NovelToon NovelToon

DEVI SI GADIS NAKAL

Bab 1

Devi yang dibesarkan dengan bergelimangan harta serta dimanjakan oleh sang daddy, membuatnya sedikit memaksa kehendak saat Ia menginginkan sesuatu.

Sejak Ia kecil sang daddy bernama Derson selalu menuruti keinginan putrinya sampai Devi beranjak jadi dewasa.

Sama halnya dengan laki-laki yang disuka Devi, Devi selalu berusaha mendapatkannya bagaimana pun caranya, pernah waktu ia masih duduk dibangku SMA Devi menyukai seorang laki-laki tapi si laki-laki itu sudah punya pacar yang tak kalah cantik dengan Devi.

Devi menjebak perempuan itu supaya laki-laki yang diincar memutuskan pacarnya dan Devi berhasil lagi. begitulah Devi walau ia baik hati tapi ia sedikit nakal kalau keinginannya tidak tercapai.

Saat ini umur Devi menginjak 20 tahun, siapa sangka kalau saat ini ia mengejar cinta seorang laki-laki tampan yang mirip orang bule putih, tinggi, pokoknya idaman Devi banget. tapi kalau dilihat dari parasnya ia seorang laki-laki yang sudah dewasa.

Devi mengejarnya karena Devi sudah tertarik dengan laki-laki itu pada pandangan pertama, disebuah mall saat berbelanja, tanpa sengaja Devi menabrak laki-laki itu.

Saat itu Devi langsung minta maaf tapi tidak ditanggapi laki-laki itu, Devi sudah menunjukkan wajah imutnya tapi tidak digubris laki-laki juga dan malah pergi meninggalkan Devi begitu saja.

****

Sore ini Devi sedang berkumpul dengan teman-temannya disebuah cafe untuk sekedar nongkrong, matanya memicing saat menemukan laki-laki yang selama ini Ia idam-idamkan tapi sayangnya laki-laki itu bersama seorang perempuan cantik dan cukup dewasa sama seperti laki-laki itu.

"Apa dia pacar si abang tampan ya?" batin Devi sambil memandang laki-laki itu dari jauh.

"Samperin ach" Devi langsung minta ijin ketoilet kepada teman-temannya padahal ia ingin menjumpai laki-laki itu lagi.

Devi berjalan dengan pelan menuju meja dimana laki-laki itu sedang duduk dan menikmati makanan didepannya.

"Abang....." ucap Devi dengan manja dan menggoda, kini ia memegang bahu laki-laki itu seperti sudah kenal satu sama lain.

"Sayang dia siapa" Tanya perempuan yang ada didepan laki-laki itu bernama Alice.

"Aku tidak mengenalnya sayang" Jawab Devano laki-laki yang dikejar oleh Devi.

"Aku kasih tau papa ya, kamu berduaan dengan perempuan. padahal sebentar lagi kita bakal menikah" ucap Devi dengan menunjukkan actingnya sedang bersedih.

"Apa-apain ini, kamu jangan dekati pacar aku sebentar lagi kami mau tunangan dan jangan ganggu pacar aku" ucap Alice dengan wajah yang sudah merah padam karena marah.

"Sayang kita pergi yok sepertinya dia itu wanita gila" ujar Devano lalu pergi mengajak Alice dari sana meninggalkan Devi yang tersenyum senang.

"Hihi.... rasain lho, siapa suruh sok jual mahal sama orang" batin Devi lalu ia berjalan kembali kemeja dimana teman-temannya sedang menunggu.

"Dari mana aja kamu Dev? lama amat ke toilet aja" ucap salah satu dari mereka yang bernama Agata.

"Iya nih lama amat" omel Ayudia.

"Iya kakak kok lama banget" ujar Akira anaknya Amelia dan Davis. Akira dan Devi sangat akrab apalagi umur mereka hanya selisih beberapa bulan.

"Kakak Kakak.... emang gue kakak lho. panggil Devi aja nggak usah panggil kakak kakak segala" omel Devi tidak terima dipanggil kakak oleh Akira.

"Iya deh... itu aja sewot amat".

****

Mereka berempat memutuskan untuk kembali kerumah masing-masing karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Gays.... sampai bertemu besok lagi ya bye...." ujar Devi lalu masuk kedalam mobilnya yang berwarna merah itu, mobil keluaran baru dengan merek yang terkenal dan juga dimiliki oleh orang kaya saja.

Devi sampai dirumah sudah mulai malam, entah dari mana saja gadis satu ini kelayapan, hanya Ia yang tau. sesampainya dirumah Ia dapat tegoran dari sang mommy.

"Devi dari mana? kok baru sampai dirumah jam segini" ujar Via sambil melihat jam dinding yang ada diruangan tamu.

"Biasa mom, anak muda nongkrong sama teman-teman dulu tadi hehe" ujar Devi sambil cengengesan supaya mommynya yang super cerewet itu tidak mengomelinya.

"Mommy kan sudah bilang, jangan terlalu nakal. kalau pergi main ingat cepat pulang kamu itu masih remaja belum dewasa. nggak tau mana yang baik mana yang nggak baik" ujar Via memberi saran.

"Lihat tuh adek mu, dia suka belajar jarang pergi keluyuran kayak kamu" ujar Via lagi sambil membandingkan Devi dengan adik laki-lakinya yang berumur 15 tahun bernama William.

"Mommy ku yang paling cantik dan paling baik, anakmu ini sudah dewasa kok sudah bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik jadi mommy tidak usah kwatir, Devi pergi mandi dulu ya mom" ujar Devi lalu Ia langsung pergi kekamarnya yang ada dilantai 2 setelah mencium pipi Via supaya jangan mengomel terus.

"Anak satu ini niru sifat siapa sih kok nakal banget, dibilangain nggak mau dengar" batin Via sambil menggeleng-geleng kepalanya, lalu Ia berjalan mendekati William yang sedang belajar.

"Sayang istirahat dulu kamu sudah belajar lho hampir dua jam" ujar Via sambil membelai rambut William. saat ini William belajar diruang tamu karena Ia lebih suka belajar diruang tamu dari pada dikamarnya.

"Bentar lagi mom, tugas dari sekolah sudah selesai kok tinggal tugas dari les privad William yang bemum selesai" jawab William dengan sopan sambil merapikan kaca matanya.

"Habis itu istirahat ya sayang, jangan terlalu dipaksakan nanti malam bisa belajar lagi."

"Ok Mom" William kembali melanjutkan belajarnya.

Sifat William dan Devi sangat berbanding terbalik, William yang lemah lembut dan suka mematuhi semua ucapan mommynya sedangkan Devi sifatnya sedikit nakal dan suka memaksa kehendaknnya dan sedikit melawan tapi Devi juga takut kalau mommy dan daddynya sudah marah.

*****

Didalam kamarnya Devi yang baru siap mandi dan sedang menyisir rambutnya sambil berkaca.

"Baru kali ini aku tertarik dengan laki-laki yang tergolong dewasa, bagaimana ya biar aku bisa berkenalan dengannya?" batin Devi sambil membayangkan wajah Devano yang dingin itu.

Sambil berpikir Devi terus menyisir rambutnya, sampai kepala mau pecah Ia belum ada ide sekedar untuk berkenalan dengan laki-laki itu.

"Astaga bagaimana kalau aku tidak bisa bertemu lagi dengannya, aku baru tiga kali melihatnya itu pun tanpa sengaja. bagaimana kalau aku sama sekali nggak bisa berjumpa lagi dengannya?".

Devi mengguling-gulingkan badannya diatas ranjang karena kepalanya terlalu sakit memikirkan laki-laki yang namanya saja ia tidak tau dan tidak memikirkam rambutnya yang baru ia sisir.

"Semoga dewa perpihak kepadaku dan aku bisa lagi bertemu dengannya, aku akan langsung meminta nomor hpnya atau alamat rumahnya" ucap Devi lalu ia bangkit dari ranjang dan merapikan kembali rambutnya yang sudah berantakan lalu ia turun dari kamar untuk makan malam bersama Derson, Via dan Adiknya William.

🌛🌛🌛

...Semoga suka dengan cerita yang satu ini ya, dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian....

...makasih ❤...

Bab 2

Sesampainya dimeja makan Derson, Via dan William sudah siap makan tinggal menunggu Devi yang baru nyampe diruang makan.

"Kak jalannya cepar dikit dong! kami sudah lapar lho" ujar William sudah nggak sabar untuk makan hidangan didepannya.

"Iya bawel."

Makan malam pun dimulai semua anggota keluarga makan dengan lahap, dan mereka tidak ada yang berbicara saat makan sedang berlangsung. selesai makan ternyata Via masih menasehati Devi lewat Derson.

"Devi daddy dengar dari mommy kamu pulang telat lagi ya?" ujar Derson.

"Cuma telat 15 menit kok Ded, lagian Devi sudah dewasa Dad masak Devi nggak bisa pulang telat."

"Nggak boleh sayang, semua keinginan mu daddy bisa turuti, tapi jangan sampai kamu melanggar atauran dari mommy, itu semua demi kebaikan mu" ujar Derson.

"Iya Deddy Devi ngerti kok" ujar Devi sedikit memoyongkan bibirnya karena tidak terima selalu di omeli mommynya.

"Kamu itu harus kuliah yang benar jangan mikirin yang lain-lain dulu, biar setelah tamat nanti kamu bisa bantu daddy diperusaan, adikmu juga masih kecil dia harus kuliah dan menimba ilmu dengan baik supaya ia kelak bisa meneruskan perusahaan kita" ujar Derson memberi nasehat itu lagi.

"Iya daddy sayang, Devi pergi ke kamar dulu ya ada tugas yang mau dikerjakan, Bye semuanya" ujar Devi lalu ia pergi begitu saja dari meja itu.

"Daddy sepertinya kita harus lebih tegas lagi dengan Devi, lihatlah setiap kita menasehatinya selalu pergi begitu saja, Ia memang tidak melawan kita tapi ia tidak mengindahkan ucapan kita" protes Via.

"Sabar dulu mom, nanti Devi juga bakal berubah."

"Daddy selalu seperti itu, kalau nanti Devi terjerumus pada lingkungan yang tidak baik daddy yang tanggung jawab ya" omel Via tidak terima.

*****

Ditempat lain saat ini Devano sedang membujuk sang kekasih yang sedang marah karena ulah Devi.

"Sayang jangan marah lagi, sekarang kita pulang kerumah ku saja besok pagi aku akan mengantar mu pulang" bujuk Devano.

"Baiklah kali ini aku akan memaafkan mu, tapi tidak dengan lain kali" jawab Alice dengan manja.

Mobil itu terus melaju sampai masuk kedalam gerbang rumah Devano. saat sudah sampai diteras rumah anak kecil berumur 5 tahun telah menyambut Devano dengan gembira.

"Papa.... kenapa papa lama pulang" ujar anak kecil itu bernama Aris, Devano langsung menunduk dan mengangkat tubuh Aris kedalam gendongannya.

"Maaf ya anak papa, besok papa nggak telat lagi" ujar Devano sambil menciumi pipi gembul Aris.

"Aris mau digendong tente Alice" ujar Aris dengan manja sambil melirik Alice yang berdiri disamping Devano.

Dengan senang hati Alice langsung meminta Aris dari gendongan Devano, sambil melebarkan senyumnya supaya anak kecil itu senang dengannya.

"Sini sayang biar tante gendong, Aris sudah makan belum?".

"Sudah tante, nanti Aris tidur sama tante ya".

"Iya sayang, nanti Aris tidur sama tante. sekarang kita masuk kedalam ya" seru Alice lalu mereka masuk kedalam rumah disana sudah ada mama dan papanya Devano sedang mengobrol.

Alice dan Devano ikut gabung bersama orang tua itu, dan Aris masih dalam gendongan Alice dengan memeluk Alice dengan erat.

"Nak alice mau nginap disini?" tanya mama Devano bernama Ella.

"Nginap disini tante, besok pagi diantar Devano pulang kerumah" ujar Alice dengan senyum khasnya manis.

"Tante mau tanya serius nih sama kalian, Devano dan kamu sudah cukup dewasa dan saling menerima satu sama lain jadi kapan niat kalian untuk menikah?" tanya Ella.

"Devano sama Alice sudah berencana akan tunangan bulan depan mah, jadi mama lamar Elice untuk Devano ya mah" ujar Devano lalu memandang Alice. ia sangat menyukai Alice karena Alice sangat baik terlebih lagi Alice sangat menyanyangi Aris sama seperti dirinya.

"Baiklah papa dan mama akan segera mengurusnya" ucap papa Devano yang ikut senang mendengar hal itu.

Karena malam sudah semakin larut papa dan mamanya Devano pamit untuk istirahat, Alice hendak berdiri namu ditahan oleh Devano.

"Sayang biar aku yang antar Aris, kamu pergilah kekamar mu!"

"Malam ini aku mau tidur sama Aris saja sayang."

"Kalau begitu biar aku antar kalian kekamar ya sayang" ujar Devano sambil meminta Aris dari tangan Alice yang sudah tidur dengan nyenyak.

Sesampainya dikamar tamu Devano langsung menidurkan Aris diranjang, sambil menunggu Alice yang sedang mandi, karena ia belum mandi malam ini.

Alice keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya, Alice dengan sengaja mendekati Devano yang duduk diranjang. tanpa rasa sungkan Alice mendudukan bokongnya dipangkuan Devano.

"Sayang sebentar lagi kita bakal tunangan dan bakal menikah, mengapa sampai sekarang kamu nggak mau tidur dengan ku" goda Alice kini ia mengalungkan tangannya dileher Devano.

"Sayang, aku mencintai dan aku nggak mau meruksak mu sebelum kita menikah itu sudah aku tanamkan dalam diriku" ucap Devano sambil melepaskan tangan Alice dari lehernya dan mengakat tubuh Alice dari pangkuannya.

"Kamu tau sendiri aku sudah pernah melakukan itu bersama mantan pacarku jadi aku tidak masalah kalau kamu mau tidur dengan ku" regek Alice lagi.

"Aku dan mantan pacar mu tidak sama sayang, Ia laki-laki brengsek meninggalkan mu setelah ia mengambil sesuatu dari mu" ujar Devano dengan bijak, selama 6 bulan pacaran dengan Alice sudah ke beberapa kali ini Alice mengajak Devano untuk tidur bareng tapi Devano selalu menolaknya dengan alasan yang sama.

"Aku pergi ya sayang tidurlah dengan nyenyak jangan pikirkan yang aneh-aneh. kalau kita sudah menikah nanti aku akan mengambulkan semua keinginan mu ini. bahkan lebih dari yang kamu minta aku bisa berikan" ujar Devano sambil membelai rambut Alice dengan lembut.

"Yaudah deh... bye sayang" ujar Alice dengan manja sambil melambaikan tangannya didepan wajah Devano.

Devano hanya terkekeh melihat kelakuan Alice, menurutnya kelakuan Alice saat ini sangat imut, Devano juga tau masa lalu Alice dimana Alice dan mantan pacarnya sudah pernah berhubungan suami istri dan Devano menerima kenyataan itu asal Alice mau berubah kearah lebih baik lagi.

🌛🌛🌛

Pagi ini setelah Devano mengantar Alice kerumah orang tuanya, Devano mengantar Aris pergi ke sekolahnya dan saat ini Aris sekolah disalah satu TK Swasta dikota Jakarta.

"Nanti papa yang jemput Aris pulang sekolah ya pah" ujar Aris sambil menatap sang papa yang sudah menghentikan mobilnya didepan sekolah Aris.

"Nggak bisa sayang, papa harus kerja. nanti kalau papa nggak kerja, dari mana uang papa beli mainan untuk Aris" ujar Devano membujuk Aris supaya jangan terlalu rewel.

Devano bukanlah orang kaya seperti Devi dan Alice, saat ini Devano bekerja disebuah perusaan besar dibidang tekstil sebagai manajer keuangan sudah menjadi kebanggan bagi Devano. karena hal itu sudah mengangkat derajat keluarganya yang dulu hidup pas-pasan.

🌛🌛🌛

...Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Ya...

Bab 3

"Apa boleh aku bermain kantor papa?"

"Nggak boleh sayang, disana papa kerja, papa kerja juga untuk Aris" ucap Devano lagi-lagi dengan sabar ia membujuk Aris.

"Hmm.... baiklah papa, Aris pergi sekolah dulu ya" ujar Aris sambil mencium tangan devano.

"Belajar yang giat ya! banggakan papa mu ini" ujar Devano lagi sebelum anak kecil itu keluar dari mobil.

"Ok papa."

Setelah memastikan Aris masuk kedalam sekolahnya Devano kembali menjalankan mobilnya menuju Aderson company tempat ia bekerja.

Sesampainya dikantor Devano langsung memarkirkan mobilnya di lobi dan melanjutkan jalannya menuju ruangan manajer keuangan, sesampainya diruangannya devano langsung menghidupan komputernya mengingat jam sudah jam 8 pagi, jadi Devano langsung mengerjakan tugas-tugasnya dalam bidang keuangan.

Tok.... Tok... Tok...

Suara ketokan pintu menyadarkan Devano dari komputer didepannya, setelah Devano mengijinkan masuk orang yang mengetuk pintu itu, ia langsung menoleh dan ternyata asistennya datang memberi berkas yang bernama Ara.

"Permisi pak Devano sebentar lagi kita akan meeting dengan Ceo perusaan untuk membahas keuangan kita bulan lalu" ujar Ara dengan sopan.

"Baiklah kamu tunggu saya dan siapkan semua berkas-berkas kita untuk keperluan rapat nanti, dan mana laporannya biar saya baca terlebih dahulu, laporan ini sudah dikirim ke email saya kan?" Devano ingin memastikan kalau berkasnya sudah lengkap.

Devano memeriksa semua keuangan bulan lalu, didalam laporan itu semua sudah lengkap dijelaskan keuangan-keuangan bulan lalu, baik dari pemasukan dan pengeluaran.

Devano membaca setiap tulisan yang ada dikertas itu mulai dari lembaran pertama sampai lembaran terakhir tidak ada yang tertinggalkan satu kata pun. Devano manggut-manggut tandanya laporan itu sudah bagus menurutnya.

dlDevano melirik jamnya dan sudah waktunya untuk pergi keruang meeting, terlebih dahulu ia menjumpai Ara.

"Ara kamu panggil yang lain saya tunggu diruang meeting" ujar Devano lalu ia berjalan menuju ruang meeting yang akan dihadiri rekan-rekan bagian keuangan dan juga pemimpin dari perusahaan ini.

Devano sama sekali tidak grogi karena ia sudah sering berjumpa dengan pemimpin perusaan ini, dan menurut Devano Derson adalah pemimpin yang baik dan tegas itu prnilaian Devano selama ia bekerja disini.

Satu persatu rekan dari bagian keuangan sudah berdatangan sampai kursi didalam ruangan sudah hampir penuh kecuali kursi untuk James dan Derson.

Krek.... pintu ruangan terbuka menampakkan Derson dan James memasuki ruangan meeting, kedua laki-laki itu berjalan dengan gagahnya walau umur mereka sudah mulai memasuki 50an.

Sebelum rapat dimulai James membuka rapat itu secara formal dan selanjutnya akan dilanjutkan oleh Ara, yang akan mempersentasikan hasil mereka dalam bulan lalu.

Ara mempersentasikan hasil mereka dengan bagus dan jelas hingga Derson dan James puas dengan hasil persentasi mereka. apalagi ara memperlihatkan diagram keuangan bulan lalu naik sebesar 2% dari biasanya.

Persentasi itu berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir, satu persatu orang yang ada disana akhirnya bepergian hingga tersisa Derson James dan juga Devano. dengan terang-terangan Derson memuji kinerja Devano.

"Saya suka dengan kinerja anda selama bekerja diperusaan ini, dan saya berharap anda tidak akan pernah mengecewakan kami" ujar Derson.

"Terimakasih atas pujiannya pak, saya akan berusaha untuk selalu bekerja sesuai dengan peraturan perusaan pak" jawab Devano dengan sopan.

"Minggu depan anak saya akan melakukan praktek kerja selama 2 hari disini, dan kebetulan ia akan praktek dibagian keuangan saya harap anda dapat membimbingnya dan memberi ilmu yang layak untuknya selama 2 hari" ujar derson.

"Baiklah pak, akan saya berikan ilmu yang bagus yang saya tau kepada anak bapak dan saya juga akan katakan kepada bawahan saya untuk membimbing anak bapak dengan baik dalam praktek nanti" jawab Devano lagi.

"Baiklah kalau begitu kami permisi dulu" ujar Derson lalu ia dan James segera bangkit dari duduknya.

*****

Ditempat lain saat ini Devi bersama teman-temannya sedang mengerjakan tugas disalah satu cafe didekat kampus, keempat wanita itu sangat serius dalam belajar karena tugas yang mereka akan dikumpulkan besok.

"Dia kok nggak ada datang lagi ya ke cafe ini?padahal aku berharap dia datang lagi kesini setidaknya aku bisa meminta nomor hpnya" batin Devi sambil menatap meja yang tempat Devano dan Alice kemaren.

"Devi kamu nyari siapa kok seperti mencari seseorang?" tanya Akira yang duduk disamping Devi.

"Achhh nggak ada kok. sudah sampai mana kalian kerjakan tugasnya?" ujar Devi berbohong.

"Sudah mau selesai tinggal satu soal lagi, kamu kerjakan yang ini ya!" ujar Agata sambil menunjukkan soal terakhir yang belum mereka kerjakan.

Devi mulai fokus untuk mengerjakan soal yang terakhir karena dari tadi ia hanya diam saja tanpa ikut mengerjakan soal, dengan gerakan cepat Devi menyelesaikan soal itu sampai tuntas.

Devi termasuk orang pintar tapi karena kebanyakan malas dalam dirinya sehingga kepintarannya tidak terlihat oleh siapapun kecuali teman-temannya.

"Nih... udah siap aku kerjakan, sekarang kita pesan makan dulu udah lapar nih" seru Devi sambil mengelus perutnya yang sudah mulai keroncongan.

Selesai makan siang Devi ijin kepada teman-teman karena siang ini ia ingin menjumpai sang papa dikantornya untuk memperjelas tempat prakteknya minggu depan bersama teman-temannya.

"Gays aku duluan ya, biar aku jumpai papa ku dulu masalah tempat praktek kita minggu depan" ujar Devi sambil mengambil tasnya dari meja.

"Makanannya belum dibayar" seru Ayuda karena Ayuda bukan orang kaya melainkan orang biasa-biasa saja.

"Bayar duluan aja ya nanti aku tf gantinya" seru Devi lalu segera bergegas meninggalkan mereka disana.

Sesampainya dikantor Aderson company Devi langsung berjalan menuju lift khusus CEO dan sekertarisnya, tapi saat Devi ingin masuk kedalam lift Ia melihat seorang laki-laki yang hendak masuk kedalm lift disampingnya.

Tidak mau kehilangan jejak lagi Devi langsung menarik laki-laki itu secara spontan ke lift yang hendak dinaiki Devi. dialah Devano yang hendak naik kelantai atas selesai makan siang.

"Kamu siapa sih? kok kamu sok kenal sama aku?" tanya Devano tidak suka saat melihat perempuan terlalu agrsip kepada laki-laki apalagi laki-laki itu tidak dikenalnya.

"Aku Devi" ucap Devi sambil mengulurkan tangannya tapi tidak dibalas oleh Devano.

"Aku tidak menanyai namamu, dan aku hanya ingin tau apa tujuan mu selalu menggangu ku, sedangkan aku tidak mengenali mu sama sekali?" tanya Devano serius.

"Aku juga tidak kenal dengan mu tapi aku ingin berkenalan denganmu" jawab Devi tanpa malu sambil mendekatkan badannya kesamping Devano.

"Jagalah harga diri sebagai perempuan! jangan merendahkan dirimu dihadapan laki-laki, hal itu tidak bagus dipandang orang lain" ucap Devano saat Devi tidak berhenti mendekatinya.

🌛🌛🌛

...Jangan lupa Tinggalkan Jejak Ya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!