Seorang pemuda berjalan menelusuri selasar ruang ruang kelas disebuah gedung universitas dengan wajah nya yang datar dan dingin. Tatapan mata nya tajam dan lurus pada satu arah tanpa beralih memperhatikan setiap mata yang memandang nya.
Dialah Jonathan Alexander, seorang pemuda berusia 19 tahun yang mempunyai wajah tampan berkharisma, kulit putih bersih, serta tubuh tinggi dan tegap, membuat siapapun yang memandang nya dibuat terkesima akan penampilan pemuda itu. Meskipun Jonathan terkenal dingin dan datar namun pesona nya tidak bisa membuat kaum hawa dikampus nya untuk berpaling barang sekejap.
Bahkan karena pesona dan sikap nya yang dingin membuat seluruh mahasiswi dikampus nya menjuluki nya sebagai pangeran es kampus. Tidak banyak yang bisa dekat dengan Jonathan karena sikap nya yang dingin dan tertutup. Hanya beberapa orang saja yang bisa berteman dekat dengan nya.
Kedatangan Jonathan disambut riuh oleh para pengagum nya, namun bagi kaum adam, Jonathan merupakan saingan terberat mereka, karena bukan hanya tampan, namun dia juga memiliki IQ diatas rata rata.
..
Jonathan meletakan tas ransel nya ditempat nya duduk dan tidak lama kemudian beberapa teman dekat nya datang menghampiri meja nya dan mengelilingi Jonathan yang masih terdiam dan menatap jengah mereka, setiap pagi pasti mereka lah yang menyambut dan menganggu suasana hati nya.
"hai Jo, udah dateng aja lo. Masih pagi juga. " sapa Samuel sembari menarik sebuah kursi kearah Jonathan
"iyalah dia kan murid teladan, bukan kayak elo jam karet, ini aja tumben bener udah dateng" balas Alex ketus
"haisss palingan juga mau nyontek tugas kemaren kan? " todong Dirga pada Samuel.
"nah tu loe tau. Hehe " balas Samuel cengengesan
Sementara Jonathan hanya terdiam menanggapi ucapan teman teman nya.
"Jo, Jonathan!! " teriak seorang gadis.
Jonathan menoleh kearah suara dan tersenyum pada gadis itu.
"entar siang ada waktu gak, temenin gue ke toko buku, nyari bahan buat tugas praktikum kita" dialah Erika teman wanita satu satu nya yang Jonathan punya, bukan karena tidak ada yang lain, namun karena dia enggan untuk dekat dengan siapapun kecuali keempat teman nya ini.
"maaf aku tak bisa,. Kalian saja ya, aku tunggu dirumah Dirga. Kita kerjakan bersama. " jawab Jonathan dengan wajah nya yang datar.
"yaudah biar gue aja yang temenin loe" tangkas Samuel pada Erika.
"yaudah deh," jawab Erika mengangguk.
"udah gak usah sedih gitu muka lo Jo, kita paham kok" ucap Alex sambil menepuk nepuk pundak Jonathan.
"iya, ilang ganteng lo nanti" Dirga langsung merangkul pundak Jonathan.
Jonathan hanya tersenyum menanggapi teman teman nya.
Seperti biasa mereka berbincang dan bercanda bersama meski Jonathan lebih banyak diam daripada berbicara. Hingga waktu menunjukan jika kelas akan dimulai teman teman Jonathan kembali kekursi mereka masing masing.
"elo sih, kayak gak tau si Jo aja, malah ngajakin keluar" ucap Samuel tiba tiba yang duduk dibelakang Erika.
"ya gue lupa ***, lagian tu anak udah segini besar masih aja dikurung dirumah sama ibu nya, takut amat diculik orang" Erika mengerucutkan bibir nya.
Samuel tertawa melihat tingkah kesal Erika
"hahaha iya gue pun bingung liat tu anak, dari menjak SMA kita kenal dia kita gak tau gimana keluarga nya, yang kita tau cuma emak nya yang posesif itu".
Erika beralih menghadap Samuel dan langsung memukul lengan nya
"heh, dasar kunyuk, gak boleh tau ngatain emak orang.
Tapi apa ya alasan mama nya gitu, dia cuma boleh kerumah Dirga doang, itupun karena anak nya om Rico. Rekan kerja orangtua nya".
"entah lah gue juga bingung. Kasian tu anak udah jadi kayak anak emas banget, pasti tertekan hidup nya".
Ujar Samuel pada Erika
Erika pun mengangguk
"iyya, yaudah kita sebagai sahabat cuma bisa
Kasih semangat."
Samuel hanya menganggukkan kepala nya.
Kelas pun dimulai. Mereka belajar seperti biasa menyelesaikan kuliah mereka.
...
Kini hari sudah menjelang sore.
Jonathan dan teman teman nya tengah berada dirumah dirga menyelesaikan tugas mereka sembari berkumpul.
Ya rumah Dirga adalah markas tempat Jonathan dan teman teman nya berkumpul.
Sifat pendiam dan dingin Jonathan adalah sifat yang terbentuk dari didikan orang tua nya yang tidak membebaskan Jonathan bergaul dengan orang lain. Jonathan hanya boleh bertemu dan berkumpul dengan teman teman nya dirumah dirga dan itupun hanya dengan Alex, Samuel dan Erika yang telah lama dikenal orang tua nya.
Dia hanya keluar rumah ketika ke kampus dan kerumah Dirga, itupun harus dengan pengawasan beberapa orang suruhan Rico. Namun semua itu tak diketahui Jonathan. Yang ia tahu ia tak boleh keluar rumah dan bergaul. Ia hanya keluar bersama dengan Roy pengawal pribadi nya.
Karena ketidak bebasan itulah dia menjadi pendiam dan dingin terhadap siapapun. Hanya dengan sahabat terdekat nya dia bisa mengungkapkan isi hati nya.
Namun tidak dengan keluarga nya, dia menutupi asal usul dirinya, tak ada satu orang pun yang tau bahwa dia adalah anak dari seorang Maxwel Alexander Aguenno, pemilik salah satu perusahaan properti dan retail terbesar dikota itu.
"woy, melamun aja lo Jo" kata Samuel menepuk pundak Jonathan.
Jonathan terkejut
"eh,"
"mikirin apasih jo, jangan kayak orang tua yang banyak pikiran gitu deh" ujar Dirga pada Jonathan.
"tau ni Jo, kalau ada masalah tu dibicarain, jangan dipendem sendiri, lo gak nganggep kita sebagai sahabat Jo? " tanya erika menatap lekat wajah tampan Jonathan
"tidak apa" balas Jonathan dengan senyum tipis nya
"muka lo itu kayak mendem beban berat aja. Sesekali berbagi kan gak papa" timpal Alex merangkul pundak Jonathan.
Jonathan hanya tersenyum menanggapi teman teman nya.
"ya sudah kita belajar lagi saja. " timpal Jonathan pada teman teman nya.
"udah tenang aja, kita semua selalu ada buat lo kok. " kata Samuel sambil melirik semua teman nya.
"iya Jo" balas mereka serempak.
Jonathan tersenyum dan mengganggukan kepala nya.
...
Sementara dilantai atas ibu Dirga bersama suami nya Rico sedang memperhatikan anak anak remaja itu.
"aku kasian melihat Jonathan mas, hidup nya tidak seperti anak anak yang lain nya. "
"aku juga, tapi ini yang terbaik untuk nya. Apalagi setelah dua kejadian mengerihkan itu, kita harus membantu Delisha menjaga anak nya sebelum semua masalah ini selasai. " ujar Rico pada istri nya.
"iyya mas, aku mengerti. Betapa berat ujian yang menimpa keluarga mereka. " timpal ibu Dirga.
"iyya, jangan sampai ada yang tau bahwa dia adalah anak tuan Maxwel, termasuk Dirga kita" kata Rico merangkul istri nya.
"iya mas, aku tau". Balas ibu Dirga tersenyum
...
jangan lupa tinggalin jejak guys 😉
maafkan kesalahan yang gak sengaja kubuat ya,
maaf juga kalau alur nya gak sebagus author yg lain, maklum aku masih amatiran
selamat membaca
jangan di skip skip ya baca nya, soal nya agak ribet karena akan membahas dua kehidupan sekaligus....
Malam ini terasa sepi dirumah mewah milik Jonathan, hanya beberapa pelayan yang hilir mudik menyelesaikan pekerjaan mereka. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut para pelayan itu.
Hanya diruang makan yang terdengar suara dentingan sendok beradu dengan piring. Terlihat seorang ibu dan anak sedang menikmati makan malam mereka.
"Jo, bagaimana dengan kuliah mu nak? " tanya Delisha, ibu Jonathan.
"baik ma, tidak ada masalah". Jawab Jonathan singkat sembari terus menikmati makanan nya.
"baguslah, kalau ada perlu sesuatu bilang saja, biar mama siapkan semua " ujar Delisha singkat
Jonathan menatap wajah cantik ibu nya dengan lekat setelah menghentikan makan nya.
"mengapa dari dulu mama selalu memperlakukan ku seperti ini? " tanya Jonathan tiba tiba membuat Delisha terkesiap kaget
"apa maksud mu nak? " tanya Delisha menatap sedih anak tersayang nya.
"aku sudah dewasa sekarang, aku juga ingin seperti anak anak lain nya ma, menyiapkan segala keperluan ku sendiri, bermain dengan teman teman ku, pergi kemana pun aku mau." ungkap Jonathan pada ibu nya. Ungkapan yang selama ini selalu ia pendam.
"ini demi kebaikan mu nak" balas Delisha yang enggan menatap wajah Jonathan, putra kesayangan nya.
Jonathan menatap ibu nya sendu. Terlihat jelas tarikan nafas nya yang mendesah kesal.
"tapi aku tertekan ma, semenjak papa pergi mama juga sibuk. Dari kecil hidup ku cuma bersama para pelayan dirumah ini. " ungkap Jonathan lagi
"cukup Jo, cukup. Apa yang mama lakukan padamu itu semua demi kebaikan mu. Suatu saat kamu akan mengerti. " kata Delisha yang mulai meninggikan suara nya.
Jonathan terhenyak.
"mama egois" ucap nya pelan
"mama tau mama egois, tapi ini yang terbaik. Harapan mama cuma ada padamu Jo. Maka lakukan apa yang mana perintahkan" balas Delisha
"tapi kenapa ma, mama tak pernah memberikan aku alasan nya! " seru Jonathan tak terima
"sekarang tugas mu adalah belajar dengan baik, raih kesuksesan mu, setelah papa pergi harapan mama cuma kamu Jo, cuma kamu yang mama miliki"
ungkap Delisha dengan suara yang mulai merendah
"aku tau ma, selama ini aku sudah menjalan kan tugas ku dengan baik, memberikan prestasi yang baik untuk mama dan papa, tapi aku cuma butuh kebebasan ma, kebebasan!" seru Jonathan meninggikan suara nya.
Delisha berdiri menatap anak nya
"cukup Jonathan, cukup. Kamu hanya perlu menurut. Itu saja. Mama tak mau kehilangan lagi" tangis Delisha mulai pecah.
Sedangkan jonathan langsung bangkit dan kembali ke kamar nya, membiarkan ibu nya menangis sendiri diruang makan.
"oh Tuhan, cobaan ini sungguh berat. Apa aku sanggup melalui nya.?
Mas, kamu dimana, aku gak kuat mas, aku gak kuat.? "
Delisha menangis tersedu sedu
"aku yakin kamu masih hidup mas, kamu gak akan pergi meninggalkan kami kan? "
Delisha terduduk dilantai dengan tangisan pilu nya.
"sudah satu tahun lebih kamu pergi mas, kamu tega membiarkan aku sendiri seperti ini"
..
Flashback
Malam itu hari mulai larut, namun Delisha dan suami nya belum juga memejamkan mata mereka.
"mas,! "
"ya sayang, ada apa? " tanya Maxwel pada istri nya yang tengah berbaring dilengan nya.
"perasaan ku akhir akhir sungguh tak enak mas" jawab Delisha menatap suami nya.
Maxwel pun melihat kearah istri nya dan tersenyum
"kenapa? Apa yang sedang kamu pikirkan? "
Delisha menggelengkan kepala nya
"tidak ada, tapi entah kenapa perasaan ku tak enak saja"
Maxwel mengusap lembut kepala istri nya
"tenanglah sayang, itu hanya perasaan mu saja"
Delisha pun hanya terdiam melihat suami nya.
"oh ya, bagaimana dengan sekolah Jonathan? Aku belum sempat mengobrol dengan nya" tanya Maxwel
"kata nya baik baik saja mas."
"oh bagus lah kalau begitu"
"tapi mas, mau sampai kapan kita terus menyembunyikan status nya dan diri nya dari orang lain. Aku kasihan mas melihat nya terkurung disini dan tak bisa seperti anak anak lain nya" lirih Delisha menatap suami nya.
Maxwel menatap istri nya sendu
"tenang lah sayang, ini yang terbaik untuk nya saat ini. Kau tau sendiri kan bagaimana paman ku, perusahaan ku saja hampir goyah dibuat nya, kau juga hampir dicelakai nya beberapa waktu lalu.
Bagaimana kalau dia mengetahui bahwa Jonathan adalah anak ku, aku tak mau sampai terjadi sesuatu pada nya, dia harta kita yang paling berharga sayang, aku tak ingin kehilangan lagi. Kita tunggu hingga dia dewasa dan bisa menggantikan aku di Agueenno group, barulah semua nya akan kita bongkar"
"aku tau mas, aku hanya kasian pada Jonathan" ungkap Delisha
Maxwel memeluk istri nya. Sambil mengusap punggung sang istri.
"bersabarlah sayang, aku akan menyelesaikan masalah ini."
"tapi bagaimana cara nya mas, paman mu menginginkan harta peninggalan orang tua mu" lirih Delisha.
" aku tau, dia sangat serakah akan hal itu. Padahal orang tua ku bersusah payah membangun nya.
Aku bisa menjaga perusahaan dengan bantuan Rico dan orang orang ku. Tapi untuk mu aku mohon jaga dirimu dan anak kita untuk saat ini, dia mengincar aku dan Jonathan sebagai ahli waris kerajaan Agueno group, maka nya dari dulu sampai sekarang dia mengincar kami. " ungkap Maxwel pada istri nya.
"tapi aku takut mas, mau sampai kapan kita hidup tak tenang begini? " tanya Delisha disela isak tangis nya.
"bersabarlah sayang, kuatkan hatimu, kita harus kuat untuk Jonathan. Semua ini pasti berlalu. Biarlah ini menjadi sebuah misteri untuk Jonathan. Tugas kita adalah menjaga nya dengan baik, meski terlihat egois namun ini yang terbaik" jawab Maxwel memeluk erat istri nya.
"besok aku akan menemui paman ku, aku harap dia bisa sedikit bernegosiasi dan tidak mengganggu kita lagi" ungkap Maxwel.
"tapi mas, apakah itu tidak berbahaya, kamu tau dia mengincarmu, tapi kamu malah ingin mendatangi nya? " tanya Delisha heran menatap wajah suami nya.
Maxwel menatap wajah istri nya dengan senyum tipis nya.
"ini cuma jalan satu satu nya sayang, aku tak bisa menggunakan cara kekerasan pada nya, kamu tau dia adalah keluargaku satu satu nya. Semoga dengan aku menemui nya dia bisa sedikit lunak"
"tapi bagaimana kalau dia juga tidak mau mengalah mas? " tanya Delisha khawatir
"aku akan mencoba nya, kamu tenang lah. " Ujar Maxwel membelai wajah istri nya.
Mereka diam beberapa saat dengan pikiran masing masing.
Maxwel menatap dalam wajah istri nya
"sayang, maukah kau berjanji satu hal padaku? "
"apa itu mas? " tanya Delisha menatap wajah sendu suami nya
"jika terjadi sesuatu pada ku nanti, berjanjilah kau akan tetap kuat , dan selalu menjaga anak kita" jawab Maxwel penuh harap.
Delisha bangun dari tidur nya, dan langsung duduk menghadap sang suami
"mengapa kau berbicara seperti itu mas? Kau berniat meninggalkan kami? "
"tidak sayang, sedikitpun tak ada niatan dihatiku untuk meninggalkan kalian. Namun kedepan nya kita tak tau apa yang akan terjadi bukan! "
Ujar Maxwel sambil menghapus air mata Delisha.
Delisha menatap lekat sang suami. Dilihat nya mata Maxwel yang tengah menyimpan beban berat.
"aku berjanji mas, aku pasti akan menjaga anak kita dengan baik. Tuhan pasti akan memberikan jalan untuk masalah kita"
Maxwel tersenyum mendengar jawaban istri tercinta nya.
"kamu memang istri yang hebat, dan satu lagi jangan sampai Jonathan tau mengenai masalah ini, biarlah dia menganggap kita sebagai orang tua yang egois, aku tak ingin dia juga terbebani dengan masalah ini"
Delisha mengangguk menjawab pertanyaan sang suami.
"satu hal lagi, jika terjadi sesuatu padaku, aku mohon kau bisa membantu Rico menjalan kan perusahaan sebelum jonathan menyelesaikan kuliah nya. Semua nya sudah ku atur bersama Rico." ujar Maxwel
"apa kau benar benar akan meninggalkan ku mas? " tanya Delisha yang keheranan mendengar perkataan sang suami.
"tidak sayang, percayalah, apapun yang terjadi aku akan selalu menyayangi kalian. Aku hanya tak ingin jika aku pergi perusahaan yang susah payah dibangun orang tua ku jatuh ketangan yang salah" kata Maxwel
"ya mas, aku tau" lirih Delisha.
..
Keesokan pagi nya, Maxwel berpamitan pada Delisha dan Jonathan untuk pergi menemui paman nya. Maxwel mencium istri dan memeluk putera nya.
"jaga diri kalian baik baik" kata Maxwel hendak melangkah keluar
Delisha dan Jonathan hanya menganggukan kepala nya melepas kan kepergian Maxwel.
Delisha melepas kepergian Maxwel dengan berat hati.
Pada malam hari
Hari sudah larut namun Maxwel belum juga memberi kabar. Delisha mulai gelisah, Perasaan nya semakin tak karuan.
Hingga tak lama terdengar suara ketukan pintu, Delisha berlari keluar. Ia menyangka bahwa Maxwel yang pulang namun ternyata orang suruhan Maxwel.
"nyonya, maaf ada kabar buruk! " seru orang itu.
Delisha seketika lemas, Jonathan yang baru keluar kamar pun terkejut mendengar penuturan orang itu.
"kabar buruk apa pak? " tanya Jonathan langsung
"mobil yang tuan kendarai kecelakaan tuan muda, mobil nya masuk jurang, tuan Rico kini tengah dirawat dirumah sakit. " ungkap orang itu
"astaga Tuhan, lantas bagaimana suamiku Niko? " tanya Delisha dengan deraian air mata nya
"tuan belum ditemukan nyonya, mobil nya masuk jurang dan terbakar, kata orang disana kemungkinan tuan sudah ikut terbakar bersama dengan mobil itu" ungkap Niko dengan wajah tertunduk.
"ya Tuhan, mas..!! " jerit Delisha yang langsung pingsan dipelukan Jonathan. Sementara Jonathan terdiam memeluk ibu nya dengan wajah yang terurai air mata.
Flashback off
..
like and coment nya guys.
Jonathan menghempaskan tubuh nya di atas kasur. Hati nya sedih melihat ibu nya menangis, namun ia juga merasa tertekan dengan keadaan nya sekarang.
Apalagi semenjak kepergian ayah nya, ia semakin tak bisa berbuat apa apa, ibu nya semakin posesif terhadap apapun yang akan Jonathan lakukan.
"kenapa hidup ku seperti ini Tuhan, mengapa mereka melakukan ini semua padaku? " Jonathan membatin dalam hati nya.
"aku juga ingin seperti mereka, bebas melakukan apapun. Apa aku salah mengharapkan sedikit kebebasan.
Apalah arti semua kemewahan yang kumiliki jika hidupku seperti ini? " lirih Jonathan.
Jonathan termenung dalam sepi dikamar nya. Tak tau apa yang harus diperbuat melainkan mengikuti kemauan sang ibu. Meski hati kecil nya memberontak tapi perasaan nya sungguh tidak tega melihat ibu nya bersedih jika selalu membahas perihal kebebasan nya. Apalagi semenjak ayah nya menghilang , semua urusan dirumah dan perusahaan diserahkan pada Delisha.
Tidak ada lagi senyum ceria diwajah ibu nya seperti dulu, Jonathan sadar akan hal itu. Seperti banyak beban yang ditanggung oleh wanita yang sudah memasuki usia paruh baya namun masih terlihat cantik dan elegan. Hal itulah yang membuat Jonathan enggan dan merasa tidak tega untuk terlalu memberontak lebih jauh, apalagi sekarang ibu nya hanya berjuang sendirian.
Yang diharapkan nya hanya satu, semoga suatu saat dia bisa membahagiakan ibu nya dengan kebebasan yang bisa ia banggakan.
...
Keesokan pagi nya
Pagi menjelang siang Jonathan sudah berada dikampus nya.
"Jo !! " seru Erika mengagetkan Jonathan.
Jonathan hanya menoleh tanpa menjawab seruan erika.
"lo kenapa sih, pagi pagi udah murung gitu muka, liat tu penggemar lo pada ngeliatin dari tadi. " ucap Erika mengedarkan pandangan nya.
"terus? " tanya Jonathan singkat
" ish lo nie gimana sih, senyum dikit ngapa, mereka itu sampek ngasi julukan loh ke elo gegara sikap lo itu" ujar Erika
Jonathan hanya terdiam menanggapi ocehan teman wanita nya tanpa berniat menanggapi seperti biasa.
"ayolah jo, cerita sama gue kalau lo ada masalah, jangan dipendem sendiri, kita kan udah lama kenal. Gue tau lo itu kuat tapi apa salah nya berbagi ke temen" celoteh Erika menatap Jonathan.
"aku gak papa" jawab Jonathan
"gue tau lo gak papa, kalau lo kenapa kenapa lo gak kan masuk sekolah jo, " Erika mendengus mengerucutkan bibir nya.
Lagi lagi jonathan hanya tersenyum
"oh Tuhan sahabat gue ini ya, payah banget diajakin ngobrol. Pelit banget sama suara. Heran gue. " kata erika sambil menggeleng gelengkan kepala nya.
"udah deh rik, jangan digangguin mulu, keluar semburan es nya si Jonathan baru tau rasa lo" timpal Dirga yang tiba tiba datang.
" iya nih, memang sengaja mau gue keluarin, cocok kalau anak anak sekampus julukin dia pangeran es. Gue yang lama lama deket dia juga ikutan beku" gerutu Erika kesal.
Sementara jonathan lagi lagi hanya tersenyum.
Sedangkan Dirga tertawa mendengar celotehan erika.
Tak lama kemudian dua sahabat mereka Alex dan Samuel pun datang menghampiri ketiga orang itu.
"hai guys, ngebicarain apa sih kalian? Seru amat kayak nya. " tanya Samuel.
"halah palingan ngegangguin si Jonathan lagi " timpal Alex.
"bukan ngegangguin, gue cuma nanyak kok, hari ini si Jo beda aja, kalian gak liat apa tuh? " kata Erika melihat Jonathan.
"hahaha, tiap hari memang gitu kan dia, dingin bro. Bentar lagi tempat tinggal kita jadi kayak dikutub ini kayak nya! " sahut Samuel melirik Jonathan.
Jonathan melirik tajam Samuel yang tengah menggoda nya.
"ops, maaf jo, hehe becanda gue. Yaelah gitu aja tajam amat mata lo" kata Samuel ciut.
"haha rasain lo" balas teman teman yang lain nya.
"kalian gak ngerasain apa yang aku rasain" akhirnya Jonathan bersuara
Keempat teman Jonathan saling melirik.
"entah kenapa takdir hidup ku sekejam ini" lirih Jonathan
Dirga menepuk nepuk pelan pundak Jonathan.
"apapun itu, pasti ada hikmah yang indah dibalik ini semua jo, " kata Alex
"lo harus kuat, mungkin mama lo ada alasan sendiri dia ngelakuin ini semua buat lo" timpal Erika
"hmmmm" lirih Jonathan menundukan kepala nya.
" lo udah pernah nanyak alasan nya jo? " tanya Samuel pula
Jonathan hanya menganggukan kepala nya.
"terus jawaban nyokap lo" tanya samuel lagi
Dan Jonathan hanya menggelengkan kepala.
" dan nyokap lo gak ngasi tau alasan nya? " tanya Dirga
Kembali Jonathan hanya menganggukan kepala nya.
" yang sabar Jo, gue yakin suatu saat lo pasti tau jawaban atas semua pertanyaan lo selama ini" ujar Erika menenangkan Jonathan
Jonathan hanya menganggukan kepala nya dan tersenyum tipis
" astaga jo, kita panjang lebar ngomong, dan lo hanya angguk angguk, geleng geleng, sumpah ya punya temen pelit amat ngomong! " ujar Samuel yang langsung kena sikut Alex dan Dirga sementara Erika melotot ke arah Samuel.
"hehe, maaf maaf. Tapi kan gue bener. " bela Samuel pelan sembari menggaruk kepala nya
"lo ini, temen lagi sedih malah ditambahin sebel, gimana sih! " ucap Erika.
Samuel hanya cengengesan menanggapi perkatan erika.
"udah udah, jangan pada ribut. Kalian ini. Dan lo jo , udah jangan pernah ngerasa sendiri, enjoy aja. Kita kita akan selalu ada buat lo kok! " ujar Dirga
"iyya Jo, bagaimana pun kehidupan lo, lo tetap sahabat kami" timpal Alex
"iya, walaupun lo kadang nyebelin seperti makhluk es tapi kami tetep akan selalu jadi temen lo! " seru Samuel tertawa
"terima kasih untuk kalian" balas Jonathan dengan senyum diwajah dingin nya.
"gimana besok sore kita ngumpul dirumah Dirga, sambil barbeque an. Setuju gak? " tanya Alex
"gue setuju aja" kata Erika
"gue sih ayok" timpal Samuel.
"lo gimana Jo, mau kan?" Tanya Alex
"boleh" balas Jonathan menganggukan kepala nya.
"kalian gak da yang nanyak gue nie setuju atau enggak, rumah gue lo itu? " ujar Dirga
"udah setuju aja si lo Dir, gak usah repot repot mikir! " timpal Samuel.
"sialan lo! " balas Dirga memukul kepala samuel.
Teman teman yang lain hanya tertawa melihat tingkah mereka.
Mereka pun melanjutkan perkuliahan nya hingga akhir.
Hanya kuliah belajar dan belajar yang dilakukan Jonathan.
Tidak ada satu hal yang menyenangkan diusia remaja Jonathan. Mengingat betapa payah nya ia mendapatkan hak untuk bebas dikarenakan suatu hal.
..
Keesokan hari nyaa..
Anak anak remaja itu telah berkumpul di taman belakang rumah dirga. Terlihat beberapa pelayan hilir mudik menyediakan makanan dan keperluan mereka.
"wah, asik ini tinggal makan, udah disediain semua sama kang saji! " ujar Samuel sambil mencomot steak yang telah tersaji.
"iyalah, kang saji disini tau kalau lo semua pada mau enak nya aja! " balas Dirga ketus
Keempat remaja itu tertawa
Sedangkan Jonathan lagi lagi hanya tersenyum sambil menikmati makanan nya .
Hari hampir senja, namun kelima anak manusia itu masih menikmati waktu mereka.
" aku ke kamar mandi dulu" pamit Jonathan yang diangguki seluruh teman nya.
Dia pun masuk kedalam rumah Dirga dan berjalan masuk kekamar mandi yang berada tak jauh dari dapur rumah.
Setelah selesai melakukan hajat nya Jonathan hendak kembali kebelakang tempat teman teman nya berkumpul. Namun saat akan melangkah dia mendengar percakapan Rico dengan istri nya.
"aku cuma pergi sebentar, mungkin besok segera kembali. Aku harus membantu nyonya Delisha menangangi kasus ini" kata Rico
"baiklah mas hati hati, semoga semua cepat terselesaikan, aku kasihan pada nyonya Delisha dan Jonathan harus hidup dalam tekanan seperti ini" imbuh istri Rico.
"kita doakan saja semoga masalah ini cepat terselesaikan. Semoga dia sadar akan kesalahan nya setelah mengalami kejadian itu" ujar Rico.
"memangnya ada masalah apa dengan keluarga ku om? " tanya Jonathan tiba tiba yang sontak membuat Rico dan istri nya terkejut.
"eh nak Jo, sejak kapan berada disini? " tanya istri Rico gugup
"jawab pertanyaan ku om! " seru Jonathan mengabaikan istri Rico
"tidak ada masalah apa apa nak, hanya masalah perusahaan saja. Kau tenang saja" balas Rico datar
"benarkah? " tanya Jonathan mengernyitkan alisnya, merasa tidak percaya.
"iya, tak ada masalah besar. Ya sudah aku pergi dulu. " kata Rico langsung melangkah keluar.
Diangguki sang istri yang juga segera meninggalkan Jonathan.
"mustahil jika hanya masalah perusahaan" batin Jonathan dalam hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!