Adiba khanza Adira
Gadis muda yang baru lulus sma berumur 19thn merantau ke ibu kota untuk bekerja sebagai Cleaning service di perusahaan indonesia nomor satu di asia,ia memiliki saudara di ibu kota namun tidak mau tinggal lama-lama dengan saudaranya dengan alasan. tidak ingin merepotkan. Tapi apakah nasip baik akan mengehampirinya? Entah lah, yang jelas tidak lama setelah ia bekerja di perusahaan itu, ayah nya sakit jantung dan membutuhkan uang yang cukup banyak untuk pengobatan nya. Namun di kondisi ini malah ada yang ingin memanfaatkan nya untuk dijadikan istri sementara.
diba pov
Hari ini aku di antar ayah ku ke stasiun untuk pergi ke ibuk kota. Satu bulan lalu aku baru lulus SMA, karena otak ku ini tidak terlalu pandai aku memutuskan untuk langsung bekerja saja tanpa melanjutkan kuliah. Pikirku untuk apa aku kuliah jika aku saja terjangkit virus malas jadi itu akan membuang-buang uang saja. Tidak peduli apapun posisinya yang penting aku tidak membebani orang tua ku lagi karena selain aku orang tua ku juga menyekolahkan dua adik ku yang masih duduk di SMA kelas 1 dan SMP kelas 1 selisih kami masing-masing tiga tahun.
"Pak do'a kan aku ya semoga saat aku kembali kesini lagi aku bisa membanggakan kalian" ucap ku kepada bapak ku sambil menitihkan air mata karena baru kali aku jauh dari ortu ku
"Iya nduk bapak selalu mendo'a kan mu begitu juga ibu mu dan adik-adik mu jangan lupa hubungi bapak ya nanti kalau sudah sampai Jakarta" ucap bapak juga menitihkan air mata namun segera ia hapus karena mungkin tidak mau terlihat lemah di depan anak sulung nya ini.
"Iya pak,bapak jaga kesehatan ya jangan capek-capek kalok kerja," setelah mengucapkan itu aku langsung memeluk bapak.
"Sudah nduk itu lo keretamu sudah mau berangkat ucap bapak memperingatkan anak nya jika nea tidak segera naik kereta ia pasti akan berubah pikiran dan melarang anak nya untuk pergi jauh dari nya.
"Iya pak" ucap ku patuh sambil mengelap ingus dan air matanya lalu pergi berjalan menghampiri keretanya yang hendak berangkat. Sebelum ia naik kereta ia menengok ke belakang ke arah bapak dan melambaikan tangan.
Kereta berangkat pukul 8 pagi mungkin ia sampai di jakarta pukul 11 malam nanti.
Yah benar saja kereta sampai di jakarta pukul 23.05 WIB.
Aku sudah terbangun sejak pukul 9 malam tadi karena aku takut tertinggal di kereta dan nyasar ke pemberhentian lain.
Aku turun dari kereta mataku menyapuseluruh stasiun ternyata sangat jauh beda ya stasiun yang berada di kota ku dengan yang ada di kota besar seperti jakarta. Aku sangat kewalahan membawa barang-barangku yang sangat berat apa lagi ibu ku juga menitipkan satu kardus ayam panggang untuk saudara ku yang ada di sini. Rencana nya sementara aku menginap di rumah pakde ku untuk beberapa hari kedepan sampai aku dapat pekerjaan dan bisa mengotrak sendiri.
Aku terus bejalan sampai di depan stasiun lalu aku menelpon pakde ku yang katanya akaan menjemput ku.
"Halo pak de ini aku sudah di depan stasiun,aku pakai baju warna biru"
"Oo iya aku kesana".
Aku berjalan ke tempat yang di bicarakan pakde ku tadi di telpon.
"Pakde" panggil ku.
"Diba kamu sudah besar yaa, tambah cantik saja kamu" puji pakde ku.
"Hehe iya kan nama nya juga di kasi makan pak de pasti tambah besar lah" ucap ku sambil terkekeh.
"Ya sudah ayo naik mobil pak de! sini biar pakde yang bawa barang kamu" titah nya lalu membawakan semua barang ku dan memasukkan nya ke bagasi mobil.
Mobil pun melaju melewati hiruk piyuk nya Jakarta yang padat. Aku sangat senang melihat banyak lampu-lampu terang di pinggir jalan apa lagi aku dapat melihat monas yang bercahaya dari kejahuan.
"Cekrek" aku memfoto nya dan mengunggah nya di instagram.
Biar lah aku mengunggahnya di sosmed pasti semua teman-teman ku pada banyak yang komentar. Walau pun aku kesini bukan untuk liburan tapi kan setidaknya bisa berguna untuk konten instagram ku Wkwkwk.
Sampai lah aku di rumah pak de ku memang rumah nya tidak terlalu mewah seperti rumah-rumah besar yang ada di tv namun rumah nya cukup mewah jika orang kampung seperti ku yang melihatnya. Tidak tau saja banyak yang lebih mewah dan berkali-kali lipat dari ini.
Aku langsung di persilahkan untuk masuk dan di arahkan ke kamar tamu.
Setelah aku menutup pintu dan pakde ku ke kamarnya aku pun langsung merebahkan tubuhku di kasur dan langsung tertidur pulas karena kecapean perjalanan jauh.
Keesokan harinya aku terbangun pukul 5 dini hari lalu bergegas mencuci muka ku dan berjalan keluar kamar dan menghampiri bu de ku yang sedang memasak.
"Bude sedang masak apa?" Tanya ku.
"Sedang masak rendang" jawab nyasambil mengadum sepatula di atas wajan.
"Boleh aku bantu?"tanya ku.
"Nih" ia pun memberikan sepatula kepada ku dan aku pun menetima nya.
Setelah memasak aku pun menghampiri pakde ku yang sedang duduk membaca koran dan di temani kopi pahit kesukaan nya.
"Selamat pagi pakde" sapa ku lalu duduk di sampinya.
"Pagine" ucap nya lalu mengalihkan
pandangan nya dari koran kepada ku.
"Pakde di panggil bude untuk makan" ujarku.
"Iya habis ini pak de ke meja makan" jawab nya
lalu melipat koran nya. "Kamu rencana nya mau ngelamar kerja
dimana ne?" tanya pakde.
"Di perusahaan ADYM.Crop pakde" jawab ku.
"Itu kan perusahaan terbesar di asia".
"Iya,kemarin aku liat di google bayaranya gede walau pun cuman jadi cleaning servise" ujar ku dengan antusias.
"Jadi kamu mau ngelamar jadi cleaning service?" Tanya
pakde.
"Hehe iya,kan aku juga sadar diri pakde, aku ini cuman lulusan SMA dan nggak terlalu pinter juga" jawab ku sambil terkekeh.
"Kamu serius?lebih baik kamu bantu-bantu pakde aja di toko dari pada bekerja di tempat orang".
"Nggak papa pakde, kan aku juga sekalian mau cari pengalaman dan rencana nya setelah aku dapet kerjaan aku mau ngekos".
"Nggak usah ngekos nanti uang nya kamu simpen buat kirim ke kampung aja, kamu tinggal di sini sama pakde aja" ujar nya.
"Maaf pakde tapi ini sudah menjadi keputusan ku karena aku kesini pengen cari pengalaman dan hidup mandiri" ucap ku menolak secara halus.
"Yasudah jika itu keputusan mu pakde dukung,tapi jika nanti ada apa-apa kamu jangan lupa hubungi pakde,karena kamu disini tanggung jawab pakde" tutur pakde.
SAMPAI SINI AJA DULU YA GUYS
JANGAN LUPA LIKE,KOMEN,VOTE,AND FAVORIT
FOLLOW AKUN AKU
CANDRANIA272_
HAPPY READING!
JANGAN LUPA LIKE,KOMEN, FAVORIT DAN VOTE!
DGN MELAKUKAN HAL TERSEBUT AUTHOR JUGA AKAN SEMANGAT UPNYA...
DAN INI CERITA FIKSI YG TIDAK NYATA YA GUYS!
OKE CUKUP BASA BASINYA YUK CUSS KITA READING
...👀👀👀👀👀👀...
Diba sudah rapi sejak tadi ia sekarang tengah membaca lagi surat lamaran pekerjaan nya siapa tahu ada yang salah.
Jakarta, 31Januari2021
Kepada
HRD ADYM.Crop
JL
Jakarta 59346
Dengan hormat,
Berdasarkan koran harian yang dimuat oleh Tribun jakarta, yang menyatakan bahwa ADYM.Crop telah membuka lowongan pekerjaan dalam Bidang Cleaning Service. Maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Adiba khanza Adira
Tempat, Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama:
Pendidikan Terakhir: SMA
Alamat :
No Telp: +62**********
Dengan dibuatnya surat ini untuk menyampaikan permohonan kepada Bapak/Ibu, agar kiranya dapat mengangkat Saya menjadi Cleaning Service di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu. bersama surat ini saya lampirkan:
Fotocopy Ijazah pendidikan terakhir
Fotocopy Kartu identitas penduduk
Fotocopy surat SKCK dari kepolisian
Daftar riwayat hidup
Pas foto ukuran 4×6
Surat pengalaman kerja
Demikian surat permohonan ini dibuat dan disampaikan, besarnya harapan Saya sekiranya Bapak/Ibu, dapat mempertimbangkannya terlebih dahulu, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.(kalau ada yang salah koreksi yaa)
Setelah merasa sudah yakin dengan surat lamaran kerja nya Nea langsung berpamitan dengan pakde dan bu de nya untuk berangkat melamar kerja.
la berangkat menggunakan ojek online.
Skip
Skip
Skip
Diba, baru keluar dari kantor ia sekarang merasa sangat senang karena telah di terima bekerja di perusahaaan nomor satu di Asia.
"Telpon bapak ah" guman Diba.
"Halo pak, AKU DI TERIMA KERJA PAK!" Teriak Diba kegirangan dan mendapatkan tatapan menyelidik dari beberapa kariawan yang lewat,ia yang merasa di tatap pun tersenyum kik kuk.
"Oh ya alhamdulillah nduk,selamat ya semoga kamu betah di sana" ucap bapak dari dalam telpon.
"Iya pak aku seneng banget"
"Iya pak makasih somoga bapak selau sehat" ucap Diba
"Waalaikumsallam" ucap Diba, lalu mematikan telponnya.
Hari ini adalah hari pertama nya bekerja,ia menjalani nya dengan suka cita karena ia mendapatkan teman baru yang sangat menyenang kan tapi ada juga sih yang nggak menyenangkan.
Saat Diba sedang mengepel "Hai kamu anak baru ya??" sapa seorang gadis dengan membawa nampan yang berisi secangkir kopi.
la yang tadinya fokus mengepel lalu mendongak kan kepalanya. "Iya,nama ku Adiba Khanza Adira, panggil aja Diba" ucap Diba mengulurkan tangan nya namun tidak di balas.
"Maaf aku sedang bawa ini" ia mununjuk nampannya dengan bibirnya.
"Ah iya nggak papa" jawab Diba.
"Nama ku Beatrix " ujar nya.
"Salam kenal ya".
"Aku boleh minta bantuan nggak?"tanya Beatrix.
"Boleh".
"Tolong antar ini ke lantai paling atas ke ruangan CEO"ucap nya. "Aku kebelet nih udah di ujung" imbuh nya.
"Iya deh,tapi ini gimana?"tanya nea sambil menunjuk ke pel-pel an yang ia pegang.
"Itu biar nanti aku yang lanjutin".
"Oh iya udah sini".
Diba pun memasuki lift kariawan menekan lantai 35.
Saat ia sudah di depan pintu yang bertulisan Chief Executive Officer (CEO) la merasa gugup dan ragu untuk memasuki ruangan itu.
Nea mengetuk pintu
"Tok"
"Tok
"Tok"
Sampai tiga kali belum ada jawaban la memberanikan diri untuk mendorong pintu yang sedikit terbuka itu dengan satu tangan.
"Akkhh" betapa terkejutnya ia saat meliat dua orang sedang bercumbu. Yang satu pria dengan tampan nan gagah dengan jas navy nya sedangkan yang satu seorang wanita dengan pakaian sexy nya.
Saat Diba berteriak sotak membuat dua orang yang sedang bercumbu itu kaget lalu menghentikan aksinya.
"Siapa kamu berani-beraninya masuk ruangan saya?" Tanya pria ber jas itu dengan suara beratnya.
Sebelum ini belum pernah ada orang yang berabi mamasuki ruangan ini tanpa ijin,kecuali sekretarisnya William,. Dan sekarang gadis di depan nya ini dengan lancang nya memasuki ruangan nya tanpa ini dari nya.
"Ee..em.. maaf pak saya cleaning service yang baru"ucap Nea sambil menunduk.
"Pecat dia sayang,di udah berani-beraninya ganggu kita" ucap wanita bertubuh sexy itu dengan manja dan tak segan mengalungkan tangan nya leher pria itu.
Namun bukan nya melakukan apa yang wanita itu mau ia malah mengambil telpon yang ada di atas meja kerjanya dan menghubungi seseorang.
"Wil datang keruangan saya!" Serunya pada orang yang ada di dalam telpon.
Tak berselang berapa lama pitu pun terbuka dan menampilkan sosok pria tampan juga berjas namun tak segagah pria berjas navy itu dan keliahatan nya juga agak lebih muda sedikit.
"Tuan memanggil saya?" tanya pria itu.
"Usir gadis itu dari ruangan saya!" Serunya sambil menunjuk ke arah Diba.
"Memang kenapa?" Tanya pria itu.
"Jangan banyak tanya,pokok nya kamu usir dia kalau perlu pecat sekalian".
Tanpa bertanya lagi pria yang baru datang tadi menggiring Diba untuk keluar dari ruangan Ceo tadi.
Di luar ruangan.
"Kamu tadi ngapin sampai membuat tuan Noah marah?" tanya pria itu.
"Ma maaf pak, tapi saya tadi hanya mau mengantarkan kopi ini ke ruangan tadi" jawab Diba dengan gugub.
"Lalu?" la bertanya lagi karena tak mungkin tuan Noah sampai marah seperti itu jika hanya itu saja dan tidak ada kejadian lain.
"E em tadi setelah saya ketuk beberapa kali tidak ada jawaban lalu saya ber inisiatif untuk membukanya dan-" kata-kata Diba menggantung.
"Dan?dan apa?" Tanya pria itu.
"Dan dan saya melihat dua orang tadi sedang...em sedang um" ucap nya sambil memonyongkan bibirnya lucu namun pria itu tidak tertawa entah selera humornya yang tinggi atau ekspresi nea kurang lucu. "Lalu saya refleks berteriak pak" ucap nya dengan polos.
"Lain kali jangan kamu ulangi lagi!" seru pria itu lalu pergi meninggalkan Diba sendirian.
Diba hanya bisa menghela napasnya panjang lalu melangkah pergi dan menaiki lift menekan tombol dimana ruang pantry.
Ke datangan Diba langsung di sambut oleh Beatrix.
"Gimana Diba?"tanya Beatrix
"Em eh aku di marahin" jawab Diba.
"Hah kok bisa? Maaf ya harus nya aku sendiri yang kesana" ucap Beatrix kaget dan juga menyesal.
"Nggak papa tenang aja santuy,ya disini emang aku sih yang salah" ujar Diba.
"Salah apa?? Crita deh!" Tanya Beatrix kepo dan menduduk kan Diba di bangku.
Diba pun menceritakan adegan ciuman barusan dan membuat Beatrix syok.
"Apah? Jadi lo liat pak Noah ciuman sama cewek nya?" Tanya Beatrix antusias setengah berteriak.
"Syussstttt jangan keras-keras" pinta Diba
"Iya-iya sorry" ucap Beatrix memelankan suaranya.
"Pasti cewek yang lo maksud itu cewek yang biasa kesini itu yang pakean nya kurang bahan kayak ****** itu" cibir Beatrix pedas.
"Syutt jangan ngomong gitu, emangnya kamu nggak takut kalau ada yang dengar dan kamu di aduin?"tanya Diba polos.
"Alah itu mah udah biasa semua orang disini emang nggak suka sama pacar nya pak Noah " ucap Beatrix dengan enteng.
"Owh gitu ya".
"He'em".
"Trus laki-laki yang di surung ngusir aku tadi kamu tau siapa?"tanya Diba
"Itu pasti pak William asisten pribadinya pak Noah"
"000".
Saat pulang kantor.
Sekarang Diba dan Beatrix selesai berganti baju di kamar mandi sekarang mereka berdua sedang berkaca dan membereskan barang-barang mereka.
"Diba lo naik apa?" tanya Beatrix
"Aku tadi berangkat naik ojol"
"Pulang bareng yuk" ajak Beatrix
"Yuk tapi naik apa?"tanya Diba
"Gue bawa motor ayo gue anter dari pada lo naik ojol".
"Nggak ngerepotin nih?" Tanya dDiba
"Enggak kok, kuy" setelah mengatakan itu Beatrix ngacir pergi.
"Beatrix tunggu" teriak Diba lalu berlari mengusul Beatrix
Namun "bruk" Diba menabrak tubuh tegap dan dada bidang seseorang namun karena kokoh nya tubuh itu ia tidak bergeser atau mergerak sedikitpun melainkan nea lah yang tersungkur di lantai.
"Auwh" pekik Diba tejatuh.
"Kamu punya mata atau tidak?"tanya pria itu dengan suara beratnya.
Diba mendongak dan, oh tidak Diba menabrak orang yang salah,ia menabrak orang yang memarahinya tadi.
Tanpa di bantu Nea berdiri sendiri dan menundukkan kepalanya seraya meminta maaf kepada pria tersebut.
"Maaf pak" ucap nya dengan lirih dan menunduk kan kepalanya.
"Tidak sopan" cibirnya yang membuat bulu kuduk nea merinding.
"Kalau berbicara tatap orang nya!" Seru pria
itu lalu nea mendongak dengan perasan takut
hingga membuat tubuh nya gemetar.
"Ma maaf pak" guman Diba lirih dengan mencoba menatap pria itu.
"Apa kamu bilang? Kalau bicara itu yang jelas!"
"Saya minta maaf pak soal yang tadi pagi dan yang barusan"ucap Diba memberanikan diri.
Pria itu tidak menanggapi,ia malah tersenyum licik.
"Semua itu ada hukuman nya,tapi tidak sekarang saya akan memberika hukuman jika saya sudah menemukan hukuman yang cocok untuk mu"
'Hah apa? Hukuman yang cocok? Emang ada ya yang seperti itu?' Rutuk Diba dalam hati
Setelah mengatakan itu pria tersebut langsung pergi menunggalkan Diba sendirian.
'Nggak CEO nggak asistenya sama-sama suka ninggalin orang cibir Diba dalam hati.
lalu Diba ikut pergi juga menyusul Beatrix yang mungkin sudah meninggalkan dia.
Tapi ternyata enggak dong, Beatrix masih setia menunggunya diatas motor matic nya.
"Lama banget si lo ngapain aja sih di dalem?"gerutu Beatrix
"Sorry tadi ada pohon gede di tengah jalan jadi gue nabrak deh" ucap Nea setengah bergurau.
"Hah pohon? Mana ada pohon di dalem kantor, ngacok lo!".
Diba menaiki motor Beatrix dan Beatrix melajukan motornya.
" Beatrix kamu tinggal di mana?" tanya Diba
"Hah apa?"tanya Beatrix tidak kedengeran karena hembusan angin yang kencang juga kendaraan yang berlalu lalang. "KALAU NGOMONG TU YANG KERAS!" Teriak Beatrix.
"KAMU TINGGAL DI MANA?" Tanya Diba lagi dengan mengeraskan volume suaranya.
"Oh aku tinggal di deket sini, ngekos".
"HAH KAMU NGEKOS!" Teriak Diba
"Jangan keras-keras Diba!"
"Tadi katanya suruh keras"
"Itu kan tadi sekarang udah nggak rame lagi".
"Iya-iya, btw di tempat kos kamu ada nggak yang masih kosong gitu?" tanya Diba.
"Hem ada sih, lo mau ngekos?" tanya Beatrix
"Iya".
"Dari pada lo ngekos sediri mending ngekos bareng gue aja, jadi kita bayarnya setengah-setengah kan irit" tawar Beatrix
"Emang boleh ya kayak gitu?"tanya Diba
"Ya boleh lah" jawab Beatrix
Beruntung sekali Dida baru datang ke kota jakarta sudah dapat temen seperti Beatrix, tak tahu lagi ia harus bilang apa teman barunya itu memang sangat baik.
SAMPAI SINI AJA DULU JANGAN LUPA LIKE,KOMENT,VOTE,DANFAVORIT.
SUPORT : Adiba khanza Adira
Beatrix
William
Noah Aditama
Happy reading!
Pagi ini Diba sudah siap untuk pergi bekerja namun ia belum berangkat karena masih menungggu sahabat barunya.Yah Diba sekarang sudah tinggal bersama Beatrix lebih tepatnya nge-kost bersama Beatrix.
"trix, cepet dong" kesal Diba karena dari tadi sania masih saja berdiri di depan kaca entah. apa yang ia lakukan sampai selama itu.
"Iya-iya gue udah siap" ujar Beatrix seraya berputar-putar.
"Uhuk-uhuk" Diba terbatuk-batuk mencium parfum baru Beatrix yang baru kemarin ia beli.
"Lo kenapa?"tanya Beatrix.
"Lo nggak sadar apa kalau minyak wangi lo itu bau nya nyengat banget kayak minyak nyong-nyong" ucap Diba sambil menutup hidung nya.
"Sembarangan lo ini tu parfum mahal ya baru kemarin gue beli" ucap Beatrix tak terima.
"Iya deh iya terserah lo mau ngomong apa yang penting sekarang buruan kita berangkat" ajak Diba lalu keluar karena tak tahan bau parfum dari Beatrix.
"Ding ding ding ding" suara ponsel Diba berbunyi ia pun langsung mengangkat telpon tersebut, ternya yang menelpon adalah nomor ayah nya.
"Halo pak"
"Halo mbak ini aku Rifki" ucap laki-laki dalam telpon itu adalah adik nya yang duduk di bangku SMA.
"Iya ada apa dek?"tanya Diba.
"Bapak sakit mbak" ucap nya to the point.
"Hah apa? Sakit apa?" Tanya Diba khawatir.
"Bapak kena serangan jantung mbak dan harus segera di operasi"
Seakan tidak punya tulang Diba jatuh lemas begitu saja di lantai dengan bercucuran air mata.
Namun ia menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis terlalu kencang,karena itu hanya akan membuat keluarga nya tambah sedih. Ia mencoba kuat dan berpikir positif juga memberika pikiran positif itu untuk adik nya jika bapak nya tidak akan kenapa-napa.
"Mbak-mbak masih disana kan?" Tanya Rifki yang tidak mendengar suara Diba.
Diba tersentak kaget lalu sadar dari lamunan nya "i iya mbak masih di sini.kamu tenang aja nanti mbak akan kirim uang untuk bapak" ucap Diba tanpa berfikir panjang.
"Tapi mbak biaya nya itu nggak sedikit" ujar Rifki di dalam telpon.
"Udah tenang aja kamu kan tau mbak mu ini kerja di kantor besar pasti gajinya juga besar.ya walau pun cuman jadi cleaning servis tapiatasan mbak juga baik jadi mungkin mereka mau membantu" ucap Diba panjang lebar.
"Rifki kamu telpon siapa?" Terdegar suara wanita yang sangat Diba kenal,yah itu ibu Diba.
"Telpon mbak buk,mbak juga harus tau"
"Kamu jangan bebani mbak mu,mbak mu juga butuh uang untuk hidup di kota besar di sana".
Terdengar perdebatan di sana. Diba hanya diam.
"Diba ini ibu,sudah kamu jangan dengarkan apa kata adik mu bapak nggak papa kok.ibu juga udah menawarkan sawah kita untuk di jual jadi kamu nggak perlu pikirin kita disini"
"Nggak bu Diba akan tetap kirim uang untuk bapak,nanti nea akan coba pinjam ke perusahaan bu".
"Kalau tidak bisa jangan di paksa nak nanti kamu malah yang terbebani"
"Nggak kok bu Diba nggak merasa terbebani"
"Ya sudah bu Diba mau berangkat keja dulu" ucap Diba lalu mematikan panggilan telpon tersebut.
Tanpa ia sadari ternyata ada seseorang mengangamati dan mendengarkan semua obrolan Diba di telpon. Siapa lagi jika bukan teman nya itu ' Beatrix'.
"ba, lo yang sabar ya gue denger semua tadi dan gue juga ikut sedih dengernya gue nggak bisa bantu apa-apa cuman bisa bantu do'a buat kesembuhan bapak lo" ujar Beatrix.
"Nggak papa san,makasih ya lo udah doa in bapak ku"
"Nanti gue bantu deh ngomong ke pihak keuangan kantor buat pinjemin lo duit"ujar Beatrix.
"Makasih ya trix, lo baru aja jadi temen gue tapi udah sebaik ini ke gue" ucap Diba.
"Iya udah melow-melow an nya nanti kita lanjutin setelah pulang kerja aja sekarang mari kita bekerja untuk mencari duit yang banyak" seloroh Beatrix membuat Diba tersenyum sambil mengusap air matanya.
"Kuy"
Mereka berdua pun bergas pergi kekantor menggunakan motor matic kesayangan Sania.
Sekarang Beatrix dan Diba sedang berda di ruangan bagian keuangan kantor.
"Maaf sebelumnya perusahaaan tidak bisa meminjamkan uang sebesar itu kepada kariawan apa lagi kamu adalah kariawan baru yang belum genap bekerja satu bulan di sini masak ia kamu dah kas bon aja" kata-tanya. memang manis di awal tapi liat di akhir nya nylekit BGT.
"Oh gitu ya bu" ucap Diba dengan lesu.
"Masak nggak bisa si bu setengah deh setengah nggak papa,ini itu urgend banget" ucap Beatrix membantu membujuk staf keuangan tersebut.
"Maaf tetap nggak bisa,tapi jika memang uang nya sangat di butuhkan lebih baik kamu. ngomong langsung sama ceo disini karena hanya ia yang bisa mengubah peraturan" saran staf keuangan tersebut.
"Ya sudah bu terima kasih" ucap Diba dan Beatrix lalu keluar dari ruangan itu dengan wajah yang di tekuk.
Diba dan Beatrix berjalan beriringan.
"Gimana ini san?" Tanya Diba.
"Ya pilihan satu-satunya lo harus minta bantuan ke pak Noah CEO sekaligus pemilik kantor ini" jawab Beatrix.
"Tapi gue takut".
"Ntar gue temenin tapi gue tunggu di depan lo yang masuk hehehe" ucap Beatrix sambil terkekeh untuk mencairkan suasana.
"Itu mah sama aja boong" dengus Diba kesal.
"Yaudah yuk kita lanjuk bersih-bersih" ajak Beatrix lalu mereka berdua pun melanjutkan tugas masing-masing.
Sekarang tiba lah jam pulang kantor.
Diba dan Beatrix sekarang berdiri di depan pintu yang bertuliskan (CEO).
"Trix,temenin aku dong" bisik Diba kepada Beatrix.
"Gue nggak berani" cicit Beatrix.
"Kamu aja nggak berani apalagi gue yang pernah buat kesalahan" ucap Diba mengingat ia sudah melakukan kesalahan dua kali kepada CEO.
Tanpa menggubris perkataaan Diba, Beatrix mengetuk pintu.
"Tok"
"Tok"
"Tok"
"Masuk!" Seru seseorang dengan suara beratnya dari balik pintu yang membuat bulu kuduk Diba dan Beatrix merinding.
"Udah sono buruan masuk!" Ucap Beatrix membukak kan pintu untuk Diba.
Mau tak mau Diba harus masuk sekarang karena pintu sudah terbuka lebar.
Dengan menampilkan senyum semanis mungkin Diba masuk dengan rasa takut yang memenui hati nya.
Pria itu fokus dengan laptop nya dan tanpa menoleh ke arah Diba pria yang ada di dalam sana mempersilahkan Diba untuk duduk.
"Duduk!" Titahnya dan Diba pun patuh dan duduk menghadap pria itu,ia tak kuasa menatap wajah di depan nya dan memilih untuk menunduk.
"Terima kasih Pak" ucap Diba dan itu pun masih belum di lihat oleh pria itu,ia hanya mengangguk dan masih fokus dwngan laptop nya.
"Jadi ada keperluan apa kamua kesini?" Tanya nya dengan to the point.
"Em jadi gini pak saya kesini mau meminjam
uang sebesar 100jt ke perusahaan untuk
pengobatan bapak saya" ucap Diba dengan lirih.
"Apa yang akan saya dapatkan dengan saya meminjamkan kamu uang?" Tanya pria itu.
Sebenarnya kalau hanya 100jt saja kecil bagi Noah tapi ia tidak ingin memberika uang itu secara cuma-cuma dan tanpa imbalan apapun.
"Saya tidak bisa memberikan apapun untuk bapak karena memang saya tidak punya apa pun pak, saya janji akan mengembalikan uang itu dengan cara mencicilnya sampai lunas walaupun sampi seumur hidup saya".
"Saya mohon pak,bapakk saya di kampung sedang sakit jantung dan perlu di oprasi jika tidak-" Diba tidak melanjutkan kata-katanya.
Pria itu mendongak lalu menatap manik coklat milik Diba "jika tidak apa?" Tanya nya.
"B bapak tidak akan selamat" ucap Diba dengan air mata yang sudah tak dapat di bendung lagi.
"Kamu tahukan uang 100 juta bukan uang yang kecil? Saya bersedia membantu kamu asal kamu menikah dengan saya" ucap Noah dengan enteng nya.
"Ha maksud bapak?" Tanya Diba tak percaya karena baru minggu lalu ia melihat pria itu sedang bercumbu dengan wanitanya dan sekarang mengajak nya menikah.
Entah terjatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus mau menikah dengan CEO muda dan tampan di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
"Kalau kamu tidak mau ya sudah saya tidak keberatan toh juga saya tidak merasa di rugikan"
"Ta tapi pak"..
"Pergi dari ruangan saya!" Titah Noah.
"I iya pak saya bersedia untuk menikah dengan bapak tapi saya mau uang nya secepat nya" tanpa berpikir panjang lagi Diba bersediah untuk menikah dengan bos nya itu karena sudah tidak ada cara lain untuk ia mendapatkan uang untuk pengobatan bapak nya..
"Bagus. Itu bisa di atur" ujar pria itu lalu mengambil telpon nya dan menghubungi seseorang.
"Wil, datang keruangan saya sekarang!" Serunya lalu langsung mutus sambungan telpon nya.
William Danuarta
Sekertaris pribadi tuan Noah . Yang juga berwajah tampan namun belum kunjung mempunyai pasangan nerbeda dengan tuanya yang sudah memiliki kekasih. Sampai-sampai ada beberapa karyawan yang bergosip jika tuan Noah itu 'gay'.
"Lo serius akan menikah dengan wanita itu?"tanya William memastikan lagi apa yang di katakan tuan nya itu.
"Ya saya serius dan sekarang kamu buat kan surat perjanjian pernikahan untuk saya" Diba kaget mendengar itu 'surat perjanjian pernikahan' apa maksudnya apakah pernikahan nya nanti akan seperti yang ada di novel-novel pernikahan kontrak?.
Surat perjanjian
Pihak 1: Noah Aditama. Pihak 2: Adiba Khanza Adira
Setelah menerima uang sebesar 100jt rupiah pihak 2 wajib menikah dengan pihak 1.
Setelah menikah pihak 2 wajib menuruti semua apa yang di katakan pihak 1.
Pernikahan hanya akan berlangsung selama lima bulan.
Jika suatu hari nanti datang waktu nya pihak 1 dan pihak 2 berpisah pihak 2 tidak berhak menggugat harta pihak 1 kecuali pihak 1 sendiri yang memberikan harta itu.
Setelah membaca isi surat perjanjian itu nea merasa tidak keberatan namun ia ingin mengajukan satu perjanjian.
"Bagaimana?" Tanya Noah.
"Saya tidak keberatan pak,tapi karena pernikahan ini bersifat sementara jadi saya ingin mengajukan perjanjian untuk tidak akan melakukan hubungan badan" mendengar itu semua Noah tersenyum devil.
"Oke saya kabulkan. will tambahkan point itu tanpa merubah isi perjanjian yang telah tertulis sebelumnya ucap Noah masih dengan senyum devil nya.
William mengangguk dan segera menambahkan point yang di minta oleh Diba.
Setelah di rasa sudah mantap Diba tanpa berpikir panjang langsung menandatangangi surat tersebut di atas materai.
" Will, ambilkan uang di brangkas!" Titah Noah.
"Baik tuan" ucap nya dengan patuh lalu berjalan kearah btangkas dan memasukakan pin nya lalu mengambil uang dan ia maksukkan ke dalam tas.
"Ini tuan" William meletakkan tas itu.
"Berikan kepada gadis itu!" Titahnya lalu William pun menurutinya dan memberikan tas yang berisi uang tersebut kepada Diba.
"Terima kasih pak" ucap Diba.
"Kamu boleh pergi!" Titah Noah.
"Baik pak,sekali lagi saya terima kasih dan juga saya mau minta ijin untuk cuti tiga hari untuk memberikan uang ini kepada orang tua saya dan sekaligus menengok kondisi bapak saya".
"Okeh saya ijin kan tapi awas kalau sampai kamu coba-boba kabur dari saya, kamu tau kan siapa saya?".
"I iya pak saya janji tidak akan kabur" ucap Diba.
"Tunggu apa lagi? Keluar!" Diba tersentak kaget lalu keluar dari ruangan itu.
"Huh" Diba menghela napas lega bisa mendapatkan uang untuk pengobatan bapak nya di kampung.
"Gimana?" tanya Beatrix yang sedari tadi menunggu di depan pintu.
Diba hanya mengangkat tas yang berisi uang tersebut seraya mengode jika yang ada di dalam sana adalah uang.
"WOW lo pakein jampi-jampi apa tuh pak Noah ?" tanya Beatrix tak percaya.
"Astagfirullah, gue nggak se musrik itu sampem ngasi pak Noah jampi-jampi".
"Hahaha ceritain dong ke gue gimana cara lo bujuk pak Noah sampek lama gitu di dalem,atau jangan-jangan lo-" Beatrix menggeleng-geleng kan kepalanya untuk menetralisir pikiran nya yang sudah trafeling ke mana-mana.
"Sembarangan lo, gue nggak ngapa-ngapain kok di dalem" ucap Diba meyakinkan Beatrix.
"Ya siapa tau aja lo udah buntu dan lo berinisiatif buat menggoda pak Noah" ucap Beatrix menumpahkan semua pikiran negatif yang ada di dalam pikiran nya.
"Udah dari pada kamu mikir yang macem-macem mending sekarang lo antar gue aja ke stasiun, gue mau pulang sekarang" ucap Diba panjang lebar.
"Jadi lo mau pulang kampung?" tanya Beatrix.
"Iya aku mau pulang sekarang,lebih cepat lebih baik kan".
"Iya sih tapi lo tega ninggalin temen baru lo yang cantik nya kelewatan ini" ucap Beatrix dengan melankonis.
"Iya kelewatan sampek nabrak trus terus jadi ancur kek gini" ucap Diba sambil tertawa terbahak-bahak dan melupakan sejenak masalah yang ia alami.
Tiba-tiba ponsel Diba berbunyi dan Diba pun langsung mengangkat nya.
"Halo"
"...."
"A apa?" Seakan runtuh dunia nya ia langsung terkulai lemas di lantai dengan air mata yang sudah banjir ke mana-mana.
SAMPAI SINI AJA DULU YA!
LIKE, KOMEN,VOTE, DAN FAVORIT👍
JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR JUGA☺️🎭
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!