Seorang gadis cantik nampak terburu - buru turun dari mobil. Ia pagi ini ada kelas mengajar mata pelajaran matematika. Bella Tiandra Kusuma anak dari keluarga kedokteran mengambil kuliah jurusan keguruan. Bella masih mahasiswa magang semester 7.
Bella terlambat bangun pagi ini karena ada acara pernikahan kakaknya Galuh Tiandra Kusuma. Dia yang menginap di hotel bersama keluarga besarnya terpaksa harus pulang pagi - pagi.
Ketika sampai di gerbang sekolah telpon genggam miliknya berbunyi. Ia mengangkat telepon dari adiknya Amar Tiandra Kusuma.
"Ada apa mar? aku lagi buru - buru loh?" tanya Bella dengan nada kesal.
"Kata papa nanti pulang lansung ke hotel aja, makan siang bareng." ucap Amar diseberang sana.
"Cuma itu?" kata Bella tetap berjalan dengan buru - buru.
"Yoi kakakku sayang." jawab Amar dengan tertawa.
"Ih najis kali, gatal telingaku." ucap Bella disambut ketawa oleh Amar.
Bella memutuskan sambungan telpon dari Amar sepihak tanpa ngomong apa-apa. Ia berjalan dengan tergopoh-gopoh menuju kantor guru. Ketika mau berbelok kanan tanpa disadari ada lelaki yang jalan sedang main Hp datang dari dalam area berlawanan.
"Ahhhhk sakit." rintihan Bella terjatuh karena ditabrak tiba - tiba. Tas yang ada ditangannya juga jatuh.
"Haduww Hpku." ucap laki - laki yang bertabrakan dengan Dita. Dia menunggu Hpnya dari lantai yang terjatuh akibat tabrakan. Ia melihat layar Hpnya pecah gara - gara terbentur lantai.
"Kamu bisa jalan nggak sih?" ucap pria itu dengan agak emosi.
"Eh kamu yang nabrak saya, kamu jalan masa main hp." ujar Bella tidak mau kalah.
"Jika saya jalan main Hp, kamu bisa mengelakkan? kamu harus ganti." ucap Alan.
"Enak aja, sampai kapanpun aku nggak akan mau ganti, minggir gua mau lewat." ujar Bella dengan sewot.
"Kamu nggak bisa pergi sebelum ganti Hpku." ucap Alan menghadang jalan Bella.
"Salah sendiri minta ganti pula, jangan - jangan ini akal - akalan kamu kan? biar dapat hp baru." ucap Bella semakin sewot.
"Eh jangan banyak ngomong deh." ucap Alan sambil mengambil tas Bella dan lansung membuka nya lalu mengambil Hp Bella.
"Eh apa - apaan ini." ucap Bella kaget ketika melihat Hpnya diambil oleh Alan.
"Gua ambil ini sebagai jaminan." ucap Alan berjalan pergi.
"Hei jangan gitu dong, yang salah kamu kenapa saya yang harus ganti." ucap Bella mengejar Alan.
"Kamu boleh temui saya di kafe xx untuk mengambil ini." ucap Alan meninggalkan Bella.
"Dan jangan lupa secepatnya." ucap Alan berlalu dengan cepat.
Bella hanya melongo ketika laki - laki menyebalkan itu pergi meninggalkannya. Ia teringat bahwa ia ada kelas pagi ini. Ia berlari menuju kantor guru. Ketika Bela masuk keruang guru semua pandangan guru dikantor itu tertuju kepadanya. Belum sempat duduk dikursinya kepala sekolah sudah memanggilnya.
"Ibu Bella keruangan saya sekarang." ucap Bu Tina kepala Sekolah SMPIT Darul Ihsan.
"Baik Bu." ucap Dita berjalan mengikuti kepala sekolah keruangan kepala sekolah.
Ruangan kepala sekolah berada di sebelah kantor ruangan guru. Bella memasuki ruangan kepala sekolah dengan hati deg - degan. Bella duduk dikursi didepan kepala sekolah.
"Bu Bella kenapa terlambat? Ibu ada jadwal pelajaran pagi." ucap kepala sekolah yang bernama Tina.
"Maaf Bu, tadi saya ada insiden." jawab Bella.
"Ibuk disini masih magang, nilai ibuk bergantung sekolah ini, jadi saya harap ibuk lebih disiplin lagi." ucap Bu Tina.
"Iya Buk." ucap Bella.
"Tadi anak kepala yayasan datang, dia melihat kelas kosong dan anak - anak ribut, dia tadi menegur saya, saya harap buk Bella juga paham sebagai guru magang, apalagi guru pamong ibuk sedang cuti beberapa hari ini." tegur Buk Tina.
"Saya harap ini terakhir kali ibu terlambat, dan jika memang ibuk ada keperluan silahkan hubungi saya." tegurnya lagi.
"Baik Bu." ucap Bella kembali.
"Kita ini kerja dengan orang pribadi memang kayak gini Buk, semua diperhatikan, jadi ibuk harus belajar saat ini jika nanti dipermudah bekerja." ucap buk Tina.
"Iya buk." jawab Bella lagi.
" Udah itu aja teguran saya pagi ini, ibu boleh kekelas." ucap buk Tina.
Bella keluar dari ruang kepala sekolah menuju kantor guru. Setelah mengambil absen kelas dan kotak pensil ia melanjutkan kekelas 7a. Ketika dia masuk semua siswa kelas 7a nampak diam.
"Assalamualaikum, pagi anak - anak." sapa Bella
"Waalaikumsalam, pagi juga Bu." ucap anak - anak.
"Silahkan pimpin doa sebelum belajar." perintah Bella kepada siswa kelas 7a.
"Semua siap, ucap salam." perintah ketua kelas.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." seru anak - anak.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab Bella.
"Berdoa mulai." aba - aba ketua kelas.
"Bismillahirrahmanirrahim,Rodhitu billahirobba, wabil islaamidina, wabi-muhammadin nabiyyaw warosula. Robbi zidnii 'ilmaa warzuqnii fahmaa." doa semua pelajar SMPIT Darul Ihsan kelas 7a.
"Baik anak-anak, ada yang tidak masuk hari ini?" tanya Bella.
"Nihil buk." jawab anak - anak serentak.
"Baik, ibu minta maaf tadi terlambat tapi ibu sedikit kecewa dengan kalian, kenapa kalian harus ribut dan keluar masuk, seharusnya kalian bisa pelajari kembali pelajaran kemaren." nasehat Bella.
"Matematika itu harus banyak berlatih, jika kamu malas berlatih maka kalian tidak akan bisa menjawab soal-soal, apalagi itu soal yang tingkatannya agak rumit." nasehat Bella lagi.
Bella mengirup nafas panjang, lalu berdiri memegang spidol didepan papan tulis.
"Baiklah kita lanjutkan pelajaran kemaren yaitu tentang himpunan kompelen, irisan dan gabungan sebuah himpunan." ucap Bella sambil mencatat dipapan tulis.
"Komplemen himpunan adalah seluruh anggota dari himpunan semesta (S) yang bukan merupakan anggota dari himpunan A. Sedangkan himpunan A juga berada di dalam himpunan semesta (S)." ucap Bella menerangkan.
"Komplemen dari himpunan A disebut sebagai A komplemen yang dinyatakan dengan simbol AC. Berikut ini contoh dari komplemen himpunan." Bella menerangkan dengan penuh semangat.
"Contohnya sebuah himpunan semesta dengan anggota kata C,I,N,T,A, sedangkan himpunan A terdiri dari kata I,N,A. Maka himpunan kompelen A adalah....." Bella membaca soal yang tulis dipapan tulis. Kali ini Bella mengajar dengan metode ceramah saja.
"Kita tulis dulu himpunan S \={ C,I,N,T,A}, lalu A \= { I, N,A} maka A kompelen adalah { C,T}. Jadi kompelen himpunan A adalah yang tidak ada di himpunan A tetapi dia ada di himpunan semesta, paham?" tanya Bella dengan semangat menggebu - gebu.
"Paham buk." jawab anak - anak serempak.
"Oke silahkan dicatat dulu, nanti baru kita lanjut ke Irisan suatu himpunan." ucap Bella sambil berjalan-jalan keliling kelas.
Bella mengajar dengan semangat sehingga tidak terasa bel pergantian jam pelajaran stelah berbunyi. Bella keluar dari kelas 7a menuju kelas yang lainnya. Hari ini hari Jum'at, jam mengajar Bella penuh sampai pulang.
Setelah jam sebelas bel pulang telah berbunyi panjang.Anak - anak bergegas pulang mengingat mereka sholat Jum'at.
Bella juga berpamitan kepada semua guru yang masih tinggal dikantor. Ia bergegas pulang kerumah mengingat ia tidak membawa baju ganti. Bella baru ingat bahwa telpon genggamnya diambil oleh laki-laki menyebalkan tadi pagi. Ia tidak bisa memesan taksi online. Selama PPL di sekolah, Bella memang tidak pernah membawa mobil. Bella juga kerap bergaya sederhana untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Sial, Hpku tinggal, terpaksa naik angkot." gerutu Bella keluar dari gerbang sekolah.
Bella sampai rumah tampak kusut sekali. Bella memang tidak biasa naik angkutan umum. Ia merasa lelah sekali hari ini. Bella masuk kekamarnya dengan segera.
"ah pingin berendam" ujarnya sambil masuk kekamar mandi.
Bella mengisi bathtub dengan air hangat dan memberikan aroma terapi. Ia butuh berendam agar tubuh dan pikirannya normal kembali. Tanpa disadarinya ia sudah menghabiskan waktu satu jam berendam. Bella bersiap untuk berangkat ke hotel tempat keluarganya menginap.
Bella berjalan menuju meja keluarganya di hotel xx tempat makan siang. Semua tampak memandang Bella dengan intens. Bella tau jika pandangan keluarganya adalah pandangan menunggunya.
"Lama kali kak, nggak pernah on time deh" gerutu Amar sebal pada kakaknya.
"Biasalah dek, makanya dia nggak bisa jadi dokter karena dia punya jam karet." ujar Galuh sambil tertawa mengejek.
"Bukan berarti jadi guru nggak disiplin juga, jadi guru bahkan harus disiplin." ujar mamanya Bella.
"Hey anda - anda jangan sombong, anda jadi dokter karena peran kami sang guru ini." ujar Bella tidak mau kalah.
"Iya,tapi bukan guru yang nggak disiplin." ujar Galuh.
"Udah, bisa makan siang ini dimulai?" tanya papanya mulai bersuara.
"Ayo Siska makan yang banyak." ujar bu Hesti kepada menantunya.
Mereka mulai makan tanpa suara hanya terdengar suara sendok. Kebiasaan keluarga Kusuma adalah makan tanpa suara. Setelah makan selesai barulah mereka mengobrol bersama.
"Kalian mau bulan madu kemana?" tanya pak Hendra memulai pembicaraan.
"Disini aja pa, karena aku lagi banyak kerjaan, begitu juga dengan Siska,ya kan Sis? tanya Galuh sambil memberikan kode kepada Siska.
"Iya pa, Siska sibuk buat laporan magang." ucap Siska paham arti kode Galuh.
"Oke, baiklah." jawab pak Hendra.
"Bang, itu bang Bian emang benaran udah nikah?" tanya Bella kepada Galuh.
"Apa sih Bel, masih aja nggak move on dari Bian." ucap mamanya.
"Entah, mana mau bang Bian sama dia yang ceroboh dan manja gitu." ucap Amar mengejek.
"Apaan sih, resek banget." ucap Bella kesal sama adiknya yang umurnya cuma berjarak 1 tahun.
"Iya, Abian sudah nikah, yang kemaren istrinya." ucap Galuh.
"Kok dia nggak ngundang ya, anak itu diam - diam udah nikah aja." ucap Bu Hesti tersenyum.
"Memang nggak ada resepsi ma kerena waktu itu mertuanya Bian meninggal." ucap Galuh menerangkan.
"Innalilahi wa innailaihi Raji'un, itu calonnya anak Rama Arkarna itu?" tanya bu Hesti.
"Iya ma, bahkan ternyata Abian juga cucu Arkarna yang menghilang." terang Galuh membuat semua yang disana makin kepo.
"Maksudnya?" tanya papanya Galuh.
"Papanya Abian itu masih cucu Arkarna yang diusir waktu muda karena menikahi ibunya Abian." ujar Galuh.
"Berati Bian cicit konglomerat ya." ujar mamanya.
"Nyesel kan mama nggak jadiin mantu." ucap Bella senyum - senyum.
"Waktu dia nggak punya apa-apa aja nggak mau kamu, apalagi dia tau bahwa dia cicit orang kaya." ujar mamanya tersenyum mengejek.
Semua tertawa menertawakan Bella yang memasang muka manyun. Setelah puas berbincang-bincang, akhirnya mereka pada bubar. Bella baru teringat tentang Hpnya. Ia bingung bagaimana cara bertemu dengan laki - laki menyebalkan.
"Bagaimana aku mau hubungi dia, nomornya aja nggak punya." ucap Bella menggerutu.
"Kenapa kak?" tanya Amar dari belakang Bella membuat Bella kaget.
"Mar pinjam Hp dong." ucap Bella.
"Emang Hpmu dimana?" tanya Amar penasaran.
"Lupa, pinjam sebentar ya." ucap Bella.
Amar memberikan telpon genggam miliknya kepada Bella. Ia paham jika Bella lupa jika Hp miliknya dimana karena itu sering terjadi.
"Nanti antar ke kamarku ya 403." ucap Amar berlalu.
"Sampai kapan kamu disini?" tanya Bella.
"Sampai bosan." ujar Amar pergi meninggalkan Bella.
Bella mencoba menghubungi nomor telepon genggam miliknya sendiri. Tapi tidak kunjung diangkat juga oleh lelaki menyebalkan tadi pagi.
"Halo, Assalamualaikum." ujar pria diseberang sana.
"Hey ayo jumpa hari ini." ujar Bella geram.
"Ohw udah kangen ya?" tawa laki - laki disana dengan tertawa.
"Cih najis, hati ini saya tunggu di kafe xx jam 3 sore." ucap Bella memutuskan teleponnya.
Ditempat lain Alan sedang duduk memeriksa laporan dari kafenya. Selain kuliah Alan juga mengelola kafe yang didirikannya. Teman - teman Alan tidak ada yang tau bahwa kafe tempat ia nongkrong adalah milik Alan.
Setelah 1 jam memeriksa laporan keuangan kafe miliknya, Alan keluar dari ruangannya. Ia berjalan keluar menuju meja yang sudah duduk gadis tadi pagi yang membuat Hpnya rusak. Gadis itu nampak sewot melihat Alan mendekati mejanya.
"Lama kali sih." ucap Bella sewot.
"Kamu udah bawa uang untuk ganti Hpnya." ucap Alan sambil duduk dikursi didepan Bella berhadapan langsung dengan Bella.
"Berapa sih harga HPmu itu?" tanya Bella sudah malas berbasa-basi.
"Nggak mahal sih, tapi karena data disana penting maka harganya jadi mahal." ucap Alan santai.
"Berapa?" tanya Bella.
"30 juta." jawab Alan santai.
"Ah mahal kali, hpmu paling hp secend kan? gk mungkin kamu punya Hp sebagus itu." ucap Bella merendahkan Alan.
"Iya, itu memang bukan Hp aku, tapi hp bosku yang kamu pecahkan, makanya minta ganti sama kamu." ucap Alan masih santai.
"Tapi aku mana ada duit sebanyak itu." ujar Bella.
"Ya udah, Hpmu aja jaminannya." ucap Alan berdiri.
"Ok gua ganti, mana no rekening mu?" tanya Bella.
"Saya bayar separoh dulu, saya janji akan bayar 2 Minggu lagi, ini tabunganku habis semua." ujar Bella manyun.
"Ok, saya tunggu,ini nomor rekening gua." ucap Alan meninggalkan Bella dalam keadaan kesal.
Alan berjalan menuju keluar dari kafe miliknya menuju rumah Feby karena Da yang dikerjakannya. Ia mencoba menelpon Siska tapi telpon tidak diangkat. Semenjak Dita menikah, Alan sudah jarang bertemu dengan pujaan hatinya.
Alan sudah sampai dirumah Feby. Feby membuka pintu dengan baju santai. Rambutnya digerai panjang membuat tampak lebih cantik.
"Yang lain pada belum datang?" tanya Alan kepada Feby.
"Belum, Siska nggak datang, nggak tau sibuk kenapa dia, kamu tau nggak?" tanya Febby hanya dijawab dengan Alan mengangkat bahunya.
"Ayo masuk." ucap Febby dengan ramah.
Alan masuk kerumah Febby dan lansung duduk diruang nonton Febby. Sedangkan Febby lansung kedapur untuk membuatkan minuman. Feby membawa dua cangkir Oren jus dan serba serbi makanan.
"Minum dulu." ujar Feby meletakkan minuman di meja ruang nonton.
Alan yang asik menonton hanya mengangguk sambil tersenyum. Alan memang sudah sering kerumah Feby. Mereka jika dirumah siapa aja diantara mereka sudah seperti rumah sendiri. Begitu juga Alan sore ini, dia tampak biasa saja. Berbeda dengan Feby, berduaan dengan Alan dalam satu ruangan membuat dia grogi.
Dion baru saja keluar dari tempat kerjanya. Dari semua sahabatnya memang Dion yang tergolong hidup kurang mampu. Dion berasal dari keluarga sederhana sedangkan yang lain berasal dari keluarga berada.
Dion anaknya juga rajin dan ulet. Ia tidak mau menggantungkan hidupnya kepada teman-temannya atau orang lain.
Dion terburu - buru kerumah Feby karena mengerjakan tugas kuliah. Dion berangkat menggunakan motor Scoopy warna coklat. Ia memarkir motor nya diparkiran rumah Feby. Ia melihat mobil Alan sudah disana tapi tidak melihat mobil Siska
Ada rasa cemburu ketika mengetahui bahwa Feby hanya berduaan dengan Alan. Tapi dengan cepat Dion mencoba untuk mengendalikan dirinya. Ia sadar akan posisi dirinya yang masih susah. Bahkan untuk bayar uang kuliah, ia harus bekerja.
Orang tua Dion hanya sekuriti sebuah PT. Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Dion mempunyai 2 orang adik yang masih SMA dan satu adik yang masih kelas 1 SMP.
"Maaf agak terlambat, Siska nggak datang?" tanya Dion kepada kedua temannya.
"Nggak bisa katanya, kenapa.dia sibuk nggak jelas ya Yon?" tanya Feby.
"Nggak tau juga by, kalian udah ngerjain?" tanya Dion.
"Belum, kami nungguin loh." jawab Alan tersenyum.
"Kenapa harus nungguin, kerjain kek biar ada yang dilansir." ucap Dion tampak lelah lansung meminum minuman yang ada didepannya.
"Eh itu minuman gua." ucap Feby kepada Dion.
"Sorry, gua kira itu untuk gua." ucap Dion pura - pura tidak tau bahwa yang diminumnya adalah punya Feby.
"Ah biasa kita juga main minum sana - sinipun." ucap Alan menengahi mereka berdua.
"Yok mulai aja yok." ucap Dion.
Mereka mulai mengerjakan tugas dengan serius. Feby kali ini juga tampak sibuk Karen grogi dengan Alan. Feby bingung ketika Dita dengan Siska tidak ada diantara mereka. Suasana mereka tampak agak canggung. Entah ini perasaan Feby saja atau bagaimana.
Tanpa terasa waktu magrib sudah masuk. Mereka menghentikan semua kegiatan. Alan dan Dion pamit untuk sholat magrib di mesjid di komplek perumahan Feby. Sedangkan Feby hanya sholat dirumah saja. Setelah sholat magrib mereka mengerjakan kembali pekerjaan mereka.
Mereka tidak menyadari mama Feby menghampiri mereka yang sedang asyik membuat tugas. Mama Feby tersenyum melihat putrinya bersama dua temannya nampak bersemangat mengerjakan tugas .
"Ayo makan dulu, makan udah terhidang." ajak mama Feby.
"Ya Tan." ujar Alan dan Dion serentak.
"Siska sama Dita mana?" tanya mama Feby.
"Dita udah nikah ma, sedangkan Siska nggak tau menghilang kemana, akhir - akhir ini nggak muncul - muncul." jawab Feby.
"Dita udah nikah? nah kamu kapan nikah by?" tanya mamanya sambil berjalan menuju meja makan.
"Kuliah aja belum selesai, masa harus nikah sih mah." ucap Feby kurang suka ketika mamanya bahas pernikahan.
Mereka makan malam dengan nikmat karena masakan mamanya Feby memang sedap sekali.Setelag makan mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda. Pukul 21.00 WIB mereka pulang kerumah masing-masing.
...****************...
Sebulan kemudian.
Bella nampak lelah sekali pulang dari tempat kuliah. Ia sudah selesai dengan magang tapi saat ini sibuk dengan skripsinya. Bella pusing dengan proposal skripsi yang sedang deadline. Semua perencanaan yang dia lakukan tampak berat. Apalagi dengan yang sakunya yang tipis karena menganti telpon genggam milik Alan.
"Ah kacau, semua berawal dari laki - laki menyebalkan itu." ucap Bella kesal ketika keluar dari kampusnya.
Bella nampak berjalan sendirian karena ia sengaja menghindar dari sahabatnya untuk menenangkan diri.
Bella masuk ke kafe tempat ia janjian dan laki - laki menyebalkan yaitu Kebetulan kafe tempat ini adalah tempat favoritnya juga. Karena kafe didesain memang cocok untuk kalangan anak muda. Ia ingin minum coklat dingin siang ini agar pikirannya agak tenang.
Ketika Bella menikmati coklat dinginnya, dia melihat dimeja yang tidak jauh dari tempat duduknya Alan dengan seseorang yang dikenalnya. Perempuan itu tidak lain adalah kakak iparnya yaitu Siska.
"Mereka kenal? ada hubungan apa ya?" jiwa kepo Bella muncul.
"Apa jangan-jangan mereka pacaran?" tanya
Bella sendiri.
"Atau teman kuliah?" tanyanya lagi pada diri sendiri.
"Gua kerjain ajalah tuh cowok, biar dendamku terbalaskan." ucap Bella tersenyum lalu mengeluarkan Hp dari tasnya.
Bela memfoto Siska dan Alan dengan diam - diam. Alan dan Siska tidak menyadari bahwa ada yang memfoto mereka. Bella lansung mengirimkan kepada Galuh. Ia ingin tau, apa yang akan terjadi berikutnya.
"Apakah bang Galuh akan cemburu lalu memukul laki - laki itu atau hanya membiarkan saja istrinya bersama pria lain?" tanya Bella dalam hatinya.
"Semoga bang Galuh cemburu, lalu meninju laki-laki itu, dengan begitu dendam gua terbalaskan." ucap Bella dengan senyum menyenangkan.
Bella tampak makin senang ketika tidak lama kemudian ia melihat Galuh datang ke kafe itu. Bella dengan segera menutup mukanya dengan pura - pura membaca buku yang ada di mejanya. Ia mengintip sedikit demi sedikit agar melihat secara lansung.
Bella nampak senyum karena ada kecemburuan Dimata abangnya. Tapi dia kecewa ketika Galuh hanya membawa Siska tanpa menyentuh Alan sedikitpun.
Ketika Galuh dan Siska pergi meninggalkan kafe tersebut. Bella juga pergi meninggalkan kafe tersebut setelah membayar tagihannya. Ia memang membawa mobil, jadi ia lansung pulang kerumahnya.
Bella lansung pulang kerumahnya tanpa singgah di manapun. Lalu tiba-tiba ia mendengar telpon genggam miliknya berdering. Bella memarkir mobilnya dipinggir jalan. Ia melihat ada panggilan masuk dari pacarnya Beni. Bella memang mempunyai pacar meskipun ia suka dengan Abian sebelumnya. Tapi Bella juga menyadari bahwa Abian tidak akan menerimanya karena sudah menganggapnya sebagai adik.
"Halo Ben." ucap Bella menyapa yang menelpon.
"Sayang lagi dimana? aku kangen loh." ucap Bella.
"Ini mau pulang, kenapa?" tanya Bella.
"ketemuan yuk, kangen loh." ucap Beni diseberang sana mencoba merayu Bella.
"Lain kali aja ya Ben, aku lagi banyak tugas." ucap Bella.
"Ah sok sibuk loh, nggak asik." ucap Beni membuat Bella tambah kesal.
"Terserah Lo deh, gua capek." ucap Bella ingin mematikan sambungan telepon.
"Eh tunggu, masa gitu aja ngambek sih." ucap Beni merayu lagi.
"Ya udah, aku mau pulang." ucap Bella.
"Hati - hati ya sayang." ucap Beni kepada Bella.
Bella melanjutkan perjalanan pulangnya dengan hati yang kurang bagus. Ia ingin cepat sampai rumah dengan cepat. Ia ingin merebahkan diri sejenak di kasur empuk miliknya.
Bella menancap mobilnya dengan agak kencang. Tanpa ia sadari, ia tidak melihat lampu yang menyala berwarna merah. Bella dengan cepat mengerem sebelum menabrak yang lainnya. Namun ia terlambat sudah, bagian depan mobilnya mencium bagian belakang mobil putih merek Honda jazz. Jantung Bella berdebat dengan kencang ketika mobilnya menabrak mobil yang berhenti didepannya.
"Mati gua, keluar uang lagi, apes banget" ucap Bella semakin pucat ketika melihat pemilik mobil turun.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!