Hay, aku Nadin Prasetya Anggraeni, aku biasa di panggil dengan sebutan Adin, umurku 20 tahun. Aku tinggal di salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Banten. Aku tinggal bersama kedua orang tua ku nenek dan bibi ku, kami tinggal satu rumah tetapi 2 atap, jadi maksudnya rumah nya itu bersatu atau saling berdempetan dengan rumah nenek ku.
Aku memanggil kedua orang tua ku dengan sebuatan bapa dan mama, bapa ku bekerja sebagai seorang petani dan mama ku sebagai ibu rumah tangga biasa, dulu bapa ku bekerja sebagai seorang supir ketika kami tinggal di kota Jakarta, karna rumah kami yang ada disini sudah selesai di bangun akhirnya kami sekeluarga pindah kesini.
Berat sih untuk pindah kesini, karna aku sudah merasa nyaman untuk tinggal di kota Jakarta yang sudah memiliki banyak teman dan merasa nyaman sekolah disana.
Akhirnya aku mengikuti apa yang diinginkan kedua orang tua ku, aku pindah kesini dan harus beradaptasi kembali dengan lingkungan disini, harus mencari sekolah baru, mendapat teman baru dan menempati rumah baru.
Aku pindah kesini kelas 1 SMP. Awal masuk ke sekolah baru itu rasanya sungguh tidak mengenakan, ditambah aku itu bisa dibilang sebagai orang yang pendiam dan pemalu tetapi kalau sudah kenal dekat aku bukan tipe orang yang pemalu dan pendiam.
"Hay perkenalkan nama ku, Dinda" Ucap salah satu teman ku.
Pasti itu yang selalu aku dengar setiap kali menjadi anak baru, yang paling aku tidak suka ketika aku masuk kelas sudah dipastikan harus memperkenalkan diri, tanpa diduga baru sehari masuk sekolah saja sudah mulai ada yang memusuhi ku entah karna apa aku pun tidak mengerti yaa aku menanggapi nya biasa saja.
Dear Diary
Hari pertama ku sekolah sangat tidak asik, rasanya aku engga mau kembali lagi bersekolah disekolah itu, aku ingin balik lagi aja ke Jakarta tapi bagaimana bisa? Aku kan udah akan menetap disini.
***
Hari demi hari aku lewati, mau tidak mau aku harus tetap bersekolah ditempat yang baru dan sampai akhirnya semua murid satu sekolah dan semua guru-guru sangat amat mengenal aku, tidak ada satu orang pun yang tidak mengenal aku. Memang aku bisa dibilang murid yang lumayan pintar di situ karena pas aku sekolah SD di kota Jakarta aku pernah mendapatkan beasiswa, dan ketika aku pindah kesini aku juga mendapatkan beasiswa dan itu membuat kedua orangtua ku bangga padaku, mungkin karna itu aku menjadi terkenal di sekolah.
"Adin, kamu akan memerankan tokoh ibu malin kundang ya di drama kali ini untuk perpisahan kelas 6" Titah salah satu guruku.
"Baik bu" Jawab ku.
Pasti selalu aku yang dipilih dan membuat iri semua teman-teman yang lain dan pasti akan kembali memusuhi ku, ini yang aku engga suka dari sekolah disini ketika ada salah satu murid yang menonjol pasti murid yang lain tidak suka, malahan sampai di musuhi seperti itu. Tapi aku tetap menjalankan tugas ku menjadi murid yang baik dan aku mengabaikan mereka yang memusuhi ku karena semenjak kejadian itu semakin banyak yang mau menjadi teman-teman ku.
Sampai pada akhirnya aku pun lulus dari sekolah itu aku merasa lega dan bahagia karena aku terbebas dari teman-teman seperti itu tapi aku turut berterimakasih kepada mereka karena mereka aku bisa mengerti mana teman yang tulus dan baik dan mana yang tidak. Pada akhirnya aku lulus dan aku berpisah dengan teman-temanku, aku masuk di SMA atau Sekolah Menengah Atas yang agak lumayan jauh dari rumahku.
Aku masuk ke salah satu SMA atau Sekolah Menengah Atas, aku memiliki banyak teman dan aku memiliki sahabat terbaik. Yang lebih bahagianya ketika aku bertemu dengannya.
Berawal ketika aku pulang sekolah yang dimana aku di perintahkan oleh mama untuk mengantarkan sebuah makanan ketempat saudaraku yang cukup jauh dari rumah, aku berinisiatif untuk membawa motor agar cepat sampai ketempat tujuan, tak jauh dari rumah, aku melihat seorang pria yang sedang menikmati harinya dengan bersandar di atas motor di depan sebuah rumah yang aku engga tau, tetapi anehnya entah rasa apa yang aku rasakan setelah bertemu dengan pria itu, semua tidak karuan jantungku berdegub kencang, badanku gemetar dan merasakan hawa panas dan dingin yang bersatu di tubuhku.
"Aku kenapa?" Gumamku dalam hati.
"Ko aku jadi aneh gini ya, apa aku laper? Atau aku sakit? Tapi aku engga lemas" Gumam ku lagi.
"Ah udahlah biarin, emang aku lagi banyak pikiran aja, maka dari itu jadi seperti ini" Gerutuku dalam hati.
Setelah aku sampai dirumah saudaraku, aku masih terus terdiam dan melamunkan pertemuanku dengannya yang selalu melintas di dalam pikiran yang tidak bisa aku lupakan begitu saja.
"Haduuuh aku ini kenapa sih? Ko mikirin dia terus, ayolah Adin, jangan selalu mikirin itu kamu kenapa?" Kesalnya dalam hati dan sambil memukul-mukul kepalanya.
"Assalamualaikum, bi" Mengetuk pintu dan masuk kedalam rumah.
"Waallaikum salam, eh ada Adin masuk, sayang"
"Bi, ini aku bawain makanan untuk bibi dan paman dari mama" Ucapku.
"Oh makasih ya sayang, bilang sama mama makasih" Jawab bibi dan diangguki oleh ku.
"Duduk dulu, Din" Ucapnya lagi.
"Iya bi. Bi aku mau foto-foto dulu yaaaa" Ujar ku.
"Iya sayang, bibi tinggal dulu ya"
"Iya bi"
Setelah aku bergerutu di dalam hati dan memberikan makanan itu kepada saudaraku aku memilih untuk berfoto selfie sambil menghilangkan semua yang ada di pikiran ku tentang dia, yang aku juga engga tau namanya siapa.
"Bi aku mau pulang dulu ya soalnya udah sore juga" Ucapku.
"Yaudah hati-hati ya" Jawab Bibi.
"Iya bi"
***
"Mah, kata bibi makasih makananya"
"Iya, bibinya ada?"
"Ada, tapi paman yang engga ada"
"Kemana?"
"Engga tau, aku engga nanyain"
"Yaudah"
***
Dear Diary..
Siapa ya dia? Pria hitam manis tapi sedikit cuek, sepertinya dia galak. Hehehe tapi aku engga tau juga sih bener atau salah, kan sepertinya. Eh tapi engga tau kenapa ko aku malah mikirin dia terus ya? Tapi aku penasaran banget sama dia, tapi ah yaudah lah ya kan engga tau juga dia itu siapa.
"Aku mandi dulu aja deh, nanti juga ka vita ada"
Setelah mandi selesai aku duduk bersama temanku di depan rumah, yaa begitulah hanya di depan rumah aku ini sangat amat susah dengan yang namanya main apalagi buat main sampai lama begitu kalau sampai aku main keluar rumah terus berjam-jam abis aku diomelin sama orang tuaku.
***
Sore Hari
Aku di panggil oleh temanku, sayangnya aku tidak memiliki teman sebaya, aku memiliki 2 teman dan itu kakak kelas ku semua. Aku hanya memiliki 2 teman disini yaa karna aku tidak pernah akur sama teman perempuan, soalnya kalau aku melakukan sesuatu lalu bukan sepengetahuan mereka, pasti aku langsung saja di musuhi oleh mereka, jadi itu yang membuat aku malas untuk berteman, kebanyakan temanku memang pria karna memang teman pria itu sangat mengasikkan menurut ku, dan aku sangat mudah sekali untuk akrab dengan pria tapi sayangnya, kalau disini itu ketika kita dekat dengan pria, pandangan orang udah jelek, jadinya aku berusaha untuk mempertahankan 2 temanku ini.
Keesokan harinya aku bergegas untuk berangkat ke sekolah, aku menunggu teman-temanku yang lain, yaa aku setiap berangkat sekolah pasti selalu bersama mereka.
"Adin..... Adiiiin..... Ayo berangkat" teriak teman-temanku.
"Iya tunggu" Jawabku.
Kami berangkat bersama sambil diiringi dengan obrolan-obrolan santai, aku menceritakan apa yang sudah terjadi kemarin padaku.
"Aku mau cerita deh" Ucapku pada salah satu temanku dia bernama Intan.
"Cerita apa, Din?" Jawab Intan.
"Jadi gini, kemaren itu kan aku kerumah saudara, terus aku ketemu sama cowo yang lagi bersandar di atas motor, engga tau siapa, namanya juga aku engga tau, dari mana asalnya juga aku engga tau"
"Tapi ya, aku ngerasa aneh aja gitu sama diriku sendiri, aku merasa jantungku seperti mau lepas dari tempatnya, badanku bergetar dan panas dingin melanda, sampe aku mau tidur juga, aku masih aja tuh mikirin dia, kira-kira aku ini kenapa ya, Ntan?"
Intan mengangguk-anggukan kepalanya dan menghadap kearah Adin "kenapa?" tanya Adin yang tidak mengerti dengan tingkah temannya.
"Aku mau ngecek suhu tubuh kamu deh, tapi sekarang kamu engga panas ah, Din" Jawab nya sambil memegang dahi ku.
"Intaaaaan aku serius ih"
Intan terkekeh melihatnya "Iya din maaf-maaf, tapi yaaaa kalau menurutku..."
"Apa jangan-jangan kamu suka kali yaaa sama dia" Ucap intan.
"Hah!! suka? Yang bener aja aku kenal dia juga engga, ketemu aja baru ini masa udah suka aja sih kamu mah aneh deh" Ucapku kepada intan.
"Yaaa kan namanya juga cinta pada pandangan pertama hahahahaha" Ledeknya.
"Udah ah din nanti aja dilanjut lagi di kelas ceritanya, aku takut tikusruk (kesandung) kalau misalkan jalan sambil curhat, nanti akunya ngos-ngosan" Lanjut nya.
"Ih kamu mah ngaco Ntan, masa iya cinta pada pandangan pertama sih, aku engga percaya sama yang begitu-begituan yaaa, yaudah kita lanjut di kelas" Jawabku.
Semenjak Intan ngomong kaya gitu aku jadi selalu memikirkan omongannya.
"Apa iya, aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Ah masa iya sih? Aku engga percaya deh sama yang begitu-begituan, ah udahlah lama-lama aku jadi pusing deh" Gumam ku di hati.
Sesampainya di sekolah bel pertanda masuk berbunyi langsung kita masuk dan belajar dengan guru kami.
Setelah jam pelajaran selesai kami pun pergi ke kantin untuk membeli makanan dan menyantapnya.
"kalian ingin memesan apa? Kalau aku siomay aja" Ucapku.
"Aku baso" Ucap intan.
"Aku mie ayam" Ucap ratna dan aulia.
"Yaudah aku pesenin yaa" Kataku.
Akhirnya pesanan pun datang dan kami langsung menyantapnya dengan sambil berbincang-bincang.
"Din kamu tanya deh sama mereka berdua, tentang yang tadi pagi kamu ceritain ke aku, pasti mereka jawabannya sama kaya aku" Ucap intan.
"Ada apa emangnya?" Ucap Aulia sambil merasa bingung.
"Iya emangnya ada apa?" Lanjut Ratna sambil kebingungan dan sambil garuk-garuk kepala tapi tidak ada yang gatal.
"Oke, jadi gini tadi pagi itu aku cerita ke Intan tentang cowo, jadi kemarin itu aku ketemu sama cowok yang lagi tiduran di atas motor, terus aku engga tau siapa dia, siapa namanya, dan aku juga engga tau asalnya dari mana, tapi pas aku udah liat dia, jantung aku itu berdegub kencang terus gemeteran dan sampe panas dingin badan aku, engga tau aku kenapa padahal engga ngerasa sakit sedikit pun" Ucapku panjang lebar.
"Kira-kira aku kenapa Na, Li?" Sambungku bertanya kepada Ratna dan Aulia.
"Kalau menurutku, Adin itu lagi sakit, kalau engga dia jatuh cinta pada pandangan pertama hahahaha" Jawab intan.
"Ih intan jangan gitu ah" Jawabku.
"Hahahaha tapi bisa jadi sih Din, bener kata Intan kamu jatuh cinta pada pandangan pertama" Jawab ratna.
"Ih apa sih kamu udah ah ayo bel udah bunyi tuh kita masuk kelas" Ajak ku.
"Ayo" jawab ratna aulia intan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!