Elf adalah makhluk mitologi yg dicintai oleh Mana.
Mana adalah bentuk energi yang ada di alam semesta dan juga ada di dalam tubuh makhluk hidup. Energi Ini adalah sumber untuk menciptakan semua sihir nyata. Baik sihir dengan menggunakan mantra maupun Sihir tidak menggunakan mantra.
Elf merupakan makhluk pelindung hutan, ras yang di junjung tinggi oleh banyak orang.
Negeri para Elf itu sendiri tersembunyi di tengah-tengah hutan suci nan keramat. Tempat yang paling damai di seluruh antero Dunia. Bunga-bunga bermekaran dimana-mana , burung-burung berkicau dengan merdunya, kebahagian tersebar di seluruh wilayah. Benar-benar utopia yg sempurna.
...****************...
''Putri Elisa .. kamu dimana ...?"
Elisa itulah namaku. Satu-satunya putri dari kerjaan Elf ini.
Dan saat ini seperti yg terlihat aku sedang bersembunyi dari dayang sekaligus ibu pengasuhku yang bernama Mina.
''Hehehe .. Mina pasti tak akan menemukanku disini...'' gumamku saat sedang bersembunyi.
"Hmm... Tuan putri berhenti bersembunyi dan cepat keluar,'' Seruan Mina sambil membuka tirai yang tadinya menutupiku.
''Eh....kenapa ketahuan ...??"
''Tuan putri umurmu yang baru 100 tahun tidak mungkin bisa mengelabuiku.''
''Cih...'' Aku sebel Selalu saja begini setiap kali aku bersembunyi darinya pasti dengan cepat dia bisa langsung menemukanku. Aku heran kenapa sih bisa begitu??
''Tuan putri kamu kan sudah mulai dewasa, tolong perbaiki sikapmu.''
Dewasa apanya. Kalau berdasarkan usia manusia, saat ini aku harusnya baru berusia 5 tahun.
''Hari ini Tuan Putri akan makan siang bersama baginda lalu-- ...''
''Papa akan makan bersama ku?'' Ucapku memotong ucapannya dengan kaget.
''Ya, baginda sudah menyelesaikan sebagian besar pekerjaannya, jadi baginda bilang akan meluangkan waktu untuk hari ini.''
Akhirnya ... sudah berapa lama ya aku tak makan bersama-sama. Selama ini Papa selalu sibuk dengan pekerjaannya, jadi biasanya aku hanya makan berduaan dengan mama. Tapi hari ini akhirnya ...
''Yahoooo ...!" Seruku sambil melompat kegirangan.
''Tuan putri sudah ku bilang jaga sikapnya Angunlah sedikit ''
''Hehehe..maaf...aku terlalu bersemangat,'' kataku sambil terssenyum gembira.
''hmph..dasar...'' gumam mina.
Hari ini benar-benar luar biasa ku harap tak ada apapun yg menghalangi.
Tapi nyatanya harapan itu seperti omong kosong. Takdir seperti sedang mentertawakan harapanku tersebut.
DHUAR ....
Tepat sebelum jam makan siang tiba sebuah serangan dadakan tiba-tiba datang dan menghancurkan sebagian besar negri tercinta ku ini, dalam hitungan detik negeri yg tadinya damai berubah menjadi lautan darah. Banyak jasat para elf yg mati karena serangan tersebut.
''Mina ...! bawa putriku pergi dari sini cepat ...!'' seru mamaku ratu elf.
''Baik yang mulia.'' kata mina lalu berlari sambil mengendongku.
''Mina ...tunggu dulu .. mama ... kenapa mama tak ikut?'' tanyaku dengan polosnya.
''Tuan putri aku janji akan melindungi tuan putri apapun yg terjadi'' kata mina yg terus berlari.
Wajahnya terlihat sangat pucat, air mata pun sudah membanjiri pipinya, saat itulah aku menyadari satu hal, aku tak akan perna bertemu mama atau papa lagi, makan siang yang baru saja dikatakan beberapa jam lalu bagaikan mimpi yang tak akan pernah menjadi kenyataan.
Dengan erat mina memelukku, membawaku lari menuju hutan lebih dalam, badannya yg gemetar dan nafasnya yg mulai kacau , aku bisa merasakan semua itu, bukan hanya itu saja tumbuhan di sekitar kami mulai layu dan mati.
Grep .... ''Mina...aku takut...'' kataku sambil memeluk mina dengan erat.
''Tenang saja tuan putri setelah kita memasuki pedalam hutan para manusia itu tak akan bisa lagi mengejar kita.''
Sayangnya, lagi-lagi itu hanya omong kosong, para manusia sudah mengepung seluruh jalan keluar, pada akhirnya kami pun tertangkap oleh mereka, kami di masukan dengan paksa kesebuah kurungan besar dimana sudah banyak para elf perempuan yg di tangkap oleh mereka
Banyak dari mereka yg terluka bahkan ada yg sampai kehilangan bagian tubuhnya atau bahkan indranya.
!?... ''Mina...itu papa ..'' kataku sambil menunjuk papaku yg sudah terbujur lemah bersimpah darah. Dan salah seorang manusia berjalan kearahnya dan mengangkat pedangnya lalu
SRAK ....!
''Tuan putri jangan dilihat ...!'' seruan mina sambil menutup mataku, namun sayangnya Mina kurang cepat melakukannya , aku sudah terlanjur melihat mereka memenggal kepala papa.
Air mataku tiba-tiba tumpah begitu saja, langit pun mulai gelap dan hujan mulai turun seakan-akan alam semesta juga ikut sedih akan kejadian ini ...
Tempat yang tadinya bagaikan utopia kini berubah menjadi distopia. Kehidupan damai kami kini hanya tinggal kenangan manis yg terukir di hati kami masing-masing.
...****************...
Setelah kejadian yang mengerikan itu, aku dan para elf yg masih muda di bawa pergi , dan di perdangangkan layaknya barang. Mereka yg terpilih langsung di jadikan ajang pemuas hasrat pria, dan yg tidak terpilih di biarkan di dalam sel sampai ada pria yg mau membeli/menyewanya. Situasi yg bener-benar memprihatinkan.
Jangankan makan , minum air saja kami jarang merasakannya,oleh karena itu banyak dari kami yg mati kelaparan dan juga karena penyakit yg kata nya berasal dari hubungan mereka dengan para manusia diadap itu, aku tak begitu tau apa yg mina maksud dengan hal itu tapi setiap kali ada manusia yg datang untuk membeli atau sekedar menyewa kami mina selalu menutupi ku dengan tubuhnya dan memelukku erat –erat, begitu pun elf yg lain mereka juga seakan-akan menyembunyikanku dari para manusia .
''Nah.. tuan putri..silakan dimakan..'' kata mina sambil memberiku sepotong roti.
''Kalian tidak makan? , kalian kan juga belum makan apa-apa dari kemarin,'' kataku sambil melihat mereka semua.
''Tuan putriii .... jangan khawatirkan kami, kami tidak lapar kok,'' kata mina sambil tersenyum kearahku.
''Benar tuan putri, melihat tuan makan saja kami sudah kenyang.''
''Betul tuh." ... "Tuan putri makan saja.'' ... ''Benar.'' "Benar.'' ucapan dayang dan para Elf lainya.
Apanya yg tidak lapar?, mereka kan belum makan apa-apa dari kemarin
''Hanya karena aku putri mereka jadi begini,'' batinku lalu merobek roti tersebut hingga terbagi rata untuk semuanya
''Kalian juga harus makan," kataku sambil memberikan potongan roti itu pada mina dan yang lainnya.
''Tidak perlu tuan putri kami ...''
''Aku tak mau ada yg mati kelaparan lagi,'' kataku sambil menyodorkan roti tersebut kemulut mina.
''Tuan putri ...'' kata mina dan yang lainya yang ikut terharu, mereka tersenyum sambil meneteskan air mata.
''Kami pasti akan melindungimu tuan Putri'' kata mereka.
''Terima kasih," kataku sambil tersenyum.
Meski begitu roti yg hanya seukuran telapak tanganku ini memang bisa membuat rasa lapar mereka terobati?
Kurasa tidak, manusia itu hanya memberi 5 roti pada kami sedangkan ada sekitar 25 elf disini, bagaimana kami bisa kenyang,memang apa susahnya sih memberi kami makan,kalau tak mau memberi makan maka biarkan kami cari makan sendiri dong!, dan lagi memang apa salah kami hingga mereka menyerang?, elf kan tak pernah ikut campur urusan manusia, justru kami yang menjaga mereka dari bencana alam. Aku benar-benar tak mengerti dengan pola pikir manusia ...
...****************...
...Bersambung...
... ...
Waktupun terus bergulir, waktu yg kami jalani makin sulit hari demi hari, dari sekitar 25 elf kini hanya tersisa 10 elf. Banyak dari mereka yg mati akibat luka fisik yang diberikan manusia ataupun mati kelaparan. Aku yg merupakan satu-satunya keluarga bangsawan yg tersisa hanya bisa diam melihat rakyatku mati hari demi hari.
Kenapa?...kenapa aku tak bisa melakukan apapun?. Kenapa aku sepayah ini...
''Tuan putri, cepat bersembunyi," kata seorang elf yg membuat elf lain langsung menyembuyikanku seperti biasa
Kenapa mereka selalu menyembunyikanku seperti ini?. kapan hal ini akan berakhir..
''kyaaa!..''
Mendengar jeritan itu aku langsung tersadar dari lamunanku dan aku di buat terkejut saat melihat manusia itu menarik Mina dengan paksa.
''Mina...''
Jangan ... jangan bawa Mina ... hanya dia keluargaku yg tersisa ... jangan kalian rampas dia juga dariku ....
''MINA!...''Seruku lalu keluar dari tempat kandang itu dan menarik Mina dari manusia tersebut.
''A..apa-apaan dia ini..'' kata manusia tersebut.
''Tuan putri kenapa anda kelu ...''
''JANGAN BAWA MINA !'' teriakku sambil menarik mina lebih kuat.
Air mata langsung membanjiri pipiku, aku sudah kehilangan orang tuaku aku tak mau kalau harus kehilangan ibu pengasuhku juga!.
''SINGKIRKAN TANGAN KALIAN DARINYA!'' teriakku dan sesaat itu juga angin tiba-tiba berhembus dengan sangat kuat hingga menyebabkan manusia tersebut terbanting cukup kuat.
''Kurang ajar .. anak itu masih bisa mengunakan sihir!!'' sahut salah seorang dari mereka.
''Hmh... menarik,'' kata seorang pria tinggi berambut coklat sambil tersenyum melihatku.
''Tu..tuan Fredric,'' ucap rekan mereka.
''hmph....barusan Elf itu bilang tuan putri bukan?, itu artinya dia elf bangsawan." kata Fredric.
Melihat hal itu badanku langsung gemetar, tatapannya benar-benar mengerikan bagai harimau yang lapar.
Grep! .... '' jangan sentuh tuan putri!'' seru mina sambil memelukku dan Elf lain mulai berdiri di depan ku sambil menghalangi manusia itu agar tidak menyentuhku.
Badan mereka gemetar namun mata mereka tak menunjukkan rasa takut, mereka benar-benar akan melindungiku walau nyawa lah taruhannya.
''Hmph.. benar-benar menarik, putri dari para Elf ya, ... tidak kusangka masih ada disini,'' katanya sambil tersenyum licik. ''Woi..apa lagi yg kalian tunggu?, cepat pisahkan dia'' kata Fredric sambil melirik bawahannya.
''Ba..baik..''
Mendengar hal itu para elf lain mulai memasang ancang-ancang untuk melindungiku.
''Harganya pasti akan sangat tinggi," kata Fredric lagi.
''JANGAN SENTUH PUTRI KAMI!''
Para elf pun mulai melawan para manusia, Mina yg melihat celah untuk kabur langsung mengendongku dan berlari keluar. Namun...
''Hmh...naif sekali..'' Gumam Fredric.
DOR!...
Saat mina berusaha kabur pria tersebut tiba-tiba menembakan senjatanya yg tepat mengenai kaki mina yg alhasil membuat mina terjatuh.
''Tuan putri lari!'' seruan mina.
Walaupun aku tau aku harus lari sesuai perkataan mina tapi kakiku enggan untuk bergerak, pandanganku tak bisa lepas dari darah mina yg mengalir segar.
''TUAN PUTRI!''
"Ukh...tak bisa...kakiku...tak mau bergerak..." batin Elisa
Grep!... ''Anak bodoh, kau membuat pelayanmu terluka sia-sia,'' kata pria tersebut yg entah sejak kapan sudah berada di belakangku
''Hmph...hari ini kita pesta besar,'' ... 'Plak' ... katanya lalu memukul tengkukku hingga aku jatuh pingsan
***
Saat ku buka mataku kembali aku mendapati diriku dikurung dalam kerangkai besi dengan rantai yg mengikat kaki , tangan serta leherku.
Rasanya sangat sakit, leherku tercekik, untuk bernafas saja rasanya sangat sulit. Besi-besi yg dingin langsung menusuk tubuhku begitu aku menyentuhnya
''Dingin...'' kataku meringis.
Tak ada satu elf pun disini, aku sendiri, harusnya aku tak keluar tadi... keluar juga percuma, karena kebodohan ku tadi kaki mina jadi terluka elf lain juga menjadi korbannya
''hiks...hiks...kenapa...kenapa aku sebodoh ini...'' tangisku. Karena termakan emosi aku jadi melukai yg lain
''Ini salahku...maaf...maafkan aku...'' kataku yg melamun dan terus ku ulang tanpa tau sudah berapa lama aku mengatakan hal tersebut.
Pikiran ku kosong, aku tak merasakan apapun, rasanya hampa, karena kejadian itu juga aku menjadi trauma berat. Sepertinya kematian jauh lebih baik dari ini semua.
Waktu terus bergulir tanpa ku sadari, sudah berapa lama aku disini, atau apa kabar mina dengan yg lain aku juga tidak tau, setiap harinya yg ku lihat hanya kerangkai besi. tak ada apapun disini, makanan pun terkadang hanya datang 2 hari sekali.
''Sudah cukup...aku tak tahan lagi... tuhan..tolong bawa aku pergi dari sini..'' gumamku sambil meringkuk kesakitan.
''Aku ingin bertemu mama dan papa...aku tak mau disini lagi...'' gumamku lalu air matapun mulai mengalir perlahan.
''Mama...papa...Mina....semuanya...'' kataku sambil menutup mataku perlahan.
Brak!..saat aku hampir terlelap tiba-tiba aku mendengar suara pintu yg di banting dengan sangat kuat, dan dari balik pintu ada beberapa orang dewasa berwajah seram yg datang menghampiriku dan menarikku keluar dengan paksa, rantai yg mengigat leherku di tarik bergitu kuat hingga aku merasa tercekik, aku di tuntun oleh mereka melewati penjara tempat para elf lainnya di kurung tapi saat aku melewati itu aku tak melihat ada elf satupun.
''Kemana mereka?'' pikirku sambil terus berjalan.
Pria tersebut akhirnya berhenti di depan sebuah pintu
Tok..tok..tok...
''Tuan saya membawa anak elf waktu itu,'' katanya sambil mengetuk pintu.
''Kyiaaaa ...." suara jeritan
''Itu...suara mina ..'' batinku saat mendengar rintihan mina dari balik pintu.
''Yaampun dia masih melakukannya?. Padahal sudah pagi'' kata manusia yang memegangku.
Melakukan?, melakukan apa?, apa yg dia lakukan pada Mina?...
''Jadi bagaimana?, apa kita kembali lagi nanti?'' tanya salah seorang rekannya.
''Tapi lelangnya hampir mulai,'' balas temanya.
''Kau lebih mementingkan itu apa nyawamu?'' ''Ya, nyawaku lah, tapi.. kalau kita terlambat dia juga pasti akan marah nanti," perbincangan mereka yang masih berlanjut.
''Cii ... jadi serba salah gini,'' kata pria yang memegangku sambil melirikku.
"Kreeeeek ..."
Saat mereka sedang bimbang tiba-tiba saja pintu terbuka dan pria rambut coklat yg hari itu menembak kaki Mina keluar dengan penampilan setengah tela*njang.
''Kenapa kalian menggangu," katanya sambil menatap tajam orang-orang yg membawaku.
''Ma..maaf..tuan...tapi lelangnya hampir dimulai,'' kata pria yg membawaku.
Di tengah-tengah pembicaraan mereka aku justru diam saking terkejutnya, pandanganku tak bisa ku alihkan . di balik pria rambut coklat ini ada Mina yg terluka dan dalam kondisi telan*jang, rambutnya berantakan, ada beberapa luka gigitan dan cambukan dibadannya, melihat hal itu aku cuman bisa diam seribu bahasa.
''Hmm...ada apa nak?, apa kau terkejut melihat kondisi dayangmu itu,'' katanya sambil melihatku dengan senyuman yang sangat ku benci.
''Ini semua salah mu bukan?, kalau saja kau tak melawan hari itu dia pasti tak akan terluka sampai seperti itu.''
Perkataannya itu bagaikan sambaran petir bagiku, aku tak bisa membantah atau berkata apapun lidahku terasa kelu, suaraku seakan tertahan di tenggorokan.
Grep!... ''Berkat ulahmu dia jadi sangat menderita loh,'' katanya sambil mencengkram kedua pipi ku yang chibi, dan membuat bibirku yang tipis imut ini muncung mengerucut.
Karena aku?..Mina..terluka karena aku?...karena kebodohanku?...
''Hiks...kumohon....jangan buat Mina menderita lagi...'' kataku yg sudah tak kuasa menahan air mata.
''Akanku lakukan apapun, tapi tolong bebaskan mina.''
''Apapun?'' katanya sambil melepaskan cengkramannya dari pipiku.
Kenapa orang ini?, walaupun aku memang yg memintanya tapi wajahnya menunjukan, walau aku tak mengajukannyapun dia akan tetap melakukannya walau aku menolak. Orang ini..mengerikan...
''Iya..apapun..'' kataku. di banding apapun, nyawa Mina jauh lebih berharga.
''hmh... kalau begitu...lepas semua pakaianmu," katanya yg jelas membuatku tersontak kaget.
''Ada apa kau bilang akan melakukan apapun," katanya sambil tersenyum miring.
Melepaskan semua?....sama seperti mina?..
''Ukh...tak apa..kalau hanya melepas. Nyawa mina jauh lebih penting," batinku sambil perlahan membuka pakaianku.
''Tu..tuan putri...ja..jangan..." rintihan mina yg masih lemah..
''Tidak apa mina, ini bukan apa-apa,'' batinku lalu membuka semua pakaianku seperti yg dia minta.
Rasanya sangat memalukan, memperlihatkan tubuhku di depan banyak orang seperti ini, aku bahkan tak bisa mengangkat wajahku saking malunya.
''hm...seribu gold,'' gumamnya
''Kita mulai dari seribu gold, mengingat dia juga seorang putri aku yakin harganya akan naik lagi nanti,'' katanya
''Baiklah , cepat bawa dia," katanya lalu orang yg membawaku mulai menarikku pergi.
''tu..TUNGGU DULU!'' Seruku sambil berusaha tetap bertahan.
''Bagaimana dengan janjimu!, kau bilang akan membebaskan mina!'' seruanku
''Apa aku bilang begitu," katanya yg tentu saja membuatku terkejut.
''Aku tak ingat pernah berjanji begitu," katanya sambil tersenyum licik.
a..apa?...jangan bercanda...aku sudah membuang harga diriku, tapi dia....
''Tapi karena kau menuruti permintaanku maka akan ku kabulkan permintaanmu itu,'' katanya yg membuatku berharap banyak.
Dia pun berjalan mendekati meja kecil lalu merogoh sesuatu dari laci dan...
DOR!...
Eh?... suara tembakan langsung menggema di telingaku, pria itu ...dia melepaskan tembakan yg mengenai langsung kepala Mina.
Percikan darah langsung menghantuiku detik itu juga, warna merah dari darah mina yg mengalir segar langsung mewarnai seisi tempat tidur. Seketika saja aku terduduk, kehilangan tenagaku untuk berdiri, air mata langsung mengalir begitu deras. Nafasku mulai tak beraturan..
''Mi...na..'' gumam lirihanku saking syoknya.
''Hahahaha!.... bagus, bagus sekali, itu lah wajah yg ingin ku lihat," katanya sambil tertawa terbahak-bahak.
''Kau lihat nak, gadis manis, betapa baiknya aku, kau memintaku membebaskannya bukan, lihat aku sudah membebaskannya sesuai keinginanmu," katanya
Bukan...bukan ini yg ku minta...bukan begini.... jadinya ....
''AAAAKH.....'' teriakku hingga rasanya pita suaraku akan putus.
''Bukan...bukan begini seharusnya...mina..mina!''
''Chii ..berisik sekali, woi cepat masukan dia ke kandangnya kecil- kecil suaranya melengking juga,'' kata pria tersebut dan orang-orang jahat itu mulai menarikku pergi, tentu saja aku berusaha mati-matian melawan ,aku bahkan sampai mencengram lantai kuat-kuat hingga kuku-kukuku berdarah, aku menjerit hingga pita suaraku terasa akan putus, tapi apa daya tenaga mereka lebih besar dariku dan akhirnya mereka tetap membawaku.
Aku ingat aku menangis begitu keras namun tak seorangpun yg memperdulikannya setelah itu pikiranku langsung kosong dan aku tak ingat lagi apa yg terjadi selanjutnya.
...****************...
...Bersambung...
Begitu aku tersadar aku sudah berada di hadapan banyak orang dalam kondisi yg masih tak memakai busana, mereka semua memakai topeng sehingga tak ada yg mengetahui identitas mereka
'' nah putri elf ini di buka mulai dari harga seribu gold!''
Ah..jadi itu maksud perkataan pria tadi,dia mau menjualku seharga seribu gold, hmph...apa itu harga yg pantas bagi putri tak berguna seperti ku?
''5 ribu!'' ''10 ribu!'' ''12 ribu!'' ''15!" ''30!'' ''45!''
Mereka semua langsung bertanding memerebutkan harga paling tinggi.
Huh...terserahlah...aku sudah tak peduli lagi, mau di bawa kemanapun pasti prilaku mereka pada ku akan sama saja, ujung-ujungnnya aku akan berakhir seperti mina...ukh..kenapa hidupku harus seperti ini?. Apa takdir elf memang seperti ini?
Ah!...benar juga...kalau aku mengigit lidahku apa aku akan mati?, aku pernah dengar kalau mengigit lidah maka dia bisa mati, mina selalu menakutiku seperti itu agar aku makan perlahan.
Yosh..ayo kita lakukan, toh, kematian jauh lebih baik dari pada hidup seperti ini
Aku pun berniat mengigit lidahku untuk mengakhiri hidupku ,tapi tindakanku itu langsung di ketahui oleh mereka, dengan cepat mereka langsung menarikku dan berusaha membungkam mulutku dengan kain agar aku tak bisa mengigit lidahku, dan prilaku mereka sangatlah kasar, untuk sesaat acara lelang menjadi gaduh. Semua orang langsung berbisik dan seketika mereka menjadi ragu untuk melanjutkannya
''apa yg kau lakukan anak bodoh!'' kata pria rambut coklat yg membunuh mina sambil mengangkat tangannya dan mencoba memukulku aku yg takut hanya bisa menutup kedua mataku
GREP! ... '' 100 juta'' kata seseorang yg tiba-tiba muncul di hadapanku dan menahan pukulan pria rambut coklat itu
''a..apa?...''
''ku beli dia seharga 100 juta'' kata pria tersebut, dia berbadan tinggi dan berambut hitam pekat aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia mengenakan topeng
''se..seratus juta!, nah apa ada lagi yg berani menawar!''
Karena tak ada yg berani lagi menawar dengan harga lebih tinggi , lelang inipun diakhiri dan pria yg memenangkanku itu langsung menatapku dan membungkuk lalu memberiku jubahnya
''kita selesaikan transaksinya dibelakang''katanya sambil kembali berdiri
***
''ya... senang berbisnis dengan anda tuan''kata pria berambut coklat sambil tersenyum gembira
Setelah mendapatkan apa yg dia mau pria itu meninggalkan ku bersama pria yg membeliku ini dan ajudannya
Saat ini aku tak bisa berfikir apa-apa tubuhku dingin karena tak memakai pakaian dan hanya di tutupi oleh jubah orang ini
Pria itu tiba tiba berjalan kearahku dan...
CRANG!!.... orang itu menyentuh rantai yg mengikatku dan tiba-tiba saja rantai itu terlepas
''akan ku buka juga mulutmu tapi berjanjilah jangan mengigit lidahmu lagi''katanya
Mana bisa aku menjanjikan hal itu..aku ingin mati, aku tak mau ada di dunia ini lagi
''.... Kalau kau tak bisa menjanjikan hal itu aku tak akan pernah membukannya''katanya yg membuatku tak bisa menolaknya .
Akupun mengangguk perlahan dan diapun segera membuka kain yg ada di mulutku
''coba perlihatkan lidahmu''katanya sambil mengangkat daguku. Aku pun menurut dan menjulurkan lidahku seperti yg dimintanya
''um...sepertinya tidak terlalu dalam''
'' harry, cepat kau panggilkan dokter suruh dia segera datang kerumah dan segera persiapkan segalanya'' perintah pria tersebut
''baik tuan''
'' sekarang ayo kembali''kata pria tersebut dan tiba-tiba saja menutupi kepalaku dengan tudung lalu mengendongku
''a..ah..'' ''tu..tuan biar saja saja yg membawanya''kata harry
''tidak perlu, lakukan saja apa yg ku perintahkan tadi''
''dan carikan baju untuknya'' sambung pria tersebut
''baik tuan''
***
Pria ini sangat besar dia seperti papa. badannya besar dan terlihat sangat kuat . meski begitu tangannya begitu hangat.
Pria itu mengendongku hingga memasuki sebuah kereta kuda. Untuk pertama kalinya sejak penyerangan itu akhirnya aku kembali melihat dunia luar.
Langit yg berwarna biru terang . dan pepohonan yg berwarna hijau terang
''tuan saya hanya bisa menemukan baju ini saja''kata harry sambil membawakan baju yg dulu ku pakai
''ya sudah, untuk sementara pakai itu saja''katanya lalu mengambil baju yg di pegang harry
''apa kau bisa memakainya sendiri?''tanyanya yg langsung ku balas dengan anggukan
Pria itupun langsung memberikan baju tersebut lalu keluar dari kereta kuda dan menutup pintu agar aku bisa memakai baju.
Aku pun langsung memakai baju tersebut dan setelah selesai aku mengetuk pintu dan dia langsung membukanya lalu naik.
Setelah itu kereta kudapun di jalankan dan akhirnya aku bisa meninggalkan tempat yg seperti neraka itu
''tangan mu juga terluka, apa itu sakit?''katanya yg membuatku menyadari luka akibat mengenggam lantai tadi
Aku pun hanya menggeleng perlahan. Luka ini masih belum seberapa buatku.
'' apa kau punya nama?''tanyanya
Nama?......ah..benar juga aku sudah terlalu lama tak mendengar ada yg memanggil namaku , akibatnya aku jadi lupa akan namaku sendiri...
''e..eli..ssa..''kataku yg sedikit sulit dikatakan karena lidah ku yg terluka
''elissa kah....nama yg indah''katanya sambil tersenyum
dia tersenyum...dan senyumnya beda dengan pria rambut coklat itu.
'' oh benar juga... saya belum memperkenalkan diri''katanya lalu membuka topengnya. Matanya yg berwarna hitam seperti langit malam langsung menatapku
''saya duke Leandro de everon''katanya sambil tersenyum hangat kearahku
Orang ini seorang duke?...seingatku mina pernah bilang tentang kasta manusia kalau tak salah duke menempati posisi ke tiga setelah kaisar dan raja.
Itu artinya orang ini adalah orang yg sangat berpengaruh bukan!.
......lalu?...memang kenapa kalau dia orang hebat toh apa akhirnya dia akan sama saja seperti manusia lain, mau dia sebaik apapun di tetaplah manusia dan manusialah yg sudah merenggut segalanya dariku aku tak bisa memaafkan hal itu
'' apa lidahmu masih sakit?''tanyanya yg ku balas dengan gelengan.
Ada apa dengannya?. Ku mohon berhentilah mencemaskanku ,aku tau kau hanya berpura-pura karena memang pada dasarnya kalian semua sama saja.
***
''kita hampir sampai''katanya , mendengar hal itu aku langsung menoleh ke jendela dan melihat sebuah kediaman berwarna hitam yg sangat besar dan terlihat sangat mewah
...****************...
Setelah tiba di kediaman duke everon , kereta kudapun segera berhenti. Kurir langsung membukakan pintu dan begitu pintu dibuka banyak orang yg sudah berbaris menyambut kedatangan duke
Melihat hal itu aku reflek menarik tudung dan menundukkan wajahku
'' turulah elissa''kata duke sambil memberikan tangannya untuk membantuku turun tapi begitu aku menampakan diriku orang –orang yg menyambut duke langsung melihatku keheranan , tatapan mata mereka menakutiku, tanpa sadar aku malah mundur perlahan.
''mm?...'' melihat reaksiku duke langsung menoleh kebelakang dan memberi mereka semua tatapan tajam hingga mereka tak berani menganggkat wajahnya .
Grep.....tiba-tiba duke langsung menarikku keluar
''tenganglah mulai saat ini kau adalah putriku, elissa shuya everon''katanya sambil mengangkatku tinggi-tinggi hingga angin bertiup dan membuka jubahku, telingga elf yg ku sembunyikan pun kini terlihat sangat jelas dan membuat gempar semua orang yg melihat
Elissa...shuya..everon?....itukah nama baruku?...
Duke pun membawa ku masuk kekediaman nya yg begitu megah dan mewah
''tuan selamat datang kembali'' sambut seorang pria berambut putih dan memakai kaca mata
'' williyam, apa dokter sudah tiba?''tanya duke sambil mengendongku
''belum tuan , mungkin sebentar lagi''
''begitu ya...''
'' tuan maaf kalau saya lancang, tapi siapa gerangankah nona ini?''tanyanya
'' dia putriku elissa shuya everon''kata duke
''eh!?..''kata williyam yg cukup terkejut dengan pernyataan duke
''elissa, dia williyam kepala pengurus rumah ini''kata duke
''salam nona elissa. Saya williyam heath robinson. Kepala pengurus kediaman duke everon'' katanya sambil membungkuk hormat.
...****************...
...Next...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!