NovelToon NovelToon

Cinta Pertama Mafia Dengan Cantika

Awal Mula ( Revisi )

Awal Mula

Cantika bertubuh gemuk, culun dan memakai kacamata besar hingga menambah kesan jelek. Segala hinaan dari teman-temannya diterimanya setiap hari dari dirinya masuk sekolah dasar kelas satu hingga dirinya SMA. Awalnya Cantika sangat sedih karena sering menerima bullying dari teman-temannya hingga dirinya mengadu ke orang tuanya.

" Mami hiks ..... hiks.. Cantika selalu dikatakan gencuje." Adu Cantika sambil terisak

" Apa itu gencuje?" tanya maminya dengan nada bingung

" Gendut Culun dan Jelek...hiks... hiks..." ucap Cantika sambil terisak.

" Anak mami kan memang gendut." goda maminya.

" Huaaaaa...." Tangis Cantika semakin bertambah keras.

" Ada apa ini? Kenapa anak papi yang gendut menangis?" tanya papinya sambil duduk di samping putri kandungnya.

" Huaaa... mami dan papi jahat...." Ucap Cantika sambil menangis

" Kok mami dan papi jahat? memang jahat kenapa?" Tanya papinya dengan nada bingung.

" Teman-temannya mengatakan gencuje makanya nangis." bisik istrinya.

" Gencuje? Apa itu gencuje?" Tanya suaminya dengan nada bingung.

" Gendut culun dan Jelek." Bisik istrinya

" Pffftttt hahahaha...." Tawa suaminya pecah.

" Huaaaaa.... Papi jahat." Ucap Cantika sambil menangis semakin bertambah keras.

Papinya langsung berhenti tertawa dan memeluk putri semata wayangnya dari arah samping.

" Sayang, kamu tahu tahu binatang panda?" Tanya papinya.

" Tahu pi... hiks... hiks.... memangnya kenapa?" Tanya Cantika yang masih terisak.

" Menurutmu panda 🐼 itu cantik dan menggemaskan ataukah jelek?" Tanya papinya.

" Cantik dan sangat menggemaskan." Ucap Cantika.

" Panda itu sama seperti dirimu cantik dan menggemaskan mereka iri denganmu karena itulah mereka mengatakan itu." Ucap papinya.

Maminya juga memeluk Cantika dan membelai punggung putrinya.

" Sayang, apa yang dikatakan papi mu adalah benar. Mereka iri hati denganmu jadi apa yang dikatakan oleh teman-temanmu biarkan saja." Ucap maminya.

" Baik mami." Jawab Cantika patuh

" Jika mereka melakukan sesuatu yang membuatmu kesal maka lawanlah mereka nanti papi akan membantumu." Ucap papinya sambil melepaskan pelukannya.

" Aish papi jangan mengajarkan anak seperti itu. Cantika sayang jika mereka menyakiti dirimu atau melakukan sesuatu di luar batas hingga membuatmu tidak bisa menahan emosi balas lah mereka nanti mami dan papi akan membantumu." Ucap maminya.

" Baik mami." Jawab Cantika.

" Sekarang hapus air matamu dan istirahat." Ucap maminya.

" Baik mami." Jawab Cantika sambil berjalan ke arah kamarnya meninggalkan ke dua orangnya.

" Sayang, apakah lebih baik kita menyewa seseorang agar putri kita langsing dan merubah penampilan?" tanya istrinya.

" Sebenarnya aku juga ingin tapi sekarang lagi marak penculikan anak orang kaya yang cantik dan seksi untuk meminta tebusan tapi ketika ke dua orang tuanya sudah menebus anak mereka ternyata anak mereka sudah di jual dan daddy tidak ingin itu terjadi pada putri semata wayang kita," ucap suaminya.

" Benar juga kata daddy, para penjahat menerima uang double dari orang tua korban dan juga yang dari penjualan anak yang mereka culik," ucap istrinya.

" Karena itulah kita sebagai orang tua menyuruh putri semata wayang kita untuk berdandan cupu dan jelek, lebih baik di hina oleh teman-temannya dari pada anak kita di culik dan di jual. Kalau teman-teman nya keterlaluan Daddy akan bertindak," ucap suaminya.

" Sampai kapan putri kita berdandan seperti itu?" tanya istrinya.

" Mungkin saat putri kita kuliah dan meminta merubah penampilan Daddy akan mengijinkannya tapi dengan syarat Cantika harus berlatih bela diri," Jawab suaminya.

" Bukannya putri kita sudah bisa bela diri?" tanya istrinya.

" Memang sudah tapi daddy ada kenalan teman yang bisa kungfu dan daddy ingin Cantika belajar bela diri lagi," jawab suaminya.

" Daddy atur saja karena mommy percaya Daddy pasti memberikan yang terbaik untuk putri kita. Sayang, mommy sudah mengantuk, kita tidur yuk dad." ajak istrinya sambil berdiri.

" Ayo sayang." jawab suaminya sambil ikut berdiri.

Merekapun berjalan ke arah tangga dan menaikinya satu persatu menuju ke arah kamarnya untuk beristirahat di kamar mereka.

xxxxxxx

Sejak saat itu Cantika tidak perduli lagi dengan segala hinaan teman-teman kelasnya hingga Cantika masuk sekolah menengah pertama sekolah khusus wanita dari kelas satu hingga kelas tiga.

Sama seperti waktu sekolah dasar sebelumnya di sekolah menengah pertama dirinya juga dikatakan gendut, culun dan jelek oleh teman - temannya tapi Cantika tidak pernah memperdulikan ucapan mereka. Hingga suatu hari di sekolah menengah pertama kelas tiga.

" Hai gendut kalau makan jauh - jauh jangan dekat dengan kita nanti kita ketularan gendut!" usir siswi pertama tanpa punya rasa empati sedikitpun.

" Iya, sudah gendut, jelek, culun lagi pergi sana ?" usir siswi ke dua sambil menatap tajam ke arah Cantika.

" Heran sudah gendut, culun, jelek lagi kok bisa sekolah disini, pergi... pergi!!!" usir siswi ke tiga ikut- ikutan mengusir Cantika.

" Satu lagi hidup lagi." Ucap siswi ke empat.

" Hahahaha..." Mereka semua tertawa terbahak-bahak.

Cantika pun dengan sedih berdiri dari kursi untuk pindah dan duduk di pojok. Ketika lagi makan tiba - tiba siswi ke lima dengan sengaja menyenggol makanan Cantika hingga makanan yang hendak di makan jatuh berhamburan ke lantai bukan itu saja siswi tersebut juga dengan sengaja menumpahkan air minuman milik Cantika ke atas kepala Cantika membuat seragam sekolah milik Cantika basah dan membuat Cantika kedinginan dan tanpa punya perasaan teman sekelas Cantika mentertawakan Cantika tanpa ada rasa empati sedikitpun.

" Oops.. maaf... sengaja.... Hahahaha." ucap gadis ke lima sambil tertawa lepas.

" Aku mau donk tambahin." Jawab siswi - Siswi lainnya sambil membawa gelas dan di arahkan kepala Cantika.

byur

Semua siswi tersebut menyiram Cantika tanpa punya perasaan membuat Cantika basah kuyup.

Cantika yang menahan amarahnya membuat Cantika tidak bisa lagi mengendalikan dirinya. Cantika langsung mendorong meja kemudian berdiri dan berjalan ke arah salah satu dari mereka dan menarik tangan siswi ke lima tersebut agar menghadap ke dirinya sambil menatap siswi tersebut dengan tatapan tajam.

plak

plak

Cantika paling tidak suka makanan dan minuman dibuang terlebih ini sengaja dilakukan oleh temannya karena kesal Claudia menampar siswi tersebut sebanyak dua kali.

Teman yang lainnya melihat temannya di tampar membantu memukul Cantika. Walau Cantika gendut tapi Cantika bisa bela diri maka Cantika dapat melawan teman - teman kelasnya hingga teman - temannya menjadi babak belur.

Guru - guru pun berdatangan dan memanggil masing - masing orang tua murid. Para orangtua murid yang anak perempuannya dipukul tidak terima karena wajah putri kesayangannya babak belur di pukuli oleh Cantika dan mereka akan melaporkan ke pihak kepolisian.

" Kepala sekolah saya tidak terima putriku yang cantik ini babak belur di pukul oleh gadis gendut, culun dan jelek itu lebih baik keluarkan saja gadis itu." Ucap salah satu orang tua murid dengan nada kesal.

" Saya juga tidak terima putriku sampai wajahnya rusak, si gendut itu lebih baik sekolah di hutan saja kelakuannya dan tampangnya yang culun, jelek dan gendut pantasnya tinggal di hutan." ucap komentar orang tua murid lainnya dengan nada ikut kesal.

" Keluarkan saja bikin sakit mata saja jika melihat si gendut dan culun itu." Ucap orang tua yang lainnya lagi.

" Saya tidak terima putriku diperlakukan seperti ini, kami akan melaporkan ke polisi." Sambung yang lainnya.

Papinya Cantika dan maminya Cantika hanya mendengarkan segala umpatan orangtua temannya Cantika putri kandung kesayangan mereka sambil menahan amarahnya dengan menggenggam ke dua tangannya dengan erat. Setelah selesai mereka bicara mulailah maminya Cantika angkat bicara.

"Cantika sayang, coba kamu ceritakan kenapa kamu memukul teman - temanmu?" tanya maminya Cantika dengan nada lembut sambil membelai rambut putrinya.

Cantika pun menceritakan semuanya di depan kepala sekolah, guru - guru sekolah, maminya Cantika dan papinya Cantika serta para orang tua murid yang berada di ruang kepala sekolah dan tidak ada satupun yang ditambahkan ataupun dikurangi oleh Cantika.

" Begitu mami, kenapa Cantika berbuat seperti ini, maafkan Cantika mi, pi?" Ucap Cantika tertunduk dan tidak berapa lama air matanya keluar.

" Kalian sudah mendengarkan cerita anak kami bukan? jika kalian mau laporkan ke polisi silahkan yang ada malah anak - anak nyonya yang akan dihukum karena melakukan pembulyan." Ucap maminya Cantika.

" Untuk kepala sekolah kami minta keluarkan murid - murid yang melakukan pembulyan agar menjadi pelajaran buat mereka." Sambung papinya Cantika dengan nada tegas.

" Apa hak bapak mengeluarkan anak kami? Tanya salah satu orang tua murid tidak terima ucapan papinya Cantika.

" Ya benar apa hak bapak mengeluarkan anak kami." Ucap mereka serempak.

" Maaf nyonya - nyonya dan tuan-tuan, tuan Federick adalah pemilik sekolah ini jadi tuan Federick berhak mengeluarkan anak-anak nyonya - nyonya dan tuan-tuan terlebih dari awal kami sudah mengatakan ke anak-anak juga ke nyonya - nyonya dan tuan-tuan untuk memperingatkan anak-anaknya untuk tidak melakukan bullying tetapi tetap saja. Jadi dengan terpaksa kami mengeluarkan anak-anak yang telah melakukan bullying." Ucap kepala sekolah dengan nada tegas.

Para orang tua murid terkejut dan meminta maaf tapi papinya dan maminya Cantika tidak mentolerir sikap teman - temannya Cantika yang semena - mena walau Cantika sudah memaafkan tapi tetap saja mereka dikeluarkan dari sekolah karena merusak nama baik sekolah. Sejak kejadian tersebut tidak ada lagi pembulyan di sekolah Cantika.

Tapi waktu di SMA Cantika mengalaminya lagi hingga papi dan maminya Cantika bertindak kembali dan teman - teman Cantika yang SMA melakukan pembulyan dikeluarkan dari sekolah.

xxxxxxx

Kini usia Cantika menginjak enam belas tahun dan sebentar lagi akan lulus sekolah menengah atas.

" Cantika sayang, rencana mau kuliah di mana? Tanya maminya Cantika.

" Cantika mau kuliah di universitas Kasih Bunda Internasional." Ucap Cantika

" Kalau bisa Cantika ambil jurusan bisnis agar bisa menggantikan papi menjadi CEO." Ucap papinya penuh harap.

" Boleh pi, Cantika akan ambil jurusan bisnis." Ucap Cantika yang mengerti keinginan papinya karena dirinya hanya satu-satunya penerus keluarga.

" Terima kasih sayang, papi senang mendengarnya." Ucap papinya sambil membelai rambut putrinya.

" Oh ya besok ada ujian terakhir matematika dan olahraga ya?" Tanya mami Cantika

" Iya mi, besok ujian matematika dan olahraga." Ucap Cantika.

" Semangat ya, walau berapa pun hasilnya kamu jangan sedih." Ucap maminya.

" Iya mi." Jawab Cantika

" Bagus anak pintar, sudah malam sekarang kita tidur." Ucap maminya.

" Baik mami." Jawab Cantika

Cantika berdiri dan berjalan ke arah kamarnya sedangkan ke dua orang tuanya masuk ke dalam kamarnya.

xxxxxxx

Malam berganti pagi seperti biasa Cantika bangun pagi. Pagi yang cerah Cantika seperti biasa bangun pagi membersihkan muka dan sikat gigi kemudian turun ke lantai satu menuju ke arah dapur walau di rumah sudah ada pelayan tapi Cantika selalu masak untuk dimakan dirinya dan juga ke dua orang tuanya.

Setelah satu jam lamanya selesailah Cantika memasaknya kemudian makanan dihidangkan di atas meja makan.

" Sudah selesai, sekarang aku mau mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah."Ucap Cantika penuh semangat

Cantika berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamarnya untuk mandi. Lima belas menit kemudian Cantika sudah selesai mandi dan memakai pakaian seragam putih abu-abu.

Cantika memakai kacamata tebal sebenarnya kacamata anti radiasi karena Cantika mempunyai hobby membuat novel di layar laptop ataupun menggunakan ponselnya. Cantika yang sangat menghargai mata membuat Cantika terpaksa memakai kacamata anti radiasi. Walau tubuhnya gendut dan culun tapi sebenarnya Cantika cantik terlebih jika seandainya Cantika mau berdiet dan menjadi langsing pasti bertambah sangat cantik.

Rambut yang hitam panjang dibiarkan tergerai jika Cantika berada di rumah tapi jika di luar rambutnya sengaja di kepang dua. Memakai seragam kebesaran karena tubuhnya sangat gendut tapi tidak membuat Cantika merasa malu atau rendah diri jika dikatakan gendut , jelek dan culun oleh teman-temannya.

Selesai berhias diri memakai cream dan bedak yang tidak terlalu tebal malah menambah kesan natural membuat Cantika bertambah cantik tapi sayang tertutup oleh kaca mata tebalnya yang berukuran besar. Cantika membawa tas dan sudah memakai sepatu sekolah.

Cantika menuruni anak tangga dan berjalan ke arah ruangan makan. Cantika melihat ke dua orang tuanya sudah duduk di kursi makan.

" Pagi mamiku sayang." Ucap Cantika sambil memeluk maminya dari arah belakang kemudian mengecup pipinya.

" Pagi sayang." Jawab maminya.

Cantika melepaskan pelukannya kemudian berjalan ke arah samping dan memeluk papinya dari arah belakang.

" Pagi papi ku sayang." Ucap Cantika sambil memeluk maminya dari arah belakang kemudian mengecup pipinya.

" Pagi sayang." Jawab papinya

Cantika melepaskan pelukannya kemudian berjalan ke arah samping dan duduk di sebelah maminya. Mereka makan dalam diam tanpa ada yang bicara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan.

" Masakanmu semakin bertambah enak." Puji maminya.

" Tapi masih lebih enak masakan mami." Ucap Cantika

" Tapi rasanya hampir sama seperti masakan mami." Ucap papinya.

" Siapa dulu gurunya." Ucap Cantika

" Hehehehe... bisa saja kamu." Ucap maminya sambil terkekeh - kekeh.

" Mami, Cantika berangkat dulu." Pamit Cantika sambil mencium punggung tangan maminya.

" Hati-hati sayang." Ucap maminya.

" Papi, Cantika berangkat dulu." Pamit Cantika sambil mencium punggung tangan papinya.

" Hati-hati sayang." Ucap papinya.

Cantika menganggukkan kepalanya kemudian berangkat ke sekolah dengan di antar oleh sopir pribadinya.

Lima belas menit kemudian Cantika sudah sampai di sekolah, semua berkumpul di ruang kelas seperti yang dikatakan semalam kalau hari ini ujian matematika.

Seluruh ruangan kelas tidak ada satupun yang berisik semua serius mengerjakan soal matematika yang bikin kepala pusing tapi tidak dengan Cantika. Otaknya yang sangat cerdas hanya membutuhkan waktu kurang dari lima belas menit Cantika sudah selesai menjawab soal-soal ujian.

Cantika menunggu di kantin karena dirinya sudah selesai menjawab soal ujian matematika tinggal menunggu ujian olahraga. Cantika memesan minuman kemudian mengutak-atik ponselnya untuk membuat novel di aplikasi noveltoon hingga tidak terasa satu jam berakhir dan suara bel ke dua berbunyi.

Cantika membayar pesanan minuman dan berjalan ke arah lapangan olahraga karena hari ini ujian olahraga.

" Hari ini ujian olahraga senam dengan menggunakan kursi." Ucap guru olah raga.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ayo donk vote, like, komentar dan hadiahnya biar author semangat menulisnya.

Terima kasih atas vote, like, komentar dan hadiahnya

Cantika Sangat Malu

" Abigail maju." Panggil guru olahraga.

" Baik pak." Jawab Abigail sambil berjalan dan berjalan ke arah depan.

Abigail mulai melakukan kegiatan senam dengan lincah dan semua teman-temannya bertepuk tangan.

" Bellova." Panggil guru olah raga.

" Baik pak." Jawab Bellova sambil berjalan dan berjalan ke arah depan.

Bellova mulai melakukan kegiatan senam dengan lincah dan semua teman-temannya bertepuk tangan.

" Cantika." Panggil guru olah raga.

" Baik pak." Jawab Cantika sambil berjalan dan berjalan ke arah depan.

Cantika melakukan kegiatan senam namun di saat Cantika duduk di kursi, kursi itu langsung ambruk seketika karena tidak kuat menahan beban berat Cantika yang sangat gendut.

" Pffftttt hahahaha...." Tawa pecah teman - temannya.

" Dasar gendut... hahahaha..." Ucap salah satu temannya sambil tertawa.

" Gendut.... huuuuuu..." Ledek teman lainnya.

" Culun.... gendut....!!!!" Teriak teman yang lainnya lagi.

" Dasar culun, gendut dan jelek..." Umpat teman lainnya.

Segala ledekkan membuat Cantika sangat malu dan berlari ke dalam kelas karena ditertawakan dan di ledek oleh teman-temannya.

Sampai di dalam kelas Cantika membawa tasnya dan berjalan ke arah parkiran mobil.

" Buldoser datang awas minggir." Ledek salah seorang.

" Hush... diam nanti kamu dikeluarkan sekolah seperti teman kita waktu itu." Ucap temannya.

" Huh... dasar anak mami sukanya ngadu." ucap teman lainnya dengan nada satu oktaf.

Cantika tetap berjalan dan tidak melihat arah depan hingga terjadi benturan.

bruk

" Akhhhhh...sial... sakit banget!!! " teriak siswi ketika tubuhnya di tabrak oleh Cantika.

Cantika tidak memperdulikan teriakan salah satu temannya membuat temannya memakinya.

" Dasar gendut, culun namanya tidak sesuai seharusnya Cantika itu cantik tapi ini jelek." hina temannya sambil mengusap bokongnya.

" Makanya aku bilang buldoser datang kamunya ngga minggir jadi ya gini." Ucap temannya sambil menarik tangan temannya yang terjatuh akibat ulah Cantika.

Cantika berlari ke arah parkiran dan masuk ke dalam mobil sambil menangis membuat sopir pribadinya tidak tega melihat kesedihan nona mudanya.

" Hiks... hiks... hiks..." Isak Cantika

" Maaf nona." Ucap sopir pribadinya sambil memberikan tissue agar menghapus air matanya.

" Terima kasih paman." Ucap Cantika sambil menerima tissue tersebut.

" Sama-sama nona." Jawab sopir pribadinya.

" Maaf nona, jika saya mengatakan sesuatu apakah nona tidak marah?" Tanya sopir pribadi

" Tidak paman, katakanlah paman." Ucap Cantika penasaran.

" Coba nona setiap pagi sebelum sekolah lari pagi dan pulang sekolah aerobik hingga nona menjadi langsing dengan begitu orang-orang tidak lagi menghina atau pun meledek nona." Usul sopir pribadi.

" Aku akan pikirkan paman dan terima kasih paman telah memberikan saran untuk Cantika." Ucap Cantika.

" Sama - sama nona." Ucap sopir pribadinya.

Tidak berapa lama merekapun sudah sampai Cantika berjalan ke arah kamarnya untuk membersihkan dirinya kemudian beristirahat hingga sore menjelang. Cantika melewatkan makan siang hingga terdengar suara ketukan pintu Cantika perlahan membuka matanya.

" Masuk." Ucap Cantika sambil duduk bersandar di kepala ranjang.

ceklek

Kepala pelayan membuka pintu dan berjalan mendekati Cantika.

" Maaf nona, waktunya makan malam." Ucap kepala pelayan.

" Saya malas makan bi." Ucap Cantika

" Maaf nona, nanti nona sakit dan nona di tunggu oleh nyonya besar dan tuan besar." Ucap kepala pelayan.

" Baiklah bi, sebentar lagi aku akan keluar." Ucap Cantika pasrah.1

" Baik nona, saya permisi dulu." Pamit Kepala pelayan.

Cantika hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Lima belas menit kemudian Cantika sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai. Cantika keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah ruang makan.

" Cantika sayang, ayo duduk." Ucap maminya.

" Baik mami." Jawab Cantika sambil duduk di samping maminya.

Maminya Cantika mengambil piring dan di isi makanan kemudian diberikan ke suaminya setelah itu baru buat dirinya. Cantika yang ingin diet mengambil nasi satu sendok makan dan mengambil sayuran yang agak banyak.

" Lho kok Cantika ngambil nasinya sedikit sekali tanpa lauk lagi hanya sayur saja?" Tanya maminya Cantika.

" Cantika diet mam." Jawab Cantika

" Diet kenapa?" Tanya maminya Cantika penasaran.

Cantika menceritakan semuanya tentang insiden kursi yang di buat senam patah akibat diduduki oleh Cantika.

" Itulah mam yang terjadi." Ucap Cantika.

" Pffftttt hahahaha..." Tawa mami dan papi pecah mendengar cerita Cantika.

Sedangkan kepala pelayan dan para pelayan yang masih bekerja di dalam mansion menahan tawa.

" Mami, papi, bibi - bibi dan paman - paman jahat menertertawakan Cantika." Ucap Cantika dengan nada kesal sambil berdiri.

grep

" Maaf Cantika, mami tidak tertawa lagi." Ucap mami sambil menggigit bibirnya agar tidak tertawa dan menahan tangan Cantika.

" Papi juga." Jawab papinya

" Maafkan kami nona." Ucap kepala pelayan dan para pelayan merasa bersalah.

" Sayang, lihatlah kami semua sudah minta maaf kamu jangan marah ya." Ucap maminya

" Kita makan nanti keburu dingin." Ucap papinya berusaha mengalihkan perhatian.

" Baiklah." Jawab Cantika singkat sambil duduk di kursi.

Mereka makan dalam diam tidak ada satupun yang bicara hingga dua puluh menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum. Seperti biasa selesai makan dan minum mereka berkumpul di ruang keluarga.

" Tahun ini kita merayakan ulang tahun Cantika di puncak bagaimana?" Tanya maminya Cantika.

" Papi setuju, bagaimana denganmu Cantika?" Tanya papinya.

" Aku terserah mami dan papi saja apa lagi ulang tahun Cantika masih lama." Ucap Cantika

" Tidak apa-apa sayang, apalagi mami ingin merayakan ulang tahunmu agak berbeda dari tahun sebelumnya." Ucap mami

" Terserah mami saja, Cantika nurut kata mami." Ucap Cantika

" Ok sip." Jawab maminya.

" Kamu mau minta hadiah apa sayang?" Tanya papinya.

" Cantika ingin langsing agar teman-teman Cantika tidak menghina Cantika lagi." Ucap Cantika.

" Amin." Jawab ke dua orang tuanya.

" Sudah malam kita tidur yuk." Ucap maminya.

" Ayo mam." Jawab Cantika

Ke dua orang tuanya masuk ke dalam kamarnya begitu pula dengan Cantika masuk ke dalam kamarnya.

xxxxxxx

Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat dan tidak terasa pula hari ini adalah hari kelulusan SMA dan Cantika mendapatkan nilai yang sangat bagus kecuali olahraga tapi Cantika sangat puas karena dirinya mendapatkan beasiswa perguruan tinggi.

Cantika pulang ke mansion dengan di antar oleh sopirnya dan hanya membutuhkan waktu lima belas menit mereka sudah sampai di mansion. Cantika berjalan ke arah ruang tamu dan melihat adik dari papinya yaitu paman, bibinya serta adik sepupunya datang berkunjung.

" Apa kabar paman." Sapa Cantika sambil mengecup punggung tangan pamannya.

" Baik sayang, ponakanku tambah subur saja." Goda pamannya.

" Akhhhhh paman bisa saja." Ucap Cantika

" Apa kabar bibi." Ucap Cantika sambil mengecup punggung tangan bibinya.

" Baik Cantika." Ucap bibinya sambil tersenyum.

" Apa kabar kak." Sapa adik sepupunya sambil mengecup punggung tangan Cantika.

" Kabar baik Rina." Jawab Cantika.

" Cantika sayang duduk sama mami." Ucap maminya

Cantika dengan patuh duduk di sebelah maminya. Mereka bercakap-cakap terkadang serius dan kadang mereka tertawa bersama.

" Oh ya Cantika, bagaimana hasil ujiannya?" Tanya maminya

" Bagus mami dan Cantika mendapatkan beasiswa." Ucap Cantika.

cup

" Syukurlah mami bangga padamu." Puji maminya sambil mengecup pipi putrinya.

" Terima kasih mami." Jawab Cantika

" Maaf mami, Cantika mau ganti pakaian dulu." Ucap Cantika

" Ok." Jawab maminya.

" Kak Cantika, aku ikut ke kamar kakak ya." Pinta Rina sambil berdiri dari kursi sofa dan berjalan ke arah Cantika.

" Ok." Jawab Cantika singkat

Mereka berdua berjalan ke arah kamar Cantika dan Cantika membuka pintunya.

ceklek

Cantika masuk ke dalam kamar diikuti oleh Rina, Rina menatap ke sekeliling kamar kakak sepupunya dan ada rasa iri dihatinya karena kamar Cantika lebih besar dari pada kamarnya. Hingga dirinya melihat sesuatu yang membuatnya ingin memilikinya.

" Kak Cantika kotak musik ini sangat bagus buat Rina ya." Pinta Rina sambil memutar kotak musik tersebut.

" Itu hadiah ulang tahunku dari mami jadi maaf kakak tidak bisa memberikan padamu." Ucap Cantika

" Tapi kak Cantika aku ingin." Ucap Rina dengan air mata mulai memerah menahan air matanya.

Cantika menghembuskan nafasnya dengan perlahan.

" Baiklah, ambil saja." Ucap Cantika sambil berjalan ke arah kamar mandi.

" Terima kasih kak." Ucap Rina bahagia.

Rina mulai berkeliling di kamar Cantika untuk mengambil apa yang di sukainya dan akan memintanya walau memaksanya sekalipun hingga dirinya melihat satu set buku tulis dan alat tulis dari luar negri.

" Cantik banget... Buat aku saja." Ucap Rina sambil mengambil satu set buku tulis dan alat tulis dari luar negri itu.

" Lebih baik aku keluar kamar Cantika sebelum Cantika melihatnya." Ucap Rina buru - buru keluar dari kamarnya.

ceklek

Cantika membuka pintu dan keluar dari kamar mandi dan melihat ke sekelilingnya mencari adik sepupunya tapi tidak ada.

" Huh.. pasti mengambil barangku lagi dan langsung kabur. Punya adik sepupu nyebelin banget, setiap berkunjung ke sini selalu mengambil barang-barangku kalau aku melarang dia menangis dan mengadu ke orang tuanya dan ujung-ujungnya mami memintaku untuk memberikannya." Ucap Cantika dengan nada kesal.

" Sabar Cantika... Orang sabar di sayang Tuhan." Ucap Cantika sambil mengelus dadanya berulang-ulang kemudian berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaiannya.

Selesai memakai pakaian santai Cantika menyisir rambutnya yang panjang kemudian berjalan keluar kamarnya menuju ruang tamu.

" Cantika, terima kasih sudah ngasih kotak musik dan satu set buku tulis dan sepasang pulpen dari luar negri." ucap bibinya.

Cantika hanya tersenyum walau hatinya sangat kesal dengan paman, bibi dan adik sepupunya yang tidak punya rasa malu sedikitpun. Pamannya sering meminjam uang ke papinya begitu pula dengan bibinya tetapi sepasang suami istri itu tidak pernah membayarnya sepeser pun.

Tanpa punya rasa malu sedikitpun mereka meminjam kembali dan lagi-lagi mereka tidak pernah membayar dan sudah tidak terhitung lagi jumlah utang mereka karena setiap bulan mereka selalu meminjam.

" Oh ya kak Cantika mau kuliah di mana?" Tanya Rina

" Di universitas Sailermon Internasional." Jawab Cantika.

" Ayah, aku juga ingin kuliah di universitas Sailermon Internasional." Pinta Rina

" Rina sayang, ayah tidak punya uang untuk kuliah di universitas Sailermon Internasional karena kampusnya sangat mahal." Ucap ayahnya.

" Hiks... hiks... hiks.." isak Rina sambil menatap mami dan papinya Cantika.

Papinya Cantika dan juga maminya Cantika membuatnya tidak tega melihat kesedihan keponakannya.

" Biar kami saja yang membayar semua kuliah Rina." Ucap papinya Cantika.

" Benarkah?" Tanya sepasang suami istri tersebut dengan mata berbinar-binar.

" Benar, biar Cantika ada teman mainnya." ucap maminya Cantika.

" Terima kasih pakde dan bude." Ucap Rina tersenyum bahagia.

" Sudah sore kami mau pulang dulu." Pamit ibunya Rina

" Kita makan saja dulu nanti selesai makan kalian boleh pulang." Ucap maminya Cantika.

" Baiklah jika kalian memaksa." Ucap ketiganya serempak tanpa punya rasa malu sedikitpun.

Mereka makan bersama tanpa ada yang berbicara sedikitpun. Orang tuanya Rina dan Rina seperti orang kelaparan tanpa punya rasa malu sedikitpun makan sampai nambah membuat orang tua Cantika dan Cantika hanya memakan apa yang ada di piring mereka.

Lima belas menit orang tua Cantika dan Cantika sudah selesai makan sedangkan orang tuanya Rina dan Rina mulutnya masing-masing penuh makanan hingga lima belas menit kemudian ketiganya barulah selesai makan dan dengan kompak mereka bersendawa membuat orang tua Cantika dan Cantika hanya bisa menepuk keningnya masing-masing.

" Ada apa?" Tanya ke tiganya dengan kompak tanpa dosa.

" Tidak ada." Jawab orang tua Cantika dan Cantika dengan kompak sambil berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan makan diikuti oleh ke tiganya.

" Kami pulang dulu." Pamit ibunya Rina

" Ok, hati-hati." Jawab ke tiganya dengan serempak.

Merekapun pergi meninggalkan mansion milik papinya Cantika dengan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju mansion miliknya.

Tunggulah pembalasanku

Tidak terasa sudah dua bulan dan tidak terasa juga Cantika dan Rina kuliah di kampus yang sama. Rina yang melihat teman-teman kuliahnya tidak mau berteman dengan Cantika membuat dirinya juga ikut-ikutan tidak mau berteman dengan Cantika. Padahal dirinya kuliah di bayar oleh orang tua Cantika.

Cantika hanya diam saja tapi dalam hatinya bertekad untuk mengubah dirinya menjadi cantik dan langsing. Cantika setiap pagi selalu memakai pakaian tebal kemudian berlari mengelilingi mansion.

Awal olahraga Cantika merasa berat dan nafasnya tersengal-sengal tapi Cantika tidak menyerah. Istirahat sebentar kemudian belari lagi begitu pula dengan makan Cantika mulai mengurangi makanan.

Biasanya sehari lima kali makan Cantika mulai mengurangi makan secara bertahap. Orang tua Cantika mendukung keputusan Cantika dan menyewa pelatih agar keinginan Cantika untuk berubah bisa terwujud.

" Mami berat badanku seratus kilo turun lima kilo sekarang sembilan puluh lima kilo." Ucap Cantika tersenyum bahagia ketika melihat timbangan berat badannya turun.

" Bagus sekali padahal baru dua hari bagaimana kalau sebulan ya." Ucap mami Cantika

" Iya mami, Cantika tidak sabar supaya langsing agar tidak di hina oleh teman-temanku." Ucap Cantika

" Bagus sayang, mami tidak sabar untuk melihatnya." Ucap mami Cantika

" Oh ya bagaimana kuliahmu?" Tanya maminya.

" Sama saja mi setiap hari aku selalu di bully dan tidak punya teman." Ucap Cantika dengan wajah sendu.

" Kan ada sepupumu Rina jadi kamu ada temannya." Ucap maminya.

" Rina ikut - ikutan seperti mereka jadi Cantika tidak punya teman sedikitpun." Ucap Cantika sambil menahan air matanya.

grep

grep

Ke dua orang tuanya memeluk Cantika sambil mengusap punggungnya.

" Hiks... hiks... Dari kecil Cantika selalu di bully hingga Cantika kuliah." Ucap Cantika sambil terisak dan menangis di pelukan ke dua orang tuanya.

" Sst... maafkan mami yang membiarkanmu gendut seperti ini." Ucap maminya Cantika merasa bersalah

" Papi juga minta maaf." Ucap papinya.

" Kalau kamu mau lepaskan kacamata dan rambutmu jangan di kepang lagi." Ucap maminya sambil melepaskan pelukannya begitu pun dengan ke duanya.

" Tidak mami Cantika untuk sementara seperti ini sampai Cantika langsing barulah Cantika akan berubah." Ucap Cantika

" Lakukan apa yang ingin kamu lakukan dan kami sebagai orang tua selalu mendukungmu." Ucap maminya.

" Cantika kamu mau papi pilihkan pelatih bela diri?" Tanya papinya setelah lama terdiam.

" Mau papi, bagaimana kalau besok pulang kuliah Cantika latihan bela diri?" Tanya Cantika penuh semangat.

" Ok, papi akan panggil pelatih profesional buatmu." Ucap papinya Cantika.

" Sudah malam kita istirahat." Ucap maminya Cantika.

" Ok." Jawab mereka serempak

Cantika masuk ke dalam kamarnya begitu pula dengan ke dua orang tuanya berjalan ke arah kamarnya untuk beristirahat.

xxxxxxx

Besok paginya seperti biasa Cantika berangkat kuliah dengan masih berpenampilan culun dan memakai pakaian kemeja ukuran super jumbo.

" Itu lihat di cupu datang." Ledek mahasiswi..

" Hei cupu." Panggil mahasiswi lainnya.

" Cujege." Panggil mahasiswi lainnya lagi.

" Apa itu cujege?" Tanya mahasiswi temannya

" Cupu Jelek Gendut." Ucap mahasiswi tersebut.

" Hahahaha...." Tawa mereka serempak.

Cantika hanya diam tapi hatinya penuh semangat untuk mengubah takdir agar dirinya menjadi wanita cantik dan seksi agar mereka tidak menghina dirinya lagi.

" Dosen galak sudah datang." Ucap mereka serempak

Ruangan kampus yang tadi ribut kini langsung sunyi seperti kuburan karena dosen galak sudah datang mereka sangat takut jika ribut sedikit nilainya dikurangi. Dosen itu masuk bersama mahasiswa baru tampan membuat para mahasiswi menatapnya dengan tatapan lapar terlebih Rina matanya tidak pernah mau lepas menatap ketampanan mahasiswa baru tersebut.

" Kenalkan ini mahasiswa baru, kenalkan dirimu." Perintah dosen tersebut.

" Hallo kenalkan namaku Tio Pakusadewo saya pindahan dari luar negri." Ucap Tio

" Hallo..." Panggil mahasiswi serempak sambil melambaikan tangannya ke arah Tio kecuali Cantika.

" Diam!! Tio silahkan cari tempat duduknya." Perintah dosen tersebut

Tio melihat ke arah sekelilingnya dan hanya melihat satu kursi kosong. Tio berjalan ke arah Cantika dan duduk bersebelahan dengan Cantika membuat semua mahasiswi menatapnya dengan tatapan iri dan kesal terhadap Cantika.

" Boleh aku duduk di sini?" Tanya Tio

" Silahkan." Jawab Cantika singkat

" Terima kasih." Jawab Tio sambil tersenyum ramah tapi dalam hati ingin muntah melihat betapa jelek, gendut dan culun gadis yang berada di sebelahnya.

" Hari ini bapak akan mengadakan kuis, jika bisa menjawab bapak akan memberikan nilai plus tambahan di ujian kalian." Ucap dosen tersebut.

" Pak, selama ini yang bisa menjawab Cantika kalau begitu keenakan Cantika pak dapat nilai tambahan." protes salah satu mahasiswi.

" Betul itu pak, tidak adil namanya." Ucap mereka serempak.

" Makanya kalian itu belajar." Ucap dosen tersebut sambil menatap tajam ke arah para mahasiswa dan mahasiswinya.

Mereka langsung terdiam tanpa bersuara sedikitpun. Dosen itupun memberikan kuis dan hampir semua di jawab oleh Cantika. Cantika yang tidak enak hati karena hampir semua di jawabnya akhirnya berbicara pelan ke arah Tio untuk memberitahukan jawaban kuis yang diberikan oleh dosen tersebut.

" Bagus Tio, kamu anak baru bisa menjawab pertanyaan bapak." Ucap dosen itu dengan ada bangga.

Tio hanya tersenyum mendengar pujian gurunya.

( " Sepertinya Cantika bisa aku manfaatkan agar nilai-nilaiku bagus dan cepat naik tingkat. Aku tidak perduli di jelek, cupu dan gendut yang penting nilaiku bagus dan aku tidak perlu belajar jika menjadi kekasihnya. Ucap Tio dalam hati ).

Tidak terasa sudah dua jam dan waktunya istirahat. Mereka keluar ruangan termasuk Cantika dan Tio.

" Cantika, aku anak baru di sini maukah menemaniku makan bersama?" Tanya Tio sambil berjalan ke arah kantin dan diikuti oleh Cantika dari arah samping.

" Boleh." Jawab Cantika singkat dengan wajah terkejut karena baru kali ini dirinya di ajak makan bersama.

" Mahasiswa tampan lebih baik makan denganku saja jangan sama gadis cupu, jelek dan gendut." Ucap Rina sambil memeluk lengan Tio.

" Aku lagi ingin makan dengannya." Jawab Tio sambil melepaskan tangan Rina.

" Hei gadis cupu, jelek dan gendut pergi sana." Usir Rina

" Ba..." Ucapan Cantika terputus oleh Tio

" Aku ingin makan tidak ada yang bisa melarangku makan dengan siapa jadi kamu tidak berhak mengaturku." Ucap Tio sambil menatap tajam ke arah Rina

" Itu juga berlaku dengan kalian." Ucap Tio sambil menarik tangan Cantika.

Cantika terkejut tangannya di tarik oleh seorang pria dan dirinya sangat bahagia karena ada pria yang membelanya. Mereka masuk ke dalam kantin dan Tio memperlakukan Cantika seperti Cinderella. Menarik kursi untuk diduduki Cantika dan memesan makanan untuk mereka dan bukan itu saja Tio menyuapi Cantika membuat Cantika bahagia.

" Hei cupu, kamu memakai pelet ya sampai mahasiswa baru yang sangat tampan ini tunduk padamu." Ucap mahasiswi yang merasa iri dengan Cantika.

" Aku rasa Cantika pakai jasa dukun makanya mahasiswa tampan lengket sama Cantika." sambung mahasiswi lainnya.

" Ya betul." Jawab mereka serempak.

brak

" Bisa tidak aku makan dengan tenang!!" Bentak Tio sambil menggebrak meja.

Semua langsung terdiam tapi mata mereka menatap tajam ke arah Cantika. Tio dan Cantika mulai melanjutkan makannya dan lima belas menit mereka sudah selesai makan dan berjalan ke arah ruang kelasnya.

Sejak saat itu Tio selalu mendekati Cantika dan tidak memperdulikan ucapan teman - teman kampusnya. Tio selalu membantu Cantika jika ada orang yang membully Cantika membuat Cantika mulai menyukai Tio. Hingga tidak terasa hubungan mereka berjalan satu minggu.

" Cantika, waktu pertama kali kita bertemu aku suka padamu. Maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanya Tio.

" Apakah aku tidak salah mendengar? kamu tampan dan banyak gadis yang tergila-gila padamu sedangkan aku gadis cupu, gendut dan jelek." Ucap Cantika tidak percaya.

" Kamu tidak salah dengar aku merasa nyaman bersamamu. Maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanya Tio sambil mengeluarkan kotak dan membuka kotak tersebut dan berisi cincin berlian.

" Aku bersedia." Ucap Cantika

Tio tersenyum dan memasangkan cincin tersebut ke jari manis Cantika yang seukuran dua kali ibu jari Tio.

Sejak saat itu mereka berpacaran dan Cantika selalu memberikan soal - soal jawaban sehingga nilai - nilai Tio bagus semua membuat Tio tersenyum menyeringai. Hubungan mereka berjalan hampir berjalan tiga bulan dan Tio tidak memperdulikan ucapan teman-teman kuliahnya tentang Cantika.

Cantika yang sudah mulai langsing tetap memakai kemeja ukuran jumbo bahkan sengaja memakai pakaian lapisan sehingga terkesan Cantika masih gendut karena Cantika berencana nanti di hari ulang tahunnya akan memberikan kejutan kekasihnya.

" Cantika sayang, kamu sudah langsing kenapa masih memakai pakaian tebal?" Tanya maminya Cantika penasaran.

" Pada saat nanti Cantika ulang tahun Cantika akan merubah semuanya baik pakaian, rambut dan tidak memakai kacamata tebal lagi." Ucap Cantika

" Jika kamu melakukan itu semua ingat pesan mami jadi orang jangan sombong jika kamu sudah cantik dan seksi juga jangan pernah menghina atau merendahkan orang lain." Ucap maminya Cantika.

" Baik mami, mami dua hari lagi teman Cantika ulang tahun Cantika bingung mau ngasih apa." Ucap Cantika

" Jam tangan bagaimana?" Tanya maminya Cantika

" Boleh mam, besok pulang kuliah mau ke mall dulu." Ucap Cantika

" Sudah malam kita tidur sayang." Ucap maminya Cantika.

" Papi kemana mam?" Tanya Cantika

" Katanya lagi lembur, kamu istirahat saja dulu, besok kan kamu kuliah." Ucap maminya Cantika.

" Baik mam." Jawab Cantika.

Cantika menaiki anak tangga menuju ke arah kamarnya. Cantika berjalan ke arah kamar mandi untuk menyikat gigi dan membasuh wajahnya kemudian Cantika beristirahat karena besok Cantika kuliah.

Dua Hari Kemudian

Tidak terasa hari berlalu dengan cepat dan kini ulang tahun kekasihnya Tio. Cantika membawa kado jam tangan dan kue ulang tahun namun ketika hendak berangkat mami dan papinya memanggilnya.

" Cantika, hari ini adik sepupu mu Rina bertunangan jadi habis acara pertunangan kamu bisa ke tempat temanmu nanti biar kami yang akan mengantarmu." ucap maminya Cantika.

" Baik mami." Jawab Cantika patuh

Walau sebenarnya Cantika ingin pergi sendiri tapi Cantika sangat patuh dengan ke dua orang tuanya dan tidak pernah menolaknya. Ke dua orang tua Cantika dan Cantika berangkat ke rumah orang tua Rina.

Banyak tamu undangan datang namun Cantika membulatkan matanya ketika mengetahui siapa tunangan adik sepupunya.

" Tio kamu.." Ucap Cantika menggantungkan kalimatnya.

Cantika tidak menyangka di hari ulang tahun kekasihnya Cantika mendapatkan kejutan yang sangat menyakitkan yaitu kekasihnya bertunangan dengan adik sepupunya.

" Kenapa terkejut? aku lebih memilih adik sepupumu dari pada kamu gadis cupu, jelek dan gendut." Hina Tio tanpa punya perasaan sambil memeluk Rina dari arah samping.

" Hallo kakak, maaf ya kak ternyata Tio lebih memilihku dari pada kakak." Ledek Rina sambil membalas pelukan tunangannya.

Cantika menahan air matanya agar tidak keluar dan langsung membalikkan badannya dan berjalan menuju ke arah pintu utama.

" Cantika sayang, mau kemana?" Tanya maminya Cantika

" Kepala Cantika pusing mam." Ucap Cantika berbohong

" Baiklah mami temani kamu pulang." Ucap maminya Cantika

" Papi ikut tapi papi mau pamit sama paman dan tanteku dulu." Ucap papinya Cantika.

Setelah berpamitan mereka pulang dan kembali ke mansion. Dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di mansion dan Cantika langsung berjalan dengan langkah cepat menuju ke kamarnya.

" Cantika kenapa mam?" Tanya papinya.

" Tidak tahu papi, sepertinya Cantika berpacaran dengan tunangan Rina dan Cantika menahan tangis karena mereka bertunangan. Nanti kalau Cantika sudah tenang mami akan mengobrol dengan Cantika.

Papinya hanya menghembuskan nafasnya dengan perlahan. Papi dan maminya hanya berharap suatu hari nanti putri kesayangannya memperoleh kebahagiaan.

Dua Hari Kemudian

Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat Cantika sudah bisa menerima kenyataan yang sangat menyakitkan itu semua berkat maminya yang selalu menasehati dengan penuh kelembutan.

Hari ini Cantika berulang tahun yang ke tujuh belas dan merayakan ulang tahun di villa puncak pribadi milik orang tuanya. Cantika masih berpenampilan yang sama karena dirinya tidak semangat untuk melakukan perubahan.

Namun dalam perjalanan mobil milik orang tuanya mengalami kecelakaan dan ke dua orang tuanya meninggal di tempat sedangkan Cantika mengalami koma selama satu bulan.

Cantika membuka matanya dan melihat kepala pelayan menatapnya dengan tatapan sendu.

" Bibi, mami dan papi kemana?" Tanya Cantika dengan nada lirih.

" Waktu terjadi kecelakaan nyonya dan tuan meninggal di tempat dan nona Cantika mengalami koma selama satu bulan." Ucap kepala pelayan.

" Apa?? bibi tidak bercandakan?" Tanya Cantika tidak percaya.

" Tidak nona dan bukan itu saja paman dan bibi serta nona muda Rina menguasai harta nyonya dan tuan. Nona Cantika di usir dan tidak boleh datang ke mansion." Ucap kepala pelayan

" Apa!! Kenapa mereka jahat sekali bi." Ucap Cantika dengan nada kesal dan tidak berapa lama air matanya keluar.

Sedih dan marah bercampur menjadi satu sedih karena kehilangan ke dua orang tuanya yang sangat dicintainya dan marah karena paman dan bibinya dengan seenaknya merebut semua harta milik orang tuanya.

" Benar nona, kalau nona bersedia bisa tinggal di rumah bibi kebetulan dua bulan yang lalu nyonya memberikan rumah minimalis buat bibi." Ucap kepala pelayan

" Cantika bersedia bi dan maaf telah merepotkan bibi." Ucap Cantika

" Bibi tidak pernah merasa direpotkan." Ucap kepal pelayan.

Tidak berapa lama dokter datang dan memeriksa keadaan Cantika. Dokter tersebut mengatakan besok Cantika bisa pulang.

( " Tunggulah pembalasanku paman, bibi, Rina, Tio dan orang-orang yang telah membulyku. Cantika yang dulu culun, gendut dan jelek sudah mati dan kini Cantika cantik dan seksi akan membalas kalian semua." Ucap Cantika dalam hati sambil menahan amarahnya ).

Malam berganti pagi dan pagi-pagi kepala pelayan beserta suaminya yang dulu bekerja sebagai bodyguard sekaligus merangkap sopir menjemput Cantika.

" Nona Cantika, tidak apa-apa kan kita naik angkot." Tanya kepala pelayan

" Tidak apa-apa bi, panggil Cantika saja kan sekarang aku bukan nona lagi." Ucap Cantika

" Maaf nona kami tidak bisa, walau nona sudah tidak tinggal di mansion kami akan tetap memanggil nona Cantika." Ucap kepala pelayan

" Paman dan bibi sangat baik sama Cantika dari dulu hingga sekarang jadi Cantika mohon maukah paman dan bibi memanggilku dengan sebutan Cantika tanpa menyebutkan nona?" Mohon Cantika

Kepala pelayan menatap suaminya dan suaminya menganggukkan kepalanya tanda setuju.

" Baik Cantika sebelum pulang kita mampir ke butik untuk membeli pakaianmu setelah itu kita pulang naik taksi." Ucap kepala pelayan

" Tapi Bu, uang Cantika ada di mansion." Ucap Cantika

" Sebelum nyonya meninggal nyonya menitipkan semua aset miliknya ke paman dan bibi katanya jika sesuatu terjadi dengan nyonya paman dan bibi bisa memberikan semua aset ke nona." Ucap kepala pelayan yang susah memanggil dengan sebutan nama Cantika.

Cantika hanya terdiam tapi air matanya langsung keluar tanpa henti membuat kepala pelayan memeluk Cantika.

" Sabar ya suatu saat nona akan memperoleh kebahagiaan." Ucap kepala pelayan

" Terima kasih bi, aku bersyukur bisa mengenal bibi dan paman." Ucap Cantika

" Kami juga bersyukur bisa kenal dengan keluarga nona. Sekarang kita pergi ke butik jadi sampai rumah tidak terlalu panas." Ucap kepala pelayan.

" Baik bi." Jawab Cantika

Merekapun keluar dari rumah sakit dan pergi ke butik, Cantika membeli sepuluh stel pakaian untuk kuliah, sepuluh stel dress, empat stel pakaian santai dan empat stel pakaian tidur juga membeli sepatu, tas dan kosmetik. Cantika membeli pakaian yang pas dengan tubuhnya karena Cantika sudah tidak gendut seperti dulu.

Selesai belanja mereka pulang naik taksi dengan membawa paper bag yang lumayan banyak. Sampai di rumah Cantika dipersilahkan masuk ke dalam kamar barunya untuk beristirahat dan merapikan pakaiannya.

Malam berganti pagi seperti biasa Cantika bangun pagi dan membantu kepala pelayan memasak selesai memasak Cantika mandi membersihkan dirinya kemudian memakai pakaian kaos street dan jaket jeans warna biru senada dengan celana jeans. Rambutnya yang di kepang dua kini tidak lagi di kepang dan juga sudah tidak memakai kacamata besar dan tebal.

Cantika memakai bedak tipis dan memakai lipstik warna pink senada dengan warna bibirnya membuat Cantika semakin cantik dan seksi. Setelah selesai berdandan Cantika keluar dari kamarnya dan duduk di kursi makan.

" Cantika? kamu sangat cantik, bibi sampai tidak mengenalmu." Puji kepala pelayan

" Bibi bisa saja." Ucap Cantika.

" Benar Cantika, oh ya Cantika dua hari lagi ponakan bibi ulang tahun apakah kamu mau datang?" Tanya kepala pelayan

Cantika menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap kepala pelayan.

" Maaf bi, Cantika sangat membenci kata ulang tahun karena itu sangat menyakitkan buat Cantika. Dulu mantan kekasihku ulang tahun aku mendapatkan kenyataan yang sangat pahit dia bertunangan dengan adik sepupuku Rina dan di hari ulang tahunku ke dua orang tuaku meninggal." Ucap Cantika dan tidak berapa lama air matanya keluar.

" Sstttt... maafkan bibi." Ucap kepala pelayan sambil menghapus air mata Cantika dan memeluknya.

" Tidak apa-apa bi dan maaf Cantika mau berangkat kuliah dulu." Ucap Cantika sambil melepaskan pelukannya.

" Hati-hati." Kata kepala pelayan.

Cantika hanya menganggukkan kepalanya kemudian mengecup punggung tangan kepala pelayan dan suami kepala pelayan.

Dalam hati Cantika tidak akan pernah merayakan ulang tahun dan bukan itu saja Cantika tidak akan pernah datang di ulang tahun temannya ataupun sahabatnya sekalipun.

" Tunggulah pembalasanku." Ucap Cantika sambil naik ojek online.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!