Kehidupan yang indah, seolah tidak pernah bertahan lama dari gadis cantik, baik, serta pekerja keras, yang terlahir dari keluarga sederhana. Dia adalah Maody Eka kusuma biasa dipanggil Ody.
Ody bertekad memperbaiki perekonomian keluarga, dia rela mengubur impianya menjadi seorang Dokter. Ody memutuskan pergi mengadu nasib menjadi pahlawan devisa ke negeri sakura (Jepang).
Berharap sepulangnya kelak, ia bisa hidup bahagia, dan memulai usaha dengan pundi- pundi rupiah, yang dia kumpulkan selama menjadi buruh pabrik di negara orang. Memang selama dia memutuskan bekerja di negri sakura kehidupan keluarganya berangsur membaik, bahkan bisa mensejajarkan perekonomian keluarga dengan para tetangga, yang dulu menghina keluarganya, karena miskin, dan banyak berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Hampir semua kebutuhan keluarga Ody yang menanggungnya, bahkan untuk sekolah adiknya, Hendra. Ody yang membiyayai keperluan adiknya. Dikarenakan ayah Ody yang hanya bekerja sebagai buruh tani, serta ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Apalagi ibu juga menderita sakit tumor di rahim sehingga tidak bisa kerja, serta tidak boleh terlalu kecapean.
Semenjak bekerja di negri orang, Ody mengambil alih sebagian kebutuhan keluarga, Supaya orang tuanya juga tidak terlalu cape. Mengingat umur mereka yang sudah semakin tua.
"Lebih baik aku yang cape, dari pada harus melihat orang tua yang masih harus bekerja keras." Itulah perinsip Ody
Waktu yang ditunggu tunggu pun akhirnya akan datang juga.Tiga bulan lagi Ody akan segera menghabiskan masa kontraknya. Pulang ke Indonesia, dan mulai menata kehidupan yang baru kehidupan yang sudah Ody impikan sejak lama. Menikah, dan memulai usaha dengan hasil kerja kerasnya.
Ody memang sudah bertunangan dengan Doni laki-laki yang sejak SMA sudah menjalin kasih dengannya. Selama lebih dari enam tahun mereka berpacaran. Semenjak satu tahun terakhir keluarga Doni melamar Ody. Pastinya keluarga Ody menyambut baik niat keluarga Doni.
Doni juga sama seperti Ody dia menjadi pahlawan devisa di negri gingseng (Korea).
Doni menjadi buruh pabrik di Korea, sama-sama mengambil kontrak lima tahun. Dikarenakan Doni lebih dulu berangkat, sehingga kontrak Doni pun lebih dulu berakhir. Bulan ini Doni pulang ke Indonesia. Ia akan mempersiapkan semuanya, dari pernikahan, tempat tinggal, dan usaha yang bakal mereka mulai setelah pernikahan, impian yg indah bukan?
Segala persiapan udah Ody, dan Doni rencanakan dengan matang. Tanpa curiga sedikitpun Ody juga mengirimkan pundi-pundi rupiah, hasil kerja kerasnya ke Doni untuk mewujudkan impian mereka. Tentunya membangun rumah, wedding, dan usaha dengan uang yang mereka kumpulkan bersama. Jadi ketika nanti Ody pulang, tinggal melangsungkan pernikahan, dan menempati rumah serta menjalankan usaha yang mereka sudah rencanakan sebelumnya.
Orang tua masing-masing memang sudah sangat setuju, dan juga sama-sama tau hubungan keduanya selama ini baik-baik sajah.
Ody berharap rencana itu akan menjadi mimpi yang paling indah. Namun, justru impianya selama ini berubah menjadi mimpi buruk. Bahkan saking buruknya tidak sekalipun terlintas dipikiran Ody.
Dua minggu sebelum kontrak Ody habis. Orang tua Ody mengabarkan bahwa, Doni akan menikah dengan Cindi dua hari lagi. Di mana Cindi adalah teman main masa kecil Ody, mereka adalah teman sepermainan, bahkan sampai saat ini hubungan pertemananya masih terjalin, dengan baik.
#Tapi sepertinya hubungan pertemanan mereka,setelah ini akan memanas.#
"Hancur, bingung Ody berharap ini hanya mimpi, yah mudah mudahan ini mimpi," cloteh Ody pelan.
......................
Catatan: Sebenarnya kontrak kerja untuk para pekerja di Jepang dan Korea itu rata rata tiga tahun, memang kalo di Jepang ada yang sampai lima tahun, tapi itu juga tergantung perusahaan dan para pekerja. Biasanya ada kesepakatan awal dikontrak kerja.
Untuk Korea kalo tiga tahun sudah abis masa kontraknya, biasanya bisa perpanjang kontrak lagi selama satu tahun sepuluh bulan. kalau kontrak kedua sudah abis, pekerja diharuskan pulang dulu kenegara asal. Kalopun, misalkan nantinya mau berangkat kerja lagi, ya tinggal daftar lagi.
Yah, begitupun di Jepang kurang lebih peraturanya sama. "sumber berita Google" kalo yang salah atau kurang dalam penjelasan saya mohon dimaklumi.
Tapi berhubung ini novel, di mana kalo novel kan saya bikin cerita fiksi atau halu gitu lah....
jadi ya suka suka lah kontak tak bikin lima tahun semua biar adil.
♥Perkenalan dulu yah,...
saya pendatang baru,mohon maaf bila masih acak2an ceritanya.
👉untuk episode awal saya percepat alurnya yah, biar lebih cepat sampe ke inti ceritanya, jadi biar nggaj terlalu lama gitu, takutnya malah baru pembukaan cerita nanti udah bosen duluan bacanya.
#kalo ada saran, masukan, dan kritik, komen yah biar makin semangat nulisnya ...
#Terimakasih buat yang udah mampir(emot love pake banyak )
Ditengah pikiran Ody yang sedang kalut, tiba-tiba terdengar dering telepon dari sang adik, Hendra. Ody yang penasaran langsung mengangkat telefon dari Hendra.
"Hallo Ndra,...." sapa Ody dengan lembut
"Hallo Mba, Mba Hendra ada kabar yang kurang baik, tetapi Mba harus sabar yah, yang tenang." Hendra memberika jeda sesaat sebelum melanjutkan kabar yang akan diberika ke Ody. Rasanya nggak tega untuk menyampaikan kabar yang kurang mengenakan.
"Hendra cuma mau mengabarkan bahwa ayah sakit. Tadi jatuh pingsan setelah tau masalah Mba Ody, dan Mas Doni. ujar Hendra akhirnya memberanikan diri menceritakan niatnya menghubungi kakanya.
Ody diam sejenak, pikiranya masih terlalu syok. Belum juga masalah satu teratasi kini diuji lagi dengan kabar bahwa ayahnya sakit. Kenapa di detik-detik kepulanganya ketengah-tengah keluarga, justru masalah bertubi-tubi meghampiri Ody.
"Mba tenang disana, cukup Mba doa'kan ayah baik-baik sajah. Disini ayah sudah dibawa kerumah sakit, ada Hendra, dan ibu yang selalu jagain ayah," ucap Hendra dari sebrang telfon.
"Kamu nggak bohong kan Ndra, kondisi ayah baik-baik ajah kan?" tanya Ody dengan suara berat menahan tangisnya.
"Kondisi ayah baik Mba, ayah hanya syok, sekarang sudah diatasi oleh dokter, dan sudah di pindahkan keruang rawat ko. Hendra memeberi kabar Mba, supaya Mba disana juga mendoakan ayah," ucap Hendra menenagkan Ody, yang Hendra tau pasti sangat mencemaskan ayah.
"Mba pasti selalu mendoakan kalian, terutama ayah dan ibu. Mba minta tolong yah Ndra, tolong jaga ayah sama ibu." Pesan Ody dengan menahan tangisnya. Rindu yang teramat membuatnya sedikit cengeng.
"Pasti Mba, tanpa Mba minta tolong Hendra akan selalu jaga ayah dan ibu. Mba tenang sajah ada Hendra yang selalu jaga mereka." tutur Hendra menenangkan Ody. Hendra tau pasti Ody cemas, makanya Hendra tidak memberitahukan kondisi ayah sebenarnya.
Telpon pun di tutup setelah mereka mengobrol ringan.
Ody tidak bisa berkata-kata lagi, hanya bisa mendoakan, dan berharap bahwa semuanya akan menemukan jalan keluarnya. "Mungkin ini cara Alloh untuk membuat aku semakin dekat denganNya," batin Ody tetap berpikiran positif.
"Bukankah Alloh sudah percaya denganku buat menjalankan ujian ini, maka siapkan aku ya Alloh, dan aku percaya bahwa pertolongan'Mu pasti ada," batin Ody menguatkan hatinya.
Ody memang termasuk anak yang patuh dengan orang tua, dan selalu beribadah dengan baik, biarpun dia pergi ke negara yang dimana muslim menjadi minoritas, tapi Ody selalu berusaha buat ta'at beribadah dengan sebisa mungkin.
Meskipun masih banyak kewajiban yang tanpa sengaja Ody tinggalkan, tetapi setidaknya Ody selalu melibatkan Alloh disetia masalahnya.
*Muslim sejati itu,tidak putus asa dan putus harapan.Dia tahu bahwa bersama hari ini masih ada hari esok,bersama kesulitan ada kemudahan,setelah malam ada fajar,dan banyak kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin.(syeikh Dr.Yusuf Qardhawi)
Seperti masalah yang sekarang Ody sedang hadapi, Ody berusaha untuk terus berserah. Berdoa, dan meminta petujuk, serta diberi kekuatan untuk menghadapi semua ujuan ini.
***
Sepuluh hari lagi kontrak Ody baru habis, dan bisa pulang ke negaranya. Rasanya lama sekali untuk menjalani sepuluh hari terakhir di negara orang. Ody pengin berada di samping ayahnya, entah firasat atau apa, Ody bener-benar merasa bahwa rasa kangen dengan ayahanda begitu kuat, bahkan dalam tidurnya, Ody pun berulang kali bermimpi ayah.
Disaat yang lain masih terbuai dengan mimpi, Ody justru terbangun. Ody tidak bisa tidur lagi setelah bermimpi ayahnya. Ia pun memutuskan untuk sholat malam. Ody meminta buat kesembuhan ayahnya, serta meminta supaya diberikan jalan keluar yang terbaik buat masalahnya dengan Doni.
Ody memang bertekad sesampainya di Indonesia dia akan menemuai Doni, dan meminta uang yang Ody telah kirimkan kepadanya. Agar di kembalikan lagi pada Ody. Terserah mau nyicil, atau gimana, asalkan ada itikad baik dari Doni, untuk mengembalika uang Ody. Syukur- syukur uangnya bisa kembali secara langsung. Ody juga ingin meminta penjelasan kenapa Doni, serta Cindi tega selingkuh dibelakang Ody. Mengapa Cindi begitu tega melakukan itu semua. Pastinya Ody juga penasaran sejak kapan Doni menjalin kasih dengan Cindi. Lalu kapan awal mula terjalin komitmen yang menyakitkan buat Ody.
Biarpun jawab dari Doni, dan Cindi nanti pasti menyakitkan buat Ody, tapi setidaknya Ody tau, dan tidak akan penasaran dengan pertanyan itu, yang seolah berputar- putar terus dikepala Ody.
Setelah Ody melaksanakan sholat malam, dia pun langsung berusaha melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda. Mengingat besok pagi dia juga masih harus bangun pagi, dan bekerja seperti hari-hari biasanya.
Namun, belum juga subuh menyapa. Lagi-lagi Ody terbangun karena mimpi yang sama, Ody bertemu dengan ayah.
Dimimpi itu, Ody melihat ayahnya yang meminta dipeluk oleh Ody, tapi seolah ada penghalang, begitu Ody akan peluk ayah, justru ayah seolah-olah menjauh dan menjauh terus. Ody pun makin kepikiran akan kondisi ayahnya.
Ya Alloh, ada apa dengan mimpiku ini, kenapa selalu bermimpi bertemu dengan ayah. Rasanya aku kangen banget sama ayah.
Ody pun membuka HP'nya dan melihat foto-foto ayah, dan ibunya yang dikirimkan Hendra.
Rasanya sedih sekali ya Alloh, ketika kangen dengan orang tua, tetapi keadaan tidak bisa memeluk mereka, hanya bisa memandangi foto mereka. Tanpa terasa air mata Ody jatuh, seperti sebuah pertanda buruk akan terjadi.
Akankan mimpi Ody menjadi pertanda buruk? Atau hanya perasaan cemas serta bersalah Ody yang tidak bisa mendampingi ayahnya yang sedang sakit?
"Ibu, Ayah, Ody kangen..." isak Ody dengan mengusap foto mereka di layar pintarnya.
...****************...
#Mohon dukunganya yah buat Author, maaf kalo tulisanya masih acak-acakan mohon dimaklumi ini novel pertama.
👉Bila ada saran dan kritikan komen yah biar saya makin semangat buat nulis lagi.❤
Ke esokan harinya, Ody kembali bersiap bekerja seperti biasa. Dia bertekad akan segera menyelesaikan kerjaanya dengan benar.
Agar bisa cepat-cepat pulang, dan menelefon keluarganya di kampung. Ia akan memastikan kabar kesehatan ayahnya. Ody kali ini benar-benar kefikiran terus dengan mimpi semalam.
Jam kerja pun berakhir dengan aman, dan tanpa kesalahan seperti hari kemarin. Dimana kemarin, Ody banyak melakukan kesalahan, dan mendapatkan teguran dari atasannya.
Ody bersiap pulang ke mess yang disediakan dari tempat kerjanya, dengan hati cemas Ody membuka telfon genggamnya, berniat menanyakan kabar Ayahnya.
*Selama kerja memang semua pekerja tidak diizinkan membawa Hp*
Begitu membuka ponsel, Ody malah dibuat kaget dengan banyaknya panggilan masuk dari Hendra. Dia pun membuka aplikasi chat dan membuka pesan yang memang Hendra kirim.
"Mba tadi pagi jam sepuluh, ayah sudah pulang ke Sang Pencipta, maaf kami disini langsung memakamkan ayah, tanpa nunggu Mba Ody melihat ayah untuk terakhir kalinya.
Begitulah kira-kira isi pesan dari Hendra.
Hancur, sedih, hati Ody lagi-lagi hancur, seolah dunia tidak ingin melihat Ody bahagia.
Kehidupanya kini seperti tanpa arah.
Ketika Ody berusaha dengan keras untuk menata kehidupan, dan menguatkan hati untuk menghadapi semua cobaan yang Alloh berikan. Belum sempenuhnya kekuatan itu Ody dapatkan. Namun, justru Alloh kasih lagi ujian yang begitu berat.
Ody harus merelakan ayah tercintanya, berpulang menghadap kepangkuan Alloh.Tanpa hadirnya ia untuk melepas keperistirahatan terakhir, andai jarak dari tempatnya dia kerja dekat dengan Kampung halaman, mungkin akan ada salah satu keluarganya, yang datang untuk menjemputnya.
Ody duduk sejenak, tubuhnya seolah kehilangan semua tulangnya, rasanya lemas. Hati ingin menangis, menjerit, meluapkam sesaknya beban hidupnya. Namum, Ody sadar masih dilingkungan pabrik.
Ody hanya duduk merenungi setiap kejadian yang menimpanya. Ia selalu berdoa dan bersyolawat, agar dikuat kan dengan ujian kali ini. Ya memang setiap makhluk hidup pasti akan meninggal, tapi kenapa, ketika Ody belum bisa memberika yang terbaik, serta Ody juga belum bertemu secara langsung, semenjak hampir lima tahun dirinya berjuang menjadi pahlawan devisa. Justru didetik-detik terakhir kepulangnya ketanah air, ayahnya meninggalkan Ody untuk selamanya. Fikiran itu muncul terus menerus diingatan Ody. seolah dia tidak ikhlas ayahnya berpulang kepangkuan sang Kholik.
"Ya Alloh, kenapa Engkou tidak izinkan aku bertemu dulu dengan ayah, sebelum Engkau mengambilnya. Setidaknya izinkan aku bertemu untuk terakhir kalinya." gumam Ody pelan.
Keinginan Ody, adalah pengin menikmati momen dimana, dia bisa berkumpul lagi dengan keluarga yang utuh. Bercanda bersama dengan ayah, ibu, dan adiknya. Namun, harapan itu harus Ody kubur dalam-dalam. Karna hal itu sekarang sudah tidak mungkin Ody bisa rasakan lagi.
"Sekarang Ayah sudah tidak sakit lagi ya Yah, Ayah bahagiakan disana kan?" Ody berbisik ke dirinya sendiri, seolah memberi kekuatan untuk dirinya agar kuat dan ikhlas untuk menerima takdir ini.
Sekarang Ody paham, tanda mimpi semalah yang berkali-kali memimpikan ayahnya. Seolah ayah juga kangen dengan Ody, dan pengin bertemu, atau malah pengin berpamitan ke Ody kalo beliau akan kembali kesang pemilik sebenarnya.
Ody bersiap pulang, setelah cukup lama ia duduk termenung, meratapi nasibnya.
Kali ini perjalanan dari tempat kerja kemess seolah menjadi perjalanan terpanjang. Biasanya Ody berjalan kaki, dari tempat tinggal ke tempat kerja sangat menyenangkan. Berbeda dengan sekarang, dengan suasana hati yang kacau, jalanan yg asri, dan indah pun tidak bisa sedikit saja memberika kedamaian hati.
Ody ingin buru-buru sampai ditempat tinggalnya, dan menelefon ibunya, ia juga pengin tau keadaan ibunya sekarang. Ody tau orang yang paling terpukul dengan kepergian ayah adalah ibu. Bukan berati Ody, dan Hendra tidak kehilangan yah.
Mereka juga sangat merasa kehilangan, cuma kan ibu pasti lebih merasakan kehilangan itu. Kebersamaan selama mereka menikah, dua puluh lima tahun, banyak memberikan kenangan manis yang ibu pasti belum siap buat merelakanya. Apalagi kepergian Ayah bisa dibilang mendadak.
Ody harus memberikan kekuatan untuk ibu, dan Hendra. Biarpun hati Ody hancur, tapi ia bertekat tidak akan menunjukan bahwa dia rapuh, dan lemah.
Ody harus memberikan contoh, untuk Hendra supaya kuat, dan tegar, agar Ibu juga tidak berlarut-larut dalam kesedihan ini. Mengingat Ibu juga menderita sakit yang cukup parah.
Ibu sudah lama menderita tumor dirahim. Memang seharusnya menjalankan oprasi. Namun, ibu tidak mau dengan alasan tumornya jinak, serta ibu takut untuk menjalankan oprasi.
Ibu selalu menolak untuk menjalankan oprasi pengangkatan tumor. Biarpun Ody, dan Hendra membujuknya berulang kali.
Birpun sakit ibu adalan tumor jiarpun jinak, tetap harus ada obat jalan, dan terapi, yang selalu rutin Ibu jalani. Untuk memastikan bahwa tumornya tidak menyebar, dan akan menjadi ganas.
Walaupun, Dokter mengatakan tumor yang ibu derita adalah jinak, tapi lebih baiknya dilakukan oprasi pengangkatan tumornya, karna bisa sajah suatu saat akan memperburuk keadaan ibu. Begitu saran yang dianjurkan Dokter.
Jadi Ody dan Hendra harus menjaga pikiran supaya tidak terlalu setres,dan bisa mengakibatkan ibu drop kesehatanaya.
*** Tidak ada hal berarti apapun yang bisa aku lakukan untukmu ayah, selain satu doa semoga engkau bahagia disisinya.***
...****************...
#kritikan dan masukan silahkan komen ajah yah biar saya juga bisa lebih semangat buat nulis
terimakasih buat yang udah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak yah...❤❤❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!