Di pagi hari yang cerah, seorang wanita baru saja terbangun dari tidurnya lalu membentangkan kedua tanganya.
"Hari baru datanglah kekuatan baru dan pemikiran baru. Awali pagi dengan sesuatu yang baik-baik, salah satunya dengan tersenyum.Tersenyum di pagi hari akan membuat suasana hati menjadi lebih baik, sehingga harimu nantinya juga akan berjalan dengan baik pula. Selamat pagi dunia,!" ucap seorang wanita cantik yang sedang menasehati dirinya sendiri, dia lalu membereskan tempat tidurnya yang berantakan."Akhirnya beres, saatnya mandi,!" gumamnya.
Gadis itu lalu melangkahkan kakinya menuju ke arah lemari untuk mengambil jubah mandinya, setelah itu, dia berjalan menuju ke arah kamar mandi yang berada dalam kamarnya. Beberapa waktu kemudian, gadis cantik yang bernama lengkap Raisa Wulandari telah selesai dari ritual mandinya, dia selanjutnya melangkahkan kakinya menuju ke lemari pakaian dengan niat memilih pakaian yang akan digunakanya. Setelah dia telah selesai berpakaian, gadis itu kembali melangkahkan kakinya yang sempat terhenti sebelumnya dengan maksud meninggalkan kamarnya.
"Aku sarapan dulu, kemudian berangkat ke kampus,!" gumamnya.
...****************...
Di sebuah mansion megah, seorang pria yang masih tertidur pulas di atas tempat tidurnya. Di saat itu, alaram kemudian berbunyi.
"Kring... ! Kring... ! Kring.... !"
Sontak pemuda yang berada di tempat tidur itu terkejut hebat, dia lalu berkata.
"Arg... ! Jam weker sialan.... !!! Berisik amat sih bunyinya, ganggu saja,!" dia kemudian mengulurkan tanganya untuk mematikan alarm jam weker tersebut. Selanjutnya, dia kembali melanjutkan tidurnya.
Di saat yang sama, seorang wanita paruh baya sedang berjalan menuju ke kamar pemuda itu, dia berhenti sejenak tepat di pintu kamar.
"Tok... ! Tok...! Tok.... !"
"Ceklek,!" bunyi gagang pintu.
Wanita paruh baya itu kemudian melangkahkan kakinya ke dalam kamar tersebut, dia lalu menghampiri pemuda yang sedang berbaring dan berkata.
"Bangun Arya,!! bangun.... !! Apa kamu nggak ke kantor.... !!? Dasar anak pemalas,!!! tingkahmu itu seperti anak kecil bahkan lebih buruk lagi,!!!" bentaknya.
Pemuda yang berada di balik selimut lalu berkata.
"Apa sih, Mom.! Masih ngantung, nih.! Aku bosnya, nggak ada yang berani berurusan denganku, Mom,!!" dia membuka sejenak selimutnya.
"Nggak boleh seperti itu, seharusnya kamu sebagai pimpinan harus memberi contoh yang baik dan benar kepada bawahanmu. Cepat,! bangun wahai putraku sayang... !! Nggak ada yang bangunin kamu dengan kata-kata romantis. Jadi, jangan nunggu Raisa yang akan bangunin kamu pakai kata-kata yang menyakitkan. Jangan sampai ibu membawa ember buat nyiram kamu yah.... !!!"
Di saat perdebatan antara Ibu dan anak itu terjadi, seorang pria paruh baya sedang berjalan masuk kedalam kamar lalu berkata :"Ada apa sih, Ma,!? pagi-pagi pakai acara ribut,!" dia menatap Istrinya.
Wanita paruh baya itu kemudian memalingkan sejenak wajahnya ke arah sumber suara, dia berkata :"Coba lihat putramu, kelakuanya nggak berubah sama sekali, dia sudah dewasa.Tapi, tingkahnya masing kekanak-kanakan," dia memalingkan wajahnya di mana putranya berada.
Pria paruh baya itu kemudian memalingkan wajahnya ke arah tempat tidur di mana putranya berada dengan raut wajah yang mengkerut menandakan bahwa ia sedang kesal, dia berkata.
"Arya... !!! Bangun nggak,!!! jika kamu nggak mau bangun,!!! hari ini, kamu nggak jadi CEO perusahan lagi,!!!! kamu jadi karyawan... !!!! Apa kamu mengerti,!!??" bentaknya.
Sontak saja Arya yang berada di balik selimut itu kembali terkejut hebat, dia membuka selimutnya dengan sangat cepat, dia menatap Ayahnya sekilas.
"Singa lagi ngamuk,!" ucapnya dalam hati, dia lalu berkata.
"Aku mengerti, Ayah.!"
Pemuda tampan itu kemudian turun dari tempat tidurnya begitu terburu-buru selanjutnya melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi dengan sangat tergesah-gesah tanpa menoleh sedikit pun.
Pria paruh baya yang bernama lengkap Mr Ramadhan Pratama sejenak memperhatikan punggung Arya yang menjauh dari pandangan matanya kemudian memalingkan wajahnya ke tempat di mana Istrinya berada.
"Jika anak itu nggak di ancam, maka dia nggak akan bergerak dari tempat tidurnya."
Wanita paruh baya yang bernama lengkap Mrs Erika Pusputasari kemudian berkata :"Hemmmm.... ! Siapa yang nggak takut jika di bentak seperti itu, aku yang kejang-kejang mendengarkan perkataanmu, Pa.!"
Selanjutnya, pasangan suami istri itu kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar putranya sambil tersenyum penuh kemenangan.
Ketika Arya telah menyelesaikan ritual mandi dan memakai seragam kebesaranya, dia lalu mengambil Hp miliknya dengan niat untuk menelpon kekasih hatinya.
"Krink.. ! Krink... ! Krink.... !!" Bunyi Hp milik Raisa, dia lalu mengangkatnya dan menempelkan Hp miliknya di telinganya lalu berkata.
"Halo,!! kakak sayang.!! Sang mentari telah bangun dengan udara segarnya, begitu juga denganmu telah bangun walapun kesiangan dengan bau mulutmu.!"
"Mulutku nggak bau dan aku sudah mandi, ucapanmu pedis amat sih.! By the way, kamu lagi ngapain sayang.?"
"Biarin,!! aku dalam perjalanan ke kampus.!"
"Oooh.... ! Padahal aku mau jemput kamu.Tapi, ternyata kamu sudah berada di jalan.!"
"Hmmm.... ! jemput aku.!? Alasan.... !!! Hal yang selalu aku khawatirkan setiap pagi hanyalah ketika kakak bangun kesiangan, gimana mau jemput aku.... !! Jika kakak bangun kapan pun kakak mau, dan tidur selama yang kakak inginkan, sehingga menyebabkan kakak malas bangun dari tempat tidur. Maka, aku yakin itu mempengaruhi seluruh hidup kakak secara negatif. Tanamkan dalam diri kakak rasa malu kepada hewan yang bangunya pagi hari,!" jawab Raisa menasehati kekasihnya.
"Kenapa semua orang yang aku ajak ngobrol hari ini begitu cerewet sih,!!!" kata Arya yang begitu kesal.
"Sadar diri kak, sudah dulu yah.!"
"Tunggu dulu, aku masih rindu, Raisa,!! cium dulu dong.!?"
"Nggak,!! Cium tembok ajah, kak.... !! Atau, bedakin kambing betina lalu menciumnya.!"
"Tut... ! Tut... ! Tut.... !" Bunyi Hp Arya menandakan panggilan berakhir.
"Astaga.!! kebiasan main tutup Hp ajah,!" ucap Arya dengan raut wajah yang kesal.
Di waktu yang sama dan di tempat yang lain, seorang wanita cantik sedang bersiap untuk berangkat ke kantornya.
"Bibi'.... !! Tolong, kamarku di bersihkan. Ngomong-ngomong, di mana Pak Arman, Bi,?" Tanya wanita cantik itu.
"Pak Arman sudah nunggu di luar, Nona Renata."
"Kalau begitu, aku berangkat dulu, Bi'."
"Hati-hati di jalan, Nona Renata."
"Tentu saja, Bibi," kata Renata sambil berjalan
Setelah gadis berparas cantik itu keluar dari kamarnya, Renata lalu menuju ke lif dengan niat untuk berangkat menuju perusahaanya.
Di tempat lain dan di waktu yang sama, Rian telah membersihkan seluruh kamarnya dan membantu Ayahnya membersihan pekarangan rumah serta telah menyelesaikan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya.
"Ngomong-ngomong, bisa nggak antar aku ke tempat kerja,? kebetulan Bapak jadi satpam perusahan hari ini," kata Pak Harto sambil menatap Rian.
"Baik, Ayah,! bagaimana kondisi kesehatan Ayah,?" kata Rian sambil menatap balik Pak Harto.
"Aku sudah baikan, Nak ! Kondisi Bapak baik-baik saja, jangan kwatir, Nak.!"
"Tapi, Ayah.!"
Pak Harto secara tiba-tiba mendahului perkataan Rian yang belum tuntas ia ucapkan.
"Nggak usah tapi-tapian, Nak.! Jangan kwatir.!"
Rian tertunduk menandakan bahwa dia tak mampu untuk membantah ayahnya.
"Kalau begitu, kita berangkat,!" ucap pak Harto.
"Baiklah Ayah, kita berangkat."
Kedua pria itu berjalan keluar rumah menuju ke sebuah sepeda motor antik.
"Ibu...!! Aku berangkat,?" kata Rian sambil memandang Ibunya
"Ma.... !! Aku berangkat dulu yah,?" kata Pak Harto.
"Hati-hati di jalan, wahai pria-pria tampanku,!?" kata Ibu Dwi.
"Okey.! Istriku sayang, cintaku dan kekasih hatiku,!" dia tersenyum ke istrinya lalu mengedipkan sebelah matanya.
Sontak wajah Ibu Dwi memerah seperti udang rebus, dia terpesona oleh kata-kata manis suami tampannya itu.
"Kamu seperti anak remaja saja, Pa.... !"
"Aku lagi puber kedua, Bu, aku berangkat dulu," kata Pak Harto sambil tertawa kecil.
Tak butuh waktu yang lama, Rian bersama dengan Ayahnya meninggalkan area kediaman sederhananya.
Di saat itu, Ibu Dwi hanya tersenyum sambil memandang punggung kedua pria tampan yang menjauh dari pandangan matanya.
Dan di waktu yang sama, sebuah mobil Ferrari SF90 Spider baru saja tiba di sebuah kampus dengan nomor plat DD 7
"Rencana pertama akan segera di mulai," kata seorang pemuda tampan sambil membuka pintu mobilnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...^WARNING^...
...Wajib Membaca Deskripsi (Sinopsis) Agar Tidak Tersesat....
...^Question^...
Bagaimana akhir petualangan para karakter dalam novel ini ?
Siapaka karakter utama pria yang sebenar-benarnya di antara tokoh di dalam novel ini ?
A. Arya Ramdhan
B. Rian
C. Farhan Crow Seven
D. Albert Junior
E. Indra Permana Nasution
Bagaimana jka di antara mereka terlibat cinta yang sangat rumit.?
Siapakah karakter utama wanita yang sebenarnya di antara tokoh di dalam novel ini.?
A. Raisa
B. Irma
C. Irina
D. Marcela.
E. Resky
F. Renata
Bagaimana akhir dari perjalan hidup mereka.?
A. Berakhir dengan indah.
B. Berakhir dengan Buruk.
C. Sebagian berakhir indah.
D. Sebagian berakhir buruk.
E. Tidak ada yang berakhir indah dan buruk.
Untuk mengetahui jawabanya ! Mari kita simak kisah mereka sampai TAMAT.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pada saat pemuda tampan itu hendak melangkahkan kakinya, Hpnya tiba-tiba berdering, pemuda tersebut selanjutnya menerima panggilan itu lalu berdialog dengan seseorang dari balik telephone.
"Apa yang harus kami lakukan, Tuan Muda,!?" kata seseorang dari balik telephone.
"Ikuti gadis itu dan dapatkan apa yang aku butuhkan," kata pemuda itu.
"Di mengerti, Tuan Muda."
Setelah percakapan berakhir, pemuda tersebut berjalan menemui seseorang di tempat parkir kampus.
"Hanya ini cara yang bisa aku lakukan saat ini untuk mencari kebenaran," kata pemuda itu dalam hati sambil berjalan ke arah tujuannya.
...****************...
Di tempat yang berbeda dan di waktu yang sama, Kedua pria berbeda usia baru saja tiba di pintu pagar perusahan di mana Ayah Rian di pekerjakan sebagai seorang satpam.
"Akhirnya kita sampai juga, Ayah.!"
"Iya, Nak.!"
"Bukankah hari ini kamu ujian meja.?"
"Betul, Ayah.! Hari ini aku ujian, semoga aku lulus. Doakan aku.?"
"Pastinya aku doakan, Nak.! Itu tugas seorang ayah mendoakan anaknya."
"Makasih banyak, Ayah.!"
"Setelah ujian, jangan lupa untuk membawa kursi kekantin sekolah tempat ibumu berjualan. Kursi yang dulu, mau di perbaiki, aku sudah meminjam truk Pak Ilham. Kamu sisa mengambilnya.!"
"Aku mengerti. Bentar habis ujian, aku akan temui Pak Ilham."
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil BMW seri 8 tiba di tempat di depan gerbang perusahaan. Pak Harto yan melihat kendaraan roda empat itu bergegas membuka gerbang. Dan di saat itu juga, Rian memperhatikan apa yang Ayahnya kerjakan.
"Kenapa dengan gerbang ini,"kata Pak Harto dalam hati sambil mencoba dengan keras membuka gerbang itu.
Di waktu itu, Rian segera membantu Ayahnya yang terlihat kewalahan untuk membuka gerbang tersebut.
Di dalam mobil BMW seri delapan, Pak Arman dan Renata sedang memperhatikan kedua lelaki yang terlihat sangat kesulitan membuka gerbang utama perusahaan.
"Maaf, Non.! Boleh nggak, aku ikut membantu mereka,?" ucap Pak Arman.
"Silahkan ! Tapi cepat yah.. ! Soalnya, aku buru-buru, Pak.!" kata Renata.
Pak Arman kemudian melangkahkan kakinya kearah kedua pria itu.
"Ada yang bermasalah,Pak Harto.?"
Pak Harto lalu berpaling ke arah sumber suara di ikuti oleh Rian.
"Aku rasa, roda gerbang ini sudah rusak, Pak.!"
"Jadi begitu, Pak.! Aku ke mobil dulu yah Pak... !"
"Iya Pak.!"
Pak Arman lalu membalikkan tubuhnya kemudian melangkahkan kakinya ke arah mobil BMW.
"Rodanya pintu gerbang, Rusak, Non.! Mau tidak mau, kita harus lewat gerbang yang di khususkan untuk sepeda motor dan pejalan kaki, Non.!"
"Baiklah.! Kalau memang itu jalan satu-satunya, mau bagaimana lagi.!"
Renata kemudian keluar dari pintu mobil dan berjalan menuju ke arah kedua pria itu.
"Kalau bisa, hubungi seseorang yang ahli untuk memperbaiki gerbang ini segera.!"
Wanita cantik itu lalu memalingkan wajahnya ke arah Pak Harto kemudian melanjutkan perkataannya : "Jikalau tak ada yang mampu memperbaiki gerbang ini. Maka, secepatnya di ganti saja."
"Baik,Non.!"
Renata mondar mandir di tempat itu menandakan bahwa ia gelisah dan memikirkan sesuatu.
"Jalan kaki cukup memakan waktu untuk tiba di pintu perusahan, bagai mana yah,!" Ucapnya dalam hati.
Dia lalu melihat sebuah sepeda motor yang terparkir di samping pos satpam lalu berkata.
"Ini sepeda motor milik siapa.!? Bisa nggak, antar aku sampai ke pintu perusahan,? aku nggak punya banyak waktu.!"
"Itu sepeda motor milik putra saya, Non.! Apa nggak apa-apa mengendarai sepeda motor tua itu, Non.?" Jawab pak Harto lalu bertanya balik.
"Nggak apa-apa ! Sebab ini solusi terakhir, dari pada jalan kaki," jawab Renata.
Pak Harto lalu berjalan mendekat ke arah putranya kemudian berkata.
"Kamu antar Nona muda ini Nak.?"
"Baik, Ayah.!"
Di saat itu, Renata lalu menghampiri Rian yang sedang bersama Ayahnya.
"Bisa nggak antar aku ?"
"Bisa, Nona.!"
Rian selanjutnya mengambil sepeda motor. Setelah itu, dia mendekati Renata selanjutnya wanita cantik itu seketikan naik ke atas motor tanpa ia sadari sedang memeluk Rian dengan spontan, sontak saja pemuda tampan itu tersentak kaget sejenak kemudian berkata.
"Kita berangkat, Nona.!"
"Ya...Buruan..!"
"Rian.. ! Hati-hati, Nak.! Kamu membawa orang penting perusahaan.!"
"Aku mengerti, Ayah.!"
"Hati-hati di jalan, Non.!" Kata Pak Arman
Rian dan Renata pun berangkat melewati gerbang kecil, jarak gerbang utama dan pintu utama perusahan kurang lebih 600 M.
Di atas kendaraan roda dua itu, Renata yang baru menyadari jika dirinya memeluk Rian, dia kemudian melepaskan tangannya tanpa berkata-kata sedikitpun.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya mereka berdua telah tiba di pintu perusahan.
"Terimah kasih banyak yah.! Kenalkan, aku Renanta,!" ucap gadis 23 tahun itu yang sedang menjulurkan tanganya ke arah Rian.
"Namaku Rian, Nona,!" ujarnya sambil menyambut uluran tangan Renata.
Mereka pun berjabat tangan sambil bertukar senyum manis.
"Kalau begitu, aku masuk dulu.!"
Renata kemudian membalikkan tubuhnya selanjutnya berjalan masuk ke dalam perusahan, dia menghentikan langkahnya sejenak lalui memalingkan wajahnya ke arah Rian yang sedang bersiap meninggalkan tempat itu.
"Pria itu cukup menarik," gumamnya lalu kembali memalingkan wajahnya dan melanjutkan langkahnya.
"Wanita yang menarik,!" gumamnya sambil mengendarai sepeda motor antiknya.
Beberapa waktu kemudian, Rian telah tiba di gerbang, dia lalu menghampiri Ayahnya. Pada saat itu, gerbang utama perusahaan telah normal kembali. Pemuda itu lalu meminta ijin ke pada Ayahnya dengan maksud menuju ke kampusnya.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya Rian telah tiba di kampusnya.
Di saat yang sama, Raisa sedang berjalan masuk ke dalam kampus yang sama dengan Rian.
Gadis cantik itu berjalan menelusuri lorong kampus, tanpa ia sadari seseorang membuatnya terkejut.
"Oh My God l.... ! Kamu itu bikin kaget ajah sih,!!! bagaimana jika aku lemah jantung,!! pasti aku sudah mati,!" kata Raisa yang sedang menatap wanita cantik yang berada di sampingya dengan raut wajah yang begitu kesal.
"Sahabat aku kok lebay amat sih,!" ucap wanita cantik itu yang bernama lengkap Irma Xaviera Purnama sambil berjalan di samping Raisa dengan tertawa terbahak-bahak.
"By the way, bentar habis ujian, temani aku, Ra.! Please,!?" ucap Irma dengan raut wajah yang imut dengan niat menggoda sahabatnya itu.
"Memang mau kemana.?"
"Mau ke mall, ada yang ingin aku beli.!"
"Apaan,!?" kata Raisa sambil memalingkan sejenak wajahnya ke arah Irma.
"Ada deh... !! Pokoknya, bentar kamu juga akan tau," kata Irma kemudian tertawa kecil dengan maksud membuat Raisa penasaran.
"Cuman seperti itu ajah pakai main rahasia-rahasian segalah lagi,!" Kata Raisa yang kembali kesal.
"Pokoknya... ! Bentar kamu juga akan tau. Ngomong-ngomong,! sudah lama aku nggak melihat kak Arya,? Kamu lagi ribut,!? kalau kamu sudah bosan, kasih aku dong... !"
"Ambil saja kalau kamu bisa ! Hubunganku dengan kak Arya baik-baik saja, kita sama-sama sibuk, terkadang ketemu cuman sekali dalam seminggu.!"
"Ooh... ! Rupanya gitu ! kirain kamu lagi perang dingin dengan kak Arya.!"
"Udah bawel... ! Jangan ngomong lagi ! Kita sudah sampai di ruangan ujian.!"
Mereka kemudian mengambil nafas pendek lalu menenangkan perasaan mereka. Setelah itu, mereka berdua berkonsentrasi dengan maksud mengingat materi yang telah mereka pelajari semalam.
Di saat yang sama, Rian sedang duduk di sudut berseberangan dengan tembok gedung kampus di mana Raisa dan Irma berada.
Pada saat Rian sedang duduk sambil mengingat materi skripsinya, dia secara tak sengaja melihat dua orang pria tampan tersenyum sedang menuju ke arahnya.
"Rupanya Farhan dan Albert," gumamnya.
Pemuda itu lalu mengambil susu botol cair yang ia beli pada saat menuju ke kampus.
Di saat yang sama, kedua pria tampan yang berbeda style itu menghampirinya.
"Brother.! Apa kamu sudah siap menghadapi ujian meja,?" kata Albert sambil berdiri di samping Rian
"Iya,!" jawab Rian lalu meneguk susu botol itu sejenak. Setelah itu dia melanjutkan perkataanya.
"Dan kalian berdua, apa sudah siap,?"dia menatap kedua sahabatnya secara bergantian.
"Iya,!" jawab Albert dan Farhan secara bersamaan
Di saat itu pula, kedua sahabatnya tertawa terbahak-bahak melihat wajah Rian yang terlihat lucu di sebabkan bekas susu cair menempel di sudut bibirnya.
"Perutku sakit, Sumpah,!" Kata Farhan.
"Aku juga,!" kata Albert.
Di saat itu, Rian terlihat bingung dengan sikap sahabatnya itu.
"Kalian kenapa sih,?" kata Rian sambil menatap kedua sahabatnya itu secara bergantian.
Di saat itu juga, kedua sahabatnya lalu kembali tertawa terbahak-bahak dengan volume suara yang sangat keras setelah melihat wajah Rian yang semakin lucu tanpa merespon perkataan sahabatnya itu yang terlihat kebingungan.
"Jirrr... !!! Aku bisa mati tertawa jika seperti ini,!" Kata Farhan sambil menyentuh perutnya lalu kembali tertawa terbahak-bahak.
"Jirrrr... !!! Aku juga," Kata Albert lalu kembali tertawa terbahak-bahak.
Di waktu yang sama yang letaknya di samping tembok kampus itu, kedua gadis cantik yang sedang fokus mengingat materi skripsi mereka, tiba-tiba kehilangan konsentrasi akibat suara tawa yang terdengar begitu keras.
"Arg... ! Berisik amat cowok-cowok itu., Arg... !! Semoga mereka jadi kodok... !" Kata Raisa yang sangat kesal.
"Arg... ! Cowok-cowok sialan... ! Hafalanku jadi terganggu... !" Kata Irma yang begitu kesal.
Di saat itu dan di samping tembok kampus, Rian berencana memakai headset dengan maksud mendengarkan lagu agar suara bising kedua sahabatnya tak mengganggu konsentrasinya.
Di waktu yang sama, Farhan kemudian berhenti dari tawanya lalu berkata.
"Kamu bersihin tuh mulut kamu,!" kata Farhan sambil mencoba menahan tawanya.
"Memang kenapa dengan mulutku,!?" kata Rian sambil menoleh ke arah Farhan.
"Itu ada bekas susu di sudut bibir kamu,!" kata Albert yang juga telah terhenti dari tawanya.
Rian kemudian membersihan sudut bibirnya dengan jari tangan kananya. Setelah itu, dia memakai headset untuk mendengarkan lagu dengan niat yang berbeda dari sebelumnya.
Farhan Crow Seven yang sedang duduk jongkok lalu melihat wanita yang sebelumnya mengumpat dia dan Albert pada saat mereka tertawa.
"Kata orang, bukankah itu si ratu kampus,? Itu Raisa anak jurusan manajemen bisniskan,!!" Tanya Farhan kepada albert.
"Benar brother ! Itu gadis tercantik di kampus kita, tidak salah lagi itu Raisa,!" jawab Albert Junior
"Jadi itu benar ! Ini menarik, yang satunya di juluki pangeran kulkas dan yang satunya lagi di juluki ratu kampus,!" Kata Farhan lalu tersenyum dengan maksud tertentu.
"Maksud kamu Rian dan Raisa,?" tanya Albert
"Siapa lagi yang aku maksud, kalau bukan mereka berdua,!" Jawab Farhan.
"Ohhhh,!!!" ucap Albert.
"Apa lagi, mereka sama-sama cerdas, aku jadi penasaran siapa yang akan menjadi lulusan terbaik tahun ini.!" Ucap Farhan.
"Aku yakin Rian, dia akan menjadi yang terbaik, Aku yakin itu..! Kamu nggak mendukung sahabat kamu sendiri,?" jawab Albert lalu balik bertanya.
"Tentu saja ! Kamu bagaimana sih brother,!" ucap Farhan.
Beberapa waktu kemudian, Raisa dan Irma melangkahkan kakinya menuju ke dalam ruangan ujian.
"Fighting and lets go,!!" ucap Raisa.
"My spirit is burning, lets go ... !" Kata Irma
Tak butuh waktu yang lama, akhirnya Raisa dan Irma berjalan keluar dari pintu ruangan ujian meja dengan wajah yang berserih-serih.
"Akhirnya kita selesai juga ujianya, tinggal nunggu wisuda nih, Ra.! By the way, kita ke mall, sekarang.!"
"Okey,!! aku ikut,!" kata Raisa sambil memalingkan wajahnya sejenak dan tersenyum hangat kepada Irma.
Di saat yang sama, Rian dan kedua sahabatnya memasuki ruangan ujian setelah Raisa dan Irma meninggalkan tempat itu.
Di saat mereka melangkahkan kakinya menuju ke ruangan ujian, Farhan lalu mengatakan sesuatu.
"Sepertinya Raisa hasil ujianya sangat memuaskan di lihat dari wajahnya.!"
"Biarkan saja ! Kamu kepo amat sih jadi orang,!!" Jawab Albert
"Bukan begitu maksudku, Albert,!" ucap Farhan yang terlihat kesal atas perkataan Albert.
Di saat percakapan Farhan dan Albert berlangsung, Rian kemudian melepaskan headsetnya lalu berkata.
"Persiapkan mental kalian berdua, ini saat yang paling penting."
"Tenang saja," jawab Farhan sambil memalingkan sejenak wajahnya ke arah Rian.
"Aku mengerti hal itu," jawab Albert yang juga memalingkan sejenak wajahnya ke arah Rian.
Mereka bertiga pun telah memasuki pintu masuk ujian meja.
Di saat yang sama, Raisa dan Irma sedang melangkahkan kakinya menuju ke tempat parkir.
"Krink... ! Kring... ! Kring... !!" bunyi Hp milik Raisa.
Raisa lalu mengambil Hp miliknya kemudian memperhatikan layar Hp miliknya sambil tersenyum dan selanjutnya gadis cantik itu mengangkatnya dan menempelkan Hp miliknya di telinganya.
"Haloo sayang,!!!" ucap Arya
"Haloo, kak.!"
"Bagaimana hasil ujianya sayang.!?"
"Sangat memuaskan kak.!"
"Aku sudah yakin itu dan sangat yakin kamu akan menjadi lulusan terbaik tahun ini. By the way, bentar malam kita dinner yah,!? Sambil merayakan keberhasilan ujian tutup kamu. Lalu, kita... Hmmm... Hmmmm,!!!" kata Arya kemudian terkekeh.
"Makasih banyak yah, kak.! Makan malamya di mana, kak,!? apa sih maksudnya kata Hmm... Hmmm... Hmm ... Itu,!?" kata Raisa yang sedang begitu penasaran sambil menunggu jawaban Arya.
"Makan malamnya di restoran SAQA...!! Aku akan menjemputmu bentar malam, aku juga ingin bertemu dengan calon Ayah dan Ibu mertuaku. Cieeeeee...! Pura-pura lugu.... !!" ucap Arya sambil tertawa kecil
"Okey, apa sih,!" Jawab Raisa sambil memikirkan maksud Arya.
"Sayang ! Sebentar aku jempat jam 20:00. Sudah dulu soalnya aku mau ke pertemuan dengan perusahaan lain."
"Okey kak.. ! Awas lupa waktu, jika lewat satu menit saja, kita batal makan malamnya, ingat itu baik-baik yah,!" kata Raisa lalu memutuskan sambungan telephone secara sepihak dan secara mendadak.
"Tut... ! Tut... ! Tut.... !"
"Okay Mrs Raisa ! Aku jan... !" kata Arya yang ucapanya terhenti akibat dia mendengarkan bunyi Hpnya yang menandakan bahwa panggilan telah berakhir.
Arya Ramadhan kemudian geleng-geleng kepala sambil menurunkan Hp miliknya dari telinganya selanjutnya pemuda tampan itu memasukkan Hpnya ke dalam saku celananya.
"Gadis ini membuatku makin gemas ajah," gumamnya lalu berjalan keluar dari ruangan kebesaranya.
Di saat yang sama setelah sambungan telephone berakhir, Irma kemudian berdialog dengan Raisa.
"Itu kak Arya yah.?"
"Betul banget !! Dia mengajak aku dinner.!"
"Waaooohhh...!!! Romantisnya, jadi irih deh.!"
"Makanya, kamu cari pacar deh ! Memang kamu mau jadi perawan tua.?"
"Apa hubunganya pacar dengan perawan tua.. ?Hmmm... ! Hmmm... ! Jadi maksud kamu itu, kalau sudah punya pacar berarti harus lepas perawan ? Jangan-jangan kamu hmmm... !"
Gadis cantik itu bersikap aneh dan terlihat kewalahan menghadapi pertanyaan Irma yang bertubi-tubi. Di saat itu, Raisa kemudian mengalihkan pembicaran sebab merasa bingung untuk memili kata yang tepat untuk menjawab argumen sahabatnya itu.
"Ayo kita berangkat ! Mau pakai mobil aku atau mobil kamu atau masing-masing bawa mobil.?"
"Kita bawa mobil masing-masing aja deh ! Sebab habis ke mall, aku mau ke rumah Nenek dulu.!"
"Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat.!"
Mereka pun memasuki mobil masing-masing dan bersiap berangkat ke mall untuk berbelanja.
Di tempat yang lain dan lebih tepatnya di sebuah kampus, Rian, Farhan dan Albert sedang berjalan keluar dari ruangan ujian tutup sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Sudah beres,!" begitulah kata yang terlintas dalam benak Farhan Crow Seven tanpa ia ucapkan, dia lalu berkata bagaimana menurut kalian jika kita jalan-jalan dulu.?"
"Aku nggak bisa bro, aku di suruh pulang cepat oleh Ayahku. Saolnya, dia ingin membahas sesuatu denganku,!" ucap albert.
"Bagaimana mana dengan kamu Rian,? aku sedang bosan nih,!" kata Farhan lalu memalingkan wajahnya ke arah Rian.
"Nggak bisa brother,! aku di tugaskan oleh ayahku untuk mengantar kursi ke sekolah tempat ibuku jualan,!" kata Rian sambil memalungkan wajahnya ke arah Farhan.
"Kalau begitu, aku ikut saja sama kamu, dari pada aku bosan, mending aku bantu-bantu kamu. Apa lagi, sudah beberapa hari ini aku nggak ketemu dengan Tante Dwi.!"
"Itu sih, terserah kamu saja. No problem," ucap Rian
"Kalau gitu, kita berpisah di sini ! brother," Ucap Albert
"Okey brother,!" jawab Rian dan Farhan secara bersamaan.
Mereka pun terpisah menuju arah yang berbeda
Rian menuju kesepeda motornya dan Farhan menuju ke arah mobilnya begitu pun dengan Albert yang menuju ke mobilnya.
Beberapa waktu kemudian akhirnya mereka pun tiba di rumah Rian.
"Farhan...! Ayo kita makan dulu, lapar nih.!"
"Aku akan pesan makanan online .!"
"Nggak usah ! Ada banyak makanan di dalam rumah ini, ngapain pesan, bentar mubassir lagi.!"
"Kalau begitu, cemilan ajah deh.!"
"Terserah kamu.!"
"Okey.!"
Beberapa saat kemudian setelah Rian dan Farhan telah tuntas menikmati cemilan yang sebelumnya di pesan oleh Farhan, mereka berdua bergegas meninggalkan kediaman sederhana Rian dengan maksud menuju ke rumah Pak Ilham yang merupakan tetangga Pak Harto.
"Tok... ! Tok... ! Tok.... !" Terdegar suara ketukan pintu.
"Siapa... ?" Kata Ibu Kartini.
"Dengan Rian,Tante.!"
"Oooohh...Rupanya kamu, Nak.! Tunggu, aku panggilkan Bapak,!" ucap Istri Pak Ilham.
"Pak..! Rian mencarimu.!" Teriak ibu kartini
"Ooh... iya Ma... !"
Pak Ilham selanjutnya bergegas menemui Rian.
"Masuk dulu, Nak.?
"Kami buru-buru Om ! Kata ayah, aku bisa pinjam mobilnya," ucap Rian
"Betul, Nak. Ini kuncinya.!" Jawab Pak Ilham sambil menyerahkan kunci mobilnya.
"Makasih, Om.!" Ucap Rian dan Farhan secara bersamaan.
Tak butuh waktu yang lama, Kedua sahabat itu lalu masuk ke dalam truk tersebut dan selanjutnya Rian mengemudikan mobil itu degan maksud bergegas mengambil kursi yang sudah di pesan sebelumnya.
Beberapa waktu kemudian, mereka telah tiba di lokasi pengambilan kursi, mereka lalu menaikkan seluruh kursi ke atas truk, selanjutnya kedua pemuda tampan itu bergegas ke tempat tujuan berikutnya.
"By the way, setelah acara wisuda, kamu mau berkerja di perusahan mana,?" kata Farhan sambil memalingkan wajahnya sejenak ke arah Rian.
"Aku belum mikirin itu dulu, brother,!" jawab Rian.
Sebaiknya kamu bekerja di perusahan ayahku, aku akan berbicara dengan Ibuku untuk membantumu atau bisa juga di perusahan Ayahnya Albert.! Apa lagi, tahun ini Albert akan menggantikan Ayahnya sebagai CEO."
"Kalau kamu sendiri bagaimana,!? Kamu juga nantinya bakalan jadi CEO menggantikam Ayahmu,?" kata Rian
"Aku ingin melanjutkan kuliahku di London, aku nggak perna berpikir untuk menggantikan posisi Ayahku di perusahaan yang ia kelolah. Di sisi lain, aku ingin menjadi diriku sendiri," kata Farhan sambil tersenyum kecil ke pada Rian dengan maksud tersembunyi.
"Jadi begitu... ! kamu akan melanjutkan kuliahmu di Oxford dong.!"
"Bukan.Tapi, di Universitas of Cambridge.!"
"Ohh...! Jadi gitu rupanya.!"
Tak terasa mereka pun telah tiba di tempat tujuan.
...****************...
Di tempat lain, Renata selaku CEO PT PRIMA RAYA telah mempersiapkan berkas dan telah mengarahkan karyawanya untuk menyambut kedatangan parner bisnis perusahan yaitu PT GARUDA PERKASA.
Kedua CEO ini belum perna bertemu sebulumnya ,di sebabkan PT GARUDA PERKASA telah berganti kepemimpinan yang sebelumnya di tangani oleh Mr Ramadhan Pratama yang tak lain adalah Ayah Arya Ramadhan.
Beberapa waktu kemudian, terlihat 4 mobil mewah berwarna hitam, salah satunya adalah lamborgini di susul 3 BMW di belakangnya.
Mobil tersebut berhenti tak jauh dari pintu depan perusahan PT PRIMA RAYA.
Seorang pria tampan kemudian keluar dari mobil lamborgini Aventador berwarna hitam, pemuda itu lalu berjalan memasuki perusahan di ikuti berapa orang pemegang saham yang ikut berjalan di belakan Arya.
Di waktu itu, para karyawati yang bekerja di perusahaan PT PRIMA RAYA terbelalak melihat sosok laki-laki berjalan paling depan dengan wajah yang begitu tampan yang tak lain adalah Arya Ramadhan.
"Walaupun jadi simpanan aku rela," Ucap salah satu karyawati.
"Walaupun hanya cinta satu malam, aku rela tidur dengan cowok keren ini," kata salah satu karyawati yang berbeda.
Di saat itu Arya menjadi tranding topik pembicaraan para karyawati yang terkagum-kagum pada sosok ketampanan Arya Ramadhan yang kini berada di dalam perusahaan.
Di saat itu juga, terdengar bunyi hentakan langkah kaki di lantai menuju ke arah tamu perusahan.
"Selamat datang di perusahan Kami,!" Kata seorang wanita yang berjalan menyambut Arya dan bawahanya.
Wanita yang tak lain adalah Renata itu kemudian menjadi sosok perhatian para pemegang saham di perusahaan Arya, mereka menanatap Renata dengan penuh kekaguman dan begitu pun dengan Arya,
Di saat itu, mata Arya dan renata bertemu secara tak sengaja.
"Aku tak menyangkah bahwa pimpinan Perusahan ini adalah seoarang wanita cantik," kata Arya dalam hati.
"Silahkan tuan-tuan, mari ikuti saya ke ruangan pertemuan !" Ucap Renata dengan tersenyum manis
Arya dan para pemegang saham perusahaannya mengikuti Renata yang berjalan menuju ke sebuah ruangan rapat dengan maksud membahas kerja sama bisnis perusahaan.
Setelah membahas bisnis dan saling memahami tentang prospek bisnis di masa depan, mereka pun sepakat untuk bekerja sama sebab penjelasan tentang potensi keuntungan kedua perusahaan cukup menjanjikan.
Tak lama kemudian, Arya dan para anggota perwakilan perusahan yang ia pimpin bermaksud untuk bergegas meninggalkan perusahaan milik Renata.
"By the way, jika ada sesuatu yang mendesak yang perlu kita bahas, mari kita saling mengabari, Nona Renata,?" kata Arya.
"Tentu saja, Tuan Arya,"Jawab Renata sambil menatap Arya kemudian tersenyum manis.
Mereka berdua kemudian bertukar nomor HP. Setelah itu Arya Ramadhan bersama para pemegang saham perusahaanya bergegas meninggalkan perusahaan milik. Renata.
Beberapa waktu kemudian yang lebih tepatnya berada di dalam mobil, Arya tergiang-giang wajah cantik serta bentuk tubuh Renata yang begitu menggoda.
"Arg.... !! Ada apa denganku sih ! Mungkin ini hanya perasaan sesaat saja, aku akui bahwa aku tergoda, dan itu hal yang wajar," gumamnya sambil tersenyum.
Arya kemudian menambah kecepatan mobilnya sehingga tak butuh waktu yang lama dia telah tiba di mansion keluarga besar Ramadhan.
Setelah Arya memarkir mobil Lamborghini Aventador Black miliknya, dia kemudian melangkahkan kakinya menuju ke dalam mansion.
"Hari yang melelahkan," gumamnya sambil berjalan melewati pintu masuk mansion yang terbuka lebar.
...****************...
Rusia-Moskow.
Seorang gadis cantik sedang melangkahkan kakinya ke dalam kampusnya.
"Hari ini aku akan bersenang-senang dengan sahabatku," kata seorang gadis yang berparas cantik.
Dan di waktu yang sama, seorang gadis yang juga sedang berjalan menuju ke kampus melalui pintu gerbang yang berbeda sedang tersenyum dengan maksud tertentu.
"Hari ini aku akan bersenang-senang bersama Irina Arshavin," kata gadis cantik itu yang bernama lengkap Marcela Aprilia Brodryck.
...****************...
Raisa dan Irma akhirnya tiba di parkiran mall,
Setelah mereka memarkir mobil masing-masing, mereka berdua berjalan dalam mall.
Mobil Rasia Ferrari 458
Mobil Irma Ferrari Roma.
"Raisa temani aku nyari pakain yah.!?"
"Okey,! Irma bawel,!! aku akan manemani kamu.!"
"Kamu perna nggak membelikan sesuatu untuk kak Arya.?"
"Selama aku bersama dengan kak Arya, aku belum perna membelikan barang apapun untuk dia, malah dia yang selalu memberikan aku barang, itupun terkadang aku tolak.!"
"Ya ampun Raisa... ! Jadi selama 7 tahun kamu pacaran dengan kak Arya, kamu belum perna memberikan apapun.... !?"
"Aku memberikan sesuatu yang paling berharga melebihi barang mewah apapun di dunia ini. Hartaku yang paling berharga."
"Harta kamu yang paling berharga... ! Apa itu..?"
Irma menatap Raisa dengan sangat serius.
"Ada deh,! mau tau ajah,!" jawab Raisa.
Irma kemudian kembali memalingkan wajahnya sambil berpikir keras untuk mencari tahu maksud perkataan Raisa.
"jangan-jangan, kamu benar sudah nggak perawan,!!?" kata Irma memandan Raisa dengan sangat serius dengan volume suara yang sedikit keras.
"Kalau ngomong, pelan-pelan Irma... !! Nggak usah ngegas... ! Bagaimana jika ada yang mendengarkan ucapanmu... ?" Wajah Raisa mengkerut menandakan dia kesal sekaligus malu.
"Nggak ada juga yang mau ambil pusing jika ada yang mendegarkan ucapanku, lagian di jaman moderen ini hal seperti itu sudah lumrah.!"
"Aku capek ngomong sama kamu,!" ucap Raisa yang menjadi kesal.
"Bagaimana rasanya.!? Enak nggak,!?" dia penasaran, dia menatap kembali sahabatnya itu.
"Kamu kepo amat sih.!"
"Beritahu aku dong,!? Aku kan wanita polos.!"
Raisa kemudian terbawa suasana dalam percakapan.
"Awalnya sakit.Tapi, lama-kelamaan jadi nikmat hingga naik ke ubun-ubun dan bikin ketagihan," jawab Raisa tanpa rasa malu.
"Aku jadi pengen deh,!" ucap Irma tanpa rasa malu sedikitpun.
"Bagaimana kamu mau merasakan hal seperti itu, kamu ajah nggak punya lawan main.!"
"Iya juga sih.! Sejujurnya, aku sudah lelah seperti ini Ra.! Mungkin, sudah waktunya aku nggak sendiri lagi, apa lagi usia kita terus bertambah, aku ingin menikmati masa mudaku kali ini."
"Itu kamu sadar... ! Memangnya kamu nggak mau nikah,!? kamu mau hidup sendiri terus.!?"
"Siapa juga yang mau hidup sendiri seumur hidup,!! aku ini wanita normal.!"
"Ngomong-ngomong, kita mau belanja atau curhat sih... ! Aku sudah lapar nih.!"
"Kalau begitu, kita makan dulu, kita nyari tempat makan yuk... !"
"Okey.... !"
Merekapun berjalan mencari tempat makan. Setelah mereka menemukan tempat makan kemudian mereka memesan apa yang mereka inginkan.
Setelah mereka selesai mengisi perut. Raisa dan Irma kembali mencari barang yang ingin di beli.
"Sebaiknya kamu membelikan jam tangan untuk kak Arya... !"
"Aku rasa itu ide yang bagus.!"
"Kamu tanya dulu ukuran tangan kak Arya... ! Telpon dia, sekarang... !"
"Nggak usah... ! Aku tau ukuran pergelangan tangan kak Arya."
"Ya sudah kalau begitu... ! Pertama-tama, kita nyari jam tangan dulu. Habis itu, kita nyari gaun... !"
"Terserah kamu ajah deh... !"
Mereka melangkahkan kaki sambil mencari toko jam dan akhirnya merekapun menemukan toko jam, kemudian mereka memilih-milih jam tangan sampai Raisa menemukan jam yang cocok untuk Arya.
"Mba ! Ini berapa harganya.?"
"Yang ini harganya 1,5 juta US atau 19,95 milyar rupiah merek Vacheron Constantin Tour de I’Ile ... !" Ucap Pramuniaga
"Aku ambil jam ini, Mbak,!"jawab Raisa sambil mengeluarkan kartu black card.
"Nah... ! Sekarang giliran aku, Ra,!" kata Irma.
"Okey, no problem... ! Di mana ?"
"Di sana tuh.. !" Dia sambil menunjuk ke arah tokoh.
Merekapun memasuki ruangan mencari gaun yang di iginkan Irma, setelah beberapa menit kemudian Irma telah memilih gaun yang ia inginkan.
"Aku mau ambil ini mbak ! Berapa harganya ?" kata Irma
"Baik Nona ! Harganya 7,5 milyar Rupiah Nona," jawab Pramuniaga tersebut.
"Okey, no problem," Ucap Irma sambil menyerahkan kartu black card miliknya kepada pramuniaga tersebut.
Beberapa saat kemudian, mereka meninggalkan mall itu secara terpisah, mereka masing-masing menuju ke mobilnya. Pada saat Raisa tiba di mobilnya sambil mengambil kunci mobilnya ia teringat ke pada Arya.
"Aku akan membuat kak Arya terkejut," ucapnya dalam hati sambil tersenyum manis.
Dia kemudian mengambil Hp miliknya kemudian menelphone Arya.
"Krink... Krink... Krink.... !!" Bunyi Hp milik Arya, di lalu memperhatikan layar Hp miliknya.
"Ternyata Raisa," kata Arya lalu mengangkatnya kemudian menempelkan Hp miliknya di telinga.
"Haloo,!" Kata Arya Lagi di mana kak,!? Jangan lupa sebentar malam, aku tunggu jam 20:00 dan aku punya kejutan untumu.!"
"Lagi di Mansion. Habis makan, capek, mau istirahat. Tentu saja aku nggak lupa sayang... !! Apalagi sudah lama juga nih nggak enak-enak.! Kejutan apan sih.!?"
"Ada deh..! Bentar malam juga kakak akan tau, Itu otak di bersihin kak, dasar mesum.!!"
"Biarin mesum sama pacar sendiri kok.! lagian sebentar lagi kita akan nikah setelah kamu wisuda,!" ucap Arya sambil tertawa kecil.
Raisa merasa malu atas ucapan Arya sehingga wajahnya memerah seperti kepiting rebus lalu memutuskan sambungan telephone.
"Tut... ! Tut... ! Tut... !" Bunyi Hp milik Arya
"Aduhh... ! Raisa... ! Raisa... ! Kebiasaan... !!Seenaknya ajah memutuskan sambungan telephone ," gumamnya.
Arya kemudian berjalan menuju tempat tidurnya.
"Kalau begini, mending aku tidur siang dulu," gumamnya.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya Raisa telah tiba di mansion keluarga besarnya.
"Bi ....! Jam berapa ayah dan ibuku meninggalkan mansion,?" ucapnya sambil berjalan.
"Tuan dan Nyonya, meninggalkan mansion sekitar pukul 10 pagi Non," Jawab asisten rumah tangga itu yang sedang menghampiri Raisa.
"Mereka naik apa, Bi,!?" kata Raisa sambil menghentikan langkahnya sejenak.
"Tuan dan Nyonya, berangkat menggunakan pesawat pribadì, Non..!"
"Mereka kemana, Bi.?"
"Nggak tau, Non.!"
"Kalau begitu, aku ke atas dulu untuk beristirahat.!"
"Iya Non.!"
Raisa pun bergegas menuju ke atas, lebih tepatnya ke kemarnya. Setelah dia tibah di kamarnya, Raisa kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Tak lama kemudian, gadis cantik itu pun tertidur lelap.
...****************...
Setelah menyelesaikan pertemuan dengan Arya, wanita cantik itu lalu masuk ke ruanganya sambil melihat sesuatu dari balik dinding kaca tepat di belakang kursi kebesaranya, dia begitu terlihat lelah.
"Hidup ini cukup aneh ! Kapan aku benar-benar bisa jatuh cinta ! Aku ingin merasakan jatuh cinta yang sebenarnya, Pria silih berganti masuk ke dalam hidupku. Tapi, tak ada yang mampu meluluhkan hatiku, aku berhubungan ranjang dengan pria yang menjadi pacarku. Awalnya, aku pikir, dengan merasakan nikmat bercinta aku bisa menemukan cinta yang aku inginkan. Tetapi, itu salah. Hidupku begitu hampa, yang terasa hanyalah nafsu sesaat. Kapan aku bertemu dengan cinta sejatihku," gumamnya.
Wanita cantik itu lalu membalikkan tubuhnya kemudian berjalan menuju ke ke kursi kebesaranya. Setelah ia tiba, dia lalu bersandar sambil memejamkan matanya. Tak butuh waktu yang lama, dia kemudian tertidur pulas.
...****************...
Di suatu tempat letaknya di sekolah menegah atas, Rian dan Farhan sedang sibuk menurunkan kursi dari mobil truk.
Rian selanjutnya mengambil kursi tersebut lalu mengangkatnya dengan maksud membawanya ke kantin di mana ibunya menjalankan usaha kecil-kecilan.
Di saat itu, seorang gadis cantik sedang berjalan mundur sambil berdebat dengan seorang siswa laki-laki.
"Sudah aku katakan berulang kali bahwa aku nggak menyukaimu.! Berhenti memaksaku untuk jadi pacarmu.!"
"Aku nggak bisa berhenti, aku mencintaimu,!" Jawab Siswa laki-laki itu.
"Brukkkk.... !" suara kursi yang terjatuh di lantai.
Gadis yang sebelumnya berdebat dengan seorang siswa lelaki sedang terjatuh dan menindih seorang pemuda. Di saat itu, mata mereka saling bertemu, bibir mereka begitu dekat, hampir saja mereka berciuman tanpa di sengaja.
"Ya Ampun,! cakep benar nih cowok,!" begitulah kata yang terlintas dalam benak gadis itu.
"Dag... ! Dig... ! Dug.... !" Jantung gadis tersebut berdetak cepat tak beraturan.
"Maaf, Nona.!"
Gadis itu kemudian tersadar dari imajinasi liarnya.
"Seharusnya aku yang minta maaf kak, sebab akulah yang menabrak kakak.!"
Mereka lalu bangkit dari tempat mereka terjatuh.
"Sekali lagi, maaf yah kak.! Ngomong-ngomong, apa ada yang terluka kak,!? kata gadis itu sambil memeriksa area sekitar tubuh pemuda itu dengan kedua matanya.
"Nggak apa-apa.! Kamu jangan kemana-mana dulu yah.!"
Pemuda tampan yang tak lain adalah Rian lalu berjalan menuju ke arah kantin ibunya seperti sedang mencari sesuatu.
"Ibu punya Hansaplas nggak.?"
Ibu Rian yang bernama Dwi kumala kemudian mencari apa yang di inginkan putranya.
"Ini hansaplasnya ! kamu nggak apa-apa.?"
"Nggak apa-apa kok, Mom,!" jawab Rian sambil mengambil hansaplas itu.
"Apa luka gadis itu nggak fatal, Nak.?"
"Nggak, Mom ! Cuman luka lecet di tumitnya mungkin dia nggak menyadarinya, aku kesana dulu, Mom.!"
"Iya, Nak.!"
Rian kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah gadis itu.
"Kamu duduk dulu di kursi ..? Pasti perasaan kamu belum baikan karena terkejut," kata Rian yang kini berada di dekat gadis remaja itu.
"Nggak apa-apa, kak,! sungguh nggak apa-apa,!" Jawab gadis itu sambil memandangi wajah tampan Rian
Di saat itu, Tiba-tiba saja Rian menggendong gadis itu dengan gaya ala bridal syle lalu membawanya ke ke kursi, sontak gadis remaja itu terkejut hebat, jantungnya berdetak begitu cepat tak beraturan sambil memandang wajah Rian. Setelah tiba di depan kursi kantin,
Rian kemudian menurunkan gadis remaja itu dan di saat itu pula, gadis remaja itu kemudian duduk di kursi kantin. Setelah itu, dia kembali memandang wajah Rian.
"Ya ampun.... ! Perlakuan cowok ini manis banget,!" ucap gadis cantik itu dalam hati.
"Auuwwww..... !!"
Gadis remaja 17 tahun itu menatap lulutnya yang terasa perih.
"Ternyata aku terluka,!" gumamnya.
"Ada apa ini,!?" kata Farhan yang baru saja muncul sambil membawa kursi di atas pundaknya.
Rian dan gadis remaja 17 tahun itu lalu memalingkan wajahnya ke arah sumber suara.
"Ada kecelakaan kecil yang tak terduga,!" kata Rian yang sedang berada di depan Resky.
Di saat yang sama, Farhan memperhatikan Rian yang sedang berlutut sambil menempelkan hansaplas di lutut gadis itu.
Di saat yang sama, siswa laki-laki yang awalnya ingin membantu gadis yang ia sukai lalu pergi meninggalkan mereka dengan kesal karena tidak mampu berbuat apapun.
Farhan secara tak sengaja memperhatikan sejenak siswa itu yang berjalan menjauh kemudian memalingkan wajahnya ke arah Rian.
"Sepertinya siswa itu menyukai gadis ini," kata Farhan Crow Seven dalam hati, dia lalu berkata.
"Luka gadis itu nggak fatal kan.?"
"Nggak fatal, cuman luka lecet."
Farhan Crow Seven kemudian memperhatikan gadis remaja 17 tahun itu sejenak yang sedang duduk di kursi selanjutnya memperhatikan Rian yang berada di depan gadis itu kemudian kembali memandang gadis itu, dia lalu berkata.
"Nama kamu siapa.?"
Gadis 17 tahun itu lalu memalingkan wajahnya ke arah sumber suara dan berkata.
"Namaku Resky Puspitasari Ramadhan, kak.!"
Farhan Crow Seven kemudian kembali memperhatikan Rian yang telah menempelkan hansaplas di lutut gadis itu, dia lalu berkata.
"Kita bawa gadis ini ke ruang UKS dulu.!"
"Nggak usah kak,! ini sudah cukup." kata Resky yang sedang memandang Farhan sekaligus menggantikan Rian menjawab pertanyaan itu dengan cepat.
Di saat itu, Farhan menatap sejenak gadis itu lalu memalingkan pandangan di mana Rian berada.
"Aku bawa kursi ini dulu ke kantin Ibumu yah.!"
"Okey brother.!" Jawab Rian sambil menatap Farhan.
Farhan Crow Seven kemudian melangkahkan kakinya menuju di mana kantin ibu Rian berada.
Di saat yang sama, Resky sedang sibuk menatap punggung Rian yang sedang memperhatikan Farhan berjalan menuju ke kantin Ibunya, gadis cantik itu lalu tersenyum manis.
"Sudah baik,cakep, romantis, sungguh jantungku terasa mau copot. Apa mungkin ini yang namanya cinta pada pandagan pertama," ucap Resky dalam hati yang tetap dalam keadaan tersenyum manis.
Di saat yang sama, Rian lalu membalikkan tubuhnya dan tak sengaja memperhatikan wajah gadis cantik itu yang seperti sedang memikirkan sesuatu, dia kemudian berkata.
"Kamu kenapa,!? Kok senyum-senyum sendiri.!?"
"Ada deh,!!! By the way, makasih banyak yah kak.! Maaf atas kecerobohanku, kak.!"
"Nggak usah minta maaf, aku yang bersalah kok.!"
"Nama kakak siapa.?"
"Panggil saja, Rian !"
"Kak... ! Bisa tukaran nomor Hp nggak.!?"
Di saat yang sama, Farhan telah tiba di tempat mereka berdua, dia kemudian masuk ke dalam celah-celah percakapan mereka berdua.
"Beritahu ajah nomor kamu.! Siapa tau, besok-besok ada yang penting, misalkan kaki gadis ini di amputasi karena dia memiliki penyakit gula.!"
Rian kemudian mengambil Hp dari kantong celananya.
"Ini nomorku,!! Jika terjadi sesuatu, hubungi aku yah,?" kaya Rian sambil menyerahkan Hp miliknya ke pada gadis itu.
"Aku nggak punya penyakit gula kak,!" kata Resky sambil memandang Farhan Crow Seven, dia kemudian memalingkan wajahnya ke arah Rian lalu berkata.
"Nanti, aku hubungi yah kak,! jika aku butuh sesuatu, Okey,!" kata Resky lalu mengambil Hp milik Rian.
Gadis itu kemudian kembali memalingkan pandanganya ke arah Farhan.
"By the way, nama kakak siapa.?"
"Aku,! Farhan Crow Seven, pangil Farhan ajah.!"
"By the way, aku ke kelas dulu kak.! Soalnya sudah mau pulang sekolah, makasih banyak kak,!" kata Resky sambil tersenyum ke arah Rian dan Farhan secara bergantian.
"Sama-sama,!" jawab mereka berdua secara bersamaan.
Gadis itu lalu berdiri dari kursi itu selanjutnya melangkahkan kakinya dengan niat kembali ke klsnya dan bermaksud untuk mengambil tas.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya semua kursi telah di turunkan oleh Rian dan Farhan.
Dan tak butuh waktu yang lama, Rian, Ibu Dwi dan juga Farhan kemudian bergegas dengan maksud menuju ke kediaman Pak Harto dengan menggunakan truk milik Pak Ilham.
"Clint... !"
Terdengar bunyi dari Hp milik Rian teryata itu adalah alaram pengingat bahwa sebentar malam dia akan bekerja sebagai OB di salah satu hotel ternama.
Tak terasa mereka bertiga telah tiba di rumah kediaman Pak Harto.
"Tante... ! Aku balik dulu tante,!!" kata Farhan Crow Seven sambil menoleh ke arah Ibu Dwi sejenak.
"Hati- hati, Nak Farhan.!"
"Iya, Tante."
"Aku balik dulu, brother,!" Farhan menoleh ke arah Rian.
"Hati-hati brother.!"
"Tentu saja.!"
Farhan Crow Seven pun meninggalkan kediaman sederhana milik keluarga Pak Harto dengan mengendarai mobil Ferrari SP90 Spider.
"London, sudah lama aku nggak ke kota itu, setelah urusanku tuntas, aku akan melanjutkan misi berikutnya dan aku rasa orang yang aku cari berada di kota itu," kata Farhan Crow Seven sambil menambah kecepatan mobilnya.
Di saat yang sama, Ibu Dwi dan Rian hanya memperhatikan mobil mewah milik Farhan yang baru saja menghilang dari pandangan mata mereka.
"Ibu... ! Aku balikin truk Pak Ilham dulu," kata Rian sambil memalingkan wajahnya ke arah Ibunya.
"Iya, Nak.!"
Rian kemudian melangkahkan kakinya menuju ke mobil truk. Setelah mengembalikan truk Pak Ilham, Rian kemudian kembali kerumahnya dengan berjalan kaki dengan niat beristirahat.
Di saat yang sama, seorang gadis remaja 17 tahun sedang menghayal di dalam mobil yang sedang melaju.
"Mungkin aku telah jatuh cinta dengan kak Rian, baru pertama aku merasakan hal seperti ini kepada seorang pria dan aku akan memastikan perasaanku terlebih dahulu," ucap gadis cantik itu dalam hati.
Beberapa waktu kemudian, Resky telah tiba di mansion keluarga besarnya. Setelah gadis itu turun dari mobil, Resky selanjutnya berjalan ke dalam mansion. Setelah ia tiba di dalam rumah besar itu, kemudian ia menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur setelah melepaskan sepatunya.
"Hari yang melelalahkan tapi membahagiakan," gumamnya.
...****************...
Rusia-Moskow.
Kedua gadis cantik dan seorang pemuda tampan sedang berdialog di taman kampus.
"Nggak ada yang menarik hari ini," kata Irina Arashavin.
"Iya," kata Marcela.
"Kalau begitu, bagaimana jika kita ke perpustakaan kampus, mumgkin saja di sana kalian berdua menemukan sesuatu yang menarik perhatian," kata pemuda yang bernama tampan yang bernama Leon.
"Sepakat," kata Irina dan Marcela secara bersamaan.
Tak butuh waktu yang lama, mereka bertiga menuju ke tempat tujuan.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!