NovelToon NovelToon

Mafia Vs Gadis Bercadar Season 2

Pengenalan Tokoh

Adelio Alexander Damanik

Pemuda tampan dan kharismatik yang sangat digilai kaum hawa dan merupakan ketua mafia The Lion X yang sangat ditakuti di berbagai negara. Terkenal sebagai pemuda berdarah dingin dan kejam terhadap orang-orang yang berani mengusik ketenangannya. Tidak hanya itu, memiliki sifat dingin, arrogant dan sangat tertutup dengan siapapun termasuk orang sekitarnya. Menguasai semua keahlian bela diri, penggunaan segala macam senjata dan dapat merakit senjata sendiri.

Diusianya yang baru 26 tahun dia sudah menjadi pengusaha sukses di tiga negara dan perusahaan raksasa mampu dia bangun diberbagai negara sebagai bukti pencapaiannya dalam meraih kesuksesan, semua itu berkat kecerdasan dan kerja kerasnya selama ini. Kesuksesan yang dia raih tidak luput dari doa kedua orang tuanya yang selalu mendoakan yang terbaik untuknya.

Memiliki bisnis yang tersebar di berbagai negara salah satunya bisnis penerbangan, perdagangan export import ke berbagai negara, bisnis property, bisnis yang begitu melegenda dalam keluarganya, yakni market place, pembangunan hotel, mall, apartemen, rumah sakit dan masih banyak lainnya, dan terakhir bisnis dunia bawah yang legal diakui oleh negara membuatnya tidak terjerat hukum negara.

The Lion X merupakan kelompok mafia yang di didirikan oleh Adelio Alexander Damanik dan merupakan kelompok mafia terbesar yang berlisensi legal di berbagai negara. The Lion X menjalin kerja sama dengan pemerintahan di setiap negara dalam hal membasmi tikus-tikus berdasi dalam pemerintahan dan melakukan pengawalan untuk para petinggi negara yang akan melakukan perjalanan bisnis ke berbagi negara.

Rania Putri Ibrahim

Gadis cantik dan manis yang begitu tangguh dan sangat berambisi untuk menghancurkan keluarga Alexander. Baginya darah harus dibayar darah, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Sejak kematian papa tersayangnya, gadis tersebut mulai menggila untuk membalaskan dendamnya atas kematian orang terkasihnya.

Mengubah identitas aslinya dan tak ingin di ketahui oleh banyak orang dari masa lalu kedua orang tuanya. Tidak memiliki rasa takut dan akan menghancurkan orang-orang yang sudah membuat orang terkasihnya menderita.

Menguasai beberapa teknik bela diri, hingga membuatnya mendirikan sebuah organisasi kelompok mafia yang bernama The Posse yang begitu jarang diketahui oleh kelompok mafia lainnya. Tidak pandang bulu, yang jelas jika seseorang berani mengusiknya maka nyawa mereka akan menjadi taruhannya.

Dalam melancarkan aksinya, gadis tersebut akan mengenakan cadar agar lawannya tak mengetahui wajah aslinya yang begitu cantik nan rupawan. Gadis tersebut begitu menjunjung tinggi harkat dan martabatnya sebagai seorang wanita. Sama sekali tidak memliki ketertarikan terhadap lawan jenisnya, yang jelas dia akan menghancurkan musuh bebuyutan papanya.

Adelia Alexander Damanik

Gadis cantik yang berpakaian muslimah nan bercadar yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak, dia merupakan kembaran Adelio, namun sifatnya berbanding terbalik dengan saudara kembarnya.

Dia sosok gadis penyayang, ramah, baik hati, mandiri dan sangat menyukai anak kecil. Selain cantik gadis tersebut sangat pintar dan mendapatkan predikat cumlaude dalam gelar dokternya, berbagai penghargaan telah dia raih selama di bangku sekolah hingga bangku kuliah.

Gadis tersebut juga menguasai beberapa ilmu bela diri sebagai pertahanannya untuk melindungi dirinya sendiri, salah satu teknik bela diri yang mampu dia kuasai adalah taekwondo, muatai dan panahan yang sedari kecil dia pelajari melalu master pelatihnya yang sengaja di datangkan langsung dari negara luar oleh pamannya.

Malfin Leo Alexander

Pemuda tampan dan kharismatik yang juga memiliki kepribadian yang sebelas duabelas dengan sepupunya sekaligus sahabat karibnya. Menjadi ketua mafia The Tiger sejak usianya menginjak 17 tahun menggantikan posisi papanya, dia pun terkenal begitu kejam dan sangat ditakuti oleh kelompok mafia lainnya. Terkenal dengan sosok pemuda dingin dan arogan yang sifatnya turunan dari papanya sendiri yakni Fino Alexander, namun terkadang sifatnya menjadi hangat terhadap keluarga dekatnya. Hampir semua sifat papanya diturunkan kepadanya, ternyata buah jatuh tak akan pernah jauh dari pohonnya, begitu halnya dengan dirinya.

Untuk keahlian bela diri, jangan ditanya lagi, ilmu bela dirinya sangat mumpuni dan mampu mengalahkan para musuh bebuyutan papanya. Di usianya yang ke 26 tahun ia pun terkenal menjadi pengusaha sukses di negara B dan sangat disegani oleh para pebisnis di negara tersebut. Tidak hanya itu, para wanita begitu berlomba-lomba untuk mendekatinya, namun dia sama sekali tak pernah tertarik kepada wanita, tidak ada kamus baginya untuk menjalin kasih dengan seorang wanita.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, akhirnya author bisa rilis kisah Mafia vs Gadis Bercadar season 2. Semoga teman-teman semua menyukai cerita ini.

Jangan lupa berikan dukungannya berupa :

Like

Favorit

Vote

Komentar dan saran yang membangun untuk cerita ini 🙏🙏🙏

Selamat membaca, semoga kalian suka novel terbaru author 🤗

Awal Mula

Sosok pemuda dengan perawakan tinggi melangkah menuruni anak tangga kapal pesiar yang super mewah. Tatapannya begitu datar tanpa ekspresi sama sekali, wajahnya begitu tampan dengan rahangnya yang terlihat tegas dan sorot matanya begitu tajam seperti elang menatap lurus ke depan.

Terdapat rombongan pemuda berjas hitam yang mengikuti langkahnya, mereka semua adalah para pengawalnya. Semuanya tampak begitu hati-hati mengikuti langkah kaki pemuda tersebut.

Pemuda itu berjalan dengan langkah lebar melewati dermaga, diikuti pengawalnya. Lima unit mobil mewah terparkir rapi di area tersebut dengan para supirnya. Para supir mobil serentak membungkukkan badannya sambil membuka pintu mobil untuk mereka.

Tak banyak bicara, pemuda itu langsung masuk ke dalam mobil dan duduk tenang di kursi belakang. Sorot matanya sama sekali tidak berubah menatap disekelilingnya. Auranya begitu kuat menjadi ketua mafia, hingga supir pribadinya begitu gemetaran mengemudikan mobilnya.

"Paman dan bibi sangat bahagia mendengar kepulangan anda" ucap pemuda yang duduk di samping kemudi.

"Hemm, sudah lama aku tidak mengunjungi orang tuaku, aku pun merindukan mereka" ucap pemuda itu yang memasang wajah datar.

Pemuda itu adalah Adelio Alexander Damanik, putra dari pasangan Darren Alexander Tiger dan Zivanna Damanik. Setiap setahun sekali, dia pun menyempatkan waktunya untuk mengunjungi keluarganya di negara A. Sedangkan dirinya lebih memilih menetap di negara C untuk menjalankan bisnisnya di sana.

Mobil melaju kencang membelah jalanan kota pusat negara A. Sementara terdapat beberapa mobil dibelakangnya yang sedang melakukan iring-iringan atas kepulangannya.

Tak terasa mobil yang membawanya memasuki sebuah gerbang utama yang menjulang tinggi dengan banyaknya penjagaan. Tampak bangunan lima lantai yang sama sekali tidak ada perubahan semenjak Adelio meninggalkannya yang memilih untuk hidup mandiri diluar.

Mobil berhenti tepat di depan pintu utama bangunan megah tersebut. Para penjaga dan pelayan serempak membungkukkan badannya saat mendapati tuan muda mereka turun dari mobil.

Adelio menatap disekelilingnya sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Akhirnya aku kembali di tanah kelahiran ku. Batinnya.

Adelio melangkahkan kakinya memasuki kediamannya, dia pun belum mendapati sosok orang yang sangat dirindukannya. Hanya suara-suara orang yang sedang berdebat disisi ruang tengah yang mampu ia dengar.

"Ayah, bunda, Lia cuman ingin melakukan bakti sosial bersama rekan-rekan dokter Lia. Dan Lia janji akan pulang secepatnya" ucap seorang gadis dengan suara lemah lembut yang sedang merengek.

"Pokoknya ayah......" ucap suara tegas lelaki paruh baya yang tidak melanjutkan ucapannya.

"Assalamualaikum".

Semuanya serempak mengucapkan salam diiringi pandangan yang tertuju kepada seseorang yang mengucapkan salam.

"Kak Lio" ucap gadis itu antusias.

"Halo semuanya" ucap Adelio dengan tatapan hangat.

Wanita paruh baya yang tidak lain adalah Ziva, bergegas menghampiri putranya dan langsung memeluknya erat. Adelio tersenyum tipis sambil mengelus punggung bundanya.

"Akhirnya kamu pulang nak, bunda sangat merindukanmu" ucap Ziva dengan perasaan haru.

"Maafin Lio bunda, Lio tidak akan mengulanginya lagi" ucap Adelio tersenyum tipis.

Adelia juga segera berhambur memeluk mereka berdua.

"Aku sangat merindukanmu kak Lio, hampa rasanya tanpa kehadiran saudara kembarku" ucap Adelia pelan dengan perasaan bahagia.

"Kamu masih saja seperti ini" ucap Adelio sambil mengelus puncak kepala kembarannya.

"Apa cuman mereka yang kamu rindukan nak" ucap suara bariton lelaki paruh baya.

Mereka lalu melepaskan pelukannya dan tersenyum bersama menatap lelaki paruh baya yang sudah cemburu tidak di peluk oleh putranya.

"Ayah" ucap Adelio, lalu memeluk tubuh ayahnya, sosok lelaki panutannya.

"Ayah bangga kepadamu nak" ucap Darren sambil menepuk punggung putranya.

"Terima kasih yah" ucap Adelio dengan perasaan bahagia dan lega bisa bertemu dengan orang tuanya.

Mereka lalu duduk bersama dan mulai berbincang bersama diiringi dengan gelak tawa.

Malam harinya.....

Darren beserta keluarganya sedang menunaikan sholat isya secara berjamaah di ruang khusus beribadah di kediamannya.

Adelio sama sekali tidak beribadah bersama mereka. Adelio hanya menempati kamarnya untuk beristirahat sejenak, ia pun tidak pernah bergabung bersama keluarganya jika urusan akhirat.

Setelah itu, Keluarga Darren berkumpul bersama di meja makan. Mereka akan menikmati makan malam bersama dengan suguhan berbagai aneka masakan kesukaan Adelio yang khusus dibuatkan oleh bunda tercintanya.

Ziva begitu antusias mengambilkan lauk pauk di piring putranya. Adelio begitu lahap menikmati masakan bundanya yang tidak ada duanya.

Ayah Darren dan Adelia hanya mampu tersenyum melihat isi piring Adelio yang tidak ada habisnya.

Mereka menikmati makanannya tanpa adanya obrolan, hanya sendok dan garpu beradu di meja makan. Setelah selesai makan malam bersama, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga.

Adelia tampak bersandar di pundak ayahnya, sedangkan Adelio masih saja bermanja-manja memeluk bundanya.

"Ayah, kali ini saja ya, ijinkan Adelia mengikuti bakti sosial itu" ucap Adelia memohon dengan memasang wajah seceria mungkin.

"Baiklah, ayah akan pertimbangkan. Tapi, dengan satu syarat, kamu harus tetap dalam pengawalan nantinya" ucap Darren yang terdengar tegas, namun mampu luluh dengan sikap manis putrinya.

"Terima kasih ayah, Lia sayang ayah" ucap Adelia, lalu memeluk papanya.

Adelio dan bundanya hanya tersenyum melihat keakraban mereka. Adelio lebih dekat dengan bundanya sedangkan Adelia lebih dekat dengan ayahnya.

Adelio mengerutkan keningnya saat mendapati ponselnya berdering heboh. Adelio segera bangkit dari duduknya dan memilih menjauh dari keluarganya.

"Halo"

"Ketua, kami berhasil menangkap penyelundupan obat-obatan terlarang dari kelompok mafia Posse di perbatasan negara C. Langkah apa yang harus kita ambil?" ucap seseorang di ujung telepon.

"Musnahkan, lakukan taktik halus" ucap Adelio dengan tatapan tajam sambil mengepalkan tangannya, lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Dia paling tidak senang jika anak buahnya mengganggu waktunya dalam kebersamaannya dengan keluarganya.

"Sial! menggangu saja" ucap Adelio kesal.

Adelio kembali berusaha tenang dan sama sekali tidak pernah mencurigakan dalam keluarganya, bahwa ia pun mewarisi gelar ketua mafia dari ayahnya sendiri.

Adelio kembali menghampiri kedua orang tuanya.

"Ayah, bunda, aku keluar sebentar" ucap Adelio.

"Ini sudah larut malam nak, sebaiknya kamu beristirahat saja" ucap Ziva lemah lembut kepada putranya.

"Biarkan saja bun, biasa anak muda, pasti seseorang sedang menunggunya" ucap Darren yang begitu pengertian terhadap putranya dan sama sekali tidak menunjukkan sikap posesifnya.

Sementara mengenai putrinya, dia akan menjadi over protective dan begitu menjaganya, maklum dia selalu saja menganggap putrinya adalah sosok putri kecilnya yang tidak akan pernah dewasa.

Adelio lalu undur diri dari hadapan kedua orang tuanya dan bergegas keluar dari kediaman orang tuanya.

🍁🍁🍁🍁

Seorang gadis bermasker tampak berjalan anggun menarik kopernya keluar dari bandara internasional negara A. Dua bodyguard wanita dengan wajah beringas mengikuti langkahnya.

Tampak segerombolan lelaki berpakaian rapi sedang menunggu kedatangannya.

"Tuan muda Raka, lihatlah, bukankah itu tuan putri" ucap pemuda gemuk yang menunjuk ke arah gadis yang berjalan ke arahnya.

"Hemm" ucap pemuda yang bernama Raka sambil menarik senyuman di sudut bibirnya.

"Aku pikir kakak tidak datang menjemput ku" ucap gadis itu lalu memeluk pemuda yang dia anggap sebagai kakaknya.

"Kamu sosok berlian dalam keluarga kita, apapun akan kulakukan untuk adik tersayang ku. Mengapa kamu menyembunyikan wajah cantikmu dengan masker ini" ucap Raka, lalu dengan hati-hati melepaskan masker dari wajah adiknya.

Tampaklah wajah cantik dan manis yang dimiliki gadis tersebut. Di balik pesonanya yang begitu menawan yang membuat para lelaki akan berlomba-lomba untuk memilikinya. Para pengawal Raka memilih menundukkan pandangannya, dia tidak pernah diperbolehkan untuk menatap lama wajah adik tersayangnya.

"Aku menggunakan cara ini, agar pemuda gila di luaran sana tidak mengenali wajah ku" ucap gadis cantik itu dengan senyuman manisnya.

Raka kemudian menuntun adiknya masuk ke dalam mobilnya, kemudian disusul olehnya dan duduk tepat di samping adik kesayangannya. Mobil lalu melaju menuju kediamannya.

Bersambung......

Jangan lupa dukungannya, berupa like, love, komen dan vote yang sebanyak-banyaknya.

Terima kasih 🙏🙏🙏

Ketua

Sebuah mobil sport merah melaju kencang membelah jalanan pusat kota yang tampak lenggang. Sang pengemudi begitu santai mengemudikan mobilnya, namun siapa sangka sebuah mobil truk berlawanan arah tampak ugal-ugalan melaju ke arahnya. Sang kernet terus melambaikan tangannya dengan kepanikan penuh yang sedang memberikan arahan kepada pengendara lainnya bahwa rem mobilnya sedang blong.

Pengemudi mobil sport merah yang begitu paham dengan situasinya segera membanting stir ke sebrang jalan hingga tak sengaja menabrak sebuah mobil yang tengah berhenti tepat di depannya.

Brukkk

“Arrghh, sial” ucap Pengemudi tersebut yang tidak lain adalah Adelio. Adelio begitu kesal sambil mencengkram stri mobilnya.

Sedangkan pemilik mobil di depannya begitu marah dan langsung melabraknya.

“Hei turun!” ucap pengemudi tersebut yang tersulut emosi melihat kondisi bagian belakang mobilnya yang rusak parah.

Pengemudi tersebut menggebrak bagian depan mobil sport Adelio menggunakan tongkat kasti.

Adelio tidak tinggal diam, dia tidak terima mendapatkan perlakuan seperti itu. Adelio segera turun dari mobil dan tak lupa membanting pintu mobilnya hingga mengagetkan pengemudi tersebut.

“Berapa ganti rugi yang kau inginkan” ucap Adelio dingin sambil bersikadap menatap tajam lelaki paruh baya di hadapannya.

Lelaki paruh baya tersebut bergidik ngeri hingga tak sengaja menjatuhkan tongkat kastinya saat melihat sosok pemuda yang sangat disegani dan di takuti di negara tersebut. Lelaki paruh baya itu segera bersimpuh di kaki Adelio dan mulai memohon-mohon pengampunan.

“Ampuni saya tuan muda, saya tidak bermaksud menentang anda. Saya mengaku salah dan siap mendapatkan hukuman apapun yang akan anda jatuhkan kepada saya” ucap Lelaki paruh baya tersebut sambil mencium alas kaki Adelio.

“Berdirilah, aku tidak memintamu bersimpuh di kakiku” ucap Adelio dengan tatapan dingin.

“Tolong ampuni saya tuan muda, saya masih memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarga saya, tolong ampuni saya” ucap lelaki paruh baya tersebut yang masih setia menciumi alas kaki Adelio.

“Berdirilah, atau aku menghabisimu sekarang juga!” ucap Adelio dengan suara meninggi hingga satu oktaf.

Lelaki paruh baya tersebut segera berdiri tegak sambil mengatupkan kedua tangannya dan begitu menyesali perbuatannya yang baru saja dia lakukan.

"Ambillah, itu salah satu bentuk ganti rugi ku, kali ini kau selamat di tanganku" ucap Adelio yang menyerahkan amplop berisi uang tunai.

"Tu-tuan" ucap pengemudi tersebut dengan keterkejutan melihat isi amplop tersebut.

Adelio kembali melajukan mobilnya menuju tempat yang akan ia tuju. Sedangkan si Pengemudi hanya mampu menatap kepergian mobilnya.

"Terima kasih tuan" ucapnya penuh syukur, karena masih diberikan pengampunan.

🍁🍁🍁🍁

Di sisi lain, tampak pemuda beserta rombongannya sedang menunggu kedatangan seseorang yang tak begitu pasti di sebuah markas besar mereka yang berada di jantung kota.

"Apa ketua akan datang menemui kita tuan?" ucap salah satu rombongannya.

"Nihil menurutku" ucap pemuda yang dipanggil tuan oleh salah satu rombongannya.

Tap

Tap

Tap

Terdengar langkah kaki seseorang yang begitu nyata memasuki markasnya. Semua orang yang sedang berjaga-jaga di markas besar, langsung membungkukkan badannya memberi hormat kepada orang tersebut.

"Aku yakin itu ketua" ucap salah satu dari mereka.

"Apa kalian menunggu kedatanganku?" ucap seseorang dengan suara menggema dari arah belakang.

"Ketua" ucap mereka kompak dan langsung membungkukkan badannya memberi hormat.

Pemuda yang disebut ketua adalah Adelio Alexander Damanik, ketua dari The Lion X. Seluruh anggotanya sedang memberi hormat untuknya. Adelio memilih duduk di kursi kebesarannya yang sudah tersedia berbagai jenis senjata api di hadapannya.

Salah satu pemuda yang juga di panggil tuan segera menghampiri Adelio sambil menyerahkan sebuah kantong kresek hitam kepada ketuanya.

"Ketua, inilah perbuatan orang biadab yang masih dalam incaran kami" ucap pemuda itu dengan hati-hati.

"Perlihatkan isinya Ken" ucap Adelio tenang.

Tampaklah bola mata beserta organ vital manusia lainnya dari isi kantong kresek hitam di atas mejanya.

Adelio menusuk salah satu bola mata tersebut menggunakan pistolnya.

"Habisi mereka semua, cari sampai ke ujung dunia sekalipun orang-orang biadab itu!" ucap Adelio dengan wajah beringasnya yang begitu marah melihat organ vital manusia yang tak berdosa akan diperjualbelikan.

"Baik ketua" ucap mereka kompak.

Mereka pun kembali membuat rencana khusus mengenai langkah selanjutnya menuntas kejahatan para musuh-musuhnya yang sedang berkeliaran melakukan tindak kriminal.

Sementara di tempat lain......

Tampak tiga unit mobil memasuki pelataran mansion mewah dengan penjagaan yang super ketat. Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk mansion mewah tersebut, bodyguard yang berjaga segera membukakan pintu mobil untuk mereka.

Turunlah pemuda dengan kekuasaan penuh terhadap mansion mewah tersebut. Diikuti gadis cantik yang memiliki daya pikat tersendiri yang membuat siapa saja akan terpesona dengan kecantikannya. Bahkan ketiga bodyguard hanya mampu melongo menatap kecantikan makhluk ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna.

"Tundukkan pandanganmu bodoh" teriak pemuda itu yang langsung melayangkan tendangannya ke betis salah satu bodyguardnya.

"Ampun tuan Raka" ucap bodyguard itu yang langsung berlutut di kaki majikannya. Diikuti oleh dua bodyguard lainnya.

Raka begitu kesal dan tidak suka jika adik kesayangannya di tatap lapar para lelaki termasuk bodyguardnya sekarang.

"Jangan ulangi lagi, ini peringatan untuk kalian semua. Tak ada satupun yang boleh menatap adik kesayanganku mulai sekarang, apa kalian paham!" teriak Raka dengan suasana hati yang sedang kesal.

"Baik tuan" ucap mereka kompak sambil menundukkan pandangannya.

"Sudahlah kak, tak perlu dipermasalahkan" ucap Rania lalu menarik tangan kakaknya masuk ke dalam mansion.

"Mereka akan berulah, jika aku tidak memperingatkannya mulai sekarang" ucap Raka sambil mencubit kecil hidung mancung adiknya.

"Jangan selalu mencubit hidungku kak, bisa-bisa aku seperti Pinokio" ucap Rania sambil mengerucutkan bibirnya.

Sementara dua bodyguard cantik di belakangnya tampak tersenyum melihat tingkah majikannya bersama kakaknya yang selalu saja terlihat menggemaskan menurutnya.

"Kamu ada-ada saja, tapi sepertinya bagus juga jika kamu seperti Pinokio, tak ada lagi yang berani menggodamu" ucap Raka sambil menggulung senyuman.

"Terserah deh, aku mau istirahat" ucap Rania lalu bergegas menaiki anak tangga menuju kamar yang khusus disediakan untuknya jika berkunjung ke mansion kakaknya, Raka.

Dua bodyguard cantiknya selalu saja mengikutinya dan akan mengurus segala keperluannya.

"Aku mau mandi" ucap Rania sambil menatap jendela kamarnya.

"Baik tuan putri" ucap bodyguardnya dengan hormat, kemudian berlalu menyiapkan segala sesuatunya di dalam kamar mandi.

"Langkah pertama yang akan aku lakukan adalah menghabisi nyawa seluruh anggota keluarga Darren Alexander Tiger. Setelah itu, barulah aku menghabisi nyawa seluruh anggota keluarga Fino Alexander. Lihatlah paman, aku bisa melakukannya" gumam Rania dengan senyuman misterius.

Rania bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Dua bodyguardnya membantunya membersihkan tubuhnya. Mereka tampak telaten menggosok punggung mulus majikannya.

Tampak leher belakang Rania terdapat ukiran seni berlambangkan P yang tercetak indah.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Rania meminta kedua bodyguardnya untuk keluar dari kamarnya, pasalnya ia pun ingin beristirahat.

Bersambung.......

Jangan lupa like, love, komen dan vote yang sebanyak-banyaknya, biar author semangat nulisnya 🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!