihkan perhatian kedua satpam itu , sementara tidak ada jalan lain di rumah ini , selain pintu gerbang depan .

Kedua satpam yang berdiri membelakanginya tampak saling berbicara dan sepertinya tak ada lagi tamu yang hadir .

Alia berjongkok di hamparan taman luas di samping gerbang , ketika kakinya menginjak beberapa bebatuan disana , membuatnya terselip ide cemerlang .

Diambilnya batu yang agak besar , lalu melemparkan ke arah jendela ruang tengah dan gagal ....

Tidak sampai ..

Dicobanya berulang-ulang , sampai akhirnya ia menemukan batu yang sedikit lebih besar dari sebelumnya , dengan melempar sekuat tenaga dan ..

PYAR.....!!!

Mengenai kaca jendela , yang sontak membuat kedua satpam menoleh ke arah timbulnya suara , dengan cekatan mereka langsung berlari masuk , tanpa memperdulikan pintu gerbang yang masih terbuka lebar .

Alia tersenyum puas , setelah dua satpam itu menjauh , ia berlari secepat mungkin dan bernafas lega usahanya berhasil .

Ia terus berlali menjauh , jangan sampai orang-orang di dalam rumah menyadari kepergiannya dan mereka tidak akan tinggal diam .

Terus berlari selama lebih dari 15 menit , membuat nya cukup lelah . Ia sudah sampai di jalan besar dan lumayan cukup jauh dari rumah Aska .

Sekarang ia harus kemana , tidak ada tujuan .

Setelah beristirahat beberapa menit , ia kembali melangkahkan kaki .

Berniat menyebrangi jalan karena dilihatnya ada pangkalan ojek disana .

Tanpa memperhatikan jalan ia menerobos , tanpa menyadari ada mobil berkecepatan tinggi menuju ke arahnya dan ..

BRAKKK !!!!

Tubuhnya terpental ...masih diingatnya ketika beberapa orang berkerumun mengelilinginya , setelah itu semua gelap ...ia tak ingat apa-apa lagi .

Ia membuka matanya perlahan , kepalanya terasa sakit sekali . Diamatinya sekeliling ruangan yang berwarna putih .

Diangkatnya tangan dan jarum infus tertancap disana .

Ini rumah sakit ...

Ditatapnya lagi ruangan yang berisi dirinya sendiri , tak ada seorang pun disana .

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka , ia menoleh .

Seorang laki-laki mengenakan kemeja cream dan memakai kaca mata hitam mendekat ke arahnya .

" Kamu sudah bangun ?" Ucapnya dengan suara berat .

Ia masih menatapnya lama .

" Kamu siapa ?" Tanyanya pelan .

" Nicolas ."

BAB 2

" Pagi tuan muda ..."

BRAKK !!!

Nico terjatuh di sofa kamarnya dengan celana panjang yang masih memasuki satu kakinya ,sementara kaki satunya masih menampakkan boxer warna hitam .

" Sayang ...apa tidak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk ." Dengan kesal ia mempercepat memasukkan satu lagi kakinya ke lubang celana sambil duduk di sofa .

Rena terbahak , lalu berjalan masuk dan mendekat , melemparkan map warna merah ke sampingnya .

" Apa ?" Tanyanya bingung .

" Dokumen dari PT Perwira Nusantara ."

Nico membetulkan posisi duduknya , meski belum memakai celana dengan benar , lalu membuka map di sampingnya .

Kerjasama dengan PT Perwira Nusantara akan menjadi sangat krusial bagi kemajuan perusahaannya .

Ia tersenyum senang .

Selangkah lagi dan mimpinya akan tercapai , perusahaan nya akan semakin berada di puncak .

" Memang PT Perwira Nusantara siapa pemiliknya ...?" Tanya Rena , lalu duduk menyanding .

Nico hanya menatapnya heran .

" Apa aku pernah bertemu ?"

Kali ini Nico menggeleng ." Namanya Arya Perwira ..."

Rena diam sebentar , mengingat sesuatu ." Aku sering mendengar namanya , tapi tak pernah tahu seperti apa wajahnya ..."

Nico berdiri , menarik celananya ke atas .

" Sudah tua ?" Tanya Rena lagi .

" No ...belum juga 30 tahun , paling 25 tahunan ."

" Wow..." Rena nampak antusias ." Seusia kamu ?"

" Maybe ..."

Rena berdiri , menata dasi yang melingkar di leher nya ." Perfect ."

" Kamu mau menemuinya sekarang ...?"

Nico menggeleng ." Arya itu jarang mau bertemu tanpa janji terlebih dulu ..."

" Hmmm ...sepetinya cukup sulit ." Ucap Rena pelan ." Apa perlu aku turun tangan .." Tawarnya .

Nico memicingkan matanya ." Maksudnya ?"

" Siapa tahu kalau aku yang maju , yang namanya Arya itu lebih mudah untuk di taklukkan ." Rena mengedipkan sebelah mata .

" Jangan macam-macam , dia sudah beristri ."

" Oh ya ..."

Nico mengangguk .

" Its oke ...nanti aku pikirkan cara lain , yang penting perusahaan akan tetap menjalin kerja sama dengan PT Perwira ..." Rena mendekat dan menggandeng tangannya keluar ." Sekarang kita sarapan ,aku sudah lapar ."

*****

Di tempat lain .

Aska sedang bersiap di kamarnya , setelah menyemprotkan parfume ke tubuh , ia merapikan lagi kemeja dan jas nya , melihat sekali lagi di depan kaca .

Selesai .

Ia membalikkan badan dan berjalan keluar .

" Pagi Pak ." Sumi menyapanya sembari menyiapkan dua piring di meja makan .

" Pagi ."

Aska mengambil gelas berisi air putih dan meminumnya hingga tersisa setengahnya .

" Pak Aji mana ?" Tanya nya , sambil mengambil selembar roti ...lalu mengoleskan selai coklat di atasnya .

" Masih di dalam ."

Tak lama Suster Ayu mendorong kursi roda menuju meja makan .

" Itu mereka ." Lanjut Sumi .

" Kamu pagi-pagi sudah mau ke kantor ?" Tanya Aji , laki-laki tua yang sedang duduk dikursi roda ...bicaranya sedikit cadel , karena sebagian tubuhnya mengalami stroke .

Aska mengangguk ." Ada meeting penting pagi ini ."

Suster Ayu membantu menyiapkan sarapan bubur untuknya .

" Semoga semua lancar ." Ucapnya terbata .

Aska hanya menanggapinya dengan senyuman , sambil mengunyah roti di mulutnya .

*****

" Siang ini aku mau bertemu dengan Jessi ..." Ucap Rena .

" Mau apa ?" Tanya Nico , lalu menghabiskan kopi di cangkirnya .

" Biasalah dia butuh teman curhat ..."

" Hey ...sayang , disini tugas kamu merawat aku , bukannya Jessi ."

Nico menatapnya manja .

" Oh ya ...tapi siang ada waktu istirahat bukan ..." Rena mendekatkan wajahnya ,dengan jarak yang sangat dekat , membuat Nico sedikit salah tingkah .

" Terserahlah ..." Ucap Nico akhirnya .

" Jealous ?"

Nico melotot , lalu berdiri dan berjalan keluar .

" Hey tunggu , map kamu tertinggal ."

Rena berlari mengejarnya .

Sebelum masuk mobil , diambilnya map di tangan Rena , lalu pergi begitu saja tanpa bicara .

Setelah Nico berangkat , ia kembali masuk ke rumah , membereskan meja makan .

Sementara di dapur Bik Tatik mungkin sedang memasak atau sekedar membersihkan dapur , entahlah .

Setelah merapikan meja makan , ia bergegas masuk ke kamar Nico yang juga pasti sangat berantakan . Seperti inilah kebiasaan nya sehari-hari yang tak pernah berubah , setelah setahunan ia berada disini .

Merapikan sprei , melipat selimut , selesai .

Ia duduk di pinggiran ranjang , menatap sekeliling kamar .

Kegiatannya setiap pagi yang selalu dilakukan setelah Nico berangkat ke kantor .

" Rena ..." Terdengar teriakan memanggil namanya .

" Iya Bik ."

Ia berlari keluar dan menemui Bik Tatik yang sedang sarapan .

" Cobain browniesnya ."

Rena mengambil piring kecil dan garpu , lalu mengambil sepotong brownies di piring saji .

" Enak ...resep baru ya ?" Tanyanya , setelah mencoba sesuap .

Bik Tatik mengangguk ." Bibik buat banyak , sama mau dikirim ke kampung ..." Ucapnya lagi .

" Buat anak-anak , sebagai obat kangen , sudah lama kan nggak pulang kampung ."

Rena mengangguk .

Bik Tatik menatapnya serius . " Memangnya kamu tidak kangen sama keluarga ?"

Rena hanya menatap dengan pandangan kosong , sambil memainkan garpu di piring .

" Mau kangen bagaimana , aku bahkan tidak tahu punya keluarga atau tidak ." Ucapnya sendu .

Bik Tatik meraih tangannya . " Sabar ya , suatu saat pasti kamu bertemu dengan keluarga yang sebenarnya ."

Rena tersenyum hambar , lalu menyuapkan brownies ke mulutnya .

BAB 3

" Hai ...lagi sibuk ?"

Aska yang tengah serius menatap layar laptop , mengarahkan pandangan ke pintu .

Sarah sudah berdiri disana .

Belum sempat ia menjawab sapaannya , gadis itu berjalan mendekat dan duduk di sampingnya .

" Kamu nggak ada meeting ?" Tanya Sarah lagi .

" Nanti setelah makan siang ."

Aska menatapnya heran ." Tumben kesini ...kita nggak ada janji kan hari ini ?"

Sarah balas menatapnya ." Memang harus selalu buat janji dulu kalau mau bertemu kamu ?" Tanyanya balik .

Aska hanya tersenyum simpul .

Sarah menarik nafas panjang , sungguh susah menghadapi laki-laki di depannya ini , yang sedingin es .

Tak pernah mau bercanda , walaupun mereka cukup lama bersahabat .

Wajahnya yang terkesan angkuh ,membuat siapapun enggan untuk mendekatinya , walaupun sebenarnya dia orang yang sangat baik .

Hanya saja nasib keluarga nya yang kurang beruntung , di tengah kesuksesannya di usia muda .

Orang tua nya tewas dalam sebuah kecelakaan dan hanya meninggalkannya bersama adik perempuan yang kini tinggal di Amerika .

Apalagi setelah menghadapi nasib buruk dengan pernikahannya .

Perempuan satu-satunya yang pernah disukainya , ternyata menyisakan luka yang mendalam untuknya .

Setahun berlalu ...dan sejak itu hidupnya disibukkan dengan kerja dan kerja .Setidaknya cuma itu yang membuatnya melupakan semua .

Mereka masih terdiam sampai seorang office boy mengantarkan minuman .

Saat mengambil cangkir , Sarah baru melihat sesuatu di jarinya . Rupanya ia masih mengenakan cincin pernikahan di jarinya .

Ternyata masih sekuat itu perasaannya .

" Apa belum ada kabar soal Alia ?"

Mendengar itu , Aska mengurungkan niatnya untuk minum dan menaruh lagi cangkir di atas meja .

" Maaf aku nggak bermaksud mengungkit masa lalu kamu ."

Aska hanya menggeleng .

" Nggak ada sama sekali ." Jawabnya singkat .

Ia menyandarkan tubuhnya di sofa . Selama ini ,dihadapan publik ...sebuah cerita palsu telah dibuatnya .

Setelah pernikahan , istrinya memutuskan menetap di Amerika . Sampai resepsi yang sudah direncanakan pun gagal total .

Semua percaya ...walaupun tak seperti itu kenyataannya .

Statusnya sekarang seorang suami hanya diatas kertas .

" Terus ...kelanjutan hubungan kalian bagaimana ?"

Aska menatapnya ." Aku tidak tahu ."

" Ini sudah lama berlalu , harusnya kamu bisa move on ."

" Nggak semudah itu ..."

" Karena memang kamu yang tidak mau berusaha ." Cetus Sarah .

" Jangan menasehati orang , kamu sendiri juga begitu ..." Sindir Aska .

Sarah menatapnya tajam ." Memangnya aku kenapa ?"

" Semenjak perjodohan kamu dengan Arya yang gagal waktu itu ...bukannya belum ada laki-laki lain yang dekat ?" Balasnya .

Sarah menghela nafas panjang .

Kenapa harus membahas masa lalu .

Yah ...ia pernah punya perasaan itu dulu dan sangat berharap , tetapi kenyataan berkata lain dan hubungan mereka tetap baik sekarang sebagai sahabat .

" Bukannya nggak move on , memang belum menemukan yang cocok aja , lagipula hubungan aku sama Arya juga baik-baik aja , begitu juga dengan istrinya ."

" Oh ya ...?"

Sarah mengangguk ." Harusnya kamu bisa belajar dari dia , dulu juga pernah terpuruk dengan pernikahan pertamanya , tapi sekarang ...dia sudah menemukan cinta sejatinya dan hidup bahagia ...karena sepertinya kisah percintaan kalian tidak jauh berbeda ."

" Hmm ...entahlah , nggak penting juga membahas percintaan sekarang ."

Aska berdiri setelah menerima telpon , sambil membawa berkas yang diletakkan di meja .

" Kamu mau meeting ...ya udah deh aku pamit dulu ." Ia lalu berdiri .

" Nggak mau ikut , sekalian makan siang bareng ."

Sarah menghentikan langkahnya ." Memang mau meeting sama siapa ?" Tanyanya penasaran .

" Arya ."

*****

" Sayang ...kenapa murung gitu ?"

Rena yang baru masuk ruangannya , terlihat cemberut sambil melemparkan tas nya ke sofa .

" Katanya mau ketemu Jessi ?" Tanya Nico lagi .

" Udah ..." Jawabnya ketus .

" Kalian berantem ?"

Rena menggeleng .

" Terus ?"

" Tadi ada cewek yang sok kenal ..." Rena memulai ceritanya .

Nico mendekat dan diam mendengarkan .

" Dia bilang kenal aku ...dan anehnya dia memanggil dengan nama Alia ."

Nico membelalakkan matanya ." Maksudnya ?"

" Yah ...dia panggil aku Alia , katanya dulu teman sekolah aku ."

" Kamu jawab apa ?"

" Ya ..aku bilang nggak kenal , memang baru ketemu juga kan , lagian aku juga bukan Alia ."

" Udahlah nggak usah dipikirin , mungkin cuma mirip aja ."

" Tapi ...apa mungkin ini memang ada hubungannya dengan masa lalu aku ."

" Sayang udahlah ...lupakan masa lalu kamu , yang terpenting adalah kehidupan sekarang , kamu bahagia kan ?"

Rena tersenyum .

" Tapi...aku juga ingin tahu tentang semua di masa lalu ..."

" Stop !" Nico menempelkan jari telunjuk ke mulut Rena ." Masa lalu kamu itu nggak penting ,jangan diingat lagi , oke ..."

Nico berdiri , lalu menarik tangannya .

" Kemana ?"

" Makan siang .." Rena masih terlihat sedikit murung ." Kita beli beefsteak kesukaan kamu ." Rayunya .

Rena berjalan mendahului keluar ruangan , Nico menyusul di belakangnya .

" Pak , habis ini ada meeting dengan Pak Candra ." Tisa mencegatnya diluar . Sekretaris cantiknya itu tampak sedikit gelisah karena melihatnya keluar ruangan , sementara setengah jam lagi ada meeting yang menunggunya .

" Buat jadwal ulang ." Jawabnya .

Tisa hanya menatapnya , seperti yang diduganya tadi , semua akan dibatalkan , padahal ini meeting yang sangat penting .

Sementara Nico sudah berlari mengejar Rena .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!