Jauh di dalam lebatnya hutan, yang terdapat begitu banyak binatang buas dan binatang roh berbagai macam tingkatan, terdengar suara tangis seorang bayi manusia yang menggema di seluruh hutan.
"Mengapa ada suara tangis bayi di dalam hutan yang lebat ini?" batin seorang laki laki paruh baya yang tengah melakukan meditasi.
Dia merasa bingung dengan keadaan yang ada, sepengetahuannya di hutan lebat yang di tempatinya sekarang, merupakan hutan lebat yang tak pernah di jamah tangan manusia selain dirinya yang tengah meningkatkan kekuatan, dengan melakukan meditasi di tempat itu.
Karena rasa penasaran yang tinggi, laki laki paruh baya itu bangkit dari duduk bersilanya, dan dengan segera melesat pergi menuju kearah sumber suara tangis bayi.
Dan betapa terkejutnya laki laki paruh baya itu saat dirinya berada tak jauh dari keberadaan sang bayi, di sana terlihat keadaan bayi merah yang masih mempunyai tali pusar, tengah di kerumuni oleh puluhan ekor serigala kelaparan yang ada di dalam hutan itu.
"Bayi itu bukanlah bayi biasa, tubuhnya memiliki segel pelindung yang membuat para serigala kelaparan, tak satupun yang berani untuk dapat mendekat ke arahnya," batin laki laki paruh baya itu kembali.
Dengan menggunakan teknik meringankan tubuh yang sangat sempurna, laki laki paruh baya itu melesat kearah bayi laki laki yang tergeletak di tanah, dan langsung membawa pergi bayi tersebut sehingga jauh dari ancaman para serigala yang akan mencoba memangsanya.
"Aku harus secepatnya membawa bayi ini kedesa ku, sebelum terjadi apa apa dengan bayi ini," bisiknya.
Di dalam gendongannya, bayi laki laki itu terus menangis, hingga dia memasuki sebuah desa yang cukup rame dengan para penduduk desa, semua itu di karenakan adanya para pengungsi dari ibu kota yang memilih untuk pergi dari kota, dari pada terkena dampak peperangan antara pemberontak dan para prajurit kekaisaran.(Di sarankan membaca pendekar mata langit untuk memahami alur ceritanya).
"Disana ada sebuah penginapan, aku harus secepatnya kesana karena bayi ini sepertinya sudah sangat kelaparan, paling tidak aku harus segera mencari seorang wanita yang dapat menyusui bayi ini," batin laki laki paruh baya itu.
Setibanya di penginapan, terdapat banyak orang yang tengah makan dan minum anggur di tempat itu.
Seketika itu, seluruh mata langsung tertuju ke arah laki laki paruh baya yang tengah menggendong seorang bayi, semua itu karena bayi laki laki yang ada di dalam gendongannya terus terusan menangis dengan sangat kencang.
Tak lama kemudian datang seorang wanita yang juga tengah menggendong seorang bayi yang tengah tertidur lelap.
"Bayi anda ini sangat kelaparan, di manakah ibunya berada?" tanya wanita itu.
"Dia tak punya ibu!" ucap laki laki paruh baya singkat.
Tiba tiba seorang berbadan besar, dengan muka yang di penuhi bekas sayatan benda tajam yang telah sembuh, menghentakkan tangannya diatas meja.
"Prakk..!!"
"Hentikan suara tangis bayi itu atau aku yang akan menghentikannya sendiri!!" hardiknya sambil mengarahkan pedang yang masih berada di dalam sarung pedang, ke arah laki laki paruh baya yang tengah menggendong seorang bayi yang tengah menangis.
Mendengar suara teriakan keras yang di aliri tenaga dalam, membuat semua pengunjung penginapan yang sedang makan dan minum, segera keluar dari dalam ruangan, mereka tak ingin terlibat dengan masalah yang akan terjadi.
Laki laki paruh baya tak menggubris ancaman dari pemuda bertubuh kekar, yang membuat sang pemuda menjadi geram dan segera mengeluarkan pedangnya.
"Apakah kau memang ingin mencari mati pak tua?!!" teriak sang pemuda bertubuh kekar.
Kembali laki laki paruh baya tak menggubris pertanyaan sang pemuda yang di tujukan kearahnya, malah dia memilih berbicara kepada wanita yang ada di dekatnya.
"Bisakah anda menyusui anak ini?" tanya laki laki paruh baya pada sang wanita.
"Tentu saja bisa," ucap sang wanita dan langsung membawa pergi bayi merah itu untuk menyusuinya.
"Kasian bayi ini, selain kelaparan, dia juga sangat kedinginan," bisik sang wanita kemudian mengambil beberapa kain yang dibawanya, untuk membungkus bayi laki laki itu.
Sebelumnya sang wanita memotong tali pusar sang bayi dan memberikan sedikit perawatan sebelum dia menyusuinya.
Kembali ke arah lelaki paruh baya...
Tampak pemuda kekar semakin memperlihatkan kekesalannya, karena kaki laki yang ada di hadapannya tak mau merespon perkataannya.
"Pak tua karena kau ingin mencari mati, maka aku akan memberikannya!!" ucap sang pemuda dan langsung menyerang laki laki paru baya itu.
Pedang sang pemuda berkelebat cepat kearah leher laki laki paruh baya, dan dengan gerakan sedikit kebelakang, pedang itu pun luput dari sasarannya.
Lelaki paruh baya tak tinggal diam, diapun menyerang balik dengan melesakkan tendangan putar yang tepat mengenai dada sang pemuda, hingga pedang yang berada di genggaman tangan sang pemuda terlepas, dan tubuhnya menyapu bersih meja dan bangku yang ada di belakangnya.
"Ini belum berakhir, karena kau telah melukaiku," ucap pemuda itu sambil merangkak keluar dari dalam penginapan.
Laki laki paruh baya itu tak menggubris perkataan sang pemuda, dia membiarkan sang pemuda itu keluar dari dalam penginapan, dan lebih memilih melangkahkan kakinya kearah sang wanita yang telah selesai menyusui bayi laki laki yang tadi di bawanya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya laki laki paruh baya itu.
"Dia sekarang tengah tertidur lelap, dan ada baiknya bayi ini segera mendapatkan seseorang yang dapat menyusuinya ketika dia merasa lapar," ucap wanita itu.
Sesaat laki laki paruh baya itu terdiam, dan entah apa yang tengah di pikirkannya, terlihat laki laki paruh baya itu tengah mempertimbangkan beberapa hal.
"Apakah kau tinggal di desa ini?" tanya laki laki paruh baya itu kemudian.
"Tidak, aku baru datang ke desa ini, suamiku telah terbunuh saat melawan pemberontakan yang terjadi di ibu kota kekaisaran, aku lebih memilih untuk pergi demi menyelamatkan putraku ini dari peperangan yang terjadi," jawab sang wanita.
"Jika kau mau, aku akan mengajakmu untuk pergi ke desa tempatku berada, itu lebih baik dari pada kau berada disini tanpa arah dan tujuan," ucap laki laki paruh baya.
Kali ini giliran sang wanita yang berfikir dengan tawaran laki laki paruh baya yang ada di hadapannya, dan tak lama kemudian diapun mengiyakan tawaran itu.
"Baik, aku akan pergi ke desa anda," ucapnya.
Sementara itu, sang pemuda yang tengah terluka berhasil keluar dari dalam penginapan, dan menembakkan kembang api ke angkasa.
Tak beberapa saat lamanya, puluhan laki laki datang ke penginapan dengan pedang terhunus, yang berada di dalam genggaman tangan mereka masing masing.
"Apa yang telah terjadi denganmu Gofar?" tanya seorang laki laki tua yang merupakan pemimpin dari rombongan itu.
"Aku telah dihajar habis habisan oleh orang tua yang berada di dalam penginapan itu ketua," ucapnya.
"Kurang ajar!! berani sekali dia melakukan hal ini pada anggota perampok kalajengking merah, apalagi di wilayahnya sendiri!!" ucap laki laki tua itu sambil melangkahkan kakinya kearah penginapan.
"Siapa yang berani melukai anggota kalajengking merah!!" teriaknya di depan pintu penginapan dengan amarah yang memuncak.
"Aku yang melakukannya!!" ucap laki laki paruh baya dengan menatap tajam kearah laki laki tua yang berteriak itu.
Seketika perubahan terjadi di wajah laki laki tua yang merupakan pimpinan kelompok kalajengking merah, amarahnya yang tadinya meluap luap, kini tak terlihat lagi.
"Ketua Wo Chu, maafkan kesalahan anak buahku kepadamu," ucap laki laki tua itu sambil melepas pedangnya dan menggenggam tinju memberi hormat pada laki laki paruh baya yang kini telah berdiri hadapannya.
Bersambung
Tingkat kultivasi di episode 100
Terlihat semua anggota kalajengking merah seakan tak percaya dengan apa yang tengah di lakukan oleh ketua mereka, memberi hormat kepada laki-laki paruh baya yang baru kali ini mereka lihat.
"Ketua apa yang anda lakukan, mengapa anda memberi hormat padanya?" tanya seorang laki laki yang berada di dekatnya.
"Jangan banyak bicara, cepat beri hormat padanya," ucap sang ketua.
Mendengar perintah sang ketua dengan penekanan di perkataannya, membuat wakil ketua kelompok serigala merah dengan segera ikut melakukan penghormatan kepada laki laki paruh baya yang ada di hadapannya, dengan menggenggam tinju dan membungkukkan badan.
Melihat ketua dan wakil ketua kalajengking merah, memberi hormat pada laki laki paruh baya yang mereka cari, mau tidak mau seluruh anggota kalajengking merah ikut memberikan hormat pada laki laki paruh baya itu.
"Aku terima hormat kalian, dan aku tak akan memperpanjang masalah ini jika kau membunuh anggota mu yang telah membuat masalah denganku!" ucap ketua Wo Chu.
Sesaat ketua kelompok kalajengking merah menengadahkan kepalanya menatap kearah ketua Wo Chu, dan dengan sekali hentakan kakinya, pedang yang berada di tanah dengan cepat meluncur deras kearah target yang diminta oleh ketua Wo Chu.
"Claup..!!"
"Ackh..!!"
Teriakan menyayat hati keluar dari mulut Gofar, saat pedang ketua kalajengking merah menembus tubuhnya, tubuh Gofar mundur beberapa langkah ke belakang, dan tak lama kemudian diapun ambruk ketanah dan tak bergerak lagi, Gofar tewas seketika di tempat itu.
"Lifang, bawakan dua kuda terbaik untuk ketua Wo Chu," ucap ketua kalajengking merah kepada wakilnya.
"Baik ketua!" ucap Lifang tanpa membantah.
Tak lama berselang, kuda yang di inginkan ketua kelompok kalajengking merah pun tiba.
"Silahkan ketua Wo Chu, kuda kuda ini akan membantu anda di dalam perjalanan," ucap ketua kalajengking merah.
"Terimakasih, dan kurasa permasalahan kita berakhir sampai disini," jawab ketua Wo Chu.
Dan pada akhirnya ketua Wo Chu beserta wanita muda dari kota kekaisaran, pergi meninggalkan desa itu menaiki kuda pemberian dari ketua kelompok kalajengking merah.
Selepas kepergian ketua Wo Chu, perdebatan pun terjadi antara wakil ketua dan ketua kalajengking merah, yang disaksikan seluruh anggotanya.
"Apa yang anda lakukan ketua, mengapa anda mengikuti perkataannya untuk membunuh salah satu anggota kita, dan yang tak masuk akal lagi, mengapa ketua begitu takut dan memberikan hormat padanya!!" ucap Lifang yang tak terima dengan semua tindakan yang telah di lakukan oleh ketuanya.
"Lifang, sebelum kelompok kalajengking merah berdiri, aku merupakan wakil ketua prampok topeng hitam yang melegenda diantara para perampok yang pernah ada, saat itu adalah hari di mana kami semua di bantai habis olehnya, karena kami merampok salah seorang saudagar dari kekaisaran kota. Dia adalah Wo Chu yang merupakan salah satu petinggi dari klan air terbesar saat itu.
Tak ada satupun dari kami yang selamat dari pembantaian nya, kecuali aku. Jika aku tak mengikuti keinginannya hari ini maka bisa di pastikan jika kelompok kalajengking merah akan tinggal nama. Lifang, jika di dalam satu buah keranjang yang berisi buah buahan segar, dan disana ada satu buah yang busuk dan dipenuhi dengan ulat pemakan buah, apa yang harus kau lakukan?" tanya ketua kalajengking merah.
"Ketua, aku akan membuang buah yang busuk itu, karena akan membuat buah yang lainnya rusak," jawab Lifang.
"Seperti itu yang kulakukan sekarang, jika aku mempertahankan Gofar untuk tetap hidup, maka kau pasti tau apa yang akan terjadi pada kelompok kalajengking merah ini," ucap ketua kalajengking merah.
"Aku mengerti sekarang ketua, dan maafkan aku karena telah berprasangka buruk padamu," jawab Lifang.
"Sudahlah Lifang, cukup sampai disini semua masalah yang terjadi, aku membentuk kelompok kalajengking merah agar desa kita mempunyai satu kekuatan yang dapat mempertahankan desa, dari para perampok yang mencoba menjarah desa. Bawa dan kuburkan Gofar dengan baik, berikan harta bagi anak dan istrinya agar mereka dapat hidup dengan layak," ucap ketua kalajengking merah sambil menepuk nepuk bahu kanan Lifang dengan tangan kirinya, kemudian sang ketua berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
*****
Sore menjelang, akhirnya ketua Wo Chu sampai ke desa tujuannya, desa itu bernama desa batu, dan mata pencaharian mereka adalah berburu binatang buas dan binatang roh yang banyak terdapat di dalam hutan.
Ketua Wo Chu di sambut hangat oleh warga desanya, yang hanya puluhan kepala keluarga saja.
"Ini adalah desaku, keadaannya tak seperti di kekaisaran kota yang ramai, kau dan putramu boleh tinggal disini dan menjadi bagian dari penduduk desa selama kau suka," ucap ketua Wo Chu.
"Terimakasih Ketua, aku pasti sangat kerasan tinggal di sini, karena tujuanku meninggalkan kota kekaisaran, agar dapat menjaga dan membesarkan putraku jauh dari hal hal yang dapat membahayakan jiwanya," ucap wanita itu yang di ketahui bernama Leiden.
"Ketua, jika kau berkenan, dapatkah kau memberikan nama pada putraku ini?" tanya Leiden.
Ketua Wo Chu tersenyum kecil mendengar permintaan Leiden, sambil mengelus kepala bayi laki laki yang berada di gendongan Leiden, ketua Wo Chu pun berkata.
"Putramu akan ku beri nama Feng Yu dan bayi ini akan kuberi nama Thien Yu, mereka berdua kelak akan menjadi saudara dan akan menjadi muridku di masa depan. Aku ingin kau menjaga Thien Yu sebagai mana kau menjaga dan menyayangi Feng Yu putramu, karena hanya kau yang dapat menyusui Thien Yu di desa ini," ucap ketua Wo Chu.
"Baik ketua, aku akan menjadikan Thien Yu sebagai putraku dan adik bagi Feng Yu, semoga di masa depan mereka akan tetap menjadi saudara untuk selama lamanya," jawab Leiden.
10 tahun telah berlalu.
"Thien Yu...!! kau kejar dari arah sana, biar aku mengejarnya dari sini," teriak Feng Yu dengan melesat cepat kearah seekor rusa yang menjadi target buruan mereka hari itu.
"Diam lah kakak, kau sangat berisik sekali, kau tunggu saja saat rusa itu berhasil aku tangkap," jawab Thien yu dengan terus melesat kearah rusa buruannya dari arah yang berlawanan.
Hingga pada satu kesempatan Thien Yu berhasil menombak rusa itu dengan jarak yang cukup ideal baginya, yang membuat rusa itu tergeletak di tanah dengan darah yang membanjiri tempat di sekitar rusa itu.
"Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan kita, rusa ini begitu besar dan gemuk, pasti banyak uang yang dapat kita hasilkan dari perburuan kita hari ini," ucap Feng Yu.
"Ha..ha..ha..tentu saja, aku akan membelikan baju baru buat ibu saat kita menjualnya ke kota," Jawab Thien Yu.
Namun tiba tiba Thien Yu merasakan napas pembunuh yang sangat kuat di dekat nya, nalurinya sebagai seorang kultivator muda membuatnya dapat merasakan aura yang membahayakan itu.
"Kakak ayo kita cepat pergi dari sini!! lokasi ini merupakan area kekuasaan salah satu binatang roh terkuat di hutan ini!!" teriak Thien Yu.
"Adik aku tak akan tertipu dengan perkataanmu, dan ingat rusa itu kita berdua yang dapatkan, jadi hasil penjualannya harus kita bagi dua," jawab Feng Yu.
"Persetan dengan rusa itu...!!, kau lebih sayang nyawamu atau rusa itu," hardik Thien Yu dan dengan cepat melesat ke arah sang kakak sambil menarik tangannya agar ikut berlari bersamanya meninggalkan tempat itu.
Feng Yu segera menepis tangan adiknya, dan mendorongnya dengan kuat, hingga Thien Yu terjerembab ketanah, di dalam pikirannya saat ini merasa jika Thien Yu hanya berpura-pura untuk mengerjainya saja, seperti hari-hari yang telah mereka berdua lalui bersama, dimana Thien Yu selalu usil pada dirinya.
Akan tetapi apa yang dikatakan oleh Thien Yu hari ini terbukti, serigala kayu yang sangat melegenda telah berdiri di hadapannya, siap untuk menyerang mereka berdua.
Feng Yu terbelalak melihat sang serigala yang merupakan binatang roh di tingkat raja, yang bisa saja mengambil nyawa mereka berdua kapan saja.
"Kak Feng Yu cepat pergi dari sini!!" teriak Thien Yu sambil menyerang sang serigala kayu dengan menendang batu batu besar yang berada di dekatnya.
Tanpa pikir panjang, Feng Yu segera melesat pergi meninggalkan Thien Yu yang tengah berhadapan dengan binatang roh yang berbentuk serigala kayu, untuk mencari bantuan para pemburu dari desa nya.
Feng Yu terus berlari, setelah merasa cukup jauh dari sang serigala kayu, dia pun menoleh kebelakang tanpa menghentikan laju larinya.
Tampak terlihat olehnya Thien Yu begitu gigih menghadapi sang serigala roh, yang terus menyerangnya.
"Maafkan aku adik, aku tak dapat membantumu, aku begitu sangat takut dengan binatang roh itu," bisik Feng Yu dan terus melesat pergi menuju ke desa Batu.
Sementara itu, Tien Yu dengan sekuat tenaga terus memberikan perlawanan kepada serigala kayu. "Kurasa kak Feng Yu telah pergi jauh, lebih baik aku juga segera melarikan diri dari pertarungan ini, binatang roh ini begitu sangat kuat dan aku tak bisa menandinginya," ucap Thien Yu.
Tiba tiba saja serigala roh kembali menyerang Thien Yu, yang membuatnya harus bergulingan di tanah, dalam menghindari terkaman yang sangat mematikan dari serigala roh yang menyerangnya.
Melihat targetnya seperti mempermainkannya, membuat serigala roh geram, dan mengeluarkan sebuah tanduk dari dalam kepalnya.
"Celaka jika dia mengeluarkan kekuatannya, maka matilah aku," pekik Thien Yu panik.
Serangan serigala roh berpusat pada tanduk yang kini ada di atas kepalanya, dan dengan sekali gerakan maka keluarlah cahaya berbentuk bulan sabit dari tanduk yang berada di atas kepala sang serigala roh, serangan berbentuk bulan sabit langsung tertuju pada Thien Yu.
Melihat serangan yang sangat mematikan yang menuju ke arahnya, Thien Yu segera menendang rusa yang ada di dekatnya, hingga rusa itu berbenturan dengan serangan sang serigala roh, yang membuat rusa itu hancur menjadi serpihan serpihan kecil di udara.
Thien Yu memanfaatkan efek ledakan tersebut dengan berlari sekuat tenaga untuk menghindari sang serigala. Akan tetapi sang serigala roh yang marah, dengan cepat mengejar Thien Yu kembali dan memberikan serangan serangan susulan yang sangat mematikan dari tanduk yang berada di atas kepalanya
Ledakan yang terjadi akibat serangan sang serigala roh, membuat Thien Yu menjadi kesulitan dalam berlari, hal itu membuat Thien Yu dapat terkejar dengan mudah oleh sang serigala roh kayu.
Kali ini sang serigala roh kembali menyerang dengan kekuatan penuhnya, yang membuat Thien Yu terhempas akibat ledakan yang di timbulkan dari serangannya.
"Ackh...!!" teriakan keras keluar dari mulut Thien Yu, karena tubuhnya telah meluncur deras ke sebuah jurang yang ada di sekitar tempat itu.
Dengan sekuat tenaga Thien Yu berusaha menggapai apapun yang berada di sekitar jurang, tapi naas baginya, karena tak ada satupun benda yang dapat diraih untuk menahan tubuhnya agar tak masuk kedalam jurang tersebut.
Dalam keterpurukannya, tiba tiba angin kencang membawa tubuhnya kearah yang berbeda, yang membuat tubuhnya mengambang beberapa saat di udara, hingga pada satu titik tubuhnya kembali meluncur deras menuju ke dasar jurang.
"Cebur...!!"
Tubuh Thien Yu masuk kedalam air yang terdapat di dasar jurang. Dengan sisa sisa tenaganya, Thien Yu mencoba untuk naik kepermukaan.
Dan pada akhirnya, Thien Yu mampu untuk naik kepermukaan dan menggapai daratan, hingga diapun tak sadarkan diri disana.
*****
Di desa batu, Feng Yu dengan tergesa gesa menghadap ketua Wo Chu.
"Ke...ke..ketua, T..tien Yu tengah dalam bahaya," ucapnya terbata bata.
"Apa maksudmu Feng er?" tanya ketua Wo Chu.
(Feng'er merupakan panggilan akrab ketua Wo Chu kepada Feng Yu).
Feng Yu menceritakan semua mengenai peristiwa yang terjadi di dalam hutan kepada ketua Wo Chu.
Mendengar semua cerita dari Feng Yu, membuat ketua Wo Chu bangkit dari duduknya,
dan memanggil semua para pemburu di desanya, untuk bersama sama menyelamatkan Thien Yu dari serangan serigala roh yang mencoba untuk memangsanya.
Para pemburu dan ketua Wo Chu terus melesat cepat ke dalam hutan, sesuai dengan arahan Feng Yu. Sesampainya di tempat tujuan mereka semua melihat banyaknya bekas-bekas pertarungan yang terjadi di tempat itu.
Tubuh Feng Yu bergetar hebat, melihat serpihan daging yang berserakan di tanah, dalam pikirannya saat itu, Feng Yu merasa jika serpihan daging yang berserakan merupakan serpihan daging dari tubuh Thian yu, diapun sangat bersalah dengan kebodohannya yang meninggalkan adiknya bertarung sendiri melawan binatang roh serigala kayu.
Namun kegundahan dan penyesalannya seketika berubah, setelah ketua Wo Chu menghampiri dan memegang pundaknya untuk menenangkan nya.
"Kau jangan terlalu terbebani dengan hal ini, serpihan ini bukanlah serpihan tubuh Thien Yu adikmu, serpihan ini adalah serpihan tubuh binatang," ucap ketua Wo Chu.
Feng Yu teringat akan rusa yang beberapa waktu lalu telah dibunuhnya bersama sang adik. "Benar ini pasti serpihan tubuh rusa itu," batin Feng Yu.
Tak lama kemudian, Feng Yu menanyakan sesuatu hal pada ketua Wo Chu.
"Ketua, lantas di manakah keberadaan Thian Yu?" tanyanya.
"Para pemburu dari desa kita, tengah mencari tau keberadaan Thian Yu dengan menelusuri jejak yang ada, semoga dalam waktu dekat adikmu akan segera di temukan," jawab ketua Wo Chu.
"Baik ketua," jawab Feng Yu.
Telah lama mencari, Thian Yu tak juga ditemukan hingga hari pun mulai malam. Ketua Wo Chu mengambil keputusan untuk mencari Thian Yu keesokan pagi nya, hal itu dikarenakan binatang roh berbagai tingkatan banyak aktif di malam hari, sehingga ketua Wo Chu tak mau mengambil resiko, maka rombongan pemburu dari desa Batu kembali pulang ke desanya.
Sementara itu jauh di dasar jurang Thian Yu tersadar, dia mengingat kembali apa yang telah terjadi pada dirinya, sehingga dia bisa berada di tepi sungai yang dia tak tahu keberadaannya.
"Aku telah terjatuh ke dalam jurang ini, karena serangan yang dilakukan serigala roh kayu, untung saja aku masih bisa hidup," ucap Thien Yu.
Thian Yu memeriksa keadaan dirinya, dan dia sangat terkejut dengan keadaan dirinya yang tidak merasakan luka sedikitpun di tubuhnya.
"Aneh, mengapa bisa seperti ini?" batinnya.
Tiba tiba saja Thian Yu di kejutkan dengan kehadiran sosok Naga hitam yang menatap tajam kearahnya, tanpa berkedip.
Dengan refleks Thian Yu segera mundur kebelakang.
"Cebur!!"
Thian Yu kembali menceburkan dirinya ke dalam air sungai, dan berusaha menjauh dari sang naga.
"Celaka, aku masuk kedalam sarang binatang roh tingkat legenda, aku tak tau apakah hari ini aku masih bisa hidup," ucap Thien Yu yang terus berenang menyebrangi sungai.
Tiba tiba suara sang naga menggema. "Berhenti, dan kembali kesini!!" perintah sang Naga hitam.
Mendengar perintah sang Naga, Thien Yu segera menghentikan pergerakannya, dia memejamkan matanya sambil terus membelakangi sang Naga.
"Apa yang ada di batinku benar-benar terjadi, Naga itu benar benar binatang roh tingkat legenda, karena hanya binatang roh tingkat legenda yang dapat berbicara dan mengerti bahasa manusia," batin Thien Yu.
"Jika aku harus mati hari ini, maka aku akan melawanmu terlebih dahulu, walau pun peluang untuk menang hanya nol persen," batin Thien Yu dan kembali memutar tubuhnya dengan berenang menuju kearah sang Naga Hitam.
Thien Yu kembali naik ke daratan walaupun tubuhnya terasa bergetar melihat Naga besar yang ada di hadapannya.
"Naga aku tak punya masalah dengan mu, jika kau ingin memakanku maka aku akan melakukan perlawanan," ucap Thien Yu dan mulai memasang kuda kudanya.
"Ternyata anak ini mempunyai nyali seorang kesatria, walaupun dia tau jika untuk menang bertarung denganku sudah tak ada harapan, akan tetapi dia tetap berusaha untuk bertarung denganku. "Adik...!! putramu pasti akan menjadi seorang kultivator hebat di kemudian hari," batin sang Naga Giok.
"Thien Yu..!! aku memilihmu untuk menjadi muridku, dan kau harus menerima takdir mu itu!!" ucap sang Naga.
Thien Yu sangat terkejut dengan perkataan sang Naga yang ada di hadapannya, agar dirinya menjadi murid seekor binatang roh penguasa dari seluruh binatang roh di dunia, hal itu merupakan suatu keberuntungan besar, akan tetapi Thien Yu tak serta merta percaya dengan perkataan sang Naga, bisa saja sang Naga besar itu hanya menipunya saja.
"Aku tak ingin menjadi muridmu, aku Thien Yu telah menjadi seorang murid dari ketua Wo Chu yang sangat hebat, jadi kau jangan berharap untuk menjadi guruku!!" Jawab Thien Yu.
"Ha..ha..ha..!!, Thien Yu untuk menjadi kuat kau harus mempunyai seorang guru yang benar-benar mampu menjadikan mu kuat, jika kau hanya mengandalkan seorang guru dengan ranah tingkat saint puncak seperti halnya gurumu sekarang, maka kedepannya kau hanya mampu untuk menembus ranah tingkat saint saja, dan itu hanya akan membuang-buang waktu muda mu dengan percuma. Jika aku yang melatihmu, maka dalam waktu 5 tahun dari sekarang, kau akan mencapai ranah tingkat saint puncak seperti halnya guru mu Wo Chu, dan bahkan kau dapat melampauinya," ucap sang Naga.
"Bagai mana aku bisa percaya dengan perkataanmu?" tanya Thien Yu.
"Thien Yu, jika aku tak memilihmu untuk menjadi muridku, maka aku akan membiarkanmu jatuh kedalam dasar jurang yang penuh dengan bebatuan, dan tak membawamu masuk ke dalam sungai itu, aku juga tak akan mungkin mau untuk menyembuhkan semua luka luka yang ada di tubuhmu itu," ucap sang Naga.
Mendengar perkataan sang Naga, Thien Yu segera bersujud di hadapan sang Naga, sambil berkata.
"Maafkan aku yang telah lancang pada anda, aku Thien Yu mulai hari ini akan menerima anda sebagai guruku," ucapnya.
"Berdirilah Thien Yu, mulai hari ini aku akan menjadikanmu muridku, dan aku akan mengajarkanmu tehnik tehnik terkuat agar kau menjadi seorang kultivator pilih tanding di dunia," jawab sang Naga Giok.
"Terimakasih Guru!!" ucapnya sambil menggenggam tinju memberi hormat.
"Thien Yu, mulai sekarang aku akan tinggal di dalam alam batinmu, dan di desa batu nanti, aku akan mulai mengajarimu berlatih ilmu beladiri," ucap sang Naga Giok.
"Baik Guru!! jawab Thien Yu.
"Bersiaplah, aku akan membentuk dantianmu agar lebih besar dari sekarang, sekalian aku akan membuat alam baru di batinmu agar aku bisa tinggal di sana," ucap naga Giok kemudian diapun masuk kedalam tubuh Thien Yu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!