NovelToon NovelToon

Duda, I Love You

Penghinaan

Aquarabella Armstrong, nama yang disematkan untuk gadis yang saat ini berusia dua puluh tiga tahun. Dia adalah keturunan dari eks duda Sean Armstrong dan Callista.

Aqua terlahir dari keluarga kaya raya yang tidak akan habis untuk empat puluh keturunannya. Karena hal itulah yang menyebabkan Aqua sulit mendapatkan teman.

"Mom, kalau seperti ini terus, Aqua akan sulit mendapatkan teman. Kita hidup dengan bergelimang harta, pakaian mewah, mobil mewah, dan semuanya serba berkecukupan. Izinkan Aqua bergaul dengan kalangan menengah ke bawah, Mom," rajuknya pada sang Mama, Callista.

"Sayang, apa kamu yakin? Apa mereka tidak akan menghindarimu?" tanya Callista.

"Tidak, Mom. Justru aku punya cara agar bisa bergaul dengan mereka, tetapi__" Aqua ragu untuk mengatakannya.

"Kenapa, sayang?" Callista membelai rambut putrinya.

"Aku tidak ingin Daddy tau, Mom. Aku ingin terlihat seperti orang biasa," ucapnya. Aqua berdiri memandang cermin kamarnya. Kecantikannya sangat natural.

"Bagaimana caranya, sayang?" tanya Callista penasaran.

"Mommy tidak perlu tau bagaimana caraku, yang penting Mommy setuju agar aku punya banyak teman." Aqua berusaha merayu Mommynya.

"Terserah kamu saja, tetapi jika Daddy tahu, Mommy tidak ikutan." Callista malas ribut dengan suaminya.

"Mom tenang saja, Aqua akan aman," ucapnya semringah.

Seperti ucapannya, Aqua mulai berubah di luar. Dia menjelma seperti gadis yang berasal dari kampung. Benar saja, pergaulannya semakin luas. Dia banyak memiliki teman. Dia bisa diterima kalangan menengah ke bawah. Benar-benar terlihat sangat kampungan dengan penampilan terbarunya.

Aqua tidak berubah menjadi gadis culun atau apalah. Dia hanya mengubah gaya berpakaian dan dandanan yang sangat mirip gadis kampung. Tak sulit baginya, karena dia bisa menyesuaikan diri dengan semua temannya.

Kemanapun dia pergi, asal di luar rumah, dia berpenampilan sama. Dia yakin jika bertemu Daddynya, mungkin pria paruh baya itu tidak akan mengenalinya.

"Selama ini aku aman. Daddy tidak pernah mengenaliku," ucapnya.

Hari ini, Aqua ingin pergi ke Mal dengan penampilan barunya. Padahal di sana, dia tidak akan menemukan gadis yang penampilannya seperti dirinya. Dia memakai rok yang sangat kedodoran, tetapi pas untuk ukuran pinggangnya. Dan, kaos ukuran yang lebih besar dari ukuran seharusnya. Dia juga sengaja mengikat rambutnya asal. Jadi, terlihat tidak rapi sama sekali. Bahkan kalau masuk Mal elite dengan dandanan seperti itu, dari mulai masuk pintu depan sampai jalan ke dalam, semua mata dan mulut akan tertuju padanya. Jangan lupakan sandal jepit hitam yang menjadi favoritnya. Terlihat sangat pas dengan penampilan barunya.

Biasanya Aqua akan memakai sepatu dari berbagai merek. Dia juga tak lepas dari beberapa kaos kaki kesukaannya. Tetapi, sekarang semuanya harus berubah total. Selain penampilannya yang lumayan jauh dari kehidupan Mal, dompet kecil dan ponsel jadul menjadi pelengkap jalan-jalannya.

"Aku akan mencobanya. Memang hanya kalangan atas saja yang bisa masuk Mal ini?" ucapnya. Aqua sangat percaya diri untuk mencobanya.

Mulai memasuki Mal, banyak pasang mata yang memandangnya sinis, tatapan menolak orang sepertinya masuk ke dalam Mal. Beberapa dari mereka juga ada yang mengatakan pengemis masuk Mal. Semua caci maki sudah didapatnya dari awal masuk.

Sabar, Aqua. Aku harus kuat. Ini sangat menguji kesabaranku. Aku bisa saja langsung membeli Mal ini beserta isinya, tetapi bukan itu tujuanku. Aku ingin mencoba sesuatu yang baru. Maafkan aku, Mommy anda Daddy. Putrimu kali ini berulah.

Ketika sedang melamun karena memikirkan ucapan orang-orang yang kebetulan dilewatinya, tak sengaja Aqua menabrak seorang pria. Pria itu langsung marah dan memakinya.

"Hei, kenapa pengemis bisa masuk Mal seperti ini? Apa security tidak menjaganya dengan benar?" teriak pria itu. Dia sangat marah karena kesenangannya terganggu.

"Ma-maafkan saya, Tuan," ucap Aqua. Dia sudah terduduk di lantai karena terkejut dengan ucapan pria yang ditabraknya barusan.

"Apa aku tidak salah dengar, hah? Seorang pengemis sepertimu meminta maaf? Harusnya jangan masuk ke Mal ini. Tidak pantas orang sepertimu masuk ke sini. Lihat, cara berpakaianmu saja aneh seperti itu!" teriak pria itu dengan suara lantangnya dan membuat seluruh orang yang ada di sekitar ikut memperhatikan keributan itu.

"Saya hanya ingin jalan-jalan, Tuan. Apa salahnya?" ucap Aqua merendah. Padahal dirinya sudah mulai kesal pada pria itu, tetapi dia berusaha menahannya. Orang di sekelilingnya juga tidak akan percaya jika dirinya adalah putri tunggal dari CEO SA Corporation.

"Jalan-jalan? Hei, semua orang yang berada di sini. Lihatlah! Apakah pantas orang sepertinya masuk ke dalam Mal ini?" Pria itu menunjuk ke arah Aqua.

"Ya, ya, Anda benar, Tuan," ucap beberapa orang yang berada di sana.

"Apa kalian tidak akan takut ada maling yang masuk ke tempat ini? Bisa saja dia hanya pura-pura minta belas kasihan, setelah hasil dari mengemis, kemudian dia akan mencuri di beberapa stand yang ada. Benar, kan?" Pria itu terus saja memojokkannya. Aqua merasa direndahkan oleh orang sepertinya. Dia tidak bisa melawan.

"Tu-tuan, tolong maafkan saya. Saya janji tidak akan masuk ke sini lagi." Aqua meminta maaf untuk yang kedua kalinya.

"Ck, permintaan maaf macam apa itu? Kamu bisa mencium seluruh kaki yang ada di Mal ini. Baru saya akan memaafkanmu!" ucap pria itu di dengar oleh semua orang. Beberapa ada yang merasa kasihan, tetapi ada juga yang tidak peduli padanya.

Benar ucapan Mommynya tempo hari. Akan sangat sulit menjadi orang susah yang bisa diterima di sembarang tempat, tetapi kenyataannya sedang dihadapi Aqua saat ini.

"Tapi, Tuan. Ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Saya hanya tidak sengaja menabrak Anda." Aqua berusaha bernegosiasi.

Pria itu sedikit menunduk dan menunjuk ke mukanya.

"Kamu telah mengotori pakaianku dengan dirimu yang sangat menjijikkan itu. Kamu juga telah merugikan kesenanganku hari ini. Sekarang, kamu ingin mendapatkan maaf dariku, bukan? Maka lakukan apa yang kuperintahkan!" Suara bariton itu menggema di tempat Aqua yang masih terduduk di lantai.

Dasar orang tidak waras! Pria macam apa itu? Bukankah dia terlahir dari rahim seorang wanita? Kenapa dia malah mempersulit diriku.

"Ayo lakukanlah!" teriak pria itu. Security bahkan tidak berani melerai perbuatan pria itu walaupun sangat mengganggu ketenteraman.

Aqua tidak mudah bebas dari sana. Dia harus melakukan apa yang diperintahkan pria itu. Harga dirinya jatuh di hadapan semua orang. Jika Daddynya melihat Aqua seperti ini dan diperlakukan tidak manusiawi, bisa jadi pria di hadapannya langsung di lempar ke Pluto tanpa persetujuannya.

Aqua pindah dari kaki ke kaki orang lain dan berusaha meminta maaf. Usahanya demi mendapatkan maaf dari pria itu, dia sangat merendahkan harga dirinya.Terakhir sampailah di kaki pria Arogan itu.

"Maafkan saya, Tuan. Semua ucapan Anda sudah saya lakukan," ucap Aqua.

Pria itu malah menertawakannya.

"Aku tidak pernah memaafkan manusia sepertimu. Lain kali, jangan masuk lagi ke Mal ini," ucap pria itu kemudian pergi meninggalkannya.

Aqua mulai berkaca-kaca. Hatinya hancur sudah direndahkan seperti itu dihadapan semua orang. Permintaan maafnya juga tidak diterima.

Semua orang yang melihat kejadian barusan langsung pergi ke tempat masing-masing. Tinggalah Aqua seorang diri. Dia perlahan mulai berdiri dan berusaha keluar dari Mal dengan menahan penghinaan yang begitu dalam.

🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅

Mencari Indentitas

Sepanjang jalan keluar Mal, semua orang masih memandang sinis ke arahnya. Pria itu sangat keterlaluan telah menghinanya sampai semua harga diri Aqua dipertaruhkan. Walaupun tidak ada yang mengenali penyamarannya tetap saja Aqua merasa pria itu sengaja membuatnya tertekan.

Semua orang yang melihat gadis yang sengaja dipermalukan di depan umum karena kesalahan tidak sengajanya itu, jangan dikira mereka diam saja. Tidak sama sekali! Mereka malah mencemooh gadis itu yang katanya persis seperti seorang pengemis. Banyak dari mereka yang melemparkan uang koin padanya, tetapi tak satupun yang diambilnya.

"Ambil saja uangnya dan pergilah dari sini!" teriak beberapa orang kepadanya.

Aqua seperti kotoran yang pantas untuk diinjak dan dilemparkan sesuka hati mereka. Bahkan semua orang yang melihatnya tak satu pun berani membelanya. Dia tidak saja dipermalukan lelaki Arogan itu, tetapi juga hampir keseluruhan pengunjung Mal ikut merendahkannya.

"Wah, ini mungkin pengemis yang mencari sensasi biar viral," teriak salah satu pengunjung.

Aqua harus berjalan kaki sejauh beberapa meter demi mencari angkot atau ojek yang bisa ditumpanginya. Setelah kejadian yang menyakitkan itu, banyak pasang mata yang terlihat jijik kepadanya. Sayang sekali, tak ada satu pun angkot atau tukang ojek yang mau mengantarkannya.

"Maaf, kami tidak mau mengantar pengemis seperti Anda. Pengemis saja masuk Mal Elite. Tidak tahu malu!" ucap tukang ojek tersebut.

Semua orang ikut mempermalukan dirinya. Andai saja dia berani membuka siapa sebenarnya dirinya, tidak mungkin akan terjadi hal seperti itu. Tetapi, apa yang mereka lihat tidaklah selalu benar dan Aqua berusaha untuk tetap menutupi jati dirinya yang sebenarnya.

***

Melupakan kejadian beberapa hari yang lalu, Aqua selalu saja mengurung diri di dalam kamarnya. Perasaannya terguncang dan sangat syok dengan perlakuan pria misterius itu. Dia harus berjalan ratusan meter untuk menjauh dari orang yang menghinanya.

Aku tidak tau kamu siapa? Tetapi, secara langsung kamu sudah menyakiti dan membuatku tidak layak di hadapan orang banyak. Aku tidak berniat mengganggumu, tetapi kamu dengan sengaja menyakiti hati dan perasaanku. Aku sudah meminta maaf padamu, tetapi kamu tidak pernah memaafkanku. Siapa sebenarnya dirimu?

Lamunan Aqua yang sedang berada di kamarnya. Mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang membuatnya seperti sampah. Dia tidak berani menceritakan kejadian buruk itu pada orang tuanya. Dia masih syok dan tidak ingin menampakkan dirinya pada siapapun.

Aqua membayangkan bagaimana jika itu terjadi pada orang lain? Terjadi pada dirinya saja membuatnya tidak bisa memandang orang lain dengan baik. Seperti ada rasa trauma yang sangat dalam.

"Aku sakit, Tuan. Kamu telah menyakitiku. Walaupun aku menutupi identitasku, tetapi kamu tidak berhak memperlakukan aku seperti itu. Aku harus mencium semua kaki pengunjung Mal itu dan kamu tidak memaafkanku? Kamu sangat kejam, Tuan. Aku sangat membenci kelakuanmu itu!"

Aqua memeluk guling di ranjangnya. Dia bahkan harus membuang baju dan semua yang dipakainya pada waktu itu. Dia langsung membakarnya mengingat semua kejadian yang dialaminya.

Tok tok tok.

"Masuk!" Aqua mengusap air matanya.

Ceklek!

"Sayang, sejak beberapa hari ini kenapa kamu tidak keluar sama sekali?" tanya Mamanya.

"A-aku tidak apa-apa, Mom. Aku baik-baik saja."

Callista curiga, putrinya itu lebih banyak mengurung diri di kamarnya. Semua makanan yang di kirim ke kamar putrinya hanya di makan sedikit saja. Itulah yang membuat Callista khawatir.

"Kalau ada masalah, ceritakan ke Mommy."

"Iya, Mom. Aku baik-baik saja," ucapnya.

"Baiklah, Mommy keluar dulu. Kamu jangan mengurung diri terus di kamar. Tidak baik untuk kesehatan," ucap Mommynya mengingatkan.

Setelah kepergian Mommynya, Aqua mengingat jika dirinya pernah punya teman. Dia seseorang yang bisa diandalkan untuk mencari informasi tentang orang lain.

Baiklah, Tuan Arogan. Sebenarnya aku tidak ingin berurusan denganmu, tetapi mengingat kelakuan burukmu kepadaku, aku ingin membuat perhitungan. Kamu terlalu sombong dan tidak punya hati!

Aqua mengambil ponselnya di atas nakas. Dia mengirimkan pesan pada seorang temannya.

[Tolong carikan informasi mengenai pria yang mempermalukan seseorang di Mal X beberapa hari yang lalu. Aku butuh data pria itu!]

Pesan itu telah terkirim. Temannya juga sudah membacanya, tetapi belum membalasnya. Mungkin beberapa menit lagi karena temannya itu sangat bisa diandalkan.

Aqua mengembalikan ponselnya ke atas nakas. Dia bermaksud ingin berendam untuk beberapa saat. Dia ingin sejenak merilekskan pikirannya sebelum mendapatkan kabar mengenai pria itu.

Sayang sekali, niatnya berendam tertahan dengan bunyi pesan masuk ke ponselnya.

Tring.

Sebuah pesan masuk ke ponselnya secara beruntun.

[Namanya Zack Leoline, CEO, umur tiga puluh lima tahun, duda cerai.]

Deg!

Pikiran Aqua mulai tidak beraturan. Dia yang selalu mengucapkan slogan anti duda mengingatkan kisah Mommynya dengan Daddynya. Malah sekarang harus berurusan dengan duda.

Aqua melanjutkan membaca pesan dari temannya.

[Dia memang pria yang sangat Arogan, sombong, dan selalu kasar.]

"Pantas saja," ucap Aqua. Dia melanjutkan membaca pesan berikutnya.

[Karena kesombongannya, pelayan di rumahnya selalu keluar masuk karena tidak cocok dengan kelakuan Zack yang suka semena-mena. Hanya itu informasi yang kudapatkan.]

Benar saja, kelakuannya seperti iblis dan tidak punya hati. Dia memperlakukanku seperti itu, bagaimana dengan pelayan yang mengurusnya? Itu pasti akan sangat sulit.

"Apa rencanaku selanjutnya? Keluar dari rumah utama akan sangat sulit. Daddy pasti akan mengawasiku. Dia selalu saja bersikap posesif padaku. Dan, tingkat protektifnya juga luar biasa. Ah, bagaimana caraku kabur demi membalas pria Arogan itu?"

Aqua harus meyakinkan dirinya untuk siap membalaskan rasa sakit hatinya. Pria itu tidak bisa dibiarkan untuk bertindak sesuka hatinya.

Aqua masuk ke kamar mandinya. Dia berniat untuk memikirkan cara masuk ke rumah keluarga pria iblis itu. Dia mulai menyalakan shower untuk mengguyur badannya yang masih memakai baju.

"Aku harus apa? Aku tidak bisa membiarkan pria iblis itu bebas begitu saja," ucapnya.

Sejenak dia mengurai rambut panjangnya yang masih terikat. Dia sedang memikirkan cara yang tepat untuk membalas dendamnya secara cantik.

Tunggu! Aku perlu mengganti identitas baru dan membuat kontrak kerja dengan keluarga Leoline. Mereka pasti mau menerimaku untuk membuat duda iblisnya itu bertekuk lutut padaku. Walaupun ini tidak akan mudah.

Aqua sedang memikirkan nama yang cocok untuk identitas barunya. Dia terpikirkan sebuah nama yang akan membuat duda iblis itu akan semakin kesal padanya. Itu juga bagian dari rencananya.

"Kita lihat saja, Tuan. Kamu atau aku yang kalah. Aku akan menyiapkan semua perlawanan yang sangat detail untuk melawan kesombonganmu itu. Jangan harap kamu bisa terlepas dari pembalasan yang akan aku lakukan padamu. Aku akan membuatmu lelah dan menyerah dengan keadaan." Aqua masih berlama-lama berada di guyuran shower untuk memantapkan niatnya membalas semua perbuatan duda iblis itu.

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Identitas Baru

Aqua sudah memutuskan untuk membalaskan rasa sakit hatinya pada duda iblis itu, tetapi tidak mudah baginya untuk keluar dari rumah utama. Dia harus pandai memainkan peran demi rencana kaburnya yang sudah disusun dengan sangat rapi.

Aqua membawa tas ransel. Dia berharap usahanya untuk kabur berjalan dengan mulus. Di dalam ranselnya sudah siap semua persiapan yang akan digunakan di tempat barunya.

"Hai, Mom, Dad, tumben sekali sudah berada di meja makan sepagi ini," ucap Aqua.

"Hai, baby. Ucapkan selamat pagi pada Daddymu," rayu Sean.

Aqua mendekati daddynya kemudian memberikan kecupan pipi padanya.

"Hemm, hanya Daddy saja?" protes Callista.

"Enggaklah, Mom. Mommy juga akan mendapatkan jatah yang sama." Aqua melakukan hal yang sama pada Mommynya.

Aqua langsung duduk di kursinya dan mulai memakan masakan Mommynya. Dia tidak ingin terlambat datang ke rumah keluarga Leoline.

Aqua sudah mencari alamat rumah itu melalui iklan lowongan pekerjaan yang sedang mencari pelayan untuk duda iblis itu. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Walaupun dia harus jauh dari keluarganya.

"Sayang, tumben sepagi ini sudah rapi? Kenapa membawa ransel juga? Memangnya kamu mau pergi kemana?" berondong Mommynya.

"Oh iya, Aqua lupa, Mom. Ada acara penting di rumah teman. Aqua juga mau menginap di sana. Boleh kan, Mom?"

"Daddy tidak setuju! Kamu boleh pergi, tetapi tidak boleh menginap di sana. Kamu anak gadis Daddy satu-satunya. Bagaimana kalau Grandma menanyakan tentangmu?" ucap Sean.

"Oh ayolah, Daddy. Aku bisa jaga diri dengan baik. Please, Daddy izinkan, tau?" rayu Aqua.

Perdebatan di meja makan sepagi ini membuat Callista turun tangan.

"Izinkan saja, sayang. Lagipula beberapa hari terakhir ini dia selalu mengurung diri di kamarnya. Aku semakin khawatir," ucap Callista.

Callista selalu bisa memenangkan putrinya jika berdebat dengan suaminya.

"Baiklah, dengan satu syarat. Jangan sampai Aqua ikut dalam pergaulan bebas dan aku tidak suka," ucap Sean.

"Bagaimana, Aqua? Apa kamu sanggup?" tanya Callista.

"Iya, Mom," jawabnya.

Setelah sarapan pagi selesai, secepatnya Aqua naik taksi dan turun di terminal bus. Di sana, dengan mudah dia bisa berganti kostum sesuai apa yang diinginkannya. Dia meninggalkan ponsel, dompet, dan kunci mobilnya di rumah. Dia tidak lupa melepaskan perhiasan yang selalu dipakainya. Dia murni melepaskan identitasnya sebagai seorang putri Sean Armstrong yang digadang-gadang akan menjadi CEO perempuan pertama di keluarganya.

Penampilannya sudah berubah. Sekarang, dia lebih memilih untuk memakai kacamata agar duda iblis itu tidak bisa mengenali dirinya.

Aqua mencari ojek yang bisa digunakan untuk menuju rumah keluarga Leoline. Sebuah perumahan elite yang letaknya lumayan jauh dari rumah keluarga Armstrong. Dia harus bersembunyi beberapa lama di sana sampai berhasil membuat duda iblis itu mau berubah.

Perjalanan yang sangat melelahkan. Sampai di sana, dia menemui penjaga rumah dan menyampaikan tujuannya.

"Pak, saya ingin melamar menjadi pelayan Tuan Zack," ucap Aqua. Padahal dirinya enggan untuk menyebut nama duda gila itu.

"Apa Non yakin akan melamar menjadi pelayan Tuan? Beberapa dari mereka hanya bertahan maksimal satu hari, loh. Daripada nanti menyesal, lebih baik mundur saja," ucap penjaga itu.

Aqua tidak akan menyerah. Dia akan berjuang dan masuk ke keluarga Leoline dengan mudah.

"Saya yakin, Pak. Tolong izinkan saya bertemu dengan Nyonya rumah ini," ucapnya dengan sangat memohon. Dia tidak boleh gagal dalam misi ini.

"Tunggu sebentar!"

Penjaga itu menelepon ke dalam rumah dan meminta seseorang untuk ke depan menjemput calon pelayan Tuan Duda.

Tak menunggu lama, seorang wanita paruh baya yang berseragam sebagai pelayan rumah ini menghampiri Aqua.

"Non mau melamar menjadi pelayan Tuan Duda? Apa Non sanggup? Banyak yang bertahan hanya satu hari. Itupun maksimal satu kali dua puluh empat jam. Selebihnya hanya bertahan dalam hitungan jam." Pelayan ini orang kedua yang mengatakan hal yang sama dengan penjaga rumah.

Kepalang tanggung. Sudah masuk rencana sembilan puluh sembilan persen. Yang satu persen, aku tidak boleh kalah dengan Tuan Duda iblis itu.

"Iya, Bi. Saya yakin sekali dan saya pasti bisa bertahan." Aqua harus kuat dan yakin demi misinya.

Pelayan itu mengajaknya masuk dan mempertemukan calon pelayan Tuan Duda kepada Nyonya rumah. Ini untuk pertama kalinya Aqua bertemu dengan Mamanya Zack.

"Nyonya, ini calon pelayan untuk Tuan Duda," ucap pelayan itu.

"Tuan Muda, Bi. Kalau Zack mendengarnya pasti akan sangat marah sekali."

Wanita paruh baya itu duduk di kursi ruang tamu sedangkan Aqua ingin duduk di lantai. Namun, Nyonya rumah itu melarangnya.

"Jangan duduk di lantai. Pelayan juga manusia. Duduklah di kursi ini," ucap wanita itu.

Pelayan yang mengantarkannya tadi sudah kembali untuk bekerja.

"Baik, Nyonya." Aqua duduk di hadapannya.

"Siapa namamu? Kamu pasti sudah mendengar semua cerita tentang putraku, kan? Kali ini aku mau mencari pelayan yang mampu bertahan saja."

"Nama saya Honey, Nyonya. Saya sudah mendengarnya. Saya siap untuk bertahan menjadi pelayan Tuan Muda," ucap Aqua dengan sangat yakin.

"Bagus. Perkenalkan Beatrix Leoline, Mamanya Zack. Apa yang ingin kamu minta jika kamu bisa bertahan menjadi pelayan putraku? Ini semacam sayembara untuk membuat salah satu pelayan bisa bertahan," ucap Beatrix.

Sebaiknya aku minta perjanjian kontrak tertulis. Terserah mamanya mau kasih aku apa, yang penting balas dendam berjalan sempurna.

"Surat perjanjian kontrak yang tidak berbatas waktu, Nyonya. Kalau untuk bonus, terserah Nyonya. Yang penting niat saya bekerja," ucap Aqua yakin.

Pelayan ini sepertinya sangat cerdas sekali, tetapi dia berasal dari kampung. Lihat saja penampilannya. Zack pasti tidak suka padanya, tetapi melihat keyakinannya yang luar biasa. Sebaiknya aku terima saja dia. Kalau dia bisa bertahan, itu akan lebih bagus untukku. Aku sudah lelah mencarikan pelayan untuknya.

"Baiklah. Berikan surat lamaran kerjamu. Aku akan membuatkan surat perjanjian kerjanya."

Aqua menyerahkan surat lamaran kerja lengkap pada Nyonya Beatrix.

"Tunggu sebentar, aku akan membuatnya." Wanita paruh baya itu masuk ke dalam.

Aqua menunggunya dengan perasaan yang sangat aneh. Dia mulai masuk ke kandang singa. Itu artinya dia harus bisa lolos tanpa cacat sedikitpun.

Lima menit, Nyonya Beatrix kembali ke ruang tamu dan membawa surat perjanjian kerja. Dia memberikannya pada Honey.

"Bagaimana menurutmu?"

Isinya berupa kontrak kerja yang bisa dijalani Honey selama mungkin dan apabila dia mampu mengatasi putranya yang sangat Arogan itu, Nyonya Beatrix akan memberikan bonus tambahan selain gaji yang menurut Aqua sudah lumayan besar itu.

"Baiklah, Nyonya. Akan saya tanda tangani," ucap Aqua.

Beatrix merasa bahagia karena sebentar lagi putranya akan ada yang mengurusnya. Wanita paruh baya itu sudah lelah mengikuti keinginan putranya yang terkadang tidak masuk akal. Mungkin salah satu penyebabnya adalah kegagalan pernikahannya.

Tuan Duda berhati iblis, aku sudah masuk ke dalam rumah keluargamu. Jangan harap kamu akan hidup dengan mudah karena aku bersiap untuk membalaskan sakit hati ini. Bersiaplah!

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!