NovelToon NovelToon

BARA Di Atas Tanah MAJAPAHIT Dalam Episode 2: Satria Dari DAHA

episode 2:Satria Dari DAhA

Setelah terlempar kedalam jurang bukit kanca nuwu

,Arya wikala pun pingsan namun tetap menggenggam keris Kalamujeng.

Tiba-tiba sesosok putih menyambar tubuh Wikala dan dibawa nya pergi.

Tiba didalam gua sosok putih itu menurunkan tubuh Wikala,

Dan ia mulai mengurutnya, tubuh Wikala yg diam membatu tampak mulai bergerak.

Memang hebat benar pukulan gelap ngampar SI jero ini,berkata dalam hati sosok putih yg berpakaian ala resi itu.

Hingga tengah malam barulah Wikala tersadar dari pingsan nya, setelah batuk memuntahkan darah kental.

,"Hooekh, akhh ,dimana aku ini?"serunya.

" Di rumah eyang,ngger!" jawab sosok putih itu.

"Kamu siapa?" tanya Wikala lagi.

"Lihat lah dengan benar ngger,!"lanjut sosok putih kembali.

Wikala yg kesadarannya mulai pulih memperhatikan dengan seksama sosok putih yg lagi bersila.

"Hah, eyang Narapati!" serunya.

Kemudian ia hendak turun dari pembaringannya,namun dicegah oleh sosok putih,yg tiada lain adalah raden Narapati yg merupakan eyangnya sendiri.

Eyangnya inilah yg menyuruh Wikala untuk datang menghadap.

" Ampun eyang, cucumu ini tidak berguna, hingga menyusahkan eyang saja " ratap Wikala.

"Jangan menyesali diri,ngger sungguh ki jero itu bukan lawanmu,apalagi hanya menggunakan ajian Kalacakra,tingkat ketiga lagi!" ucap eyang Narapati.

" Bukan ki jero namanya eyang!" jawab Wikala

"Jadi siapa namanya?" Tanya eyang Narapati

"Mereka menyebutnya mpu Thula!" jelas Wikala.

"Ya,ya,ya,sekarang namanya mpu Thula,namun nama aslinya ya jero itu, sudahlah usah kau pikirkan si jero laknat itu ,istrahatkan tubuh dan pikiranmu, semoga besok tubuhmu sehat dan bugar kembali!" ucap eyang Narapati menutup pembicaraan.

Keesokan harinya,Wikala yg sudah mulai sembuh dari luka-lukanya keluar dari dalam Goa.

Ia dapat merasakan udara segar, walaupun dadanya masih terasa sakit, ia mulai menggerakkan tubuhnya untuk melatih ilmu silatnya.

Perlahan ia mengerahkan tenaga dalamnya,namun dirasakannya tenaga dalamnya belum pulih benar.

"Ngger ,tubuhmu boleh jadi sehat tetapi tenaga dalammu belum,!'' kata eyang.Narapati dari belakang.

"Mungkin butuh satu pekan ,baru bisa" lanjutnya lagi

Wikala memutar badannya dan langsung berjongkok di hadapan eyangnya.

"Maafkan eyangmu yg terlambat menolongmu karena sedang melakukan tapa!",lanjut eyang Narapati sambil mengelus rambut Wikala.

"Eyang mengatakan tadi malam bahwa nama mpu Thula sebenarnya adalah ki jero,darimana eyang tahu?",tanya Wikala.

Sambil memandangi pepohonan di depan goa,eyang Narapati menarik nafas panjan seakan mengenang masa- masa lampau, seraya berujar,

"Panjang ceritanya cucuku,dahulu sekali eyang punya teman bernama jero,yg kami sama- sama mengabdi sebagai prajurit di Majapahit", ceritanya.

" Kami berdua serta gurumu adimas Barada berhasil masuk sebagai pasukan elite Majapahit,yaitu pasukan Bhayangkara, dimasa akhir dari pemerintahan gusti Prabhu hayam wuruk!"kenang eyang Narapati.

"SI Jero ini memang prajurit yg linuwih,yg menyebabkan dirinya menjadi sombong,mempunyai ajian yg banyak sekali seperti aji gelap ngampar, aji panca Sona, aji tapakwisa dan banyak lagi!"cerita eyang Narapati sambil mengelus janggutnya yg memutih.

"Namun sejak eyang kalahkan dalam satu perang tanding,untuk menjabat bekel Bhayangkara,ia mendendam kepada eyang!",seru eyang Narapati.

"Eyang pernah mengalahkannya?' tanya Wikala.

"Ya ,eyang kalahkan ia dengan ilmu Kalamawa dan keris Kalamujeng yg sekarang ada pada dirimu ngger!" jawab eyang Narapati.

" Aji Kalamawa, eyang ,ajian apa itu eyang?"lanjut Wikala.

"Ajian Kalamawa adalah intisari ajian Kalacakra,kalau Kalacakra hanya pada tingkat kelima,Maka Kalamawa adalah diatas lagi dari ajian Kalacakra , untuk itulah engkau kupanggil datang kemari untuk melengkapi ilmu yg telah kau terima dari dimas Barada!"jelas eyang Narapati.

Tampak kepala Wikala manggut- manggut mendengar penuturan eyangnya ini.

"Disamping itu ada beberapa hal yg harus kuwariskan kepadamu, seperti ilmu mega mendung, dan intisarinya ilmu mega siwa,serta ilmu keprajuritan,yg oleh ayahmu tidak mau menerimanya, ia lebih memilih untuk menjadi pujangga dan pandai besi,harapan eyang sekarang hanya kepadamu , apakah angger mau dan mampu menerimanya?" tanya eyang Narapati.

"Sanggup eyang!" jawab Wikala mantap.

Setelah satu pekan berlalu, tubuh Wikala sudah benar-benar sehat, baik luar dan dalamnya.

Mulai lah penurunan berbagai ilmu oleh eyang Narapati kepada cucu nya ini.

.Wikala benar-benar bersemangat dalam menjalani laku.

Dari tapa mendem, tapa kalong, patigeni, bahkan puasa empat puluh hari empat puluh malam dilakoni nya. Pada puasa yg terakhirnya itu Wikala jatuh pingsan.

Dengan sangat sabar eyang Narapati memberikan air setetes demi setetes kemulut sang cucu.

Bahkan ia pun sampai memberikan uap nasi yg sedang di masak untuk dihirupkan kehidung Wikala.

Sampai sepekan barulah Wikala bisa berdiri dan berlatih kembali.

Ia memusatkan nalar budinya untuk mejajal ilmu megasiwa, intisari ilmu mega mendung.

Dengan merapal mantera, perlahan tapi pasti tubuhnya mengeluarkan kabut tipis yg makin lama makin tebal hingga tubuhnya tidak terlihat lagi.

"Arahkan kerismu kebatu besar itu" perintah eyang Narapati dari belakang.

Wikala pun menuruti perintah eyangnya, meluncurlah selarik sinar putih keemasan yg berkilau dari gulungan kabut yg menutupi tubuhnya itu menghantam sebongkah batu besar, Batu langsung hancur menjadi debu yg berterbangan.

Itulah kehebatan ajian megasiwa, intisari ilmu mega mendung.

"Bagus ,bagus ,ngger,engkau telah berhasil menguasainya!"seru eyang Narapati.

Wikala pun segera menutup latihannya dan bangkit menuju eyangnya,seraya menjura hormat

"Tinggal satu Hal lagi yg harus kuserahkan padamu ngger"ucap eyang Narapati.

"Apa itu eyang?" Tanya Wikala.

"Pedang mega mendung dan cincin kala demit,yg semua itu adalah pusaka leluhur kita ,gusti Prabhu kertajaya dari kediri,pedang mega mendung atau pedang pembunuh raja,adalah pedang pusaka yg eyang gunakan untuk membunuh Brhe wirabumi,penguasa pamotan, Majapahit timur!" terang eyang Narapati.

"Pedang itu hanya bisa diwariskan kepada keturunan langsung,karena pedang ini tersimpan ditubuh pemiliknya tahukah kau cucuku, dengan kuserahkan nya pedang itu kepadamu berarti kita akan berpisah selamanya"! jelas eyang Narapati.

"Kita akan berpisah selamanya eyang,maksud eyang,eyang akan mati?" tanya Wikala sedih.

"Memang eyang sudah mati saat menerima hukuman gantung gusti Ratu Suhita" jelas eyang Narapati.

"Tapi eyang kok masih bisa mengobati dan mengajariku pelbagai ilmu ,aneh!"celetuk Wikala

"Aneh, begitu kedengarannya ngger, tapi bukan mustahil" jawab eyang Narapati

"Bagaimana bisa eyang?" tanya Wikala lanjut.

"Eyang menggunakan ajian pancasona ketika menerima hukuman gantung dan minta kepada gusti Ratu supaya mayat eyang , ramandamu yg menguburkannya, dan diiyakan gusti Ratu oleh ramandamu eyang dibawa kesini, bahkan ia bertanya apakah eyang mau menuntut balas atas fitnahan ini,namun eyang jawab tidak, nanti keturunanku yg akan membalaskannya" terang eyang Narapati.

" Ooo, begitu, lalu siapa orang nya yg telah memfitnah eyang itu,?" tanya Wikala geram

"Orangnya sama dengan yg telah melemparkanmu kedasar jurang!" jawabnya.

"Mpu Thula,tunggulah pambalasanku"! geram Wikala

"Jangan begitu ngger,engkau tidak boleh dikuasai oleh dendam, kejahatan pasti kalah, dengan atau tanpa kita yg membasminya., tugasmu adalah mencegah dan membasmi kejahatan,tanpa ada dendam, orang yg linuwih dan pilih tanding itu, adalah orang yg mampu menguasai dirinya sendir tidak dikuasai oleh perasaannya, apalagi perasaan dendam,benci, dan angkara murka", nasehat eyang Narapati.

"Sudahlah ,eyang akan memberikan pedang itu untuk membasmi kejahatan,dan saatnya adalah malam purnama,sekira lima hari lagi" ucap eyang Narapati.

Setelah waktu itu tiba ,saat purnama bersinar terang,saat itulah Wikala duduk berhadapan dengan eyang Narapati.

Sejurus kemudian eyang Narapati merapal mantera ajian mega mendung,demikian pula Wikala,, tampak dua orang itu mengeluarkan kabut tipis dan perlahan tangan eyang Narapati mengeluarkan benda yaitu pedang pusaka mega mendung, pedang pembunuh raja,kemudian pedang itu diletakkan ditangan Wikala, dan secara ajaib pedang yg ditangan Wikala itu masuk tanpa rasa sakit.

Berkatalah eyang Narapati.

"Tugas ku telah usai cucuku, sekarang engkaulah melanjutkan nya, dan cincin kala demit ada dibalik batu didalam kotak didalam gua, selamat tinggal cucuku,salamku pada ramandamu,satu hal lagi,abdikan dirimu di Majapahit"

Bersamaan itu pula di dabului dengan hembusan angin berpendarnya kabut yg menutupi tubuh eyang Narapati, hilanglah ia.

"Eyang,!" teriak Wikala

namun hanya pantulan teriakannya yg didengarnya.

Eyang Narapati telah moksa.

Setelah itu Wikala pun llangsung pulang kedesa nya, desa Thanda sain. Dengan menggunakan ajian mega mendung dan ajian kancana wisnu,sebentar saja sampailah ia dirumahnya.

Beberapa hari dirumah Wikala mendapat panggilan dari gurunya untuk datang kepuncak merbabu. Berpamitan kepada biyung dan ramandanya Wikala pun berangkat kepuncak merbabu.

Sesampainya di Puncak merbabu,dilihatnya adiknya Larasati Wirani sedang berlatih ilmu silat,sedang sang guru duduk bersila diatas batu .

"Ampun eyang guru,murid menghaturkan sembah!" ucap Wikala seraya duduk bersimpuh dihadapan Mpu Barada.

Mpu Barada bangkit seraya menarik pundak Wikala,supaya berdiri.

"Ngger,apakah dirimu telah selesai menerima ilmu kangmas Narapati?" ,tanya mpu Barada.

Sambil mengangguk Wikala berucap," sudah eyang!".

"Bagus, bagus, mudah-mudahan,bisa digunakan dijalan yg benar!",tukas Mpu Barada lagi

"Ada gerangan apakah eyang guru,memanggil ,murid kemari, adakah sesuatu kesalahanku?" tanya Wikala.

"Bukan kesalahan ,tapi suatu tugas yg harus kau tunaikan!'" jawab Mpu Barada.

"Tugas apakah kiranya,eyang?" tanya Wikala lagi.

"Hhheh,!",sambil menarik nafas dalam-dalam mpu Barada menjelaskan.

,'' Satu purnama lagi di Puncak Merapi akan diadakan perang tanding,antara tokoh-tokoh silat kelas satu di tanah jawa ini melawan tokoh-tokoh silat dari daratan China!".

"Untuk apakah kiranya perang tanding itu eyang?" tanya Wikala.

"Sebenarnya ini adalah semacam uji coba bangsa tiongkok untuk menguasai tanah nusantara ini, mulai zaman Gusti Prabhu Kertanegara, Gusti Prabhu dyah Wijaya,sampai Gusti Prabhu Wikramawardhana!" terang Mpu Barada.

Lanjutnya lagi

"Di zaman yg terakhir inilah eyangmu, gurumu ini, dan tiga tokoh silat lainnya berhasil mengalahkan para pendekar tiongkok tsb sayang walaupun kami menang, mereka tetap berkeinginan untuk menaklukan tanah nusantara ini!" kenang Mpu Barada

"Dan puncaknya adalah hutang besar kerajaan Majapahit yg harus di bayarkan ke.kerajaan tiongkok.

Itulah dampak perang ,kawula alit juga yg menderita,.

Sekarang mereka datang lagi dan ingin menjajal kembali tokoh-tokoh silat dari kerajaan Majapahit ini,itulah sebabnya,angger , eyang undang untuk mewakili gurumu ini dan eyangmu sebagai salah satu tokoh silat yg akan menghadapi mereka, gurumu ini sebenarnya lah sudah ingin meninggalkan urusan keduniaan,apalagi urusan perang tanding, selayaknyalah kaum muda yg menunaikannya," jelas Mpu Barada.

"Jadi maksud eyang guru , murid yg akan turun ke gelanggang perang tanding itu,?" tanya Wikala.

"Benar,dan datanglah bersama salah seorang saksi yg terpercaya, untuk mengawalmu!" perintah Mpu Barada.

"Siapakah kiranya teman yg kuajak turut serta,eyang ?" tanya Wikala.

"Saya!", celetuk Larasati,yg sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan kedua orang itu.

"Jangan! ilmumu belum terlalu tinggi,ngger

Angger Larasati masih harus

belajar disini", kata Mpu Barada

" Jadi sebaiknya siapa,eyang?" lanjut Wikala

"Angger kan punya murid yg kudengar cukup menggegerkan Majapahit,karena kekejamannya!" jelas Mpu Barada

"Heh,Hantu Kali mayit,darimana eyang tahu tentang Hantu Kali mayit ini?" tanya Wikala.

"Jangan terlalu angger pikirkan darimana eyang tahu,ajaklah ia sebagai penyertamu!". menutup pembicaraannya Mpu Barada.

episode 2: Satria Dari DAhA bagian kedua

Setelah dua hari di Puncak merbabu,bercengkrama dengan adik terkasihnya Larasati,serta bertemu dengan gurunya Mpu Barada.

Wikala mohon pamit untuk melaksanakan perintah gurunya sebagai utusan Mpu Barada dalam perang tanding di Puncak Merapi.

Segera ia bergegas ke lereng gunung Lawu guna menemui Bergola wutho atau berjuluk Hantu Kali mayit.

Yg telah mengangkat Wikala sebagai gurunya ,akibat sang Hantu kalah bertarung di hutan , Kali mayit.

Perjalanan dari Merbabu ke gunung Lawu lumayan jauh ,namun menggunakan aji wisnu kencana dialasi aji mega mendung,

Wikala sebentar saja telah sampai dikaki gunung Lawu.

Setelah bertanya kepada salah seorang petani,dimana letak desa anon,

segera lah Wikala,melangkahkan kakinya mengarah kepada yg ditunjuk petani tsb.

Sampai di desa anon Wikala bertanya dimana rumah Bergola wutho.Ternyata rumah sang Hantu Kali mayit ini berada diujung desa ditepi hutan.

Didepan sebuah rumah Wikala pun memanggil nama Bergola wutho.Yg dipanggil tergopoh gopoh keluar rumah.

" Ada gerangan apakah guru datang menemui hamba?" tanya Bergola wutho pelan.

"Saya butuh pertolonganmu aryo bor bor!"tandas Wikala singkat.

"Eh keperluan apa itu guru,oh ya sebelumnya,mari silahkan masuk guru,kita bicara didalam!" ajak Bergola wutho.

"Nyi ,buatkan minum guruku ini!" perintah nya istrinya.

Setelah duduk kemudian Wikala menceritakan keperluannnya kepada Bergola wutho yg dipanggilnya sebagai aryo bor bor.

Aryo bor bor mendengarkan dengan seksama seraya berkata,"jadi murid sebagai saksi apabila perang tanding nanti,guru tewas atau trluka?" tanyanya.

" Begitulah selain saksi juga apa bila diperlukan dapat menghentikan perang tanding tsb bila ada kecurangan,!" jelas Wikala.

"Cukup berat tugasku, tapi murid sanggup!" kata aryo bor bor mantap.

"Bagus itulah yg kuharapkan!"ujar Wikala.

Beberapa hari di desa anon sambil memberikan sedikit petunjuk kepada aryo bor bor tentang peningkatan ilmu tenaga dalam nya.Maka mereka berdua pun berangkat menuju Merapi.

Sesampainya di Puncak Merapi sebelah Timur,tepatnya dipadepokan Mpu Sada tampak sudah ramai.

Sebenarnya lah bahwa perang tanding antara jago jago pulau jawa melawan jago jago negeri tiongkok ini sudah tersebar ke pelosok nusantara,hingga banyak yg berdatangan guna menyaksikan sesuatu yg mendebarkan.

Akankah jago dari nusantara sanggup mengalahkan jago dari tiongkok.

Tiga hari sebelum purnama berkumpullah para jago nusantara disebuah ruang didalam padepokan.

Mereka adalah,Mpu Sada selaku pemimpin,sekaligus tuan rumah.

Kemudian Nyai Dewi putrani wijaya dari Pulau nusakambangan bagian selatan.Dari barat Ki buyut lengkara berasal puncak Ceremai, dari timur Resi Begawan mahameru,di puncak semeru.Dan dari utara ada Mpu Tela mahalaya.

Sementara Wikala yg memperkenalkan diri sebagai putra daha mewakili dari tengah sbg wakil Mpu Barada yg berada di Merbabu.

Kelima tokoh silat kelas wahid ini semuanya sudah berusia lanjut kecuali Wikala.

Rata rata berusia diatas 60 tahun.Karena

mereka semua sepantaran dengan Mpu Barada dan bre Narapati eyang Wikala.

Jadi diantara tokoh-tokoh silat ini ada yg menganggap Wikala tidak layak untuk ikut serta,mengingat tokoh-tokoh dari tiongkok pun sudah tua namun mempunyai kesaktian luarbiasa.

Diantara yg tidak suka terhadap Wikala adalah ki buyut lengkara, Mpu Tela mahalaya,dan Nyai Dewi putrani wijaya,hanya Resi Begawan mahameru dan Mpu Sada lah yg suka atas kehadiran Wikala.

Karena mereka faham betul siapa Mpu Barada,yg telah mengirim muridnya itu.

Para tokoh golongan tua ini juga heran atas kehadiran Hantu Kali mayit yg mengaku sebagai muridnya,masalahnya selain rampok sang murid tsb sudah paruh baya,dibanding Wikala yg masih muda.

Wikala tidak ambil pusing atas semua itu,sembari menunggu pertarungan ia menyempatkan diri bersemadi di bawah penjagaan aryo bor bor (Hantu Kali mayit.

Sehari lagi menjelang pertarungan,tokoh tokoh dari negeri tiongkok datang,mereka .

Terdiri dari biksu Majin sebagai pemimpin,didampingi sutenya (adik seperguruan) Luanjin, Xia Xuan xe SI golok emas, Lin ching shia si pedang wangi,dan Kim lan pei si ruyung sakti.

Sementara Luanjin yg berjuluk si Toya dewa adalah guru Shaolin yg mendidik keluarga kaisar .

Selamat datang para pendekar semuanya,maafkan atas penerimaan kami yg kurang berkenan,dan kepada para pendekar kami persilahkan beristrahat di sebelah Kiri padepokan nanti cantrik kami mengantarkannya,"sambut Mpu Sada selaku tuan rumah.

"Amithaba,kami selaku tamu disini mengucapkan ribuan terimakasih atas sambutan ini,dan maafkanlah bila ada kesilapan,kelakuan kami!'' jawab biksu Majin selaku pemimpin rombongan dari tiongkok.

Keesokan paginya ,berkumpullah seluruh tokoh-tokoh wahid dunia persilatan dari tiongkok dan jawa.

Mereka bersepakat untuk membuat aturan dalam perang tanding itu.

Aturan pertama bahwa perang tanding ini bukan sampai mati,tetapi apabila lawan mati saat pertarungan itu dapat dimaklumkan.Yg kedua bila salah seorang telah memenangkan pertandingan ia dapat beristrahat beberapa saat kecuali ia masih kuat ia segera melakukan pertandingan selanjutnya, yg ketiga pihak luar tidak boleh memberikan bantuan kepada pihak yg bertanding.

Setelah disepakati oleh kedua belah pihak maka para tokoh tokoh silat semuanya berkumpul dengan kelompoknya,masing-masing.

Tokoh-tokoh dari tiongkok berkumpul di sebelah Kiri padepokan.Mereka bermusyawarah siapa yg pertama turun nanti malam.

Demikian pula tokoh-tokoh, dari jawa,ternyata mereka menurunkan tokoh-tokoh tua untuk pertama bertarung,sedangkan Wikala diturunkan terakhir,karena dianggap masih anak bawang.Bagi Wikala sendiri itu tidak masalah.

Tibalah saatnya ketika sang surya beranjak keperaduannya,diganti sang dewi malam yg lembutnya sinarnya.

Di depan padepokan di sebuah panggungan tampak duduk para tokoh tokoh silat kelas wahid dunia persilatan.

Setelah dibacakan aturan pertandingan,disebutkanlah pendekar pertama yg turun dari tanah jawa adalah Nyai Dewi putrani wijaya,si selendang maut,sedangkan dari tiongkok pendekar pedang wangi Lin ching shia,yg juga perempuan paruh baya namun masih cantik dengan rambut diikat pita panjang warna biru langit.

Kedua orang tsb langsung berhadapan di tanah lapang didepan panggungan,yg diterangi cahya bulan.

Sejenak keduanya pun mulai bergerak untuk menyerang.Yg pertama kali menyerang adalah Nyai Dewi, segera tangannya bergerak lurus ke wajah pendekar Lin,

Pendekar Lin berkelit kesamping seraya mengirim kan tendangan kearah pinggul Nyai Dewi,buru buru Nyai Dewi menarik pukulannya dan segera mamapak pukulan pendekar Lin dengan tangan kirinya.

Kemudian pertarungan tangan kosong itu menjadi seru , dengan mengandalkan tenaga dalam nya Nyai Dewi berhasil mendesak pendekar Lin dengan sebuah tendangan memutar .Pendekar Lin yg terlambat menghindar,hanya mampu memalangkan kedua tangannya untuk menangkis.

"Dekhh!"bunyi tendangan Nyai Dewi terkena tangan Pendekar Lin.

Tampak Pendekar Lin surut dua langkah kebelakang.

"*******" umpat Pendekar Lin.Sambil bersalto dua kebelakang ,tampak ditangan pendekar Lin tergenggam sebuah pedang, Inilah pedang wangi yg tersohor di tiongkok.

"Terima serangan!" teriak Pendekar Lin,segera melompat Nyai Dewi putrani,siselendang maut ini tidak mau ayal segera dilolosnya selendang maut kebanggaanya itu ,entah sudah berapa banyak nyawa melayang akibat selendang tsb.

Dengan menggunakan senjata terlihat pertarungan semakin seru,sebenarnyalah bahwa Nyai Dewi unggul tenaga dalam namun kalah dalam kecepatan. Berkali kali ujung selendang nya mematuk kearah tubuh Pendekar Lin, namun masih belum satupun yg mengenai . Demikian pun pendekar Lin dengan ginkang ( peringan tubuh) yg tinggi namun belum satupun pedangnya mampu membongkar pertahanan Nyai Dewi.

Kedua pendekar ini saling ungkih ,saling serang sampai pada tataran tertinggi ilmu masing2.

Puncaknya ketika Pendekar Lin mengeluarkan jurus andalannya yg membuat geger dunia persilatan tiongkok yaitu jurus Badai angin gurun,tampaklah Nyai Dewi terdesak hebat.Padahal Nyai Dewi sudah mengeluarkan ajian pacar wutahnya namun masih saja terdesak.

Pendekar Lin melihat kelemahan Nyai Dewi yaitu ilmu peringan tubuh nya masih dibawahnya segera melibat Nyai Dewi dalam pertarungan jarak ,sehingga Nyai Dewi benar-benar kerepotan apalagi senjatanya kurang berguna untuk pertarungan rapat.Sementara pendekar Lin bergerak laksana bayangan dipadukan aroma wangi yg keluar dari pedangnya.Membuat Nyai Dewi pusing seperti orang mabuk padahal ia telah mengeluarkan ajian pacar wutahnya ketingkat tertinggi.

Pada jurus yg keseratus,jurus Badai angin gurun mampu memotong selendang maut Nyai Dewi disertai pukulan telak didada Nyai Dewi hingga melontarkannya sejauh lima tombak kebelakang.Nyai Dewi jatuh pingsan dan segera ditolong muridnya Eka ayu untari.

pertandingan pun berakhir dengan kemenangan pendekar Lin. Haripun beranjak pagi.

Saat sang Surya mulai bersinar nampak Pendekar Lin sudah bersiap kembali.Dan dari Pendekar tanah jawa segera melompat ki buyut lengkara dari gunung Ceremai.Ki buyut lengkara yg berjuluk Trisula kembar dari barat langsung mengeluarkan senjata andalannya yaitu trisula.

"Haiya,orang tanah jawa ,ilmu ginkangnya lemah!" berbisik biksu Majin kepada sutenya biksu Luanjin,"betul,suheng,ini si lengkala ini pun demikian,tidak seperti, balada dan Nalapati,saat beltemu kita bebelapa puluh tahun yg lalu!" terang Biksu Luanjin.

"Betul,betul,kemana mereka sekarang,mengapa tidak ada disini?" tanya Biksu Majin kepada sutenya.

" Yg kudengal kalo Nalapati sudah mampus, sedangkan Balada masih hidup tapi tidakmau turut campul dunia pelsilatan!"terang Biksu Luanjin dengan nada benci terhadap kedua tokoh tsb.

Kembali kepada kedua pendekar yg saling berhadapan.Ki buyut lengkara menatap lekat kearah Pendekar Lin,seraya berkata "saya harap saudari Lin benar benar sudah bugar setelah beristrahat tadi!"

"Saya benar benar sudah siap" terang Pendekar Lin sambil mengangguk hormat seraya memalangkan tangan kirinya di depan dada.

"Baiklah kalau begitu,terima serangan!" ucap ki buyut lengkara memulai pertarungan,ki buyut lengkara langsung masuk pada tataran tertinggi ilmu nya karena Pendekar Lin sudah pada tataran itu dan menggenggam pedang.

Berkesiuranlah suara angin serangan trisula kembar,ki buyut lengkara.

Kini ki buyut lengkara yg melibat Pendekar Lin dalam pertarungan jarak rapat karena trisula nya lebih pendek,dan juga ajiannya aji tapak Liman.

Pendekar Lin memang sudah bertanding dengan Nyai Dewi,tentu saja tenaga nya sudah berkurang ditambah lagi yg dihadapinya seorang linuwih dari tanah jawa yaitu ki buyut lengkara.Maka tidak sampai duapuluh jurus ia terdesak hebat hingga sebuah tendangan berisi ajian tapak liman mendarat di punggungnya hingga melemparkannya sepuluh batang tombak.Ia muntah darah kental berwarna hitam, kemudian ia pingsan segera muridnya menghampirinya.

"Suhu,suhu,suhu,!"sambil menggoyangkan,tubuhnya.Sangmurid menangis melihat keadaan gurunya. Segera anggota kelompok dari tiongkok mengangkat tubuh Pendekar Lin dibawa kebelakang panggungan untuk di obati.

Didepan panggungan tampak ki buyut lengkara berdiri dengan menyilangkan kedua trisulanya.Sedangkan dari barisan pendekar tiongkok segera melesat dgn cepat pendekar Kim lan pei,si ruyung sakti.

Sambil menjura hormat dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang ruyung nya.

" kuhalap ki buyut sudah bisa bertalung kembali!"dengan aksen chinanya berkata pendekar Kim.

"Sudah,saya sudah siap pendekar Kim!" jawab ki buyut.

" Baiklah telima selangan," ucap pendekar Kim seraya memainkan ruyung nya,mendapat serangan senjata ruyung ki buyut melompat mundur dua tombak seraya berpikir, ehmm,senjata aneh ,. katanya dalam hati.

"Jangan lali' teriak Pendekar Kim.

"Siapa yg lari!" balas ki buyut.

"Lu mao lali" jawab pendekar.

Tanpa mau berdebat lebih lama segera ki buyut melibat Pendekar Kim dengan pengerahan ajian tapak liman miliknya,bunyi kesiuran trisula miliknya bagaikan tembang tembang kematian.

Merasa lawan langsung pada titik tertinggi pengerahan ilmunya pendekar Kim pun langsung tancap gas dengan menggunakan jurus si rase terbang ,gerakannya cepat, memutari tubuh ki buyut,terkadang ruyung kebanggaanya di lepas dan ditarik kembali seperti senjata boomerang.

Sebenarnya pertarungan keduanya,seimbang akan tetapi dalam faktor kecepatan lagi lagi pendekar dari jawa,kalah.

Hal inilah yg digunakan pendekar Kim,saat pertarungan memasuki jurus kedua ratus ketika sang mentari mulai condong ke barat,sebuah patukan ruyung pendekar Kim mendarat di pundak ki buyut.

Tampak darah mengucur dari Luka trsebut.Walaupun trluka ki buyut makin garang , hingga sebuah tendangan mampir di perut pendekar Kim.

"Heekkh" teriak Pendekar Kim

"****** kau" teriak ki buyut mengejar Pendekar Kim dengan trisula nya.

Pendekar Kim yg belum siap segera berjudi dengan keputusannya,dengan mengerahkan ginkangnya ia melompat keatas seraya memukulkan ruyung ke tubuh ki buyut.

Ki buyut terlambat, pukulan ruyung tersebut mendarat telak di punggungnya,tak ayal tubuhnya jatuh,tidak bangun lagi,ia pingsan.

Pertarungan di menangkan pendekar Kim.hari pun telah gelap.

episode 2:Satria Dari DAhA bagian ketiga

Setelah kemenangan Pendekar Kim lan pei,berarti sudah dua orang tokoh silat dari jawa yg tumbang, yaitu Nyai Dewi putrani dari selatan dan ki buyut lengkara dari barat sementara,Dari negri tiongkok baru satu yg tumbang, yaitu pendekar Lin Ching shia si pedang wangi.

Saat sang rembulan mulai menampakkan wajahnya,saat Pendekar Kim selesai dari semedinya guna memulihkan kondisinya,yg di bantu Biksu Majin.

Ia kembali ke gelanggang pertarungan.Dengan menenteng ruyungnya.

Dari pihak tanah jawa melompatlah Mpu Tela mahalaya dengan ringannya ia mendarat di tanah,seraya berujar, saya kira pendekar Kim dapat melanjutkan pertarungan!"ucapnya.

"Saya siap !" jawab pendekar Kim.

"Baiklah kalau begitu", segera Mpu Tela mahalaya merapal ajian waringin sungsang miliknya,dan segera melontarkannya kearah Pendekar Kim.

" Boooump" suara ledakan terdengar Dari pukulan itu dan mengenai sebuah pohon dan tumbang seketika.

"Haiyaa," teriak Pendekar Kim, gila ilmu olang ini saya musti belhati hati, pikirnya dalam hati.

" Ciiaaaat!" teriak Pendekar Kim menerjang Mpu Tela ,ia segera melibat pertarungan jarak dekat .

Akan tetapi bagi Mpu Tela mahalaya semua serangan si ruyung sakti ini dapat di mentahkan dengan mudah.

Akhirnya Mpu Tela nampak diatas angin Pendekar Kim hanya mampu berloncat loncatan menghindari serangan Mpu Tela.

Tidak sampai lima puluh jurus,satu pukulan ajian waringin sungsang mendarat telak didada Pendekar Kim

menyebabkan ia jatuh terjerambab dan langsung tewas,dua orang muridnya segera mengangkatnya,

" Suhuuu!" teriak keduanya berbarengan setelah mengetahui gurunya telah tewas.

Menjelang fajar menyingsing ,setelah beristrahat sejenak Mpu Tela segera ke depan panggungan kembali.Sementara fihak dari tiongkok segera datang Pendekar Xia Xuan xe SI golok emas.

" Saya harap Mpu mengeluarkan senjata,karena saya akan menggunakan golok ini !" pinta Pendekar Xia kepada Mpu Tela.

" Saya tidak akan menggunakan senjata,saya percaya dengan kedua tangan ini!" ucap Mpu Tela seraya mengepalkan kedua tangannya.

" Baiklah kalau begitu,jangan salahkan saya jika Mpu akan terbabat golok saya ini "ucap Pendekar Xia.

" Cepatlah,tidak usah banyak omong,biar kukirim engkau ke neraka !" dengan sombongnya Mpu Tela berkata.

Mengetahui kehebatan ilmu waringin sungsang dan mengetahui tataran lweekang ( tenaga dalam) maka Pendekar Xia mengeluarkan jurus andalannya jurus golok emas sinar keabadian.

Pertarungan pun terjadi dengan banyaknya pukulan tenaga dalam yg dialasi oleh ajian masing-masing

Saat saat pertama , nampak Pendekar Xia terdesak ,ia hanya berlompatan tidak mampu membalas serangan Mpu Tela, namun ketika matahari mulai naik keubun ubun,perobahan terjadi, Mpu Tela nampak kesulitan ,akibat golok emas bersinar terang .

Beberapa kali jual beli pukulan terjadi ketika pukulan ajian waringin sungsang dilancarkan oleh Mpu Tela, kemudian dibalas dengan jurus golok emas sinar keabadian,selarik cahaya kuning emas berbenturan dengan cahaya biru kehijauan milik Mpu Tela.

Tanah ditempat itu sudah berlobang lobang terhantam kedua pukulan itu.

Dengan gesitnya Pendekar Xia mengeluarkan jurus elang terbang mengangkasa.

Benar-benar Mpu Tela kerepotan di buat nya hingga ia harus mencabut pedangnya,pedang iblis maut.

Sebenarnya Mpu Tela sungkan untuk mengeluarkan pedang iblis maut yg berwarna kehitaman dan beraroma busuk.,karena pedang ini membawa aura negatif bagi pemegang itulah sebabnya Mpu Tela malas mengeluarkannya, tapi karena terdesak di buat Pendekar Xia si golok emas mau tidak mau ia harus dapat mengalahkan Pendekar dari tiongkok ini.

Perubahan terjadi kembali,setelah Mpu Tela mengeluarkan pedang iblis maut, pertarungan nampak seimbang.

Hanya seperti biasa Pendekar dari jawa kalah dalam hal ilmu meringankan tubuh dan menang soal tenaga dalam.

Akan tetapi dalam semua hal kecerdikan memang diperlukan, demikian pula Pendekar Xia ketika sang mentari bergeser ke barat ,ia mengambil posisi membelakangi matahari hingga Mpu Tela menghadap langsung kearah matahari.

Tampak Mpu Tela harus menyipitkan matanya untuk melihat lawannya.Kesempatan ini tidak disia siakan Pendekar Xia dengan sambil terus memutar pedangnya layaknya kitiran hingga membuat pandangan mata Mpu Tela kabur.

Tangan kirinya mengirimkan pukulan jurus golok emas sinar keabadian tanpa terbendung lagi pukulan itu menghantam Mpu Tela tepat di kepalanya, menyebabkan jago dari utara meregang nyawa dengan kepala hancur .Dua orang muridnya menghampiri tubuh sang guru tanpa kepala lagi.Kedua murid Mpu Tela memandang kearah Pendekar Xia dengan sorot mata kebencian,Mereka segera membopong tubuh gurunya itu dan pamitan kepada Mpu Sada selaku tuan rumah untuk segera pulang dan akan segera menguburkan mayat gurunya itu di tempat asalnya gunung Telomoyo sebelah utara gunung Merapi.

Kembali ke pertarungan selanjutnya, sungguh Pendekar Xia si golok emas ini memang terkuras tenaganya,hingga harus memulihkan kondisi cukup lama, sehingga malam itu tidak ada pertarungan.

Keesokan paginya barulah Pendekar Xia siap untuk pertarungan selanjutnya,dimana posisi Pendekar tanah jawa tinggal dua sedangkan pendekar tiongkok masih ada tiga.

Maka untuk mengahadapi Pendekar Xia yg turun dari tanah jawa,ialah Resi Begawan mahameru, tokoh sakti yg sudah sangat tua dari gunung Semeru.

Tokoh tua ini sangat sakti dan sangat diandalkan di pulau jawa.

Dengan santainya Resi Begawan mahameru turun dari panggungan dan langsung berhadapan dengan Pendekar Xia si golok emas.

" Maaf Resi ,saya mohon menggunakan senjata!" ujar Pendekar Xia,

"Sungguh saya sudah terlalu tua untuk bermain main dengan senjata!"ucap Resi Begawan mahameru pelan.

"Terseralah Resi,jangan salahkan saya bila golok ini mampir di tubuh Resi!" jelas Pendekar Xia,seraya memutar golok nya.

"Ciiaaaat!' Pendekar Xia menyerang dengan goloknya mengarah ke leher Resi Begawan mahameru.Namun sulit dipercaya golok yg mengarah keleher itu tiba tiba sudah dijepit dua jari tangan Resi Begawan mahameru dan selanjutnya golok itu patah jadi dua,dipotong oleh dua jari tsb.

Pendekar Xia terkejut bukan kepalang golok emas yg sangat dibanggakannya itu patah jadi dua.Resi Begawan mahameru diam saja menyaksikan tingkah Pendekar Xia andaikata ia mau tentu Pendekar Xia sudah dapat dipukulnya.

Merasa kalah, Pendekar Xia segera menyerang membabi buta dengan jurus golok emas sinar keabadian,dan jurus elang terbang mengangkasa. Tetapi serangan itu tiada ada arti sampai Pendekar Xia kelelahan sendiri, akhirnya satu pukulan menotok mendarat di pundak nya membuatnya jatuh tidak berdaya.

Memang Resi Begawan mahameru tidak mau membunuh lawannya apalagi lawannya masih jauh dibawahnya.

Melihat hal itu Biksu Luanjin geram,dan berkata kepada suhengnya(kakak seperguruan) Biksu Majin,"bial kuhabisi situa kepalat itu suheng!" ucapnya.

" Hati hati sute,kulihat si wekaz ini sudah sangat tinggi ilmunya,baik ginkang dan lweekang nya!"ujar Biksu Majin.

Mereka berdua kemudian teringat berpuluh tahun yg lalu ketika terjadi perang tanding antara tokoh- silat dari tiongkok dan jawa,resi Begawan mahameru yg kala itu masih jadi prajurit Majapahit,dan bernama wekaz mampu dikalahkan Biksu Luanjin.

Mengingat hal itu Biksu Luanjin yakin mampu mengalahkan Resi Begawan mahameru.

"Amithaba, haiyaa,beltemu kembali saudaLa wekaz, kudengal sekalang sudah menjadi lesi!" ucap Biksu Luanjin sambil menjura hormat.

"Heh, Selamat datang di pulau jawa kembali Luanjin, kudengar sekarang sebagai guru di istana kaisar!" balas Resi Begawan mahameru.

Basa basi keduanya berlanjut, sampai Biksu Luanjin bertanya,'' tapi kulihat disini tidak ada balada dan nalapati ?"

" Kalau Barada Masih ada tapi sudah menjauhi keduniawian, sedangkan Narapati sudah meninggal!" jawab Resi Begawan mahameru.

"Haiyaa,belalti lu sendilian guna menghadapi kami beldua!" tukas Biksu Luanjin.

" Tidak masalah,yg penting bagiku adalah menjamu tamu yg datang kerumah kami!" lanjut Resi Begawan mahameru.

" Lu yakin akan menghadapi kami?"tanya Biksu Luanjin lagi.

" Menang atau kalah adalah takdir yg penting kita berusaha,!" jawab Resi Begawan mahameru.

"Wekaz,dali jawabanmu kau pesimis untuk bisa menang!" tukas Biksu Luanjin

"Terserahlah apa katamu,menang atau kalah hyang widhi wasa yg menentukan!" jelas Resi Begawan mahameru.

" Kau kuminta memakai senjata karena aku akan menggunakan toyaku ini,jadi aku ingin kau melawan dengan senjata,jangan nanti aku menggebukmu. sepelti anjing hutan,kalena kau tidak menggunakan senjata!" pinta Biksu Luanjin dengan sombongnya.

" Baiklah aku akan menggunakan senjata!" jawab Resi Begawan mahameru.Kemudian ia meminta kepada muridnya untuk membawakan senjata.Tampaklah seorang pemuda yg berwajah rupawan membawakan sebuah tombak.

Karena Resi Begawan mahameru tahu kehebatan Biksu Luanjin rasanya tidak mungkin melawan Biksu Shaolin dengan tangan kosong.

Dahulu saja Resi Begawan mahameru menggunakan senjata kalah melawan Biksu Luanjin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!